Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338716913

ANATOMI FISIOLOGI GENETIKA DAN NEURLOGI

Presentation · January 2020

CITATIONS READS
0 939

1 author:

Setia Budi
Universitas Negeri Padang
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

nursing in special education View project

All content following this page was uploaded by Setia Budi on 21 January 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANATOMI FISIOLOGI GENETIKA DAN NEURLOGI
EPILEPSI

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Nurhastuti, S.Pd., M.Pd.


Setia Budi, S.Kep, Ns, M.Kep.

Disusun Oleh Kelompok 13 :

Suci Raudatul Qalby (19003164)


Cici Indrayeni (19003052)

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah subhanahu wata’ala yang telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Anatomi Fisiologi Genetika dan
Neorologi. Shalawat beringan salam tidak lupa pula kita panjatkan kepada junjungan
kita nabi Muhammad S.A.W. Adapun judul makalah ini adalah “ Epilepsi”.

Saat penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan


bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan kepada
penulis saat membuat makalah ini.

Hanya doa yang bisa sampaikan, semoga segala bantuan yang diberikan
kepada penulis dibalas dan dinilai sebagai amal ibadah Allah SWT. penulis
menyadari bahwa makalah inimasih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan kritikan besrta saran yang sifatnya membangun agar dapat
memberikan kesempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah ini dibuat semoga
bermanfaat bagi kita semua.

Padang,27 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………..i
Daftar isi…………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..1
C. Tujuan……………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis – Jenis Epilepsi…………………………………………………….3
B. Faktor Penyebab Epilepsi………………………………………………..5
C. Pertolongan Bagi Epilepsi………………………………………….........6
D. Pencegahan Berjangkitnya Epilepsi……………………………………..6
E. Bentuk Pengobatan Epilepsi……………………………………………..6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………...7
B. Saran………………………………………………………………….....7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologi yang utama pada


dasarnya epilepsy merupakan suatu penyakit susunan saraf pusat atau (SSP)
yang timbul akibat adanya ketidak seibangan polarisasi listrik diotak. Ketidak
seimbangan polarisasi listrik tersebut terjadi akibat adanya focus-fokus iritatif
pada neuron sehingga menimbulkan letupan muatan listrik spontan yang
berlebihan dari sebagian atau seluruh daerah yang ada didalam otak. Epilepsi
sering dihubungkan dengan disabilitas fisik, disabilitas mental, dan
konsekuensi psikososial yang berat bagi penyandangnya (pendidikan yang
rendah, pengangguran yang tinggi, stigma social, rasarendah diri,
kecenderungan tidak menikah bagi penyandangnya).
Epilepsi dihubungkan dengan angka cedera yang tinggi , angka
kematian yang tinggi, stigma social yang buruk, ketakutan, kecemasan,
gangguan kognitif, dan gangguan psikiatrik. Pada penyandang usia anak-
anakdan remaja, permasalahan yang terkait dengan epilepsy menjadi lebih
kompleks.
Dengan kata lain, tindakan medis dan rehabilitasi merupakan upaya
pemulihan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan sel otak yang lebih
luas, serta bertujuan mencegah terjadinya kekakuan otot dan sendi sehingga
tercapainya keselarasan antara perbaikan ditingkat pusat dan terpeliharanya
kondisi otot – otot penggerak sehingga membantu melatih pasien secara
bertahap untuk mencapai kemandirian pasien (Thomas, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis epilepsi?
2. Apa faktor penyebab epilepsi?
3. Bagaimana pertolongan bagi epilepsi?
4. Bagaimana cara pencegahan berjangkitnya epilepsi?
5. Apa saja bentuk pengobatan epilepsi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis epilepsi
2. Untuk mengetahui factor penyebab epilepsi
3. Untuk mengetahui pertolongan bagi epilepsi
4. Untuk mengetahuicara pencegahan berjangkitnya epilepsi
5. Untuk mengetahui bentuk pengobatan epilepsy
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Epilepsi

1.Grandmal
Pada keadaan yang khas serangan dimulai dengan kejang tonik kemudian
disusul oleh kejang klonik. Pada fase tonik badan pasien menjadi kaku dalam
sikap opistotonus. Bila kejang tonik ini kuat udara dikeluarkan dengan kuat dari
paru melalui pita suara sehingga terdengar bunyi yang disebut jerit epilepsi
(epileptic cry). Fase tonik ini biasanya berlangsung 20-60 detik kemudian disusul
fase klonik. Selama fase klonik pasien menderita sianosis karena pernafasan
terhenti dan terdapat pula kongesti vena. Pada fase klonik terjadi kejang umum
yang melibatkan semua anggota gerak dan otot-otot pernafasan serta otot rahang .
Terjadilah gerak bernafas stertorus dan keluar busa dari mulut. Iidah dapat tergigit
saat kejang ini bahkan ngompol karena sfingter kandung kemih ikut kontraksi.
Bentuk grandmal merupakan serangan yang terberat. Biasanya fase klonik
berlangsung kira-kira 40 detik tetapi dapt juga lebih lama. Setelah fase 16 klonik
pasien terbaring dalam keadaan koma biasanya berlangsung kira- kira 1 menit
setelah itu pasien tertidur yang bisa berlangsung 2-3 jam.

2. Petit mal
Petit mal disebut juga sebagai kejang murni (typical absence) atau simple
absence. Bangkitan berlangsung singkat hanya beberapa detik (-15 detik). Pada
serangan epilepsi jenis petit mal yang terlihat sebagai berikut:
- Pasien tiba –tiba berhenti melakukan apa yang sedang ia lakukan ( misalnya
makan, membaca, berbicara, dan lain-lain).
- Ia memandang kosong, melongo (staring). Pada saat ini tidak bereaksi bila
diajak berbicara atau bila dipanggil karena ia tidak sadar.
- Setelah beberapa detik ia kemudian sadar dan meneruskan lagi apa yang sedang
ia lakukan sebelum serangan terjadi. Pada serangan petit mal selain terdapat
kehilangan kesadaran dan melongo, dapat juga dijumpai mata berkedip dengan
frekuensi 3 kali perdetik. Waktu serangan terjadi ( kesadaran menurun ) pasien
tidak jatuh hanya agak terhuyung. Tidak didapatkan inkontinensia urine dan juga
tidak terdapat aura. Frekuensi serangan petit mal bervariasi dari 2 atau 3 bulan
sampai beberapa ratus kali dalam sehari. Bila serangan banyak dalam satu hari
keadaan mental dapat terganggu karena frekuensi kesadaran menurun. Faktor
keturunan mempunyai peranan besar pada petit mal ini.

3. Status petit mal


Bila serangan epilepsi terjadi berturut-turut atau beruntun, dan serangan
berikutnya telah mulai sebelum pasien pulih dari serangan sebelumnya, hal 17 ini
disebut status epileptikus. Pada serangan status petit mal ini pasien tidak
memandang kosong tetapi dalam kaeadaan bengong, dalam keadaan disorientasi.
Status petit mal dapat berlangsung sampai 24 jam atau lebih, tetapi pada umumya
hanya beberapa menit. Bila telah diperiksa keadaan EEG dan ternyata petit mal
dan diberikn pengobatan umumnya baik.

4. Spasme Infantil
Spame infantil ditandai oleh serangan yang berbentuk spasmus yang masif
dari otot-otot badan . Didapatkan fleksi dari badan dan anggota gerak bawah
dengan abduksi serta fleksi dari lengan. Terdapat gerak kejutan dari otot fleksor
ekstremitas dan kepala. Gerak kejut ini berlangsung singkat tetapi dapat berulang
beberapa kali berturut-turut. Kadang kejutan ini disertai jeritan dari pasien
sehingga orang tua mengira anaknya kesakitan ,juga dapat terjadi kejutan otot
ekstensor. Menurut gambaran EEG-nya jenis ini disebut epilepsi jenis
hipsaritmia. Bangkitan umur 3bulan sampai 2 tahun . Gerak kejut ini umumnya
terjadi pada waktu bangun atau hendak tidur. Untuk memastikan diagnosis akan
lebih mudah setelah dilakukan EEG dan menunjukkan kelainan yang khas,
gelombang lambat bervoltase tiggi yang tidak teratur dengan gelombang paku
multifokal. Infantil spasme biasanya menunjukkan adanya kerusakan yang luas
dan difus didalam otakyang dapat disebabkan bermacam-macam penyebab,
misalnya anoksia otak yang berat, hipiglikemia, teberous sclerosis, penyakit-
penyakit metabolik, degeneratif atau cacat anatomik pada otak. Sering pula bayi
mempunyai riwayat kelahiran dan prenatal yang patologis (Ngastiyah,2005).

B. Faktor Penyebab Epilepsi


Adapun penyebab epilepsi adalah :
1. Penghentian pengobatan secara tiba-tiba.
2. Pengobatan yang tidak memadai.
3. Adanya gangguan atau penyakit dalam otak.
4. Kehamilan
5. Kurang tidur
6. Keracunan alcohol
Sebagian penderita epilepsi tidak diketahui penyebabnya (idiopatik)
dan sebagian ada yang dapat diketahui (simptomatik). Faktor penyebab lain
yang diketahui adalah :
1. Kelainan kongenita letak
2. Komplikasi kehamilan, persalinan.
3. Gangguan metabolic, hipoglikemia, hipoklasemia, hypernatremia.
4. Infeksi, radang yang disebabkan oleh bakteri atau virus pada otak dan
selaputnya
5. Trauma, kontusio, serebri, hematoma, subaraknoid, subdural.
6. Neoplasma otak dan selaputnya
7. Kelainanpembuluh darah, malformasi, penyakit kologen.
8. Keracunan campora, feneitiazin, air.

C. Pertolongan Bagi Epilepsi


1. Bersikap tenang, penderita dibawa ketempat aman.
2. Bebaskan penderita dari perlengkapan yang menghambat pernafasan.
3. Tidak perlu menahan gerak penderita saat kejang.
4. Jangan masukan benda-benda keras ke mulut.
5. Jangan diberimakan atau minum.
6. Tunggulah penderita selama serangan sampai sadar kembali.

D. Pencegahan Berjangkitnya Epilepsi


1. Mengkonsumsi air kelapa muda
2. Mengkonsumsi akar baru cina
3. Menghindari stress
4. Gaya hidup sehat
5. Hindari cedera kepala
6. Hindari mengkonsumsi narkba dan alcohol
7. Hindari cahaya terang,lampu kelap-kelip dan ransangan visual lainnya
yang bisa memicu kaget

E. Bentuk Pengobatan Epilepsi


1. Diazepan Intravena 10mg/5 menit maksimal 60, 60 mg. setelah kejang
berhenti berikan 10 mg diazepang intramuskulus tiap 3 jam. Pasang infus,
berikan glukosa 10 %. Diazepang dapat diberikan dalam infus bila perlu
dengan dosis 200 mg dalam 24 jam.
2. Bila dengan infus diazepang setelah satu jam terdapat serangan kejang
suntikan intravena fenition 10 mg/kg/ berat badan.
3. Bila masih ada kejang, setelah tindakan diatas berikan kloralhidrat dengan
infus perrektum 3-4 gr, yang dihentikan setelah serangan-serangan kejang
berhenti berikan fenobarbita 200-300 mg intramuskulus sekali sehari.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologi yang utama pada
dasarnya epilepsy merupakan suatu penyakit susunan saraf pusat atau (SSP)
yang timbul akibat adanya ketidak seibangan polarisasi listrik diotak.
Epilepsi terbagi dua yaitu :
1.) Sawan parsial
2.) Sawan umum
Sebagian penderita epilepsi tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) dan
sebagian ada yang dapat diketahui(simptomatik). Salah satu upaya
pencegahan epilepsi dapat dilakukan dengan cara menghindari stress dan gaya
hidup yang sehat.

B. Saran
Dari pembahasan diatas mungkin saja masih banyak kekurangan
dalam penyampaian materi maupun cara penyusunannya maka penulis
mengharapkan saran dari para pembaca makalah ini dan semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Iswari,Mega dan Nurhastuti.2010.Anatomi Fisiologi dan Neurologi Dasar.


Padang:UNP Press

http://repository.utu.ac.id/994/1/BAB%20I_V.pdf

Budi, ...., & Syahfitri, .... (2018). HUBUNGAN LAMA WAKTU MENDERITA
STROKE DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN KLIEN DALAM MELAKUKAN
AKTIVITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI. Jurnal Kesehatan
Saelmakers PERDANA (JKSP), 1(2), 58-65. doi:10.32524/jksp.v1i2.382
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai