Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEORI MODEL KEPERAWATAN MENURUT HENDERSON

Untuk Memenuhi Nilai Kelompok Mata Kuliah Filsafat dan Teori Model Keperawatan

Dosen Pengampu: Khusana Rahma, S.Kep., M.Tr.Kep

Di Susun Oleh:

Karta

Ririn Silvia Dewi

Try Gina Budiarti

Vera Fajriah N

Yani Meliyani

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN (KAMPUS 2 RS CIREMAI)

Jln.Pangeran Drajat No.40A, Drajat, Kec.Kesambi, Kota Cirebon 45133

(2020/2021)
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Teori Model
Keperawatan Menurut Henderson.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi nilai kelompok mata kuliah Filsafat dan Teori
Model Keperawatan pendidikan Program S1 Keperawatan Non Reguler di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kuningan (Kampus 2 RS. Ciremai).
Dalam penyelesaian makalah ini, kami dapat menyelesaikan bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami membuka diri untuk menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
perbaikan penulisan maupun penyusunan makalah pada masa mendatang.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi kami
dan bagi pembaca, Aamiin.

Cirebon, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1...............................................................................................................................Latar
Belakang...............................................................................................................4
1.2...............................................................................................................................Rumusan
Masalah................................................................................................................5
1.3...............................................................................................................................Tujuan
Penulisan..............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Teori Keperawatan Virginia Henderson..............................................................6
2.2.Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson...........................................6
2.3.Model Keperawatan Virginia Henderson.............................................................7
2.4.Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan.............................................8
2.5.Konsep Utama Teori Henderson..........................................................................9
2.6.Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan........................................12
2.7.Tujuan Keperawatan Menurut Henderson...........................................................13

BAB III PENUTUP


3.1.Kesimpulan..........................................................................................................14
3.2.Saran.....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat sakit
atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan, pemulihan,
atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka
mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955;
Henderson, 1996). Proses keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya
adalah kebebasan. Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar
semua orang dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini : fisiologis,
psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama perawat dan klien
bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai tujuannya, tujuan
keperawatan menurut Virginia Henderson 1955 bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan
kesehatan lainnya (Tomey dan Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan kekuatannya
lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat membantu klien
melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu
baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan,
penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.
      Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang
dimilikinya diantaranya : pertama, manusia akan mengalami perkembangan mulai dari
pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua, dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi
mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan
kesehatan; ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat
melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Teori keperawatan menurut Virginia Henderson
1.2.2. Definisi keperawatan menurut Virginia Henderson
1.2.3. Model keperawatan menurut Virginia Henderson
1.2.4. Hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
1.2.5. Konsep utama teori Virginia Henderson
1.2.6. Aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan
1.2.7. Tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Mengetahui teori keperawatan menurut Virginia Henderson
1.3.2. Mengetahui definisi keperawatan menurut Virginia Henderson
1.3.3. Mengetahui model keperawatan menurut Virginia Henderson
1.3.4. Mengetahui hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
1.3.5. Mengetahui konsep utama teori Virginia Henderson
1.3.6. Mengetahui aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan
1.3.7. Mengetahui tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Teori Keperawatan Virginia Henderson


Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan
keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu personel militer
yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer
di Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar B.S. dan M.A. di
bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale
UniversitySchool of Nursing. Ia menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic University
of America, Pace University, University of Rochester, University of Western Ontario, dan
Yale University. Bukunya yang di publikasikan antara lain The Nature of
Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960), dan The Principles and Practice of
Nursing (1939).

2.2.Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson


Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi keperawatan).
Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya. Ia
menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan
fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan Henderson dengan seorang ahli
fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah definisi
keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat
adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya
melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau
proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia
memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Di samping itu,
Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The
Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu
individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan
tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap
menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

2.3.Model Keperawatan Virginia Henderson


Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting yang telah memberi
pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model
konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari identitasnya
sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam
layanan kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai
1950-an, perawat lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang
pertama yang mencarifungsi unik dalam keperawatan.
Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik
keperawatan pada masa itu.
Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan, perubahan sosial tidak
diragukan lagi memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan ide-idenya.
Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmi perilaku memiliki pengaruh besar pada
pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an. Oleh karena itu inisiatifnya
diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek psikososial dari perawatan
pasien. Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan model konseptual
oleh International Council of Nurses (ICN).
Konstribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi keperawatan berikut yang saat
ini menjadi definisi yang sudah diterima secara umum: “Fungsi unik dari perawat adalah
untuk membantu individu, sehat atau sakit, dalam hal memberikan kesehatan atau
pemulihan (kematian yang damai) yang dapat ia lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki
kekuatan, kemauan, atau pengetahuan. Dan melakukannya dengan cara tersebut dapat
membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin.”
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak melakukan
penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan
definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi
empat belas jenis tugas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian
asuhan keperawatan menjadi empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model
keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
 Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus dipenuhi
 Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak mungkin
Sayangnya, tidak selalu memungkinkan bagi seseorang untuk menempatkan diri pada
posisi pasien, dan kalaupun memungkinkan hal tersebut tidak selalu pas. Pada situasi ini
kebutuhan pasien sulit untuk dipenuhi.
Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada semua kebutuhan dasar
dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan
bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut
sebagai contoh adalah :
 Rumah sakit umum
 Rumah sakit jiwa
 Institusi untuk penderita cacat mental
 Rumah perawatan
 Keperawatan distrik
 Perawatan di rumah
Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumah sakit
umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan.
Dalam modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk
pengawasan asuhan. Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
 Urutan aktifitas yang harus dilakukan
 Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
 Perubahan-perubahan yang harus dibuat

2.4.Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan


2.4.1.Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu
kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal.
Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan fisiologis dan
emosional.

2.4.2.Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi
yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
2.4.3.Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan
kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai
tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan
manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah
ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit
adalah keterbatasan kemandirian.
2.4.4.Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau
sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah
untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin.
Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya
melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak
disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson
menjelaskannya lebih lanjut.

2.5.Konsep Utama Teori Henderson


Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan
lingkungan.
2.5.1.Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk
meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen
yang merupakan komponen penanganan perawatan. Ke 14 kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa
takut, atau pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga,
mereka merupakan satu kesatuan (unit). Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan
dasar yang harus menjadi fokus asuhan keperawatandipengaruhi oleh:
 Usia
 Kondisi emosional (mood dan temperamen)
 Latar belakang sosial dan budaya
 Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan ketidakmampuan
sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif; status mental.
2.5.2.Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat
maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai
fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar
manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus
memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.

2.5.3.Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan,
kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
2.5.4.Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit
akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan
klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan,
mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasienyang gawat, perawat berperan sebagai pengganti (subtitute) di
dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kamauan
pasien yang berkurang. Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah
kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan
sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan
kembali kemandiriannya. Kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun
manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, parawat
berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai mitra
(partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi
pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien memiliki kebituhan dasar yang
harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasiberdasarkan kondisi
patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau
budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
     Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa
perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter  memberi perintah
kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien
dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana
perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh dokter. Hubungan
perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat digambarkan sebagai berikut.

2.6.Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan


Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan 
menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan
langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi
pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu
pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan
mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen
penanganan perawatan dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan
14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan metode observasi,
indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setalah data terkumpul, perawat menganalisis
data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil
analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis
keperawatan, menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam
memenuhi kebutuhannya-dengan atau tanpa bantuan-serta dengan mempertimbangkan
kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan
rencana perawatan sesuai kebutuhan individu-termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika
ditemukan adanya perubahan-serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu
dalam keadaan sakit atau sehat. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu
individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna
memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya
meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung
pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan
kemampuan intelektual serta fisik individu. Tarakhir, perawat mengevaluasi pencapaian
kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.

2.7.Tujuan Keperawatan Menurut Henderson


Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah untuk
bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien
untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan
mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang
mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana
D). Menurut Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai
kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat
belas kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan
adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan
fokus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah
mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya
tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar, tidak rumit
dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik
keperawatan oleh sebagian besar perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan
digunakan di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang untuk memandu
kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk publikasi ICN,
yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan Henderson, itu adalah
penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik untuk melihat bagaimana holisme atau
teori sistem umum menjelaskan hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar.
Konfirmasi dari ada tidaknya daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk
memperjelas apa yang perawat harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain
fisik.
Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi keperawatan, ia
pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam pengembangan praktik
keperawatan, pendidikan, dan, lisensi. Karyanya harus dianggap sebagai awal dan dorongan
bagi perawat mengejar gelar akademis tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik
keperawatan dan untuk mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien.

3.2. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori
keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori keperawatan menurut
Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan
praktik keperawatan. 
DAFTAR PUSTAKA

https://dekenefuji.blogspot.com/2017/11/makalah-teori-keperawatan-virginia.html

http://indikesma.blogspot.com/2013/05/makalah-teori-dan-model-keperawatan_9543.html

Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan Profesional di
Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Anda mungkin juga menyukai