Anda di halaman 1dari 11

STUDY KASUS

BUTIR – BUTIR PANCASILA DAN PENGAMALAN


TUGAS MANDIRI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pembimbing: LEONARDO INDRA VITAHARSA

Nama : Bintang Muhammad Irsyad

Nim 2190302118

Kelas : B1

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Internasional


Jurusan Manajemen Perhotelan
2019
I
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.

Depok, 5 Februari 2020

Penulis

Bintang Muhammad Irsyad


DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN......................................................................................................................I

KATA PENGANTAR...................................................................................................................II

DAFTAR ISI..............................................................................................................................III
BAB I........................................................................................................................................4
a. Latar Belakang................................................................................................................4
b. Rumusan Masalah..........................................................................................................4
c. Tujuan.............................................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................5
a. Kasus Bom Bali sebagai salah satu penyimpangan Ideologi Pancasila..........................5
b. Ranah Butir Pancasila.....................................................................................................9
c. Solusi............................................................................................................................10

BAB III....................................................................................................................................11
a. Kesimpulan...................................................................................................................11
b. Saran............................................................................................................................11

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-
cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan
bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia.
Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4,
ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat-istiadat, serta dalam agama-agama bangsa Indonesia.
sehingga dapat diartikan bahwa pancasila mencerminkan kepribadian dan karakteristik bangsa
Indonesia.
Dalam kehidupan sekarang, nilai-nilai pancasila mengalami pelemahan. Hal ini disebabkan
kurangnya rasa kesadaran dan nasionalisme pada diri warga Indonesia. Dampak dari
melemahnya nilai-nilai pancasila menjadikan jatuhnya martabat bangsa Indonesia di mata dunia.
Salah satunya adalah Kasus Bom Bali. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Apa kasus yang menyimpang dari Pancasila ?
2. Bagaimana upaya atau solusi untuk mencegah permasalahan tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kasus dan sila yang dilanggar.
2. Untuk mengetahui solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi bangsa
Indonesia akibat melemahnya nilai pancasila sebagai ideologi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kasus Bom Bali sebagai salah satu penyimpangan Ideologi Pancasila


Salah satu bentuk penyimpangan pancasila sebagai ideologi yakni kasus bom Bali yang
menghilangkan banyak nyawa dan membuat ketidakstabilan negara pada saat itu. Selain itu,
kasus tersebut merusak karakteristik bangsa Indonesia. Menjadikan nama Indonesia dikenal
buruk di mata dunia.

1. Kronologi
Urutan kejadian Pengeboman Bom Bali 2002[1]
 12 Oktober 2002
Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali diguncang bom. Dua
bom meledak dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu pukul 23.05 Wita. Lebih
dari 200 orang menjadi korban tewas keganasan bom itu, sedangkan 200 lebih
lainnya luka berat maupun ringan. Kurang lebih 10 menit kemudian, ledakan
kembali mengguncang Bali. Pada pukul 23.15 Wita, bom meledak di Renon,
berdekatan dengan kantor Konsulat Amerika Serikat. Namun tak ada korban jiwa
dalam peristiwa itu.
 16 Oktober 2002
Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme itu mulai dilakukan. Lebih dari 50 orang
telah dimintai keterangan di Polda Bali. Untuk membantu Polri, Tim Forensik
Australia ikut diterjunkan untuk identifikasi jenazah.
 20 Oktober 2002
Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk
untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom di Paddy's Pub berjenis TNT
seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50–
150 kg. Sementara bom di dekat konsulat Amerika Serikat menggunakan jenis
TNT berbobot kecil yakni 0,5 kg.
 29 Oktober 2002
Pemerintah yang saat itu dipegang oleh Megawati Soekarnoputri terus mendesak
polisi untuk menuntaskan kasus yang mencoreng nama Indonesia itu. Putri
Soekarno itu memberi deadline, kasus harus tuntas pada November 2002.
 30 Oktober 2002
Titik terang pelaku bom Bali I mulai muncul. Tiga sketsa wajah tersangka
pengebom itu dipublikasikan.
 4 November 2002
Polisi mulai menunjukkan prestasinya. Nama dan identitas tersangka telah
dikantongi petugas. Tak cuma itu, polisi juga mengklaim telah mengetahui
persembunyian para tersangka. Mereka tidak tinggal bersama namun masih di
Indonesia.
 5 November 2002
Salah satu tersangka kunci ditangkap. Amrozi bin Nurhasyim ditangkap di
rumahnya di di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur.
 6 November 2002
10 Orang yang diduga terkait ditangkap di sejumlah tempat di Pulau Jawa. Hari
itu juga, Amrozi diterbangkan ke Bali dan pukul 20.52 WIB, Amrozy tiba di
Bandara Ngurah Rai.
 7 November 2002
Satu sketsa wajah kembali dipublikasikan. Sementara itu Abu Bakar Ba'asyir yang
disebut-sebut punya hubungan dengan Amrozi membantah. Ba'asyir menilai
pengakuan Amrozi saat diperiksa di Polda Jatim merupakan rekayasa pemerintah
dan Mabes Polri yang mendapat tekanan dari Amerika Serikat.
 8 November 2002
Status Amrozi dinyatakan resmi sebagai tersangka dalam tindak pidana terorisme.
 9 November 2002
Tim forensik menemukan residu bahan-bahan yang identik dengan unsur bahan
peledak di TKP. Sementara Jenderal Da'i Bachtiar, Kapolri pada saat itu
mengatakan kesaksian Omar Al-Farouq tentang keterlibatan Ustad Abu Bakar
Ba'asyir dan Amrozi dalam kasus bom valid.
 10 November 2002
Amrozi membeberkan lima orang yang menjadi tim inti peledakan. Ali Imron, Ali
Fauzi, Qomaruddin adalah eksekutor di Sari Club dan Paddy's. Sementara M
Gufron dan Mubarok menjadi orang yang membantu mempersiapkan peledakan.
Polisi pun memburu Muhammad Gufron (kakak Amrozi), Ali Imron (adik Amrozi),
dan Ari Fauzi (saudara lain dari ibu kandung Amrozi). Kakak tiri Amrozi, Tafsir.
Tafsir dianggap tahu seluk-beluk mobil Mitsubishi L-300 dan meminjamkan
rumahnya untuk dipakai Amrozi sebagai bengkel.
 11 November 2002
Tim gabungan menangkap Qomaruddin, petugas kehutanan yang juga teman
dekat Amrozi di Desa Tenggulun, Solokuro, Lamongan. Qomaruddin diduga ikut
membantu meracik bahan peledak untuk dijadikan bom.
 17 November 2002
Imam Samudra, Idris dan Dulmatin diduga merupakan perajik bom Bali I.
Bersama Ali Imron, Umar alias Wayan, dan Umar alias Patek, merekapun
ditetapkan sebagai tersangka.
 26 November 2002
Imam Samudra, satu lagi tersangka bom Bali, ditangkap di dalam bus Kurnia di
kapal Pelabuhan Merak. Rupanya dia hendak melarikan diri ke Sumatera.
 1 Desember 2002
Tim Investigasi Bom Bali I berhasil mengungkap mastermind bom Bali yang
jumlahnya empat orang, satu di antaranya anggota Jamaah Islamiah (JI).
 3 Desember 2002
Ali Gufron alias Muklas (kakak Amrozi) ditangkap di Klaten, Jawa Tengah.
 4 Desember 2002
Sejumlah tersangka bom Bali I ditangkap di Klaten, Solo, Jawa Tengah, di
antaranya Ali Imron (adik Amrozi), Rahmat, dan Hermiyanto. Sejumlah wanita
yang diduga istri tersangka juga ditangkap.
 16 Desember 2002
Polisi menangkap anak Ashuri, Atang, yang masih siswa SMU di Lamongan. Tim
juga berhasil menemukan 20 dus yang berisi bahan kimia jenis potassium klorat
seberat satu ton di rumah kosong milik Ashuri di Desa Banjarwati, Kecamatan
Paciran, Lamongan yang diduga milik Amrozi.
 18 Desember 2002
Tim Investigasi Gabungan Polri-polisi Australia membuka dan membeberkan
Dokumen Solo, sebuah dokumen yang dimiliki Ali Gufron. Dalam dokumen
tersebut berisi tata cara membuat senjata, racun, dan merakit bom. Dokumen itu
juga memuat buku-buku tentang Jamaah Islamiah (JI) dan topografi suatu daerah
serta sejumlah rencana aksi yang akan dilakukannya.
 6 Januari 2003
Berkas perkara Amrozi diserahkan kepada Kejaksaan Tinggi Bali.
 16 Januari 2003
Ali Imron bersama 14 tersangka yang ditangkap di Samarinda tiba di Bali.
Kasus ini melanggar sila pertama yang berbunyi “ Ketuhanan Yang Maha Esa “ Artinya
kita harus lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi di Indonesia banyak
oknum- oknum yang kurang bertanggung jawab dan menyalah gunakan sila pertama,ada
beberapa penyimpangan yang pernah ada di Indonesia misalnya :

1. Perusakan tempat ibadah.


2. Gerakan radikal kelompok tertentu yang mengatas namakan agama.
3. Tidak ada sikap toleransi kepada sesama.
4. Fanatisme yang sifatnya anarki.

B. Ranah Butir Pancasila


Ranah butir Pancasila yang terdapat pada sila pertama yaitu :

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang


Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
4. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaanya masing masing
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
C. Solusi
Langkah yang di lakukan agar tidak terjadinya kasus yang sama yaitu :

1. Tidak mendiskriminasi seseorang akibat beda suku, ras, warna kulit dan agama.
2. Saling menghormati sesama manusia.
3. Menyebarkan keindahan keberagamaan pada lingkungan sekitar.
4. Menyaring segala informasi sebelum diterima.
5. Selalu aktif melapor jika ada aktivitas radikalisme dan terorisme.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kasus bom Bali adalah salah satu penyimpangan yang terjadi di Indonesia, banyak yang
menjadi korban dan masih menjadi luka bagi masyarakat Indonesia.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan


tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai