Anda di halaman 1dari 1

 

BAB II
PRODUK

2.1 DESKRIPSI PRODUK

Ikan lele (Clarias) merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki
peluang bisnis yang potensial. Banyaknya peminat ikan lele dikarenakan dagingnya yang lunak,
sedikit tulang dan tidak berduri serta murah. Selain itu, dari sisi budidayanya, lele relatif tidak
memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa panen yang singkat. Dengan mudahnya
perawatan dan banyaknya konsumen, banyak di Indonesia ini yang membudidayakan ikan lele
ini. Metode yang kami gunakan yaitu metode RWSC (Red Water System for Catfish).
RWSC (Red Water System for Catfish) merupakan inovasi dalam kegiatan budidaya ikan
lele yang sangat menguntungkan karena dapat mengurangi ongkos biaya produksi dan
meningkatkan omzet produksi. Usaha RWSC mulai berjalan di bulan November 2020, berada di
Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Modal awal yang digunakan dalam
merintis usaha RWSC didapatkan dari pendanaan pribadi dari masing masing anggota.
Red Water System memanfaatkan bakteri Lactobacillus dan Saccharomyces dalam
proses pembesaran benih ikan lele dengan cara fermentasi yakult, ragi, tape, mollase dan gula
merah dll. Seperti kita ketahui tumpukan kotoran ikan dan sisa pakan yang mengendap di dasar
kolam dapat mengganggu kesehatan air. Teknik RWS ini memanfaatkan tumpukan kotoran ikan
dan sisa pakan yang mengendap di dasar kolam menjadi kebutuhan makanan bagi bakteri
Lactobacillus dan Saccharomyces. Saccharomyces memang bukan lah bakteri tetapi sejenis
ragi/yeast yang tujuannya memberikan Lactobacillus asam organik di dalam kolam yang akan
merangsang tumbuhnya bakteri ungu non sulfur.
Keunggulan budidaya dengan sistem air merah (Red Water System) adalah padat tebar
ikan yang digunakan tinggi. Pada kolam ukuran diameter 3 meter dengan ketinggian 1 meter
dapat menampung ikan lele sebanyak 5000 ekor. Teknik RWS juga memanfaatkan bakteri non
patogen untuk mengurai sisa pakan ikan, feses ikan dan bahan organik lainnya sehingga tidak
mnyebabkan amonia yang akan meracuni perairan. Selain itu flok-flok yang terbentuk dapat
digunakan sebagai pakan alami bagi ikan, sehingga pembudidaya dapat menekan pakan dan
kualitas air dapat terjaga karena penggunaan probiotik pada kolam RWS sehingga sistem
budidaya ini tidak perlu ganti air sampai panen.
Banyak hasil pengolahan dari ikan lele ini, bisa dengan digoreng saja, diberi bumbu, di
pepes, di dendeng, ataupun yang lainnya. Banyak dari masyarakat bosan adanya pengolahan lele
yang biasa biasa saja. Produk kami yang lainnya yaitu kami memanfaatkan lele yang kami
budidayakan, yaitu kami olah menjadi dendeng lele. Untuk pembuatan dendeng ini kami
memanfaatkan daging lele yang kami budidayakan menggunakan RWS dan bahan bahan dapur
pendukung lainnya.

Anda mungkin juga menyukai