Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR NYERI AKUT

DI RUANG CENDANA 2

RSUD KARDINAH TEGAL

LP MINGGU KE 2

Oleh :

Nama : DEDE TRI MULYONO

NIM : 200104013

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

TAHUN 2020

1
A. Definisi
International Association for Study of Pain (IASP) menyatakan
nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional
yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan
yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial
(Smeltzer & Bare, 2001).
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif
dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasi perasaan tersebut. Secara umum nyeri dapat didefinisikan
sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun sedang (Iqbal, 2007).
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi
tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu (Potter & Perry, 2005).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial,
atau yang digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau
lambat dengan intensitas ringan hingga berat dengan berakhirnya dapat
diantisipasi atau diprediksi dan dengan durasi < 3 bulan (NANDA, 2018).
Nyeri kronis adalah pengalaman sensori dan emosional tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial,
atau yang digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba atau
lambat dengan intensitas ringan hingga berat terjadi konstan atau berulang
yang berakhirnya dapat diantisipasi atau diprediksi dan dengan durasi >3
bulan (NANDA, 2018).
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah
perasaan tidak nyaman yang disebabkan stimulus.

1
B. Anatomi

C. FisiologiNyeri
Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri
terhadap empat proses tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi,
danpersepsi. Transduksi nyeria dalah proses rangsangan yang mengganggu
sehingga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Trasmisi nyeri
melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat terinduksi
melewati saraf perifer sampai termal di medulla spinalis dan jaringan
neoron-neuron pemancar yang naik dan medulla spinalis keotak. Medulas
inyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari
otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri yang setinggi medulla
spinalis. Medulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang

2
menimbulkan atau meningkatkan aktivitas direseptor nyeri aferen primer.
Akhirnya, persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang
bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktivitas transmisi nyeri oleh saraf.
Mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak dibelakang
tenggorokan dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat
berbagai perubahan aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual
seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung dan peristaltik.
Peningkatan tonus duodenum dan jejunum menyebabkan terjadinya
refluksisidodenum ke dalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat
bukti yang mengesankan bahwa ini menyebabkan mual.Tanda dan gejala
mual sering kali adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendakmuntah,
hendak pingsan, berkeringat, dan takikardia.

D. Patofisiologis
Proses nyeri dimulai dari stimulasi hosiseptor oleh stimulus hox
IVS sampai terjadinya pengalaman subjektif nyeri adalah suatu seri
kejadian elektrolit dan kimia yang dibagi menjadi 4 fase, yaitu :
1. Transduksi
Stimulai Nasiseptor oleh stimulus Noxivs pada jaringan yang
kemudian akan mengakibatkan stimulasi nasiseptor dimana disini
stimulus noxivs tersebut akan dirubah menjadi potensial aksi, potensial
aksi tersebut akan ditransmisikan menuju neuron susunan saraf pusat
yang berhubungan dengan nyeri.
2. Transmisi
Tahap pertama transmisi adalah konduksi impuls dari neuron
aferen primer ke korno dossalis medula spinalis. Pada kono dorssalis
ini neuron eferen primer bersinap dengan neuron ssp. Dari sini
jaringan neuron tersebut akan naik keatas di medula spinalis menuju
batang otak dan thalamus, selanjutnya ada hubungan timbal balik
antara thalamus dan ssp yang lebih tinggi di  otak yang mengurusi
respon persepsi dan afektif yang berhubungan dengan nyeri.

3
3. Modulasi
Sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat
modulasi sinyal yang diketahui adalah pola kornu dorsalis medula
spinalis.
4. Persepsi
Merupakan proses terakhir dimana pesan nyeri direlai menuju ke
otak dengan menghasilkan pengalaman nyeri yang tidak
menyenangkan.

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Faktor-faktor yang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya
adalah:
a. Arti nyeri
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir
sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti
membahayakan, merusakdan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu seperti usia, jenis kelamin, latar belakang social
budaya, lingkungan dan pengalaman.
b. Persepsi nyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif
tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif). Persepsi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat memicu stimulasi
nociceptor.
c. Toleransi nyeri
Toleransi ini hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang
dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol,
obat-obatan, hipnotis, gesekan atau garukan, pengalihan perhatian,
kepercayaan yang kuat, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang

4
menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,
nyeri yang tidak kunjung hilang, sakit dan lain-lain.
d. Reaksi terhadap nyeri
Merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan,
gelisah, cemas, menangis dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk
respons nyeri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti arti
nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya,
harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa takut dan cemas, usia
dan lain-lain.

F. Macam-Macam Gangguan Yang Mungkin Terjadi Pada Pemenuhan


Kebutuhan Dasar
Secara umum, nyeri dibagi menjadi dua, yaitu nyeri akut dan
kronis.Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan
cepat menghilang, yang tida kmelebihi 6 bulan dan ditandai dengan
adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang
timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri
kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri
psikosomatis.dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa
kategori, di antaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.
Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di
antarnya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent paint), nyeri
psikogenik, nyeri phantom dari ekstremitas, nyeri neurologis, dan lain-
lain. Nyeri somatic dan nyeri visceral ini umumnya bersumber dari kulit
dan jaringan di bawah kulit (superfisial) pada otot dan tulang. Perbedaan
dari kedua jenis nyeri ini dapat dilihat pada table berikut :

5
Karakteristik Nyerisomatic Nyeri visceral
Superfisial Dalam
Kualitas Tajam, Tajam, Tajam, tumpul ,
menusuk , tumpuldannyerit nyeriterusdanke
membakar erus jang
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulasi Abrasi yang Panas, iskemia, Iskemia,
terlalupanasdandi danpergeserante iritasikimiawi
ngin mpat
Reaksiotonom Tidak Ya Ya
Reflekskontraks Tidak Ya Ya
iotot

F. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian keperawatan
Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalaha dan
riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri,
kualitas dan waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan
cara PQRST :
1. P (pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri,
2. Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul atau
tersayat,
3. R (region), yaitu daerah perjalanan nyeri,
4. S (severity) adalah keparahan atau itensitas nyeri,
5. T (Time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien
melalui skala nyeri berikut:

6
b. Diagnosa keperawatan
Terdapat beberapa diagnosis yang berhubungan dengan masalah
nyeri, di antaranya:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik
2. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif

H. Rencana asuhan keperawatan

No. Dx Tujuan Intervensi


1 Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri
berhubungan keperawatan 2x24 jam I.08238
dengan Agen diharapkan n meningkat Nyeri O :
Pencedera Fisik menurun dengan kriteria hasil : - Identifikasi lokasi,
Tingkat Nyeri L.08066 karakteristik, durasi
KRITERIA EKSPEKTASI frekuensi, kualitas,
HASIL intensitas nyeri
1.Keluhan Menurun - Identifikasi skala
Nyeri Menurun nyeri
2.Meringis Menurun T:
3. Gelisah Menurun - Berikan Teknik
4.Kesulitan nonfarmakologis untuk
tidur mengurangi rasa nyeri
(terapi music, kompers
hangat/dingin, terapi

7
bermain)
E:
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
K : kolaborasi
pemberian analgetik
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan Pencegahan infeksi
behubungan keperawatan 2x24 jam I.14539
dengan efek diharapkan infeksi tidak terjadi O :
prosedur invasif dengan kriteria hasil: - Monitor tanda dan
Tingkat infeksi L.14137 gejala infeksi lokal dan
KRITERIA EKSPEKTASI siskemik.
HASIL T:
Color Menurun - berikan perawatan
Rubor Menurun luka pada mata.
Dolor Menurun E:
Tumor Menurun - jelaskan tanda dan
gejala infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat A. 2009. PengantarKebutuhanDasarManusia, Buku 1. Jakarta :

SalembaMedika

Iqbal, Wahid. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. EGC: Jakarta

Nanda – I Diagnosis KeperawatanDefinisidanKlasifikasi2015

Perry & Potter, 2009.Fundamental Keperawatan.Edisi 7.Jakarta :Salemba

8
Medika

Anda mungkin juga menyukai