FAKTOR
FAKTOR
TIDAK
LANGSUNG
LANGSUNG
Faktor Langsung
SITUASI GLOBAL
SITUASI GLOBAL
SITUASI GLOBAL
SITUASI NASIONAL
Menurut hasil Riskesdas tahun 2013 dan tahun 2018, proporsi status gizi sangat pendek pada
balita mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari 18,0% menjadi 11,5% sedangkan
proporsi status gizi pendek pada balita mengalami kenaikan dari 19,2% menjadi 19,3%.
Prevalensi sangat pendek dan pendek pada balita menurut Riskesdas 2013 adalah 37,2%
sedangkan tahun 2018 adalah 30,8%
PREVALENSI STUNTING
SITUASI NASIONAL
Secara nasional, prevalensi baduta sangat pendek yaitu sebesar 12,8% dan prevalensi baduta
pendek sebesar 17,1%. Prevalensi terendah baduta sangat pendek yaitu terdapat di provinsi DKI
Jakarta sebesar 18% dan prevalensi terendah baduta pendek terdapat di provinsi DKI Jakarta
sebesar 9,2%. Prevalensi tertinggi baduta sangat pendek terdapat di provinsi Aceh sebesar 18,9%
dan prevalensi tertinggi baduta pendek terdapat di provinsi Aceh sebesar 19%.
Upaya Penanggulangan
Stunting di Indonesia
Faktor Pelayanan
Faktor Lingkungan Faktor Perilaku
Kesehatan
• Lingkungan fisik • Tidak memberi ASI • Kurang terdistribusinya
• Lingkungan kimia Eksklusif kapsul vitamin A
• Lingkungan biologis • tidak memberikan anak • Tidak diadakannya
MPASI yang cukup baik program imunisasi
mutu maupun anak secara merata
jumlahnya • Kurangnya pelayanan
• tidak membawa anak kesehatan
untuk imunisasi secara (puskesmas) terhadap
rutin dan pemberian penyakit infeksi dan
kapsul vitamin A diare di daerah
• tidak membawa anak terpencil (desa)
untuk diperiksa secara
teratur ke puskesmas
atau posyandu
Di Indonesia masalah kekurangan vitamin A pada
PREVALENSI tahun 2011 sudah dapat dikendalikan, namun
secara subklinis prevalensi kekurangan vitamin A
KVA DI terutama pada kadar serum retinol dalam darah
kurang dari 20μg/dl masih mencapai 0,8%
INDONESIA (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi,2012)
Upaya Penanggulangan KVA
Meningkatkan konsumsi sumber vitamin A alami
1 melalui penyuluhan