Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

MANAJEMEN BENCANA

JUDUL:

“ PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT


TERHADAP TANGGAP DARURAT COVID -19 DI KELURAHAN NAIKOTEN 1
RW 10, RT 19-20”

OLEH KELOMPOK 10 :

Dr. MARYLIN S. JUNIAS, ST. M.KES DOSEN/PENDAMPING PENELITIAN

FENTRIYANA Y.K BAUNSELE MAHASISWA/KETUA PENELITIAN

CHRISTINA C. MINGGU MAHASISWA/ANGGOTA PENELITIAN

CLARA M. G. KEBAN MAHASISWA/ANGGOTA PENELITIAN

MIDA A. A. MAU MAHASISWA/ANGGOTA PENELITIAN

MINCE M. ATAHAU MAHASISWA/ANGGOTA PENELITIAN

PRHEA D. FEKA MAHASISWA/ANGGOTA PENELITIAN

STEVEN A. DIDA MAHASISWA/ANGGOTA PENELITIAN

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG


2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena oleh berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini yang berjudul “Pengaruh
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Tanggap Darurat Covid -19 Di
Kelurahan Naikoten 1, RW 10, RT 19-20 ” dengan tepat waktu. Proposal ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bencana.

Dalam pembuatan proposal ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Demikian, proposal ini dibuat dengan segala kekurangan dan kelebihan. Oleh sebab
itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk membantu dalam perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.

Kupang, 27 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................................

2.1 Landasan Teori ..................................................................................................

2.2. Kesiapsiagaan dan Mitigasi Terhadap Wabah Covid -19 .................................

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................

3.1 Desain Penelitian ..............................................................................................

3.2 Tempat dan Waktu ...........................................................................................

3.3. Sumber Data ..................................................................................................

3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terbentuk setelah seseorang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu yang ditentukan oleh faktor internal misalnya
pendidikan, minat dan faktor eksternal misalnya budaya. Pengetahuan memiliki kekuatan
untuk mengatur perilaku manusia tergantung proses internalisasi manusia dalam konteks
budaya.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Menurut Newcomb, sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sehingga sikap bersifat
tertutup danmerupakan predisposisi perilaku seseorang terhadap suatu stimulus.

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati dari luar. Menurut Skinner, perilaku
adalah respon atau reaksi seseorang terhadap suatu rangsangan dari luar.

Wabah COVID-19 tidak hanya menyangkut aspek biologis virus tetapi juga biososial
yang terkait dengan upaya mengubah perilaku manusia untuk patuh terhadapa aturan yang
ditetapkan pemerintah. Perilaku manusia berpengetahuan berpotensi besar mendukung
keberhasilan dalam menekan penularan COVID-19, namun juga dapat berpotensi
mendorong kegagalan karena manusia merasa lebih tahu yang terbaik untuk dirinya dari
pada mengikuti aturan dan anjuran dari pemerintah. Situasi dan keadaan yang mengancam
membuat pemerintah harus turun tangan dalam mengayomi dan mengambil ahli dalam
menjelaskan dan mengajarkan tentang bahaya COVID-19 yang kian memburuk kepada
masyarakat. Dengan adanya pengetahuan manusia dapa mengambil sikap dan melakukan
perilaku sesuai dengan norma dan pengetshusn yang ia mengerti. Di tengah pandemi
COVID-19 yang mewabah, pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat sangatlah penting
diterapakan di tengah keadaan new normal yang diberlakukan, perilaku hidup bersih dan

4
sehat yang dimulai dari pengetahuan perlu diterapkan agar dapat meminimalisir dampak
buruk yang terjadi bahkan memutus rantai penularan. Dengan begitu kesiap siagaan dan
tanggap darurat masyarakat terhadap bencana dapat diwujudakn dan dapat diterapkan
dalam kebiasaan baru ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaiaman tingkat pengetahuan masyarakat Naikoten 1 terhadap COVID-19 ?


2. Bagaiaman Sikap dan Perilaku masyarakat Naikoten 1, RW 10, RT 19-20
berdasarkan pengetahuan mereka terhadap COVID-19?
3. Apakah Kebiasaan Baru (New Normal) yang diberlakukan mempengaruhi perilaku
masyarakat Naikoten 1, RW 10, RT 19-20 ?
4. Bagaimana pengaruh Kebiasaan Baru (New Normal) yang diberlakukan terhadap
perilaku masyarakat Naikoten 1, RW 10, RT 19-20 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Utuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat Naikoten 1, RW 10, RT


19-20 terhadap tanggap darurat COVID-19 Saat diberlakukannya Kebiasaan Baru
(New Normal).

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi pendidikan:


Hasil dari penulisan ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengembangan.
2. Bagi penulis:
Dari tulisan yang dibuat, semoga dapat menambah wawasan Pengaruh
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Tanggap Darurat Covid
-19
3. Bagi masyarakat:
Diharapkan agar masyarakat mampu dan memahami Kesiapsiagaan dan Mitigasi
terhadap Covid-19.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi


bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna
(UU RI No.24 Tahun 2007).

Menurut IDEP (2007) menyatakan tujuan kesiapsiagaan yaitu :

1. Mengurangi Ancaman

Untuk mencegah bencana secara mutlak merupakan hal sulit terutama apabila bencana
tersebut tidak dapat diprediksi seperti gempa bumi atau gunung meletus, namun terdapat
banyak cara untuk mengurangi bencana ancaman, salah satunya dengan menjaga lingkungan
tempat tinggal dengan tidak membuang sampah sembarangan ataupun melakukan reboisasi.

2. Mengurangi kerentanan keluarga

Kerentanan keluarga dapat dikurangi apabila keluarga sudah mempersiapkan diri, akan
lebih mudah melakukan penyelamatan pada saat bencana terjadi.

3. Mengurangi akibat

Umumnya pada semua kasus bencana, masalah utama adalah penyediaan air bersih.
Dengan melakukan persiapan terlebih dahulu, kesadaran keluarga akan pentingnya sumber air
bersih dapat mengurangi kejadia penyakit menular.

4. Menjalin kerjasama

6
Untuk menjalin kerjasamayang baik, pada tahap sebelum terjadi bencana, keluarga perlu
menjalin hubungan dengan pihak-pihak seperti Puskesmas, TNI/POLRI, Aparat Desa atau
Kecamatan.

Dalam menghadapi bencana, haruslah memiliki rencana kesiapsiagaan, karena


bencana sering terjadi tanpa peringatan sehingga membutuhkan pengetahuan. Tiga upaya
utama dalam menyusun rencana kesiapsiagaan menghadapi bencana, meliputi :
1. Miliki sebuah rencana darurat keluarga. Rencana ini mencakup:
a. Analisis ancaman di sekitar.
b. Identifikasi titik kumpul.
c. Nomor kontak penting.
d. Ketahui rute evakuasi.
e. Identifikasi lokasi untuk mematikan air, gas dan listrik.
f. dentifikasi titik aman di dalam bangunan atau rumah.
g. Identifikasi anggota keluarga yang rentan (anak-anak, lanjut usia, ibu hamil,
dan penyandang disabilitas).
2. Tas Siaga Bencana (TSB)
Tas Siaga Bencana (TSB) merupakan tas yang dipersiapkan anggota keluarga untuk
berjaga-jaga apabila terjadi suatu bencana atau kondisi darurat lain. Tujuan TSB
sebagai persiapan untuk bertahan hidup saat bantuan belum datang dan memudahkan
kita saat evakuasi menuju tempat aman.
3. Menyimak informasi dari berbagai media, seperti radio, televisi, media online,
maupun sumber lain yang resmi.
Berikut ini beberapa daftar untuk melihat upaya perlindungan yang perlu Anda kenali.
Anda dapat memperoleh informasi resmi terhadap penanganan darurat dari BPBD,
BNPB, dan kementerian/lembaga terkait. Apabila sudah terbentuk posko, informasi
lanjutan akan diberikan oleh posko setempat.

2.1.2 Mitigasi
Pasal 1 (9) UU 24/ 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, Mitigasi Bencana
didefinisikan sebagai; “Upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana”.

7
Berdasarkan atas pemahaman pada ketentuan pasal di atas maka mitigasi bencana terbagi atas
2 (dua) pola:
1) Mitigasi struktural: upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui
pembangunan berbagai prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi (seperti
pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat pendeteksi aktivitas gunung
berapi, bangunan yang bersifat tahan gempa, ataupun Early Warning System yang
digunakan untuk memprediksi terjadinya gelombang tsunami)
2) Mitigasi non-struktural: upaya mengurangi dampak bencana, selain dari upaya fisik
sebagaimana yang ada pada mitigasi struktural.

Dalam mitigasi non struktural dapat dilakukan dengan pembuatan tata ruang kota, capacity
building masyarakat, legislasi, perencanaan wilayah, dan asuransi. Kebijakan mitigasi baik
yang bersifat struktural maupun yang bersifat non struktural harus saling terintegrasi.
Pemanfaatan teknologi untuk memprediksi, mengantisipasi dan mengurangi risiko terjadinya
suatu bencana harus diimbangi dengan penciptaan dan penegakan perangkat peraturan yang
memadai yang didukung oleh rencana tata ruang yang sesuai.
Oleh karena itu, mitigasi bencana merupakan sebuah tuntutan bagi daerah/kabupaten yang
memiliki tingkat kerawanan bencana rendah hingga tingkat kerawanan yang tinggi. Secara
umum mitigasi bencana belum menjadi sebuah keharusan sebagai prioritas pembangunan.
Kenihilan tersebut bisa dilihat melalui visi dan misi pembangunan dari daerah yang memiliki
potensi rawan bencana. Dengan mempertimbangkan aspek mitigasi bencana berarti mitigasi
bencana juga sebagai proses kebijakan evaluatif yang menyebabkan perumusan ulang
kebijakan (Faturahman, 2017). Meskipun secara teoritis penanggulangan bencana memiliki
tahap sendiri yaitu; prabencana-tanggap darurat-pasca bencana. Konsep ini cukup jelas dalam
mengevaluasi tindakan yang seharusnya dilakukan akan tetapi tidak menutup kemungkinan
terdapatproses kebijakan awal dan akhir yang kurang jelas.Pada saat yang bersamaan, mitigasi
bencana dikaji ulang, dikontrol, dimodifikasi, bahkan bisa dihentikan, mitigasi bencana bisa
saja terus-menerus dirumuskan, dilaksanakan, dievaluasi dan disesuaikan. Tetapi proses ini
tidak terjadi dan berkembang pada urutan yang jelas melainkan tahap-tahapnya terus
bercampur dan terikat dalam proses yang berkelanjutan.

2.1.3 Tanggap Darurat

8
Tanggap darurat adalah suatu upaya yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian
bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama pada penyelamatan
korban dan harta benda, evakuasi, dan pengungsian.

2.2. Kesiapsiagaan dan Mitigasi Terhadap Wabah Covid-19

Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan droplet,
bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka
yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19.
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan
masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi:

a. Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat
kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor

b. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut

c. Menerapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan
atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah;

d. Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan
tangan setelah membuang masker

e. Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan.

Dalam penerapan langkah-langkah pencegahan diatas, Pemerintah telah menetapkan


keijakan New Normal. Hal – hal yang berhubungan dengan tatanan di Era New Normal
tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020
tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (COVID-19) di Tempat
Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi
Pandemi.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode penelitian Kuantitatif, yang
mengkaji tentang Masyarakat Naikoten 1, RW 10, RT 19-20 dalam menghadapi Era New
Normal di masa Pandemi Covid-19.

3.2 Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 September 2020 di Kelurahan Naikoten 1,
RW 10, RT 19-20.
3.3 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan hasil dari
lembaran kuisioner.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Masyarakat yang bertempat tinggal
di Kelurahan Naikoten 1, RW 10, RT 19-20.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Isbahnia Fathiyah,dkk 2020. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan


Dan Pengendalian Penyakit.Jakarta.

Hidayati, yani. 2008. Kesiapsiagaan Masyarakat : Paradigma Baru Pengelolaan Bencana


Alam Di Indonesia. Vol.III,No.1.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.


Yanuarto, theophilus dkk. 2017. BUKU SAKU TANGGAP TANGGUH MENGHADAPI
BENCANA. Jakarta : Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.

11

Anda mungkin juga menyukai