Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada rentang waktu Juli 2017 - Agustus 2017
di Laboratorium Bioproses Universiti Teknologi Malaysia. Surface tension test
dilakukan di Laboratorium Petrolium Universiti Teknologi Malaysia.

3.2. Variabel Penelitian


3.2.1. Variabel Bebas
1) Pelarut yang digunakan berupa air dan metanol.
2) Konsentrasi gliserol dan NaCl masing-masing adalah 1 mmol, 2 mmol, 3
mmol, 4 mmol, dan 5 mmol.
3) Ratio campuran gliserol:NaCl adalah 1:5, 3:3, dan 5:1.
3.2.2. Variabel Tetap.
1. Volume pelarut 250 ml.
2. Massa daun Colubrina asiatica 15 gr per sampel.
3. Kondisi operasi ekstraksi: temperatur air (100 oC), dan metanol (65 oC)
selama 5 jam.

3.3. Alat dan Bahan


3.3.1. Alat
1) Oven
2) Blender
3) Saringan
4) Inkubator
5) Neraca
6) Spatula
7) Gelas ukur
8) Gelas kimia
9) Pipet tetas
10) Filter paper
11) Soxhlet extractor apparatus

15
16

12) Tabung reaksi


13) Pipet volume
14) Rak tabung reaksi
15) Tensiometer
3.3.2. Bahan
1) Daun Colubrina asiatica (Peria Pantai)
2) NaCl
3) Gliserol
4) Aquadest
5) Metanol
6) Sodium laurat sulfat

3.4. Prosedur Penelitian


3.4.1. Persiapan Bahan Baku
1) Daun Colubrina asiatica dicuci menggunakan air, lalu dikeringkan
didalam oven selama 7 hari pada temperatur 39 oC,
2) Sampel dikecilkan dengan blender sampai berbentuk serbuk, kemudian
diayak ukuran 7/16 mesh,
3) Sampel kemudian disimpan didalam wadah plastik sampai hari ekstraksi.
3.4.2. Ekstraksi
1) Sebanyak 15 gr Colubrina asiatica dimasukan kedalam filter paper, untuk
ditempatkan didalam soxhlet extractor,
2) Sebanyak 250 ml pelarut ditambahkan kedalam bottom flask,
3) Proses ekstraksi dilakukan selama 5 jam. Dengan temperatur operasi air
100 oC, metanol 65 oC.
3.4.3. Proses Pencampuran Bahan Aditif
1) Ekstrak Colubrina asiatica sebanyak 25 sampel masing-masing 10 ml,
2) Larutan tersebut terdiri dari hasil ekstraksi menggunakan pelarut air
sebanyak 14 sampel, sisanya menggunakan pelarut metanol,
3) Larutan aquadest sebanyak 10 ml disiapkan untuk melarutkan zat
pembanding,
17

4) Dilakukan penambahan NaCl dan gliserol masing-masing dengan


konsentrasi 1 mmol, 2 mmol, 3 mmol, 4 mmol, dan 5 mmol kedalam 10
sampel ekstrak Colubrina asiatica dari masing-masing pelarut,
5) Hasil ekstraksi dengan pelarut air dicampurkan dengan campuran
gliserol:NaCl dengan rasio 1:5,
6) Ulangi prosedur 5 dengan rasio gliserol:NaCl 3:3 dan 5:1,
7) Sebagai parameter pembanding dibuatkan larutan SLS, dan dilakukan
penambahan 0,1 gr SLS kedalam ekstrak Colubrina asiatica.

3.5. Prosedur Analisa


3.5.1. Pengukuran yield
Sampel daun Colubrina asiatica yang belum diekstrak ditimbang
sebanyak 15gr. Kemudian setelah dilakukan proses ekstraksi, sampel dikeluarkan
dari filter paper dan dipindahkan ke dalam cawan porselen untuk dilakukan
proses pengeringan didalam oven selama 24 jam. Setelah sampel kering, sampel
ditimbang untuk mendapatkan jumlah massa yang hilang selama proses ekstraksi.
Dengan persamaan dibawah akan didapat total yield ekstraksi:
DB−DA
%yield = ×100 %
DB

Keterangan: DB : Sampel daun Colubrina asiatica sebelum ekstraksi (gr)


DA : Sampel daun Colubrina asiatica setelah ekstraksi (gr)
3.5.2. Ability Test
Setelah sampel disiapkan, tabung reaksi diguncang selama 15 s. ketinggian
dari foam yang terbentuk menandakan ability larutan dalam memproduksi foam.
3.5.3. Stability Test
Foam yang telah terbentuk, kemudian akan diukur ketinggiannya dalam
fungsi waktu untuk mengetahui stabilitasnya. Fungsi waktu pengamatan pada 0
jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam, 12 jam, 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.
Kemudian data akan dimasukan kedalam tabel 3.1., 3.2., 3.3., 3.4., dan 3.5.
18

Tabel 3.1 Pengaruh konsentrasi NaCl (mmol) terhadap ketinggian foam (cm)
pada ekstrak Colubrina asiatica dengan pelarut metanol
Konsentrasi Fungsi waktu (jam)
(mmol) 0 2 4 6 8 10 12 24 48 72
1
2
3
4
5

Tabel 3.2 Pengaruh konsentrasi NaCl (mmol) terhadap ketinggian foam (cm)
pada ekstrak Colubrina asiatica dengan pelarut air
Konsentrasi Fungsi waktu (jam)
(mmol) 0 2 4 6 8 10 12 24 48 72
1
2
3
4
5

Tabel 3.3 Pengaruh konsentrasi gliserol (mmol) terhadap ketinggian foam (cm)
pada ekstrak Colubrina asiatica dengan pelarut metanol
Konsentrasi Fungsi waktu (jam)
(mmol) 0 2 4 6 8 10 12 24 48 72
1
2
3
4
5

Tabel 3.4 Pengaruh konsentrasi gliserol (mmol) terhadap ketinggian foam (cm)
pada ekstrak Colubrina asiatica dengan pelarut air
Konsentrasi Fungsi waktu (jam)
(mmol) 0 2 4 6 8 10 12 24 48 72
1
19

2
3
4
5

Tabel 3.5 Pengaruh rasio gliserol:NaCl terhadap ketinggian foam (cm)


Fungsi waktu (jam)
Sampel
0 2 4 6 8 10 12 24
Gliserol 1 mmol
+ NaCl 5 mmol
Gliserol 3 mmol
+ NaCl 3 mmol
Gliserol 5 mmol
+ NaCl 1 mmol

Tabel 3.6 Ketinggian foam (cm) pada parameter pembanding


Fungsi waktu (jam)
Sampel
0 2 4 6 8 10 12 24
Ekstrak
(pelarut air)
Ekstrak
(pelarut metanol)
Ekstrak (pelarut
air) + SLS
Ekstrak (pelarut
metanol) + SLS
Larutan SLS

3.5.4. Surface Tension Test


Sampel yang telah mengalami pengujian stabilitas akan digunakan
kembali untuk diukur efeknya dalam penurunan tegangan permukaan air
menggunakan tensiometer. Sampel yang memberikan hasil positif pada stabilitas
yang akan diuji. 10 ml sampel akan dimasukan kedalam cawan untuk
dihubungkan dengan ring yang terdapat didalam tensiometer untuk kemudian
20

dilakukan analisa tegangan permukaan. Data hasil penelitian kemudian dimasukan


kedalam tabel 3.6., dan 3.7.

Tabel 3.7 Pengaruh penambahan zat aditif terhadap tegangan permukaan larutan
Tegangan permukaan
Sampel
(mN/m)
1 mmol NaCl
2 mmol NaCl
3 mmol NaCl
4 mmol NaCl
5 mmol NaCl
1 mmol gliserol
2 mmol gliserol
3 mmol gliserol
4 mmol gliserol
5 mmol gliserol
Glicerol 1 mmol + NaCl 5 mmol
Gliserol 3 mmol + NaCl 3 mmol
Gliserol 5 mmol + NaCl 1 mmol

Tabel 3.8 Tegangan permukaan parameter pembanding


Tegangan
sampel
permukaan (mN/m)
Ekstrak (pelarut air) + SLS
Ekstrak (pelarut metanol) + SLS
Larutan SLS
Ekstrak (pelarut air)
Ekstrak (pelarut metanol)
3.6. Diagram Alir Penelitian
21

Gambar 3.1. Diagram alir penelitian

Anda mungkin juga menyukai