Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan berkah dan rahmatnya bagi kelancaran pembuatan makalah untuk pemenuhan
nilai mata Pendidikan Kewarganegaraan. Judul makalah ini adalah “Nilai dan Norma
Kosntitusional UUD NRI 1945 Dan Konstitusionalitas Ketentuan Perundang-Undangan Di
Bawah UUD”
Makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
1. Dr. I Nyoman Bagiastra, SH.,MH selaku dosen yang mengajar di mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan, yang telah memberi dorongan, motivasi, dan petunjuk-
petunjuk kepada penulis.
2. Pihak keluarga yang telah membantu dan memberi dorongan moril maupun materiil
yang juga sangat membantu dalam proses penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi
maupun teknik penulisannya, mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang
penulis miliki oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan
demi sempurnanya makalah ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 ..........................................................................................................Pengertian Negara
..........................................................................................................
2.2 ..........................................................................................................Pengertian Nilai
dan Norma........................................................................................
2.3 ..........................................................................................................Pengertian
Konstitusi ........................................................................................
2.4 ..........................................................................................................Konsep dan
Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara.........................................................................................
2.5 ..........................................................................................................Esensi dan Urgensi
Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara.........................................................................................
2.6 ..........................................................................................................Sistem
Ketatanegaraan Indonesia Menjadi Konstitusi
Republik Indonesia..........................................................................
2.7 ..........................................................................................................UUD 1945 Sebagai
Konsititusi Negara Republik Indonesia...........................................
2.8 ..........................................................................................................Nilai dan Norma
Konstitusional Ketentuan Perundang-undangan
Di Bawah UUD................................................................................
2.9 ..........................................................................................................Argumen Tentang
Dinamika dan Tantangan Konstitusi Dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara..............................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dari fungsi tersebut kita tahu bahwa urgensi dari konstitusi yaitu dilihat dari
dua segi. Segi pertama dari segi isi karena konstitusi memuat dasar garis struktur dan
memuat fungsi negara. Kedua, dari segi bentuk yang memuat konstitusi bukan
sembarang orang atau lembaga. Mungkin bisa seorang raja, rakyat, badan konstitusi
atau lembaga diktator.
Pada sudut pandang kedua mengaitkan pentingnya konstitusi dengan pengertian
hukum dalam arti sempit, dimana konstitusi dibuat oleh badan hukum dalam arti
sempit dimana konstitusi dibuat oleh badan yang mempunyai “wewenang hukum”
yaitu sebuah badan yang diakui sah untuk memberikan kekuatan hukum pada
konstitusi. Tapi dalam kenyatannya tidak menutup kemungkinan adanya konstitusi
yang sama sekali hampa (tidak sarat makna, kursif penulis) karena tidak ada pertalian
yang nyata antara pihak yang benar-benar menjalankan pemerintahan negara.
2.5 Esensi dan Urgensi Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Eksistensi konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan
sesuatu hal yang sangat krusial, karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk
sebuah negara. Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21 ini, hampir tidak ada
negara yang tidak ada negara yang tidak memiliki konstitusi. Hal ini menunjukkan
betapa urgenya konstitusi sebagai suatu perangkat negara. Konstitusi dan negara
ibarat dua sisi mata uang yang satu sama lain tidak terpisahkan.
Konstitusi menjadi sesuatu yang urgen dalam tatanan kehidupan
ketatanegaraan,karena konstitusi merupakan sekumpulan aturan yang mengatur
organisasi negara,serta hubungan antara negara dan warga negara sehingga saling
menyesuaikan diri dan saling bekerjasama. Dr.A.Hamid S.Attamimi menegaskan –
seperti yang dikutip Thaib – bahwa konstitusi atau Undang–Undang Dasar
merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai pemberi pegangan dan pemberi
batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana kekuasaan
negara harus dijalankan. Sejalan dengan perlunya konstitusi sebagai instrumen untuk
membatasi kekuasaan dalam suatu negara, Meriam Budiardjo mengatakan:
“Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi
konstitusional,Undang – undang dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu membatasi
kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
bersifat sewenang –wenang .Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara akan
lebih terlindungi”.(Budiardjo,1978:96).
Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan
tersebut, Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari fungsinya terbagi dalam
dua (2) bagian, yakni membagi kekuasaan dalam negara, dan membatasi kekuasaan
pemerintah atau penguasa dalam negara. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa bagi
mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan menganggap sebagai
organisasi kekuasaan, maka konstitusi dapat dipandang sebagai lembaga atau
kumpulan asas yang mendapatkan bagaimana kekuasaan dibagi diantara beberapa
lembaga kenegaraan, seperti antara lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Selain
sebagai pembatas kekuasaan ,konstitusi juga dugunakan sebagai alat untuk menjamin
hak –hak warga negara. Hak –hak tersebut mencakup hak-hak asasi,seperti hak untuk
hidup,kesejahteraan hidup hak kebebasan.
Dari beberapa pakar yang menjelaskan mengenai urgensi konstitusi dalam
sebuah negara,maka secara umum dapat dikatakan bahwa eksistensi konstitusi dalam
suatu negara merupakan suatu keniscayaan,karena dengan adanya konstitusi akan
tercipta pembatasan kekuasaan melain pembagian wewenang dan kekuasaan dalam
menjalankan negara.Selain itu,adanya konstitusi juga menjadi suatu hal sangat
penting untuk menjamin hak-hak asasi warga negara,sehingga tidak terjadi
penindasan dan perlakuan sewenang –wenang dari pemerintah.
Konstitusi adalah sarana dasar untuk mengawasi proses kekuasaan. Oleh
karena itu setiap konstitusi mempunyai beberapa peranan yaitu :
1. Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik
2. Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa,dan menetapkan
bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka, sehingga tidak terdapat
kekuasaan yang semena – mena.
3. Untuk membatasi kesewenang-wenangan tindakan pemerintah untuk menjamin
hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.
4. Konstitusi bertujuan untuk mengatur organisasi negara dan susunan
pemerintahan. Sehingga dimana ada organisasi negara dan kebutuhan menyusun
suatu pemerintahan negara, maka akan diperlukan konstitusi.
5. Konstitusi mempunyai posisi yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan
suatu negara karena konstitusi menjadi barometer(ukuran) bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara, juga merupakan ide-ide dasar yang digariskan penguasa
negara untuk mengemudikan suatu negara.
6. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan sistem kerja yang ada diantara
lembaga-lembaga negara.Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban
pemerintah sekaligus membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-
wenang dalam bertindak.
Dari berbagai penjelasan tentang tujuan konstitusi diatas, dapat dikatakan bahwa
tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan
membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan yang
dilakukan penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan arahan kepada penguasa
untuk mewujudkan tujuan Negara.Jadi, pada hakikatnya konstitusi Indonesia
bertujuan sebagai alat untuk mencapai tujuan negara dengan berdasarkan kepada
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945
terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan
paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD RIS
terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Periode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6 bab, 146
pasal, dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Kasus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut:
1. UUD 1945 yang belum diamandemenkan;
2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000, tahun 2001,
dan tahun 2002) Amandemen tersebut adalah:
a. Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 Oktober 1999
b. Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus 2000
c. Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10November 2001
d. Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002
Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan masalah
yang mendasar. Hal ini karena PPKI sudah mendapatkan naskah rancangan hokum
dasar yang dihasilkan oleh BPUPKI. Beberapa perubahan tersebut antara lain:
Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia oleh PPKI
dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.
Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang terdiri
atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau pasal-
pasalnya. Adapun bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu naskah yang
dibuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946.
Berdasarkan hal itu maka Naskah Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun II
No. 7 Tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:
a) Pembukaan
c) Penjelasan.
2) Bagian batang tubuh yang terdiri dari atas 6 bab, 197 pasal dan lampiran.
1950;
c) Pembentukan MPRS dan DPAS.
2. Proses Amandemen UUD 1995
Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan.
Mengamandemen artinya mengubah atau mengadakan perubahan. Istilah amandemen
sebenarnya merupakan hak, yaitu hak parlemen untuk mengubah atau mengusulkan
perubahan rancangan UU. Perkembangan selanjutnya muncul istilah amandemen
UUD yang artinya perubahan UUD. Istilah perubahan konstitusi itu sendiri
mencangkup dua pengerrtian yaitu:
a. Amandemen konstitusi
b. Pembaruhan konstitusi
Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan merupakan
addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap berlaku.
Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau menjadi bagian dari
konstitusinya.
Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan
memperbaruhi konstitusi negara indonesia agar sesui dengan prinsip-prinsip negara
demokrasi. Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945 maka konstitusi kita
diharapkan semakin baik dan lengkap meyesuikan dengan tuntutan perkembangan
dan kehidupan dan kenegaraan yang demokratis.
UUD 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasaar negara republik indonesia
juga haus mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan. Untuk itu perlu
dilakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang sejak merdeka sampai masa
pemerintahan presiden soeharto belum pernah dilakukan perubahan.
Tentang perubahan UUD dinyatakan pada pasal 37 UUD 1945 sebagai
berikut:
1. Unsur perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidam majelis
permusyawaratan rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota majelis permusyawaratan
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
3. Untuk mengubah asal-asar UUD, sidang majelis permusyawaratan rakyat diadiri
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota majelis permusyawaratan
rakyat.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan
sekurang-kurangnya 50% ditambah satu anggota dari seluruh anggota majelis
permusyawaratan rakyat.
5. Khusus mengenai bentuk negara kesatuan republik indonesia tidak dapat
dilakukan perubahan.
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan perama kali oleh MPR pada
siadang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 oktober 1999.
Amandemen atas UUD 1945 dilakukan oleh MPR sebanyak 4 kali. Dengan demikian
UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan yaitu sebagai berikut:
a. Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR tahun 1999, disahkan 19
oktober 1999.
b. Amandemen kedua terjadi pada sidang tahunan, disahkan 18 agustus 2000.
c. Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10 november 2001.
d. Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan PPR, disahkan 10 agustus 2002.
Jadi, pada perubahan keempat ini yang diamandemen sebanyak 13 pasal serta 3
pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan.
Dengan cara amandemen ini, UUD 1945 yang asli masih tetap berlaku, hanya
beberapa ketentuan yang sudah diganti dianggap tidak berlaku lagi. Yang beraku
adalah ketentuan-ketentuan yang baru. Naskah perubahan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari UUD negara republik indonesia tahun 1945.
Dengan demikian, naskah UUD 1945 kita terdiri atas:
1. Naskah asli UUD 1945
Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat tersebut
tertuang dalam putusan MPR tentang UUD 1945 dan perubahannya. Putusan MPR
tersebut tidak menggunakan nomor putusan majelis. Hal inin berbeda dengan jenis
putusan majelis lainnya, yaitu ketetapan majelis dan keputusan majelis yag
menggunakan nomor keputusan majelis.
Dengan amandemen tersebut maka konstitusi negara indonesia UUD 1945
menjadi lebih lengkap dan bertambah jumlah pasal-pasalnya. Jumlah keseluruhan
pasal yang diubah dari perubahan perama sampai keempat ada 73 pasal. Namun
jumlah nomor pasal tetap yaitu 37 tidak termasuk aturan peralihan dan aturan
tambahan. Perubahan diakukan dengan cara menambahkan huruf A, B, C, dan
seterusnya setelah nomor pasal (angkanya). Misalnya pasal 28, kemudian pasal 28A,
pasal 28B dan seterusnya.
Perubahan UUD NRI 1945 yang dilakukan oleh MPR, selain merupakan
perwujudan dari tuntutan reformasi, sebenarnya sejalan dengan pemikiran pendiri
bangsa (founding father) Indonesia. Ketua panitia Penyusun UUD NRI 1945, yakni Ir.
Sukarno dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 18 Agustus 1945.
Sampai saat ini perubahan yang dilakukan terhadap UUD NRI 1945 sebanyak
empat kali yakni pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Perubahan yang dilakukan
dimaksudkan guna menyesuaikan dengan tuntutan dan tantangan yang dihadapi saat
itu. Persoalan bangsa dan tantangan yang dihadapi saat itu tentunya berbeda dengan
masa awal reformasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dari penjelasan menganai nilai dan norma kosntitusional UUD NRI 1945 dan
konstitusionalitas ketentuan perundang-undangan di bawah UUD diharapkan dapat
menambah wawasan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi Suryani & Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa,
Bandung: PT Refika Aditama, 2015.
https://www.kompasiana.com/amp/aflahanurilfurqan/5f0800f1d541df733d558c
02/nilai-dan-norma-konstitusional-uud-nri-1945-dan-konstitusionalitas-ketentuan-
perundang-undangan-di-bawah-uud-1945 {Diakses pada tangga 14 Januari 2021}
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.coursehero.com/file/46277461/makalah-
kwndocx/&ved=2ahUKEwiExY7Y95zuAhUl83MBHUzVBJMQFjAAegQIBRAC&u
sg=AOvVaw3oQNIDpm4zOdzZtUnbrnFz {Diakses pada tangga 14 Januari 2021}