Anda di halaman 1dari 22

REKAM MEDIK PERAWATAN ORTODONTIK

No. RM 0 4 0 6 5 5

No. Model : 040655P21/300117


Drg/Operator : Andiani Refiana F

Nama : Abida Rianisa


Alamat : Jl. Tamansari No. 28 Yogyakarta
Telp/HP : 085601080504

DATA PASIEN
1. Tempat/tanggal lahir : Yogyakarta, 27 febuari 1996
2. Umur : 21 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : Mahasiswi
5. Agama : Islam
6. Suku : Jawa
7. Nama Ayah : Rianto Hadi Suku: Jawa Usia: 55 tahun
8. Nama Ibu : Hertiningsih Suku: Jawa Usia: 53 tahun
9. Pekerjaan Orang Tua : Swasta
10. Alamat Orang Tua : Jl. Tamansari No.28 Yogyakarta
11. Telp : 085601080504

Tanggal Pendaftaran : 20 Januari 2017


Tanggal Pencetakan : 30 januari 2017

DATA MEDIK UMUM


1. Golongan Darah :A
2. Penyakit Jantung : tidak ada
3. Diabetes : tidak ada
4. Haemophilia : tidak ada
5. Hepatitis : tidak ada
6. Penyakit lainnya : tidak ada
7. Alergi terhadap obat : tidak ada
8. Alergi terhadap makanan : tidak ada
ANAMNESIS

 Keluhan Utama:
Pasien datang mengeluhkan rasa tidak percaya diri karena giginya tidak rapi.

 Riwayat Perjalanan Penyakit:


Pasien merasakan giginya tidak rapi sejak masih SD, dan pada saat makan sering tergigit

 Riwayat Kesehatan Oral:


Pasien pernah dilakukan pembersihan karang gigi kurang lebih 4 bulan yang lalu, riwayat
menyikat gigi biasa 2x sehari pada saat pagi hari dan malam sebelum tidur, pasien
mengunyah dengan 2 sisi.
 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi:
a. Gigi Decidui
Berdasarkan anamnesa dari pasien, pasien mengatakan bahwa gigi susunya baik baik
saja, tidak ada yang berlubang dan gigis
b. Gigi Bercampur
Berdasarkan anamnesa dari pasien, pasien mengatakan bahwa gigi susu bagian depan
pernah di cabut menggunakan tangan pada saat giginya goyah dan tidak ada yang
mengalami sundulan.
c. Gigi Permanen
Berdasarkan anamnesa dari pasien, pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah
mengalami sakit gigi dan tidak pernah dilakukan pencabutan.

 Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien:


Pasien mengatakan bahwa pasien mempunyai kebiasaan menopang dagu dengan tidak
sadar, dengan durasi kurang lebih 5 menit.

 Riwayat Kesehatan Keluarga:


Ayah : Susunan gigi kurang rapi
Ibu : Susunan gigi kurang rapi
Saudara : Susunan gigi rapi

 Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial:


Pasien adalah seorang mahasisiwi Universitas Muhammadiyah Yogayakarta angkatan
2014 dan tinggal di rumah pribadi bersama keluarga nya.
 Riwayat Kesehatan Umum:
Pasien tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik, dan tidak mengkonsumsi obat
apapun.
PEMERIKSAAN FISIK

 Vital Sign
 Tekanan Darah : 93/55 mmHg (normal)
 Nadi : 82 x/menit
 Pernapasan : 16 x/menit
 Suhu : Afebris
 Berat Badan : 45 kg
 Tinggi Badan : 156 cm

 Pemeriksaan Ekstra Oral:


(Kepala/muka, kulit, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem pengunyahan,
kelenjar ludah dan limfe)
Kepala :
Indeks Kepala = Lebar Kepala x 100 = 15,7 x 100 = 75,48
Panjang Kepala 20,8
 Bentuk Kepala : Mesosefli
Muka:
Indeks Muka = Jarak N - Gn x 100 = 10,20 x 100 = 86,88
Lebar Bizygomatik 11,74
 Bentuk Muka : Mesoprosop

 Profil Muka: Cembung/Konvex


 Garis Simon (Bidang Orbital): Posisi rahang terhadap bidang orbital/garis simon
Rahang atas : 1/3 mesial C kanan dan 1/3 distal C kiri ( normal )
Rahang bawah : 1/3 mesial P kiri dan 1/3 mesial P kiri (protrusive)
 Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal
 Tonus Otot Mastikasi : Normal
 Tonus Otot Bibir : Normal
 Bibir Posisi Istirahat : Normal
 Free Way Space : 6,78 - 6,57 = 2,1 mm
Fasial Neuromuscular K. Ludah K. Limfe Tl.Rahang TMJ
Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Gangguan
TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Fungsi
Deskripsi lesi/kelainan yang ditemukan:
(berikan ciri-ciri dan letak lesi, serta deferensial diagnosisnya)
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Rongga Mulut (Intra Oral)

PETA MUKOSA DAN JARINGAN LUNAK:


(Mukosa bibir, pipi, dasar mulut, lidah, gingiva, palatum, orofaring)

Diskripsi lesi / kelainan yang ditemukan:


(Berikan ciri-ciri dan letak lesi serta Diferensial Diagnosisnya)
2.4 : Terdapat lekukan tidak beraturan pada bagian mukosa bukal kanan dan kiri, sedikit
menonjol, sepanjang gigi M-P2. Dx : check bite bilateral
30.31 : Terdapat lekukan tidak beraturan pada bagian lateral lidah, saat dipalpasi tidak sakit.
Dx : crenated tongue
28.29 : Terdapat dilatasi pembuluh darah vena berwarna biru pada bagian ventral lidah.
Dx : Varicositas Lingualis
36.37 : Terdapat tonjolan pada bagian palatal, tidak sakit saat dipalpasi, diameter < 1 cm,
konsistensi keras dan licin. Dx : Torus Palatinus.
16.17.18 : gingival berwarna kemerahan, tekstur unstipling, konsistensi lunak dan papilla
interdental membulat pada gigi 32.31,41,42. Dx : gingivitis ringan
ODONTOGRAM

UE UE

PE PE

Keterangan
Karies X Missing teeth

Malposisi Gigi Individual :


18 : Un Erupted | 28 : Un Erupted
17 : Normal | 27 : Normal
16 : Distopalatotorsiversi | 26 : Normal
15 : Normal | 25 : Normal
14 : Normal | 24 : Normal
13 : Normal | 23 : Normal
12 : Normal | 22 : Mesioversi
11 : Mesiopalatotorsiversi | 21 : Distolabiotorsiversi
41 : Linguoversi | 31 : Normal
42 : Mesiolabiotorsiversi | 32 : Linguoversi
43 : Mesiolingutorsioversi | 33 : Distolabiotorsiversi
44 : Mesiobukotorsiversi | 34 : Bukoversi
45 : Normal | 35 : Normal
46 : Mesiolinguotorsiversi | 36 : Normal
47 : Normal | 37 : Normal
48 : Partial Erupted | 38 : Partial Erupted

Torus palatinus : kecil


Torus mandibularis : tidak ada
Palatum : kecil
Supernumerary teeth : tidak ada
Diastema : tidak ada
Gigi anomali : tidak ada
Gigi Tiruan : tidak ada
Oral Hygiene : baik

Relasi Gigi-Gigi pada Oklusi Sentrik:


Anterior
Overjet : 3,5 mm ( Di ukur dari mesial gigi 21 terhadap mesial gigi 31)
Overbite : 5,6 mm ( Di ukur dari mesial gigi 21 terhadap mesial gigi 31)
Palatal bite : Ada
Deep bite : Ada
Open bite : Tidak ada
Edge to edge bite : Ada, gigi 23 dengan gigi 33
Cross bite : Tidak ada
Posterior
Cross bite : Tidak ada
Open bite : Tidak ada
Scissor bite : Tidak ada
Cup to Cup bite : Tidak ada

Relasi Molar Pertama Kanan : Klas I Angle


Relasi Molar Pertama Kiri : Klas III Angle
Relasi Kaninus Kanan : Klas II Angle
Relasi Kaninus Kiri : Klas I Angle
Garis Tengah rahang bawah terhadap rahang atas: Segaris
Garis Interinsisivi sentral terhadap garis tengah wajah: Segaris
ANALISIS FOTO MUKA

Tampak Depan
Bentuk Muka: Hiperleptoprosop

Tampak Samping
Profil muka : Cembung
SKEMA GIGI-GIGI DARI OKLUSAL

Rahang Atas Rahang Bawah


FOTO RELASI SENTRIK

Tampak depan

Relasi Molar dan Caninus Kanan Relasi Molar dan Caninus Kiri

ANALISIS MODEL STUDI


 Bentuk Lengkung Gigi: Rahang Atas : Parabola
Rahang Bawah : U Form
Lebar Mesiodistal Gigi-gigi (mm)

Rahang Atas Rahang Bawah


Gigi Kanan Kiri Normal Ket. Gigi Kanan Kiri Normal Ket.
1 7.8 7,4 7.40 – 9.75 Normal 1 3,5 5,1 4.97 – 6.60 Tidak
2 6,4 6,7 6.05 – 8.10 Normal 2 5,8 5,6 5.45 – 6.85 Normal
3 6,2 7,5 7.05 – 9.32 Normal 3 6,5 6,3 6.15 – 8.15 Normal
4 7,8 7,9 6.75 – 9.00 Normal 4 6,5 6,9 6.35 – 8.75 Normal
5 6,2 6,4 6.00 – 8.10 Normal 5 6.3 6,4 6.80 – 9.55 Tidak
6 9.3 9,7 9.95 – 12.10 Normal 6 9,4 10,4 10.62 – 13.05 Normal
7 9,5 8,4 8.75 – 10.87 Normal 7 9,7 9,8 8.90 – 11.37 Tidak

Kesimpulan :
Lebar mesiodistal gigi-gigi rahang atas dalam keadaan normal selain gigi 36,37,41,42,46,47

PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
 Metode Pont
Jumlah lebar Mesiodistal 2 1 1 2 : 28,3 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 36,5 mm
Jarak P1-P1 perhitungan :  I x 100 = 35,37 mm Diskrepansi: 1,83 mm
80

Jarak M1-M1 pengukuran : 45,2 mm


Jarak M1-M1 perhitungan :  I x 100 = 44,21 mm Diskrepansi : 0,97 mm
64
Keterangan:
1. Perkembangan lengkung gigi regio P1-P1 ke arah lateral lebih ( distraksi ) ringan
sebesar 1,83 mm
2. Perkembangan lengkung gigi regio M1-M1 ke arah lateral lebih ( distraksi ) ringan
sebesar 0,97 mm

 Metode Korkhaus
Tabel Korkhaus : 16,6 mm
Jarak I – (P1 - P1) pengukuran : 14.9 mm Diskrepansi: -1,7 mm
Keterangan: Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior adalah retraksi
ringan sebesar -1,7 mm (pertumbuhan dan perkembangan ke arah anterior kurang).

 Metode Howes
Jarak lebar mesiodistal M1- M1 : 90,8 mm
Jarak P1- P1 (tonjol) : 35,8 mm  Indeks P: Jarak P1 – P1 x 100%
md M1 – M1
= 35,2 x 100%
90,8
= 38,7 %
Lengkung gigi tidak cukup untuk menampung gigi-gigi ke dalam lengkung ideal dan stabil
karena indeks P>43%

Jarak interfossa canina : 44,7 mm Indeks FC: Jarak FC x 100%


md M1 – M1
= 44,7 x 100%
90,8
= 49,22%
Keterangan:
Lengkung basal cukup untuk menampung gigi-gigi dalam lengkung ideal karena indeks
FC>44%.
Karena indeks fossa canina > indeks premolar, maka merupakan indikasi ekspansi.

 Metode Thompson Brodie :

Jarak N-SNA : 5,8 mm

Jarak N-M : 100 x N – SNA


43
: 100 x 5,8 mm = 13,5 mm
43
Jarak N-Me : 10,18 mm

Keterangan ;
Malam ditempatkan pada dataran oklusal gigi P1 P2 dan M1, lalu pasien diinstruksikan
untuk menggigit malam tersebut sampai pada jarak N-M yang telah diketahui,yaitu 13,5
mm. didapatkan hasil berupa malam pada bagian posterior belum tergigit habis dan deep
bite terkoreksi

Kesimpulan :
Terdapat Deep overbite berupa gigi anterior RA yang menutupi >1/3 incisal gigi RB yang
disebabkan karena infraoklusi gigi posterior

DETERMINASI LENGKUNG GIGI


1. Penapakan Lengkung gigi para-koreksi ( Lengkung awal dan lengkung ideal )

Keterangan
Overjet awal : 3,5 mm

Jika gigi disusun dalam lengkung ideal, yaitu:

Rahang Atas:
Jika gigi disusun dalam lengkung ideal, lengkung anterior tetap (mengikuti lengkung gigi
12) dan lengkung posterior tetap maka terdapat kekurangan ruang sebesar :
Kanan : -1,3 mm
Kiri : -1,8 mm

Rahang Bawah:
Jika gigi disusun dalam lengkung ideal, lengkung anterior tetap (mengikuti lengkung gigi
31), dan lengkung posterior tetap. Maka terdapat kekurangan ruang sebesar :
Kanan : -1,4 mm
Kiri : -4,4mm

2. Kekurangan ruang diatasi dengan cara ekspansi lateral :


Rahang Atas :
Jika gigi disusun dalam lengkung ideal mengikuti gigi 12 dan lengkung posterior di
ekspansi sebesar 2,5 mm,maka terdapat kekurangan ruang sebesar :
Kanan : -0,3 mm
Kiri : -0,4 mm

Rahang Bawah :
Jika gigi disusun dalam lengkung ideal mengikuti gigi 31dan lengkung posterior di
ekspansi sebesar 2,5 mm, maka terdapat kekurangan ruang sebesar :
Kanan : -0,5 mm
Kiri : -0,3 mm

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK/LABORATORIUM


(Tuliskan rencana dan hasil pemeriksaan penunjang, penunjang diagnostik yang akan
dilakukan)
 Rontgen OPG: Dari Rontgen OPG terlihat gigi M3 kanan kiri rahang atas belum ada benih,
sedangkan M3 kanan bawah mesioanguler class II dan M3 kiri bawah sudah tumbuh
sebagian. Gigi lainnya tumbuh sempurna dan lengkap.

DIAGNOSIS

Maloklusi Klas I Angle tipe dental

Malrelasi
 Anterior
Overjet : 3,5 mm ( Di ukur dari mesial gigi 21 terhadap mesial gigi 31)
Overbite : 5,6 mm ( Di ukur dari mesial gigi 21 terhadap mesial gigi 31)

Malposisi Gigi Individual:


Rahang Atas:
16 : Distopalatotorsiversi
11 : Mesiopalatotorsiversi
22 : Mesioversi
21 : Distolabiotorsiversi

Rahang Bawah:
32 : Linguoversi
33 : Distolabiotorsiversi
34 : Bukoversi
41 : Linguoversi
42 : Mesiolabiotorsiversi
44 : Mesiobukotorsiversi
46 : Mesiolinguotorsiversi

ANALISIS ETIOLOGI MALPOSISI DAN MALOKLUSI

Rahang Atas:
16 : Distopalatotorsiversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi decidui belum tanggal,
sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
11 : Mesiopalatotorsiversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi decidui belum
tanggal, sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
22 : Mesioversi, kemungkinn kekurangan ruang karena gigi decidui belum tanggal, sedangkan
gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
21: Distolabiotorsiversi, kemungkinan kekurangan ruang karena ggi decidui belum tanggal,
sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)

Rahang Bawah:
32 : Linguoversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi decidui belum tanggal,
sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
33 : Distolabiotorsiversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi decidui belum tanggal,
sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
34 : Buccoversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi decidui belum tanggal,
sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
41 : Linguoversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi decidui belum tanggal,
sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
42 : Mesiolabiotorsiversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi decidui belum tanggal,
sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
44 : Mesiobuccotorsiversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi decidui belum
tanggal, sedangkan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)
46 : Mesiolinguotorsiversi, kemungkinan kekurangan ruang karena gigi decidui belum
tanggal, sedangklan gigi permanen sudah tumbuh (persistensi)

RENCANA PERAWATAN
A. Rencana Perawatan

1. Penjelasan perawatan kepada pasien


2. Scalling
3. Analisis ketersediaan ruang
4. Koreksi malposisi gigi
5. Penyesuaian oklusi
6. Retainer

a. Penjelasan perawatan kepada pasien


Operator memberikan penjelasan mengenai penyebab malposisi gigi, prosedur
perawatan, biaya yang diperlukan, dan kemungkinan lamanya perawatan (6 bulan-1
tahun), banyaknya kunjungan (1x seminggu), cara pemakaian alat, kemungkinan yang
terjadi selama perawatan dan hal yang mempengaruhi perawatan serta selesai
perawatan pasien diminta menggunakan retainer. Pasien diminta untuk menjaga
kebersihan mulutnya. Operator perlu memberikan penjelasan bahwa pada awal
pemakaian dan awal pengaktifan alat, pasien akan merasakan ketidaknyaman dan ini
merupakan hal yang wajar terjadi akibat proses adaptasi dari jaringan. Operator
menjelaskan bahwa perawatan ortodontik memerlukan waktu yang lama, sehingga
membutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan kerjasama pasien untuk menaati anjuran
operator dan rencana perawatan yang telah dibuat agar perawatan dapat berhasil.
Setelah menjelaskan seluruh prosedur pasien diminta menandatangani informed
consent.

b. Scalling
Operator melakukan pembersihan kalkulus dan debris pada gigi pasien untuk
memperbaiki oral hygienenya.

c. Koreksi Malposisi Gigi Individual


1. Komponen Plat Aktif Tahap 1 ( Ekspansi Lateral )
Rahang Atas :
 Plat akrilik pada bagian palatal
 Labial arch dengan u loop pada bagian 14 dan 24 dengan stainless steel wire
diameter 0,7 mm dipasifkan
 Adam klamer yang diletakan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless steel wire
diameter 0,7 mm
 Skrup ekspansi sebagai alat ekspansi lateral diaktifkan
Rahang bawah :
 Plat akrilik pada bagian lingual
 Labial arch dengan u loop pada bagian 34 dan 44 dengan stainless steel wire
diameter 0,7 mm dipasifkan
 Adam klamer yang diletakan pada gigi 36 dan 46 dengan stainless steel wire
diameter 0,7 mm
 Skrup ekspansi sebagai alat ekspansi lateral diaktifkan
2. Komponen Plat Aktif (Tahap Kedua)
Rahang Atas :
• Plat akrilik pada bagian palatal
• Labial arch dengan u loop pada bagian 14 dan 24 dengan stainless steel wir3
diameter 0,7 mm dipasifkan
• Adam klamer yang diletakan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless steel wire
diameter 0,7 mm
• Simple spring diletakan pada bagian mesial gigi 11 dan 21 serta distal gigi 22
dengan sainless steel wire 0,6 mm
Rahang bawah :
• Plat akrilik pada bagian lingual
Labial arch dengan u loop pada bagian 34 dan 44 dengan stainless steel wire diameter
0,7 mm dipasifkan
• Adam klamer yang diletakan pada gigi 36 dan 46 dengan stainless steel wire
diameter 0,7 mm
• Simple spring diletakan pada bagian mesial gigi 32, distal gigi 41 dan mesial gigi 43
dengan stainless steel wire diameter 0,6 mm
3. Penyesuaian Oklusi
Pengaturan malposisi gigi akan mengubah keseimbangan oklusal, sehingga dapat
menyebabkan traumatik oklusi. Maka dari itu, diperlukan penyesuaian oklusi setelah
dilakukan koreksi malposisi individual dengan cara :
 Pasien mengigit kertas artikulasi pada posisi sentrik dalam keadaan
mengunyah.
 Cek tonjol oklusal dan insisal gigi yang terdapat bekas artikulating,
menandakan adanya traumatik.
 Bagian tersebut dikurangi dengan bur finishing sampai tidak terjadi trauma
lagi dan dipolishing.

1. Pemasangan Retainer
Retainer adalah alat untuk stabilisasi gigi setelah selesai perawatan ortodontik,
jadi tidak berfungsi untuk menggerakkan gigi. Pemakaian retainer bertujuan untuk
mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi yang telah dikoreksi dan menunggu
terjadinya proses aposisi di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan
perawatan tidak relaps seperti semula.
Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah dirawat ortodontik, digunakan
Hawley retainer yang terdiri dari :
 Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi
 Klamer adam dengan stainless wire Ф 0,7mm
 Labial arch dengan stainless wire Ф 0,8mm dipasang dalam keadaan pasif
Instruksi yang diberikan pada pemakaian retainer adalah :
a. Retainer dipakai siang dan malam (hanya dilepas pada makan dan sikat gigi)
selama 3 bulan pertama. Kontrol sebulan sekali untuk mengetahui derajat
imobilisasi atau kegoyahan gigi yang telah terkoreksi.
b. Jika selama 3 bulan pertama masih terdapat kegoyah gigi, maka pemakaian retainer
dengan cara yang sama diperpanjang 3 bulan lagi. Dicek apakah setiap pemakaian
kembali terasa sesak atau pas. Kontrol setiap 1 bulan sekali.
c. Jika setelah 3 bulan kedua alat masih terasa sesak jika dipakai, maka pemakaian
dilanjutkan 3 bulan dengan kontrol setiap bulan sekali. Jika pada pemakaian alat
dirasa sudah pas maka, untuk bulan ketiganya alat dipakai pada malam hari.
Kontrol 1 bulan sekali.
d. Jika bulan ketiga sudah pas, maka retainer dihentikan, kontrol 3 bulan berikutnya
untuk pemeriksaan terakhir. Jika masih dicurigai relaps sebaiknya retainer tetap
dipakai pada malam hari selama 3 bulan dengan kontrol setiap bulan sekali.
GAMBAR ALAT

Rahang Atas (Tahap 1)


Plat ekspansi RA dilengkapi dengan:
1. Labial arch dengan stainless wire 0,7
mm
2. Adam klamer dengan stainless wire
0,7 mm
3. Sekrup Ekspansi

Rahang Bawah
Plat ekspansi RB dilengkapi dengan:
1. Labial arch dengan stainless wire 0,7
mm
2. Adam klamer dengan stainless wire
0,7 mm
3. Sekrup Ekspansi
Rahang Atas (Tahap 2)
Plat aktif RA dilengkapi dengan:
4. Labial arch dengan stainless wire 0,7
mm
5. Adam klamer dengan stainless wire
0,7 mm
6. Plat Akrilik
7. Simple spring dengan stainless wire
0,6 mm

Rahang Bawah
Plat aktif RB dilengkapi dengan:
4. Labial arch dengan stainless wire 0,7
mm
5. Adam klamer dengan stainless wire
0,7 mm
6. Plat Akrilik
7. Simple spring dengan stainless wire
0,6 mm
Retainer RA
Dilengkapi dengan:
1. Labial arch dengan  0,7 mm
2. Adam klamer dengan  0,7 mm
3. Base plate akrilik

Retainer RB

Dilengkapi dengan:
1. Labial arch dengan  0,7 mm
2. Adam klamer dengan  0,7 mm
3. Base plate akrilik
PROGNOSIS

Hasil perawatan diharapkan baik mengingat motivasi pasien yang besar untuk dirawat
giginya, jaringan pendukung yang baik dan sehat, usia pasien masih muda, kooperatif dan
komunikatif, serta keadaan sosial dan ekonomi pasien yang mendukung.

Yogyakarta, 18 Mei 2017


Mengetahui,
Operator Pembimbing

Andiani Refiana F drg.Tita Ratya Utari, Sp. Ort

Anda mungkin juga menyukai