Anda di halaman 1dari 17

P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP


PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3)
PADA RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Anna Sutrisna Sukirman 1) dan Suciati 2)

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang


Email: annasutrisnasukirman@gmail.com1) dan Suciati454@gmail.com2)

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the application of environmental accounting to the
management of hazardous and toxic substances at Dr Wahidin Sudirohusodo Hospital, starting from
identification of environmental costs, recognition, measurement, presentation and disclosure of
environmental costs in the financial statements. Based on the results of the study, it was found that Dr
Wahidin Sudirohusodo Hospital has not implemented environmental accounting as a whole, because
the financial statements of environmental management and sanitation costs are not presented
separately with vehicle and building maintenance costs and in the Notes to Financial Statements
environmental management costs are not carried out thoroughly.
Keyword: Environment, Environment Accounting, Environmental Costs Statement

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan penerapan akuntansi lingkungan untuk
pengelolaan zat berbahaya dan beracun di Rumah Sakit Dr Wahidin Sudirohusodo, mulai dari
identifikasi biaya lingkungan, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan biaya
lingkungan dalam laporan keuangan.Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa Rumah Sakit Dr
Wahidin Sudirohusodo belum menerapkan akuntansi lingkungan secara keseluruhan, karena laporan
keuangan biaya manajemen lingkungan dan sanitasi tidak disajikan secara terpisah dengan biaya
pemeliharaan kendaraan dan bangunan dan dalam Catatan untuk Laporan Keuangan biaya
manajemen lingkungan tidak dilakukan secara menyeluruh.
Kata Kunci: Lingkungan, Akuntansi Lingkungan, Laporan Biaya Lingkungan

PENDAHULUAN penerapan akuntansi lingkungan pada setiap


perusahaan baik itu perusahaan yang berskala
Kerusakan lingkungan yang terjadi tidak kecil maupun besar. Pentingnya akuntansi
hanya disebabkan oleh lingkungan itu sendiri, lingkungan didasari oleh tuntutan bagi
tetapi kerusakan tersebut kemungkinan besar perusahaan-perusahaan maupun organisasi
dapat pula terjadi akibat dari kegiatan manusia. lainnya yang telah mengambil manfaat dari
Kerusakan lingkungan akibat ulah manusia lingkungan agar memiliki kesadaran penuh
biasanya melalui aktivitas-aktivitas mereka dalam melakukan konservasi lingkungan.
untuk menunjang hidup yakni melalui aktivitas Akuntansi lingkungan merupakan ilmu
bisnis. Aktivitas bisnis yang dilakukan semakin akuntansi yang memiliki fungsi untuk
lama mampu memberikan dampak yang sangat mengidentifikasi, mengakui, mengukur, menilai,
merugikan terhadap masyarakat. Dampak menyajikan, dan mengungkapkan biaya
negatif dari aktivitas bisnis yang dilakukan lingkungan yang dikeluarkan dalam maksud
perusahaan adalah pencemaran suara, limbah mengelola lingkungan. Penggunaan konsep
produksi, pencemaran air, pencemaran tanah, akuntansi lingkungan bagi perusahaan
kesenjangan, dan lain-lain.Biaya yang mendorong kemampuan untuk meminimalisasi
ditimbulkan akibat pengelolaan lingkungan persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapi.
harus diperhitungkan secara bijak sehingga dana Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi
yang dikeluarkan sesuai dengan proporsi yang pengelolaan lingkungan dengan melakukan
seharusnya. Oleh karena itu, diperlukannya

89
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

penilaian kegiatan lingkungan dari sudut mengakibatkan makhluk hidup sulit untuk hidup
pandang biaya dan manfaat atau efek. karena oksigen yang masuk kedalam air
Usaha sosial juga pada kenyataannya terhambat akibat keruhnya air danau tersebut
mampu menghasilkan limbah dari kegiatan yang harusnya masuk untuk digunakan
operasionalnya yang mempunyai potensi untuk berfotosintesis dan walaupun terdapat beberapa
mencemari lingkungan, seperti rumah sakit. spesies makhluk hidup yang hidup di danau
Jenis limbah yang dihasilkan rumah sakit seperti tersebut seperti ikan, masyarakat juga tidak
limbah infeksius dan bahan habis pakai yang dapat mengkonsumsinya karena makhluk hidup
telah terkontaminasi seperti masker, sarung yang hidup didanau tersebut hidup dari air danau
tangan, dan bahan/alat kesehatan yang kontak yang terkontaminasi zat-zat kimia dari rumah
dengan pasien, dengan risiko penularan, sakit.
potongan/bagian tubuh manusia, limbah bahan Berdasarkan observasi awal, rumah sakit
berbahaya beracun (B3) yang merupakan hasil telah melakukan pengelolaan lingkungan,
laboratorium, radiologi, kemasan-kemasan namun pada laporan keuangan RSUP Wahidin
disinfektan, bahan kimia/farmasi dan lain-lain. Sudirohusodo Makassar dalam hal ini laporan
Selanjutnya istilah B3 akan digunakan untuk operasional, biaya yang dilakukan untuk
limbah Bahan Berbahaya Beracun. pengelolaan lingkungan masih terakumulasi
Menurut Permenkes dengan biaya pemeliharaan gedung dan
No.1204/Menkes/PerXI/2004, yang mengatur kendaraan dan dicatat dalam akun biaya
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan pemeliharaan pada kategori beban administrasi
Rumah Sakit, menyatakan bahwa “Rumah sakit dan umum. Selain itu, pada Catatan atas
sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat Laporan Keuangan rumah sakit belum
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, dijelaskan secara detail tentang biaya
atau dapatmenjadi tempat penularan penyakit pengelolaan lingkungan yang dikeluarkan oleh
serta memungkinkan terjadinya pencemaran rumah sakit. Rumusan masalah dalam
lingkungan dan gangguan kesehatan, untuk penelitian ini adalah bagaimana penerapan
menghindari risiko dan gangguan kesehatan akuntansi lingkungan dalam pengelolaan limbah
maka perlupenyelenggaraan kesehatan bahan berbahaya beracun (B3) pada Rumah
lingkungan rumah sakit”. Sesuai dengan Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001, Makassar.Adapun tujuan dari penelitian ini
“Limbah B3 yang dihasilkan rumah sakit perlu adalah untuk mengetahui penerapan akuntansi
dikelola untuk mencegah atau mengurangi risiko lingkungan terhadap pengelolaan limbah bahan
dampak B3 terhadap lingkungan hidup, berbahaya beracun (B3) pada RSUP Dr.
kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya”. Wahidin Sudirohusodo Makassar.Diharapkan
Sehingga pengelolaan lingkungan di rumah sakit penelitian ini akan dapat memberikan
perlu dilakukan secara sistematis dan pemahaman mengenai akuntansi lingkungan
berkelanjutan. Oleh karena itu, dibutuhkan serta pengembangan ilmu pengetahuan yang
akuntansi lingkungan dalam rumah sakit untuk berkaitan dengan bidang akuntansi sosial dan
perhitungan biaya pengelolaan limbah sebagai lingkungan bagi mahasiswa.Bagi rumah sakit,
bentuk pertanggungjawaban rumah sakit dapat memberikan sumbangan pemikiran
terhadap lingkungan. tentang pentingnya penerapan akuntansi
Hasil yang diperoleh dari penelitian yang lingkungan dan dapat memberikan kontribusi
dilakukan oleh mahasiswa jurusan Teknik Kimia pemikiran akan pentingnya kewajiban untuk
Politeknik Negeri Ujung Pandang yang menjaga lingkungan dan dampak sosial yang
melakukan uji turbititas dan uji pada danau ditimbulkan oleh rumah sakit, sebagai
buatan yang terletak pada lingkungan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan
Universitas Hasanuddin diperoleh bahwa air rumah sakit untuk lebih meningkatkan
danau tersebut terbilang keruh namun masih kepeduliannya pada lingkungan. Bagi
memenuhi standar kekeruhan, dan hasil yang masyarakat, dapat melihat sampai sejauh mana
diperoleh dari Uji COD(Chemical Oxygen pengelolaan lingkungan yang dilakukan rumah
Demand) dan BOD (Biological Oxygen sakit terhadap limbah yang dihasilkan. Bagi
Demand) bahwa tingkat COD dari air danau Badan Penyusun Standar (Dewan Standar
tersebut tinggi karena banyaknya zat-zat kimia Akuntansi Keuangan), penelitian ini diharapkan
dari rumah sakit Wahidin Sudirohusodo yang mampu dijadikan wahana untuk mencermati
mengikut ke air danau dan hal ini lingkungan hidup dan mendorong pembakuan

90 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.3 No.2, Juli 2019


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

peraturan mengenai akuntansi lingkungan di diproduksinya limbah dan/atau


Indonesia. sampah yang dapat merusak
lingkungan;
2) Biaya Deteksi Lingkungan
TELAAH LITERATUR (environmental detection costs),
adalah biaya-biaya untuk aktivitas
Definisi Lingkungan yang dilakukan untuk menentukan
Pengertian lingkungan menurut Undang- bahwa produk, proses, dan aktivitas
Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun lain di perusahaan telah memenuhi
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan standar lingkungan yang berlaku atau
Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 1 adalah tidak. Standar dan prosedur
“Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, lingkungan yang harus diikuti oleh
keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia perusahaan didefinisikan dalam tiga
dan perilaku, yang mempengaruhi kelangsungan cara: (1) undang-undang peraturan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta pemerintah, (2) Voluntary Standards
makhluk hidup lain.” (ISO 14001) yang dikembangkan
oleh International Standards
Akuntansi Lingkungan Organization, dan (3) kebijakan
Pengertian Biaya Lingkungan lingkungan yang dikembangkan oleh
“Biaya lingkungan dapat disebut biaya manajemen;
kualitas (environmental quality costs). Biaya- 3) Biaya Kegagalan Internal
biaya yang terjadi karena kualitas lingkungan (environmental internal failure costs)
yang buruk atau kualitas lingkungan yang buruk adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mungkin terjadi. Biaya lingkungan berhubungan menghilangkan dan mengelola
dengan kreasi, deteksi, perbaikan dan pencemaran atau limbah yang
pencegahan degradasi lingkungan” (Hansen dan dihasilkan. Kegiatan kegagalan
Mowen, 2009:413). Ikhsan (2008:35) internal memiliki satu dari dua tujuan
menyatakan bahwa “Biaya lingkungan pada yaitu memastikan bahwa pencemaran
dasarnya berhubungan dengan biaya produk, dan limbah yang dihasilkan tidak
proses, sistem atau fasilitas penting untuk dilepaskan ke lingkungan atau untuk
pengambilan keputusan manajemen yang lebih mengurangi tingkat pencemaran yang
baik. Tujuan diperolehnya biaya adalah dilepaskan ke jumlah yang sesuai
bagaimana cara mengurangi biaya-biaya dengan standar lingkungan;
lingkungan, meningkatkan pendapatan dan 4) Biaya Kegagalan Eksternal
memperbaiki kinerja lingkungan dengan (Environmental external failure
memberikan perhatian pada situasi sekarang, costs) adalah biaya-biaya untuk
masa yang akan datang dan biaya-biaya aktivitas yang dilakukan setelah
manajemen yang potensial.” melepas limbah atau sampah ke
Menurut Tirtakusuma (2014:22) “Biaya dalam lingkungan. Biaya ini terbagi
lingkungan merupakan biaya-biaya yang menjadi dua yaitu biaya kegagalan
dikeluarkan oleh perusahaan dalam mengelola eksternal yang direalisasi (realized
dan meningkatkan kualitas serta kinerja external failure costs) adalah biaya
lingkungan”. Berdasarkan beberapa pengertian yang dialami dan dibayar oleh
tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya perusahaan. Biaya kegagalan
lingkungan merupakan biaya yang dikeluarkan eksternal yang tidak direalisasikan
dalam mengelola lingkungan untuk (unrealized external failure costs)
memperbaiki kinerja lingkungan dalam rangka atau biaya sosial disebabkan oleh
pengambilan keputusan yang lebih baik. perusahaan, tetapi dialami dan
Menurut Hansen dan Mowen (2008:413) dibayar oleh pihak-pihak di luar
biaya lingkungan diklasifikasikan menjadi 4 perusahaan. Biaya sosial dapat
kategori yaitu sebagai berikut: diklasifikasikan lebih lanjut sebagai
1) Biaya Pencegahan Lingkungan (1) menelaah dari hasil degradasi
(environmental prevention costs), lingkungan dan (2) menelaah hal-hal
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang terkait dengan dampak buruk
yang dilakukan untuk mencegah

Anna Sutrisna Sukirman dan Suciati, Penerapan Akuntansi Lingkungan terhadap ... 91
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

pada properti atau kesejahteraan dan manajer kesulitan untuk menelusurinya ke


individu. proses atau produk yang terkait sehingga
Akuntansi lingkungan muncul sebagai manajer cenderung memandang enteng biaya
pendekatan yang berguna untuk pengambilan tersebut (IFAC dalam Burhany, 2014:36).
keputusan internal. Manajemen bisnis yang Menggabungkan semua biaya tidak
efektif bergantung pada pemahaman yang akurat langsung termasuk biaya lingkungan ke dalam
tentang struktur organisasi biaya, bukan hanya biaya overhead mengakibatkan pengalokasian
pendapatannya. Akuntansi Lingkungan biaya overhead tidak benar, produk dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik mengeluarkan alokasi overhead yang lebih besar
tentang biaya sebenarnya dari banyak aspek dibandingkan kontribusi nyatanya, sehingga
operasi bisnis. Manajemen bisnis yang baik menghasilkan biaya produk yang lemah dan
berusaha untuk mengendalikan dan berakibat pada lemahnya biaya produk yang
meminimalkan biaya jika memungkinkan. dapat mempengaruhi harga dan keuntungan
Keterbatasan akuntansi lingkungan dan manfaat (Ikhsan, 2008:67)
akuntansi lingkungan
Secara tradisional, bidang akuntansi Tujuan Akuntansi Lingkungan
dikelompokkan menjadi dua yaitu akuntansi “Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah
manajemen dan akuntansi keuangan. “Akuntansi sebagai sebuah alat manajemen lingkungan dan
manajemen difokuskan pada pencatatan dan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat
penyajian informasi akuntansi bagi pihak adalah untuk meningkatkan jumlah informasi
internal/manajemen perusahaan sedangkan relevan yang dibuat bagi mereka yang
akuntansi keuangan difokuskan pada pencatatan memerlukan atau dapat menggunakannya”
dan penyajian informasi akuntansi berupa (IDr.is, 2012:6). Hal tersebut untuk mengetahui
laporan keuangan bagi pihak eksternal kegiatan perusahaan dalam upaya menangani
perusahaan” (Burhany, 2015:35). pencemaran lingkungan sertak kewajiban
Pengklasifikasian biaya yang dilakukan dalam perusahaan atas masalah tersebut melalui
akuntansi manajemen yang juga menjadi dasar laporan keuangan perusahaan. Menurut
bagi penyusunan laporan keuangan dalam Hermiyetti dalam Wanggono (2016:12) tujuan
akuntansi keuangan pada umumnya terdiri atas akuntansi lingkungan adalah:
biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya 1) Sebagai alat manajemen lingkungan
adiministrasi umum. Biaya produksi yang Untuk menilai keefektifan kegiatan
merupakan komponen biaya terbesar terdiri atas konservasi berdasarkan ringkasan dan
biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja klasifikasi biaya konservasi lingkungan. Data
langsung dan biaya overhead yang menampung akuntansi lingkungan juga digunakan untuk
biaya tidak langsung yaitu semua biaya selain menentukan biaya fasilitas pengelolaan
biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja lingkungan, menilai tingkat keluaran dan
langsung (Hansen dan Mowen, 2008:42). capaian tiap tahun agar menjamin perbaikan
Pada era dimana isu lingkungan semakin kinerja lingkungan yang berlangsung secara
berkembang sangat pesat dan mulai menjadi terus menerus.
perhatian manajemen dalam perusahaan, 2) Sebagai alat komunikasi dengan masyarakat
pengklasifikasian biaya seperti ini memiliki Akuntansi lingkungan digunakan
keterbatasan. Salah satu keterbatasan akuntansi untuk menyampaikan dampak disampaikan
konvensional yaitu tersembunyinya biaya kepada publik. Tanggapan dan pandangan
lingkungan kedalam biaya overhead sehingga terhadap akuntansi lingkungan dari para
manajer kesulitan untuk memperoleh informasi pihak pelanggan dan masyarakat digunakan
yang akan berdampak pada interpretasi yang sebagai umpan balik perusahaan dalam
salah atau bahkan manajer kehilangan informasi pengelolaan lingkungan
tersebut sehingga berakibat pada kesalahan
pengambilan keputusan, salah satunya Penerapan Akuntansi Lingkungan
pengambilan keputusan terkait dengan Menurut Munn dalam Wanggono
pengelolaan lingkungan sehingga manajer tidak (2016:16) “Pencatatan pembiayaan untuk
dapat memaksimalkan kinerja lingkungan dan mengelola sampah-sampah yang dikeluarkan
juga akan berdampak pada kinerja keuangan dari hasil sisa produksi suatu usaha dialokasikan
perusahaan. Generalisasi biaya lingkungan ke dalam tahapan-tahapan tertentu yang masing-
dalam biaya overhead membuatnya tersembunyi masing tahap memerlukan biaya yang dapat

92 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.3 No.2, Juli 2019


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

dipertanggungjawabkan”. Pengelompokkan akuntansi sehingga jumlah tersebut akan


dalam tahap analisis lingkungan sebagaimana mempengaruhi suatu pos dan tergambar
yang ditentukan dalam Standar Akuntansi dalam laporan keuangan (Suwardjono dalam
Keuangan, yaitu: Wanggono, 2016:17). Pengakuan biaya-biaya
1) Identifikasi dalam rekening ini dilakukan pada saat
Pertama kali perusahaan menentukan menerima manfaat dari sejumlah nilai yang
biaya untuk pengelolaan biaya telah dikeluarkan sebab pada saat sebelum
penanggulangan exsternality yang mungkin nilai atau jumlah itu dialokasikan tidak dapat
terjadi dalam kegiatan operasional usahanya disebut sebagai biaya sehingga pengakuan
adalah dengan mengidentifikasi dampak sebagai biaya dilakukan pada saat sejumlah
negatif dari peristiwa-peristiwa ekonomi nilai dibayarkan untuk pembiayaan
tersebut, misalnya rumah sakit yang dalam pengelolaan lingkungan (Permatasari,
menjalankan kegiatan pelayanan pasien 2014:6).
menghasilkan berbagai jenis limbah yang Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian
dapat menimbulkan dampak negatif terhadap Laporan Keuangan paragraf 82 (2015)
lingkungan dan kesehatan sehingga menjelaskan bahwa “Pengakuan merupakan
memerlukan penanganan khusus. Oleh proses pembentukan suatu pos yang
karena itu, perlu dilakukan memenuhi defenisi unsur serta kriteria
pengidentifikasian limbah yang mungkin pengakuan”. Pos yang memenuhi definisi
dihasilkan dari kegiatan pelayanan pasien suatu unsur harus diakui jika:
diantaranya limbah benda tajam, infeksius, a) Ada kemungkinan bahwa manfaat
limbah jaringan tubuh, limbah farmasi dan ekonomi yang berkaitan dengan pos
limbah radio aktif. tersebut akan mengalir dari/ke dalam
Setelah teridentifikasi peristiwa- perusahaan;
peristiwa ekonomi tersebut kemudian dicatat b) Pos tersebut mempunyai nilai/biaya
untuk menjadi jalur aktivitas keuangan yang dapat diukur dengan andal.
perusahaan. Pencatatan terdiri atas
pembuatan jurnal peristiwa-peristiwa secara 3) Pengukuran
sistematis dan kronologis yang diukur dalam Menurut Suwardjono pengukuran
satuan mata uang. Informasi keuangan akan (measurement) adalah penentuan angka atau
disampaikan melalui laporan-laporan satuan pengukur terhadap suatu objek untuk
akuntansi. Agar laporan keuangan bisa menunjukkan makna tertentu dari objek
bermanfaat, para akuntan melaporkan data tersebut. Pada umumnya, perusahaan
yang tercatat dalam cara yang terstandarisasi. mengukur biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
Setiap biaya-biaya lingkungan yang ada, perusahaan untuk pengelolaan lingkungan
diklasifikan oleh perusahaan secara berbeda. dengan menggunakan satuan moneter yang
Jadi, setiap perusahaan masih memiliki sudah ditetapkan sebelumnya atau dengan
pandangan berbeda dari penentuan biaya kata lain dilakukan dengan mengacu pada
akuntansi lingkungan. Hal ini dikarenakan realisasi biaya yang telah dikeluarkan pada
akan lebih memudahkan manajemen untuk periode sebelumnya sehingga akan diperoleh
lebih fokus dalam menentukan keputusan. jumlah dan nilai yang tepat sesuai kebutuhan
(Mulyani, 2013:15). Pengelompokan atau riil perusahaan setiap periode.
pengidentifikasian biaya lingkungan Pengukuran dilakukan untuk
berdasarkan International Guidance menentukan kebutuhan pengalokasian
Document: Environmental Management pembiayaan tersebut sesuai dengan kondisi
Accounting (2015), yaitu sebagai berikut: perusahaan yang bersangkutan masing-
masing perusahaan memiliki standar
2) Pengakuan pengukuran yang berbeda-beda karena dalam
Setelah dilakukan pengidentifikasian SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dan
dampak negatif peristiwa ekonomi tersebut, teori-teori masih belum ada yang mengatur
kemudian unsur tersebut diakui sebagai akun khusus tentang pengukuran biaya lingkungan
atau rekening biaya pada saat penerimaan (Mulyani, 2013:16). Namun, Dalam
manfaat dan sejumlah nilai yang telah Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian
dikeluarkan. Pengakuan adalah pencatatan Laporan Keuangan paragraf 100 (2015)
suatu jumlah rupiah ke dalam sistem dijelaskan bahwa sejumlah dasar pengukuran

Anna Sutrisna Sukirman dan Suciati, Penerapan Akuntansi Lingkungan terhadap ... 93
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

yang berbeda digunakan dalam derajat dan diperlukan untuk menyelesaikan


kombinasi yang berbeda dalam laporan kewajiban dalam pelaksanaan
keuangan. Berbagai dasar pengukuran usaha normal.
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Biaya historis 4) Penyajian
Aktiva dicatat sebesar pengeluaran Penyajian menetapkan tentang cara-
kas (atau setara kas) yang dibayar cara melaporkan elemen atau pos dalam
atau sebesar nilai wajar dari seperangkat laporan keuangan agar elemen
imbalan (consideration) yang atau pos tersebut cukup informatif, standar
diberikan untuk memperoleh aktiva akuntansi biasanya memuat ketentuan
tersebut pada saat perolehan. tentang apakah suatu informasi objek harus
Kewajiban dicatat sebesar jumlah disajikan secara terpisah dari laporan utama,
yang diterima sebagai penukar dari apakah suatu informasi harus disajikan
kewajiban (obligation), atau dalam digabung dengan akun laporan keuangan
keadaan tertentu (misalnya, pajak yang lain, apakah suatu pos perlu dirinci,
penghasilan), dalam jumlah kas atau apakah suatu informasi cukup disajikan
(atau setara kas) yang diharapkan dalam bentuk catatan kaki (Suwardjono
akan dibayarkan untuk memenuhi dalam Mulyani, 2013:18). Biaya yang timbul
kewajiban dalam pelaksanaan dalam pengelolaan lingkungan ini disajikan
usaha yang normal. bersama-sama dengan biaya-biaya unit lain
b) Biaya kini yang sejenis dalam sub-sub biaya
Aktiva dinilai dalam jumlah kas administrasi dan umum. Penyajian biaya
(atau setara kas) yang seharusnya lingkungan ini didalam laporan keuangan
dibayar bila aktiva yang sama atau dapat dilakukan dengan nama rekening yang
setara aktiva diperoleh sekarang. berbeda-beda, sebab tidak ada ketentuan
Kewajiban dinyatakan dalam baku untuk nama rekening yang memuat
jumlah kas (atau setara kas) yang alokasi pembiayaan lingkungan perusahaan
tidak didiskontokan (undiscounted) tersebut.
yang mungkin akan diperlukan Persyataan Standar Akuntansi
untuk menyelesaikan kewajiban Keuangan (PSAK) No. 1 tentang Penyajian
(obligation) sekarang. Laporan Keuangan paragraf 12 menyatakan
c) Nilai realisasi/penyelesaian bahwa “Perusahaan dapat pula menyajikan
Aktiva dinyatakan dalam jumlah laporan tambahan seperti laporan mengenai
kas (atau setara kas) yang dapat lingkungan hidup dan laporan nilai tambah
diperoleh sekarang dengan menjual (value added statement), khususnya bagi
aktiva dalam pelepasan normal industri di mana faktor-faktor lingkungan
(orderly disposal). Kewajiban hidup memegang peranan penting dan bagi
dinyatakan sebesar nilai industri yang menganggap pegawai sebagai
penyelesaian; yaitu jumlah kas kelompok pengguna laporan yang memegang
(atau setara kas) yang tidak peranan penting”
didiskontokan yang diharapkan Menurut Hansen dan Mowen
akan dibayarkan untuk memenuhi (2008:416), Pelaporan biaya lingkungan
kewajiban dalam pelaksanaan sangat penting jika organisasi serius untuk
usaha normal. memperbaiki dan mengendalikan biaya
d) Nilai Sekarang lingkungannya. Laporan biaya lingkungan
Aktiva dinyatakan sebesar arus kas yang baik adalah laporan yang memberikan
masuk bersih di masa depan yang perincian biaya lingkungan menurut kategori
didiskontokan ke nilai sekarang biayanya. Pelaporan biaya lingkungan yang
dari pos yang diharapkan dapat dikelompokkan berdasarkan kategori
memberikan hasil dalam biayanya memberikan dua hasil yang penting
pelaksanaan usaha normal. yaitu dampak biaya lingkungan terhadap
Kewajiban dinyatakan sebesar arus profitabilitas perusahaan dan jumlah relatif
kas keluar bersih di masa depan yang dihabiskan untuk setiap kategori.
yang didiskontokan ke nilai
sekarang yang diharapkan akan

94 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.3 No.2, Juli 2019


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

5) Pengungkapan statement), khususnya bagi industri di


“Pengungkapan (disclosure) memiliki mana faktor-faktor lingkungan hidup
arti tidak menutupi atau menyembunyikan. memegang peranan penting dan bagi
Apabila dikaitkan dengan data, industri yang menganggap pegawai
pengungkapan berarti memberikan data yang sebagai kelompok pengguna laporan
bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. yang memegang peranan penting”.
Jadi, data tersebut harus bermanfaat, karena
apabila data tersebut tidak bermanfaat, tujuan “Dimensi dalam pengungkapan data
dari pengungkapan tidak akan tercapai” akuntansi lingkungan dalam hal ini meliputi:
(Ikhsan, 2008:131). proses dan hasil kegiatan konservasi
“Akuntansi lingkungan menuntut lingkungan, item-item yang membentuk
adanya alokasi pos khusus dalam pencatatan dasar akuntansi lingkungan, dan hal yang
rekening pada laporan keuangan yang dibuat dikumpulkan dari akuntansi lingkungan”
oleh perusahaan sehingga dalam pelaporan (Ikhsan, 2008:140). Di Indonesia, Ikatan
akuntansi keuangan akan muncul bahwa Akuntan Indonesia (IAI) yang menjadi
pertangggungjawaban sosial yang dilakukan wadah profesional Akuntan kelihatannya
oleh perusahaan tidak sebataas pada retorika masih belum ada perhatian serius
namun telah sesuai dengan praktis sehubungan dengan pengembangan dan
pengelolaan sisa hasil operasional penetapan prosedur standar akuntansi
perusahaan” (Mulyani, 2013:20). Menurut lingkungan untuk dapat dijadikan sebagai
Ikhsan (2008:140) “Pengungkapan akuntansi pedoman bagi perusahaan-perusahaan dalam
lingkungan merupakan pengungkapan pelaporan akuntansi lingkungannya (Ikhsan,
informasi data akuntansi lingkungan dari 2008:12).
sudut pandang fungsi internal akuntansi
lingkungan itu sendiri, yaitu berupa laporan
akuntansi lingkungan. Pengungkapan dalam METODE PENELITIAN
akuntansi lingkungan merupakan jenis
pengungkapan sukarela”. Tujuan dari Sumber data yang digunakan dalam
pengungkapan akuntansi lingkungan artikel ini adalah sumber data sekunder, yaitu
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan diperoleh dari Laporan Realisasi Anggaran
konservasi lingkungan oleh perusahaan Instalasi Sanitasi Rumah Sakit tahun 2016 dan
maupun organisasi lainnya yaitu mencakup 2017, Laporan Keuangan Rumah Sakit Tahun
kepentingan organisasi publik dan 2017, dan Laporan Pengelolaan Limbah Rumah
perusahaan-perusahaan publik yang bersifat Sakit. Tipe penelitian yang dilakukan yaitu
lokal. Pengungkapan tanggung jawab sosial penelitian kualitatif dengan rancangan studi
dan lingkungan perusahaan bertujuan kasus yaitu dengan mengidentifikasi seluruh
memperlihatkan kepada masyarakat aktivitas biaya lingkungan dan sanitasi yang selanjutnya
yang dilakukan oleh perusahaan berserta akan digunakan sebagai dasar dalam
pengaruh yang ditimbulkan kepada penyusunan laporan biaya lingkungan.
masyarakat. Pengaruh di sini antara lain Teknik pengumpulan data yang
adalah seberapa jauh lingkungan, pegawai, digunakan dalam penelitian ini adalah telaah
konsumen, masyarakat lokal, dan yang dokumen yang dilakukan dengan cara membaca
lainnya dipengaruhi oleh kegiatan dan data atau catatan yang didokumentasikan oleh
operasi bisnis perusahaan. rumah sakit yang berkaitan dengan pengelolaan
Hasyim (2011:3) menyatakan bahwa limbah bahan berbahaya beracun (B3) yang ada
“Sampai saat ini pengungkapan tanggung dan perlakuan akuntansi dari biaya lingkungan
jawab sosial dalam laporan keuangan masih yang dilakukan rumah sakit pada laporan
bersifat sukarela”. Pernyataan Standar realisasi anggaran dan laporan keuangan rumah
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tentang sakit.
Penyajian Laporan Keuangan Paragraf 12 Teknik analisis data dalam penelitian ini
menyatakan bahwa: adalah deskriptif kuantitatif.
“Perusahaan dapat pula menyajikan Penelitimendeskripsikan hasil temuannya yang
laporan tambahan seperti laporan berasal dari data data yang terkumpul melalui
mengenai lingkungan hidup dan proses observasi di subjek penelitian yang
laporan nilai tambah (value added kemudian akan diperbandingkan dengan

Anna Sutrisna Sukirman dan Suciati, Penerapan Akuntansi Lingkungan terhadap ... 95
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

teori/konsep akuntansi yang dipakai dan Laporan Keuangan (CaLK), akan diuraikan
menyajikan data dari hasil peneltian mengenai secara rinci biaya-biaya yang termasuk dalam
komponen-komponen biaya yang berhubungan kategori biaya pencegahan, biaya deteksi
dengan aktivitas pengolahan limbah bahan lingkungan, biaya kegagalan internal
berbahaya beracun. lingkungan, dan biaya kegagalan eksternal
lingkungan. Sedangkan pada laporan
operasional, biaya lingkungan tersebut harus
HASIL DAN PEMBAHASAN disajikan secara terpisah dari Beban
Pemeliharaan dengan menggunakan akun
Berdasarkan hasil penelitian yang tersendiri yaitu Beban Sanitasi dan Lingkungan.
dilakukan, diketahui bahwa rumah sakit Dr. Rincian biaya sanitasi akan dijelaskan di Catatan
Wahidin Sudirohusodo Makassar belum atas Laporan Keuangan (CaLK).
menerapkan akuntansi lingkungan secara
menyeluruh. Pengidentifikasian biaya Pengidentifikasian Komponen Biaya
lingkungannya hanya berdasarkan jenis Lingkungan Rumah Sakit Dr. Wahidin
kegiatannya sehingga tidak dapat diketahui Sudirohusodo Makassar Menurut Hansen
seberapa besar biaya pencegahan, deteksi, dan Mowen
kegagalan internal dan eksternal yang Rumah sakit merupakan suatu perusahaan
dikeluarkan setiap tahun. Pengakuan dan jasa yang bergerak dalam bidang sosial yang
pengukuran biaya lingkungannya telah sesuai memberikan jasa berupa jasa pengobatan,
dengan kerangka dasar penyusunan penyajian perawatan dan pelayanan kesehatan kepada
laporan keuangan. masyarakat. Rumah sakit tidak terlepas dari
Rumah sakit belum menyajikan secara limbah yang dihasilkan akibat dari kegiatan
khusus laporan biaya lingkungan, biaya pelayanan jasa yang dilakukan. Dalam
lingkungan pada laporan operasional hanya mengelola limbah yang dihasilkan, tentunya
dilaporkan dalam biaya pemeliharaan yang rumah sakit mengeluarkan sejumlah biaya.
terakumulasi dengan biaya pemeliharaan rumah Berikut merupakan rincian biaya lingkungan
sakit lainnya diantaranya pemeliharaan gedung Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo
dan kendaraan, sedangkan pada laporan neraca, Makassar tahun 2017 dalam mengelola limbah
biaya lingkungan tersebut dicatat pada akun aset yang dihasilkan. Pengidentifikasian biaya
tetap jalan, irigasi dan jaringan karena beberapa lingkungan yang dilakukan oleh rumah sakit Dr.
biaya lingkungan yang dikeluarkan menambah Wahidin Sudirohusodo dilakukan berdasarkan
nilai aset. Selain itu, pada catatan atas laporan jenis kegiatannya yaitu kegiatan pengelolaan air
keuangan, biaya lingkungan tidak dijelaskan bersih, sampah dan air limbah, pemeliharaan dan
secara rinci. Oleh karena itu penulis kebersihan lingkungan dan suku cadang. Dari
mengidentifikasi biaya lingkungan tersebut data biaya lingkungan yang diperoleh
kedalam empat kategori yaitu biaya pencegahan selanjutnya dikelompokkan komponen biaya
lingkungan, biaya deteksi lingkungan, biaya lingkungan tersebut berdasarkan teori Hansen
kegagalan internal lingkungan, dan biaya dan Mowen yaitu biaya kualitas lingkungan
kegagalan eksternal lingkungan selanjutnya yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya deteksi
kategori biaya lingkungan tersebut akan menjadi lingkungan, biaya kegagalan internal. Berikut ini
dasar dalam menyusun laporan biaya lingkungan perbandingan identifikasi biaya lingkungan
rumah sakit Dr. Wahidin Sudiro Husodo rumah sakit Dr.Wahidin Sudirohusodo dan teori
Makassar. biaya kualitas lingkungan menurut Hansen dan
Laporan biaya lingkungan menunjukkan Mowen:
pengeluaran biaya rumah sakit untuk setiap
kategori yang berbeda. Pada Catatan atas

96 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.3 No.2, Juli 2019


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

Tabel 1
Perbandingan Identifikasi Biaya Lingkungan Menurut Rumah Sakit Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar dengan Teori Hansen/Mowen

Identifikasi Biaya
Identifikasi Biaya Lingkungan Menurut
No Lingkungan Menurut
RS Dr. Wahidin Sudirohusodo
Hansen/Mowen
(1) (2) (3)
1 Biaya Pencegahan Pengadaan karbon filter dan pasir kuarsa
Lingkungan (Environmental Pembersihan bak penampungan air olahan
Prevention Costs) Pengurasan sumur dangkal
Pengurasan/Pemeliharaan sumur
Perbaikan wastafel
Pemasangan wastafel
Pemeliharaan pompa 60x40cm
Pemeliharaan mesin pompa air
Pembersihan penampungan air bersih (tandon)
Pemeliharaan hydrant 1.200mtr + Boxhydrant 8
buah + selang & nozzle
Pemeliharaan mesin distribusi induk
Pencucian penampungan air bersih reservator vol.
12M3 (IRD dan penampungan air HD)
Perbaikan/pemasangan keramik reservoar IRD
Pengurusan izin pemanfaatan air tanah sumur
Penyusunan laporan RPL dan RKL dan Proper
Pengadaan thermocouple
Pengadaan sensor cahaya incenerator
Pemeliharaan sarana air hujan
Pemeliharaan instalasi pipa air limbah dalam gedung
Pemeliharaan bak sampit (tempat pompa air limbah)
Pemeliharaan bak kontrol limbah
Pemeliharaan bak pengendapan dan kolam indikator
limbah
Pemeliharaan/perbaikan mesin pengolahan limbah
rotor disk
Pemeliharaan general pengolahan limbah (bak
pengolahan) IPLC

Anna Sutrisna Sukirman dan Suciati, Penerapan Akuntansi Lingkungan terhadap ... 97
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

Penggantian mesin pompa pendorong dan


pemasangan sistem Inverter, 3 buah dan panel
pompa 1 set
Pemeliharaan/perbaikan mesin pengolahan limbah
bio detox
Pemeliharaan WC/Klosed (persiapan)
Pemeliharaan panel kontrol otomatis pompa rotor
disk
Pemeliharaan pompa submersibel air limbah di
sampit
Izin pengelolaan Limbah B3/Izin pengelolaan
Lingkungan (TPS dan IPLC)
Revisi Amdal/penyusunan dokumen amdal
Suku Cadang
2 Biaya Deteksi Lingkungan Pemeriksaan Kualitas air bersih
(Environmental Detection Pemeriksaan kualitas air limbah
Costs) Pemeriksaan Emisi Boiler
Pemeriksaan udara ambien
Pemeriksaan emisi incenerator
Pemeriksaan emisi genset
3 Biaya Kegagalan Internal Pembelian air untuk kebutuhan HD
Lingkungan (Environmental Perbaikan instalasi air bersih
Internal Failure Costs) Penyedotan/pengurasan septik tank
Pengurasan lumpur stp
Penyerahan/pengangkutan limbah B3 ke pihak ke III
Sumber: Data Diolah, 2018

Hal tersebut menunjukkan bahwa rumah dengan mengidentifikasi biaya lingkungan


sakit DR. Wahidin Sudirohusodo belum kedalam empat kelompok yaitu biaya
melakukan pengelompokkan biaya berdasarkan pencegahan lingkungan, biaya deteksi
teori Hansen dan Mowen, pengelompokkan lingkungan, biaya kegagalan internal lingkungan
biayanya hanya dilakukan berdasarkan jenis dan biaya kegagalan eksternal lingkungan maka
kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan rumah sakit akan lebih mudah melakukan
pengelolaan air bersih, sampah dan air limbah, evaluasi terhadap kinerja lingkungannya serta
pemeliharaan dan kebersihan lingkungan dan dapat melakukan efisiensi biaya lingkungan
suku cadang. Dari ke empat jenis biaya kualitas dengan meminimalisir biaya yang dianggap
lingkungan yang dikemukakan oleh Hansen dan tidak memberikan manfaat terhadap pengeloaan
Mowen, terdapat biaya lingkungan rumah sakit lingkungan atau dengan mengeluarkan biaya
yang tergolong dalam biaya pencegahan, biaya yang lebih banyak pada kategori biaya tertentu
deteksi dan biaya kegagalan internal lingkungan. untuk meminimalisir biaya yang lain atau
Dengan melakukan pengidentifikasian meminimalisir sampah dan limbah yang
biaya sesuai dengan teori Hansen Mowen, yaitu dihasilkan. Hansen Mowen (2008: 417)

98 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.3 No.2, Juli 2019


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

menyatakan bahwa “Biaya kegagalan Meskipun pada awal periode akuntansi


lingkungan dapat dicegah dengan instalasi sanitasi memperoleh dana anggaran
menginvestasikan lebih banyak aktivitas untuk pengelolaan lingkungan untuk satu tahun,
pencegahan dan deteksi”. namun dana anggaran ini belum dapat diakui
sebagai biaya karena pada dasarnya kas tersebut
Pengakuan Biaya Lingkungan Rumah Sakit masih berbentuk alokasi anggaran dan sejatinya
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar rumah sakit belum memperoleh manfaat dari
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dana anggaran tersebut. Rumah sakit mengakui
Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) biaya lingkungannya ketika biaya tersebut telah
“Pengakuan berhubungan dengan digunakan untuk mengelola lingkungan rumah
masalah transaksi akan dicatat atautidak sakit atau dengan kata lain ketika rumah sakit
kedalam sistem pencatatan, sehingga pada telah menerima manfaat dari biaya tersebut, hal
akhirnya transaksi tersebut akan berpengaruh ini berarti rumah sakit mengakui biaya
pada laporan keuangan perusahaan” (Mulyani, lingkungan menggunakan cash basis, dimana
2013:39). Biaya yang dikeluarkan oleh Rumah setiap biaya lingkungan akan dicatat ketika kas
Sakit Dr. telah dikeluarkan untuk mengelola limbah atau
Wahidin Sudirohusodo Makassar dalam lingkungan. Biaya tersebut kemudian dicatat dan
pengelolaan lingkungannya memberikan dilaporkan setiap tiga bulan pada laporan
manfaat ekonomi dan dapat diukur secara akurat realisasi rencana kerja tahunan dan diakumulasi
dan andal, maka biaya tersebut dapat diakui. pada akhir periode akuntansi.Berdasarkan hal
Biaya tersebut yaitu biaya yang bersumber dari tersebut, peneliti selanjutnya melakukan
kegiatan pengelolaan air bersih, sampah dan air perbandingan pengakuan biaya lingkungan
limbah, pemeliharaan kebersihan lingkungan, menurut Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian
dan suku cadang. Rumah sakit mengakui biaya Laporan Kengangan (KDPPLK) dan pengakuan
tersebut ketika biaya tersebut terjadi. biaya lingkungan yang dilakukan oleh Rumah
Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 2
Perbandingan Pengakuan Biaya Lingkungan Menurut Kerangka Dasar
Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) dan Menurut Rumah Sakit
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Pengakuan Menurut Kerangka Dasar Pengakuan Menurut Rumah Sakit


Penyusunan Penyajian Laporan DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Keuangan (KDPPLK)
Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau Biaya lingkungan diakui ketika biaya
penurunan manfaat ekonomi masa depan tersebut telah digunakan rumah sakit
yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau untuk mengelola lingkungan rumah sakit
peningkatan kewajiban dapat diukur dengan (ketika rumah sakit memperoleh
andal (KDPPLK Paragraf 94) manfaat dari biaya tersebut)
Sumber: Data Diolah, 2018

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa dilakukan kedepannya. Nilai yang dianggarkan
Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo tersebut merupakan nilai estimasi dan
Makassar tidak melakukan pengakuan biaya merupakan proyeksi dari periode sebelumnya
sesuai dengan Kerangka Dasar Penyusunan yang berarti rumah sakit telah menilai apa yang
Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK). menjadi kebutuhan pada periode selanjutnya.
Rumah sakit pada awal periode telah melakukan Biaya lingkungan tersebut akan diakui sebagai
penyusunan rencana anggaran biaya (RAB) biaya ketika biaya tersebut terjadi atau ketika
terkait dengan perencanaan kegiatan yang akan rumah sakit menerima manfaat atas biaya

Anna Sutrisna Sukirman dan Suciati, Penerapan Akuntansi Lingkungan terhadap ... 99
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

tersebut (cash basis) sedangkan menurut sanitasi dalam mengelola lingkungan rumah
Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan sakit. Selanjutnya dilakuan persetujuan anggaran
Keuangan, beban diakui ketika beban tersebut untuk menentukan maksimal biaya yang dapat
telah terjadi walaupun rumah sakit atau dikeluarkan, kemudian setelah dilakukan
perusahaan belum mengeluarkan kas untuk persetujuan anggaran selanjutnya adalah
mengelola lingkungan (accrual basis). pembelian bahan sesuai dengan anggaran yang
telah disetujui. Jadi, dalam pengukuran biaya
Pengukuran Biaya Lingkungan Rumah Sakit lingkungan rumah sakit Dr. Wahidin
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Sudirohusodo mengacu pada realisasi anggaran
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan pada periode sebelumnya.
Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) Dalam Kerangka Dasar Penyusunan
Rumah sakit mengukur biaya-biaya yang Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK)
dikeluarkan terkait dengan pengolahan limbah pengukuran suatu unsur laporan keuangan dapat
dengan menggunakan satuan moneter dan dilakukan berdasarkan biaya historis, biaya kini,
mengacu pada realisasi anggaran biaya nilai realisasi/penyelesaian, dannilai sekarang.
pengelolaan limbah periode sebelumnya. Berikut perbandingan pengukuran biaya
Laporan realisasi anggaran ini digunakan lingkungan menurut Rumah Sakit DR. Wahidin
sebagai acuan untuk menyusun laporan Bill of Sudirohusodo Makassar dan Kerangka Dasar
Quality, laporan ini berisi daftar yang diperlukan Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan
oleh rumah sakit dalam hal ini oleh bagian (KDPPLK):

Tabel 3
Perbandingan Pengukuran Biaya Lingkungan Menurut Menurut Kerangka Dasar
Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) dan Menurut Rumah Sakit
Dr. Wahidin Sudirohusodo

Pengukuran Berdasarkan Kerangka


Pengukuran Menurut Rumah Sakit
Dasar Penyusunan Penyajian Laporan
DR. Wahidin Sudirohusodo
Keuangan (KDPPLK)
Suatu unsur laporan keuangan dapat Pengukuran biaya lingkungan mengacu
dilakukan berdasarkan biaya historis, pada realisasi anggaran periode
biaya kini (current costi), nilai sebelumnya untuk menentukan besarnya
realisasi/penyelesaian biaya lingkungan pada periode berjalan
(realisable/settlement value), dan nilai
sekarang (present value) (KDPPLK
Paragraf 100)
Sumber: Data Diolah, 2018

Penyajian Biaya Lingkungan Rumah Sakit


Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
rumah sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo telah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
melakukan pengukuran biaya lingkungan sesuai (PSAK)
dengan Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Biaya-biaya yang dikeluarkan setiap
Laporan Keuangan (KDPPLK), hal tersebut organisasi baik itu organisasi yang berorientasi
terbukti dari biaya yang dikeluarkan mengacu profit maupun nirlaba harus disajikan dalam
pada rencana anggaran biaya yang terlah disusun laporan keuangan, tak terkecuali biaya
berdasarkan dengan realisasi anggaran periode lingkungan. Penyajian berkaitan dengan masalah
sebelumnya. bagaimana suatu informasi keuangan akan
disajikan dalam laporan keuangan (Mulyani,
2013:42). Biaya yang dikeluarkan oleh Rumah

100 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.3 No.2, Juli 2019


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dikeluarkan. Laporan ini hanya menjelaskan
dalam mengelola lingkungan dibagi menjadi proses pengelolaan limbah B3 tanpa menyajikan
empat kategori berdasarkan jenis kegiatannya. biaya yang dikeluarkan terkait dengan
Keempat jenis biaya pengelolaan lingkungan pengelolaan limbah tersebut, penyajian secara
disajikan bersama dalam laporan operasional mendetail biaya lingkungan tersebut hanya
dalam satu akun, yaitu biaya pemeliharaan dan disajikan dalam rencana kerja tahunan yang
digolongkan dalam pos beban umum dan dimiliki rumah sakit.Berikut perbandingan
administrasi pada laporan operasional. penyajian biaya lingkungan menurut rumah sakit
Pada laporan pengelolaan limbah bahan DR. Wahidin Sudirohusodo dan menurut
berbahaya beracun (B3) rumah sakit tidak Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
menyajikan biaya-biaya lingkungan yang telah (PSAK):
Tabel 4
Perbandingan Penyajian Biaya Lingkungan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Menurut Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo

Penyajian Berdasarkan Pernyataan Pengukuran Menurut Rumah Sakit


Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar
PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Biaya lingkungan hanya dicatat dan
Keuangan Paragraf 12 menyatakan bahwa disajikan dalam laporan operasional pada
entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari akun biaya pemeliharaan dalam kategori
laporan keuangan, laporan mengenai biaya administrasi dan umum.
lingkungan hidup dan laporan nilai tambah
(value aded statement), khususnya bagi
industri dimana faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi
industri yang menganggap karyawan
sebagai kelompok pengguna laporan yang
memegang peranan penting.
Sumber: Data Diolah, 2018

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa Pengungkapan Biaya Lingkungan Rumah


Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo belum Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
melakukan penyajian biaya lingkungan secara Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
khusus, biaya lingkungan tersebut hanya (PSAK)
disajikan dalam laporan keuangan secara umum Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
dalam akun biaya pemeliharaan dalam kategori (PSAK) No. 1 tentang Penyajian Laporan
biaya administrasi dan umum. “Pelaporan biaya Keuangan Paragraf 12 menyatakan bahwa
lingkungan adalah penting jika sebuah “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan
organisasi serius memperbaiki kinerja tambahan seperti laporan mengenai lingkungan
lingkungannya dan mengendalikan biaya hidup dan laporan nilai tambah (value added
lingkungannya” (Hansen Mowen, 2008:416). statement), khususnya bagi industri di mana
Dengan melaporkan biaya lingkungan pada faktor-faktor lingkungan hidup memegang
laporan khusus maka rumah sakit dapat peranan penting dan bagi industri yang
mengetahui dampak biaya lingkungan terhadap menganggap pegawai sebagai kelompok
profitabilitasnya dan jumlah relatif yang pengguna laporan yang memegang peranan
dihabiskan untuk setiap kategori. penting”.

Anna Sutrisna Sukirman dan Suciati, Penerapan Akuntansi Lingkungan terhadap ... 101
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

Rumah sakit telah melakukan penyajian termasuk dalam biaya pemeliharaan pada
biaya lingkungan di laporan operasional rumah laporan operasional.
sakit pada biaya pemeliharaan dalam sub biaya Walau biaya lingkungan telah
umum dan administrasi. Namun, jika hanya diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
melihat laporan operasional saja, biaya Keuangan (CaLK), informasi yang diperoleh
pengelolaan lingkungan tersebut tidak nampak. oleh pengguna laporan keuangan hanya terbatas
Pengungkapan biaya lingkungan rumah sakit Dr. pada total biaya yang dikeluarkan oleh rumah
Wahidin Sudirohusodo diungkapkan pada sakit untuk mengelola lingkungannya.
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), namun Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan
pengungkapannya hanya sebatas total dari biaya perbandingan pengungkapan akuntansi
lingkungan pada akun Pemeliharaan Lingkungan lingkungan menurut Standar Akuntansi
dan Sanitasi yang tergabung dengan biaya Keuangan (SAK) dan pengungkapan yang
pengungkapan biaya pemeliharaan lain yang dilakukan oleh rumah sakit DR. Wahidin
Sudirohusodo pada tabel berikut:

Tabel 5
Perbandingan Pengungkapan Akuntansi Lingkungan Menurut Standar Akuntansi Keuangan
dan Menurut Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Pengungkapan Akuntansi Lingkungan Pengungkapan Akuntansi


Menurut Standar Akuntansi Keuangan Lingkungan Menurut Rumah Sakit
(SAK) DR. Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Rumah sakit Dr. Wahidin
(PSAK) Nomor 1 Paragraf 117 (2015) Sudirohusodo Makassar
menyatakan bahwa entitas dapat mengungkapkan biaya lingkungan
mengungkapkan dalam catatan atas laporan pada catatan atas laporan keuangan
keuangan tentang dasar pengukuran yang hanya sebatas total biaya lingkungan
digunakan dalam menyusun laporan tersebut yang tergabung dengan biaya
keuangan dan kebijakan akuntansi lain yang pemeliharaan lain pada akun beban
diterapkan yang relevan lebih memahami pemeliharaan tanpa memberikan
laporan keuangan. informasi lebih rinci terkait dengan
biaya lingkungan tersebut.
Sumber: Data Diolah, 2018

Tabel diatas menunjukkan bahwa rumah Berdasarkan hasil perbandingan


sakit belum sepenuhnya mengungkapkan penerapan akuntansi lingkungan pada rumah
informasi biaya lingkungan pada Catatan atas sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Laporan Keuangan (CaLK), hal tersebut terlihat dengan menggunakan teori Hansen Mowen
dari catatan atas laporan keuangan yang hanya untuk membandingkan identifikasi biaya
dijelaskan terkait dengan total dari biaya-biaya lingkungan, Kerangka Dasar Penyusunan
yang tergabung dalam biaya pemeliharaan salah Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK)
satunya yaitu biaya pemeliharaan lingkungan untuk membandingkan pengakuan dan
dan sanitasi. pengukuran biya lingkungan, serta Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) untuk
Penerapan Akuntansi Lingkungan Rumah membandingkan penyajian dan pengungkapan
Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar biaya lingkungan rumah sakit,selanjutnya
penulis menarik kesimpulan dari setiap

102 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.3 No.2, Juli 2019


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

perlakuan akuntansi biaya lingkungan yang ada dengan teori maupun standar yang digunakan.
pada Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Berikut tabel kesesuaian atau ketidaksesuaian
Makassar, perlakuan akuntansi biaya lingkungan Rumah
tujuannya untuk mengetahui kesesuaian Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
penerapan akuntansi lingkungan rumah sakit

Tabel 6
Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Biaya Lingkungan Rumah Sakit
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan Teori dan Standar yang Digunakan

Tahap
Perlakuan
Tidak
No. Akuntansi Sesuai Keterangan
Sesuai
Biaya
Lingkungan

1. Identifikasi √ Identifikasi biaya lingkungan yang


dilakukan oleh Rumah Sakit Dr. Wahidin
Sudirhusodo tidak sesuai dengan teori
Hansen dan Mowen.

2. Pengakuan √ Pengakuan biaya lingkungan yang


dilakukan oleh Rumah Sakit Dr. Wahidin
Sudirhusodo tidak sesuai dengan
Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian
Laporan Keuangan (KDPPLK) paragraf
94 tentang pengakuan beban.

3. Pengukuran √ Pengukuran biaya lingkungan yang


dilakukan oleh Rumah Sakit Dr. Wahidin
Sudirhusodo telah sesuai dengan
Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian
Laporan Keuangan (KDPPLK) paragraph
100 tentang dasar pengukuran biaya.

4. Penyajian √ Pengukuran biaya lingkungan yang


dilakukan oleh Rumah Sakit Dr. Wahidin
Sudirhusodo tidak sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 1 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Paragraf 12

5. Pengungkapan √ Pengukuran biaya lingkungan yang

Anna Sutrisna Sukirman dan Suciati, Penerapan Akuntansi Lingkungan terhadap ... 103
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

dilakukan oleh Rumah Sakit Dr. Wahidin


Sudirhusodo tidak sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 1 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Paragraf 117

Sumber: Data Diolah, 2018

Tabel tersebut menunjukkan bahwa, DAFTAR PUSTAKA


rumah sakit belum menerapkan akuntansi
lingkungan secara menyeluruh karena Aditya, Yodha Fitria. 2012. Pengaruh Pelaksanaan
berdasarkan tahap perlakuan akuntansi biaya Audit Lingkungan TerhadapAkuntansi
lingkungan, terdapat ketidaksesuaian penerapan Pertanggungjawaban Sosial. Bandung
pada rumah sakit dengan standar dan teori yang
Asmarhany, ChanDr.a Dewi. 2014. Pengelolaan
digunakan.
Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum
Daerah Kelet Kabupaten Jepara. Skripsi.
Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat
SIMPULAN Universitas Negeri Semarang
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan yang dilakukan, diketahui bahwa Burhany, D.I. 2011. Pengaruh Implementasi
rumah sakit DR. Wahidin Sudirohusodo Akuntansi Lingkungan terhadapKinerja
Makassar belum menerapkan akuntansi Lingkungan dan Pengungkapan Informasi
lingkungan secara menyeluruh, Lingkungan sertaDampaknya Terhadap Kinerja
pengidentifikasian biaya lingkungan tidak Keuangan Perusahaan. Dalam Indonesian
Journal of Economics and Business 1(2): 257-
sesuai dengan penidentifikasian biaya kualitas
270
lingkungan menurut Hansen dan Mowen, Effendie. 2016. Ekonomi Lingkungan. Edisi Pertama.
pengakuan biaya lingkungan yang dilakukan Cetakan Pertama. Surabaya: UPP STIM YKPN
telah sesuai dengan Kerangka Dasar Penyusunan
Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK), Hansen, Don R dan Maryanne M. Mowen. 2009.
pengukuran biaya lingkungan yang dilakukan Akuntansi Manajerial. Buku 2. Edisi 8. Jakarta:
telah sesuai dengan Kerangka Dasar Penyusunan Salemba 4
Penyajian Laporan Keuangan dengan
menggunakan biaya hisoris. Rumah SakitDr. Hasyim. 2011. Akuntansi Lingkungan: Apakah
Wahidin Sudirohusodo hanya menyajikan biaya Sebuah Pilihan atau Kewajiban?. Jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang
lingkungan pada laporan keuangan diakun biaya
pemeliharaan yang terakumulasi bersama Homan. 2016. Environmental Accounting Roles in
dengan biaya pemeliharaan gedung dan Improving The Environmental Performance And
kendaraan dan hal ini tidak sesuai dengan Financial Performance of The Company. South
Standar Akuntansi Keuangan, pengungkapan East Asia Journal of Contemporary Business,
yang dilakukan oleh RS Dr. Wahidin Vol II: 9-15
Sudirohusodo tidak seusai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan. RS Dr. Wahidin Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi
Sudirohusodo tidak melakukan pengungkapan Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015. Jakarta:
secara rinci atas biaya lingkungan yang Ikatan Akuntan Indonesia
dikeluarkan pada catatan atas laporan keuangan
IFAC (International Federation of Accountants).
selain itu terdapat perbedaan pencatatan biaya 2005. International Guidance Document:
sanitasi instalasi Sanitasi dan bagian Akuntansi Environmental Management Accounting,
dan Verifikasi. Massachusetts: EMARI.

Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan


Pengungkapannya. Edisipertama. Cetakan
Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu.

104 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.3 No.2, Juli 2019


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam


Karmila, Katarina Nathania. 2017. Analisis Potensi Negeri Alauddin Makassar
Pelaporan Akuntansi Lingkungan Sebagai
Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Setiawan, Temy. 2016. Penerapan Akuntansi
Terhadap Lingkungan. Skripsi. DI Yogyakarta: Manajemen Lingkungan Pada Dua Puluh
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma LimaPerusahaan Yang Terdaftar di Indeks SRI
SRIKEHATI 2013. Jurnal Akuntansi : Riset
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia danArtikel Akuntannsi. April (2):110-129
Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Shapiro, Karen dkk. 2010. Healthy Hospitals:
Sakit. 2004. Jakarta: Kementrian Kesehatan Environmental Improvements Throuh
Republik Indonesia Environmental Accounting. Dalam Tellus
Institute Resource and Environmental Strategies
Nur’ainun, Unun dan Rini Lestari. 2017.
Pengungkapan Kinerja Lingkungan dan Kinerja Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Lingkungan dan
Keuangan. Dalam: Profesionalisme Akuntan Triple Bottom Line Accounting: Paradigma Baru
Menuju Sustainable Business Practice. 107-116 Akuntansi Bernilai Tambah. Jurnal Bumi
Lestari, X: 105-112
Mulyani, Nita Sri. 2013. Analisis Penerapan
Akuntansi Biaya Lingkungan Pada Pabrik Tirtakusuma, E. 2014. Pengaruh Akuntansi
Gondorukem dan Terpentin (PGT) Garahan- Manajemen Lingkungan Terhadap Inovasi
Jember. Skripsi. Jember: Fakultas Ekonomi Produk. Skripsi. Bandung: Fakultas Ekonomi
Universitas Jember Universitas Widyatama

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32


Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Beracun. 2001. Jakarta: Kementrian Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2009. Jakarta:
Lingkungan Hidup Kementria Lingkungan Hidup

Putri, Pramitha Arinda Hartono dan Imam Mas’ud. Wanggono, Antonius Wasi. 2016. Analisis Perlakuan
2016. Analisis Perlakuan Akuntansi atas Biaya Akuntansi Biaya Lingkungan. Skripsi. DI
Lingkungan pada PT Sejahtera Usaha Bersama Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Unit Jember. Skripsi. Jember: Fakultas Sanata Dharma
Ekonomi Universitas Jember
Wahyudi, Iman Marcellinus. 2014. Penerapan
Salam, ST Hardianty. 2013. Ganbaran Pengelolaan Akuntansi Lingkungan pada PT Swastisiddhi
Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Dr. Amagara. Skripsi. Salatiga: Fakultas
Tadjuddin Chalid Kota Makassar. Makassar: Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen
Satya Wacana

Anna Sutrisna Sukirman dan Suciati, Penerapan Akuntansi Lingkungan terhadap ... 105

Anda mungkin juga menyukai