Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA (UKAW)

UPT. MATA KULIAH PENGEMBAGAN KEPRIBADIAN (MPK)

TUGAS MATA KULIAH ETIKA KRISTEN

TUGAS TAHAP 1
1. Pegertian Etika
2. Prinsip Dasar Etika dan cara pandang Etika
3. Etika sebagai ilmu
4. Ciri-ciri norma Etika
5. Unsur-unsur dalam kesadaran moral
6. Makna kebebasan dalam etika
7. Tiga cara pandang etika
Pembahasan
1. Pengertian Etika
Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua
kata yaitu Ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat yang biasa.
Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik.1 Istilah moral
berasal dari kata latin yaitu mores, yang merupakan bentuk jama‟ dari mos, yang
berarti adat istiadat atau kebiasaan watak, kelakuan, tabiat, dan cara hidup.2
Sedangkan dalam bahasa Arab kata etika dikenal dengan istilah akhlak, artinya budi
pekerti. Sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut tata susila.3
K Bertens dalam buku etikanya menjelaskan lebih jelas lagi. Etika berasal dari bahasa
Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti:
tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak;
perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk jamak artinya adalah adat kebiasaan.
Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup
yang baik, baik pada diri seseorang atau kepada masyarakat. Kebiasaan hidup yang
baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi lain.

2.Prinsip Dasar Etika dan cara pandang Etika

Adapun ciri-ciri Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum
Masehi para pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika
sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi
sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung (great ideas).

 Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas menjadi enam prinsip
dasar yang merupakan landasan penting etika, yaitu di antaranya :

a)   Prinsip Keindahan


Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap
keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan
ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam
berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat
untuk bekerja.

b)   Prinsip Persamaan


Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama,
sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan,
persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi
perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.

c)   Prinsip Kebaikan


Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai
kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan
sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan
berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya
bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.

d)   Prinsip Keadilan


kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang
semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk
bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak
orang lain.

e)   Prinsip Kebebasan


sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan
pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia
mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri
sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu,
setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak
melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu kebebasan
individu disini diartikan sebagai:
 kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan.
 kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksana-kan pilihannya
tersebut.
 kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

f)   Prinsip Kebenaran


Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil
pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan
agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap
kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam
pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antarindividu, individu
dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai
aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi,
instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya
keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap
orang.
3.Etika sebagai ilmu
 Etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk. Jadi bisa
dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik dan buruk.
Dalam filsafat terkadang etika disamakan dengan filsafat moral.

 Etika disebut juga ilmu normatif, karena didalamnya mengandung norma dan
nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan. Sebagian orang menyebut
etika dengan moral atau budi pekerti. ilmu etika adalah ilmu yang mencari
keselarasan perbuatan-perbuatan manusia dengan dasar yang sedalam-
dalamnya yang diperoleh dengan akal budi manusia.
 Menurut KBBI, filsafat etika adalah
 Ilmu tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral.
 Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

 Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

Hubungan Etika Dengan Ilmu


Manusia pada dasarnya ditbiati oleh akal, maka manusia memiliki ilmu (logos).
dengan ilmunya itu segala aktivitas kehidupannya dilandasi dengan ilmu yang didasari
oleh akal. Kemudian diluaskan menjadi memperhatikan, menyimak, mengumpulkan
makna, menyimpan dalam batin, berhenti untuk menyadari.22 Disini bertemu antara
logos dengan ethos (etika), berarti adanya penghentian, rumah, tempat, tanggal,
endapan sikap. Maksudnya adalah sikap hidup yang menyadari sesuatu, sikap yang
mengutamakan tutup mulut untuk berusaha mendengar, dengan mengorbankan
berbicara lebih. Sehubungan dengan ini Karl Jespers menulis bahwa ilmu adalah
usaha manusia untuk mendengarkan jawaban-jawaban yang keluar dari dunia yang
dihuninya. Di sinilah lengketnya etika dengan ilmu.23
Apa hubungan maksud tersebut di atas? Manusia dengan ilmu tidak akan terpuaskan
baik dalam mendengarkan maupun mencari jawabanya. Perspektif baru akan selalu
ditemukannya dalam pencapaian mencari ilmu. Dalam pencariannya itu, tidak ada
pertentangan antara masalah dan rahasia, antara pengertian dan keajaiban, antara ilmu
dan agama.

nilai-nilai tersebut maka etika merupakan filsafat ilmu.


Etika selain dari pada bagian dari ilmu pengetahuan atau bagian dari filsafat ilmu, juga
merupakan panduan dari nilai-nilai terhadap tata cara individu, masyarakat maupun
bernegara. setiap kehidupan itu perlu suatu etika (etiket) agar nilai-nilai moralitas
dapat terjaga di dalam kehidupan itu sendiri.
Selain itu, etika dalam pandangan agama merupakan akhlak. Akhlak yang harus
dijaga oleh setiap individu agar hubungan baik antar individu maupun dengan
Penciptanya (Al-khalik) terjalin dalam keharmonisan (hamblumminanas
hamblumminallah).

 Hubungan etika dengan ilmu adalah merupakan pembatasan agar pemikiran


manusia yang haus akan kebenaran dapat terjaga tidak keluar dari norma-
norma yang seharusnya tetap dipertahankan karena itulah akal yang
dibebaskan akan mengarah kepada kesesatan.

4.Ciri-ciri norma Etika

Berikut empat ciri etika secara umum yang berlaku dalam kehidupan manusia.

a. Berlaku Tanpa Disaksikan

Etika ini umumnya tetap berlaku meski tanpa disaksikan oleh orang lain.

Hal ini karena etika berhubungan dengan hati nurani dan prinsip dasar hidup manusia
yang baik.

Anda yang mencuri tetap akan melanggar etika meski tidak diketahui oleh orang lain.

Dan moral Anda tetap akan buruk meski tidak masuk penjara karena tidak diketahui
penegak hukum.

b. Absolut atau Mutlak

Absolut atau mutlak ini menyatakan bahwa sebuah etika akan berlaku dimana saja,
kapan saja dan untuk siapa saja.

Etika adalah prinsip yang tidak bisa dilakukan penawaran dan tidak juga tergantung
dengan prinsip moral yang bisa berubah-ubah.

Contohnya adalah membunuh dan mengambil hak orang lain adalah perbuatan yang
tidak bermoral apapun alasannya.

c. Cara Pandang Batiniah

Etika adalah cara pandang batiniah yang terkait tentang baik buruknya sebuah
perilaku yang dilakukan manusia.
Umumnya Anda sejak dari kecil sudah mempelajari berbagai hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan.

Anda juga semakin hari semakin tahu mana hal baik dan hal buruk sehingga sangat
membekas di hati.

Hal ini akan memunculkan pergolakan dalam diri jika ingin berbuat buruk.

d. Terkait Perbuatan dan Perilaku Manusia

Etika memang sangat berkaitan dengan perbuatan dan perilaku manusia. Jadi sebuah
etika umum itu terbentuk secara alami akibat perbuatan dan perilaku manusia.

Perilaku yang buruk dianggap sebagai etika buruk dan perilaku yang baik dianggap
sebagai etika baik.

5.Unsur-unsur dalam kesadaran moral

 Unsur-unsur kesadaran moral, terdiri dari tiga hal, yaitu:


a. Kewajiban
Suara batin(hati nurani) harus selalu ditaati, dipatuhi. Dengan inilah seseorang
itu merasa dibebani oleh suatu kewajiban mutlak untuk melaksanakan
sesuatu. Tidak ada suatu kekuatan apa pun juga yang dapat mencegah
pelaksanaannya.
b. Rasional
Kesadaran moral dapat dikatakan rasional karena ia berlaku objektif,
universal, serta terbuka bagi penyangkalan dan pembenaran.
c. Kebebasan
Dengan kasadaran moralnya itu, seseorang bebas untuk menentukan tindakan
dan perilakunya. Namun, di dalam kebebasan itu sesungguhnya tercermin
pula nilai atau kualitas manusia itu sendiri.

6.Makna kebebasan dalam etika

kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi oleh suatu paksaan


dari keterikatan kepada orang lain. Seseorang disebut bebas apabila:
1. Dapat menentukan sendiri tujuan-tujuannya dan apa yang akan dilakukannya.
2 Dapat memilih antara kemungkinan-kemungkinan yang tersedia baginya.
3.Tidak dipaksa atau terikat untuk membuat sesuatu yang tidak akan dipilihnya sendiri
ataupun dicegah dari berbuat apa yang dipilihnya sendiri, oleh kehendak orang
lain, Negara atau kekuasaan apapun.

 Berikut beberapa kebebasan di antaranya:

1) Kebebasan yuridis yang memiliki syarat fisis dan sosial (baik dalam bidang
ekonomi, sosial dan politik) yang perlu dipenuhi agar kita dapat menjalankan
kebebasan secara konkrit. Dalam kebebasan yuridis, negara memegang peran penting
untuk menjamin dan memajukan kebebasan. Salah satunya adalah ketika negara
membuat undang-undang.

2) Kebebasan psikologis yang dimaknai sebagai sebuah tindakan dapat dikatakan


bebas apabila pelaku tahu apa sebab akibatnya ia melakukan sesuatu. Kebebasan
psikologis juga berarti sebuah kebebasan untuk memilih di antara berbagai pilihan
alternatif.

3) Kebebasan moral memiliki kesamaan dengan kebebasan psikologis. Kebebasan


moral sebuah tindakan dapat dikatakan bebas apabila pelaku tahu apa sebab akibatnya
ia melakukan sesuatu dan dilakukan secara sukarela (voluntary).

4) Kebebasan eksistensial dimaknai sebagai sebuah kebebasan apabila manusia dapat


bebas dari segala keterasingan dan dapat menunjukkan otensitas dan kemandiriannya
secara sempurna. Paham kebebasan eksistensial ini semakin sulit berkembang di masa
modern ini karena berkembangnya mass culture yang menghasilkan masa yang
mengambang (floating mass)

7.Tiga cara pandang etika

 Pandangan baik buruk, dan hakikat nilai dalam kehidupan manusia sangat
tergantung pada tiga hal mendasar yaitu:
1. Cara berpikir yang melandasi manusia dalam berprilaku.
2. Cara berbudaya yang menjadi sendi berlakunya norma sosial.
3. Cara merujuk kepada sumber-sumber nilai yang menjadi tujuan pokok dalam
bertindak.

Anda mungkin juga menyukai