Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang setiap warga negara memiliki hak yang setara dalam
pengambilan keputusan yang menentukan hidup mereka. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai bentuk
pemerintahan yang dipegang oleh rakyat atau rakatlah yang mempunya kedaulatan tertinggi. Demokrasi
mengisinkan warga negaranya untuk berpartisipasi baik secara langsung atau dengan perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan juga pembuatan hukum.

Demokrasi berasal dari bahasa yunani dari kata Demokratia yang berarti "kekuasaan rakyat". Demokratia
terdiri dari dua kata yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos/cratein yang berarti kekuatan atau
kekuasaan/pemerintahan. Jadi Demokrasi berarti pemerintahan rakyat.

Abraham Lincoln: Menurutnya, pengertian demokrasi adalah sistem pemerintah yang diselenggaran dari
rakyat, oleh rakyat dan untu rakyat.

B. Asas-Asas dari Pemerintahan Demokrasi

Asas-asas Pemerintahan Demokrasi


1. Adanya perlindungan harkat dan martabat manusia yaitu perlindungan hak asasi manusia
2. Adanya partisipasi rakyatnya di dalam pemerintahan, baik langsung maupun tidak langsung

Apakah Negara RI menganut pemerintahan demokrasi ?

1. Adanya perlindungan harkat dan martabat manusia yaitu perlindungan hak asasi manusia
 Hak dan kewajiban warga Negara tercatum dalam UUD Negara RI Tahun 1945 yaitu : Pasal 27 – 34
UUD NRI Tahun 1945 (khusus Pasal 28A-J memuat tentang HAM)
2. Adanya partisipasi rakyatnya di dalam pemerintahan, baik langsung maupun tidak langsung
 Ikut sertanya rakyat/warga negara dalam hak memilih dan dipilih melalui Pemilu
 Ikut sertanya rakyat/warga negara dlm pelaksanaan pembangunan di segala bidang kehidupan
bangsa.
 Ketaatan mayarakat terhadap perturan perundang-undangan.
 Ketaatan membayar pajak
 Tewujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat
 Siswa melakasakan wajib belajar (belajar dengan giat dan tekun)

C. Macam-Macam Demokrasi

1. Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat


a. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan sistem demokrasi yang megikut sertakan seluruh rakyat dalam
pengambilan keputusan negara.
b. Demokrasi tidak langsung
Demokrasi tidak langsung merupakan sistem demokrasi yang digunakan untuk menyalurkan
keinginan dari rakyat melalui perwakilan dari parlemen.

1
2. Demokrasi Berdasarkan Hubungan antar Kelengkapan Negara
a. Demokrasi perwakilan dengan sistem refrendum
Merupakan sistem demokrasi yang dimana rakyat memilki perwakilan untuk menjabat diparlemen
namun tetap dikontrol oleh rakyat dengan sistem refrendum.
b. Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer
Merupakan sistem demokrasi yang didalamnya terdapat hubungan kuat antara badan legislatif dan
badan eksekutif
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem presidesiil
Merupakan sistem demokrasi yang didalamnya terdapat hubungan sama kuat antara badan eksekutif
dan badan legislatif
d. Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan
Merupakan sistem demokrasi dimana kedudukan antara eksekutif dan legislatif terpisah, sehingga
keduanya tidak berkaitan secara langsung seperti sistem parlementer.
e. Demokrasi perwakilan dengan sistem refrendum dan inisiatif rakyat
Merupakan sistem demokrasi gabungan dari demokrasi perwakilan/tidak langsung dan demokrasi
secara langsung. Dalam sistem tersebut masih tetap ada badan perwakilan namun dikontrol oleh
rakyat melalui refrendum dan sifatnya obligator dan fakultatif.

3. Berdasarkan Prinsip Ideologi

a. Demokrasi liberal
Demokrasi liberal adalah demokrasi berdasarkan atas hak individu suatu warga negara yang
menekankan sebuah kebebasan setiap individunya dan sering mengabagikan kepentingan umum.

b. Demokrasi Rakyat
Demokrasi rakyat adalah demokrasi berdasarkan atas hak pemerintah dalam suatu negara yang
didasari dari paham sosialisme dan komunisme yang mementingkan kepentingan negara dan
kepentingan umum.

c. Demokrasi Pancasila
Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang bersumber dari tata nilai sosial dan budaya bangsa
Indonesia dengan berdasarkan musyawarah dan mufakat yang mengutamkakn kepentingan umum.
Demokrasi Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia dan berasal dari Indonesia.
Demikan penjelasan yang diberikan tentang Macam-Macam Demokrasi dan Penjelasannya. Semoga
informasi yang diberikan dapat menambah wawasan anda. Terimakasih..

4. Demokrasi Berdasarkan Fokus Perhatiannya


a. Demokrasi Formal: Pengertian demokrasi formal adalah demokrasi yang berfokus dari bidang politik
tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi
b. Demokrasi Material: Pengertian demokrasi material adalah demokrasi yang berfokus di bidang
ekonomi tanpa mengurangi kesenjangan politik.
c. Demokrasi Gabungan: Pengertian demokrasi gabungan adalah demokrasi yang berfokus sama besar
baik di bidang politik dan ekonomi

D. Prinsip – Prinsip Demokrasi


1. Negara berdasarkan konstitusi
2. Jaminan perlindungan hak asasi manusia
3. Kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat
4. Pergantian kekuasaan secara berkala
5. Adanya peradilan bebas dan tidak memihak
6. Penegakan hukum dan persamaan kedudukan setiap warga negara di depan hukum
7. Jaminan kebebasan pers

2
E. Ciri-ciri Demokrasi
1. Pemerintah berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat banyak.
2. Negara berdasar atas konstitusi.
3. Adanya lembaga perwakilan rakyat.
4. Adanya pemilihan umum
5. Kebebasan pers
6. Kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat

F. Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi


Kelebihan/Keuntungan Demokrasi
 Pemegang kekuasaan dipilih menurut suara dan keinginan rakyat
 Mencegah adanya monopoli kekuasaan
 Kesetaraan hak membuat setiap masyarakat dapat ikut serta dalam sistem politik

Kekurangan/Kelemahan Demokrasi
 Kepercayaan rakyat dapat dengan mudah digoyangkan melalui pengaruh-pengaruh misalnya media
 Kesetaraan hak dianggap tidak wajar karena menurut para ahli, setiap orang memiliki pengetahuan
politik yang tidak sama
 Konsentrasi pemerintah yang sedang menjabat akan memudar disaat dekatnya pemilihan umum
berikutnya

G. Nilai-Nilai Demokrasi
Demokrasi memiliki nilai-nilai antara lain sebagai berikut...
 Menjamin tegaknya keadilan
 Adanya penggunaan kebebasan dengan penuh tanggung jawab
 Adanya pergantian kepemimpinan dengan teratur
 Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
 Menjamin terselenggaranya perubahan yang terjadi di masyarakat dengan damai atau tampa adanya
gejolak
 Mengakui dan menganggap wajar adanya perbedaan atau keanekaragaman

H. Demokrasi Pancasila
Menurut Prof. Dardji Darmodihardjo, SH menyatakan bahwa Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi
yang bersumber kepada kepribdian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti
dalam ketentuan-ketentuan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Aspek Demokrasi Pancasila


1) Aspek formal : mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-
badan perwakilan rakyat dan pemerintahandan bagaimana mengatur permusyawaratan wakil-
wakil rakyat secara bebas, terbuka dan jujur untuk mencapai kesepakatan bersama.
2) Aspek material : mengemukakan gambaran manusia mengakui harkat dan martabat
3) Aspek Normatif/kaidah : mengungkapkan seperangkat norma atau kaedah yang membimbing
dan menjadi kriteria pencapaian tujuan
4) Aspek optatif : mengetengahkan tujuan atau keinginan yang hendak dicapai
5) Aspek organisasi : mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksanaan demokrasi
Pancasila dimana wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hedak dicapai
6) Aspek kejiwaan : menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangat para pemimipin
pemeritahan.

Landasan Demokrasi Pancasila


1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : UUD NRI Tahun 1945
- BAB I : Bentuk dan Kedaulatan **Pasal 1 Ayat 2
- BAB II : MPR **Pasal 2 Ayat 1
- BAB VII : DPR **Pasal 19 – Pasal 22D
- BAB VIIB : Pemilihan Umum **Pasal 22E
3. Landasan Operasional : Ketetapan MPR
- TAP MPRS No. XXXVII/MPRS/1968 tentang Pelaksanaan Demokrasi Pancasila

3
- TAP MPR No. I?MPR/1973, 1978, 1983, 1988, 1993, 1998, 2004, 2009, 2014 tentang
Tata Tertib MPR

I. Tanggung jawab warga negara dalam pelaksanaan Demokrasi Pancasila


1. Menjunjung tinggi kedaulatan rakyat
2. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
3. Menjunjung tinggi sistem hankamrata dalam pembelaan negara
4. Menjunjung tinggi hak azasi manusia dengan segala aspeknya
5. Menjunjung tinggi keutuhan dan keselamatan bangsa dan negara indonesia di atas kepentingan pribadi
dan golongan
6. Mengutamakan musyawarah mufakat

J. Perilaku budaya demokrasi setiap warga negara dalam kehidupan sehari-hari

1. Melaksanakan hak pilih (memilih dan dipilih) dalam pemilu dan menjauhkan diri dari sifat golput
(golongan putih artinya tidak ikut memilih dalam pemilu)
2. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
3. Menyukseskan pemilu yang luberjurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil)
4. Mentaati hukum
5. Setiap keputusan diambil dengan musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama
6. Saling mendukung setiap usaha pembelaan Negara
7. Saling menghormati kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai agama dan kepercayaan-Nya itu

K. Pengertian Pemilu, Tujuan dan Asas Pemilu


Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dari seluruh dunia, bahwa pemilu atau pemilihan
umum adalah salah satu kriteria yang sangat penting dalam mengukur demokratisasi suatu sistem politik.
Pemilu juga menjadi salah satu tolok ukur dari suatu negara bahwa negara tersebut adalah negara demokrasi.

Eep Saeful Fatah berpendapat bahwa pemilihan umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Pemilu sebagai formalitas politik, disini pemilu hanya dijadikan sebagai alat legitimasi pemerintahah
nondemokratis, hasil dari pemilihan umum yang dilakukan pun tidak nyata, melainkan hasil rekayasa yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.
2. Pemilu sebagai alat demokrasi, inilah pemilihan yang sebenarnya (bukan formalitas politik) dan dilakukan
sesuai dengan asas-asasnya yaitu adil, jujur, bersih, bebas,dan kompetitif.

Negara kita adalah negara demokrasi yang berdasar pada Pancasila, sehingga demokrasi kita disebut dengan
demokrasi Pancasila. Salah satu wujud pelaksanaan demokrasi pancasila adalah pemilu. Pemilu sebagai
salah satu wujud pelaksanaan nyata demokrasi Pancasila ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah
sebagai berikut :

1. Pengertian Pemilu
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD RI
1945.

2. Fungsi Pemilu
a. Prosedur rakyat daalm memilih wakil rakyat
b. Pemilu sebagai legitimasi politik
c. Pemilu sebagai mekanisme pergantian elite politik
d. Pemilu sebagai pendidikan politik yang bersifat langsung

3. Ketentuan Umum PEMILU (Pemilihan Umum)


a. Pemilihan umum yang kemudian kita sebut dengan pemilu merupakan sarana pelaksanaak
kedaulatan rakyat dalam NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

4
b. KPU atau Komisi Pemilihan Umum adalah suatu lembaga yang mempunyai sifat nasional, tetap dan
mandiri. Lembaga ini bertugas untuk menyelenggarakan pemilihan umum. KPU Pusat terbagi
menjadi KPU provinsi yang kemudian terbagi lagi menjadi KPU kabupaten/kota.
c. Pengawas pemilu adalah panitia yang melakukan pengawasan terhdap seluruh proses
penyelenggaraan pemilu.
d. Penduduk adalah warga negara RI yang berdomisili di Indonesai atau di luar negeri (negara lain).
e. Pemilih adalah penduduk yang memiliki usia sekurang-kurangnya 17 tahun atau sudah/pernah kawin
f. Peserta pemilu yaitu parpol (partai politik) dan perseorangan calon anggota DPD
g. Partai Politik yang merupakan peserta politik adalah partai politik yang telah memehui persayaratan
sebagai peserta pemilu. Tidak semua parpol dapat menjadi peserta pemilu.
h. Kampanye pemilu yaitu kegiatan peserta pemilu dan/atau calon anggota DPR, DPRD Provinsi,
DPRD kabupaten/kota dalam rangka mempromosikan, memperkenalkan para peserta pemilu kepada
para pemilih. Kampanya digunakan juga untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan
program-program yang akan direalisaskan apabila terpilih nantinya.
i. Tempat pemungutan suara dan tempat pemungutan suara luar negeri selanjutnya disebut TPS dan
TPSLN, definisinya adalah tempat pemilih memberikan suara pada hari yang telah ditentukan (hari
pemungutan suara)
j. Bilangan pembagi pemilihan yang kemudian disebut dengan BPP adalah bilangan yang diperoleh
dari hasil pembagian jumlah suara sah dengan kursi di daerah pemilihan untuk menentukan jumlah
kursi di daerah pemilihan untuk menentukan jumlah perolehan kursi parpol peserta pemilu dan
terpilih anggota DPR, DPRD Provisin dan DPRD kabupaten.kota.
k. Tahapan penyelenggaraan pemilu adalah rangkaian kegiatan pemilu yang dimulai dari pendaftaran
pemilih, pendaftaran peserta pemilu, penetapan peserta pemilu, penetapan jumlah kursi, pencalonan
anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan perhitungan suara, penetapan hasil pemilu, sampai dengan
pengucapan sumpah/janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.

4. Tujuan Pemilu
Berikut adalah beberapa tujuan diadakannya pemilu di negara kita :
a. Untuk memilih wakil-wakil rakyat dan wakil-wakil daerah
b. Membentuk pemerintah yang demokratis dan kuat
c. Mendapatkan dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, seperti yang telah
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

5. Asas Pemilu
Asas asas pemilu terdiri dari 6 asas, hal ini sesuai dengan Pasal 22E Ayat (1) UUD 1945 dan Pasal 2 UU
Nomor 12 Tahun 2003. Ke -enam asas tersebut sering disingkat dengan "LUBER JURDIL" yaitu Langsung,
Umum, Bebas, Rahasia, JUjur dan Adil. Berikut adalah penjelasan kelima asas penyelenggaraan pemilu di
Indonesia :

a. Langsung
Asas yang pertama adalah langsung. Ini mempunyai arti bahwa rakyat yang sudah memiliki hak pilih
(pemilih) mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan keyakinannya tanpa
adanya perantara.

b. Umum
Setiap warga negara yang sudah memenuhi persyaratan berhak untuk memilih wakil rakyat, nah asas yang
kedua adalah umum. Ini artinya adalah pemilih memiliki jaminan kesempatan yang berlaku menyeluruh
(umum) bagi semua warga negara, tanpa adanya diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis
kelamin, pekerjaan dan status sosial. Pemilu ini bisa diikuti oleh semua warga negara yang telah memenuhi
persyaratan.

c. Bebas
Asas yang ketiga adalah bebas. Arti dari asas ini adalah bahwa setiap pemilih memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihannya tanpa adanya paksaan dan paksaan dari pihak-pihak lain.

d. Rahasia
Asas yang selanjutnya adalah rahasia. Artinya dalam memberikan suaranya, warga negara yang sudah
memilih dijamin pilihannya tidak diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun.
5
e. Jujur
Dalam penyelenggaraan pemilu, setiap penyelenggara pemilu, aparat, peserta pemilu, pengawas pemilu,
pemantau, pemilih dan smua orang yang terlibat harus bersikap jujur sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

f. Adil
Pemilu diselenggrakan secara adil, artinya setiap pemilih dan peserta pemilu mendapatkan perlakuan yang
sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun.

L. Pelaksanaan Pemilu di Negara RI

I. Pemerintahan ORLA
1. Tahun 1955 UU No. 7 Tahun 1953 ( Maklumat Wakil Presiden N0.X Tahun 1945, Tgl. 03.11.45
Pemilu dilaksanakan dua periode sebagai berikut :
a) 29 September 1955 memilih anggota DPR
b) 25 Desember 1955 memilih badan Konstituante

II. Pemerintahan ORBA


2. 5 Juli 1971 > ( UU. No. 15 Tahun 1969 )
3. 2 Mei 1977 > ( UU No. 3 Tahun 1975 )
4. 4 Mei 1982 > ( UU No. 2 Tahun 1980 )
5. 23 April 1987 > ( UU No. 1 Tahun 1985 )
6. 09 Juni 1992 > ( UU No. 1 Tahun 1985 )
7. 29 Mei 1997 > ( UU No. 1 Tahun 1985 )
III. Pemerintahan Reformasi
8. 07 Juni 1999 > ( UU No. 3 Tahun 1999 )
9. Tahun 2004
a) 05 April 2004 memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten ( UU No. 12
Tahun 2003 )
b) 05 Juli 2004 memilih Presiden dan Wapres tahap I ( UU No.23 Tahun 2003 )
c) 20 September 2004 memilih Presuden dan Wapres tahap II
10. Tahun 2009
a) 09 April 2009 memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten ( UU No. 10
Tahun 2008 )
b) 08 Juli 2009 memilih Presuden dan Wapres
11. Tahun 2014
a) 09 April 2014 memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten ( UU No. 8
Tahun 2012 )
b) 09 Juli 2014 memilih Presuden dan Wapres ( UU No.42 Tahun 2008 )

Sistem Pemilu
1. Single- member Constituency (Satu daerah pemilihan memilih satu wakil; biasanya disebut sistem distrik).
Sistem ini diterapkan di negara dengan sistem dwi partai seperti Inggris, India, Malaysia dan Amerika.
2. Multi- member Constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya dinamakan sistem
perwakilan berimbang atau sistem proporsional). Sistem ini diterapkan di negara dengan banyak partai
seperti Belgia, Swedia, Italia, Belanda dan Indonesia.

Cara menghitung perolehan suara dapat menghasilkan perbedaan dalam komposisi perwakilan dalam
parlemen bagi masing- masing parpol.
Contoh:
a. Wilayah yang sama: (1 provinsi terdiri dari 10 distrik)
b. Jumlah kursi: 10 kursi
c. Jumlah penduduk: 100. 000
d. Hasil pemilu
- Dpt 60% suara
- Dpt 30% suara
- Dpt 10% suara

6
Perbedaannya:
Sistem distrik
Wilayah yg terdiri dari 10 distrik memperebutkan 10 kursi.
Setiap distrik memperebutkan 1 kursi 
-Pemenang di distrik dapat 1 kursi
-Kalah tdk dpt kursi
-Suara hilang (wasted)

Sistem proporsional
Wilayah yang dianggap sebagai kesatuan, memperebutkan 10 kursi 
-Menang 60% suara, dapat 6 kursi
-Menang 30% suara, dpt 3 kursi
-Menang 10% suara, dapat 1 kursi Tidak ada suara hilang
 
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Distrik

Keuntungan Sistem Distrik


1) Integrasi parpol karena kursi yang diperebutkan dlm setiap distrik pemilihan hanya satu
2) Fragmentasi partai dan kecenderungan membentuk partai baru dpt dibendung; malahan sistem ini bisa
mendorong ke arah penyederhanaan partai secara alami tanpa paksaan. Sistem ini di Inggris dan
Amerika menunjang bertahannya sistem dwi partai
3) Krn kecilnya distrik, mk wakil yg terpilih dpt dikenal oleh komunitasnya, sehingga hubungan dengan
konstituen lebih erat.
4) Bagi partai besar sistem ini menguntungkan karena melalui distortion effect dpt meraih suara dari
pemilih2 lain, sehingga memeroleh kedudukan mayoritas. Dengan demikian partai pemenang sedikit
banyak dpt mengendalikan parlemen.
5) Lbh mudah bagi suatu partai untuk mencapai kedudukan mayoritas dalam parlemen, sehingga tdk perlu
diadakan koalisi dng partai lain. Hal ini mendukung stabilitas nasional.
6) Sistem ini sederhana dan murah untuk diselenggarakan

Kelemahan Sistem Distrik


1) Sistem ini kurang memerhatikan kepentingan partai2 kecil dan golongan minoritas, apalagi jika
golongan2 ini terpencar dlm berbagai distrik.
2) Kurang representatif dlm arti bahwa partai yg calonnya kalah dlm suatu distrik kehilangan suara yg tlh
mendukungnya.
3) Kurang efektif dlm masyarakat yg plural karena terbagi dlm kelompok etnis, religius dan tribal,
sehingga menimbulkan anggapan bahwa suatu kebudayaan nasional yg terpadu scr edeologis dan etnis
mungkin merupakan prasyarat bagi suksesnya sistem ini.
4) Ada kemungkinan si wakil cenderung utk lbh memerhatikan kepentingan distrik serta warga distriknya,
daripada kepentingan nasional.

Keuntungan Dan Kelemahan Sistem Proposional

Keuntungan Sistem proporsional


a) Representatif, krn jml kursi partai dlm parlemen sesuai dengan jumlah suara masyarakat yg diperoleh
dlm pemilu.
b) Demokratis, lbh egaliter krn praktis tanpa ada distorsi yaitu kesenjangan antara suara nasional dan
jumlah kursi dlm parlemen, tanpa suara yg hilang atau wasted.

Kelemahan Sistem Proporsional


a) Kurang mendorong partai2 utk berintegrasi atau bekerja sama satu sama lain dan memanfaatkan
persamaan2 yg ada, tetapi sebaliknya, cenderung mempertajam perbedaan2. Sistem ini umumnya
dianggap berakibat menambah jumlah partai.
b) Terjadi fragmentasi partai. Jk timbul konflik dlm suatu partai, anggotanya cenderung memisahkan diri
dan mendirikan partai baru, dng perhitungan bhw ada peluang bagi partai baru itu utk memeroleh kursi
dlm parlemen melalui pemilu. Jd kurang menggalang kekompakan dlm tubuh partai.
c) Kedudukan yg kuat pd pimpinan partai melalui sistem daftar krn pimpinan partai menentukan daftar
calon.
7
d) Wakil yg terpilih kemungkinan renggang ikatannya dng konstituennya. Pertama, krn wilayahnya lbh
besar (bisa sek mebesar provinsi), sehingga sukar utk dikenal org banyak. Kedua, krn peran partai dlm
meraih kemenangan lbh besar ketimbang kepribadian seseorang. Dng demikian si wakil akn lbh
terdorng utk memerhatikan kepentingan partai serta maslaah2 umum ketimbang kepentingan distrik
serta warganya.
e) Banyaknya partai yg bresaing, sulit bagi suatu partai utk meraih mayoritas (50% + satu) dlm parlemen,
yg diperlukan utk membentuk pemerintahan. Partai yg terbesar terpaksa berkoalisi dengan beberapa
partai lain

Sistem Pemilu Dalam Praktek


Sistem Pemilu Plural Majority
Sistem ini menerapkan distrik wakil tunggal. Diharapkan mampu menciptakan satu pemerintahan stabil
melalui mayoritas di parlemen.
1. First Past the Post (FPTP): sistem distrik wakil tunggal di mana calon legislatif yg menang adl calon yg
mendpt suara terbanyak tanpa hrs memeroleh suara mayoritas- absolut. Dampak positifnya:
- menyediakan opsi yg tegas bagi sistem 2 partai
- membangun oposisi yg seimbang di parlemen,
- memungkinkan para pemilih memilih individu daripada sekadar memilih gambar partai semata;
- FPTP memberi ruang bagi mekanisme akuntabilitas dan responsibilitas yg jelas pd para wakil rakyat di
parlemen pd konstituen pemilihnya.
“ini biasa dipakai dalam pemilihan wakil tunggal (seperti pemilihan presiden, gubernur, walikota, dsb) atau
pemilihan badan perwakilan rakyat”.

2. Sistem Block Vote: sebenarnya model ini adalah sistem FPTP yg digunakan dlm distrik (wakil) majemuk.
BV memberi kesempatan pd para pemilih utk memilih calon legisltaif tanpa mempertimbangkan afiliasi
partainya. Parpol yg memenangkan sebagian besar hati pemilih di suatu wilayah secara otomatis mengambil
semua kursi di distrik itu.
- Agar mencapai mayoritas 50+1
- Sistem Alternative (AV), pemilih mengurutkan calon2 anggota parlemen yg sesuai dng preferensi pilihan
mereka.
- Prosedur pemilihan ini agak rumit, terutama pada saat penentuan siapa yang berhak sebagai pemenang
pemilihan. Singkatnya, jika pada putaran pertama tidak ada seorangpun kandidat yang berhasil
mengumpulkan suara mayoritas, jalan keluar yang ditawarkan melakukan pemilihan putaran kedua dengan
menggunakan prinsip preferential ballot. Pada pemilihan putaran kedua ini, para pemilih diminta meranking
kandidat sesuai dengan preferensinya
- Misalnya, peringkat pertama diberikan kepada kandidat A, kemudian berikutnya secara berurutan kepada
B, C, D, dst. Prinsip formula ini adalah mentransfer suara minoritas kemudian diberikan kepada kandidat
suara yang memperoleh suara yang lebih kuat sampai tercapai satu pemenang (Blaiss and Massicote, 1996).
- Sistem Two Round System/run off/double ballot: putaran pertama FPTP. Jk muncul calon pemeroleh suara
terbanyak (mayoritasa) scr langsung didaulat mjd anggota legislatif dan tdk perlu putaran kedua. Rangking 3
ke bawah tdk ikutserta pd putaran kedua. Berkurangnya peserta membuka peluang mendpt pemenang
absolut/mayoritas (50%+1)

Sistem Pemilu Proporsional/Representasi


Sistem yang mengurangi kesenjangan antara perolehan suara partai secara nasional thd perolehan kursinya di
parlemen
1. List Proportional Represntation (List PR), ada dua bentuk, yaitu sistem daftar tertutup (closed list system)
dan sistem daftar terbuka (open list system). Dalam sistem daftar tertutup, para pemilih harus memilih
partai politik peserta pemilu, dan tidak bisa memilih calon legislatif. Dalam sistem ini, para calon
legislatif biasanya telah ditentukan dan diurutkan secara sepihak oleh partai politik yang
mencalonkannya.
o Sementara pada sistem daftar terbuka (open list system), para pemilih bukan hanya dapat memilih
partai politik yang diminati, namun juga berkesempatan menentukan sendiri calon legislatif yang
disukainya. Dengan demikian, pemilih di samping memilih tanda gambar partai juga memilih
gambar kandidat legislatif
o Single Transferable Vote (STV) banyak dinyatakan sebagai sistem pemilu yang menarik. STV
menggunakan satu distrik lebih dari satu wakil, dan pemilihmerangking calon menurut pilihannya di
kertas suara seperti pada Alternate Vote.
8
o *memenuhi kuota langsung terpilih, jk lebih akan didistribusikan calon dibwhnya, dan jk tidak ada
yg memenuhi kuota, calon dg suara terkecil disingkirkan untuk didistribusikan kpd calon urutan
atas.
2. Sistem pemilihan Mixed- Member Proportional (MMP).
- Sistem ini mengabungkan ciri positif dari sistem pemilu model mayoritas maupun representasi
proporsional.
- merupakan formula yang memberikan kompensasi kursi dari suara yang hilang akibat penerapan
sistem distrik. Misalnya, jika sebuah partai memperoleh suara 10 % secara nasional, namun ia tidak
memperoleh kursi dalam suatu distrik, maka partai tersebut akan memperoleh kompensasi kira- kira
sampai 10 % kursi di parlemen.

Sistem Pemilihan Semi Proporsional


Sistem yg mengkonversi suara menjadi kursi dengan hasil yg berada di antara sistem pemilihan proporsional
dengan mayoritas dari sistem plural- majority
a. Parallel system (PS), seperti juga pada MMP, setiap pemilih mungkin menerima hanya satu surat
suara yang digunakan untuk memilih calon ataupun partai (Korea Selatan) atau surat suara terpisah,
satu untuk kursi Mayoritas/Pluralitas dan satunya untuk kursi Proporsional (Jepang, Lithuania, dan
Thailand).
b. Sistem pemilihan limited vote (LV), sistem campuran antara sistem pemilihan single non-
transferable vote dng sistem pemilihan block vote, karena menyertakan distrik wakil majemuk dan
calon legislatif. dimana sistem Mayoritas/ Pluralitas yang digunakan untuk distrik- distrik dengan
lebih dari satu
c. Sistem pemilihan single non- transferable vote. Setiap pemilih punya 1 suara, tetapi ada lebih 1 kursi
yg hrs diisi dlm setiap distrik. Jd calon legislatif dan partai dng suara terbanyaklah yg mengisi posisi
legislatif.

Anda mungkin juga menyukai