Anda di halaman 1dari 37

TUGAS KELOMPOK I

PERAN DAN FUNGSI ADVOKASI PERAWAT

DISUSUN OLEH :

1. ALI DARMAWAN (117115)


2. CAHYA IRANI (117116)
3. DWI SULANDARI (117117)
4. EKOWAHYU ANDAYANI (117118)
5. EVIE NOOR HIDAYATI (117119)
6. IKA WIJAYANTI (117120)
7. KUSMIATI (117121)
8. KUSRIANA (117122)
9. LINA ISMAYANTI (117123)
10. LIS SETYANINGRUM (117124)
11. MARIA DWI SUSILOWATI (117125)
12. MARIA ULFA (117126)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO
SEMARANG 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Kritis
dengan judul “Peran dan Fungsi Advokasi Perawat”. Kami berterima kasih kepada Ibu
Ns.Felicia Risca R.,M.Kep,Sp.Kep.MB, Selaku dosen pengampu yang telah memberikan
arahan kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Demak, 30 Juli 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Konsep advokasi terus berkembang di bidang kesehatan termasuk dalam dunia
keperawatan. Advokasi ini sudah dirintis sejak zaman Florence Nigthtingale,
meskipun belum terkonsep langsung seperti perkembangan advokasi saat ini(Gyamfi
& Breya, 2016).
Advokasi pasien merupakan esensi intrinsik dari etika keperawatan
professional.Kebutuhan pasien merupakan kunci advokasi dalam keperawatan.
Advokasi menjadi inti dari komitmen profesional keperawatan terhadap perlindungan
hak azazi pasien, perlindungan pasien terhadap bahaya, dan asuhan keperawatan yang
berkualitas (Liske, 2014). Sehingga advokasi menjadi salah satu peran penting
perawat.
Perawat sebagai advokator dapat didefinisikan sebagai peran perawat-klien
untuk melindungi hak dan kepentingan klien sesuai dengan kebutuhan klien (Charles,
2017). Perawat mempunyai peran besar dalam mendorong dan melindungi
kepentingan klien dengan memberikan informasi yang dibutuhkan klien untuk
mengambil suatu keputusan(Motamed-jahromi et al., 2012 ; Med,2015).
Advokasi pasien adalah proses dimana perawat mengadvokasi, mendukung
dan mempromosikan kepentingan klien(Kible, 2012).Menurut (Rosiek & Leksowski,
2013)ada tiga dasar advokasi pasien dalam konteks hubungan perawat dan klien yaitu
hak azazi manusia, etik, dan empati.
Menurut (Charles, 2017 ; Kendall-taylor & Levitt, 2017)perawat berperan
penting dalam membantu pasien memahami penyakitnya dan membuat keputusan
dengan benar dan tepat.Sebelum menjalankan peran advokasi, perawat harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan terkait advokasi pasien agar perawat dapat
menunjukkan sikap positif dalam melindungi hak dan kepentingan pasien (Motamed-
jahromi et al., 2012). Selain itu perawat harus memahami apa yang diinginkan oleh
pasien tanpa ada rasa takut dari pasien untuk bertanya (Emrich et al., 2014).
Saat pasien mengalami ketidakberdayaan, pasien akan mempunyai harapan
besar kepada perawat untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan karen
perawat berada 24 jam bersama pasien (Laney,2013 ; Emrich, Fro, Bruns, Friedrich,
& Frewer, 2014)
Kurangnya advokasi yang efektif dalam pelayanan kesehatan akan berdampak
pada aspek keselamatan pasien dan kepuasan pasien. Advokasi pasien akan
meningkatkan keselamatan pasien dengan memastikan pelayanan dan perawatan yang
tersedia diberikan secara cepat, tepat dan aman. Manfaat advokasi pasien tidak hanya
terlihat dalam outcome pasien seperti penurunan angka pulang paksa, tetapi juga akan
meningkatkan image keperawatan di masyarakat dan status profesionalisme (Liske,
2014).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Branden, 2012) bahwa peran advokasi
perawat ini rumit dan tidak mudah dipahami oleh perawat, perawat harus memiliki
pengetahuan khusus dan percaya diri untuk dapat melakukan advokasi, serta pimpinan
yang tidak melihat peran perawat serta banyak pimpinan yang menganggap remeh
peran advokasi perawat
Sikap perawat disini lebih menekankan pada aspek moralitas sebagai seorang
perawat (Josse-Euklund, 2014). Sikap didefinisikan sebagai proses evaluatif atau
disposisi terhadap memberi respon positif atau negative terhadap objek, orang atau
kejadian. Sikap perawat yang diperlukan dalam advokasi pasien adalah kesadaran
(awareness), peduli (caring), belas kasih (compassion) (Ward, 2013; Josse-Euklund,
2014; Davoodvand, 2016, Kibble, 2012).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah peran dan fungsi advokasi perawat secara umum?
2. Apa saja yang harus dilakukan perawat dalam mengatasi masalah dalam kasus
tersebut?
3. Jelaskan mengapa harus melakukan hal tersebut?

C. TUJUAN

1. Agar mahasiswa mampu menjelaskan tentang peran dan fungsi advokasi perawat
secara umum
2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan tentang tindakan perawat dalam mengatasi
masalah dalam kasus tersebut
3. Agar mahasiswa mampu menjelaskan alasan perawat melakukan tindakan
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Advokasi adalah suatu tindakan yang digunakan untuk mengubah kebijakan ,
posisi, atau program dari berbagai macam insitusi atau lembaga mengajukan definisi
bahwa advokasi adalah bekerja dengan orang lain untuk membuat perubahan atau
perbedaan  (Advokasi konsep, tekhnik dan aplikasi di bidang kesehatan di Indonesia,
Prof Hadi Pratomo, 2015).
Advokasi adalah keikutsertaan orang orang dalam pembuatan keputusan yang
dapat mempengaruhi hidup mereka  (Advokasi konsep, tekhnik dan aplikasi di bidang
kesehatan di Indonesia, Prof Hadi Pratomo, 2015).

B. Peran Perawat Sebagai Advokasi


a. Pengertian Peran
Peran adalah harapan tentang bagaimana seseorang yang menduduki posisinya
menunjukan prilaku terhadap orang yang berada di posisi lain (Roy, 2014)
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi terlaksananya peran
Menurut Green cit Notoatmodjo (2013) peran atau perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: faktor predisposisi terwujud dalam:
1. pengetahuan; merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakan,
merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi suatu perilaku;
2. keyakinan; menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat;
3. nilai-nilai
c. Peran Perawat
Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang yang memenuhi kualifikasi sehingga dibenarkan mempunyai
kedudukan dalam suatu system pelayanan kesehatan (Pusdiknakes,2010), menurut
Doheney (2012) peran perawat terdiri dari:
1. Care giver/pemberi pelayanan
a. Memperhatikan individu dalam konteks sesuatu kebutuhan klien.
b. Perawat menggunakan nursing proses untuk mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah
psikologis.
c. Peran utama adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnose keperawatan yang
terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai dengan komplek.
2. Clien advocate/pembela pasien
Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasi informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan memberikan
informasi lain yang diperlukan untuk mengambil prsetujuan (inform consent)
atas tidakan keperawatan yang diberikan.
3. Consellor/konseling
a. Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi
klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
b. Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode
untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Konseling diberikan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu.
d. Pemecahan masalah difokuskan pada masalah mengubah perilaku hidup
sehat (prubahan pola interaksi)
4. Educator/pendidik
a. Peran ini dilakukan pada klien, keluarga, tim kesehatan lain baik secara
spontan maupun secara disepakati
b. Tugas perawat adalah membantu meningkatkan pengetahuan dalam upaya
meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang
spesifik
c. Dasar pelaksana peran adalah intervensi dalam nursing cara Planing
5. Coordinator /Koordinator
Peran perawat adalah mengarahkan, merencanakan, mengorganisasikan
pelayanan dari semua tim kesehatan. Karena klien menerima banyak
pelayanan dari banyak profesional misalnya nutrisi maka aspek yang harus
diperhatikan adlah jenis, jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara
memberikan, monitoring, motivasi edukasi dan sebagainya.
6. Collaborator/kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya
berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk
tukar pendapat terhadp pelayanan yang diperlukan klien, memberi dukungan,
panduan keahlian dan keterampilam dari berbagai profesional pemberi
pelayanan kesehatan.
7. Consultan/konsultann
Elemen ini secara tidak langsung berkait dengan permintaan klien dan
informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat
dikatakan keperawatan adalah sumber informasi yang berkaitan dengan
kondisi spesifik klien.
8. Change agent/perubah
Elemen ini mencakup perencanaan,kerjasama, perubahan yang sistematis
dalam hubungan dengan klien dn cara pemberian keperawatan kepada klien.
d.  Peranan perawat sebagai advokator
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan
tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional
maupun professional.
Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber
dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang
harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela
klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat
dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak
klien, hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien berhak
memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani perawatan. Hak
mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut:
 Penyakit yang dideritanya
 Tindakan medik apa yang hendak dilakukan
 Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya
 Alternatif terapi lain beserta resikonya
 Prognosis penyakitnya
 Perkiraan biaya pengobatan
 Hak atas pelayanan yang manusiawi,adil dan jujur
 Hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi
 Hak menyetujui/memberi ijin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
oleh perawat/tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
(informed consent). Kusnanto 2014

Dalam Pedoman Etik keperawatan hasil Munas PPNI tahun 2010, secara garis
besar merumuskan etik perawat, antara lain, Hubungan Perawat dan Klien
(pasien):
a) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan, klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik,   dan
agama yang dianut, serta kedudukan sosial.
b) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai nilai budaya, adat istiadat dan
kelagsungan hidup beragama dan klien.
c) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan
d) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan  tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku etentuan hukum yang
berlaku.
Peran advokasi perawat menurut Undang Undang No 38/2014 Tentang
Keperawatan, Pasal 38, tertulis :
Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berkewajiban :
a. Melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar
pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan keperawatan, standar operasional prosedur, kode etik, dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c. Menghormati hak Klien.
e. Tanggung jawab perawat advokat
Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa tanggung jawab
perawat dalam menjalankan peran advokat pasien adalah :
a. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara :
memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi
pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan
disertai penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan
menerima semua keputusan pasien.
b. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling
pasien, dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien
dengan tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi antara pasien,
keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar setiap individu memiliki pemahaman
yang sama, dan menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan yang
merawatnya.
c. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan
lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan
yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama
dalam perawatan.
f. Nilai-nilai Dasar yang Harus Dimiliki oleh Perawat Advokat
Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai advokasi
pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :
a. Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk
menentukan pilihan dan mengambil keputusan
b. Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang didasarkan atas
dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan
kesehatan, dan saling bebas dalam berpikir dan berperasaan
c. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui
cara memelihara kesehatannya.
g. Tujuan dan Hasil yang Diharapkan dari Peran Advokat Pasien
Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan kemampuan
pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan sebagai advokat
bagi pasien, perawat perlu meninjau kembali tujuan peran tersebut untuk
menentukan hasil yang diharapkan bagi pasien.
a. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner
dalam perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner perawat dalam
meningkatkan derajat kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan
bekerja sama dengan perawat dalam perawatannya.
b. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan
Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk menentukan
pilihan dalam pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban untuk
menjelaskan semua kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan pasien.
c. Memiliki saran untuk alternatif pilihan
Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk memberikan alternatif
pilihan pada pasiendan tetap memberi kesempatan pada pasien untuk memilih
sesuai keinginannya.
d. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan
pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua nilai-nilai dan
kepercayaan pasien.
e. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan saat berada di rumah
sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan berbagai hal.
Perawat berperan sebagai advokat untuk membantu dan memenuhi kebutuhan
pasien selama dirawat di rumah sakit.
h. Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat adalah
pasien akan :
a. Mengerti hak-haknya sebagai pasien
b. Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan-
pilihannya
c. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya
d. Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri
e. Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang
f. Mendapatkan pengobatan yang optimal
g. Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain
h. Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan,
i. Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien
BAB III

PEMBAHASAN

KASUS 1

Seorang pasien laki-laki bernama Tn.A berusia 65th, dirawat dengan cidera kepala disalah
satu RS di daerah Bekasi. Kondisi pasien saat ini dirawat di ruang ICU dan mengalami
kelumpuhan total (quardriplegia). Pasien mengalami bedrest dalam waktu cukup lama sejak
dirumah yaitu sekitar 6 bulan yang lalu. Akibat dari bedrest ia menderita pneumonia dan
ulkus dekubitus grade 4 pada area sacrum. Dokter menetapkan meresepkan ntuk menambah
pemberian dosis antibiotic dan pemasangan kateter sentral (CVC) karena pasien mengalami
kekurangan cairan dan beresiko dehidrasi. Pada saat perawat menginformasikan kepada
pasien terkait dengan penambahan dosis antibiotic dan pemasangan CVC, klien memberikan
penolakan untuk tidak diberi obat atau melakukan tindakan apapun kepadanya. Klien
menyatakan ingin meninggal dengan damai dan bermartabat. Namun disisi lain ketika
kondisinya menurun pasien selalu memanggil perawat dan nampaknya takut jika kondisinya
menurun.

Berdasarkan kasus diatas, diskusikan terkait peran dan fungsi advokasi perawat pada
kasus keperawatan kritis

PEMBAHASAN
1. Apa saja yang harus dilakukan perawat dalam mengatasi masalah tersebut sesuai dengan
peran dan fungsi advokasi perawat di ruang kritis?
Jawab :
a. Sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan
kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan
tradisional maupun professional.
b. Sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap
upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai
advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga
dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
c. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara :
memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien
dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan disertai
penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerima semua
keputusan pasien.
 Melakukan pendampingan pada pasien setelah pasien menerima penjelasan dari
dokter terkait penyakitnya
 Menggali perasaan pasien dan penerimaan pasien terkait penjelasan dokter
 Meminta pasien menjelaskan kembali informasi yang sudah diberikan
d. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien,
dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan
tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga
kesehatan lain agar setiap individu memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan
kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya.
 Memberikan pengertian kepada pasien bahwa keluarga pasien berhak tahu terkait
penyakitnya
 Memberikan penjelasan secara detail tentang prognosis penyakit
e. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan lingkungan
yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat
merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam perawatan
 Memotivasi keluarga dan lingkungan untuk mendukung proses pengobatan
 Memberikan edukasi kepada pasienuntukmeneruskanpengobatan yang di
berikanolehdokter
 Memberikandukungankepadapasienuntuktidaktakutterhadappenyakitnyadenganca
rapasien di mintauntukberdoasesuaikeyakinan-NYA

2. Jelaskan mengapa harus melakukan hal tersebut ?


Jawab :
 Agar pasien menerima kondisinya sehingga pasien termotivasi untuk melakukan
proses pengobatan
 Agar pasien tidak dihinggapi rasa depresi atas ketidakberdayaan dan keputusasaan
 Agar pasien merasa nyaman dan tenang serta tidak merasa takut lagi
 Agar perawat dapat meningkatkan perawatan akhir hidup pasien, supaya pasien
dapat meninggal dengan tenang,damai, bermartabat dan terhormat
 Agar pasien dapat meningkatkan kualitas hidup serta tetap aktif hingga akhir hayat.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Advokasi adalah suatu tindakan yang digunakan untuk mengubah kebijakan , posisi,
atau program dari berbagai macam insitusi atau lembaga mengajukan definisi bahwa
advokasi adalah bekerja dengan orang lain untuk membuat perubahan atau
perbedaan  (Advokasi konsep, tekhnik dan aplikasi di bidang kesehatan di Indonesia,
Prof Hadi Pratomo, 2015).
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien
dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan
oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.
Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan
fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien)
perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Hamid,Abdurrahman.2011. Handout Nursing Advocacy

Munas VIII PPNI,”Standar Profesi dan Kode Etik Perawat Indonesia”,2010

Prof. Hadi Pratomo,“Advokasi Konsep Tekhnik dan Apliksi  Bidang Kesehatan di Indonesia


”,PT Rajagrafindo Persada, 2015

Undang undang No 38/2014  tentang Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai