Anda di halaman 1dari 23

OPTIK

Mata kuliah FISIKA DASAR

Dosen : Yulia Rahmadani

Kelompok John Dalton

Disusun Oleh :

1. Dilla Reghita Cahyani 2004015018

2. Eli Puspitasari 2004015163

3. Firsa Saputra Armia 2004015181

4. Intan Juan Cahyani 2004015096

Fakultas Farmasi dan Sains

Program Studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Optik ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Yulia
Rahmadani pada Mata kuliah fisika dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang materi optik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Yulia Rahmadani, selaku dosen mata kuliah
fisika dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta,Januari 2021

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................................1

Kata Pengantar ......................................................................................................................2

Daftar Isi ................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Optik ....................................................................................................6

2.2 Rumus Alat Alat Optik ..........................................................................................6

2.3 Contoh Soal Alat Optik .........................................................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................22

Daftar Pustaka .......................................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah perkembangan optik sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Upaya untuk
memahami tersebut dimulai dengan cahaya. Pemahaman masyarakat mengenai cahaya tidak
hanya mulai dari awal abad ke-19. Orang Yunani kuno percaya bahwa mata manusia
memancarkan seberkas sinar sewaktu melihat. Sinar itu “meraba” benda lalu memantul-balik
ke mata. Kira-kira pada 100 M, Ibn al-Hitam menyatakan bahwa mata menerima cahaya dari
luar bukan memancarkan cahaya. Ia juga pernah merakit kacamata untuk menolong orang
yang lemah penglihatannya.

Pada pergantian abad ke-16 menuju ke-17, beberapa ahli mulai merakit mikroskop
dan teleskop. Galileo menggunakan teleskop untuk penelitiannya. Pada 1611 Keppler
menyatakan bahwa seandainya cahaya menebus selapis benda tembus pandang
(transparan/bening), maka sudut datang akan berbanding lurus dengan sudut bias. Saran ini
tidak sepenuhnya benar, karena hanya berlaku untuk sudut yang kecil. Pada 1676 Romer
memakai cara astronomis yang gemilang untuk menaksir kecepatan cahaya. Tapi sampai
masa itu belum banya pemikiran tentang sifat cahaya itu sendiri, lepas dari penerapannya
dalam berbagai piranti optik.

Huygens dalam bukunya Traite de la Lumiere (Telaah Cahaya) yang terbit pada 1690
membayangkan cahaya seperti gelombang. Inilah pernyataan tentang cahaya yang pertama.
Hipotesa gelombang ini hanya bertujuan untuk mencari penjelasan geometris tabiat cahaya
(misalnya memantul dan membias), bukannya menjelaskan hakikat. Gelombang yang
dibayangkan Huykens tidak periodik. Huygens sengaja membuatnya demikian untuk
menghindari gangguan diantara dua silang yang menyinar. Gagasan Huygens disusun tanpa
data hasil eksperimen samasekali dan mungkin janggal bagi pembaca masa kini. Walaupun
demikian Huygens telah menggalang kubu yang cukup berpengaruh dalam perdebatan sengit
tentang cahaya.

Descartes mengangkat kembali gagasan Huygens di Prancis. Ia membayangkan


cahaya sebagai getaran eter. Setali tiga uang, Descartes tidak banyak menguji dugaannya, dan
ia tidak tahu perbedaan antara fakta dan dugaan kontras dengan Newton, yang dapat
membedakan keduanya dengan jernih. Pada abad ke-17 gejala interferensi dan difraksi
ditemukan oleh Grimaldi (1660) dan Hooke (1672). Tapi dua orang itu tidak bisa
menjelaskannya. Boleh dibilang waktu itu pengertian dan istilah “interferensi” belum ada.

Cahaya pertamakali dibahas secara rinci oleh Newton. Pendirian Newton, yang oleh
pengikutnya ditafsirkan sebagai teori partikel, kemudian menjadi dogma selama seabad
lamanya. Pengertian partikel nantinya diserang oleh Young dan Fresnel pada abad ke-19.

Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagikehidupan manusia,


berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapatmenggantikan berbagai fungsi organ atau
menyelidiki fungsi danpenyimpangan pada organ tubuh manusia.
4
Salah satunya adalah kamera.Kemajuan teknologi telah merevolusi berbagai alat
elektronik dari ukuranbesar menjadi ukuran yang sangat kecil.Alat optik adalah alat-alat yang
salah satu atau lebih komponennyamenggunakan benda optik, seperti cermin, lensa.

Prinsip kerja dari alat optikadalah dengan memanfaatkan prinsip pemantulan cahaya
dan pembiasancahaya. Pemantulan cahaya adalah peristiwa pengembalian arah rambatcahaya
pada reflector. Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arahrambat cahaya karena
cahaya melalui bidang batas antara dua zat beningyang berbeda kerapatannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Optik
2. Bagaimana penerapan rumus pada alat alat Optik?
3. Apa saja Macam Macam Alat Optik?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Optik

Kata optik sendiri berasal dari bahasa Latin “óπ” yang mempunyai arti tampilan.
Optik merupakan cabang ilmu fisika yang membahas perilaku dan sifat cahaya, serta
interaksi cahaya dengan materi. Semua hal yang berkaitan dengan fenomena optik merupakan
kaijian dari optik.
Definisi optik / op.tik / menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu
berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa mata, dan sebagainya). Artinya bahwa semua
hal yang berkaitan seperti pemantulan, pembiasan, jalannya sinar termasuk bagian dari optik

• Pengertian Optik Menurut Para Ahli


1. Plato menjelaskan bahwa manusia bisa melihat benda karena mata manusia memancarkan
sinar-sinar penglihat yang seperti kumis kumis peraba.
2. Aristoteles tidak setuju adanya kumis peraba karena pada kenyataannya manusia tidak
dapat melihat benda di tempat gelap.
3. Alhazen berpendapat bahwa manusia dapat melihat benda karena benda memancarkan
cahaya yang masuk ke mata.
Cahaya tampak, inframerah merupakan bagian dari bidang optik namun sebagai
cahaya yaitu gelombang elektromagnetik, selain itu juga pada sinar-x, gelomang mikro, dan
gelombang radio. Dalam fisika, optik dibagi juga dikenal dengan sebagai gelombang
elektromagnet.

2.2 Rumus Alat Optik

1. Rumus Umum pada Lensa

Sebuah benda berada di depan sebuah lensa, bayangan akan dibentuk oleh lensa tersebut.
Jauh dekatnya bayangan terhadap lensa, bergantung pada letak benda dan jarak fokus lensa.
Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

1 1 1
+ =
s s' f

Dengan:

s = jarak benda ke lensa (m)

s’ = jarak bayangan ke lensa (m)

f = jarak fokus lensa (m)

6
Kekuatan atau daya lensa adalah kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar yang datang
sejajar dengan lensa. Hubungan antara jarak fokus dan kekuatan lensa memenuhi persamaan
berikut.

1
P =
f

Dengan:

P = kekuatan atau daya lensa (dioptri)

f = jarak fokus lensa (m)

2. Rumus Kacamata Berlensa Cekung

Kacamata berlensa cekung digunakan untuk penderita miopi (rabun jauh), yaitu tidak dapat
melihat dengan jelas benda-benda yang jauh. Jarak fokus lensa kacamata untuk mata miopi
yang memenuhi persamaan berikut.

f = −PR

Dengan:

f = jarak fokus lensa

PR = Punctum Remotum (titik jauh mata)

Kekuatan lensa kacamata berlensa cekung untuk penderita miopi yaitu sebagai berikut.

1
P = −
PR

Dengan: PR dinyatakan dalam satuan m (meter) dan P dalam dioptri.

3. Rumus Kacamata Berlensa Cembung

Kacamata berlensa cembung digunakan untuk penderita hipermetropi (rabun dekat), yaitu
tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya dekat. Kekuatan lensa kacamata
berlensa cembung dirumuskan sebagai berikut.

1 1
P = = 4 −
f PP

7
Dengan: PP dinyatakan dalam satuan m (meter) dan P dalam dioptri.

4. Rumus pada Lup (Kaca Pembesar)

■ Rumus Perbesaran Anguler Lup Secara Umum

Lensa lup menggunakan lensa cembung sehingga sifat bayangan yang dhasilkan adalah
maya, tegak, dan diperbesar untuk itu benda diletakkan di ruang I lensa (0 < s < f). Pada
penggunaan lup dapat ditentukan perbesaran bayangannya. Perbesarannya sering digunakan
perbesaran sudut (anguler). Persamaannya memenuhi:

β
M =
α

Dengan:

M = perbesaran anguler

β = sudut penglihatan setelah ada lup

α = sudut penglihatan awal

■ Rumus Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Berakomodasi Maksimum

sn
M =
f +1

Keterangan:

M = perbesaran anguler

sn = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25 cm)

f = jarak fokus lup

■ Rumus Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Tidak Berakomodasi

sn
M =
f

8
Keterangan:

M = perbesaran anguler

sn = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25 cm)

f = jarak fokus lup

■ Rumus Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Berakomodasi pada Jarak Tertentu

1 1
M = sn +
f x

Keterangan:

M = perbesaran anguler untuk mata berakomodasi maksimum

sn = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25 cm)

f = jarak fokus lup

x = jarak mata berakomodasi

5. Rumus pada Mikroskop

■ Rumus Perbesaran Mikroskop Secara Umum

Perbesaran pada mikroskop merupakan perkalian antara perbesaran oleh lensa objektif (mob)
dengan perbesaran oleh lensa okuler (mok) dan secara matematis dituliskan sebagai berikut.

M = mob × mok

Keterangan:

M = perbesaran total mikroskop

mob = perbesaran lensa objektif

mok = perbesaran lensa okuler

■ Rumus Perbesaran Mikroskop untuk Mata Berakomodasi Maksimum

s'ob sn +
M = −
sob fok 1

9
Keterangan:

M = perbesaran total mikroskop

s'ob = jarak bayangan lensa objektif

sob = jarak benda dari lensa objektif

sn = titik dekat mata (25 cm untuk jenis mata normal)

fok = jarak fokus lensa okuler

■ Rumus Perbesaran Mikroskop untuk Mata Tidak Berakomodasi

s'ob sn
M = −
sob fok

Keterangan:

M = perbesaran total mikroskop untuk mata tidak berakomodasi

s'ob = jarak bayangan lensa objektif

sob = jarak benda dari lensa objektif

sn = titik dekat mata (25 cm untuk jenis mata normal)

fok = jarak fokus lensa okuler

■ Rumus Panjang Mikroskop untuk Mata Berakomodasi Maksimum

D = s’ob + sok

Keterangan:

D = panjang mikroskop

s'ob = jarak bayangan lensa objektif

sok = jarak benda lensa okuler

10
■ Rumus Panjang Mikroskop untuk Mata Tak Berakomodasi

D = s’ob + fok

Keterangan:

D = panjang mikroskop

s'ob = jarak bayangan lensa objektif

fok = jarak fokus lensa okuler

6. Rumus pada Teropong/Teleskop Bintang (Astronomi)

■ Rumus Perbesaran Teropong Bintang untuk Mata Berakomodasi Maksimum

fob
M =
sok

Keterangan:

M = perbesaran teropong

sok = jarak benda lensa okuler

fob = jarak fokus lensa objektif

■ Rumus Panjang Teropong Bintang untuk Mata Berakomodasi Maksimum

d = s’ob + sok

d = fob + sok

Keterangan:

d = panjang teropong

s’ob = jarak bayangan lensa objektif

sok = jarak benda lensa okuler

fob = jarak fokus lensa objektif

11
■ Rumus Perbesaran Teropong Bintang untuk Mata Tidak Berakomodasi

fob
M =
fok

Keterangan:

M = perbesaran total teropong

fob = jarak fokus lensa objektif teropong

fok = jarak fokus lensa okuler teropong

■ Rumus Panjang Teropong Bintang untuk Mata Tidak Berakomodasi

d = fob + fok

Keterangan:

d = panjang teropong

fob = jarak fokus lensa objektif

fok = jarak fokus lensa okuler

7. Rumus pada Teropong/Teleskop Bumi (Medan)

■ Rumus Perbesaran Anguler Teropong Bumi untuk Mata Berakomodasi Maksimum

fob
M =
sok

Keterangan:

M = perbesaran teropong

sok = jarak benda lensa okuler

fob = jarak fokus lensa objektif

■ Rumus Panjang Teropong Bumi untuk Mata Berakomodasi Maksimum

12
d = fob + 4fp + sok

Keterangan:

d = panjang teropong

fob = jarak fokus lensa objektif

fp = jarak fokus lensa pembalik

sok = jarak benda pada lensa okuler

■ Rumus Perbesaran Teropong Bumi untuk Mata Tidak Berakomodasi

fob
M =
fok

Keterangan:

M = perbesaran total teropong

fob = jarak fokus lensa objektif teropong

fok = jarak fokus lensa okuler teropong

■ Rumus Panjang Teropong Bumi untuk Mata Tidak Berakomodasi

d = fob + 4fp + fok

Keterangan:

d = panjang teropong

fob = jarak fokus lensa objektif

fp = jarak fokus lensa pembalik

fok = jarak fokus lensa okuler

13
8. Rumus pada Teropong/Teleskop Panggung (Galileo)

■ Rumus Perbesaran Teropong Panggung untuk Mata Berakomodasi Maksimum

fob
M =
sok

Keterangan:

M = perbesaran anguler teropong

sok = jarak benda lensa okuler

fob = jarak fokus lensa objektif

■ Rumus Perbesaran Teropong Panggung untuk Mata Tanpa Akomodasi

fob
M =
fok

Keterangan:

M = perbesaran anguler teropong

fob = jarak fokus lensa objektif teropong

fok = jarak fokus lensa okuler teropong

■ Rumus Panjang Teropong Panggung untuk Mata Berakomodasi Maksimum

d = fob + sok

Keterangan:

d = panjang teropong

sok = jarak benda lensa okuler

fob = jarak fokus lensa objektif

14
■ Rumus Panjang Teropong Panggung untuk Mata Tidak Berakomodasi

d = fob + fok
Keterangan:

d = panjang teropong

fob = jarak fokus lensa objektif

fok = jarak fokus lensa okuler

2.3 Contoh Soal

• Contoh Soal tentang Mata

Jika lensa mata dianggap sferis bola dengan jarak permukaan depan lensa dengan retina 3 cm,
hitunglah:

■ Kuat lensa mata normal ketika mata melihat benda yang jauh sekali (mata tidak
berakomodasi) dan ketika melihat benda pada jarak 25 cm (mata berkomodasi maksimum).

■ Perubahan kekuatan lensa mata dari tidak berakomodasi sampai berakomodasi maksimum.

Penyelesaian:

Diketahui:

s' = 3 cm

s=~

Ditanyakan: kuat lensa mata normal saat tidak berakomodasi dan saat berakomodasi
maksimum serta perubah kekuatan lensa.

Jawab:

■ Kuat lensa mata normal

Pada saat mata tidak berakomodasi (s = ~)

1/f = 1/s + 1/s’

⇒ 1/f = (1/~) + (1/3)

⇒ 1/f = 0 + 1/3

⇒ 1/f = 1/3

⇒ f = 3 cm = 0,03 m

15
Dengan demikian, daya lensa untuk mata tidak berakomodasi adalah sebagai berikut.

P = 1/f

⇒ P = 1/0,03

⇒ P = 33,3 dioptri

Pada saat mata berakomodasi (s = 25 cm)

1/f = 1/s + 1/s’

⇒ 1/f = (1/25) + (1/3)

⇒ 1/f = (3 + 25)/75

⇒ 1/f = 28/75

⇒ f = 75/28

⇒ f = 2,7 cm = 0,027

Dengan demikian, daya lensa untuk mata berakomodasi adalah sebagai berikut.

P = 1/f

⇒ P = 1/0,027

⇒ P = 37,03 dioptri

Jadi, kuat mata normal pada saat tidak berakomodasi adalah 33,3 dioptri dan pada saat mata
berakomodasi adalah 37,,03 dioptri.

■ Perubahan kekuatan lensa

∆P = 33,3 – 37,03 = −4 dioptri

Jadi, perubahan kekuatan lensa adalah −4 dioptri

16
• Contoh Soal tentang Cacat Mata

1. Yulisa yang menderita rabun dekat mempunyai titik dekat 50 cm. Jika ingin membaca
dengan jarak normal (25 cm), maka berapa kekuatan lensa kacamata yang harus dipakai
Reni?

Penyelesaian:

Diketahui:

s = 25 cm

s’ = -50 cm (tanda negatif menunjukkan bayangan bersifat maya, di depan lensa)

Ditanyakan: P = …?

Jawab:

1/f = 1/s + 1/s’

1/f = 1/25 – 1/50

1/f = 2/50 – 1/50

1/f = 1/50

f = 50 cm = 0,5 m

P = 1/f = 1/0,5 = 2 dioptri

Jadi, kekuatan lensa kacamata yang harus dipakai Yulisa adalah 2 dioptri.

2. Seseorang tidak dapat melihat benda jauh tak hingga dengan jelas. Kemudian dia
memeriksakan diri ke dokter mata. Untuk mengatasi kelemahan itu dia diberi saran oleh
dokternya untuk memakai kaca mata dengan kekuatan -1/3 dioptri. Berapakah titik jauh mata
orang tersebut.

Penyelesaian:

s=~

P = -1/3 D

s’ = -PR

Titik jauh s’ = -PR dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (2) yaitu sebagai
berikut.

P = 100/s + 100/s’

17
-1/3 = (100/~) − 100/PR

-1/3 = 0 − 100/PR

-1/3 = -100/PR

PR = -100 × (-3)

PR = 300 cm

Jadi, titik jauh mata orang tersebut adalah 300 cm.

• Contoh Soal tentang Kacamata


1. Agong tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang berjarak di bawah 40 cm. Ia
ditawari temannya kacamata minus 1 dioptri. Jika kalian menjadi Agong, apakah kalian akan
menerima tawaran tersebut? Berapakah kekuatan kacamata yang harus dipakai Agong agar
dapat melihat benda secara normal?
Penyelesaian:
Diketahui: PP = sn = 40 cm
Ditanyakan: P
Jawab:
Karena Agong tidak dapat melihat dekat (mengalami rabun dekat) maka kacamata yang harus
digunakan adalah kacamata berlensa positif. Jadi tawaran teman Agong tidak dapat
menolong. Kekuatan kacamata yang harus dipakai dapat dicari dengan persamaan:
100
P = 4 −
sn
100
P = 4 −
40
1,5
P =
D
Jadi, kacamata yang harus dipakai Agong adalah kacamata positif (plus) dengan kekuatan 1,5
dioptri (+1,5).

• Contoh Soal tentang Kamera


2. Jarak fokus lensa sebuah kamera adalah 50 mm. Kamera tersebut diatur untuk
memfokuskan bayangan benda pada jauh tak terhingga. Berapa jauh lensa kamera harus
digeser agar dapat memfokuskan bayangan benda yang terletak pada jarak 2,5 m?
Jawab:
Ketika digunakan untuk memfokuskan benda yang letaknya jauh di tak terhingga, bayangan
benda tersebut akan tepat berada di titik fokus lensa. Dengan kata lain, s' = f = 50 mm. Ketika
jarak benda ke lensa, s = 2,5 m = 2.500 mm, bayangannya adalah sebagai berikut.
1/s + 1/s’ = 1/f

18
1/2.500 + 1/s’ = 1/50
1/s’ = 1/50 – 1/2.500
1/s’ = 50 – 1/2.500
1/s’ = 49/2.500
s' = 2.500/49
s’ = 51,02 mm
Dengan demikian, lensa harus digeser sejauh 51,02 mm – 50 mm = 1,02 mm.

• Contoh Soal tentang Lup (Kaca Pembesar)


1. Seorang tukang arloji bermata normal menggunakan lup yang berkekuatan 10 dioptri.
Tentukanlah jarak benda ke lup dan perbesaran anguler lup jika mata tukang arloji
berakomodasi maksimum!
Penyelesaian:
Diketahui:
s’ = −sn = −25 cm (mata normal)
P = 10 dioptri → f = 1/P = 1/10 = 0,1 m = 10 cm
Ditanyakan: s dan M untuk mata berakomodasi maksimum.
Jawab:
■ Menentukan jarak benda (s) ke lup
Untuk menentukan jarak bayangan benda atau s dari lup, maka kita gunakan persamaan yang
berlaku pada lensa cembung, yaitu sebagai berikut.
1 1 1
= +
f s s'
1 1 1
= +
10 s −25
1 1 1
= +
s 10 25
1 5+2
=
s 50
1 7
=
s 50

19
50
s = = 71/7
7
Jadi jarak benda ke lup adalah 71/7 cm.

• Contoh Soal tentang Mikroskop


2. Sebuah mikroskop disusun dari dua lensa positif. Lensa objektif dan lensa okuler masing-
masing memiliki jarak fokus 3 cm dan 10 cm. Jika sebuah benda ditempatkan 3,5 cm di
depan lensa objektif maka tentukan perbesaran dan panjang mikroskop untuk mata tidak
berakomodasi.
Penyelesaian:
Diketahui:
fob = 3 cm
fok = 10 cm
sob = 3,5 cm
Dari sob dan fob dapat ditentukan jarak bayangan lensa objektif yaitu sebagai berikut.
1 1 1
= −
s'ob fob sob
1 1 1
= −
s'ob 3 3,5
1 7–6
=
s'ob 21
21
s'ob = = 21
1
Jadi, jarak bayangan oleh lensa objektifnya adalah s’ob = 21 cm
Ditanya: M dan L mikroskop untuk mata tidak berakomodasi
Jawab:
Pada saat mata tidak berakomodasi, maka perbesaran total mikroskop dapat dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
s'ob sn
M = ×
sob fok
21 25
M = ×
3,5 10
525
M = =15
35

Dan panjang mikroskop pada mata tidak berakomodasi dihitung dengan menggunakan
persamaan (5) yaitu sebagai berikut.
L = s’ob + fok
20
L = 21 + 10 = 31 cm
Dengan demikian kita peroleh perbesaran total mikroskop dan panjang mikroskop untuk
pengamatan dengan mata tidak berakomodasi yaitu berturut-turut 15 kali dan 31 cm.

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

• Optik berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa mata, dan sebagainya). Artinya
bahwa semua hal yang berkaitan seperti pemantulan, pembiasan, jalannya sinar
termasuk bagian dari optik.
• Optik sudah dikenal sekitar tahun 300 SM. Dengan bukti ditemukannya sebuah kanta
optik yang berumur sekitar 2.200 tahun yang lalu di Baghdad, Irak. Kanta purba yang
berukuran kira-kira satu ibu jari tersebut ditemukan dengan sedikit retak di bagian
kacanya.
• Macam macam alat optik terdiri dari mata, kamera lup, mikroskop, teropong, dan
teleskop.

22
DAFTAR PUSTAKA

• https://www.fisikabc.com/2018/02/rumus-alat-optik-fisika.html
• http://sekitarkita0.blogspot.com/2018/05/pengertian-optik-macam-dan-sejarah-
optik.html
• https://www.fisikabc.com/2018/02/contoh-soal-alat-optik-fisika.html

23

Anda mungkin juga menyukai