Anda di halaman 1dari 24

DUNIA TUMBUHAN

Tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang banyak


dimanfaatkan oleh manusia. Ciri-ciri umum tumbuhan (Plantae) antara lain: (1)
memiliki sel eukariotik (memiliki membran inti), (2) mempunyai klorofil
sehingga tumbuhan dapat berfotosintesis, (3) autotrof (dapat membuat makanan
sendiri), (4) sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel yang mengandung selulosa,
yang mengakibatkan tumbuhan menjadi kaku, (5) dapat bereproduksi secara
seksual, (6) bersifat multiseluler (tersusun atas banyak sel)
Dunia tumbuhan terbagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan adanya
pembuluh angkut, yaitu:
1. Tumbuhan tidak berpembuluh (non-Tracheophyta) meliputi, tumbuhan
lumut (Bryophyta).
2. Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta).
Tracheophyta dikelompokkan berdasarkan cara reproduksinya, dibagi menjadi:
1. Tumbuhan yang bereproduksi dengan spora, yaitu tumbuhan paku
(Pteridophyta).
2. Tumbuhan yang bereproduksi dengan biji, selanjutnya disebut tumbuhan
berbiji (Spermatophyta).
Spermatophyta dikelompokkan menjadi dua, yaitu Gymnospermae atau
tumbuhan biji terbuka, dan Angiospermae atau tumbuhan biji tertutup.
Selanjutnya Gymnospermae dikelompokkan menjadi Monokotil dan Dikotil.

A. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Struktur Tumbuhan Lumut
Bryophyta berasal dari bahasa latin : bryon = lumut (moss) dan
phyton = tumbuhan (plant). Tubuh tumbuhan lumut masih berupa talus sebagai
lembaran daun atau telah mempunyai daun yang masih sangat sederhana, tidak
terdapat akar hanya rizoid. Tubuh berwarna hijau, mengandung klorofil a dan b.
Tempat hidup tumbuhan lumut kebanyakan hidup di tempat-tempat yang
lembab, umumnya di darat tapi ada juga yang hidup di air. Disebut amphibious
plant. Beberapa ciri penyesuaian tumbuhan lumut terhadap lingkungan darat yaitu
sebagai berikut.
1) Mempunyai rizoid untuk melekat dan menghisap air.
2) Terdapat sel-sel epidermis serta penebalan dinding sel sebagai
perlindungan terhadap kekeringan.
3) Terdapat porus pada permukaan talus sehingga mempermudah
pengambilan CO2 untuk melaksanakan fotosintesis.
4) Ada lapisan sel-sel steril yang melindungi sel-sel kelamin agar tidak
kekeringan.
5) Spora berdinding tebal dan disebarkan oleh angin.
6) Sistem pengangkutan makanan masih sangat sederhana.
7) Tubuh tidak tahan terhadap kekeringan, sehingga tumbuh pada tempat-
tempat yang basah dan lembab.

Siklus Hidup Bryophyta


Lumut dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Generasi
seksual bersifat haploid adalah generasi gametofit, dan generasi aseksual bersifat
diploid adalah generasi sporofit. Kedua generasi tersebut berlangsung silih
berganti sehingga terjadi pergantian keturunan atau pergiliran keturunan
(metagenesis). Tumbuhan yang menghasilkan sel kelamin (gametofit) lebih
dominan daripada tumbuhan yang menghasilkan spora (sporofit). Gametofit lumut
adalah tumbuhan yang hidup bebas, sedang sporofit atau sporogonium selama
hidupnya tetap menempel dan mendapat makanan dari gametofit. Bentuk
gametofit sama sekali berbeda dengan sporofit, maka lumut mempunyai
keturunan yang heteromorfik. Spora yang dihasilkan sama bentuk dan
ukurannya, sehingga bersifat homospor atau isospor.
Alat kelamin berupa anteridium dan arkegonium demikian pula
sporogoniumnya selalu terdiri dari banyak sel. Semua anggota lumut mempunyai
bentuk dan susunan gametangium yang karakteristik terutama bentuk dan
susunan arkegonium (botol). Anteridium berbentuk gada atau bulat, mempunyai
dinding yang terdiri atas selapis sel-sel steril.
SKEMA SIKLUS HIDUP LUMUT

GAMETOFIT PROTONEMA SPORA

ANTHERIDIUM ARKEGONIUM TETRASPORA

SPERMATOZOID SELTELUR MEIOSIS

SEL INDUK
FERTILISASI
SPORA

ZIGOT EMBRIO SPOROFIT

Pengelompokan (klasifikasi) Tumbuhan Lumut


Tumbuhan lumut (Bryophyta) dibagi dalam 3 kelas yaitu:
1. Kelas Lumut Hati (Hepaticopsida)
Contoh: Marchantia sp

Marchantia dapat hidup di tempat yang dingin, lembab, dan teduh.


Tumbuh di tebing-tebing sungai, dinding sumur, rawa, dan tempat-tempat yang
lembab. Jika tumbuh subur, marchantia akan terlihat sebagai “karpet hijau” yang
terhampar di permukaan tanah.
Tubuh tersusun dari dorsiventral yang berwarna hijau gelap, pipih,
bercabang dikotom. Percabangan talus disebut dengan lobus dari talus.
Permukaan dorsal merupakan bagian atas dari tubuh Marchantia. Pada saat
dewasa, pada bagian dorsal akan tumbuh gametangiofor yang berbentuk seperti
payung. Pada bagian ventral atau bagian bawah, banyak ditemukan rhizoid yang
merupakan perpanjangan dari sel epidermis bawah. Permukaan atas talus
mempunyai lapisan kutikula

Reproduksi
Reproduksi Aseksual/Vegetatif :
• Fragmentasi
• Cabang-cabang Adventif
Dapat dijumpai pada Marchantia palmata, cabang-cabang adventif bisa
tumbuh menjadi talus baru jika terlepas.
• Pembentukan Gemmae (tunas)
Gemmae dibentuk didalam kupula (mangkuk). Kupula bisa tumbuh dari
sebuah sel yang berada dibelakang titik tumbuh. Gemmae yang telah
dewasa berbentuk seperti lensa pipih yang tersusun atas banyak sel.
Reproduksi Generatif:/Seksual
Reproduksi seksual melibatkan dua jenis tumbuhan, yaitu tumbuhan
jantan, yang mengandung reseptakel anteridium dan tumbuhan betina yang
mengandung reseptakel arkegonium. Anteridia merekah di ujungnya, dan
sperma melepaskan diri dengan bantuan air hujan ke arah arkegonia yang
dekat tumbuhan tersebut. Fertilisasi spermatozoid dan ovum menghasilkan
zigot. Selanjutnya zigot tumbuh menjadi embrio selanjutnya berkembang
menjadi sporofit. Pada tahap-tahap awal perkembangannya, generasi
sporofit Marchantia seluruh hidupnya bergantung pada jaringan gametofit
dalam hal nutrisinya.
2. Kelas Lumut tanduk (Anthocerotopsida)
Lumut ini disebut lumut tanduk karena karakteristik sporophytes
berbentuk seperti tanduk memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) tubuhnya berupa talus berwarna hijau gelap atau hijau kekuningan,
pipih dan terbagi atas daerah dorsal dan dan ventral (dorso-ventral)
2) pada bagian ventral terdapat rhizoid yang berfungsi untuk menempel
dan menghisap zat-zat makanan
3) hidup menempel diatas permukaan tanah, pohon, tebing yang
lembab dan basah
4) reproduksi vegetatif dengan membentuk gemma atau tunas
5) mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) yaitu tumbuhan
sporofit yang menghasilkan spora dan tumbuhan gametofit yang
menghasilkan gamet
6) generasi gametofit membentuk anteredium dan arkegonium.
7) generasi sporofit berupa bentukan seperti batang dan pada bagian
ujung berbentuk seperti tanduk
8) Contoh: Anthoceros
3. Kelas Lumut sejati (Bryopsida)
Lumut sejati memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tumbuh di tanah, pohon, tebing, tembok yang lembab dan basah
2) Talus tersusun dari rhizoid, sumbu, dan filodia
3) Reproduksi vegetatif dengan membentuk gemma atau tunas
4) Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) yaitu tumbuhan sporofit
yang menghasilkan spora dan tumbuhan gametofit yang menghasilkan
gamet
5) Tumbuhan Lumut generasi gametofit berbentuk tumbuhan lumut itu
sendiri, sedangkan generasi sporofit berbentuk sporogonium (sporofit)
6) Pada sporogonium tumbuhan lumut sejati terdapat bagian-bagian sebagai
berikut.
 Kaliptra : semacam pelindung kapsul atau tudung sporangium
yang berasal dari dinding arkegonium
 Seta : tangkai sporogonium
 Sporangium : berupa kotak spora, tempat pembentukan spora
 Operkulum : tutup kotak spora
Contoh Bryopsida adalah Polytrichum, Sphagnum

Gambar: Polytrichum Sporogonium

Gambar: Bagian-bagian Sporogonium


B. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku
Habitat = darat, ada yang epifit (Platycerium, Asplenium, Drymoglossum)
dan ada yang hidrofit (Marsilea). Struktur tubuh: akar = akar serabut untuk
melekat pada substrat dan menyerap air, batang = berupa rizom atau rimpang
untuk menyangga tumbuhan paku, daun = berupa mikrofil dan makrofil untuk
berkembang biak dan fotosintesis dan pembuluh angkut = xilem untuk
mengangkut air ke daun dan floem untuk mengangkut makanan ke seluruh tubuh
tumbuhan. Berdasarkan ukurannya, daun pada tumbuhan paku ada 2 macam,
mikrofil (berdaun kecil, memiliki 1 tulang daun) dan makrofil (berdaun besar,
memiliki lebih dari 1 tulang daun). Tropofil adalah daun yang tidak mengandung
sporangium (daun steril), biasanya untuk fotosintesis dan sporofil daun yang fertil
karena mengandung spora. Tumbuhan paku yang memiliki kedua jenis daun
tersebut disebut dengan dimorfisme atau troposporofil. Contohnya adalah
Platycerium dan Drymoglossum.
Peranan tumbuhan paku adalah dimakan sebagai sayur, sebagai obat untuk
menyembuhkan luka, sebagai tanaman hias dan sebagainya.

Reproduksi Tumbuhan Paku


Cara reproduksi tumbuhan paku, secara aseksual, dengan spora. Spora
dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium,
yang terdapat pada sporofit yang terletak di daun atau batang. Spora haploid (n)
yang dihasilkan diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat yang sesuai
akan tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi gametofit yang haploid
(n). Sedangkan, secara seksual, peleburan antara spermatozoid dan ovum.
Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium,
kemudian membuahi ovum yang menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot
membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n), tumbuh menjadi sporofit yang
diploid (2n). Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan oleh generasi sporofitnya,
tumbuhan paku dibedakan menjadi 3, yaitu: tumbuhan paku homospora,
tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan ukuran dan jenis yang sama,
tumbuhan paku hoterospora, tumbuhan paku yang menghasilkan 2 jenis spora
yang berlainan ukurannya, mikrospora dan heterospora, tumbuhan paku peralihan,
peralihan antara paku homospora dan paku heterospora. Paku ekor kuda atau
Equisetum disebut sebagai paku peralihan karena Equisetum memiliki spora
diantara homospora dan heterospora, serta habitat dari Equisetum ini adalah
diantara air dan darat.

Klasifikasi Tumbuhan Paku


klasifikasi pada paku dibagi dalam 4 kelas yaitu: Psilopsida ( paku
purba), Lycopsida (paku kawat), Sphenopsida (paku ekor kuda), Pteropsida (paku
sejati).
1. Psilopsida ( paku purba)
Ciri-cirinya: struktur tubuhnya paling sederhana karena tidak memiliki daun
atau mikrofil dan belum terdiferensiasi, belum memiliki akar sejati, memiliki
berkas pengangkut, memiliki akar rimpang, paku homospora, sporangium
terletak di ketiak daun. contoh: Psilotum.
2. Lycopsida (paku kawat)
Ciri-cirinya: memiliki batang yang panjang seperti kawat, daun mikrofil,
sporangium terletak di strobilus, paku homospora. contoh: Lycopodium,
Selaginella
3. Sphenopsida (paku ekor kuda). Ciri-cirinya: memiliki batang yang tumbuh
tegak, bercabang, serta beruas-ruas, pada ujung batang atau cabang
menghasilkan strobilus. contoh: Equisetum
4. Pteropsida (paku sejati)
Ciri-cirinya: merupakan paku yang paling maju, daun yang muda menggulung
pada ujungnya, di bagian bawah daun terdapat kumpulan sporangium atau
sori, daun makrofil. contoh: Adiantum, Asplenium, Marsilea, Drymoglossum.
Pada tumbuhan paku, yang paling maju adalah paku sejati (Pteropsida),
karena memiliki kuncup daun yang menggulung dan ukuran daun yang
makrofil.
Daur Hidup Tumbuhan Paku

Spora (n)

Protalium (n) (gametofit)

Arkegonium Anteridium

Ovum Sperma

Zigot (2n kromosom)

Tumbuhan Paku (2n) (sporofit)

Sporangium (2n)

Spora (n)

.Skema daur hidup paku homospo


Perbandingan antara tumbuhan lumut dan tumbuhan paku
Tumbuhan Lumut Tumbuhan Paku
 Tumbuhan lumut memiliki ukuran  Tumbuhan paku memiliki ukuran
tubuh yang kecil, bentuk tubuhnya lebih besar dari lumut, generasi yang
yang sering kita lihat adalah generasi dominan adalah sporofit dengan
gametofit; ada yang berbentuk bentuk yang bervariasi; ada yang
lembaran dan ada yang seperti berbentuk lembaran, perdu, pohon
tumbuhan kecil. dan tanduk rusa.
 Tumbuhan lumut tidak memiliki  Tumbuhan paku memiliki berkas
berkas pembuluh (jaringan pengangkut) pembuluh yang berupa xylem dan
sehingga tidak memiliki akar, batang floem, sehingga dikatakan memiliki
dan daun sejati; generasi sporofit selalu akar, batang dan duan sejati;
menumpang pada generasi gametofit; memiliki daun yang mikrofil atau
generasi sporofit ada yang uniseluler makrofil; memiliki daun fertile
dan ada yang multiseluler. (sporofil) dan daun steril (tropofil).
 Tumbuhan lumut dibagi menjadi 3  Tumbuhan paku dibagi menjadi 4
kelas, yakni: lumut hati subdivisi, yakni: paku purba
(Hepaticopsida), lumut tanduk (Psilopsida), paku kawat
(Anthoceratopsida), dan lumut daun (Lycopsida), paku ekor kuda
(Bryopsida). (Sphenopsida), dan paku sejati
(Pteropsida).
 Pada tumbuhan lumut, generasi  Pada tumbuhan paku, generasi
gametofit lebih dominan daripada sporofit lebih dominan daripada
generasi sporofit. generasi gametofit.
 Spora tumbuh menjadi protonema,  Spora tumbuh menjadi protalium
kemudian berkembang menjadi yang selanjutnya menjadi gemetofit
tumbuhan lumut yang merupakan haploid (n); setelah peleburan
generasi gametofit yang haploid (n); sperma dan ovum akan terbentuk
zigot yang terjadi setelah fertilisasi zigot yang diploid (2n); zigot
akan tumbuh menjadi sporofit diploid. tumbuh menjadi tumbuhan paku
(sporofit).

C. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma=biji ,


phyton=tumbuhan) merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas,
yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian yang berasal
dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga.
Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyer bukan atau persarian yang diikuti oleh
pembuahan.
Ciri Tubuh
Ciri tumbuhan berbiji meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh Tumbuhan berbiji berukuran makroskopik dengan
ketinggian yang sangat bervariasi. Habitus atau perawakan tumbuhan berbiji
sangat bervariasi, yaitu Pohon, misalnya jati, duku, kelapa, beringin, cemara;
Perdu, misalnya mawar, kembang merak, kembang sepatu; semak, misalnya arbei;
dan Herba, misalnya sayur-sayuran, bunga lili, serta bunga krokot.

Struktur dan fungsi


Tumbuhan berbiji merupakan heterospora. Tumbuhan berbiji membetuk
struktur megasporangia dan mikrosporangia yang berkumpul pada suatu sumbuh
pendek. Misalnya struktur seperti konus atau strobilus pada konifer dan bunga
pada tumbuhan berbunga. Seperti halnya pada tumbuhan lain, spora pada
tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam sporangia. Akan tetapi,
pada tumbuhan berbiji, megaspora tidak dilepaskan melainkan dipertahankan.
Megasporangia mendukung perkembangan gametofit betina dan menyediakan
makanan serta air. Gametofit betina akan tetap berada dalam sporangium, menjadi
matang dan memlihara generasi sporofit berikutnya setelah terjadi pembuahan.
Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa mikrospora. Mikrospora yang
mencapai sporofit akan berkecambah membentuk serbuk sari yang tumbuh
menuju kearah bakal biji untuk membuahi gametofit betina. Pada tumbuhan
berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari, mikrosporangium merupakan
kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan benagsari. Istilah megaspora
merupakan kandung lembaga (kantung embrio), megasporangium merupakan
bakal biji, dan megasporofil merupakan daun buah (karpela).

Cara Hidup dan Reproduksinya


Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup di darat. Namun, tumbuhan berbiji ada yang
hidup mengapung di air, misalnya teratai. Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan
fotoautotrof
Klasifikasi Spermatophyta
Spermatophyta terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu Gymnospermae
dan Angospermae.

1. Gymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka)


Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani yaitu, Gymno =terbuka atau
telanjang dan sperma=biji. Anggota Gymnospermae memiliki ciri utama berupa
bakal biji yang tumbuh pada permukaan megasporafil (daun buah).
Gymnospermae merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri utama biji
tidak dibentuk dalam bakal buah dan bakal biji tidak diselaputi oleh pelindung.
Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah
atau membentuk stabilus jantan dan strobilus betina. Umumnya berkelamin
tunggal namun ada juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada gymnospermae
hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin). Waktu penyerbukan
sampai pembuahan relatif panjang. Tumbuhan ini memiliki habitus semak, perdu,
atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang, batang tumbuhan tegak lurus dan
bercabang-cabang.
Pada Gymnospermae, perawakannya ada yang mirip palem-paleman
(Cycas rumphii) dan mirip cemara (Pinus merkusii). Struktur tubuh
Gymnospermae memiliki akar tunggang, batang ada yang tegak, berbaring
(mendatar) dan sebagai umbi dalam tanah. Daun Gymnospermae terdiri dari daun
mikrofil (Pinus) dan makrofil (Gnetum). Sedangkan untuk berkas pengangkutnya
sudah ada, tetapi xylem pada Gymnospermae tidak terdapat trakeid (kecuali pada
Gnetum gnemon atau melinjo) dan floemnya tidak terdapat sel pengiring. Pada
reproduksinya, Gymnospermae bersifat heterospora karena menghasilkan
mikrospora dan makrospora. Spora dibentuk pada runjung/strobilus. Strobilus
yang berbentuk kerucut disebut konus, seperti pada Pinus. Memiliki saluran
damar/saluran getah (Pinus merkusii).

Peranan Gymnospermae adalah untuk makanan (melinjo), menghasilkan


pati (sagu) (Cycas circinalis), tanaman hias (Pinus dan Cycas), dapat
menghasilkan kayu untuk bahan bangunan dan ukiran (Pinus), bahan untuk
terpentin (Pinus), penghasil zat yang dapat menyembuhkan tukak (Cycas
rumphii), penyakit asma (Ephedra altissima), dapat dipakai sebagai bahan kertas
atau benang jala yaitu Gnetum gnemon (melinjo), Tanaman yang dapat digunakan
sebagi bahan untuk obat dan kosmetik yaitu Ginkgo biloba.

Gymnospermae memiliki 4 bangsa yaitu: Coniferales, Cycadales,


Gnetales, dan Gingkoales

a. Bangsa Coniferales
Memiliki akar tunggang, bentuk daun berjarum sehingga disebut conifer
(bangsa Coniferales), merupakan daun mikrofil). Alat reproduksi terdapat dalam
konus yang didalamnya terdapat sisik konus. Bakal bijinya terdapat dalam
pangkal sisik konus tersebut. Untuk betinanya terletak di ketiak daun dan
berukuran besar, banyak mengandung kandung lembaga yang menghasilkan
gametofit betina yaitu makrospora. Untuk jantan, konusnya terletak di ujung
cabang dan berukuran kecil, berfungsi menghasilkan gametofit jantan yaitu
mikrospora melalui meiosis yang berkembang menjadi serbuk sari dan menempel
di tepi-tepi kerucut, kemudian angin akan menerbangkan sampai pada runjung
betina sehingga terjadi proses penyerbukan. Anggota Coniferales merupakan
tumbuhan “evergreen” (tumbuhan yang selalu terlihat hijau sebab mengalami
gugur daun dalam waktu yang lama.). Generasi sporofit (2n) merupakan
tumbuhan itu sendiri, sementara itu generasi gametofit (n) ialah keadaan
mikroskopis di dalam konus. Contoh tumbuhan kelas ini adalah Pinus merkusii,
pohon damar (Agathis alba), Cupressus, Juniperus, dan Taxus.
Tanaman tusam

(Sumber: http://www.wikipedia.org pinus)

b. Bangsa Cycadales
Tumbuhan yang termasuk ordo ini adalah termasuk dioecious (dalam satu
pohon terdapat alat perkembangbiakan jantan saja atau betina saja). Memiliki akar
tunggang, bentuk daun membulat, merupakan daun makrofil). Alat reproduksi
terdapat dalam strobilus. Zamia, Cycas rumphii (pakis haji).

Tanaman pakis haji (Cicas revaluta)

(Sumber: Encarta Encyclopedia, 2006)

c. Bangsa Gnetales
Anggota Gnetales berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon.
Strobilus tidak berbentuk kerucut. Bunga jantan dan bunga betina terdapat pada
satu pohon (monocieous). Penyerbukannya dibantu oleh serangga. Tata letak
daunnya berhadapan bersilang. Memiliki akar tunggang, bentuk daun membulat,
merupakan daun makrofil). Kelompok tumbuhan ini mempunyai saluran damar
atau getah. Anggota Gnetales adalah Gnetum gnemon (melinjo), Ephedra,
Welwitschia.
Tanaman melinjo

d. Bangsa Gingkoales
Ginko biloba ini sulit ditemukan, biasanya terdapat di Cina karena
merupakan tumbuhan asli daratan Cina. Daunnya berbentuk seperti kipas dan
tumbuh membesar pada ujung tunas cabang pohon. Daun berupa daun makrofil,
dengan peruratan daun tersusun menggarpu dan dioecious (berumah dua).
Tumbuhan Ginkgo menghasilkan biji di ujung cabangnya dan bijinya tidak
dilindungi oleh runjung. Tumbuhan jantan menghasilkan serbuk yang
mengandung sperma. Tumbuhan betina menghasilkan kandung lembaga
berpasangan yang tidak terlindungi dan terdapat pada ujung tunas.

Reproduksi

Penyerbukan pada Gymnospermae adalah menempelnya serbuk sari ke


mikropil (liang bakal biji), Pembuahan adalah bersatunya inti sperma dan inti
ovum. Pembuahan pada pada Gymnospermae merupakan pembuahan tunggal,
karena inti sperma hanya membuahi ovum untuk menghasilkan zigot.

Daur Hidup Gymnospermae (Pinus)

Tumbuhan (Sporofit) (2n)

Mikrokonus Megakonus

Sisik mikrokonus Sisik megakonus


(Mikrosporofil) (Megasporofil)

Kotak sari Bakal biji


Mikrosporangium (n)
Nuselus
Sel induk mikrospora (2n)

Sel induk megaspora (2n)

Meiosis
Mikrospora (n) Megaspora (n)

Serbuk sari
Megagametofit

Buluh serbuk
Arkegonium

Sperma Sperma
Sel telur
Fertilisasi

Zigot (2n)

Embrio (2n)

Tumbuhan baru

D. Angiospermae (tumbuhan biji tertutup) atau Anthophyta(tumbuhan


berbunga)
Penyebutan kelompokini sekarang lebih disukai
menggunakan tumbuhan berbunga daripada tumbuhan berbiji tertutup.
Pengelompokan klasik menjadi Dicotyledoneae (tumbuhan berkeping biji dua)
dan Monocotyledoneae (tumbuhan berkeping biji tunggal). Ke dalam Anthophyta
sekarang terdapat delapan kelompok besar yang perinciannya masih terus dikaji.

Tumbuhan berbunga atau Anthophyta ("tumbuhan bunga") adalah kelompok


terbesar tumbuhan yang hidup di daratan. Namanya diambil dari cirinya yang
paling khas, yaitu menghasilkan organ reproduksi dalam bentuk bunga. Bunga
sebenarnya adalah modifikasi daun dan batang untuk mendukung sistem
pembuahan tertutup. Sistem pembuahan tertutup ini juga menjadi ciri khasnya
yang lain, sehingga kelompok ini dikenal pula sebagai Angiospermae ("berbiji
terbungkus/tertutup"). Ciri yang terakhir ini membedakannya dari
kelompok tumbuhan berbiji (Spermatophyta) yang lain: tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae). Nama lain yang juga dikenakan kepadanya adalah
Magnoliophyta ("tumbuhan sekerabat dengan magnolia").

Nama Angiospermae diambil dari penggabungan dua kata bahasa Yunani


Kuno: αγγειον (aggeion, "penyangga" atau "pelindung") dan σπερμα (sperma,
bentuk jamak untuk "biji") yang diperkenalkan oleh Paul Hermann pada
tahun 1690.

Ciri Khas
Tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain
berdasarkan apomorfi (ciri-ciri terwariskan) yang khas dikembangkan oleh
kelompok ini. Kebanyakan ciri-ciri ini terletak pada bagian reproduktif. Berikut
adalah ciri-ciri tersebut:
 Bunga
Bunga menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok
tumbuhan berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini
memperluas kemampuan evolusi dan lungkang (ruang prasyarat hidup
atau niche) ekologisnya sehingga membuatnya sangat sesuai untuk hidup di
daratan.

 Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa
pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi
untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk
mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas jangkauan
ruang hidupnya.
 Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi
Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya
terdiri dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di
saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal
antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Pada Gymnospermae waktu yang
diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.
 Karpela menutup rapat bakal biji
Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga
mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol
oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan
beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah
berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak
diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
 Ukuran gametofit betina sangat tereduksi
Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat
berkurang menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang
mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan. Hanya
kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam proses
kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah lungkang yang
jauh lebih luas.
 Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat
mendukung adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan
makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga
memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam
perkembangannya.

Keanekaragaman Jenis dan Manfaat


enis tumbuhan berbunga diperkirakan berkisar antara 250.000 hingga
400.000 yang dapat dikelompokkan hingga paling sedikit 402 suku (berdasarkan
taksiran dalam Sistem APG II). Sistem APG 1998 menyatakan terdapat 462 suku.
Monokotil mencakup sekitar 23% dari keseluruhan spesies dan "dikotil sejati"
(eudicots) mencakup 75% dari keseluruhan spesies.
Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
1. Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
2. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
3. Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
4. Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
5. Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan): 10.035
6. Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
7. Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735
8. Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350
9. Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
10.Araceae (suku talas-talasan): 4.025
Orchidaceae, Poaceae, Cyperaceae dan Araceae adalah monokotil.
Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam
kehidupan manusia, baik dalam bidang pertanian,kehutanan maupun industri.
Suku rumput-rumputan jelas merupakan suku terpenting karena menghasilkan
berbagai sumber energipangan bagi manusia
dan ternak dari padi, gandum, jagung, jelai, haver, jewawut, tebu, serta sorgum.
Suku polong-polongan menempati tempat terpenting kedua, sebagai
sumber protein nabati dan sayuran utama dan berbagai peran budaya lain (kayu,
pewarna, dan racun). Suku nilam-nilaman beranggotakan banyak tumbuhan
penghasil minyak atsiri dan bahan obat-obatan.

Tabel dibawah ini adalah perbedaan tumbuhan monokotil & dikotil

Monokotil Dikotil

1. Sistem perakaran serabut 1. Sistem perakaran tunggang


2. Urat daun sejajar 2. Urat daun memata jala
3. ∑ perhiasan bunga adalah 3 atau 3. ∑ perhiasan bunga adalah 4,5
kelipatannya atau kelipatannya
4. ∑ keping biji adalah 1 (saat 4. ∑ keping biji adalah 2 (saat
berkecambah tetap utuh, tidak berkecambah membelah 2
membelah) memperlihatkan 2 daun lembaga)
5. Tidak memiliki kambium, 5. Memiliki kambium, sehingga
sehingga jaringan pembuluh jaringan pembuluh (xylem dan floem) pada
(xylem dan floem) pada batang batang dan akar tersusun dalam lingkaran
dan akar tersusun tersebar
Reproduksi
Pada Angiospermae terjadi reproduksi seksual yang memerlukan gamet
jantan dan gamet betina. Proses perkawinan tumbuhan biji diawali oleh proses
penyerbukan (polinasi) dan dilanjutkan dengan proses pembuahan (fertilisasi).
Penyerbukan pada Angiospermae adalah menempelnya serbuk sari ke kepala
putik. Pembuahan pada Angiospermae terjadi pembuahan ganda karena inti
sperma membuahi 2 kali, yaitu membuahi ovum dan inti kutub.

Pada Angiospermae, alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam bunga.
Bagian-bagian bunga pada Angiospermae terdiri dari perhiasan bunga (kelopak
bunga, mahkota bunga), tangkai bunga, alat kelamin bunga (benang sari (jantan)
dan putik (betina)). Bunga disebut dengan bunga lengkap jika pada bunga
tersebut memiliki kelima bagian-bagian bunga (kelopak, mahkota, tangkai,
benangsari dan putik), misalnya pada bunga sepatu. Sebaliknya disebut dengan
bunga tak lengkap jika tidak mempunyai salah satu atau beberapa bagian bunga
tersebut, misalnya bunga bakung. Bunga disebut sebagai bunga sempurna jika
pada bunga tersebut memiliki benangsari dan putik (hermaprodit), misalnya bunga
sepatu. Sebaliknya bunga disebut sebagai bunga tak sempurna jika pada bunga
tersebut tidak memiliki salah satu alat kelamin bunga.

Daur Hidup pada Angiospermae


Tumbuhan (Sporofit) (2n)

Bunga (2n)

Benang sari Putik-Daun Buah


(mikrosporofil) (Megasporofil)

Kotak sari Bakal biji


(Mikrosporangium)
Nuselus
Sel induk mikrospora (2n) (Megasporangium) (2n)

Sel induk megaspora (2n)


Meiosis
Mikrospora (n) Megaspora (n)

Serbuk sari Kantung lembaga


(Megagametofit) (n)
Buluh serbuk
(Mikrogametofit) (n) Sel telur (n) Inti kutub

Sperma II (n) Sperma I (n)


Fertilisasi

Zigot (2n) Endosperma (3n)

Embrio

Tumbuhan muda (Sporofit muda) (2n)

Tumbuhan baru

Keterangan Daur Hidup pada Angiospermae

Tumbuhan menghasilkan bunga, pada bunga terdapat benang sari


(mikrosporfil) dan putik yang didalamnya terdapat daun buah (megasporofil).
Pada benang sari terdapat kotak spora (mikrosporangium/organ penghasil
mikrospora) di dalam mikrosporangium terdapat sel induk mikrospora (2n)
dimana nantinya akan mengalami pembelahan meiosis menjadi mikrospora (n).
Mikrospra nanti akan menjadi serbuk sari, di dalam serbuk sari (polen) terdapat
inti vegetatif dan inti generatif. Apabila serbuk sari jatuh di kepala putik maka sel
vegetatif akan berkembang memanjang membentuk buluh serbuk, sedangkan sel
generatif akan membelah membentuk dua sperma.

Pada putik, daun buah (megasporofil) akan berkembang menjadi bakal


biji dan di dalam bakal biji terdapat nuselus (megasporangium/organ penghasil
megaspora), nuselus tersebut yang akan membentuk sel induk megaspora (2n),
kemudian sel induk megaspora mengalami pembelahan meiosis sebanyak 2x
menjadi 4 megaspora, dimana nantinya hanya ada 1 megaspora yang berkembang
sedangkan 3 megaspora lainnya mengalami degenerasi. Megaspora mengalami
pembelahan tiga kali sehingga akan terbentuk kantung lembaga (megagametofit)
dimana di dalamnya terdapat sebuah sel telur, dua buah sel sinergid, tiga buah sel
antipoda.dan dua inti kutub yang bergabung menjadi sebuah inti kantung lembaga
sekunder (2n).
Ketika sel telur (n) dan sel sperma I (n) bertemu akan mengalami fertilisasi
menjadi zigot (2n), zigot akan tumbuh menjadi embrio dan embrio akan tumbuh
menjadi tumbuhan baru (untuk embrio pada tumbuhan berada pada biji).
Sedangkan sel sperma II (n) akan membuahi inti kantung lembaga sekunder (2n),
sehingga berkembang menjadi inti endosperm primer (3n), inti endosperm primer
akan berkembang menjadi endosperm (yang nantinya akan membentuk cadangan
makanan pada biji.

Daftar Rujukan
Aryulina, Diah, dkk. 2004. Biologi SMA untuk Kelas X. Sidoarjo. Esis.

Prasetyo, Triastono. dkk. 1993. Botani Tumbuhan Lumut. Malang: Universitas


Negeri Malang.

Sudjadi, Bagod, dkk. 2004. Biologi Sains Dalam Kehidupan Kelas 1A SMA.
Surabaya: Yudistira.

Syamsuri, Istamar, dkk. 2003. Biologi SMU Kelas X Semester 1. Jakarta:


Erlangga.

Wikipedia, 2012. Tumbuhan berbiji terbuka. (Online).


( http://id.wikipedia. org/wiki/ Tumbuhan_berbiji_terbuka. Diakses tgl 21
Oktober. 2012)

Wikipedia, 2012. Tumbuhan Berbunga. (Online).


(http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_berbunga. diakses 21 Oktober
2012.

Anda mungkin juga menyukai