Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Kelompok 7
Jurusan Gizi
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
Mineral merupakan unsur yang dibutuhan oleh tubuh manusia yang mempunyai
peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ,
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan air.
Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral. Dalam tubuh, mineral ada yang bergabung dengan
zat organik, ada pula yang berbentuk ion-ion bebas. Di dalam tubuh, mineral berfungsi
sebagai zat pengatur.
Mineral digolongkan menjadi dua, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
1. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100
mg sehari.
Contoh mineral makro : natrium, klor, kalsium, kalium, magnesium, sulfur dan fosfor.
Mineral makro yang termasuk kedalam kelompok elektrolit adalah natrium, klor, dan
kalium.
2. Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100
mg sehari.
Contoh mineral mikro : besi, iodium, mangan, tembaga, zink, kobalt dan fluor.
1. Kalium (K)
Tubuh seorang dewasa mengandung kalium (250 g) dua kali lebih banyak dari
natrium (110 g). Walaupun demikian biasanya konsumsi kalium lebih sedikit daripada
natrium. Berbeda dengan natrium, kalium biasanya lebih banyak berada di dalam sel
daripada di luar sel, karena itu lebih mudah menyimpan dan menjaganya. Kalium
merupakan ion bermuatan positif. Sebanyak 95% kalium tubuh berada di dalam cairan
intraselular.
A. Sifat Kimia Kalium
1) Kalium adalah logam putih-perak yang lunak
2) Kalium tetap tidak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi
dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan lapisan biru
3) Logam ini bereaksi dahsyat dengan air, sambil melepaskan hidrogen dan terbakar
dengan nyala lembayung
4) Kalium adalah unsur teringan yang mengandung isotop radioaktif alami
5) Jika logam alkali dibakar, maka akan menghasilkan warna nyala yang khas.
Kalium akan menghasilkan warna merah atau violet
C. Fungsi Kalium
1) Pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa
Bersama natrium, kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan
cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa.
2) Transmisi saraf dan relaksasi otot
Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot.
3) Katalisator dalam reaksi biologic
Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik,
terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein.
4) Membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase
Kalium juga membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang
dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat.
5) Pertumbuhan sel
D. Sumber Kalium (mg/100 gram)
Kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Sumber utama adalah makanan mentah/segar, terutama buah, sayuran, dan kacang-
kacangan.
Dari tabel sumber kalium pada beberapa jenis makanan diatas, dapat disimpulkan
bahwa sumber kalium tertinggi terdapat pada golongan kacang-kacangan yaitu kacang
kedelai (1504 mg). Dari kelompok sumber karbohidrat, sumber kalium tertinggi terdapat
pada kentang (396 mg). Dari kelompok buah-buahan, sumber kalium tertinggi terdapat pada
buah durian (601 mg). Sedangkan dari kelompok sayuran, sumber kalium tertinggi terdapat
pada bayam (461 mg).
E. Kebutuhan Kalium
Dari tabel kebutuhan kalium di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan kalium
semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Namun pada laki-laki, kebutuhan
kalium stabil mulai pada usia 13-15 th hingga usia ≥ 80 th. Sedangkan pada perempuan,
kebutuhan kalium stabil mulai pada usia 16-18 th hingga usia ≥ 80 th. Pada ibu hamil,
kebutuhan kalium tidak ada penambahan, sedangkan pada ibu menyusui baik pada 6 bulan
pertama ataupun 6 bulan kedua, membutuhkan tambahan kalium sebanyak 400 mg.
2. Kalsium (Ca)
Tubuh kita mengandung lebih banyak kalsium daripada mineral lain. Diperkirakan
2% berat badan orang dewasa atau sekitar 1-1,4 kg terdiri dari kalsium. Meskipun pada
bayi jumlah kalsium hanya sedikit (25-30 g), setelah usia 20 tahun secara normal akan
terjadi penempatan sekitar 1200 g kalsium dalam tubuhnya. Sebagian besar kalsium
terkonsentrasi dalam tulang rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan
jaringan lunak.
Penyerapan kalsium sangat bervariasi, tergantung dengan umur dan kondisi badan.
Pada waktu anak-anak, masa pertumbuhan, sekitar 50-70% diserap. Sedangkan pada orang
dewasa, hanya sekitar 10-40% yang diserap. Karena garam kalsium lebih larut dalam
asam, maka penyerapan kalsium terjadi pada bagian atas usus kecil, tepat setelah lambung.
Beberapa faktor yang dapat menghalangi penyerapan kalsium adalah adanya zat
organik yang dapat bergabung dengan kalsium dan membentuk garam yang tidak larut.
Contoh dari senyawa tersebut adalah asam oksalat dan asam fitat.
Asam oksalat dan kalsium membentuk garam yang tidak larut, yaitu kalsium oksalat.
Asam oksalat banyak ditemukan didalam bit yang masih hijau, bayam rhubarb, dan coklat.
Asam fitat terdapat dalam bekatul gandum.
C. Fungsi Kalsium
1. Pembentukan tulang dan gigi
2. Mengatur pembekuan darah
Bila terjadi luka, ion kalsium di dalam darah merangsang pembebasan fosfolipida
tromboplastin dari platelet darah yang terluka. Tromboplastin ini mengkatalisis
perubahan protrombin, bagian darah normal, menjadi trombin. Trombin kemudian
membantu perubahan fibrinogen, bagian lain dari darah, menjadi fibrin yang
merupakan gumpalan darah.
3. Katalisator reaksi-reaksi biologic
Kalsium yang diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi ini diambil dari
persediaan kalsium dalam tubuh.
Dari tabel sumber kalsium pada beberapa jenis makanan diatas, dapat disimpulkan
bahwa sumber kalsium tertinggi terdapat pada udang kering (1209 mg) dan teri kering (1200
mg). Dari kelompok susu, sumber kalsium tertinggi terdapat pada susu bubuk (904 mg). Dari
kelompok kacang-kacangan, sumber kalsium tertinggi terdapat pada kacang kedelai kering
(227 mg). Sedangkan dari kelompok sayuran, sumber kalsium tertinggi terdapat pada bayam
(265 mg).
E. Kebutuhan Kalsium
Dari tabel kebutuhan kalsium di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan kalsium
bertambah hingga usia 16-18 th, kemudian pada usia 19-29 th sampai ≥ 80 th kebutuhan
kalsium berkurang. Pada ibu hamil, kebutuhan kalsium terdapat penambahan kalsium
sebanyak 200 mg, sedangkan pada ibu menyusui baik pada 6 bulan pertama ataupun 6 bulan
kedua, membutuhkan tambahan kalium sebanyak 200 mg.
3. Natrium (Na)
Natrium (sodium) adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler. 30-40% natrium
ada di dalam kerangka tubuh. Di dalam tubuh, Na terdapat di dalam sel (intraseluler) dan
terutama terdapat dalam cairan di luar sel (cairan ekstraseluler). Antara lain, seperti cairan
empedu dan pancreas, mengandung banyak natrium. Natrium adalah logam lunak, putih
keperakan, dan sangat rekatif. Logam bebasnya tidak terdapat di alam, tetapi harus dibuat
dari senyawanya.
Natrium pertama kali diisolasi oleh Humphry Davy pada tahun 1807 melalui
elektrolisis natrium hidroksida. Di antara banyak senyawa natrium lah yang berguna,
natrium hidroksida digunakan dalam pembuatan sabun, dan natrium klorida (garam dapur)
adalah zat pencair es dan nutrisi untuk hewan termasuk manusia.
Natrium bersama dengan kalsium, magnesium, serta kalium dan cairan ekstraseluler
mempunyai reaksi alkalis. Sebanyak 95% natrium yang dicerna akan diserap oleh tubuh.
Sebagian besar pengeluaran natrium terjadi melalui ginjal. Di samping itu natrum
dikeluarkan juga melalui keringat. Setiap liter keringat mengandung 0,5 sampai 3,0 gram
natrium.
C. Fungsi Natrium
1. Sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler
2. Mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh
3. Mengatur tekanan osmosis
4. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh
5. Berperan dalam absorpsi glukosa di dalam ginjal dan usus serta berperan dalam
pengangkutan zat-zat melalui membrane sel
Sumber natrium adalah garam dapur, mono sodium glutamate (MSG), kecap dan
makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Di antara makanan yang belum diolah,
sayuran dan buah mengandung paling sedikit natrium.
Sumber :
Food Composition Table For Use in East Asia, FAO, 1972
E. Kebutuhan Natrium
WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari.
Pembatasan ini mengingat peranan potensial natrum menimbulkan tekanan darah tinggi
(hipertensi)
Sumber : Tabel AKG 2013
4. Klor (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Klor merupakan 0,15% berat
badan. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum
tulang belakang), lambung, dan pancreas. Bila bereaksi dengan natrium atau hydrogen,
klor akan membentuk ion klor yang bermuatan negative (Cl¯).
Badan manusia mengandung kira-kira 82 gram klorida, dan sebagian besar ion-ion
ekstraselular. Beberapa di antara klorida juga bersifat intraselular, dan butir-butir darah
merah mempunyai konsentrasi yang paling tinggi, diikuti oleh mukosa lambung, gonad,
dan kulit. Klorida juga banyak terdapat pada plasma darah, serta banyak ditemukan dalam
kelenjar pencernaan lambung sebagai asam klorida.
C. Fungsi Klor
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraseluler, klor berperan dalam
memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit. Klor akan bergerak secara bebas
melintasi membrane sel dan berasosiasi dengan natrium dan kalium.
Di dalam lambung klor merupakan bagian dari asam klorida (HCl) yang
diperlukan untuk memelihara suasana asam di dalam lambung. Susunan asam ini
diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan. Bersama unsur-unsur
pembentuk asam lainnya seperti fosfor dan sulfur, sebagai anion klor membantu
pemeliharaan keseimbangan asam basa.
Ion klor dengan mudah dapat keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam
plasma darah guna membantu mengangkut karbon dioksida ke paru-paru dan keluar
dari tubuh. Saat muntah-muntah banyak asam klorida dikeluarkan dari lambung, hal
mana mengganggu keseimbangan asam basa di dalam tumbuh. Diduga klor mengatur
system renin-angiotensin aldosterone yang mengatur keseimbangan cairan tubuh.
D. Sumber Klor
Klor terdapat bersamaan dengan natrium di dalam garam dapur. Sebagian
besar klor diperoleh dari makanan olahan yang diberi garam dapur. Selain itu juga
terdapat pada susu, telur, dan daging.
E. Kebutuhan Klor
Di dalam makanan klor terdapat dalam bentuk garam dapur (NaCl) dan garam
lain. Klor tidak pernah kurang dalam makanan sehari-hari. Anjuran kecukupan sehari
untuk klor tidak ditetapkan secara khusus. Kebutuhan minimum klor sehari ditaksir
sebanyak 750 mg.
Sumber
G. Akibat : Tabel AKGKlor
Kekurangan 2013
Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan hanya bias
terjadi oleh kesalahan manusia. ASI mengandung lebih banyak klorida daripada susu
sapi. Bila klorida tidak ditambahkan dalam pembuatan susu formula bayi, akan terjadi
kekurangan klor yang dapat membawa kematian. Kekurangan klor dapat pula terjadi
pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan.
5. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam cairan
interselular. Kurang lebih 60% dari 20-28 mg magnesium di dalam tubuh terdapat di
dalam tulang dan gigi, 26% di dalam otot dan selebihnya di dalam jaringan lunak lainnya
serta cairan tubuh.
Magnesium merupakan activator enzim peptidase dan enzim lain yang kerjanya
memecah dan memindahkan gugus fosfat (fosfatase). Magnesium di serap di usus kecil,
dan di duga hanya sepertiga dari yang tercerna akan diserap. Karena kelarutan garam
magnesium rendah,maka magnesium sulfat (garam Inggris) sering digunakan sebagai obat
pencuci perut (laxative) yaitu dengan dikonsumsi dalam jumlah besar (± 30 g).
Magnesium sulfat tersebut akan meningkatkan tekanan osmotic sehingga menarik air ke
dalam usus kecil, akibatnya menjadi lebih mudah buang air besar.
C. Fungsi Magnesium
Magnesium memegang peranan penting dalam lebih dari tiga ratus jenis
system enzim di dalam tubuh. Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan
lunak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologic termasuk reaksi-reaksi yang
berkaitan dengan metabolism energy, karbohidrat, lipida, protein dan asam nukleat
serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA.
Dalam cairan sel ekstraseluler magnesium berperan dalam transmisi syaraf,
kontraksi otot dan pembekuan darah. Dalam hal ini peranan magnesium berlawanan
dengan kalsium. Kalsium merangsang kontraksi otot, sedangkan magnesium
mengendorkan otot. Kalsium mendorong penggumpalan darah, sedangkan
magnesium mencegah. Kalsium menyebabkan ketegangan syaraf, sedangkan
magnesium melemaskan syaraf. Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara
menahan kalsium di dalam email gigi.
D. Sumber Magnesium
Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dan
kacang-kacangan. Daging, susu, hasil olahnya serta cokelat juga merupakan sumber
magnesium.
E. Kebutuhan Magnesium
Sumber : Tabel AKG 2013
6. Fosfor (P)
± 1% berat tubuh kita terdiri dari fosfor. Dengan demikian fosfor merupakan mineral
kedua terbanyak setelah kalsium. Peranan fosfor mirip dengan kalsium yaitu untuk
pembentukan tulang dan gigi dan penyimpanan dan pengeluaran energi (perubahan antara
ATP dengan ADP). DNA dan RNA terdiri dari fosfor dalam bentuk fosfat; demikian juga
membran sel yang membantu menjaga permeabilitas sel.
C. Fungsi Fosfor
1. Kalsifikasi tulang dan gigi
2. Mengatur pengalihan energy
3. Membantu absorpsi dan transportasi zat gizi, yaitu mengangkut zat gizi ke aliran
darah (proses fosforilasi)
D. Sumber Fosfor
Sumber fosfor yang utama adalah bahan makanan dengan kadar protein tinggi seperti
daging, unggas, ikan, telur, biji-bijian, teri kering
E. Kebutuhan Fosfor
Pada umumnya jumlah fosfor yang dianjurkan untuk dikonsumsi sebanyak 0,7 g per
orang dewasa per hari, kira-kira sama dengan kalsium.
Angka Kecukupan Fosfor
7. Sulfur (S)
Dalam badan manusia terdapat sulfur sebanyak 0,25% dari berat badan atau sekitar
175 g pada dewasa pria. Sebagian besar terdapat dalam asam amino metionin, sistein, dan
sistin. Bagian-bagian tubuh yang mengandung sulfur adalah jaringan pengikat, kulit, kuku,
dan rambut. Jaringan sulfur sebagian besar diserap alam bentuk organik sebagai asam
amino. Bentuk sulfat anorganik (sedikit sekali dalam makanan) biasanya sulit diserap oleh
tubuh.
C. Fungsi Sulfur
Melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urin
D. Sumber Sulfur
Makanan yang mengandung protein. Misalnya : susu, keju, telur, daging, dan kacang-
kacangan
IV. Fortifikasi
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam makanan dengan alasan
ketidakadaan zat gizi tersebut atau kandungan zat gizi tersebut yang sedikit dalam
makanan.
1. Single fortification (penambahan satu jenis zat gizi mikro ke dalam bahan pangan)
2. Multiple fortification (penambahan dua atau lebih zat gizi mikro ke dalam bahan
pangan)
1) Fortifikasi Kalsium
Bentuk sediaan kalsium yang biasa ditambahkan ke dalam makanan adalah kalsium
laktat, kalsium sitrat, kalsium klorida, kalsium fosfat, dan kalsium glukonat. Penggunaan
bentuk-bentuk kalsium tersebut sebagai fortifikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya adalah bioavailabilitas, kelarutan, pengaruhnya terhadap flavor, interaksinya
dengan ingredien lain dalam bahan pangan (Caceres et al. 2006).
Kalsium laktat dan kalsium sitrat mempunyai daya serap yang cukup tinggi, yaitu
sekitar 30%. Selain itu, bentuk garam kalsium sitrat dan kalsium laktat mempunyai tingkat
kelarutan yang tinggi sehingga dapat menyatu dengan bahan pangan. Caceres et al. (2006)
melakukan penelitian tentang fortifikasi kalsium pada sosis sapi masak. Fortifikan kalsium
yang digunakan adalah kalsium sitrat, kalsium laktat, dan kalsium glukonat. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa fortifikasi kalsium tidak berpengaruh pada warna,
aroma, dan flavor sosis. Namun, penambahan garam kalsium cenderung mempengaruhi
tekstur sosis karena garam kalsium dapat menurunkan WHC (Water Holding Capacity).
V. Analisis Mineral
Prinsip :
Reaksi :
5Ca2+ +10HCl → 5CaCl2 + 10H+
5CaCl2 + 5(NH4)2C2O4 → 5CaC2O4 + 10NH4Cl
5CaC2O4 + 5 H2SO4 → 5CaSO4 + 5 H2C2O4
2KMnO4 + 3H2SO4 → K2SO4 + 2MnSO4 + H2O + 5On
5On + 5 H2C2O4 → 10CO2 + 5H2O
Reagen :
(NH4)2C2O4 jenuh (4.2%)
H2C2O4 0.05N
NH4OH (1:4)
KMnO4 0.05N
H2SO4 (1:4)
CaCl2 5%
MR
Prosedur :
Prinsip :
Phosphor yang ada dalam larutan abu direaksikan dengan Ammonium Molybdat yang akan
membentuk phosphomolybdat yang mudah direduksi. Dengan adanya hidroquinon akan
direduksi dan membentuk warna biru yang stabil karena adanya Na2SO3. Warna yang timbul
diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 680 nm.
Reaksi :
Reagen :
0.5 gr hidroquinon dalam 100 ml aquades, tambahkan 1 ml H2SO4 pekat, aduk hingga
homogeny
Na2SO3 20%
Prosedur :
1. 10.00 ml larutan bahan yang sudah diencerkan, 1.00 ml larutan ammonium molybdat,
1.00 ml larutan hidroquinon, 1.00 ml Na2SO3 20% dan aquades sampai volume total
15.00 ml. setiap penambahan reagen agar selalu dikocok.
2. Diamkan selama 30 menit dan baca pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 680 nm
3. Buat blanko dan working standar
4. Perhitungan :
OD sample−OD blanko 1 100 1
×kadar standar × × × 3 =mg %
OD standar−OD blanko fp berat sample ( gr ) 10
Prinsip :
Bahan diabukan dengan muffle furnance sampai menjadi abu yang putih
Bahan :
Ikan teri/udang
Prosedur :
1. Masukkan crusibel kosong dan tutup ke dalam muffl furnance dan panaskan sampai
suhu 100°C selama 30 menit. Matikan muffle furnance sampai suhu turun 80°C,
keluarkan crusibel dan masukkan ke desikator dan biarkan sampai suhunya turun
menjadi suhu ruang lalu timbang crusibel secara kuantitatif.
2. Masukkan 2.00 gr bahan yang akan diabukan dan timbang dengan crusibel dan
tutupnya secara kuantitatif. Masukkan crusibel tersebut ke muffle furnance dingin dan
abukan sampai menjadi abu (berwarna putih). Matikan dan dinginkan
3. Masukkan dalam desikator sampai suhu ruang dan timbang crusibel secara kuantitatif.
4. Perhitungan :
( Berat crusibel+ tutup+bahan ) akhir−( Berat crusibel+ tutup ) kosong
× 100 %
Berat bahan ( gr )
Prinsip :
Bahan-bahan organic akan hilang dalam pembakaran dengan suhu tinggi. Residu yang
tertinggal adalah mineral dalam bentuk abu putih
Bahan:
Susu
Reagen :
Larutan Mg(NO3)2 :
8 gr MgO masukkan ke dalam HNO3 (1:1). Usahakan jangan terlalu asam (ekses), tambah
MgO sedikit ekses. Panaskan dan saring, encerkan sampai volume 100 ml
Prosedur :
1. Masukkan crusibel kosong dan tutup ke dalam muffle furnance da panaskan sampai
suhu 800°C selama 1-2 jam. Matikan muffle furnance sampai suhu turun 100°C,
keluarkan crusibel dan masukkan ke desikator dan biarkan sampai suhunya turun
menjadi suhu ruang lalu timbang crusibel secara kuantitatif
2. Masukkan bahan yang akan diabukan dan timbang dengan crusibel dan tutupnya
secara kuantitatif. Tambahkan 3 ml larutan Mg(NO3)2, uapkan pada suhu 100°C
selama 2 jam lalu pindahkan ke muffle furnance dingin dan abukan pada suhu 550°C
sampai abu berwarna putih (6=8) jam. Matika dan dinginkan
3. Masukkan dalam desikator sampai suhu ruang dan timbang crusibel secara kuantitatif
4. Perhitungan :
( Berat crusibel+ tutup+bahan ) akhir−( Berat crusibel+ tutup ) kosong
× 100 %
Berat bahan ( gr )
Persiapan Larutan Mineral (Cara 1)
Prosedur :
1. Abu dalam crusibel ditambahkan dengan 3 ml HCl pekat atau sampai abu terendam
2. Uapkan di atas penangas air sampai abu larut, jika abu belum larut dan cariran kering,
tambahkan aquades
3. Setelah abu larut, dinginkan atau tambahkan aquades
4. Lalu pindahkan ke dalam labu seukuran yang dikehendaki dan tambahkan aquades
sampai tanda batas
Prosedur :
Efek pengolahan unsur mineral tidak seperti vitamin dan asam amino, tidak dapat
dihancurkan oleh paparan panas, cahaya, zat pengoksidasi, pH ekstrem, atau factor lain
yang memengaruhi nutrisi organic. Intinya, mineral tidak bias dihancurkan. Namun,
mineral dapat dikeluarkan dari makanan dengan cara pencucian (leaching) atau
pemisahan fisik.
Salah satu factor yang menyebabkan hilangnya mineral dalam makanan adalah
penggilingan sereal. Unsur mineral dalam biji gandum cenderung terkonsentrasi di
lapisan dedak dan bibit gandum. Penghapusan dedak dan bibit gandum daun
endosperma murni, yang miskin mineral. Konsentrasi mineral dalam gandum utuh,
tepung putih, dedak gandum, dan bibit gandum ditunjukkan pada Tabel 8.16.
Kerugian serupa terjadi selama penggilingan beras dan sereal lainnya. Ini
adalah kerugian besar. Karena banyak mineral memiliki kelarutan yang signifikan
dalam air, beberapa penelitian terkontrol telah menguji. Secara umum, merebus dalam
air menyebabkan hilangnya mineral lebih banyak dari sayuran dibandingkan dengan
mengukus.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Fennema R, Owen. 1996. Food Chemistry, Third Edition. America: CRC Press
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama