Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRATIKUM MIKROBIOOGI

MORFOLOGI KAPANG PADA TOUCO DAN KHAMIR PADA MADU

DWIKE RAHMADINI(202210571)

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETIKA


POLTEKKES KEMENKES PADANG
HARI /TGL :MINGGU ,7 FEBRUARI 2021

PRATEK KE /GOL :3/7

JUDUL PRAKTEK :KAPANG PADA TOUCO DAN KHAMIR PADA MADU

TUJUAN PRAKTEK :MENGETAHUI MORFOLOGI DARI KAPANG TOUCO DAN KHAMIR MADU

A. Tinjaun pustaka

Kapang (Mold) adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen dan  pertumbuhannya 
pada  substrat   mudah   dilihat  karena penampakannya yang  berserabut  seperti  kapas.
Pertumbuhannya mula-mula  berwarna  putih, tetapi  jika spora telah timbul akan terbentuk
berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun
dari filamen yang  bercabang  yang disebut  hifa. Kumpulan  dari  hifa  membentuk  suatu  jalinan 
yang disebut miselium. Setiap hifa memiliki lebar 5-10 µm.

Nutrisi sangat dibutuhkan kapang untuk kehidupan dan  pertumbuhannya, yakni  sebagai  sumber
karbon,  sumber  nitrogen, sumber  energi, dan faktor pertumbuhan (mineral dan vitamin). Nutrien
tersebut dibutuhkan untuk membentuk energi dan menyusun komponen-komponen sel. Kapang
dapat menggunakan berbagai komponen sumber makanan, dari materi yang sederhana hingga
materi yang kompleks.

Fungi multiseluler mempunyai miselium atau filament, dan pertumbuhannya dalam bahan makanan
mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan fungi mula-mula berwarna putih, tetapi bila
telah momproduksi spsra maka akan terbentuk brbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-
sifat kapang baik penampakan mikroskopik ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan
klasifikasi kapang.

B. Bahan

1. touco

2. madu

C. Alat

1.jarum ose

2.mikroskop

3.spiritus

4. kaca preparat
D. Reagen

1. Gliserol 10 %, 4. Laktofenol
2. Aquades steril, 5. Methylen Blue
3. Alkohol 70 %

E. prosedur kerja
Prosedur Pemeriksaan Kapang:
1. Bersihkan kaca preparat dengan alcohol sampai lemaknya hilang.
2. Keringkan di atas lampu spiritus.
3. Ambil 1 tetes gliserol /laktofenol dgn jarum yg lebih tebal dari jarum ose.
4. Ambil pertumbuhan kapang dgn hari-hati agar dapat dilihat sampai miceliumnya.
Tutup dengan gelas objek.
5. Amati dibawah mikroskop

Prosedur (Pembuatan preparat basah) Khamir dan Bakteri :


1. Bersihkan kaca preparat dengan alcohol sampai lemaknya hilang.
2. Keringkan di atas lampu spiritus.
3. Ambil/letakkan Jika bahannya padat ambil 1 tetes aquades steril, kemudian 1 mata
ose bahan , homogenkan. Tutup dengan gelas penutup (cover glass), Jika bahannya
cair tidak perlu ditambahkan aquades.
4. Hindari adanya gelembung udara antara gelas objek dan gelas penutup
5. Letakkan dan amati preparat basah ini di bawah kaca mikroskop.
6. Laporkan bentuk dan ukuran bakteri, serta pengelompokannya (misalnya tunggal .
berpasangan dll)
7. Laporkan juga bentuk khamir, misalnya ovoidal, silindrikal dll.

F. Pembahasan
1. Tauco
merupakan salah satu jenis produk fermentasi yang memiliki rasa dan aroma yang khas
maka tauco sering digunakan pula sebagai flavoring agent. Pada umumnya tauco dibuat
secara spontan, sehingga jenis mikroba yang tumbuh akan bermacam-macam jenisnya dan
keadaan yang demikian ini akan berpengaruh terhadap mutu dari tauco yang dihasilkan baik
dari segi flavor maupun kandungan proteinnya. Selama proses fermentasi kapang mikroba
yang berperan adalah kapang dari jenis Aspergillus oryzae. Dari hasil pengamatan yang
kami peroleh tidak nampak bagian hifa atau benang dan sporangium menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 10 kali. Yang terlihat hanya bintik-bintik hitam dan bulatan
yang berwaran hijau lumut Tetapi jika diperbesar sampai 40 kali, jamur sama sekali tidak
terlihat. Gambar dapat dilihat dibawah ini :

(1) Koloni berwarna hijau (2) Sporangium Koloni

Sedangkan Aspergillus oryzae yang strukturnya jelas dapat dilihat pada


gambar (2). Pada gambar ini terlihat jelas yang mana sporangium dan suatu koloni.
Aspergillus sp adalah salah satu jenis mikroorganisme yang termasuk jamur, dan
termasuk dalam mikroorganisme eukariotik. Aspergillus oryzae secara mikrokopis
dicirikan sebagai hifa bersepta dan bercabang, konidiofora muncul dari foot cell
(miselium yang bengkak dan berdinding tebal) membawa stigamata dan akan tumbuh
konidia yang membentuk rantai berwarna hijau, coklat atau hitam.
Aspergillus oryzae termasuk kelas deuteromycetes dan secara makrokopis
mempunyai ifa fertile yang muncul dipermukaan dan hifa vegetative terdapat dibawah
permukaan. Jamur ini akan tumbuh membentuk koloni yang kompak berwarna hijau
yang dapat dilihat pada gambar (1). Warna koloni dipengaruhi oleh warna spora
misalnya spora berwarna hijau, maka koloni akan berwarna hijau. Aspergillus oryzae
memerlukan kondisi aerobik, suhu optimum 35-37°C, pH optimum 4-6,5, dan substrat
terutama karbohidrat dan kadar air harus tinggi untuk tumbuh. Aspergillus oryzae
dikenal sebagai jamur yang paling banyak menghasilkan enzim. Jamur ini mempunyai
kelebihan dibanding mikrobia yang lain, antara lain bahwa enzim yang dihasilkan telah
dimanfaatkan secara luas pada proses pengolahan pangan untuk proses fermentasi dan
telah berstatus GRAS (Generally Recognized as Safe).

2. madu

Jenis khamir yang berasal dari lebah madu asli Indonesia, yaitu Apis Cerana dan substrat terkait
ternyata dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pollen substitute. Pollen susbstitute adalah
pembuatan atau penyediaan pengganti serbuk sari pada bunga. Proses formulasi ini dibuat dari satu
atau lebih bahan alami dengan kandungan protein tinggi dan komposisi yang sesuai dengan
kebutuhan lebah madu. Pollen substitute diberikan kepada koloni lebah madu Apis Cerana, selain
untuk mencegah koloni meninggalkan sarang dan berpindah ke tempat yang baru. Hal ini kemudian
bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas koloni lebah madu.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tauco adalah produk yang
sama-sama dihasilkan dari proses fermentasi mikroorganisme jenis jamur (kapang).jenis jamur yang
terdapat pada tauco adalah Aspergilus oryzae yang termasuk kelas deuteromycetes. Aspergillus
oryzae memerlukan kondisi aerobik, suhu optimum 35-37°C, pH optimum 4-6,5, dan
substrat terutama karbohidrat dan kadar air harus tinggi untuk tumbuh. Pada jamur
Rhizopus oligosporus dapat terlihat hifa dan sporangium sedangkan pada Aspergillus oryzae hanya
terlihat koloni yang berwarna hijau. Pada umumnya hifa berfungsi untuk menyerap nutrisi
dan sebagai alat reproduksi vegetatif (membentuk alat pembiakan vegetatif berupa
sporangium dan konidium) dan sporangium berfungsi untuk tempat pembentukan spora.

5.2 Saran

Setelah kita mempelajari kapang tauco ini, kita dapat mengetahui bagaimana struktur atau
morfologi pada jamur dan dapat mengetahui pH dan suhu yang diperlukan jamur agar tumbuh
dengan maksimal. Serta kita bisa membedakan jamur yang merugikan yang bisa menimbulkan racun
dan jamur yang menguntungkan yang digunakan dalam pangan seperti tempe dan tauco dan dapat
mengetahui bagaimana cara penyimpanan yang benar.

Anda mungkin juga menyukai