NIM : P21331118041
Kelas : D4-4B
TUGAS DIETETIKA
RESUME SALURAN CERNA BAWAH
2. Ada 2 bentuk inflammatory bowel sering terjadi yaitu ulcerative colitis dan
penyakit Crohn. Buatkan persamaan dan perbedaan baik gejala, strategi
penanganan, dan manifestasi klinisnya.
A. Persamaan
B. Perbedaan
Pada saat akut, menggunakan makanan enteral atau parenteral, jika diperlukan
Lanjutkan dengan diet rendah lemak, tinggi protein dan CHO, porsi kecil tapi
sering, pelan disesuaikan dengan kebiasaan makan
Rendah serat pada saat akut , tapi pelan pelan dinaikkan sesuai dengan kondisi
Os
Suplementasi vit D, seng, kalsium, magnesium, folat, B12, dan zat besi
4. Jelaskan apa itu konstipasi dan bagaimana mengatasinya, termasuk dalam aspek
gizi
Syarat diet :
Kebutuhan energi sesuai kebutuhan
Protein diberikan 10-15% dari kebutuhan
Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan
Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan dari energi total
Vitamin dan mineral tinggi terutama vitamin B untuk memelihara kekuatan otot
saluran cerna
Konsumsi makanan dalam porsi kecil tapi sering
Mengonsumsi serat tinggi (roti gandum utuh, sereal, sayur, kacang-kacangan,buah
dengan biji) untuk meningkatkan serat mencapai 25 gr (wanita) dan 38 gr (pria).
Penambahan serat ditingkatkan secara bertahap, misalnya dalam rentang waktu
satu bulan.
Berikan cairan yang cukup, sekitar 2 liter per hari.
5. Apa beda food alergi dan food intolerance, bagaimana gejalanya dan manajemen
terapinya?
Berdasarkan jangka waktu timbulnya, gejala, serta zat pemicunya, alergi makanan terbagi
dalam tiga jenis yaitu:
a) Imunoglobulin E
Zat antibodi dalam tubuh manusia salah satunya berasal dari imunoglobulin E
atau IgE. Gejala yang ditimbulkan umumnya tidak lama setelah pengidap
mengonsumsi makanan tertentu. Gejalanya meliputi:
Ruam kemerahan yang tampak timbul pada permukaan kulit.
Gatal-gatal.
Kesemutan pada rongga mulut.
Sulit menelan.
Bengkak pada mulut, wajah, dan bagian tubuh lain.
Mual dan muntah.
Mata gatal.
Bersin.
Napas pendek atau sesak.
Pusing.
b) Non Imunoglobulin E
Gejala yang timbul membutuhkan waktu lebih lama, umumnya berjam-jam
setelah pengidap mengonsumsi makanan tertentu. Gejalanya meliputi:
Ruam kemerahan yang tidak tampak timbul pada permukaan kulit.
Gatal.
Kulit kering dan pecah-pecah, kemerahan, dan gatal.
Area kelamin dan anus tampak kemerahan.
Sembelit.
Nyeri ulu hati.
Lebih sering buang air besar.
Terdapat lendir atau darah pada kotoran saat buang air besar.
Kulit pucat.
Tampak lebih rewel pada bayi.
a) Etiologi
Penyakit ini disebabkan karena usus halus tidak mampu menyerap dan mencerna
gluten. Hal ini disebabkan karena adanya reaksi autoimun terhadap gliadin
(ditemukan pada gluten) yang menyebabkan kerusakan pada vili mukosa usus
menjadi atrophy dan flattening. Akan terjadi gangguan penyerapan zat gizi
sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada organ lain.
b) Patologi
Setelah terjadi paparan gliadin dana prolamin, transglutaminase jaringan enzim
memodifikasi protein dan sistem kekebalan tubuh sehingga bereaksi silang
dengan jaringan usus kecil, menyebabkan reaksi inflamasi yang mengarah pada
truncating dari vili usus kecil lapisan (atrofi vili) sehingga mengganggu
penyerapan nutrisi, karena vili usus bertanggung jawab untuk penyerapan.
Adanya gluten akan membentuk imunodulator dan agen inflamasi. Hal ini akan
mengakibatkan terlepasnya ikatan protein dan protein tersebut akan dikenali oleh
APC sebagai suatu antigen. Protein juga akan dikenali oleh sel limfosit T dan
kemudian akan mengaktifkan sel B. Antibodi tersebut akan merusak vili usus
dengan pelepasan sitokin sehingga akan mengakibatkan kematian epitel vili usus
dan mengganggu proses penyerapan zat gizi.
c) Terapi gizi
Strategi intervensi gizi pada penyakit ini adalah:
1) Pada fase akut, terapi kehilangan elektrolit dan cairan.
2) Suplementasi vitamin dan mineral (kalsium, vitamin D, vitamin K, besi, folat,
B12,A dan E).
3) Menghindari sumber gluten dari makanan (gandum, rye, barley, oat).
4) Ganti dengan jagung, kentang, nasi, kacang kedelai, tapioka.
5) Baca label secara hati-hati untuk melihat komposisi produk makanan.
6) Jumlah gliadin yang sangat sedikitpun dapat menjadi masalah.
7) Hati-hati dengan : pengental, penambah rasa, saus, gravies, coatings/pelapis,
protein nabati.