Anda di halaman 1dari 5

A.

TINDAKAN PEMASANGAN WSD (WATER SEAL DRAINAGE)

1. Pengertian WSD
Water seal drainage merupakan tindakan invasif yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thoraks dan
mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung.
Indikasi pemasangan WSD :
1) Hemotoraks, efusi pleura
2) Pneumotoraks (> 25 %)
3) Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk
4) Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator
5) Bedah paru

2. Tujuan pemasangan wsd


Tujuan dilakukan pemasangan wsd pada pasien antara lain :
a) Memungkinkan cairan (darah, pus, efusi pleura ) keluar dari rongga pleura
b) Memungkinkan udara keluar dari rongga pleura
c) Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan
pneumotoraks.
d) Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan
tekanan negatif pada intra pleura.
3. Jenis jenis wsd
a. Wsd dengan satu botol
Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai
dua lubang , satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang
masuk hampir ke dasar botol.
Keuntungan :
 Penyusunannya sederhana
 Mudah untuk pasien yang berjalan
Kerugian :
 Saat drainase dada mengisi botol lebih banyak kekuatan yang
diperlukan
 Untuk terjadinya aliran tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan
botol
 Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang
membatasi garis pengukuran drainase
b. Wsd dengan dua botol
Pada sistem dua botol , botol pertama adalah sebagai botol penampung dan
yang kedua bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, pengisapan
dapat dilakukan pada segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke
ventilasi udara.
Keuntungan :
 Mempertahankan water seal pada tingkat konstan
 Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik
Kerugian :
 Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk
masuk ke dalam area pleura
 Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan
botol
 Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran
udara
c. Wsd dengan tiga botol
Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua
botol. Botol ketiga disusun dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini yang
terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan bukan
jumlah penghisap di dinding yang menentukan jumlah penghisapan yang
diberikan pada selang dada. Jumlah penghisap di dinding yang diberikan pada
botol ketiga harus cukup untuk menciptakan putaran putaran lembut
gelembung dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan kehilangan air,
mengubah tekanan penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam unit
pasien. Untuk memeriksa patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan,
penghisap harus dilepaskan saat itu juga.
Keuntungan :
 Sistem paling aman untuk mengatur penghisapan
Kerugian :
 Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan
dalam perakitan dan pemeliharaan
 Sulit dan kaku untuk bergerak/ambulasi
d. Unit drainage sekali pakai
a) Pompa penghisap pleural emerson
Merupakan pompa penghisap yang umum digunakan sebagai
pengganti penghisap di dinding. Pompa penghisap emerson ini dapat
dirangkai menggunakan sistem dua atau tiga botol.
Keuntungan :
 plastik dan tidak mudah pecah
Kerugian :
 mahal
 kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila
unit terbalik
b) fluther valve
keuntungan :
 ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit
terbalik
 kurang satu ruang untuk mengisi
 tidak ada masalah dengan penguapan air
 penurunan kadar kebisingan
kerugian :
 mahal
 katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan
intra pleura karena tidak adanya fluktuasi air pada ruang water
seal
c) calibrated spring mechanism
keuntungan :
 mampu mengatasi volume yang besar
kerugian :
 mahal
e. wsd selang dada
selang dada di kategorikan sebagai pleura atau mediastinal tergantung pada
lokasi ujung selang. Pasien dapat dipasang lebih satu selang pada lokasi yang
berbeda tergantung tujuan selang. Selang yang lebih besar (20-36 french)
digunakan untuk mengalirkan darah atau drainase pleura yang kental. Selang
yang lebih kecil (16-20 french) digunakan untuk membuang udara.

4. Pemasangan WSD
1) Persiapan alat
a. Sarung tangan steril
b. Doek steril
c. Spuit 5 cc steril
d. Pisau bedah steril
e. Klem arteri lurus 15-17 cm steril
f. Klem pemegang jarum (nadi voerder) dan jarum jahit kulit yang steril
g. Benang steril untuk jahitan kulit
h. Selang untuk drain yang steril
2) Cara pemasangan wsd
a. Bila mungkin penderita dalam posisi duduk. Bila tidak mungkin setengah
duduk, bila tidak mungkin dapat juga penderita tiduran dengan sedikit
miring ke sisi yang sehat
b. Tentukan tempat untuk pemasangan WSD. Bila di sebelah kanan, disela
iga 7 atau 8 , kalau di sebelah kiri di sela iga 8 atau 9 linea aksilaris
posterior atau kira kira sama tinggi dengan sila iga dari angulus inferius
scapulae. Bila di dada dibagian depan dipilih sela iga 2 digaris
midklavikula kanan atau kiri.
c. Ditentukan kira kira tebal dinding toraks
d. Secara steril diberi tanda pada selang wsd dari lubang terkahir selang wsd
tebal dinding thoraks (misalnya dengan ikatan benang)
e. Cuci tempat yang akan dipasang wsd dan sekitarnya dengan cairan anti
septik
f. Tutup dengan duk steril
g. Daerah tempat masuk wsd dan sekitarnya dianastesi setempat secara
infiltrate dan blok
h. Insisi kulit subkutis dan otot dada ditengah sela iga
i. Irisan diteruskan secara tajam (tusukan) menembus pleura
j. Dengan klem arteri lurus lubang diperlebar secara tumpul
k. Selang wsd diklem dengan arteri klem dan di dorong masuk ke rongga
pleura (sedikit dengan tekanan )
l. Fiksasi selang wsd sesuai dengan tanda pada selang wsd
m. Daerah luka dibersihkan
n. Selang wsd disambung dengan botol drain steril
o. Bila mungkin dengan continours suction dengan tekanan 24 sampai 32 cm
air
3) Perawatan luka wsd
a. Verbang diganti tiga hari sekali
b. Diberi zalf steril
4) Perawatan selang dan botol wsd
a. Cairan dalam botol wsd diganti setiap hari diukur berapa cairan yang
keluar kalau ada dicacat
b. Cairan dibotol wsd adalah cairan antiseptik
c. Setiap hendak mengganti botol dicatat berapa pertambahan cairan
d. setiap hendak mengganti dicacat undulasi ada atau tidak
bila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang sangat penting
karena bebrapa kondisi dapat terjadi antara lain :
 motor suction tidak jalan
 selang tersumbat atau terlipat
 paru paru telah mengembang
oleh karena itu harus yakin apa yang menjadi penyebab segara
periksa kondisi sistem drainase, amati tanda tanda kesulitan
bernapas.
e. setiap hendak mengganti dicatat adanya gelembung udara yang keluar
dari wsd.
f. penggantian botol harus tertutup untuk mencegah udara masuk ke
dalam rongga pleura yang mengklem selang atau dilipat dan diikat
dengan karet
g. setiap penggantian botol atau selang harus memperhatikan sterilitas
botol dan selang harus tetap steril.
h. penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri sendiri
dengan memakai sarung tangan steril.

5) Indikasi pengangkatan selang dada


a. Satu hari berhentinya kebocoran udara
b. Drainase < 50 -100 cc cairan/hari
c. 1-3 hari pasca operasi jantung
d. 2-6 hari pasca operasi thoraks
e. Obliterasi rongga empiema
f. Drainase serosenglinosa (keluarnya cairan serous) dari sekitar sisi
pemasangan selang dada
6) Dinyatakan berhasil bila
a. Paru sudah mengembang penuh pada pemeriksaan fisik atau radiologi
b. Darah cairan tidak keluar dari wsd
c. Tidak ada pus pada selang wsd
7) Mengangkat wsd
a. Disediakan alat alat untuk mengangkat jahitan kulit yang steril
b. Kain kasa steril
c. Zalf steril
d.Teknik
 Angkat jahitan
 Pasien disuruh bernafas dalam
 Pada waktu ekspirasi dalam dan menahannya , wsd di angkat
dengan menutup kain kasa steril yang mengandung zalf steril.
8) Dikatakan baik dan dapat dipulangkan bila
a. Keadaan umum memungkinkan
b. Pada kontrol 1-2 hari pasca pengangkatan wsd, paru tetap
mengembang penuh
c. Tanda tanda infeksi atau empiema tidak ada

nijsioajfwifncks

Anda mungkin juga menyukai