Anda di halaman 1dari 3

Nama : Laili Hidayati

NIM : 019112611
UPBJJ : 16/Pekanbaru
Kabupaten : Kabupaten Bengkalis
Alamat : UPTD Pendidikan Kecamatan Bengkalis
Fakultas : 3/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi : 50/Ilmu Administrasi Negara-S1
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

1 Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para

anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri

(Kentjono, Ed., 1984:2). Sebagai sebuah sistem, bahasa bersifat sistematis dan sistemis.

Sistematis artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang

berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. Seandainya bahasa itu

tidak sistematik maka bahasa itu akan kacau, tidak bermakna, dan tidak dapat

dipelajari. Sistemis artinya bahasa terdiri dari sejumlah subsistem, yang satu sama lain

saling terkait dan membentuk satu kesatuan utuh yang bermakna. Bahasa terdiri dari

tiga subsistem, yaitu subsistem fonologi (bunyi-bunyi bahasa), subsistem gramatika

(morfologi, sintaksis, dan wacana), serta subsistem leksikon (perbendaharaan kata).

Ketiga subsistem itu menghasilkan dunia bunyi dan dunia makna, yang membentuk

sistem bahasa. Jadi dari pengertian diatas bisa kita tarik sebuah pola penjelasan bahwa

penggunaan bahasa Indonesia yang di media sosial saat ini, yang tidak tersistem dengan

kaidah-kaidah bahasa bisa mengakibatkan kekacauan pemahaman dalam penafsiran

perbendaharaan kata yang ingin disampaikan. Opini saya mengenai hal ini, kurang
setuju dengan perilaku menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah

bahasa dan menggunakan bahasa untuk tujuan menyinggung SARA. Seharusnya

dengan media sosial kita harus menjadi agen atau duta pendidikan sehingga Bahasa

Indonesia itu bisa dibudayakan dengan baik.


2. Memang ada beberapa kata yang bersifat onomatopoe, artinya penamaan suatu objek

atau peristiwa berdasarkan ciri bunyi atau ciri lain yang dimilikinya. Namun demikian,

kata yang bersifat onomatope itu tidak banyak jumlahnya. Jadi, penamaan sesuatu itu

(benda, sifat atau peristiwa) semata-mata hanya karena, kesepakatan sosial masyarakat

penggunanya. Karena itulah bahasa bersifat konvensional atau kesepakatan. Jadi opini

saya bahwa penyebab hal tersebut terjadi karena ada lingkungan sosial yang

menyepakati bahwa perbedaan bunyi hewan tersebut. Sehingga, bahasa hewan di

lingkungan satu dengan lingkungan lainnya berbeda, meskipun hewan tersebut masih

dalam jenis hewan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Yunus., Hakikat Bahasa dan Pembelajaran Bahasa, Modul 1 PDGK4204

Anda mungkin juga menyukai