net/publication/338716913
CITATIONS READS
0 939
1 author:
Setia Budi
Universitas Negeri Padang
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Setia Budi on 21 January 2020.
DOSEN PENGAMPU:
Puji syukur bagi Allah subhanahu wata’ala yang telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Anatomi Fisiologi Genetika dan
Neorologi. Shalawat beringan salam tidak lupa pula kita panjatkan kepada junjungan
kita nabi Muhammad S.A.W. Adapun judul makalah ini adalah “ Epilepsi”.
Hanya doa yang bisa sampaikan, semoga segala bantuan yang diberikan
kepada penulis dibalas dan dinilai sebagai amal ibadah Allah SWT. penulis
menyadari bahwa makalah inimasih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan kritikan besrta saran yang sifatnya membangun agar dapat
memberikan kesempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah ini dibuat semoga
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………..i
Daftar isi…………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..1
C. Tujuan……………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis – Jenis Epilepsi…………………………………………………….3
B. Faktor Penyebab Epilepsi………………………………………………..5
C. Pertolongan Bagi Epilepsi………………………………………….........6
D. Pencegahan Berjangkitnya Epilepsi……………………………………..6
E. Bentuk Pengobatan Epilepsi……………………………………………..6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………...7
B. Saran………………………………………………………………….....7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis epilepsi?
2. Apa faktor penyebab epilepsi?
3. Bagaimana pertolongan bagi epilepsi?
4. Bagaimana cara pencegahan berjangkitnya epilepsi?
5. Apa saja bentuk pengobatan epilepsi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis epilepsi
2. Untuk mengetahui factor penyebab epilepsi
3. Untuk mengetahui pertolongan bagi epilepsi
4. Untuk mengetahuicara pencegahan berjangkitnya epilepsi
5. Untuk mengetahui bentuk pengobatan epilepsy
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Epilepsi
1.Grandmal
Pada keadaan yang khas serangan dimulai dengan kejang tonik kemudian
disusul oleh kejang klonik. Pada fase tonik badan pasien menjadi kaku dalam
sikap opistotonus. Bila kejang tonik ini kuat udara dikeluarkan dengan kuat dari
paru melalui pita suara sehingga terdengar bunyi yang disebut jerit epilepsi
(epileptic cry). Fase tonik ini biasanya berlangsung 20-60 detik kemudian disusul
fase klonik. Selama fase klonik pasien menderita sianosis karena pernafasan
terhenti dan terdapat pula kongesti vena. Pada fase klonik terjadi kejang umum
yang melibatkan semua anggota gerak dan otot-otot pernafasan serta otot rahang .
Terjadilah gerak bernafas stertorus dan keluar busa dari mulut. Iidah dapat tergigit
saat kejang ini bahkan ngompol karena sfingter kandung kemih ikut kontraksi.
Bentuk grandmal merupakan serangan yang terberat. Biasanya fase klonik
berlangsung kira-kira 40 detik tetapi dapt juga lebih lama. Setelah fase 16 klonik
pasien terbaring dalam keadaan koma biasanya berlangsung kira- kira 1 menit
setelah itu pasien tertidur yang bisa berlangsung 2-3 jam.
2. Petit mal
Petit mal disebut juga sebagai kejang murni (typical absence) atau simple
absence. Bangkitan berlangsung singkat hanya beberapa detik (-15 detik). Pada
serangan epilepsi jenis petit mal yang terlihat sebagai berikut:
- Pasien tiba –tiba berhenti melakukan apa yang sedang ia lakukan ( misalnya
makan, membaca, berbicara, dan lain-lain).
- Ia memandang kosong, melongo (staring). Pada saat ini tidak bereaksi bila
diajak berbicara atau bila dipanggil karena ia tidak sadar.
- Setelah beberapa detik ia kemudian sadar dan meneruskan lagi apa yang sedang
ia lakukan sebelum serangan terjadi. Pada serangan petit mal selain terdapat
kehilangan kesadaran dan melongo, dapat juga dijumpai mata berkedip dengan
frekuensi 3 kali perdetik. Waktu serangan terjadi ( kesadaran menurun ) pasien
tidak jatuh hanya agak terhuyung. Tidak didapatkan inkontinensia urine dan juga
tidak terdapat aura. Frekuensi serangan petit mal bervariasi dari 2 atau 3 bulan
sampai beberapa ratus kali dalam sehari. Bila serangan banyak dalam satu hari
keadaan mental dapat terganggu karena frekuensi kesadaran menurun. Faktor
keturunan mempunyai peranan besar pada petit mal ini.
4. Spasme Infantil
Spame infantil ditandai oleh serangan yang berbentuk spasmus yang masif
dari otot-otot badan . Didapatkan fleksi dari badan dan anggota gerak bawah
dengan abduksi serta fleksi dari lengan. Terdapat gerak kejutan dari otot fleksor
ekstremitas dan kepala. Gerak kejut ini berlangsung singkat tetapi dapat berulang
beberapa kali berturut-turut. Kadang kejutan ini disertai jeritan dari pasien
sehingga orang tua mengira anaknya kesakitan ,juga dapat terjadi kejutan otot
ekstensor. Menurut gambaran EEG-nya jenis ini disebut epilepsi jenis
hipsaritmia. Bangkitan umur 3bulan sampai 2 tahun . Gerak kejut ini umumnya
terjadi pada waktu bangun atau hendak tidur. Untuk memastikan diagnosis akan
lebih mudah setelah dilakukan EEG dan menunjukkan kelainan yang khas,
gelombang lambat bervoltase tiggi yang tidak teratur dengan gelombang paku
multifokal. Infantil spasme biasanya menunjukkan adanya kerusakan yang luas
dan difus didalam otakyang dapat disebabkan bermacam-macam penyebab,
misalnya anoksia otak yang berat, hipiglikemia, teberous sclerosis, penyakit-
penyakit metabolik, degeneratif atau cacat anatomik pada otak. Sering pula bayi
mempunyai riwayat kelahiran dan prenatal yang patologis (Ngastiyah,2005).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologi yang utama pada
dasarnya epilepsy merupakan suatu penyakit susunan saraf pusat atau (SSP)
yang timbul akibat adanya ketidak seibangan polarisasi listrik diotak.
Epilepsi terbagi dua yaitu :
1.) Sawan parsial
2.) Sawan umum
Sebagian penderita epilepsi tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) dan
sebagian ada yang dapat diketahui(simptomatik). Salah satu upaya
pencegahan epilepsi dapat dilakukan dengan cara menghindari stress dan gaya
hidup yang sehat.
B. Saran
Dari pembahasan diatas mungkin saja masih banyak kekurangan
dalam penyampaian materi maupun cara penyusunannya maka penulis
mengharapkan saran dari para pembaca makalah ini dan semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.utu.ac.id/994/1/BAB%20I_V.pdf
Budi, ...., & Syahfitri, .... (2018). HUBUNGAN LAMA WAKTU MENDERITA
STROKE DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN KLIEN DALAM MELAKUKAN
AKTIVITAS PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI. Jurnal Kesehatan
Saelmakers PERDANA (JKSP), 1(2), 58-65. doi:10.32524/jksp.v1i2.382
View publication stats