Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KE-3

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :
Hasna Kurnia Galuh Puteri – P21331118041
Sarjana Terapan Gizi/VB

DOSEN PENGAJAR :
Suprianto Annaf, M.Pd

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


JURUSAN GIZI
Jl. Hang Jebat III F3, Gunung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Jakarta 12120
1. Mengapa disebut gula merah padahal warnanya coklat? Mengapa disebut air
putih padahal bening?

 Menurut saya, dinamakan gula merah karena dari proses pembuatan gula itu
sendiri. Gula merah terbuat dari nira kelapa. Nira kelapa ini kemudian
dimasak. Ketika nira tersebut dimasak, lama-kelamaan nira tersebut mengental
dan berubah warna menjadi kemerahan. Ketika gula tersebut sudah mulai
dingin, warnanya baru akan mulai berubah menjadi kecoklatan. Mungkin itu
adalah salah satu alasan mengapa disebut sebagai gula merah. Dan menurut
saya, sebutan gula merah ini muncul tanpa kesepakatan namun juga dapat
diterima di masyarakat, tanpa diketahui alasan yang jelas mengapa disebut
gula merah.
 Menurut KBBI, definisi air putih adalah air tawar yang dapat diminum atau air
yang masih asli dan belum dicampur apa-apa. Sedangkan arti air sendiri
adalah cairan jernih yang tidak berwarna, tidak berasa, serta tidak berbau.
Berdasarkan KBBI, kata bening bermakna bersih, putih, tidak bercampur
dengan tanah, dan jernih. Dapat dilihat bahwa kata bening pun bermakna
putih. Segala sesuatu yang jernih atau bersih juga biasanya diidentikan dengan
warna putih. Jadi menurut saya, sebutan air putih ini menggambarkan bahwa
air minum itu harus bersih, jernih, serta tidak berwarna. Selain itu, banyak
juga air bening seperti air hujan, air aki, air keran, dll. Menurut saya sebutan
air putih ini muncul sebagai pembeda antara air yang layak diminum dan air
yang tidak layak diminum. Saya rasa istilah air putih ini muncul dengan
sendirinya dan dapat diterima juga oleh masyarakat.

2. Mengapa disebut lampu merah padahal ada warna kuning dan hijau?
Menurut saya, lampu lalu lintas sering disebut lampu merah karena muncul dari
kebiasaan masyarakat. Istilah lampu merah ini dapat muncul karena posisi dari warna
merah itu sendiri. Warna merah terletak paling atas dibanding warna lainnya dan
berarti berhenti. Ketika orang sedang berhenti karena lampu lalu lintas berwarna
merah, orang tersebut cenderung akan mengatakan bahwa sedang berada di lampu
merah (lampu merah = berhenti). Maka dari itu, orang-orang menjadi menyebut
lampu lalu lintas adalah lampu merah. Sebutan ini muncul tanpa kesepakatan namun
dapat diterima masyarakat.
3. Yang benar itu keluar masuk atau masuk keluar? Yang benar itu memasak nasi
atau memasak beras?

 Keluar-masuk atau masuk-keluar?


Menurut saya, yang benar adalah keluar masuk. Karena keluar masuk ini
termasuk dalam frasa setara sehingga susunan kata nya tidak dapat ditukar.

 Memasak nasi atau memasak beras?

Arti kata masak adalah sudah matang dan sampai waktunya diangkat. Arti kata
nasi adalah beras yang sudah dimasak (dengan cara ditanak atau dikukus).
Sedangkan arti kata beras adalah padi yang telah terkelupas kulitnya (yang
menjadi nasi setelah ditanak). Maka memasak nasi berarti memasak makanan
yang sudah matang. Misalnya nasi dimasak menjadi nasi goreng. Jadi yang
benar adalah memasak beras. Karena beras yang dimasak akan menjadi nasi.
KOMENTAR MENGENAI ARTIKEL KW YANG JADUL

Saya setuju dengan isi artikel tersebut. Tentu kata kw dan jadul sudah tidak asing lagi
didengar. Padahal kata ini merupakan akronim dari kata yang tidak baku. Jelas ini tidak
sesuai dengan tata bahasa yang baik dan benar. Walaupun banyak orang mengetahui arti
akronim dari kata ini, namun tetap saja akronim kw dan jadul ini masih banyak digunakan
oleh masyarakat. Akronim kw dan jadul ini cenderung lebih enak diucapkan dan masyarakat
sudah terbiasa dengan kata tersebut. Memang masih banyak kata tidak baku yang menjadi
tren pada saat ini. Dan orang-orang juga belum tentu tahu penulisan kata yang sesuai dengan
KBBI seperti apa. Sehingga munculnya kw dan jadul ini diterima masyarakat begitu saja dan
orang-orang menjadi terbiasa menggunakan kata-kata tersebut.

Namun menurut saya, perubahan akronim kw dan jadul dengan merujuk pada kata
yang baku ini belum tentu dapat diterima. Misalkan kw, jika merujuk pada kata kualitas maka
akan muncul akronim kua-1 dan kua-2. Kemudian kata jadul, berasal dari kata jaman dulu.
Bila merujuk pada KBBI, maka kata yang baku yang tepat adalah zaman dulu. Jadi akronim
nya seharusnya adalah zadul. Jika akronim kw dan jadul harus diganti menjadi kua-1 atau
zadul, kemungkinan besar tidak dapat diterima oleh masyarakat. Saya pribadi merasa
singkatan tersebut terasa asing dan cukup aneh untuk diucapkan. Mungkin kata tersebut
terdengar aneh karena belum pernah diucapkan dan sebelumnya sudah terbiasa dengan kw
dan jadul.

Anda mungkin juga menyukai