Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN SARANA DAN

PRASARANA PENDIDIKAN

Agung Ary Prabowo (1909037001)


Fani Novi Alvianta (1909037014)

ABSTRAK
Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan sumber
daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Untuk
memenuhi harapan di bidang pendidikan, peran sarana prasana pendidikan sangat
penting, yaitu untuk memperlancar pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memahami konsep manajemen sarana
dan prasarana pendidikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1)
Penyelenggara pendidikan dituntut untuk memahami dan mempraktikkan ilmu
manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai. Manajemen sarana dan
prasaran pendidikan dapat diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan
pendayagunaan komponen-komponen secara langsung maupun tidak langsung
dalam menunjang proses pendidikan untuk mencapai pendidikan secara efektif
dan efisien. 2) Mengetahui standarisasi sarana dan prasaranan pendidikan yang
ada di satuan pendidikan. Standarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah
sebagai suatu penyesuaian bentuk, baik spesifikasi, kualitas maupun kuantitas
sarana dan prasarana sekolah dengan kriteria minimum yang telah ditetapkan
untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik serta meningkatkan
kinerja penyelenggara pendidikan. 3) Mengetahui cara pengelolaan saran dna
[rasarana yang baik dan benar. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
dimulai dari perencanaan, penyimpanan, dan penataan sarana dan prasarana yang
terpakai maupun tidak. 4) Mengetahui teknik pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan. Tahapan yang harus dilakukan yaitu konsep pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, strategi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, dan
prosedu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. 5) Mengetahui teknik
pemeliharaan sarana dan perasarana yang benar. Pemeliharaan adalah kegiatan
untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua barang selalu dalam
keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna.

Kata Kunci: Manajemen, Sarana, Prasarana, Pendidikan

PENDAHULUAN
Dewasa ini era globalisasi menuntut kesiapan yang lebih matang dalam
segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi
tantangan zaman. Persiapan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan
dilakukan sejak dari masa pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Untuk memenuhi harapan di bidang pendidikan, peran sarana prasana
pendidikan sangat penting, yaitu untuk memperlancar pelaksanaan proses kegiatan
belajar mengajar. Di satu sisi harapan yang dibebankan pada dunia pendidikan
banyak, tetapi di sisi lain dunia pendidikan mempunyai banyak masalah yang
menghambat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu
masalah yang dihadapi oleh sekolah adalah masalah sarana pendidikan.

Masalah-masalah sarana pendidikan yang dihadapi sekolah antara lain


sarana penunjang pendidikan belum sepenuhnya berada dalam kondisi yang
memadai. Hal ini dapat dilihat misalnya sarana belajar yang rusak atau belum
tersedia. Kondisi yang demikian, selain akan berpengaruh pada ketidaklayakan,
ketidaknyamanan pada proses belajar mengajar, juga akan berdampak pada
keengganan orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah tersebut.
Agar sarana pendidikan dapat difungsikan dengan baik, maka diperlukan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Dengan adanya manajemen sarana
dan prasarana pendidikan, maka sekolah akan mampu mengelola sarana dan
prasarana pendidikan secara lebih terkonsep dan terarah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh
mengenai “MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN”.

PEMBAHASAN
Sarana dan Prasarana Pendidikan
Depdiknas telah membedakan antara sarana pendidikan dan prasarana
pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat dan peralatan, bahan, dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Berkaitan dengan ini, prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah. Penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat
langsung, sedangkan prasarana tidak bersifat langsung dalam menunjang proses
pendidikan.
Ditinjau dari fungsi atau perannya terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar, maka sarana pendidikan dibagi menjadi dua macam yaitu alat palajaran
dan media pendidikan. Alat pelajaran adalah alat atau benda yang secara langsung
digunakan oleh guru dan murid untuk pembelajaran. Alat pelajaran terdiri dari (1)
Buku-buku (2) Kamus, Kitab Al-Qur’an (3) Alat-alat Peraga (4) Alat-alat praktek
(5) Alat tulis menulis. Nasional Education Assosiation menyatakan media adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.
Media Pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri
siswa.5 Jenis-jenis media pendidikan yaitu (1) Media audio (2) Media visual (3)
Media audio-visual. Prasarana pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu bangunan
sekolah dan perabot sekolah. (Ellong, 2018)
Dengan begitu, manajemen sarana dan prasaran pendidikan dapat diartikan
sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen
secara langsung maupun tidak langsung dalam menunjang proses pendidikan
untuk mencapai pendidikan secara efektif dan efisien. Proses-proses yang
dilakukan dalam upaya pengadaan dan pendayagunaan, meliputi perencanaan,
pengadaan, pengaturan, pengunaan, dan penghapusan. Kelima proses tersebut
dapat dipadukan sehingga membentuk suatu siklus manajamen saran dan
prasarana pendidikan.(Barnawi & M. Arifin, 2014)

Standarisasi Sarana dan Prasaran Pendidikan


Dalam PP No. 19 tahun 2015 menyebutkan bahwa stanar saran dan
prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimun tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lainnya, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Standarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai suatu
penyesuaian bentuk, baik spesifikasi, kualitas maupun kuantitas sarana dan
prasarana sekolah dengan kriteria minimum yang telah ditetapkan untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik serta meningkatkan kinerja
penyelenggara pendidikan.
Standarisasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi, ruang kelas, ruang
kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang tata
usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi
kesiswaan, toilet, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain atau berolahraga.
(Barnawi & M. Arifin, 2014)

Pengelolaan Sarana dan Prasaran Pendidikan


1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penentuan kebutuhan merupakan perencanaan pengadaan sarana
pendidikan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebelum
mengadakan alat-alat tertentu atau fasilitas pendidikan terlebih dahulu harus
melalui prosedur yang benar, yaitu melihat dan memeriksa kembali keadaan dan
kekayaan yang telah ada, agar tidak terjadi sarana pendidikan yang mubazir,
seperti pengadaan kembali sarana yang masih memadai dari segi kuantitas
maupun kualitas atau pengadaan alat-alat yang tidak diperlukan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Setelah melalui prosedur yang benar, baru bisa
ditentukan jenis sarana yang diperlukan berdasarkan kepentingan pendidikan di
sekolah bersangkutan.
Penentuan sarana pendidikan sekolah juga harus mempertimbangkan
siapa-siapa saja yang memfasilitasi atau membiayai pengadaan sarana tersebut.
Pihak sekolah bisa mengajukan permohonan pengadaan sarana pendidikan kepada
istansi atasan seperti kepada pemerintah melalui Disdikpora provinsi,
kabupaten/kota, bisa juga kepada pihak komite sekolah mengajukan RAPBS
(Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah) pada waktu awal tahun
pelajaran atau mungkin sumbangan dari masyarakat. Apabila pengajuan
pengadaan sarana pendidikan tersebut hanya sebagian yang disetujui, maka harus
menentukan sekala prioritas atau sarana yang paling penting dan mendesak
diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk memudahkan mengetahui
sarana yang paling penting dan mendesak dalam keperluan pendidikan, maka pada
daftar pengadaan sarana harus diurut dari nomor terkecil untuk sarana/fasiltas
yang paling penting atau mendesak kemudian diikuti sarana yang lain sesuai
dengan tingkat kepentingan.(Sulfemi, 2019)
Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah tidak langsung
ada begitu saja. Sarana dan prasarana ada tentunya juga melalui beberapa proses
yang panjang dan rumit. Penggadaan terhadap sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam menunjang terlaksananya kegiatan belajar mengajar sudah
selazimnya harus dilaksanakan dengan baik dan benar. Kelancaran kegiatan dalam
proses belajar mengajar akan membawahasil yang maksimal, ketika dalam proses
penggadaan benar-benarmemperhatikan terhadap kebutuhan paling pokok dalam
menunjangkeberhasilan kegiatan belajar mengajar. (Hartoni, 2018)
Akhir-akhir ini telah banyak teoritisi mendeskripsikan langkah-langkah
perencanaan perlengkapan pendidikan di sakolah, antara lain adalah seorang
teoritisi administrasi pendidikan, yaitu Jame J. Jones yang dikutip Bafadal. Jones
menegaskan bahwa perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah
di awali dengan menganalisis jenis pengalaman pendidikan yang di berikan di
sekolah itu. Jones mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan pengadaan
perlengkapan sekolah sebagai berikut (Bafadal, 2004) :
a. Menganalisis kebutuhan pendidikan suatu masyarakat dan menetapakan
program untuk masa yang akan datang sebagai dasar untuk mengevaluasi
keberadaan fasilitas dan membuat model perencanaan perlengkapan yang
akan datang
b. Melakuakan survei keseluruh unit sekolah untuk menyususun master plan
untuk jangka waktu tertentu
c. Memilih kebutuhan utama berdasarkan hasil survei
d. Mengembangkan educational specification untuk setiap proyek yang
terpisah-pisah dalam usaha master plan
e. Merancang setiap proyek yang terpisah-pisah sesuai dengan spesifikasi
pendidikan yang diusulkan
f. Mengembangkan dan menguatkan tawaran atau kontrak dan
melaksanakan sesuai dengan gambaran kerja yang diusulkan
g. Melenkapi perlengkapan gedung dan meletakannya sehingga siap untuk
digunakan.
2. Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil
pengadaan dan umumnya barang tersebut adalah milik negara pada wadah/tempat
yang telah disediakan. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan adalah
kegiatan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat-
surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru ataupun sudah rusak yang
dapat dilakukan oleh seorang beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada
lembaga pendidikan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah
aspek fisik dan aspek administratif.
Aspek fisik dalam penyimpanan adalah wadah yang diperlukan untuk
menampung barang milik negara berasal dari pengadaan. Aspek ini biasa disebut
gudang, yang dapat dibedakan menjadi (Sulfemi, 2019):
a. Gudang pusat, yaitu gudang yang diperlukan untuk menampung barang
hasil pengadaan yang terletak pada unit. Biasanya gudang pusat juga
digunakan untuk menyimpan barang yang akan dijadikan stok/persediaan
b. Gudang penyalur, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan
barang sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang
membutuhkan
c. Gudang transit, yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan barang
sementara sebelumdisalurkan ke unit atau satuan kerja yang
membutuhkan
d. Gudang pemakai, yaitu gudang yang digunakan untuk meyimpan barang-
barang yang akan dan telah digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Penataan barang-barang tidak habis pakai
Yaitu dengan cara mengatur barang yang ada dengan memberikan nomor
dan kode pada barang tersebut sesuai dengan sandi yang berlaku. Hal ini
dilakukan agar petugas dan pemakai lebih mudah memakai dan mengawasi
pemakaiannya.

Teknik Pengadaan Sarana dan Prasaran Pendidikan


1. Konsep Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan penyediaan
semua jenis sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam konteks persekolahan,
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan
hasil perencaaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.(Matin & Fuad, 2016)
Proses pengadaan dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu, tahap
pertama melakukan seleksi terlebih dahulu, ada seleksi jangka panjang, jangka
menengah, dan seleksi jangka pendek.(Sinta, 2019)
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan fungsi operasional
kedua dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan setelah perencanaan.
Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan
sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik
berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan
harga dan sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. Strategi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Ada beberapa altermatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan tersebut adalah melalui : (1) membeli; (2) membuat
sendiri; (3) bantuan atau hibah; (4) menyewa; (5) meminjam; (6) mendaur ulang;
(7) menukar; (8) memperbaiki atau merekonstruksi kembali; dan (9) melalui
pelelangan.(Matin & Fuad, 2016)

3. Prosedur Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada Keppres No.
80/2003 yang telah disempurnakan dengan Permen NO. 24/2007. Pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah umumnya melalui prosedur sebgai
berikut:
a. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana
b. Mengklarifikasikan sarana dan prasarana yang di butuhkan
c. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang di tunjukkan
kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah
swasta
d. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk
mendapat persetujuan dari pihak yang di tuju
e. Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim
ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan
prasarana tersebut.
Contoh proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
adalah sebagai berikut : Sekolah melakukan analisis kebutuhan, kemudian
mengklasifikasikan dan membuat proposal yang ditunjukkan ke pemerintah
melalui Dinas Tingkat II.
Proses pengadaan saran dan prasarana pendidikan ada bermacam-macam
cara tergantung dari jenis barang yang akan diadakan. Jenis-jenis sarana dan
prasarana pendidikan dapat digolongkan ke dalam buku, alat, perabot, bangunan,
dan tanah.(Matin & Fuad, 2016)

Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasaran Pendidikan


Pemeliharaan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengaturan agar semua barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan
secara berdayaguna dan berhasil guna. Pemeliharaan merupakan kegiatan
penjagaan dan pencegahan dari kerusakan suatu barang. Pemeliharaan yang bersifat
khusus harus dilakukan oleh petugas yang memang benar-benar ahli dalam jenis
barang yang di maksud.(Sulfemi, 2019)
1. Tujuan Pemeliharaan sarana dan Prasarana Pendidikan.
Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting
terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli suatu peralatan akan
jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.
Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran
pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal, untuk menjamin ketersediaan
peralatan yang diperlukan melalui pengecekan secara rutin dan teratur, lalu untuk
menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.
2. Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan adalah jika peralatan terpelihara secara baik, umurnya akan awet dan
tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat. Pemeliharaan yang
baik mencegah terjadinya kerusakan dan akan lebih terkontrol sehingga menghindari
kehilangan juga enak di lihat dan juga di pandang. Pemeliharaan yang baik juga
memberikan hasil pekerjaan yang baik.
3. Macam-macam Pekerjaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pekerjaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat
dikategorikan ke dalam empat kelompok, yaitu (Matin & Fuad, 2016):
a. Perawatan terus-menerus
Perawatan ini bersifat teratur dan tersu menerus. Contohnya adalah
perawatan terhadap drainase, sampah, ruangan, halaman dan lain
sebagainya yang harus dibersihkan setiap hari.
b. Perawatan berkala
Perawatan ini dilakukan sewaktu-waktu tetapi teratur dan rutin.
Contohnya adalah perawatan pada pintu, tembok, kusen, lemari, kursi,
dan lain sebagainya yang terdapat kerusakan dan harus diperbaiki secara
teratur.
c. Perawatan darurat
Perawatan ini dilakukan sewaktu-waktu dan mendadak sehingga tidak
teratur dan tidak bersifat rutin. Contohnya adalah saluran air yang bocor
sehingga dapat membahayakan siswa yang akan ke toilet dan dapat
terjadi kecelakaan seperti terpeleset dan sebagainya
d. Perawatan preventif
Perawatan ini dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya
dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang ditentukan
sebelumnya. Pekerjaan yang tergolong perawatan preventif adalah
melihat, memeriksa, menyetel, mengkalibrasi, meminyaki, penggantian
suku cadang dan sebagainya.

SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada artikel ini, dapat disimpulkan bahwa
Manajemen sarana dan prasarana merupakan seluruh pengaturan sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh lembaga pendidikan, dan pengaturan dilakukan
dengan memalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi
manajemen. Perencanaan sarana dan prasarana berarti kegiatan yang dilakukan
untuk pengadaan suatu sarana maupun prasarana di dunia pendidikan. Ada
beberapa cara pengadaan, yaitu : pembelian, pembuatan atau produksi sendiri,
penerimaan hibah, penyewaan, peminjaman, pendaur ulangan, penukaran,
perbaikan atau rekondisi, dan pelelangan. Setiap orang berhak menerima sarana
maupun prasarana pendidikan yang layak, sebuah sekolah harus memenuhi
prasarana dan prasarana yang belum memadai. Setelah melalui proses pengadaan,
pengajuan sarana dan prasarana akan diproses dengan tujuan mempermudah
berjalannya proses pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana juga mencakup
standarisasi, pengelolaan, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan. Satu sama lain saling berkaitan untuk berjalannya proses manajemen
sarana dan prasarana pendidikan.

REFERENSI

Bafadal, I. (2004). Manajemen perlengkapan sekolah. Bumi Aksara.


Barnawi & M. Arifin. (2014). Manajemen sarana & prasarana pendidikan (Aidah
Najihah (ed.); II).
Ellong, T. A. (2018). Manajemen Sarana dan Prasarana di Lembaga Pendidikan Islam.
Jurnal Ilmiah Iqra’. https://doi.org/10.30984/jii.v11i1.574
Hartoni, H. (2018). IMPELEMENTASI MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN. AL-IDARAH: JURNAL
KEPENDIDIKAN ISLAM, 8(1), 178. https://doi.org/10.24042/alidarah.v8i1.3088
Matin, & Fuad, N. (2016). Manajemen sarana dan prasarana pendidikan (1st ed.). Raja
Grafindo Persada.
Sinta, I. M. (2019). MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA. Jurnal Isema :
Islamic Educational Management, 4(1), 77–92.
https://doi.org/10.15575/isema.v4i1.5645
Sulfemi, W. bagja. (2019). Sarana dan prasarana.

Anda mungkin juga menyukai