Anda di halaman 1dari 9

Bagaimana cara mengobati nyeri dada?

Nyeri dada dapat ditangani dengan 2 cara, yaitu dengan konsumsi obat-obatan tertentu dan
operasi. Penanganan yang dipilih akan disesuaikan dengan gejala dan penyebab sakit di dada.

Obat yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk mengobati nyeri dada adalah sebagai berikut:

1. Nitrogliserin

Nitrogliserin biasanya berupa tablet yang diminum dengan cara diletakkan di bawah lidah. Obat
ini dapat membantu menenangkan arteri jantung, sehingga darah dapat mengalir lebih mudah.
Beberapa obat tekanan darah juga bisa digunakan untuk menenangkan dan melebarkan
pembuluh darah.

2. Aspirin

Apabila dokter menduga bahwa nyeri dada yang Anda alami berhubungan dengan masalah
jantung, maka dokter akan meresepkan aspirin.

3. Obat pelarut penggumpalan darah

Biasa juga disebut sebagai obat trombolitik, obat ini berfungsi untuk melarutkan pembekuan
atau penggumpalan darah yang menghalangi aliran darah dari dan menuju jantung Anda.

4. Obat pengencer darah

Jika penggumpalan terjadi di pembuluh arteri jantung atau paru-paru Anda, maka dokter akan
memberi resep obat yang mengencerkan darah. Hal ini dapat membantu mencegah
terbentuknya lebih banyak gumpalan.

5. Obat penekan asam

Dokter akan meresepkan obat penetralisir kadar asam di dalam perut Anda apabila rasa sakit di
bagian dada berkaitan dengan masalah asam lambung.

6. Antidepresan

Apabila Anda mengalami nyeri di dada akibat serangan panik, Anda mungkin akan diberikan
resep untuk mengonsumsi obat antidepresan yang dapat membantu mengontrol gejala-gejala
nyeri dada.

Prosedur bedah dan lainnya


Selain konsumsi obat-obatan, dokter mungkin juga akan merekomendasikan beberapa
prosedur operasi untuk menghilangkan rasa sakit di dada, seperti:

1. Operasi bypass
Dalam prosedur operasi bypass, dokter bedah akan mengambil pembuluh darah dari bagian
lain tubuh Anda, yang kemudian akan digunakan sebagai jalur alternatif untuk darah agar bisa
mengalir menuju bagian arteri yang tersumbat.

2. Pemasangan balon atau stent

Prosedur ini dilakukan apabila nyeri di dada Anda disebabkan oleh penyumbatan di arteri
jantung Anda.

Dokter akan menggunakan tabung kecil atau kateter dengan balon di ujungnya, yang kemudian
dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar di pangkal paha. Balon akan diisi udara agar arteri
dapat melebar kembali.

Dalam beberapa kasus, tabung tersebut dibiarkan berada di arteri untuk menjaga arteri agar
tetap terbuka.

3. Perbaikan diseksi

Tindakan lain yang akan dilakukan dokter bedah adalah perbaikan diseksi aorta. Operasi ini
dilakukan ketika terjadi kerusakan pada arteri yang membawa darah dari jantung ke seluruh
bagian tubuh.

4. Perbaikan pada paru-paru

Jika Anda menderita cedera pada bagian paru-paru, dokter akan memasukkan tabung ke dalam
dada dan kemudian memompa paru-paru Anda agar kembali berfungsi dengan normal.

Apa saja perubahan-perubahan gaya hidup atau pengobatan


rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dada?
Apabila Anda mengalami nyeri di dada yang berkaitan dengan masalah pencernaan atau otot,
Anda dapat mencoba melakukan pengobatan rumahan di bawah.

Namun, jika nyeri di dada disebabkan oleh masalah yang lebih serius seperti penyakit jantung
atau paru-paru, Anda harus segera meminum obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.

Berikut adalah pengobatan rumahan yang dapat membantu meredakan rasa sakit di dada:

1. Kacang almond

Masalah pencernaan seperti refluks asam lambung ke kerongkongan yang sering disebut
GERD, dapat menyebabkan rasa terbakar di dada, dan kondisi ini bisa diredakan dengan
mengonsumsi kacang almond. Kandungan alkali yang tinggi di dalamnya dapat membantu
menetralisir asam di kerongkongan. Meski demikian, belum terdapat cukup bukti mengenai teori
tersebut. Pasalnya almond memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Bagi sebagian orang
lemak dapat memicu refluks asam lambung karena makanan berlemak menyebabkan sfingter
esofagus bagian bawah menjadi rileks sehingga asam lambung mudah refluks ke
kerongkongan.
2. Minum minuman hangat

Pengobatan lain yang dapat Anda coba adalah meminum air panas atau hangat. Tujuannya
adalah untuk menghilangkan gas apabila rasa nyeri diakibatkan oleh kembung. Air hangat juga
dapat membantu memperlancar pencernaan.

Salah satu minuman hangat yang dapat Anda coba adalah teh hibiscus. Teh jenis ini terbukti
dapat menghilangkan kembung, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi kolesterol.

3. Menggunakan cold pack  (kompres)

Nyeri dada yang disebabkan oleh cedera otot dapat diredakan dengan menempelkan cold
pack atau kompres pada dada.

Selain melakukan pengobatan rumahan, Anda dapat mengganti pola makan dan gaya hidup
Anda sehari-hari untuk menjaga kesehatan Anda secara keseluruhan, terutama jantung yang
sering kali menjadi penyebab utama nyeri dada.

4. Berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi

Ketika sakit dada menyerang, segera berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan.
Hal ini dapat membantu meringankan rasa nyeri akibat naiknya asam lambung.

5. Jahe dan kunyit

Kedua bumbu dapur ini ternyata bermanfaat sebagai pengobatan antiinflamasi.


Sebuah studi membuktikan bahwa jahe dapat mengurangi rasa mual. Selain itu, kunyit berguna
untuk meringankan rasa sakit. Anda dapat mencoba minum susu hangat yang dicampur
dengan kunyit.

Pengobatan Nyeri Dada


Pengobatan nyeri dada tergantung kepada penyebab yang mendasarinya. Beberapa
jenis obat yang dipakai untuk mengatasi nyeri dada adalah:

 Obat untuk melebarkan pembuluh darah jantung, seperti nitrogliserin.


 Obat yang mengurangi produksi asam lambung, misalnya penghambat pompa
proton.
 Obat pengencer darah, seperti aspirin atau heparin.
 Obat penghancur gumpalan darah, misalnya streptokinase.
 Obat antidepresan, seperti fluoxetine.

Selain obat-obatan, dokter juga bisa melakukan tindakan medis di bawah ini:

 Pasang ring jantung


Metode ini dilakukan oleh dokter jantung, yang bertujuan untuk meningkatkan
aliran darah jantung dengan melebarkan pembuluh darah yang tersumbat,
menggunakan balon dan ring.
 Operasi bypass jantung
Operasi ini dilakukan dengan menyambungkan pembuluh darah baru sebagai
jalan pintas atau jalur alternatif dari pembuluh darah yang tersumbat.
 Reinflasi paru-paru
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan tabung ke rongga dada, guna
mengembalikan bentuk paru-paru yang kolaps (mengempis).
 Perbaikan diseksi aorta
Dokter akan memperbaiki pembuluh darah yang robek dengan tindakan operasi.

Pengobatan Klaudikasio Intermiten


Penanganan klaudikasio intermiten yang segera dilakukan dapat mencegah penyakit ini
memburuk, serta mengurangi efek dari gejala-gejala yang ditimbulkan.
Pengobatan klaudikasio intermiten umumnya dimulai dengan usaha mengubah atau
memperbaiki pola hidup yang kurang sehat menjadi lebih sehat. Misalnya dengan:

 Mengonsumsi makanan sehat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi, serta


memperbanyak asupan buah-buahan dan sayur-sayuran.
 Melakukan latihan atau olah raga secara teratur, yang disesuaikan dengan
kondisi tubuh.
 Selalu memosisikan tubuh bagian bawah, terutama tungkai atau kaki, tetap lebih
rendah dari posisi jantung ketika tidur.
 Menghindari cedera pada tungkai dan kaki.
 Tidak mengonsumsi obat-obatan yang mengandung pseudoephedrine, karena
efeknya dapat makin menyempitkan pembuluh darah.

Apabila kondisi tidak juga membaik setelah menjalani usaha-usaha di atas, maka
beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi klaudikasio intermiten
adalah:

 Mengonsumsi obat. Umumnya dokter akan memberikan obat resep


berupa aspirin untuk mengurangi risiko penyumbatan pada pembuluh darah.
Selain aspirin, dokter juga bisa memberikan obat-obat lainnya untuk
melancarkan sirkulasi darah, seperti clopidogrel, dipyridamole, atau ticlopidine.
Pemakaian tablet cilostazol dapat membantu dalam melancarkan sirkulasi darah
dan mengurangi gejala-gejala klaudikasio intermiten. Bagi pasien yang tidak bisa
mengonsumsi cilostazol, dokter bisa merekomendasikan
penggunaan pentoxifylline. Sedangkan pemberian obat penurun kolesterol,
seperti atorvastatin, bisa dilakukan oleh dokter kepada pasien yang juga memiliki
aterosklerosis.
 Angiopasti. Pada kondisi klaudikasio intermiten yang tergolong serius,
penanganannya akan dilakukan melalui angioplasti. Prosedur ini bertujuan untuk
melebarkan pembuluh darah yang mengalami penyempitan dengan
memasukkan serta menggembungkan balon kecil di dalam pembuluh darah
yang menyempit guna melancarkan sirkulasi darah.
 Operasi pembuluh darah. Pada prosedur ini, dokter akan mengambil pembuluh
darah yang masih sehat dari bagian tubuh lainnya untuk menggantikan
pembuluh darah yang rusak atau menyebabkan klaudikasio intermiten. Kondisi
ini menyebabkan pembuluh darah baru tersebut menjadi jalur alternatif
menggantikan pembuluh arteri yang mengalami penyumbatan.

Komplikasi Klaudikasio Intermiten


Komplikasi klaudikasio intermiten dapat berupa sirkulasi darah pada tungkai atau
lengan yang menjadi sangat terhambat, sehingga nyeri tetap berlangsung walau
sedang tidak melakukan aktivitas fisik. Pada kondisi ini, bagian tungkai atau lengan juga
menjadi terasa dingin. Selain itu, penderita klaudikasio intermiten yang mengalami
penyakit arteri perifer, dapat menimbulkan luka yang sulit sembuh. Luka tersebut dapat
mengakibatkan gangrene, yaitu suatu kondisi matinya jaringan tubuh karena tidak
mendapatkan pasokan darah yang cukup, sehingga dapat berujung kepada amputasi.

Pencegahan Klaudikasio Intermiten


Klaudikasio intermiten bisa dicegah dengan cara mengurangi faktor-faktor risikonya, di
antaranya adalah dengan:

 Menjaga nilai kolesterol dan tekanan darah normal.


 Menjaga berat badan tetap ideal.
 Berolahraga secara rutin.
 Menjaga kadar gula darah normal, terutama bagi penderita diabetes.
 Menghentikan kebiasaan merokok.

Kapan terjadi nyeri intermiten?

enderita klaudikasio intermiten, awalnya merasakan nyeri saat melakukan aktivitas atau olah
raga. Namun, seiring tingkat perkembangan penyakit yang makin buruk, nyeri bisa dirasakan
setelah beraktivitas, ketika tubuh sedang beristirahat, bahkan saat tidak melakukan kegiatan
apa pun.
Infark miokard

Manifestasi Klinis[sunting | sunting sumber]


Gejala umum dari infark miokard adalah nyeri dada yang menyebar sampai ke punggung dan
tangan. Beberapa pasien memiliki gejala prodromal (cepat lelah, sakit dada ringan, sesak nafas
ringan, nyeri ulu hati ) atau mempunyai riwayat CAD (Coronary Artey Disease), tetapi sekitar
setengah laporan dari kasus Infark Miokard mengatakan tidak ada gejala yang dirasakan
sebelumnya (Silent Heart Attack)
Namun pada umunya manifestasi klinis yang terjadi meliputi ;

1. Sakit dada: Ini adalah gejala kardinal dari Infark Miokard. Biasanya nyeri berada pada
daerah substernal yang dapat menyebar ke lengan, rahang, leher, atau bahu kiri. Nyeri
biasanya digambarkan seperti tertumpuk benda berat, meremas, dada seperti remuk dan
dapat bertahan selama 12 jam atau lebih.
2. Sesak napas: Karena kebutuhan oksigen meningkat dan penurunan pasokan oksigen, maka
terjadilah sesak napas.
3. Gangguan pencernaan: Gangguan pencernaan hadir sebagai hasil dari stimulasi sistem
saraf simpatik.
4. Takikardia dan takipnea: Untuk mengimbangi pasokan darah kaya oksigen yang menurun,
sistem saraf menstimulasi denyut jantung dan laju pernapasan menjadi cepat.
5. Efek Katekolamin: Pasien mungkin mengalami seperti kesejukan di ekstremitas, berkeringat,
dan gelisah.
6. Demam: Biasa terjadi pada awal infark.[2]

Etiologi[sunting | sunting sumber]
Penyebab paling sering adalah oleh ruptur lesi aterosklerotik pada arteri koroner yang menyebabkan
pembentukan trombus yang menyumbat arteri lalu mengakibatkan terhentinya pasokan darah ke
regio jantung yang disuplainya.[3]

Patofisiologi[sunting | sunting sumber]
Pada individu yang kekurangan vitamin dan nutrien pokok lainnya, terutama vitamin C di berjuta-juta
sel dinding vaskuler selama bertahun-tahun akan merusak/melemahkan fungsi pembuluh darah.
Kondisi ini menyebabkan terbentuknya celah-celah yang akan semakin membesar pada dinding
arteri, terutama arteri koroner.[4]
Mekanisme otomatis tubuh untuk memperbaiki kerusakan dilakukan melalui produksi
molekul lemak (termasuk kolesterol), gula, faktor pembeku dan faktor lainnya di hati dalam jumlah
yang lebih dari biasanya, kemudian disalurkan melalui aliran darah ke dinding arteri koroner. [5]
Karena arteri koroner telah mengalami kerusakan yang berat, maka dibutuhkan penanganan yang
intensif, atau dengan kata lain terjadi peningkatan lebih tinggi lagi dari faktor-faktor tersebut.
[4]
 Sejumlah besar faktor-faktor tersebut lama kelamaan akan tertimbun di bawah endotel di banyak
arteri tubuh. Bila timbunan ini sampai menembus endotel, daerah ini akan diinvasi oleh jaringan
fibrosa dan seringkali mengalami kalsifikasi, yang berujung pada pembentukan plak aterosklerotik
yang menonjol ke dalam lumen pembuluh darah.[6]
Plak ini cenderung mengalami ruptur akibat ketegangan dari regangan yang diakibatkan oleh aliran
darah. Ruptur plak menyebabkan paparan kolagen subendotel dan aktivasi kaskade pembekuan,
yang selanjutnya memicu agregasi trombosit yang mengakibatkan keadaan iskemik. Derajat oklusi
koroner dan kerusakan miokardium ini juga dipengaruhi oleh kerusakan endotel akibat pembentukan
plak. Iskemia yang berat dan lama akan menyebabkan suatu regio nekrosis yang terbentang di
seluruh ketebalan dinding miokard.[3]

Faktor Risiko[sunting | sunting sumber]


Faktor-faktor yang dapat memicu terhadap risiko terjadinya infark miokard antara lain:

 Individu dengan defisiensi vitamin C menahun.[4]


 Riwayat merokok.
Rokok ditengarai mengandung radikal bebas/ molekul agresif yang merusak sel-sel dalam
pembuluh darah.[4] Vitamin C selain bekerja sebagai koenzim juga bekerja sebagai
antioksidan untuk menghancurkan substansi asing. [7] Oleh karena vitamin C berhadapan
langsung melawan radikal bebas tersebut, ia lah yang akan pertama kali hancur. Jumlah
vitamin C yang sedikit akan menyebabkan kerusakan sel-sel pembuluh darah. [4]

 Stres berkepanjangan serta aktivitas fisik tidak sehat


Hormon stres seperti adrenalin yang dilepaskan saat stres akan menggunakan vitamin C
tubuh.[4] Dalam publikasi katalog Prevention of Cardiovascular Disease, aktivitas fisik yang
kurang akan menyebabkan penurunan fungsi endotel, yang menyebabkan penurunan fungsi
pelebaran dan kontrol terhadap otot dalam pembuluh darah. [8]

 Riwayat penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus


Jika faktor genetik yang ada diperkuat dengan faktor-faktor lain di atas, kondisi ini semakin
memperkuat risiko terjadinya penyakit jantung.[3] Kelebihan glukosa pada diabetes yang lalu
dipicu oleh defisiensi vitamin C akan meningkatkan risiko. Studi klinis telah membuktikan
bahwa vitamin C berkontribusi tidak hanya dalam mencegah komplikasi kardiovaskular,
tetapi juga membantu menormalkan keseimbangan metabolisme glukosa. [4]

Tahapan Infark Miokard[sunting | sunting sumber]


Tahapan infark melalui pemeriksaan elektrokardiografi (EKG):
1. Iskemia
Tanda khas dianggap spesifik dan bermakna bila ditemukan depresi ST horizontal dan
landai ke bawah bila lebih dari 1 mm. Inversi T dapat menjadi penanda adanya iskemia bila
berbentuk simetris dan berujung lancip. Inversi U cukup menjadi penanda spesifik.
2. Injuri
Ciri dasarnya adalah elevasi ST, yang pada umumnya dianggap menunjukkan injuri di
daerah subepikardial. Sedangkan injuri pada daerah subendokardial ditunjukkan dengan
depresi ST yang dalam.[9]
3. Nekrosis
Ditunjukkan dengan adanya gelombang Q patologis, yaitu Q yang lebar dan dalam dengan
syarat lebar >4 mm atau >25% tinggi R. Adanya gelombang Q patologis di 2 lead atau lebih,
pada lead yang berdekatan adalah akibat infark yang lama, segmen ST dan gelombang T
mungkin sudah kembali normal.[10]
Pemeriksaan Penunjang[sunting | sunting sumber]

 EKG
Elevasi segmen ST menunjukkan nekrosis pada dinding ventrikel miokard.[3] Hal ini turut
memicu munculnya Q patologis. [2]

 Laboratorium
Peningkatan terhadap kadar enzim kreatinin kinase (CK dan CK-
MB), mioglobin dan troponin menunjukkan adanya nekrosis pada miokard. [11]
Pada saat terjadi infark juga ditunjukkan dengan peningkatan laktit dehidrogenase (LDH)
dan serum glutamik oksaloasetik transminase (SGOT).[12]

 Radiografi dada
Normal ukuran jantung yang terlihat pada foto rontgen adalah kurang dari 50%
rongga thoraks.[3]

Klasifikasi Infark Miokard


a. Infark Miokard Subendokardial
Infark Miokard Subendokardial terjadi akibat aliran darah subendokardial yang relatif menurun
dalam waktu yang lama sebagai akibat perubahan derajat penyempitan arteri koroner atau
dicetuskan oleh kondisi-kondisi seperti hipotensi, perdarahan dan hipoksia (Rendy & Margareth,
2012).

b. Infark Miokard Transmural


Pada lebih dari 90% pasien infark miokard transmural berkaitan dengan trombosis koroner.
Trombosis sering terjadi di daerah yang mengalami penyempitan arteriosklerosik. Penyebab
lain lebih jarang di temukan (Rendy & Margareth, 2012).

Etiologi Infark Miokard


Suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga menyebabkan kematian sel-sel
jantung. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut diantaranya
disebabkan oleh 3 faktor :

a. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard


Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh tiga faktor, antara lain faktor kecepatan pembuluh
darah sebagai jalan darah mencapai sel-sel jantung, sirkulasi atau kelancaran peredaran darah
dari jantung keseluruh tubuh sampai kembali lagi ke jantung, anemia, hipoksia, dan polisitemia
(Kasron, 2012).
b. Meningkatnya kebutuhan Oksigen Tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi diantaranya
dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan COP. Akan tetapi jika orang tersebut
telah mengidap penyakit jantung, mekanisme kompensasi justru pada akhirnya makin
memperberat kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai
oksigen tidak bertambah.

c. Faktor Resiko
Faktor resiko dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : Faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan
faktor resiko yang tidak bisa dimodifikasi. Faktor Resiko yang dapat dimodifikasi merupakan
faktor resiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan intervensi tertentu maka bisa dihilangkan.
Yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya: merokok, konsumsi alkohol, infeksi, hipertensi
sistemik, obesitas, kurang olahraga, penyakit diabetes. Sedangkan faktor resiko yang tidak bisa
dirubah atau dikendalikan, yaitu: usia ,jenis kelamin, riwayat keluarga, ras, geografi dan tipe
kepribadian.

Infark Miokard mengganggu fungsi ventrikuler dan presdiposisi terhadap perubahan


hemodinamik yang meliputi: kemunduran kontraksi, penurunan stroke volume, gerakan dinding
abnormal, penurunan fraksi ejeksi peningkatan ventrikuler kiri pada akhir sistole dan volume
akhir diastole, dan peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikuler. Mekanisme kompensasi
output cardial dan perfusi yang mungkin meliputi stimulasi refleks simpatetik untuk
meningkatkan kecepatan jantung, vasokontriksi, hipertrofi ventrikuler, serta retensi air tuntutan
dengan dan menurunkan tuntutan terhadap oksigen.

Proses penyembuhan infark miokard memerlukan waktu beberapa minggu. Dalam waktu 24
jam terjadi edema seluler dan infiltrasi leukosit. Enzim-enzim jantung dibebaskan menuju sel.
Degradasi jaringan dan nekrosis terjadi pada hari kedua atau ketiga. Pembentukan jaringan
parut dimulai pada minggu ketiga sebagai jaringan konektif fibrous yang menggantikan jaringan
nekrotik, jaringan parut menetap terbentuk dalam 6 minggu sampai 3 bulan (Rendy &
Margareth, 2012).

Daftar Pustaka
 Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 3.
Jakarta: EGC.
 Hudak, Gallo. 1995. Keperawatan Kritis Pedekatan Holistik Edisi VI. Jakarta:EGC. 
 Rendy M. Clevo & Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai