SEJARAH INDONESIA
Guru Pembimbing :
(NIP : 196601061994122002)
Disusun Oleh :
(NIS : 9267)
Komentar Gambar ke 1 :
Gambar tersebut menunjukkan kepada kita bahwa latar belakang Sumpah
Pemuda yaitu munculnya pendidikan dan sekolah-sekolah di Indonesia
pada masa kolonialisme yang menyebabkan adanya golongan terpelajar
untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan memelopori lahirnya
kebangkitan nasional di Indonesia. Meskipun pendidikan yang diterapkan
oleh bangsa Kolonial mempunyai dampak negatif dan juga dampak
positif, tetapi Saya sebagai pelajar sangat bersyukur sekali berkat dampak
positif kebijakan kolonial tersebut masyarakat Indonesia menemukan jati
dirinya dan memiliki sikap nasionalisme yang besar terhadap bangsa
Indonesia.
- Sejarah adanya pendidikan di Indonesia
Pendidikan yang diterapkan Bangsa Kolonial di Indonesia disebabkan
adanya program politik etis (Politik etis atau politik balas budi adalah suatu
pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial Belanda memegang
hutang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan rakyat Nusantara)
Berkat adanya politik etis berdampak positif untuk jangka panjang bagi
bangsa Indonesia. Di mana pada bidang pendidikan melahirkan golongan
terpelajar dan terdidik, seperti Sutomo atau Wahidin Soedirohusodo.
Mereka kemudian membentuk organisasi-organisasi pergerakan nasional,
seperti Budi Utomo, Sarikat Islam, hingga Perhimpunan Indonesia.
Ada tiga bidang yang dipakai dalam politik etis tersebut, yakni irigasi
(Pengairan) , Transmigrasi (Perpindahan), dan pendidikan (Edukasi).
Komentar Gambar ke 2 :
Gambar yang kedua ini yaitu surat kabar Selompret Melajoe atau
Selompret Melayu yang berkembang pada masa Hindia Belanda dan juga
salah satu latar belakang Sumpah Pemuda. Surat Kabar yang dikelola oleh
kaum terpelajar menyebabkan semakin berkembangnya semangat
nasionalisme di kalangan Bangsa Indonesia. Saya sangat mengapresiasi
penerbitan surat kabar Selompret Melayu ini. Surat kabar Selompret
Melayu inilah membuat semangat nasionalisme terus berkobar dan
menjadi sebuah alat kesadaran Bangsa Indonesia untuk melepaskan diri
dari cengkeraman Bangsa Kolonial.
- Perkembangan Surat Kabar di Indonesia
Surat kabar di Indonesia mempunyai sejarah yang cukup panjang yang secara
singkat terbagi dalam enam periode, yakni zaman Kolonial, zaman Jepang,
zaman kemerdekaan, zaman Orde Lama, zaman Orde Baru dan zaman
reformasi. Berikut uraian singkat keenam periode bersejarah tersebut.
a. Zaman Kolonial
b. Zaman Jepang
c. Zaman Kemerdekaan
Pada periode ini, surat kabar yang dipaksa untuk berafiliasi kembali
mendapatkan pribadi awalnya, seperti Kedaulatan Rakyat yang pada zaman
orde lama harus berganti menjadi Dwikora. Hal ini juga terjadi pada Pikiran
Rakyat di Bandung. Bahkan pers kampuspun mulai aktif kembali. Namun dibalik
itu semua, pengawasan dan pengekangan pada pers terutama dalam hal
konten tetap diberlakukan. Pemberitaan yang dianggap merugikan pemerintah
harus dibredel dan dihukum dengan dilakukan pencabutan SIUP seperti yang
terjadi pada Sinar Harapan, tabloid Monitor dan Detik serta majalah Tempo dan
Editor. Pers lagi-lagi dibayangi dalam kekuasaan pemerintah yang cenderung
memborgol kebebasan pers dalam membuat berita serta menghilangkan fungsi
pers sebagai kontrol sosial terhadap kinerja pemerintah.
f. Zaman Reformasi
Kejatuhan Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 silam membawa aura baru
ke dalam dunia pers. Pada pasca reformasi, SIUPP dihapuskan, sejak itu
penerbitan pers membengkak drastis. Tahun 2000 sekitar 1800-2000
penerbit, meskipun menurut Serikat Penerbit Suratkabar hanya 30 persen saja
yang mapan secara keuangan. Para insan media di era reformasi, membentuk
asosiasi-asosiasi yang concern pada masalah etika pers, misalnya Aliansi
Jurnalis Independen (AJI). Pemerintah pun memberlakukan Undang-Undang
No 40 Tahun 1999 tentang pers. Undang-undang inilah yang kemudian
menjadi tonggak kebebasan pers era reformasi.
Kesimpulan :
Saran :