Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP KEBIDANAN

( REWARN DAN SANKSI )

Disusun Oleh:

Marwati : PBA 200013

POLITEKNIK BAUBAU
SULAWESI TENGGARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah tentang “REWARD DAN SANKSI” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Pancasila. Saya ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan saya juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

2 Februari 2021

Marwati
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II ISI
2.1 Reward

2.1.1 Bentuk-bentuk Reward

2.1.2 Kriteria pelayanan bidan

2.1.3 Standar Praktik Kebidanan

2.2 Sanksi

2.2.1 Hak dan kewajiban bidan ditinjau dari sudut pandang kode etik

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan jasa,
tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan/hak untuk
menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Sedangkan sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan atau
penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku bagi bidan
yang melanggar kode etik dan hak / kewajiban bidan yang telah diatur oleh organisasi
profesi,karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku bagi anggota IBI dalam
menjalankan praktek profesinya yang telah disepakati dalam Kongres Nasional IBI. Contoh
sanksi bidan adalah pencabutan izin pratek bidan SIPB sementara atau bisa juga berupa
denda.

1.2 Rumusan Masalah

Apa sajakah rewand dan sanksi Bidan ?


1.3 Tujuan

Untuk mengetahui cakupan dari rewand dan sanksi Bidan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Reward

Reward adalah Penghargaan yang diberikan oleh pemerintah atau organisasi profesi atau
masyarakat kepada tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasar
pengabdian, prestasi kerja,berjasa pada Negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Reward adalah penghargaan, penghormatan. Menurut PP 32/1996, pasal 25 ; Reward
diberikan pada Tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasar prestasi
kerja, pengabdian, kesetiaan, berjasa pada negara atau meninggal pada saat melaksanakan
tugas. Penghargaan tersebut dapat diberikan oleh pemerintah atau organisasi profesi dan oleh
masyarakat

Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan jasa, tetapi
juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan / hak untuk menjalankan
praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam pelayanan
maternal dan perinatal. Dengan jumlah sekitar 73.000 orang yang tersebar di seluruh
Indonesia, profesi bidan tentu berada dekat dengan masyarakat yang sewaktu-waktu
memerlukan pertolongnnya. Salah satu tantangan yang harus di hadapi adalah tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan berkualitas. Tantangan ini memang bukan tanggung jawab
bidan semata, namun juga menyangkut peran profesi lain. Keberadaan bidan memiliki posisi
strategis,mengingat sebagian besar persoalan bidan di tuntut untuk memiliki ketrampilan
yang lebih baik, disertai kemampuan untuk menjalin kerja sama dengan pihak yang terkait
dalam persoalan kesehatan reproduksi di masyarakat Reward atau sanksi bertujuan untuk
menignkatkan kualitas bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2.1.1 Bentuk-bentuk Reward

Bentuk penghargaan dapat berupa : kenaikan pangkat, tanda jasa, uang atau bentuk
lain. Jenis penghargaan yang sering diberikan antara lain:

 Bidan bersih berprestasi


 Bidan bintang
 Bidan sahabat
 Bidan delima
 Bidan teladan
 Bidan bintang adalah penghargaan pada bidan senior ataupun yunior di tingkat
provinsi

Kriteria Bidan Bintang :

B Bersih kerja, bersih hati

I  Mengikuti IPTEK

D Dedikasi tinggi

A Pelayanan Akurat

N Aman dan nyaman jika dilayani bidan

B Melayani KB

I  Memperhatikan PI

N Asuhan sesuai standar

T Melakukan Imunisasi dengan tepat

A ASI eksklusif

N Nutrisi penyuluhan Gizi

G Merujuk gawat darurat dengan tepat

 Bidan Delima Adalah BPS yang mampu memberikan pelayanan yang berkualitas
dalam bidang Kb dan kesehatan reproduksi. Melaksanakan pelayanannya sesuai
dengan standar profesi yang diadaptasi oleh profesi, sehingga dapat menurunkan
angka kematian ibu dan bayi

 TUJUAN PROGRAM BIDAN DELIMA

Meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat

Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencari pelayanan yang telah terstandar

Meningkatkan kebanggaan professional bidan

Mengembangkan kepemimpinan bidan dimasyarakat

Meningkatkan cakupan pelayanan keluarga berancana dan kesehatan reproduksi


 Kompetensi yang harus dimiliki oleh bidan Delima

Pengetahuan

Keterampilan

Prilaku

 Manfaat bidan delima untuk BPM adalah memberikan pembinaan dan penghargaan
untuk meningkatkan kualitas

Manfaat bidan delima untuk masyarakat untuk mengetahui tempat pelayanan


berkualitas serta mendapatkan pelayanan berkualitas dan harga terjangkau

 Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3, hak adalah kewenangan untuk
berbuat sesuatu yang telah di tentukan oleh undang-undang atau aturan tertentu.
Bidan di Indonesia memiliki organisasi profesi, yaitu ikatan bidan atau IBI, yang
mengatur hak dan kewajibn serta penghargaan dan sanksi bagi bidan. Setiap bidan
yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan berhak dan wajib menjadi anggota
IBI.

2.1.2 Kriteria pelayanan bidan

Kriteria pelayanan dikatakan berhasil jika memenuhi standar pelayanan yaitu :


1. Falsafah dan tujuan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, filosofi dan tujuan
pelayanan kebidanan yang efektif dan efisien
2. Administrasi dan pengelolaan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan stándar
pelayanan prosedur tetap dan pelaksanaankegiatan pengelolaan yang kondusif yang
memungkinkan terjadinya praktik pelayanan kebidanan akurat
3. Staf dan pimpinan
Pengelola pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan sumber daya
manusia agar pelayanan berjalan efektif dan efisien
4. Fasilitas dan peralatan
Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan pelayanan
5. Kebijakan dan prosedur
pengelola pelayan kebidanan memiliki kebijakan dalam penyelenggaraan
pelayanan dan pembinaan personal menuju pelayanan berkulitas
6. Pengembangan staf dan program pendidikan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staff dan
perencanaan pendidikan sesuai dengan kebutuhan pelayanan
7. Standar Asuhan
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan/manajemen
kebidananyang diterapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada
klien
8. Evaluasi dan pengendalian Mutu
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan kebidanan
yang dilaksanakan secara berkesinambungan

2.1.3 Standar Praktik Kebidanan

1. Metode Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan


langkah: pengumpulan data, analisis data, penentuan diagnosa perencanaan pelaksanaan,
evaluasi dan dokumentasi
2. Pengkajian pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan
3. Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulkan
4. Rencana Asuhan kebidanan berdasarkan asuhan kebidanan
5. Tindakan dilaksanankan berdasarkan rencana dan perkembangan kedaan klien
dilanjutkan dengan evaluasi
6. Partisipasi klien dilakukan bersama klien & keluarga dalam rangka peningkatan
pemeliharan dan pemulihan kesehatan
7. Pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara kontinue
8. Evaluasi dilaksanakan terus menerus & seiring dengan tindakan
9. Dokumentasi dilakukan sesuai dengan Standar dokumentasi asuhan kebidanan yang
diberikan

2.2 Sanksi

Sanksi adalah Tindakan hukum yang diberikan kepada seseorang yang telah melanggar
hukum. Menurut Kamus besar bahasa Indonesia Sanksi adalah Tanggungan (Tindakan
hukuman) untuk memaksa orang menepati perjanjian/mentaati ketentuan undang-undang.
Sanksi adalah pemberian penilaian yang sifatnya menyakitkan atau hukuman yang biasanya
diberikan kepada seseorang yang melanggar peraturan.
 Bentuk Sanksi
Sanksi untuk bidan diberikan pada bidan yang dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai
dengan peraturan atau perundangan yang berlaku, maka bidan tersebut dapat dikenakan sanksi
antara lain:

• Teguran lisan

• Teguran tertulis

• Pencabutan izin praktek.

• Pencabutan ijazah
 Hukum

Hukum adalah himpunan petunjuk atas kaidah/norma yang mengatur tata tertib di dalam
suatu masyarakat, oleh karena itu harus di taati oleh masyarakat yang bersangkutan. Hukum
adalah aturan didalam masyarakat tertentu. Hukum di lihat dari isinya terdiri atas norma atau
kaidah tentang apa yang boleh dilakukan dan tidak, dilarang atau diperbolehkan.
 Landasan Hukum
1. Kepmenkes No. 900 /Menkes/SK/VII/ 2002 Tentang Registrasi dan Praktik bidan
2. Standar Pelayanan Kebidanan
3. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Tentang tenaga kesehatan
4. PP No 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Kepmenkes 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang organisasi dan tata kerja Depkes
6. UU No.22/1999 tentang otonomi daerah
7. UU No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
8. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi

 Kode Etik Profesi

1. Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komperhensif suatu profesi
yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam menjalankan pengabdian profesi.
2. Kode etik adalah Norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi
yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas profesinya.
3. Etika profesi adalah norma-norma yang berlaku bagi bidan dalam memberikan
pelayanan profesinya seperti yang tercantum dalam kode etik bidan

 Istilah dalam etik :

Legislasi (Lieberman) adalah ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban
seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan dan pengabdiannya. Legislasi adalah
proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada
melalui serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi), Registrasi (pengaturan
kewenangan), dan Lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan).

TUJUAN LEGISLASI :
Adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang telah
diberikan, bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi ;
• Mempertahankan kualitas pelayanan
• Memberkan kewenangan
• Menjamin perlindungan hukum
• Meningkatkan Profesionalisme

 Sertifikasi Adalah dokumen penguasan kompetensi tertentu melalui kegiatan pendidkan


formal maupun non formal (pendidikan berkelanjutan), ada dua bentuk kelulusan, yaitu ;
ijasah dan serifikat
 Registrasi Adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan dirinya
pada suatu badan tertentu secara periodik, guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk
melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh badan tersebut. Registrasi bidan artinya proses pendaftaran, pendokumentasian, dan
pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau
standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu
melaksanakan praktik profesinya.

 Lisensi Adalah pemberian ijin praktik sebelum diperkenalkan melakukan pekerjaan yang
telah ditetapkan.Tujuannya untuk membatasi kewenangan dan untuk meyakinkan klien.
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang
berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah terintegrasi untuk
pelayanan mandiri.

 Deontologi/Tugas merupakan keputusan yang diambil berdasarkan keterikatan/Berhubungan


dengan tugas dalam pengambilan keputusan,perhatian utama pada tugas

 Hak merupakan keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak
berbeda dengan keinginan,kebutuhan dan kepuasan

 Instusionist merupkan keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik kasus
perkasus. Dalam teori ini kewajiban dan peraturan sama pentingnya

 Beneficience merupakan keputusan yang diambil klien harus selalu menguntungkan klien

 Mal- eficience marupakan Keputusan yang diambil merugikan klien

 Malpraktik/lali

 Gagal melakukan tugas/kewajiban kepada klien

 Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar

 Melakukan tindakan yang mencederai klien

 Klien cidera karena kegagalan melaksanakan tugas

Malpraktik terjadi karena :

 Ceroboh

 Lupa

 Gagal mengkomunikasikan
 Menghadapi masalah etik moral dan dilema dalam praktik kebidanan ;

Informed choice

Membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan
dialaminya

Pencegahan konflik etik, meliputi empat hal ; Urutannya yaitu:

 Informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien


atau walinya yang berhak, terhadap bidan untuk melakukan sesuatu tindakan
kebidanan terhadap pasien sesudah memperoleh informasi lengkap dan yang
difahaminya mengenai tindakan itu.

 Negosiasi/ perundingan

 Persuasi/meyakinkan

 komite etik

2.2.1 Hak dan kewajiban bidan ditinjau dari sudut pandang kode etik

 Hak Bidan

1. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
2. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat jenjang
pelayanan kesehatan.
3. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien atau keluarga yang bertentangan dengan
peraturan dengan peraturan perundangan dan kode etik profesi.
4. Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik
oleh pasien, keluarga maupun oleh profesi lain.
5. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun
pelatihan.
6. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan
yang sesuai.
7. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

 Kewajiban Bidan :
1. Bidan wajib mematuhi peraturan sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut
dengan rumah sakit ,rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi
dengan menghormati hak-hak klien
3. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau
keluarga
5. Bidan wajib memberikan kesempatan pada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinannya
6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien
7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan
serta risiko yang mungkin timbul
8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan
dilakukan
9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang dilakukan
10. Bidan wajib mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya
melalui pendidikan formal maupun informal
11. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara timbal balik
dalam memberikan asuhan kebidanan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan jasa, tetapi
juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan, atau hak, untuk
menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

2. Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak atu kewajiban bidan yang
telah diatur oleh organisasi profesi.

3. Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien,
masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai kebidanan
dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran
profesionalnya. Dengan demikian bidan yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara etis profesional

3.2 Saran

Penghargaan bagi bidan bisa di berikan dalam bentuk imbalan jasa atau pengakuan
sebagai profesi bidan dan pemberian hak dan kewenangan kepada bidan dalam menjalankan
tugasnya sebagai bidan. Misalnya tidak pernah bermasalah dengan hokum dan selalu
berjalan seiring dengan kode etik bidan dan standar profesi bidan yang ada. Tapi menurut
kelompok kami, sebaiknya juga di sediakan rencana berprestasi bagi bidan yang memiliki
prestasi dlam prakteknya atas pengabdiannya kepada Negara.

.
DAFTAR PUSTAKA

Reniyanti A., S.ST, M.Kes. 2020. Konsep Kebidanan. Politeknik. Baubau

http://ferranovidetaviani.blogspot.com/2010/12/sistem-penghargaan-bagi-bidan.html

http://ibibblog.blogspot.com/2009/01/sistem-penghargaan-bagi-bidan.html

http://leranthia.blogspot.com/2010/03/makalah-penghargaan-bagi-bidan.html

Anda mungkin juga menyukai