Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Recovery
Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan tepat dan secara
individual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki kehidupan yang memuaskan serta
produktif. Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan
transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermaknadi komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya
(USDHHS, 2006 dalam Stuart, 2013). Recovery merupakan proses dimana seseorang
mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam
komunitasnya. Recoveryberimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala
secara keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013).
Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang
berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery didefinisikan
oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa dan orang-
orang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart, 2010). Individu menerima
dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan sebagai rehabilitasi,
yangmerupakan proses menolong seseorang kembali kepada level fungsi tertinggi yang
dapatdicapai. Recovery gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial,
edukasi,okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan jangka panjang
dan memaksimalkan kecukupan diri (Stuart, 2013)
Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan
pemulihanmeliputi : tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan bekerja, manajemen
danpemulihan penyakit, tritmen terintegrasi untuk mendampingi kejadian
berulanggangguan jiwa dan penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga, manajemen
pengobatan. Dukungan pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa meliputi bekerja
dengan timtritmen multidisiplin yang meliputi psikiater, psikolog, pekerja sosial,
konselor, terapisokupasi, pakar konsumen dan teman sejawat,manajer kasus, pengacara
keluarga, pakarpengambil kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan perawat untuk
berfokus pda tigaelemen yaitu : individu, keluarga dan komunitas (Stuart, 2013)

B. Mental Health Recovery Model & The Recovery Model in Psychiatric Nursing
Selama ini kita mengetahui bahwa recovery sama halnya dengan kembali sehat atau
sembuh terhadap suatu penyakit, tetapi dalam kesehatan jiwa kita sepakati bahwa
recovery memiliki arti yang berbeda. Recover Model pada kesehatan jiwa tidak berfokus
pada pengobatan, tetapi sebagai gantinya lebih menekankan dapat hidup beradaptasi
dengan sakit jiwa yang sifatnya kronis. Pada model ini lebih menekankan kepada
hubungan sosial, pemberdayaan, strategi koping, dan makna hidup. Peplau (1952 dalam
Varcarolis 2013) menciptakan teori bahwa pentingnya hubungan interpersonal terapeutik,
model recovery berubah dari hubungan nurse-patient menjadi nurse-partner. Berdasarkan
penelitian Hanrahan et al (2011 dalam Varcarolis 2013) menyatakan pentingnya
meningkatkan peran individu dan keluarga dalam proses recovery. Caldwell et al (2010
dalam Varcarolis 2013) menegaskan perawat jiwa harus mengajarkan tenaga kesehatan
lain tentang konsep recovery dan menyarankan caramemberdayakan pasien dan
memajukan proses recovery.
C. Manfaat & Peran Perawat Pada Pemberian Terapi pada Proses Penyembuhan
Pemberian terapi adalah berbagai pendekatan penenganan klien gangguan jiwa
yang bervariasi, yang bertujuan untuk mengubah perilaku klien dengan gangguan jiwa
dengan perilaku mal adaptifnya menjadi perilaku yang adaptif. Perawat sebagai terapis
mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan
dengan memberikan berbagai macam terapi Generalis maupun Spesialis.
Dalam pemberian terapi perawat seabagai terapis senantiasa berdasarkan pada
kompetensi yang dia miliki dan kondisi pasien yang menjadi titik tolak terapi atau
penyembuhan. Efektivitas terapi komplementer dan alternatif (CAM) telah banyak
dibuktikan oleh klinisi yang merujuk klien ke praktisi CAM baik sebagai terapi tunggal
ataupun terapi tambahan dalam terapi konvensional. Terapi CAM dapat memberi dampak
penting dalam praktik keperawatan kesehatan jiwa. Terapi alternatif telah banyak
dirasakan bermanfaat, aman, hemat biaya, dan mudah dilaksanakan di tatanan kesehtan
jiwa. Terapi alternatif komplementer (CAM) dapat dilakukan oleh perawat (Stuart, 2013).
Keperawatan termasuk dalam posisi yang ideal dalam memberikan perawatan
dengan menggabungkan banyak terapi CAM untuk mengatasi gejala yang dialami oleh
klien dengan gangguan jiwa. Disamping itu terapi CAM yang memberdayakan klien
dapat memperkuat hubungan antar perawat dan klien dalam meningkatkan proses
pemulihan (Stuart, 2013).
D. Terapi Generalis
a. Terapi Psikofarmakologi
Psikofarmakologi merupakan sebuah standar yang telah ditetapkan dalam
menangani penyakik-penyakit neurobiologis. Namun, obat tidak dpat berjalan sendiri
dalam menangani masalah personal, social atau komponen lingkungan klien atau
respon terhadap penyakit. Kondisi-kondisi tersebut membutuhkan pendekatan yang
terintegrasi dan komperensif dalam merawat individudan gangguan jiwa.
Peran perawat dalam psikofarmakologi
a) Pengkajian Klien
Pada proses kolaborasi pemberian obat sangat penting melakukan pengkajian
dasar klien termvsuk riwayat, kondisi fisik dan asil laboratorium , evaluasi
kesehatan jiwa, pengkajian social budaya dan yang paling utama adalah riwayat
pengobatan untuk dilengkapi pada setiap klien sebelum diberikan pengobatan.
b) Kordinasi Tritmen Modalitas
Perawat memiliki peran penting dalam merancang program tritmen
yang komprehensif. Pilihan tritmen yang paling tepat pada setiap klien bersifat
individu dan merupakan gambaran dari rencana tritmen. Kordinasi dalam
melakukan perawatan merupakan tanggung jawab utama perawat yang bersama-
sama dengan klien dalam membina hubungan terapiutik sebagai bagian dari tim
pelayanan kesehatan.
c) Pemberian Obat
Perawat memiliki peran penting terhadap pengealaman klien dalam
mendapatkan pengobatan psikofarmakologi. Pada beberapa pelayanan
perawat bertugas menentukan jadwal dosis berdasarkan dosis kebutuhan obat
seta kebutuhan klien, mengatur pemberian obat dan selalu waspada terhadap
efek serta penanganan efek obat.
d) Monitor Efek Obat
Perawat berperan penting dalam memantau efek obat psikofarmaka. Peran dalam
memantau efek obat seperti membuat standarisasi pengukuran efek obat
terhadap target gejala, mengevaluasi dan meminimalisasi efek samping,
mengatasi reaksi berlawanan dan mencatat efek obat terhadap konsep diri klien,
kepercayaan serta keyakinannya terhadap perawatan. Obat harus diberikan
sesuai dengan dosis yang direnkomendasikan dan dalam jumlah yang tepat
sebelum menentukan apakah memiliki dampak terapiutik yang adekuat pada
klien.
e) Edukasi Pengobatan
Perawat merupakan pemegan posisi utama dalam memberikan edukasi pada
klien dan keluarga tentang pengobatan. Edukasi meliputi pemberian informasi
lengkap kepada klien dan keluarga sehingga mereka dapat memahami,
mendiskusikan dan menerimanya. Edukasi tentang obat merupakan kunci
penting agar efektif dan aman dalam mengonsumsi obat-obat psikotropika,
kolaborasi klien dalam merencanakan tritmen dan kepatuhan klien terhadap
regimen terapi obat.
b. Terapi Kejang Listrik (Elektroconvulsive Therapis)
Terapi kejang listrik ( elektroconvulsive therapis/ECT) pertama kali
dilakukan pada tahun 1938 sbagai tritmen untuk klien skizofrenia, ketika diyakini
bahwa klien epilepsy jarang mengalami skizofrenia, dan dianggap bahwa pemberian
kejang biasa menyembuhkan skizofrenia.
Terapi Kejang listrik adalah pengobatan dengan pemberian kejang yang cukup
berat melalui alat yang diindukdi pada klien yang yang dibius dengan memeberikan
arus listrik melalui elektroda yang dipasang pada klien (Manked et al,2010).
ECT merupakan tritmen gangguan jiwa yang efektif dan umumnya dapat
ditoleransi dengan baik oleh klien. Dalam beberapa kasus, stelah program awal
tritmen sukses, pemiliharaan ECT ditambah dengan pemberian obat antridepresan:
untuk bulan pertama setelah remisi program remisi trigmen dilakukan seminggu
sekali, kemudian berkurang secara bertahap menjadi sebulan sekali (perbulan) (APA,
2001).
Indikasi utama ECT adalah depresi berat (Weiner dan Falcone,2011).
Beberapa ahli menganggap terapi ini digunakan sebagai standar emas untuk
mengatasi kodisi depresi yang bertahan (Nahas dan Anderson,2011). Tingkat respon
terhadap ECT 80% atau lebih untuk sebagian besar klien lebih baik daripada tingkat
respon terhadap obat antidepresan, sehingga terapi dianggap sebai antidepresan yang
paling efektif (Keltner dan Boschini,2009).
 Peran perawat
Perawat kesehatan jiwa memiliki peran penting dalam melakukan ECT.
Peran ini meliputi tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi. Dukungan
Emosi dan Pendidikan. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien dan
keluarga setelah dijelaskan bahwa ECT merupakan pilihan program tritmen.
Peran paling penting perawat adalah memberikan kesempatan bagi klien untuk
untuk mengespresikan perasaan, termasuk masalah yang terkait dengan mitos
atau yang berkaitan dengan ECT. Perawat dapat mengajarkan klien dan
keluarga, mempertimbangkan ansietas, kesiapan untuk belajar, dan kemampuan
untuk memahami penjelasan yang diberikan.
Asuhan Keperawatan Sebelum Prosedur Tritmen, pemberian
asuhan keperawatan ini meliputi peninjauan kembali proses konsultasi,
memastikan bahwa setiap kelainan hasil tes laboratorium telah ditangani, dan
memeriksa bahwa peralatan dan perlengkapan yang diperlukan telah memadai
dan berfungsi.
Asuhan keperawatan selama prosedur, klien harus dibawah ke ruan
tritmen, baik dengan berjalan kaki atau dibawah dengan menggunakan kursi
roda, didampingi seorang perwat dan dengan siapapun klien merasa nyaman.
Perawat harus tetap mendapingi klien selama pelaksanaan terapi untuk
memberikan dukungan pada klien.
Asuhan keperawatan setelah prosedur, ruang pemulihan harus berdekatan
dengan dengan ruang tritmen untuk memudahkan akses staf anastesi keluar
masuk dalam keadaan darurat. Setelah klien berada diruan pemulihan perawat
harus harus mengokservasi klien sampai benar-benar pulih. Perawat harus
meyakinkan kodisi klien dan secara periodic mengorentasikan klien. Pemberian
penjelasan yang singkat, sangat membantu klien dalam proses pemulihan.
Perawat harus menjelaskan bahwa sebagian besar masalah memori akan hilang
dalam beberapa minggu.
c. Terapi Tindakan Pada Keluarga
Tindakan pada keluarga merupakan terapi yang ditujukan untuk melibatkan
keluarga dan mendorong mereka untuk menjadi peserta aktif dalam ritmen dan
pemulihan, sehingga meningkatkan keterampilan koping pada klien dan keluarga
mereka. Peran Perawat dalam terapi keluarga yaitu untuk mendorong hubungan
keluarga yang sehat melalui psikoedukasi, penguatan kekuatan, konseling sportif,
dan rujukan untuk terapi dan dukungan. Perawat sudah dipersiapkan dengan baik
untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam pengaturan klinis tradisional dan
nontradisional.
Perawat harus mengintegrasikan teori berbasis keluarga dengan ilmu
tindakan pada keluarga dalam program klinis, memberikan dan mempromosikan
tindakan pada keluarga berbasis-bukti, dan advokasi untuk keluarga dan
penggantian pihak ketiga untuk tindakan pada keluarga.
a) Advokasi Keluarga merupakan model bekerja dengan orang tua dan anggota
keluarga untuk membantu mereka bertindak sebagai advokat dengan dan atas
nama anggotakeluarga yang memiliki ketidakmampuan
b) Praktik yang berorientasi pada keluarga mengacu pada tindakan tertentu
pada keluarga dan kerangka konseptual yang lebih luas untuk tindakan yang
mencakup asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga.
c) Ilmu tindakan keluarga merupakan area keilmuan yang didefinisikan dengan
penelitian dalam mengubah perilaku keluarga.
d. Iktisas Terapi Kelompok
Kelompok menawarkan berbagai hubungan antara anggota karena setiapanggota
kelompok akan berinteraksi satu sama lain dengan pemimpin kelompok. Anggota
kelompok berasal dari berbagai latar belakang dan masing-masing memiliki
kesempatan untuk belajar dari orang lain diluar lingkaran sosialnya.mereka
dihadapkan dengan rasa iri hati, daya tarik, daya saing, dan banyak emosi lainnya
dan perasaan yang diungkapkan oleh orang lain (Yalom,2005).
Kelompok terapiutik memiliki tujuan bersama yaitu kelompok memiliki tujuan
kelompok untuk membantu anggota yang secara konsisten terlibat dalam
mengidentifikasi hubungan destruktif dan mengubah perilaku maladaptive mereka.
 Peran Perawat
Perawat sebagai pemimpin kelompok harus dapat mengkordinir dan
mempelajari kelompok dan berpartisipasi di dalamnya pada waktu bersamaan.
Pemimpin harus selalu memantau kelompok dan bila diperlukan,
membantu kelompok mencapai tujuannya. Kualitas pemimpin perawat yang
efektif merupakan kualitas yang sama pentingnya dalam hubungan terapiutik,
secara khusus kemampuan perawat meliputi sikap responsive dan aktif
berimpati, ketulusan, dan kemampuan konfrontasi.
E. Terapi Spesialis
a. Guided Imagery
Guided Imagery merupakan program yang mengarahkan pikiran dengan
memandu imajinasi seseorang terhadap situasi santai, fokus pada kondisi untuk
mengurangi stres dan meningkatkan kenyaman serta suasana hati (Stuart, 2013).
Klien yang menerima GI memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dan tingkat
depresi, ansietas dan stres yang lebih rendah dibandingkan dengan klien yang tidak
menerima GI (Apostolo dan Kolcaba, 2009). Selain itu teknik imagery telah
digunakan dalam berbagai kondisi dan populasi. Nyeri dan kanker adalah dua
kondisidi mana teknik imagery telah membantu baik pada orang dewasa ataupun
anak-anak (Lindquist, 2014).
b. Music Intervention
Terapi musik digunakan dengan menerapkan unsur-unsur penyembuhan untuk
memenuhi kebutuhan spesifik pada individu. Di Amerika Serikat dan di seluruh
dunia, terapis musik bekerja di berbagai fasilitas dan perawatan kesehatan. Meskipun
terapis musik secara khusus dilatih untuk menggunakan musik dalam berbagai cara
terapi, ada banyak situasi di mana perawat dapat menerapkan intervensi musik ke
dalam rencana perawatan pasien (Lindquist, 2014).
Musik dan proses fisiologis (detak jantung, tekanan darah, gelombang otak, suhu
tubuh, pencernaan, dan hormon adrenal) melibatkan irama dan getaran yang terjadi
secara rutin, berkala dan terdiri dari osilasi (Crowe, 2004 dalam Lindquist, 2014).
Intervensi musik memberikan pasien / klien stimulus menghibur yang dapat
membangkitkan sensasi menyenangkan sambil memfokuskan perhatian individu ke
musik bukan pada pikiran stres, nyeri, ketidaknyamanan, atau rangsangan lingkungan
lainnya (Lindquist, 2014).
c. Humor
Psikoterapis Steven Sultanoff menjelaskan bahwa perbedaan utama antara
komedi-klub humor dan humor terapi. Tujuan dari menggunakan humor terapi
sebagai terapi komplementer harus jelas untuk kepentingan klien atau pasien, bukan
untuk terapis/perawat sebagai kepuasan pribadi atau hanya untuk
kesenangan "(Steven Sultanoff, 2012 dalam Lindquist, 2014). Humor terapi telah
didefinisikan sebagai setiap intervensi yang mempromosikan kesehatan dan
kesejahteraan dengan merangsang ekspresi. Intervensi ini dapat meningkatkan
kesehatan, sebagai terapi komplementer, memfasilitasi penyembuhan atau mengatasi
baik fisik, emosi, kognitif,sosial, dan spiritual "(AATH, 2000 dalam Lindquist,
2014).
d. Yoga
Yoga merupakan kegiatan yang mengatur tubuh secara fisik dan emosional
dengan menggunakan berbagai posisi tubuh, latihan peregangan, kontrol nafas dan
meditasi. Teknik pernapasan yang digunakn dalam yoga dapat berhubungan dengan
stimulasi saraf vagus dan menyeimbangkan sistem saraf otonom. Kegiatan yoga
dapat ini dapat mengurangi agitasi dan aktivitas pada beberapa klien depresi saat
berlatih meditasi (Stuart, 2013). Sebuah studi menunjukkan bahwa yoga dua kali
seminggu selama 8 minggu diberikan tritmen standar untuk gangguan makan lebih
bermanfaat dalam mengurangi gejala gangguan makan daripada tritmen standar saja.
Setelah selesai yoga, klien mengalami sedikit rangsangan terhadap makanan dan cara
makan, sehingga hal ini menunjukkan efektivitas yoga dalam memfokuskan pikiran
dan tidak terokupasi pada pemikiran obsesif patologis (Stuart, 2013).
e. Biofeedback
Biofeedback merupakan suatu tindakan dimana respon fisiologis, seperti detak
jantung, hantaran kulit, suhu kulit, dan aktivasi otot dipantau dengan tujuan
mengajarkan klien untuk secara sadar mengatur proses tersebut. EEG Biofeedback
dikenal juga sebagai neuroterapi/neurofeedback adalah biofeedback tertentu yang
menstransmisikan sinyal electroencephalogram (EEG) dan memberikan informasi
tentang aktivitas neuron di korteks serebral. Melalui pengkondisian operan atau
belajar, klien diajarkan menggunakan informasi tentang otak untuk mengubah atau
meningkatkan fungsinya (Stuart, 2013).
Perawat profesional ideal untuk memberikan biofeedback karena
pengetahuannya tentang fisiologi, psikologi, kesehatan dan penyakit di negaranya.
Perawat menggunakan biofeedback harus disertifikasi oleh Sertifikasi Biofeedback
International Alliance (BCIA, www.bcia.org), yang menawarkan sertifikasi dalam
biofeedback umum, neurofeedback, dan biofeedback disfungsi otot panggul
(Lindquist, 2014).
f. Meditation
Meditasi kesadaran (Mindfulness meditation) mengajarkan klien berfokus pada
pengalaman mereka. Klien diajarkan untuk menyadari sensasi, pikiran dan perasaan
yang dialami saat ini yang bertujuan untuk memungkinkan diri
mengamatipengalaman membuat tujuan, tidak menghakimi, serta menerima
cara dan menemukan sifat yang lebih dalam dari pengalaman (Tusaie dan Edds,
2009 dalam Stuart, 2013). Praktik meditasi harus diawasi pada klien dengan masalah
kesehatan jiwa tertentu karena terapi ini memiliki potensi untuk menginduksi tingkat
kesadaran tertentu. Pendekatan meditasi yang berbeda dapat menghasilkan efek
merangsang yang dapat membangkitkan mania pada klien bipolar (Stuart, 2013).
g. Prayer
Stabile (2013) mendefinisikan doa sebagai komunikasi antara manusia dan Tuhan,
komunikasi timbal balik yang meliputi berbicara kepada Tuhan (Lindquist, 2014).
Banziger, Van Uden, dan Janssen (2008) mencatat bahwa orang dapat melihat doa
sebagai kerjasama dengan Tuhan di mana mereka berada dalam kontak dan
persekutuan dengan Tuhan. Doa dapat dilakukan secara individual, dalam suatu
kelompok, atau sebagai bagian dari iman atau komunitas agama (Lindquist, 2014).
Sejumlah penelitian telah mendokumentasikan efektivitas doa sebagai strategi
koping. Dari tinjauan studi tentang doa, Holywell dan Walker (2009) menyimpulkan
bahwa doa adalah strategi koping yang membantu untuk menengahi antara agama
dan kesejahteraan (Lindquist, 2014).
Perawat dapat menanyakan apakah pasien ingin perawat untuk bergabung dengan
mereka dalam doa. Membaca kitab suci atau membaca dari kitab suci adalah salah
satu cara untuk berdoa dengan seseorang. Perawat dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk berdoa: bermain musik meditasi,
mencegah interupsi, dan memperoleh buku atau perlengkapan yang dibutuhkan bagi
orang untuk berdoa seperti yarmulke untuk seorang Yahudi atau rosario bagi
seseorang dari iman Katolik. Pasien dari iman Yahudi mungkin ingin membaca
Mazmur dan Muslim dapat memilih untuk membaca doa dari Al-Qur'an (Al-Quran).
Perawat perlu menghormati bentuk apapun atau ritual doa yang dipilih pasien
(Lindquist, 2014).
Doa telah digunakan orang yang mempunyai banyak penyakit, dari semua
kelompok usia, dan dari semua budaya. Literatur juga menunjukkan
tentang kemanjuran doa pada individu yang sakit. Dalam sejumlah survei, doa
menjadi yang paling sering digunakan sebagai pelengkap terapi (Brown, barner,
Richards, & Bohman, 2007; King & Pettigrew, 2004). Penelitian telah dilakukan
pada penggunaan doa dengan pasien yang memiliki kondisi kronis. Dalam sebuah
studi dari orang dewasa yang HIV-1-positif dan yang terlibat dalam kegiatan spiritual
seperti doa, subjek memiliki penurunan risiko kematian (Fitzpatrick et al., 2007).
Demikian juga, orang dengan depresi dan kecemasan yang telah berpartisipasi dalam
enam sesi doa 1 jam mingguan menunjukkan perbaikan dalam depresi dan
kecemasan dibandingkan dengan subyek pada kelompok kontrol (Boelens, Reeves,
Replogle, & Koenig, 2009)
h. Journaling
Istilah journal, buku harian, menulis reflektif, dan menulis ekspresif sering
digunakan secara bergantian. Diari lebih sering fokus pada rekaman peristiwa dan
pertemuan, sedangkan journal berfungsi sebagai alat untuk merekam proses
kehidupan seseorang (Cortright 2008 dalam Lindquist, 2014). Peristiwa dan
pengalaman yang dicatat dalam jurnal berisi refleksi seseorang tentang peristiwa dan
makna pribadi yang pernah dialami mereka.
Dalam penulisan jurnal, interaksi antara sadar dan tidak sadar sering terjadi.
Bentuk penulisan ekspresif seperti puisi, cerita, dan pesan memo adalah metode
individu
dapat menggunakan
untuk mengeksplorasi
perasaan batin
dan pikiran
(Lindquist, 2014).
Pada mereka yang baru didiagnosis dengan penyakit kronis, journal tentang
perspektif mereka tentang bagaimana penyakit dapat mempengaruhi kehidupan
mereka serta dapat membantu mereka mengungkap kekhawatiran sehingga bisa
didiskusikan dengan profesional kesehatan. Perawat dan keluarga dapat menyiapkan
Perawat memiliki peran penting dalam membantu pasien untuk membedakan
diantara berbagai produk botani yang mudah tersedia. Pasien sering bingung dengan
pilihan yang dapat digunakan , dan yang terpenting adalah bahwa perawat
memahami perbedaan dari kandungan dari minyak yang digunakan, pemberian saran
pada pasien bertujuan untuk keselamatan pasien. Perawat harus menyadari pedoman
keselamatan umum untuk pendidikan pasien dandalam praktek. Ini termasuk:
a) Hindari minyak esensial dari nyala api langsung, minyak tersebut tidak stabil
dan sangat mudah terbakar.
b) Simpan minyak esensial di tempat yang sejuk jauh dari sinar matahari;
menggunakan wadah kaca berwarna biru atau gelap. Tutup wadah segera setelah
digunakan. Minyak atsiri dapat mengoksidasi pada suhu yang panas, cahaya, dan
oksigen dan dapatmengubah kandungan bahan kimianya
c) Sadarilah bahwa minyak esensial dapat menodai pakaian dan bahan tekstil,
minyak esensial murni juga dapat merusak bahan plastik. Lakukan tindakan
pencegahan yang tepat.
d) Jauhkan minyak esensial dari anak-anak dan hewan peliharaan kecuali kita yakin
bahwa minyak esensial tersebut memang aman untuk anak-anak dan
hewan peliharaan. Pelajari literatur berisi kasus efek samping atau
kematian yang berhubungan dengan penggunaan yang tidak benar atau tertelan
pada anak-anak dan hewan peliharaan (Halicioglu, Astarcioglu, Yaprak, &
Aydinlioglu, 2011).
e) Gunakan minyak esensial dari pemasok terkemuka. Mencari nasihat dari
aromaterapis terlatih atau rekomendasi dari penyedia klinis aromaterapi. Jika
menggunakan minyak esensial dalam percobaan klinis atau penelitian, hasil tes
verifikasi kandungan bahan kimia harus diperoleh.
f) Perawatan khusus diperlukan bila menggunakan minyak esensial pada orang-
orang yang memiliki riwayat asma yang parah atau beberapa alergi.
g) Penggunaan minyak esensial relatif aman bila digunakan dengan benar,
sensitifitas dan iritasi kulit dapat terjadi. Dalam kasus ini, minyak esensial yang
masih tersisa harus dihapus dengan minyak atau susu, dibilas dengan air, dan
penggunaannya harus dihentikan. Kebanyakan reaksi seperti ini dapat mengatasi
masalah tersebut; Namun, penyedia layanan kesehatan harus berkonsultasi jika
terjadi nyeri/gatal parah yang berkelanjutan.
h) Jika minyak esensial masuk ke mata, bilas dengan susu atau pembawa minyak
pertama dan kemudian dengan air.
16.
Obat herbal
Herbal dan produk-produk alami terkait seperti rempah-rempah, banyak digunakan
untuk pengobatan di dunia. Penggunaan herbal untuk pengobatan penyakit dan menjaga
kesehatan bisa digunakan pada banyak budaya didunia setidaknya sejak 2.500 tahun yang
lalu. Sebagai contoh, di sM abad ke-5, Hippocrates direkomendasikan daun dan kulit
kayu dari willow tree (genus Salix) untuk rasa sakit dan peradangan. obat-obatan herbal,
atau terapi nabati, terus menduduki tempat penting dalam banyak tradisi penyembuhan
dunia.
Peran Perawat
Perawat perlu mengkaji apakah pasien menggunakan ramuan herbal tertentu, selain
mengetahui jenis ramuan yang digunakan, dosis masing-masing ramuan, dan fungsi yang
dari ramuan tersebut, mengumpulkan informasi mengenai durasi penggunaan herbal juga
akan membantu dalam menilai pasien dan memberikan perawatan terbaik. Perawat juga
perlu untuk memberikan pemahaman pada pasien karena banyak kesalahan pemahaman
tentang obat herbal bahwa herbal tidak memiliki efek samping karena mereka alami.
Namun, herbal memang memiliki efek samping dan mungkin beracun atau beracun jika
tidak digunakan dengan tepat. Masalah lainnya adalah kebiasaan pasien menggunakan
tumbuh-tumbuhan sebagai pengganti obat yang sudah diberikan oleh dokter.
Peran keperawatan juga mencakup pemberian pendidikan kesehatan pada pasien,
agar pasien dapat memahami bahwa terapi herbal hanya aman jika herbal diracik dan
diproses dengan cara yang benar dan digunakan untuk indikasi yang tepat, dalam jumlah
yang benar, untuk durasi pasti, dan dengan pemantauan yang tepat.
17.
Functional Foods and Nutraceuticals
Menurut Haller (2010), istilah nutraceutical diambil dari kata-kata nutrisi dan
farmasi. Awalnya diciptakan oleh Dr Stephen DeFelice, nutraceuticals didefinisikan
sebagai "makanan, atau bagian dari makanan, yang berfungsi untuk pengobatan atau
memiliki manfaat untuk kesehatan, termasuk pencegahan dan pengobatan penyakit
"(National Nutraceutical Pusat, 2012). Kategori nutraceutical termasuk suplemen
makanan seperti Ginkgo biloba, makanan fungsional seperti produk susu, dan makanan
makanan lainnya yang nantinya dapat di tambahkan dengan nutraceuticals (National
Nutraceutical Pusat, 2012). Nutraceuticals adalah makanan yang menawarkan manfaat
bagi kesehatan (Haller, 2010).
Sebagai contoh, banyak produk-produk makanan yang beredar dipasaran seperti
sereal yang diperkaya dengan omega-3 asam lemak, minuman kesehatan yang diperkaya
Ginseng, produk susu dengan tambahan probiotik, dan orange jus yang mengandung
kalsium tambahan. Makanan fungsional harus aman dan memberikan manfaat kesehatan
jangka panjang. Dengan demikian, makanan fungsional adalah salah satu dibawah ini:
a.
Sebuah makanan fungsional yang ditambahkan makanan lain
b.
Sebuah makanan fungsional di tambahkan bahan baru untuk makanan fungsional
c.
Sebuah makanan baru yang berisi satu atau lebih bahan fungsional (Pariza, 1999)
Di Jepang, dimana merupakan negara pertama yang mempelopori makanan
fungsional, telah menyoroti tiga kondisi yang menentukan makanan fungsional:
a.
Ini adalah makanan (bukan kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan-
bahan alami.
b.
Hal ini dapat dan harus dikonsumsi sebagai bagian dari makanan sehari-hari.
c.
Memiliki fungsi tertentu ketika dikonsumsi, berfungsi untuk mengatur kondisi
tertentu, seperti: peningkatan mekanisme pertahanan biologis, pencegahan penyakit
tertentu, pemulihan dari penyakit tertentu, kontrol kondisi fisik dan mental, dan
memperlambat proses penuaan (PA Consulting Group, 1990).
Peran Perawat
Dikarenakan banyak orang yang menggunakan nutraceuticals. Oleh karena itu,
penting bagi perawat untuk dapat membantu menghitung dan mengatur jumlah
nutraceutical yang aman dikonsumsi oleh pasien dalam kondisi tertentu. Berikut adalah
pedoman bagi perawat untuk digunakan dalam menilai pasien:
a.
Saat melakukan pengkajian, pastikan apakah pasien mengkonsumsi
nutraceutical
secara rutin. Karena
kemungkinan dapat menimbulkan
komplikasi dari penggunaan
suplemen gizi,
hentikan penggunaan suplemen
beberapa minggu sebelum
dilakukan
tindakan
operasi.
b.
Memberikan pengetahuan
pada pasien
tentang makanan fungsional dan nutraceuticals
mencakup manfaat, efek samping, biaya, dan kemungkinan kontraindikasi pada
penggunaan obat
tertentu
.
c.
Mengembangkan strategi komunikasi yang efektif untuk memastikan bahwa semua
anggota tim perawatan kesehatan pasien memahami tentang nutraceutical mencakup
manfaat, efek samping, biaya, dan kemungkinan kontraindikasi pada penggunaan obat
pada pasien
d.
Ketahui alasan
pasien me
ngguna
k
an suplemen gizi dan fungsional
makanan. Ketahui
manfaat yang sama jika menggunakan produk
lain
yang lebih aman atau lebih murah.
e.
Pertimbangkan kebutuhan perawatan kesehatan
pasien
dengan kondisi khusus, seperti
pada wanita hamil, anak-anak, lansia, dan
populasi dengan kondisi medis tertentu,
mendiskusikan
penggunaan suplemen
gizi
dengan tenaga layanan kesehatan lain.
f.
Sediakan sumber informasi untuk pasien yang mudah untuk diakses,
cepat,
berdasarkan bukti
ilmiah
dan mudah dimengerti.
g.
Berkolaborasi
dan
berkonsultasi dengan merujuk pasien ke ahli gizi
18.
Terapi Cahaya
Terapi cahaya didefinisikan sebagai paparan yang dilakukan dengan menggunakan
spektrum cahaya atau cahaya terang untuk mengobati kondisi seperti gangguan afektif
musiman
atau
seasonal affective disorder
(SAD). Terapi ini berbeda dengan fototerapi ,
yang digunakan untuk mengobati kondisi seperti hiperbilirubinemia atau psoriasis (Lam,
1998). Gangguan afektif musiman (SAD) merupakan gangguan mood yang sering terjadi
pada saat musim dingin yang gelap dan biasanya menghilang dengan sendirinya saat
musim semi dan dapat terjadi berulang-ulang dari tahun ke tahun. Menurut Pedoman
Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, edisi ke-5 (DSM - 5; American Psychiatric
Association, 2013), SAD dikategorikan dengan indikator depresi berat. Pasien dengan
SAD pengalaman episode utama
depresi yang cenderung berulang pada waktu tertentu dalam setahun (Amerika
Psychiatric Association, 2013).
Kondisi SAD dapat berupa depresi atau gangguan bipolar. Banyak gejala SAD yang
mirip dengan gejala depresi, seperti: kehilangan semangat, kehilangan minat, anhedonia,
anergia, tidak ada motivasi, libido rendah, kecemasan, mudah tersinggung, dan isolasi
sosial (Eagles, 2004). Lebih dari satu setengah dari pasien dengan pengalaman SAD
mengalami peningkatan durasi tidur dengan kualitas yang buruk. Selanjutnya, dari
beberapa pasien mengalami peningkatan nafsu makan dan berat badan dimana pasien
mengaku memiliki keinginan untuk mengkonsumsi banyak karbohidrat dan cokelat
(Eagles, 2004).
Peran Perawat
Kontradiksi utama dalam penggunaan terapi cahaya ini adalah gangguan pada retina
atau gangguan yang mungkin berhubungan dengan retina, seperti diabetes. Kontraindikasi
juga dapat terjadi bagi mereka yang mengkonsumsi obat--obatan photosensitizing, seperti
lithium, antipsikotik fenotiazin, melatonin, dan Wort St John (Reme, Rol, Grothmann,
Kaase, & Terman, 1996). Efek samping yang berhubungan dengan terapi cahaya sering
dikaitkan dengan faktor-faktor seperti parameter paparan cahaya, waktu, dosis (intensitas
atau durasi) dan metode paparan (menyebar, langsung, fokus). Misalnya, jika terapi
cahaya waktunya terlalu dini, pasien mengalami gangguan pola tidur, dengan kesulitan
jatuh tidur lagi. tetapi, di sisi lain, jika terapi cahaya dijadwalkan terlambat atau pada
waktu malam hari, pasien mengalami insomnia dan hiperaktivitas (Terman & Terman,
2005).
Karena alasan diatas itulah peran perawat menjadi sangat penting, dimana perawat
memiliki fungsi untuk mengatur kapan waktu yang tepat untuk pasien mendapatkan terapi
cahaya, waktu, dosis (intensitas atau durasi) dan metode paparan (menyebar, langsung,
fokus). Perawat juga memiliki kewajiban untuk menyampaikan informasi tentang fungsi
pemberian terapi cahaya juga kontrainikasi nya.
19.
Healing Touch
Semua budaya, baik kuno dan modern, telah mengembangkan beberapa bentuk
terapi sentuh sebagai bagian dari keinginan masyarakat untuk menyembuhkan dan
perawatan untuk banyak kondisi kesehatan. Bukti tertulis tertua penggunaan sentuhan
untuk meningkatkan penyembuhan berasal dari Asia lebih dari 5.000 tahun yang lalu
(Hover-Kramer, Mentgen, & Scandrett-Hibdon, 1996; Jackson & Keegan, 2009; Krieger,
1979). Dunia keperawatan telah menggunakan sentuhan sepanjang sejarah dan perawat
hari ini mengintegrasikan banyak teknik sentuhan dalam prakteknya. Salah satu terapi ini
adalah Healing Touch, yang sekarang memiliki lebih dari 50.000 orang yang telah dilatih
di seluruh dunia, dengan hampir 2.000 praktisi bersertifikat dan 200 bersertifikat
instruktur selama 23 tahun terakhir (Healing Touch Internasional, 2012a).
Healing Touch
(HT) adalah jenis terapi komplementer yang menggunakan sentuhan
lembut dan teknik untuk mempengaruhi komposisi energi berbasis sistem energi manusia
dalam tubuh (pusat energi) dan sekitarnya tubuh (bidang energi) mendukung kemampuan
alami tubuh untuk menyembuhkan (Healing Touch International, 2012b; Program
Healing Touch, 2012a). Berdasarkan pandangan holistik kesehatan dan penyakit, HT
berfokus pada menciptakan keseimbangan energi ke seluruh tubuh pada tingkat fisik,
emosional, mental, dan spiritual bukan pada bagian disfungsional tubuh. Melalui proses
ini menyeimbangkan sistem energi dan karena itu membuka energi penyumbatan,
lingkungan dibuat yang kondusif untuk penyembuhan diri.
HT berevolusi dari karya perintisnya yaitu terapi sentuhan atau Therapeutic Touch
(TT) yang dimulai pada tahun 1970 oleh seorang perawat, Dr. Dolores Krieger, dan Dora
Kunz, mengembangkan penyembuh intuitif alami, yang membantu banyak dokter dengan
kasus pasien yang membingungkan. Bersama-sama mereka mendirikan TT, dimana
digunakan sebagai "interpretasi kontemporer dari beberapa praktik penyembuhan kuno,
kemampuan untuk secara mandiri mengatur atau memodifikasi energi manusia "(Krieger,
1993, hal. 11).
Peran Perawat
Perawat dengan lisensi atau memiliki sertifikat HT menurut Umbreit (2000)
menjelaskan peran praktisi HT adalah melakukan observasi, penilaian, dan mengatur
kembali putaran energy dari medan energi pasien, yang terganggu ketika ada penyakit,
stres psikologis, dan rasa sakit. Praktisi dapat membantu mengatasi gangguan yang
disebabkan karena adanya penyumbatan, kebocoran, ketidakseimbangan, atau hambatan
energi. Tujuan dari praktisi HT adalah membuka penyumbatan ini, menutup kebocoran,
menyeimbangkan medan energi dan melepaskan hambatan yang ada.
20.
Reiki
Reiki adalah metode energi penyembuhan yang dapat digunakan sebagai terapi
yang terintegrasi, terapi untuk berbagai masalah kesehatan akut dan kronis. Selain itu
Reiki dapat digunakan sebagai tambahan untuk pengelolaan kondisi kronis: manajemen
nyeri di rumah sakit, perawatan paliatif dan pengurangan stres.
Reiki , Therapeutic Touch
(TT) dan Healing Touch (HT) semua terapi biofield yang digunakan untuk mendukung
proses penyembuhan.
Fokusnya adalah pada balancing energi dari total orang dan
merangsang tubuh sendiri alam kemampuan penyembuhan , bukan pada pengobatan
penyakit fisik tertentu ( Anderson & Taylor , 2011b ; Macrae, 1987; RINGDAHL, 2010).
Kesamaan umum yang ada di antara terapi modalitas ini terletak pada kemampuan
mereka untuk mengurangi stres , meningkatkan relaksasi , dan mengurangi rasa sakit.
Kata Reiki terdiri dari dua kata, rei dan ki dalam bahasa Jepang. Rei biasanya
diterjemahkan secara luas, meskipun beberapa ahli manyatakan bahwa ia juga memiliki
konotasi yang lebih dalam, yaitu mengetahui kesadaran spiritual. Ki mengacu pada
kehidupan, kekuatan energi yang mengalir dalam tubuh semua makhluk hidup, yang
dikenal dibelahan dunia sebagai
Chi, prana
, atau
mana
. Ketika energi Ki tidak dibatasi,
ada kerentanan terhadap penyakit atau ketidakseimbangan pikiran, tubuh atau jiwa (Rand,
2000). Dalam bentuk gabungan, kata Reiki berarti gabungan rohani dan energi kekuatan
hidup atau energi kekuatan hidup secara menyeluruh.
Reiki tidak hanya teknik penyembuhan, tetapi filosofi hidup yang mencakup:
pikiran, tubuh, semangat persatuan dan hubungan manusia dengan alam sekitar. Filosofi
ini tercermin dalam prinsip-prinsip Reiki untuk hidup: "Hanya untuk hari ini jangan
khawatir. Hanya untuk hari ini tidak marah. Hormatilah guru Anda, orang tua. Mencari
nafkah dengan jujur. Menunjukkan rasa terima kasih untuk semua hal" (Mills, 2001).
Peran Perawat
Perawat yang sudah tersertifikasi dapat berperan sebagai praktisi dan bertindak
sebagai penyalur energi bertujuan untuk penyembuhan, dimana penyembuhan disini
dimaksudkan dapat digunakan untuk diri sendiri atau orang lain. Sebuah studi oleh Shore
(2004) memberikan bukti bahwa Reiki dapat mengurangi gejala depresi setelah dilakukan
terapi selama 1 tahun. Terapi energi sentuhan sudah diakui dalam lingkup praktik
keperawatan dan dalam Intervensi Keperawatan, sebagai salah satu intervensi
keperawatan (Wardell & Engebretson, 2001).
21.
Akupresur
Akupresur didefinisikan oleh Gach (1990) sebagai "seni penyembuhan kuno yang
menggunakan jari-jari untuk menekan titik-titik tertentu pada tubuh untuk merangsang
kemampuan penyembuhan tubuh secara mandiri"
Peran Perawat
Perawat dapat menggabungkan akupresur pada metode perawatan pasien dengan
menggunakan beberapa poin umum yang memiliki tindakan spesifik untuk meredakan
gejala umum yang dialami pasien. Perawat dapat mengatasi masalah pasien dengan
tindakan akupresur atau mengajar pasien atau anggota keluarga bagaimana menggunakan
akupresur sebagai bagian dari rencana perawatan.
Fokus perawatan dalam sistem ini adalah untuk mengembalikan keseimbangan
dalam tubuh. Untuk melakukannya, yin dan yang harus seimbang. aspek
Yin
berhubungan
dengan dingin, pasif, interioritas, dan menurun, aspek
Yang
berhubungan dengan
kehangatan, aktivitas, kekuatan eksternal, dan meningkat.
Yin
dan
Yang
selalu terhubung
antara satu sama lain (Kaptchuk, 1983).
Sebuah proses diagnostik digunakan untuk memilih titik-titik yang tepat untuk
merangsang, proses meliputi sejarah panjang, mengamati pasien, baik penampilan dan
sikap, mengamati bau pasien, memeriksa lidah, meraba perut dan titik pada tubuh, dan
meraba nadi di lokasi radial pada pergelangan tangan. Kemudian diagnosis dirumuskan
dan membuat rencana keperawatan, yang didapat dengan menggunakan berbagai teknik
kemudian diimplementasikan.
22.
Reflexology
Reflexology adalah terapi alternatif komplementer yang digunakan secara global
untuk mengatur gejala dan untuk meningkatkan kesejahteraan. Dalam refleksi, seluruh
tubuh telah dipetakan, baik di tangan dan di kaki dan dapat dimanipulasi secara langsung
menggunakan teknik pijat khusus. Daerah pada kaki lebih mudah dilakukan karena
mereka memiliki area yang lebih luas dan lebih spesifik, sehingga pada area tersebut lebih
mudah di lakukan dibandingkan pada area tangan.
Refleksologi didefinisikan sebagai suatu teknik penyembuhan holistik yang
bertujuan untuk mengobati individu sebagai entitas, menggabungkan tubuh, pikiran, dan
jiwa. Ini adalah terapi tekanan yang bekerja pada titik refleks yang tepat, diantaranya
pada kaki yang sesuai dengan bagian tubuh lainnya. Karena kaki merupakan
mikrokosmos dari tubuh, semua organ, kelenjar, dan bagian tubuh lainnya diletakkan
dalam pengaturan yang sama pada kaki (Dougans, 2005).
Kunz dan Kunz (2003) menyatakan bahwa tekanan teknik merangsang daerah
refleks tertentu pada kaki dan tangan dengan maksud meningkatkan manfaat di bagian
lain dari tubuh. Literatur juga menunjukkan bahwa refleksologi berguna untuk mencapai
dan menjaga kesehatan, meningkatkan kesejahteraan, dan menghilangkan gejala penyakit
dan penyakit (Tiran, 2002).
Perawat sebagai terpis dapat melakukan tindakan terapi pijat refleksi yang
tujuannya untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan
relaksasi dan mengurangi stres. Di Inggris, telah dilakukan penelitian di mana 34 pasien
kanker di bawah perawatan paliatif diminta untuk memberikan komentar tentang terapi
pijat refleksi yang telah mereka menerima (Gambles et al., 2002). Mereka berkomentar
tentang refleksologi sebagai terapi yang bermanfaat dalam mengurangi kecemasan dan
ketegangan, memperbaiki tidur, dan mengatasi efek samping dari obat-obatan
23.
Magnet Terapi
Magnet telah digunakan untuk tujuan penyembuhan selama berabad-abad di banyak
negara-negara seperti Cina, Mesir, Yunani, dan India. Mereka disebutkan dalam teks
medis tertua yang pernah ditemukan, dalam kitab suci Hindu kuno, Veda (Whitaker &
Adderly, 1998). Di Eropa selama abad ke-16, Paracelsus, seorang dokter Jerman-Swiss,
berteori bahwa karena magnet menarik besi mereka mungkin menarik dan "menarik
keluar" penyakit dari tubuh.
Pusat Nasional Pelengkap dan Pengobatan Alternatif (NCCAM) mengklasifikasikan
terapi magnet di bawah domain energi terapi. Terapi energi beroperasi pada prinsip bahwa
kesehatan dapat dipengaruhi oleh penataan kembali "energi vital" seseorang, energi yang
dibawa oleh semua makhluk hidup, yang terbuka atau tertutup, dapat membuat penyakit
(Kaptchuk , 1996). Magnet Terapi melibatkan penggunaan magnet dari berbagai ukuran
dan kekuatan yang ditempatkan pada tubuh untuk menghilangkan rasa sakit dan
mengobati penyakit (New York Universitas, 2012).
Peran Perawat
Penggunaan elektromagnet untuk tujuan diagnostik dan intervensi membutuhkan
administrasi oleh profesional kesehatan, dalam hal ini perawat yang sudah tersertifikasi
dapat melakukannya, dimana perawat berperan sebagai terapis dapat melakukan terapi
magnet yang bertujuan untuk mengurangi nyeri kronis yang berhubungan dengan
gangguan muskuloskeletal. termasuk nyeri kaki dan nyeri akibat dari kondisi seperti
arthritis dan fibromyalgia, juga dapat membantu mengatasi gangguan pola istirahat pada
pasien
Daftar Pustaka
Caldwell, Barbara A,PhD., A.P.N.-B.C., Sclafani, Michael, MS,M.Ed, R.N., Swarbrick,
Margaret, PhD,O.T.R., C.P.R.P., & Piren, Karen, MSN,R.N., A.P.N. (2010).
Psychiatric nursing practice & the recovery model of care.
Journal of Psychosocial
Nursing & Mental Health Services, 48
(7), 42-48.
doi:http://dx.doi.org/10.3928/02793695-20100504-03
Davidson, L., O'Connell, M., Tondora, J., Styron, T., & Kangas, K. (2006). The top ten
concerns about recovery encountered in mental health system transformation.
Psychiatric Services, 57
(5), 640-5.
Drake, R. E., Goldman, H. H., Leff, H. S., Lehman, A. F., Dixon, L., Mueser, K. T., & Torrey,
W. C. (2001). Implementing evidence-based practices in routine mental health service
settings.
Psychiatric Services
, 52, 179-182.
Linquist, R.,Snyder, M.,Tracy, F. Mary. (2014).
Complementary & Alternative Therapies in
Nursing.
Springer Publishing Company
O'Connell, M., Tondora, J., Croog, G., Evans, A., & Davidson, L. (2005). from rhetoric to
routine: assessing perceptions of recovery-oriented practices in a state mental health
and addiction system.
Psychiatric Rehabilitation Journal, 28
(4), 378-86.
Stuart, W. Gail. (2013).
Principles of Psychiatric Nursing, 10 Edition.
ELSEVIER
Varcarolis, M. Elizabeth. (2013).
Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing; A
Communication Approach to Evidence-Based Care Second Edition.
ELSEVIER
WHO. (200
1
).
The World Health Report: 2001 mental health : new undestanding, new hope

Anda mungkin juga menyukai