Disusun oleh :
DWI SETIYANI
B111 14 548
DWI SETIYANI
B111 14 548
SKRIPSI
Pada
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
This study aims to determine what factors are causing the crime of theft with
violence using sharp weapons in the city of Makassar within the last three
years, as well as to know what efforts can be made to minimize the
occurrence of crime theft with violence that uses sharp weapons in the city of
Makassar.
The data obtained is then analyzed by comparing the actual and existing data
on factors causing theft of violent use of sharp weapons in the city of
Makassar, the reasons for using sharp weapons in carrying out its actions, as
well as any attempts made by the apparatus law enforcer.
Based on the analysis of the data and facts, the authors conclude among
other things: factors that affect the occurrence of crime theft with violence
using sharp weapons that are low economic factors, low educational factors,
environmental factors are poor and the weakness of law enforcement. The
reason the perpetrators use sharp weapons is to facilitate the conduct of their
actions, to threaten their victims so that they fear and surrender their
possessions and to protect themselves. Efforts made by law enforcement
officers are preventive and repressive efforts. The preventive efforts
undertaken by the Police are doing counseling and patrol. Repressive efforts
constitute the prosecution of the perpetrators of crime through a criminal
justice process and conduct guidance in the penitentiary
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah
dan ridho-Nya sehingga Penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini dengan
judul “Tinjauan Kriminologis Pencurian Dengan Kekerasan Yang
Menggunakan Senjata Tajam (Studi Kasus di Kota Makassar Tahun
2014-2016)” sebagai salah satu syarat tugas akhir dalam memperoleh gelar
Sarjana Hukum (S1) Pada Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu M.A selaku Rektor Universitas
2. Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin.
3. Prof. Dr. Ahmadi Miru, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
vii
Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. dan Prof. Dr.
Hamzah Halim, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin.
Universitas Hasanuddin.
6. Dr. Hj. Nur Azisa, S.H., M.H selaku Pembimbing II yang senantiasa
7. Prof. Dr. H. M. Said Karim, S.H., M.H., M.Si, Dr. Haeranah, S.H., M.H.
dan Dr. Hijrah Adhyanti Mirzana, S.H., M.H selaku Tim Penguji, yang
terkhusus Pak Appang, Pak Usman dan Pak Roni yang senantiasa
Universitas Hasanuddin.
viii
9. Porlestabes Kota Makassar beserta jajaranya atas segala bantuan dan
Terutama kepada Bapak Firman, Bapak Adi dan Ibu Afri yang telah
11. Seluruh keluarga besar Unit Kegiatan Mahasiswa Seni tari Universitas
12. Seluruh keluarga besar Unit Kegiatan Mahasiswa Bengkel Seni Dewi
14. Keluarga besar MMG, Zaitun Hamid Al-Hamid S.H, Puspitasari Rusdi
S.H, Andi Rima Febrina Sari A S.H, Hikmah Nur Rahma S.H, Salwah
Al-Qadri S.H, Didi Muslim Sekutu S.H, Edi Suryanto Makkasau S.H,
15. Dela Adriana Idham,.SKM yang sangat telah membantu penulis dalam
16. Denissa Yuliana Winardhy, S.T dan Istiyuni Puteri S.Ked yang telah
ix
Penulis percaya bahwa Allah SWT selalu memudahkan orang
telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Alllah SWT. Penulis
menyadari bahwa karya ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk
Penulis
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ........................................................................ 49
B. Jenis Dan Sumber Data ............................................................. 49
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 77
B. Saran ......................................................................................... 78
xii
BAB I
PENDAHULUAN
mengatur setiap tingkah laku warga negaranya agar tidak terlepas dari
ditaati oleh siapapun juga tanpa ada pengecualian. Hal ini bertujuan untuk
1
adalah anggota masyarakat juga. Manusia dalam memenuhi kebutuhan
semakin beragamnya motif kejahatan yang terjadi saat ini. Dari sekian
orang lain tapi juga melakukan kekerasan terhadap pemilik atau orang-
2
korban merasa takut. Terkhusus di Kota Makassar pelaku kejahatan
masyarakat.
3
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
adalah:
4
D. Manfaat Penelitian
berupa:
tajam. Selain itu dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk
dikurangi. Selain itu juga sebagai pedoman dan masukan baik bagi
pencurian.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kriminologi
1. Pengertian Kriminologi
Perancis. Kriminologi terdiri dari dua suku kata yakni kata crime yang berarti
kejahatan dan logos yang berarti ilmu pengetahuan, maka kriminologi dapat
dengan seluas-luasnya.
6
Edwin H. Sutherland (A.S Alam 2010 : 2), mengartikan kriminologi
secara luas ataupun secara sempit. Secara luas yakni mempelajari penologi
dengan tindakan yang bersifat non punit. Sedangkan dalam arti sempit
7
a. Antropologi Kriminal
b. Sosiologi Kriminal
dalam masyarakat.
c. Psikologi Kriminal
e. Penologi
penyimpang korban kejahatan, reaksi sosial terhadap tingkah laku jahat dan
8
pranata – pranata sistem peradilan pidana, maupun reaksi nonformal dari
adalah :
a. Kejahatan
undang-undang pidana.
b. Pelaku
kejahatan
9
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kejahatan. Dan juga bahwa kriminologi adalah bidang ilmu yang cukup
Menurut Sutherland (Indah Sri Utari 2012 : 15), kriminologi terdiri dari
sebab kejahatan;
10
b. Etiologi kriminal, yang membahas teori-teori yang menyebabkan
laws). Reaksi dalam hal ini bukan hanya ditujukan kepada pelanggar
(criminal prevention).
kriminologi.
11
melakukan kejahatan, atau sering disebut penjahat. Dan yang ketiga adalah
3. Pembagian Kriminologi
Menurut A.S. Alam (2010 : 4-7), kriminologi dapat dibagi dalam dua
a. Kriminologi Teoritis
dan seterusnya.
12
4) Psikologi dan Neuro Phatologi Kriminal, yaitu ilmu
b. Kriminologi Praktis
kejahatan lagi.
kejahatan.
13
4. Teori – Teori Kriminologi
b. Teori Anomie
14
“deregulation” di dalam masyarakat yang diartikan sebagai tidak ditaatinya
aturan-aturan yang terdapat pada masyarakat sehingga orang tidak tahu
apa yang diharapkan dari orang lain dan keadaan ini menyebabkan
deviasi.
Teori ini tidak lepas dari konsepsi Durkheim tentang manusia yang
menurutnya ditandai oleh tiga hal yakni manusia merupakan makhluk
sosial, eksistensinya sebagai makhluk sosial, manusia cenderung hidup
dalam masyarakat dan keberadaannya sangat tergantung pada
masyarakat tersebut sebagai koloni.
c. Teori Sub-Culture
15
dalam nilai sosial, konfilk kepentingan dan konflik norma. Karena itu,
konflik kadang-kadang merupakan hasil sampingan dari proses
perkembangan kebudayaan dan peradaban atau acapkali sebagai hasil
berpindahnya norma-norma perilaku daerah atau budaya satu ke budaya
yang lain dan dipelajari sebagai konflik mental.
e. Teori Labeling
1. Pengertian Kejahatan
16
pelanggaran (overtredingen) Buku III KUHP memuat mazro (Andi Sofyan
kejahatan.
17
hakikatnya warga masyarakat dapat merasakan dan menafsirkan
warisan biologis.
abstrak, dimana kejahatan tidak dapat diraba dan dilihat kecuali akibatnya
saja.
18
untuk menentramkan masyarakat, negara harus menjatuhkan
19
pemerkosaan terhadap skala nilai sosial dan atau perasaan hukum
2. Jenis Kejahatan
sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang hukum (a crime from the
legal point of view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini adalah
the sociology point of view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini
didalammasyarakat.
b. Pengertian secarareligious
20
Menurut sudut pandang religious, pelanggaran atas perintah Tuhan
disebut kejahatan
menguraikan tujuh unsur pokok yang saling berkaitan yang harus dipenuhi.
KUHP denganperbuatan.
21
masih hidup dalam masyarakat secara moril, tetap dianggap sebagai
C. Kejahatan Pencurian
suku kata curi dengan tambahan awalan “pen” dan akhiran “an”, dalam
orang lain dengan maksud memiliki barang itu dengan melawan hak
a. Perbuatan “mengambil”,
22
Mengambil untuk dikuasainya, maksudnya waktu pencuri mengambil
KUHpidana).
barang tersebut sudah pindah tempat. Bila orang baru memegang saja
barang itu, dan belum berpindah tempat, maka orang itu belum dapat
tidak dengan izin wanita itu, termasuk pencurian, meskipun dua helai
23
sebuah sepeda., maka sepeda itu kepunyaan A dan B disimpan di
serentak datang di rumah barang itu untuk dimiliki diri sendiri (tidak
Menurut Andi Hamzah (2009 : 100) delik pencurian adalah delik yang
disebut delik netral karena terjadi dan diatur oleh semua negara. Bagian
24
inti delik pencurian dalam Pasal 362 KUHPidana yang menjadi definisi
4) Melawan hukum.
Semua bagian inti ini harus disebut dan dijelaskan dalam dakwaan
bajunya sendiri, maksudnya hanya tidak mau bayar upah jahit) maka
pencurian milik sendiri dianggap milik orang lain sesuai dengan perintah
penjabat publik. Akan tetapi, jika orang mencuri dengan maksud untuk
25
barang yang dicuri itu pada saat pengambilan itulah terjadi delik, karena
hukum barang itu sebagai tuan dan penguasa memiliki barang itu.
menyebutkan:
berjalan;
26
b. Jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
bersekutu;
selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan
orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu
Untuk mencapai hasil yang dituju dalam hal ini mencuri, maka
27
Melihat kalimat pencurian dengan kekerasan, dapat ditarik kesimpulan
orang lain tapi juga melakukan kekerasan terhadap pemilik atau orang-
1. Celurit
perbuatan jahat.
2. Badik
28
Jenis senjata tajam ini dapat berfungsi sebagai alat pengaman,
3. Keris
a. Upacara perkawinan
4. Tombak
29
dalam upacara-upacara adat, namun sekarang tak jarang
5. Kapak
dahulu kapak dibuat dari batu pada zaman batu dan pada saat
zaman besi lalu dibuat dari besi. Kapak sangat berguna dan
6. Parang
untuk pertanian.
30
berkaitan dengan kejahatan. Teori-teori tersebut pada hakikatnya berusaha
terdapat hal-hal yang berbeda antara satu teori dengan teori lainnya.
1. Teori Klasik
tersebut.That the act which I do is the act which I think will give
me most pleasure.
31
yang sama, tanpa mengingat umur, kesehatan jiwa, kaya
sifat manusia yang berlaku pada waktu itu. Doktrin dasarnya tetap
Ciri khas teori neo klasik (Made Darma Weda,1996 : 15) adalah
sebagai berikut:
32
a. Adanya pelunakan/perubahan pada doktrin kehendak
oleh:
dengan berat.
33
mempengaruhi pengetahuan dan niat seseorang pada waktu
melakukan kejahatan.
laku manusia
3. Teori Kartografi/Geografi
sosial.
34
Teori ini kejahatan merupakan perwujudan kondisi-
kondisi sosial yang ada. Dengan kata lain bahwa kejahatan itu
4. Teori Sosialis
Para tokoh aliran ini banyak dipengaruhi oleh tulisan dari Marx
dari itu makin tinggi peradaban manusia makin tinggi pula cara
melakukan kejahatan.”
5. Teori Tipologis
35
tersebut mempunyai kesamaan pemikiran dan
bahwa:
manusia lainnya.
36
untuk disebut sebagai tipe penjahat, demikian pula tidak
terhadap seseorang.
bahwa:
37
kejahatan.
c. Teori Psikiatrik
d. Teori Sosiologis
38
environment). Pokok pangkal dengan ajaran ini adalah,
6. Teori Lingkungan
teknologi.”
kejahatan.
7. Teori Biososiologi
39
sosiologis, oleh karena ajarannya didasarkan bahwa tiap-tiap
8. Teori NKK
N + K1 = K2
Keterangan:
N= Niat
K1= Kesempatan
K2 = Kejahatan
40
Menurut teori ini, sebab terjadinya kejahatan adalah
kesempatan tetapi tidak ada niat maka tidak mungkin pula akan
terjadi kejahatan
41
1. Metode untuk mengurangi penanggulangan dari kejahatan,
pertama kali, yang akan dilakukan oleh seseorang dalam metode ini
a. Upaya pre-emtif
seseorang.
b. Upaya preventif
42
Upaya penanggulangan kejahatan secara preventif (pencegahan)
upaya preventif dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa suatu keahlian
suatu organisasi atau birokrasi dan lagi pula tidak menimbulkan akses
lain.
c. Upaya Represif:
43
Upaya represif adalah suatu upaya penanggulangan kejahatan
masyarakat, sehingga tidak akan mengulanginya dan orang lain juga tidak
berat.
secara fungsional.
44
diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap orang
melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai
barang yang dicuri.” Ayat (2) “Diancam dengan pidana penjara paling
belas tahun”. Ayat (4) “Diancam dengan piidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua
dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai
pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam nomor 1 dan 3.
1. Unsur Objektif :
2. Unsur Subjektif :
45
Yang dikatakan dengan kekerasan adalah setiap perbuatan
dsb.
1951 menegaskan :
Pasal 2 :
46
penusuk dalam pasal ini, tidak termasuk barang-barang yang
tujuan sebagai barang pusaka atau barang kuno atau barang ajaib
(merkwaardigheid).
tahun 1951 pasal 2 (ayat 1 dan 2) tentang delik penguasaan tanpa hak
unsurnya :
Pasal 2 ayat 1:
1. Barang siapa
47
5. lamanya sepuluh tahun
Pasal 2 ayat 2 :
48
BAB III
METODE PENELITIAN
dan menganalisis data dari berbagai sumber yang terkait. Adapun metode
A. Lokasi Penelitian
ini didasari alasan karena daerah tersebut merupakan salah satu daerah
cukup pesat. Hal tersebut diikuti pula dengan meningkatnya angka kejahatan,
Data yang diperlukan dalam peneitian ini diperoleh penulis dari 2 (dua) jenis
data yaitu :
49
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawanara
2. Data sekunder
antara satu dengan yang lain dan dari hasil perbandingan itulah
C. Sumber Data
Sejumlah data atau fakta yang diambil secara langsung dari sumber
50
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau
51
BAB IV
Tabel 1
Jumlah Kasus Pencurian Dengan Kekerasan di
Kota Makassar Tahun 2014-2016 yang dilaporkan
dan kasus yang selesai
52
Tabel 1 di atas menunjukkan jumlah kasus pencurian dengan
kasus, pada tahun 2015 sebanyak 461 kasus dan yang diselesaikan
191 kasus, pada tahun 2016 sebanyak 450 kasus yang dilaporkan
dan yang diselesaikan 283 kasus. Dapat dilihat dari kedua kolom di
53
senjata tajam mengenai usia pelaku pencurian di kota Makassar yaitu:
Tabel 2
senjata tajam jenis busur, badik serta parang, dan ada yang hanya
54
apakah perihal umur ada hubungannya dengan kejahatan pencurian.
masing-masing.
itu tidak dapat dikendalikan maka pada saat itulah akan terjadi
kejahatan.
55
adalah para pelaku pencurian dengan kekerasan di wilayah hukum
Polrestabes Makassar:
cepat.
56
tambal ban. Responden melakukan kejahatan pencurian
bersenang-senang.
57
kejahatan pencurian dengan kekerasan karena penghasilan dari
niat untuk dijual dan uangnya untuk membiayai istri dan anak-
58
anaknya. Ia sempat mengalami frustasi akibat tidak ada satupun
dirinya.
9. Tio (18 tahun), berstatus sebagai siswa di salah satu SMA Negeri
59
Pelaku kejahatan pencurian dengan kekerasan yang menggunakan
tajam, yaitu:
atau ada sanak keluarganya yang sedang sakit, maka sesorang dapat
ia sering lupa diri dan akan melakukan apa saja demi kebahagiaan
(pada umumnya ibu yang sudah janda), atau isteri atau anak maupun
60
sedangkan uang sulit di dapat. Oleh karena itu, maka seorang pelaku
61
yang telah diwawancarai, dimana tingkat pendapatan dibagi atas 3
dengan tabel :
Tabel 3
sekitar kurang dari Rp. 250.000 per bulan sebanyak 6 orang atau
62
60% sedangkan yang berpendapatan sedang antara Rp.
250.000/bulan.
Dengan upah atau gaji yang rendah tersebut tidak mencukupi untuk
63
tingkat pendidikan pelaku kejahatan pencurian dengan kekerasan
Tabel 4
tersebut, yaitu mereka merasa dan bersikap rendah diri serta kurang
64
dengan kekerasan. Dengan pendidikan yang minim pola pemikiran
(rendah).
65
merugikan masyarakat.
sendiri.
66
teman, pelaku lebih merasa terbuka dan percaya diri ketika
suatu kejahatan.
perbuatan mereka pasti baik pula dan apabila bergaul dengan orang
akan dipengaruhinya.
67
Menurut Topo Santoso (2003 : 74) munculnya teori Asosiasi
yaitu:
dekat.
sikap.
68
frekuensinya, durasinya, prioritasnya dan intensitasnya.
69
sehingga pelaku sering mengulangi kejahatannya tersebut. Artinya
antara lain:
undang
hukum
pergaulan hidup.
70
Makassar disebabkan oleh 4 faktor utama, yaitu faktor ekonomi, faktor
71
kejahatan pencurian dengan kekerasan yang menggunakan senjata
Makassar.
kejahatan tersebut:
1. Upaya Pre-Emtif
72
penanggulangan tersebut dengan cara melakukan sosialisasi
2. Upaya Preventif
73
khusus untuk pencegahan adanya kejahatan jalanan contoh
3. Upaya Represif
74
menggunakan senjata tajam.
tersebut.
75
Makassar dalam mengurangi kejahatan pencurian dengan kekerasan
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
77
kelalaian para korban itu sendiri. Adapun alasan pelaku
78
B. Saran
sudah berlaku.
79
DAFTAR PUSTAKA
Andi Sofyan dan Nur Azisah, 2016, Hukum Pidana, Pustaka Pena Press,
Makassar.
Indah Sri Utari, 2012, Aliran dan Teori dalam Kriminologi, Thafa Media,
Yogyakarta.
Aditama, Bandung.
80
R. Soesilo, 1986, Kriminologi-PengetahuanTentang Sebab – Sebab
Pustaka, Jakarta.
Peraturan perundang-undangan:
Website :
http://beritakotamakassar.fajar.co.id/berita/2017/09/19/raja-jambret-usia-17-
tahun-beraksi-35-titik/ (diakses pada tanggal 29 Oktober 2017, pada pukul
20.15 WITA)
81
82