Anda di halaman 1dari 4

Journal Reading

Durasi Penggunaan Tampon Hidung Dalam Managemen Epistaksis

Oleh:

Rokhis Amalia
11101-061

Pembimbing:
dr. H. Irwan, Sp.THT KL

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU PENYAKIT THT KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
RSUD TENGKU RAFIAN
SIAK
2016
Durasi Penggunaan Tampon Hidung Dalam Managemen Epistaksis

Abstrak
Tujuan Penelitian : untuk membandingkan efektivitas penggunaan tampon
hidung 12 jam dan 24 jam dalam managemen epistaksis.
Desain Studi : Studi Quasi Experimental.
Tempat dan Lama Penelitian : Gabungan Rumah Sakit Militer, Nowshera dan
Heavy Industries Rumah Sakit Taxila, dari Oktober 2012 sampai April 2013.
Metode Penelitian : Sebanyak 60 pasien dengan epistaksis dibagi dalam 2
kelompok, masing-masing kelompok sebanyak 30 pasien. Kedua kelompok
dikelola dengan tampon hidung. Pada kelompok A tampon hidung dilepas dalam
12 jam, sedangkan kelompok B 24 jam. Dilakukan pencatatan gejala sakit kepala,
lakrimasi dan kekambuhan perdarahan. Hasil analisis data dilakukan dengan
menggunakan SPSS 20 dengan p-value <0,01 dianggap signifikan.
Hasil : ada perbedaan signifikan untuk gejala sakit kepala antara penggunaan
tampon hidung selama 12 jam dan 24 jam (p=<0,001). Ada perbedaan yang
signifikan untuk gejala lakrimasi berlebihan pada penggunaan tampon hidung
selama 12 jam dan 24 jam (p=0,001). Tidak ada perbedaan signifikan untuk
kekambuhan perdarahan pada penggunaan tampon hidung selama 12 jam dan 24
jam (p=0,317).
Kesimpulan : Penggunaan tampon hidung dengan durasi 12 jam dan 24 jam
menyebabkan perbedaan dalam pengelolaan epistaksis. Gejala sakit kepala dan
lakrimasi berlebihan lebih tinggi pada penggunaan tampon hidung selama 24 jam.
Disarakan agar pasien dikelola dengan tampon hidung dengan durasi yang lebih
rendah untuk menghindari ketidaknyamanan pasien.

Kata Kunci : Tampon hidung, Epistaksis, Lakrimasi, Sakit Kepala,


Perdarahan
PENDAHULUAN
Epistaksis merupakan salah satu keadaan darurat yang umum di bagian
THT. Hal ini relatif jinak, namun kadang-kadang dapat menyebabakan situasi
yang mengancam jiwa. Enam puluh persen dari populasi di dunia diperkirakan
pernah mengalami epistaksis setidaknya satu kali dalam hidupnya. dari populasi
tersebut sekitar 6% populasi mengobati epistaksisnya dan hanya 1,6% yang
membutuhkan rawat inap. Sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak dibawah
10 tahun. Epistaksis lebih sering terjadi pada musim dingin dan di iklim utara
karena kelembaban menurun dan pengeringan akibat dari mukosa hidung.
Penyebab lain epistaksis adalah kerusakan mukosa karena infiltrasi tumor jinak
(angiofibroma), penyakit ganas, granulomatosa dan trauma hidung. Sembilan
puluh persen kasus epistaksis merupakan epistaksis anterior yang berasal dari
pleksus kisselbach. Epistaksis anterior merupakan perdarahan unilateral, stabil dan
tidak besar. Sisanya sekitar 10% merupakan epistaksis posterior yang biasanya
terdapat perdarahan masif dan bilateral. Perdarahan ringan dapat diatasi dengan
elevasi kepala, kompres dingin, dan tekanan lembut. Perdarahan yang berat
memerlukan tampon hidung.
Tampon hidung diperlukan apabila tindakan konservatif seperti kauter kimia
dengan perak nitrat, dan kauterisasi listrik gagal dilakukan. Metode tampon hidung
yang biasa digunakan adalah tampon dengan pita guaze direndam dengan anestesi
topikal dan dekongestan. Persyaratan untuk melakukan pemasangan tampon
hidung adalah cahaya yang fokus ke hidung, spekulum, dan forecep untuk kasa.
Pemasangan tampon dilakukan dengan hati-hati, lapisan demi lapisan, dan
diperlukan keahlian dari dokter bedah untuk menjaga kefektifan tekanan pada
dinding, atap dan lantai hidung.keuntungan yang didapat adalah homeostatis dari
penekanan pada septum, lantai dan bagian lateral hidung. Kerugiannya jika
penekanan terlalu kuat maka akan terjadi nekrosis, gangguan neurologi, sakit
kepala, lakrimasi yang berlebihan akibat gangguan drainase dari duktus
nasolakrimal. Pemasangan tampon hidung yang terlalu lama merupakan sumber
infeksi. Tampon hidung yang dibiarkan selama 48 jam dapat menyebabkan toxic
syok sindrom. Selain itu, efek pemasangan tampon hidung adalah gangguan
saturasi oksigen pada malam hari dan kesulitan untuk tidur.
Hal ini m

Anda mungkin juga menyukai