Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ESSAY

“HIPOKSIA NEONATUS”

Disusun Oleh :

Nama : Ni Nengah Bela Ariyanti


NIM : 018.06.0007
Modul : Urorepro II
Dosen : dr. Putu Dian Saraswati, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2019/2020
HIPOKSIA NEONATUS

Hipoksia janin merupakan terjadi sebelum bayi lahir gangguan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dari ibu ke janin, gangguan ini terjadi karena kondisi atau kelainan pada ibu
selama kehamilan. Gawat janin atau asfiksia merupakan kondisi hipoksia atau kurangnya
oksigen pada janin ketika bayi baru lahir. Tanpa adanya oksigen yang adekuat maka denyut
jantung akan kehilangan valiabilitas, perlambatan, ketika hipoksia menetap maka akan memecah
glukosa terjadi glikolisis anaerob sehingga akan menghasilkan asam laktat dan menyebabkan ph
janin akan menurun.

Etiologinya terdiri dari yang pertama insufisiensi uretroplasenter akut artinya kurangnya
aliran darah uteroplasenta dalam waktu yang singkat hal ini penyebabnya antara lain aktivitas
uterus yang berlebih, hipertonik uterus hal ini berhubungkan dengan pemberian oksitosin.
Hipotensi ibu, anestesi epidural, kompresi vena cava, posisi terlentang, dan perdarahan ibu.
Sulosio plasenta, abrupsio Plasenta previa dengan perdarahan akan menimbulkan hipoksia pada
janin. Yang kedua Insufisiensi uteroplasenta kronik kurangnya darah uteroplasenta dalam waktu
yang lama artinya sudah dialami semenjak ibu sebelum hamil contohnya hipertensi,diabetes
mellitus atau gizi buruk pada ibu dan pemberian obat anastesi paraservical.

Faktor yang memperngaruhi adanya gangguan pertukaran gas serta transport oksigen dari
ibu ke janin terdiri dari yang pertama gangguan menahun dalam kehamilan contohnya gizi ibu
yang buruk, penyakit menahun seperti anemia, hipertensi, penyakit jantung. Kemudian faktor
mendadak dari janin adanya gangguan aliran darah dalam tali pusat dan depresi pernafasan
karena obat obatan anastesi. Faktor mendadak dari ibu contohnya gangguan HIS(kontraksi
uterus), hipotensi mendadak,hipertensi pada eklamsia, gangguan mendadak pada
plasesnta(sulosio plasenta). Kemudian yang kedua gangguan Homeostasis yaitu adanya
perubahan gas dan transport oksigen selama kehamilan yang mempengaruhi oksigenasi sel sel
tubuh sehingga terjadi gangguan dalam persalinan. perubahan homeostasis ini sangat
berhubungan dengan berat badan dan lamanya anoksia atau hipoksia yang diderita.

Patofisiologi pada janin afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglobin dan kapasitas
oksigen pada janin lebih besar dibandingkan orang dewasa kemudian curah jantung dan
kecepatan arus darah lebih besar juga dibandingkan orang dewasa oleh karena itu penyaluran
sirkulasi oksigen plasenta pada janin dan jaringan perifer dapat berjalan dengan baik. Jika terjadi
gangguan penurunan fungsi plasenta maka penyaluran oksigen dan ekskresi karbondioksida
terganggu sehingga mengakibatkan penurunan ph atau keadaan asidosis. Pada umumnya asidosis
janin disebabkan karena gangguan aliran darah uterus atau aliran darah tali pusat. Komplikasi
yang dalam timbul yaitu Asfiksia yang merupakan kematian janin jika tidak segera ditangani
dengan baik.

Diagnosis gawat janin pada saat persalinan yaitu berdasarkan denyut jantung janin yang
abnormal. Hal hal yang dapat menyebabkanmya antara lain air ketuban sedikit
(oligohidramnion), partus lama, perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, ibu mengalami
diabetes, mekonium, PPHN(peresisten hypertension of the newborn) yang merupakan penyebab
proses penyakit primer pada paru (MAS,RDS,pneumonia, hypoplasia paru).

Klafisikasi Asfiksia berdasarkan APGAR score yang dilakukan ketika bayi baru lahir untuk
menentukan tindakan resusitasi neonatus yang terdiri dari tanpa asfiksia nilainya AS 7-10,
Asfiksia sedang AS 4-6, Asfiksia berat AS 0-3.

Tatalaksana atau penanganan pada kasus ini prinsipnya yaitu yang pertama bebaskan
setiap kompresi tali pusat, kedua perbaiki aliran darah uteroplasenter, ketiga menilai apakah
persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera merupakan indikasi, keempat rencana
kelahiran pervaginam atau perabdominan tergantung dari kondisi janin, dan riwayat obstetrik
pasien. Terapi oksigenasi pada neonatus 0-18 hari terdiri dari inkubator, head box, nasal cannula
low flow dan high flow, nasal cap, nasal intermittent positive pressure, dan ventilator.

Continuous positive airway pressure merupakan alat yang dapat memberikan udara dengan
tekanan positif ke dalam saluran napas yang digunakan pada bayi yang masih dapat bernafas
spontan. Kalau bayi dengan kondisi henti nafas maka yang digunakan intubasi atau ventilator.

Kemudian Positive End Expiratory Pressure (PEEP) digunakan untuk mempertahankan


functional residual capacity(FRC) dan meningkatkan oksigenasi.

Kemudian Evaluasi distress nafas dengan menggunakan score Downe penilaian pada saat
kondisi bayi sudah lahir dan mengalami distress nafas untuk menentukan apakah pasien
memerlukan tindakan lebih lanjut contohnya melakukan intubasi atau tidak. Skor <4 artinya
gangguan pernafasan ringan maka diberikan pemberian oksigen dengan nasal kanul/head box,
skor 4-5 artinya gangguan pernafasan sedang maka pemberian oksigen dengan CPAP, skor >6
gangguan pernafasan berat dilakukan pemeriksaan gas darah dan pemberian oksigen dengan
ventilator.

Anda mungkin juga menyukai