Oleh :
Nandar Arya Fadhlurrohman
101316068
Oleh :
Nandar Arya Fadhlurrohman
101316068
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik dan hidayah sehingga penulis dapat menyusun hingga menyelesaikan Laporan Kerja
Praktik yang berjudul KEGIATAN PERFORASI DI SUMUR EKSPLORASI PERTAMINA HULU
ENERGI TUBAN EAST ini. Laporan Kerja Praktik ini disusun berdasarkan kegiatan penulis dalam
menjalankan kegiatan Kerja Praktik di PT. Pertamina Hulu Energi Tuban East java yang beralamat
di JL. TB Simatupang Kav. 88 Perkantoran Hijau Arkadia Tower D lantai 11, Kel. Kebagusan, Kec.
Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kerja Praktik ini dilaksanakan selama 43 hari dengan periode 1
Agustus 2019 sampai dengan 30 September 2019.
Kerja Praktik ini merupakan salah satu syarat kelulusan dan juga beban SKS Jurusan Teknik
Perminyakan Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi Universitas Pertamina. Dalam
penyelesaian Laporan KerjaPraktik ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan
Laporan Kerja Praktik ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa untuk kelancaran penulis
menjalankan kerja praktik di PT. Pertamina Hulu Energi Tuban East Java.
2. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan doa serta dukungan.
3. Bapak Riko Meidiya Putra selaku Manajer Operasi dan Bapak Novian Borneo Putra
selaku WO&WS Sr. Supervisor sekaligus mentor penulis.
4. Seluruh karyawan PT. Pertamina Hulu Energi Tuban East Java yang membantu penulis
selama melakukan kegiatan Kerja Praktik.
5. Bapak Dr. A selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas dan Bapak Raka Sudira
Wardhana selaku Dosen Pembimbing kegiatan Kerja Praktik penulis.
Dengan segala keterbatasan sangat disadari bahwa, Laporan Kerja Praktik ini masih jauh dari kata
sempurna. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam penulisan Laporan Kerja Praktik ini
penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya.
Akhir kata semoga Laporan Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan khususnya untuk
para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Hari Ke- 1................................................................................................................................. vi
Tabel Hari Ke- 2................................................................................................................................ vii
Tabel Hari Ke- 3............................................................................................................................... viii
Tabel Hari Ke- 4................................................................................................................................. ix
Tabel Hari Ke- 5.................................................................................................................................. x
Tabel Hari Ke- 6................................................................................................................................. vi
Tabel Hari Ke- 7............................................................................................................................... viii
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Inspeksi Drilling Rig Equipment ......................................................................................6
Gambar 3. 2 Cementing Lab Test .......................................................................................................7
Gambar 3. 3 E-book Pedoman Katalog Alat Perforasi .......................................................................8
Gambar 3. 4 Perforating Activity Report ............................................................................................8
Gambar 4.1. 1 Gas Separator ..............................................................................................................9
Gambar 4.1. 2 Electrical Motor ........................................................................................................ 10
Gambar 4.1. 3 Mud Tank ................................................................................................................. 10
Gambar 4.1. 4 Degasser ................................................................................................................... 11
Gambar 4.1. 5 Desilter dan Desander............................................................................................... 11
Gambar 4.1. 6 Mud Shaker .............................................................................................................. 12
Gambar 4.1. 7 Mud Pump ................................................................................................................ 12
Gambar 4.1. 8 Blow Out Preventer (BOP) ....................................................................................... 13
Gambar 4.1. 9 Generator .................................................................................................................. 13
Gambar 4.1. 10 Accumulator ........................................................................................................... 14
Gambar 4.1. 11 Rig Floor................................................................................................................. 14
Gambar 4.2. 1 Pembuatan Cement ................................................................................................... 15
Gambar 4.2. 2 Pengujian Rheologi .................................................................................................. 15
Gambar 4.2. 3 Pengujian Free Water ............................................................................................... 16
Gambar 4.2. 4 Pengujian Densitas ................................................................................................... 16
Gambar 4.2. 5 Pengujian Thickening Time ..................................................................................... 17
Gambar 4.2. 6 Pengujian Compressive Strength .............................................................................. 17
Gambar 5. 1 Perforating Casing Completion ................................................................................... 21
Gambar Well Diagram 1 .................................................................................................................... ix
v
BAB I PENDAHULUAN
Industri minyak dan gas di Indonesia mengalami perkembangan yang baik seiring dengan kebutuhan
tenaga kerja yang siap dipakai, terampil dalam mengoperasikan alat-alat yang canggih, dan
mempunyai keahlian dalam spesifikasinya. Kemampuan adaptasi yang cukup tinggi terhadap
penggunaan teknologi sering digunakan di bidang industri minyak dan gas (migas) . Oleh sebab itu
dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan tinggi serta handal dalam
pengoperasian alat-alat perminyakan.
Salah satu kegiatan pengoperasian alat-alat perminyakan yaitu komplesi sumur. Komplesi sumur
bertujuan untuk mempersiapkan sumur agar dapat memproduksi minyak dan gas bumi seoptimal
mungkin ke permukaan, dan mudah dalam perawatan dan tidak memberikan efek kerusakan pada
formasi. Untuk mengalirkan fluida dari dalam formasi menuju permukaan perlu dilakukan perforasi
dalam kegiatan komplesi sumur.
Dalam penelitian kali ini penulis tertarik dengan kegiatan perforasi pada sumur eksplorasi
dikarenakan ingin mempelajari kegiatan tersebut lebih jauh lagi dari yang sudah diberikan pada
pembelajaran dikelas dan lebih memahami proses yang terjadi secara langsung pada
implementasinya dilapangan, serta pihak perusahaan yang menaungi penulis sedang melakukan
kegiatan eksplorasi sumur sehingga dapat menunjang secara langsung penelitian yang dilakukan oleh
penulis.
1.2 Tujuan
Kerja praktik yang dilaksanakan merupakan kegiatan yang dilakukan di perusahaan guna penulis
dapat melakukan kegiatan secara langsung dilapangan dan melakukan pengamatan secara nyata.
Selain itu penulis memiliki tujuan agar :
1. Memenuhi beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai persyaratan
akademis,
2. Mengetahui dan memahami ilmu dalam industri minyak dan gas secara nyata,
4. Mengetahui tipe perforasi yang digunakan, serta keadaan formasi (zona yang akan diperforasi)
5. Mengetahui dan memahami kegiatan perforasi pada sumur eksplorasi yang dilakukan
dilapangan milik PT. Pertamina Hulu Energi Tuban East Java,
6. Mengetahui pengaruh perforasi terhadap formasi dan produksi sumur dilapangan milik PT.
Pertamina Hulu Energi Tuban East Java,
1
7. Mengetahui dan terlibat dalam proses pemecahan masalah yang ada selama proses perforasi
dilapangan milik PT. Pertamina Hulu Energi Tuban East Java.
2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Salah satu lapangan yang dimiliki oleh PT. PHE Tuban East Java yaitu Lapangan Mudi yang mulai
beroperasi pertama kali pada Desember 1994 dan mencapai puncak produksi pada Oktober 2011
yang menghasilkan 47.000 barrel/hari (Lapangan Mudi dan Sukowati). Dan saat ini masih
memproduksi sebanyak 1.100 barrel/hari dan 2,4 juta cuft/day.
Gambar 2. 1 Wilayah Kerja PT. Pertamina Hulu Energi Tuban East Java
3
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang terkemuka di Indonesia.
Misi Perusahaan
Melaksanakan pengelolaan operasi usaha sektor minyak dan gas bumi secara professional untuk
memberikan manfaat dan nilai tambah yang maksimal bagi stakeholders.
1. Clean (Bersih)
2. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui
investasi, membangun budaya sadar efisiensi biaya dan menghargai kinerja.
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi perusahaan, dan
membangun kebanggaan bangsa.
Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik
kepada pelanggan.
5. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-
prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional serta memiliki talenta dan penguasaan teknis
tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
Dalam penerapan budaya HSSE selalu menerapkan HSSE Golden Rules yaitu :
1. Patuh
Proses kerja yang selalu mematuhi kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur K3LL.
2. Intervensi/Komunikasi
4
Tindakan nyata dan mampu untuk melakukan intervensi dan menghentikan tindakan serta kondisi
yang tidak aman atau menyalahi peraturan.
3. Peduli
Sikap/perilaku peduli pada keselamatan setiap orang dan lingkungan di sekitar kita dengan selalu
berperilaku aman.
5
BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK
Kegiatan bertujuan agar penulis dapat melihat dan memahami secara langsung alat beserta fungsinya.
Penulis beserta pembimbing instansi melakukan kunjungan untuk inspeksi alat (Rig) yang akan
digunakan untuk melakukan pengeboran disalah satu lapangan di wilayah kerja perusahaan (PT.
PHE-TEJ). Kunjungan dilakukan pada tanggal 18 Juli 2019 disalah satu yard milik perusahaan
kontraktor didaerah Cipondoh, Kota Tangerang. Inspeksi rig dilakukan dengan tujuan memastikan
ketersediaan alat yang akan digunakan serta menguji fungsi dari Drilling Rig Equipment yang
dimiliki oleh perusahaan kontraktor. Pada yard yang dikunjungi terdapat berbagai macam alat
(Drilling Rig Equipment). Kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama kunjungan inspeksi ini
adalah melihat serta mempelajari lebih dalam tentang fungsi dan cara kerja Drilling Rig Equipment
saat digunakan dilapangan nantinya. Drilling Rig Equipment yang tersedia di yard milik perusahaan
kontraktor meliputi Gas Separator (Poor Boy); Electrical Motor untik Degasser, Desilter, dan
Desander; Mud Tank; Desilter, Desander, dan Degasser; Mud Shaker; Mud Pump; Blow Out
Preventer (BOP); Generator; Accumulator; dan Rig Floor.
6
3.1.3 Cement Laboratorium Test
Kegiatan bertujuan agar penulis dapat melihat dan memahami secara langsung pembuatan serta
pengujian cement yang digunakan untuk salah satu sumur milik perusahaan (PT. PHE-TEJ). Penulis
beserta pembimbing instansi melakukan kunjungan untuk Cemen Laboratorium Test yang akan
digunakan untuk melakukan proses cementing disalah satu lapangan di wilayah kerja perusahaan
(PT. PHE-TEJ). Kunjungan dilakukan pada tanggal 5 September 2019 disalah satu laboratorium
milik perusahaan kontraktor didaerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Cement Laboratorium Test
dilakukan dengan tujuan memastikan cement yang akan digunakan sesuai dengan kriteria reservoir
serta menguji kualitas dari cement buatan perusahaan kontraktor.
Pada kegiatan ini penulis mempelajari bagaimana cement dibuat hingga pengujian dari kualitas yang
dibuat. Pengujian yang dilakukan di laboratorium meliputi proses pembuatan cement; rheologi;
densitas; free water; compressive strength; thickening time; serta filtration loss cement.
7
3.2 Fokus Kegiatan
3.2.1 Mempelajari Katalog Alat Perforasi
Kegiatan ini diberikan oleh pembimbing instansi kepada penulis sebagai dasar untuk mengetahui
setiap jenis perforasi, alat dan komponen yang digunakan untuk kegiatan perforasi. Pedoman yang
digunakan untuk mempelajari katalog alat perforasi merupakan buku ”Owen Oil Tools : Product
Catalog v4.0”. Penulis diberikan hardcopy dan softcopy dari buku pedoman yang digunakan. Dari
hasil membaca dan mempelajari penulis dapat mengetahui berbagai jenis perforasi, serta alat dan
komponen yang digunakan untuk melakukan perforasi.
Notes Notes
Completion Fluid Salt (NaCl) 8.8 ppg Used : - sax (total 1351 sax) Completion Fluid Salt (NaCl) 8.8 ppg Used : 90 sax (total 1591 sax)
Fluid loss - Total loss : 2301 bbls Fluid loss loss 65 bbls total loss : 2701 bbls
8
BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK
Dalam kegiatan kali ini penulis mendapatkan banyak wawasan dan ilmu baru dari perusahaan (PT.
PHE-TEJ) tempat penulis melakukan Kerja Praktik. Salah satu wawasan yang didapatkan oleh
penulis yaitu mengenai etika dalam bekerja. Wawasan mengenai etika bekerja yang didapat yaitu
disiplin dan menghargai waktu, selama penulis melakukan Kerja Praktik penulis berusaha untuk
datang tepat waktu dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh pembimbing secepat dan setepat
mungkin. Selain itu penulis juga mendapatkan tata cara berpakaian yang benar dalam kegiatan
perkantoran. Tak lupa juga ilmu mengenai topik yang dibahas oleh penulis harus dipelajari mandiri
dan tak selalu melekat pada ilmu yang didapat pada kegiatan perkuliahan pada umumnya.
Kegiatan inspeksi dilakukan untuk memastikan ketersediaan alat dan menguji fungsi dari drilling rig
equipment yang dimiliki oleh perusahaan kontraktor. Drilling rig equipment yang dimiliki oleh yaitu:
1. Gas Separator
Gas separator berfungsi untuk memisahkan mud dengan gas yang menjadi kontaminan selama
proses drilling. Gas separator menggunakan prinsip gravitasi sehingga mud nantinya akan mengalir
ke bawah dari atas dan gas akan berkumpul keatas untuk nantinya dibakar melalui flare. Didalamnya
berbentuk ulir untuk memecah antar mud dengan gas yang terjebak didalamnya.
9
2. Electrical Motor untuk degasser, desilter, dan desander
Electrical motor berfungsi untuk memompa mud yang berasal dari pengeboran untuk dibersihkan
kembali oleh alat degasser, dessander, dan desilter. Masing-masing alat memiliki satu electrical
motor.
3. Mud Tank
Mud tank berfungsi untuk menampung mud yang sudah dibersihkan untuk kembali di pompa selama
masa pengeboran atau hasil dari mud hopper. Didalam mud tank terdapat sebuah agitator yang
berfungsi mengaduk mud agar tetap memiliki properties yang sama sesuai kebutuhan, selain itu
terdapat banyak valve untuk menghubungkan antar tank. Kapasitas tank dapat menampung mud
sebanyak 500 barrel.
10
4. Desilter, desander, dan degasser
Desilter dan Desander digunakan untuk membersihkan mud dari kontaminan silt dan sand yang
berasal dari cutting selama pengeboran.
Degasser memiliki hampir serupa dengan desilter dan dessander namun kontaminan yang
dibersihkan yaitu gas yang bias jadi beracun bagi rig crew. Peranan dari degasser sangat penting
maka dari setiap rig yang beroperasi pasti terdapat degasser.
11
5. Mud Shaker
Mud shaker memiliki fungsi serupa hanya saja kontaminan yang dipisahkan berukuran lebih besar.
Dan didalam mud shaker terdapat screen yang bisa diganti ukurannya disesuaikan dengan besar
kontaminan. Mud shaker berprinsip kerja dengan cara digetarkan sehingga terdapat vibrator
diatasnya untuk menggetarkan.
6. Mud Pump
Mud pump berfungsi memompa mud kedalam lubang sumur. Jenis pompa yang digunakan di
perusahaan kontraktor yaitu electrical pump namun mereka juga memiliki pompa mekanikal jika
terjadi masalah kelistrikan. Karena pompa harus tetap bekerja agar tekanan sumur terjaga.
12
7. Blow Out Preventer (BOP)
Blow out preventer (BOP) berfungsi untuk tindakan awal jiga terjadi kick, terdapat tiga jenis ram
yang ada yaitu pipe ram, blind ram, dan shear ram. BOP milik perusahaan kontraktor berjenis double
ram.
8. Generator
Generator berguna sebagai sumber tenaga listrik untuk mengoperasikan keseluruhan alat pada rig.
13
9. Accumulator
Accumulator berfungsi mengontrol tekanan sumur dan memberikan daya melalui sistem hidrolik
pada BOP untuk menutup sumur apabila terjadi peningkatan tekanan yang tidak seharusnya.
Rig floor merupakan tempat utama para crew pengeboran melakukan operasi pengeboran. Pada
rig floor terdapat dog house, rotary table, drawworks, dan komponen alat lainnya.
Pada kunjungan ini penulis diajak untuk melihat proses pembuatan cement dari awal hingga menguji
dari kualitas cement sesuai dengan kriteria yang diberikan oleh pihak perusahaan tempat penulis
14
melakukan Kerja Praktik. Cement yang diuji yaitu untuk salah satu casing pada sumur eksplorasi.
Proses pembuatan cement disesuaikan dengan kriteria yang diberikan oleh perusahaan. Standar yang
digunakan untuk pembuatan cement yaitu API 10 B2 serta untuk standar bahan dan lainnya yaitu API
10 A.
1. Pembuatan Cement
2. Pengujian Rheologi
15
3. Pengujian Free Water
4. Pengujian Densitas
16
5. Pengujian Thickening Time
Selain itu komponen perforasi dibagi berdasarkan bahan jenis peledak, ukuran bullet gun, arah
ledakan. Buku yang diberikan pembimbing instansi sangat bermanfaat dikarenakan sebelumnya
penulis tidak mengetahui jeis-jenis alat perforasi.
17
4.3.2 Membuat Perforating Activity Report
Pembuatan laporan berfungsi memberikan hasil kerja dari perusahaan kontraktor secara jelas dan
kendala yang dihadapi. Dari laporan yang dibuat oleh penulis dapat mengetahui jenis kendala dan
bagaimana proses perforasi maupun re-perforasi dilakukan.
Kegiatan perforasi yang dilakukan perusahaan dilakukan selama 7 hari terdiri dari kegiatan
pemasangan cement plug, Re-perforasi, hingga perforasi dikedalaman baru.
18
BAB V TINJAUAN TEORITIS
5.1 Perforasi
Perforasi adalah penyelesaian bentuk rekayasa sistem, dan mengoptimalkan desain perforasi adalah
kondisi dasar yang diperlukan supaya komplesi sumur berkualitas tinggi.
Kekompakan batuan merupakan dasar pemilihan jenis formation completion sehubungan dengan
pencegahan terjadinya keguguran formasi dan terproduksinya pasir. Adapun faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap sifat kestabilan formasi adalah :
1) Sementasi Batuan
Merupakan suatu cara untuk menentukan kestabilan suatu formasi produktif. Hubungan faktor
sementasi batuan, porositas, faktor formasi dan saturasi dari suatu formasi. Semakin tinggi tingkat
penyemenan batuan sedimen maka semakin tinggi pula kekompakan batuan.
2) Kandungan Lempung
Lempung atau clay merupakan mineral yang biasanya mengendap bersama batuan pasir. Pada batuan
sedimen lempung berfungsi sebagai semen sebab mempunyai sifat mengikat air (water wet). Apabila
mineral lempung bercampur dengan air formasi maka akan terjadi pengembangan mineral yang
disebut “Clay swelling” yang bersifat lunak sehingga butir pasir formasi yang diikat oleh mineral
lempung akan mudah lepas dan akan bergerak mengikuti aliran.
Kadar mineral lempung yang terkandung dalam batuan formasi dapat dihitung dengan analisa data
logging seperti gamma ray log, SP log dan Neutron log.
19
3) Kekuatan Formasi
Kekuatan formasi merupakan kemampuan dari formasi untuk menahan butiran pasir yang akan
terlepas dari formasi akibat diproduksikannya fluida yang terkandung dalam reservoir. Dalam
masalah kepasiran, Tixier et al berpendapat bahwa kekuatan formasi terhadap kepasiran tergantung
dari dua hal yaitu “intrinsic strength of formation” dan kesanggupan pasir untuk membentuk
lingkungan yang di sekitar perforasi.
Besarnya intrinsic strength dipengaruhi oleh confining stress yang ditentukan oleh tekanan pori-pori
dan tekanan overburden, bentuk sorting butiran serta sementaasi diantara butiran yang kadang-
kadang diperkuat oleh clay.
B. Produktivity Index
Produksivitas formasi akan mencerminkan kemampuan formasi untuk mengalirakan fluida pada
kondisi tertentu, yang besarnya tergantung dari sifat-sifat fisik batuan, fluida, dan mekanisme
pendorongnya. Dimana reservoir dengan mekanisme pendorong water drive akan mampu
memberikan perolehan lebih baik dibandingkan dengan mekanisme pendorong lainnya. Untuk
memberikan gambaran yang jelas pengaruh produktivitas formasi pada pemilihan jenis well
completion, diambil contoh produktivitas batuan rekah vokanik. Dimana pada umumnya batuan yang
berbentuk fracture mempunyai pemeabilitas yang tinggi. Akulumasi minyak terdapat pada macro
fracture maupun micro fracture, oleh karena permeabilitasnya tidak merata, maka dengan cara open
hole completion diharapkan aliran fluida dari lapisan produktif ke lubang sumur akan menjadi besar.
Sedang apabila diselesaikan secara cased hole completion, maka fracture akan tertutup semen dan
sukar ditembus perforasi.
• 0 deg atau in-line penembakan yang dapat memberikan izin minimum untuk semua perforasi jika
pistol diposisikan untuk api di sisi rendah dari lubang
• 45deg untuk 90deg pentahapan yang menyediakan pendekatan terdekat untuk aliran radial
• 180deg pentahapan di salah satu dari dua arah planar
• 120deg pentahapan baik dengan semua tembakan 3 penembakan di 120deg untuk satu sama lain
atau menghilangkan 1 biaya sedemikian rupa sehingga 2 tembakan api di + 60deg dan-60deg
fase sudut
• Bagian I rincian pengujian yang akan dilakukan untuk menilai kinerja fisik dari perforasi biaya
dalam hal dimensi perforasi di bawah kondisi penembakan preset.
• Bagian II API RP 43 berkaitan dengan penilaian dampak tekanan batas pada dimensi fisik
perforasi yang dibuat dalam sampel batu pasir dibatasi oleh simulasi atas tekanan beban.
20
• Bagian III dan 4 berkaitan dengan efek suhu dan kapasitas aliran perforasi masing-masing
Keuntungan :
21
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Kerja Praktik yang dilakukan penulis di PT. Pertamina Hulu Energi Tuban
East Java, dapat disimpulkan bahwa :
1. Etika dalam bekerja sangat penting untuk diketahui oleh mahasiswa dalam persiapannya
memasuki dunia kerja.
2. Ilmu yang didapat diperkuliahan tidak sepenuhnya mencakup ilmu saat bekerja karena penulis
diharuskan untuk mempelajari sesuatu secara mandiri dan efisien.
3. Perforasi merupakan ilmu yang sangat penting prosesnya dalam mempengaruhi tingkat produksi
minyak dan gas.
4. Jenis-jenis perforasi dapat ditentukan berdasarkan keadaan reservoir dari suatu sumur.
5. Penulis mampu membuat laporan aktivitas kegiatan perforasi yang dilakukan oleh suatu
perusahaan.
6. Laporan kegiatan perforasi merupakan sesuatu yang penting sifatnya dalam bekerja karena
digunakan sebagai pedoman untuk dilakukan kegiatan Workover dan Well Services.
7. Jenis perforasi yang dilakukan di PT. Pertamina Hulu Energi Tuban East Java adalah
menggunakan jenis casing gun ataupun Tubing Conveyed Perforated (TCP) dan disesuaikan
dengan ketersediaan barang di gudang.
8. Perforasi dapat dilakukan kembali (Re-perforasi) jika dianggap produksi sumur sudah tidak
optimal.
6.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan terhadap perusahaan tempat melakukan kegiatan Kerja Praktik ini
adalah untuk melakukan perhitungan secara relevan dengan keadaan sumur dalam menentukan jenis
perforasi dan ukuran perforating gun tidak hanya berdasarkan ketersediaan alat digudang. Hal ini
menurut penulis perlu dilakukan karena apabila tidak dilakukan perhitungan terlebih dahulu nantinya
perforasi bisa merusak formasi ataupun mempengaruhi produksi dari sumur tersebut.
22
DAFTAR PUSTAKA
Baxter, D., Behrmann, L., Grove, B., Williams, H., Heiland, J., Hong, L. J., . . . Suppiah, R. R. (2009).
Perforating. When Failure Is The Objective, 1-14.
Farid, J. (2012). IMPORTANCE OF PERFORATION PROCESS AND ITS TECHNIQUE. Nova Scotia:
Dalhousie University Halifax.
Owen Oil Tools. (2000-2004). Product Catalog v4.0. Core Lab Laboratories.
Renpu, W. (2008). ADVANCE WELL COMPLETION ENGINEERING THIRD EDITION. OXFORD: GULF
PROFESSIONAL PUBLISHING.
v
LAMPIRAN
Notes
Completion Fluid Salt (NaCl) 8.8 ppg Used : - sax (total 1351 sax)
Fluid loss - Total loss : 2301 bbls
Incident / Accident None
Dari tabel kegiatan yang dibuat penulis dapat diartikan bahwa kegiatan yang dilakukan berupa
perbaikan alat rig seperti turbo charge. Lalu terdapat kendala lainnya berupa rotary slip stuck dan
perusahaan kontraktor menyiapkan hydraulic jack untuk mengangkat rotary slip.
vi
2. Kegiatan Hari Kedua
Rig repair Changed washed pipe seal Pressure test to 1500 psi OK
Pada hari kedua melanjutkan untuk melepas rotary slip yang menyangkut dan setelah berhasil
dilepaskan dilakukan drill out cement. Lalu dilakukan pengecekan sumur sekaligus membersihkan
sumur, disini terjadi kebocoran pada wash pipe. Pipa yang ada dalam sumur ditarik dari kedalaman
9102 ftMD menuju 8180 ftMD. Terjadi fluid loss sebanyak 335 bbls.
vii
3. Kegiatan Hari Ketiga
On 37 joints 2-7/8"EUE
tubing and 55 joints 3-
On going (All tubing has
RIH 5"Scrapper 1/2"EUE tubing (joint by
been drift)
joint) from surface to 2880
ftMD
Notes
Completion Fluid Salt (NaCl) 8.8 ppg Used : - sax (total 1501 sax)
Fluid loss - Total loss : 2626 bbls
Incident / Accident None
Pada hari kegiatan ketiga ini hanya dilakukan pemasangan alat scrapper yang berfungsi
membersihkan lubang sumur dari kotoran.
viii
4. Kegiatan Hari Keempat
Notes
Completion Fluid Salt (NaCl) 8.8 ppg Used : 90 sax (total 1591 sax)
Fluid loss loss 65 bbls total loss : 2701 bbls
Incident / Accident None
Pada hari keempat melanjutkan pemasangan Scrapper dan dilakukan reverse circulating. scrapper
digunakan dari kedalaman 8676 ftMD ke 9102 ftMD. Setelah selasai scrapper dicabut kembali.
Terjadi fluid loss sebanyak 65 bbls.
ix
5. Kegiatan Hari Kelima
Kegiatan hari kelima yaitu melanjutkan pencabutan scrapper. Lalu dimulai pemasangan wireline
logging tools kedalam sumur dan didapatkan data kedalaman log sedalam 9156 ftMD dan kedalaman
pengeboran sejauh 9120 ftMD. Dilanjutkan dengan pemasangan adaptor spool ke Elnusa lubricator,
didapatkan kebocoran melalui pressure test. Alat dicabut terlebih dahulu untuk dilakukan function
test dan menemukan sumber kebocoran. Setelah itu dimasukan tubing EUE 3-1/2” sambal dilakukan
monitoring fluid.pekerjaan tidak dilakukan pada hari itu karena alas an regulasi keamanan dan
menunggu set alat yang harus diganti dari gudang.
x
6. Kegiatan Hari Keenam
POOH 3-1/8"HSD Casing Gun III to surface Founded all bullet was fire
(20 ft)
vi
Rig down Elnusa Wireline
Logging tools
RIH 10 stands 3-1/2"EUE
tubing while monitor fluid
on well
Wait on daylight due to
safety regulation to IV
perforate job
POOH 10 stands 3-1/2"EUE
to surface
tubing
Install and Elnusa Lubricator Pressure : 400 psi - hold 5
pressure test minutes OK
Rig Up Elnusa Wireline Prepare to M/U 3-1/8"HSD
IV 6 SPF (15 ft) On Going
Logging tools casing gun
Notes
Completion Fluid Salt (NaCl) 8.8 ppg Used : 30 sax (total 1681 sax)
Fluid loss 26 bbls total loss : 2727 bbls
Incident / Accident None
Pada hari keenam kegiatan dilanjutkan setelah set alat dari gudang sampai. Tubing yang dimasukan
sebelumnya ditarik keluar kembali. Pemasangan elnusa lubricator dan dilakukan kembali pressure
test dengan hasil aman. Pemasangan alat perforasi berupa 3-1/8” HSD casing gun. Casing gun
pertama dipasang pada kedalaman 9052-9072 ftMD dengan daya ledak 6 SPF berhasil dilakukan.
Kegiatan ini berupa Re-perforasi.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemasangan kembali alat perforasi berupa 3-1/8” HSD casing gun
dikedalaman 9032-9052 ftMD berdaya ledak sama dan berhasil. Kegiatan ini merupakan Re-
perforasi.
Pemasangan alat perforasi ketiga dengan jenis yang sama pada kedalaman 8985-9005 ftMD dan
berdaya ledak sama berhasil. Kegiatan ini merupakan perforasi baru.
Alat perforasi dicabut dan diganti dengan 3-1/2” EUE tubing. Kegiatan diberhentikan karena regulasi
keamanan dan menunggu cahaya matahari, dan dilanjutkan dini hari dengan mencabut tubing lalu
memasang kembali elnusa lubricator dan pressure test dijalankan dengan indikasi aman.
vii
7. Kegiatan Hari Ketujuh
Tabel Hari Ke- 7
7-Jun-15
Activity Description Condition
Kegiatan dilanjutkan dengan pemasangan alat perforasi berjenis sama dengan daya ledak yang sama
juga dikedalaman 8970-8985 ftMD. Kegiatan ini merupakan perforasi baru dan berhasil dilakukan.
viii
Lalu dilanjutkan dengan pencopotan alat perforasi dan pemasangan bell nipple. Sumur dilakukan
observasi dan mendapatkan hasil berupa static loss sebesar 0.1 BPM. Dan pemasangan alat untuk
pompa dilanjutkan.
Dari hasil kegiatan perforasi ini dapat digambarkan diagram sumur yang baru seperti.
ix