Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

TUMOR OTAK

NAMA : JHONATAN HILKIA ABDI APUTRA


NIM : PO.62.20.1.19.411
Dosen Pengajar : Ns. Yuyun Christiyanni, S.Kep., M.Kep.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER V
2021
TUMOR OTAK

A. PENGERTIAN
Tumor otak benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi
tidak ganas. tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi menyusup
dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar (metastase) ke otak
dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.
Tumor ganas otak yang paling sering terjadi merupakan penyebaran dari kanker yang
berasal dari bagian tubuh yang lain. Kanker payudara dan kanker paru-paru, melanoma
maligna dan kanker sel darah (misalnya leukemia dan limfoma) bisa menyebar ke otak.
Penyebaran ini bisa terjadi pada satu area atau beberapa bagian otak yang berbeda.
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intracranial yang menempati
ruang di dalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang
berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk ke dalam jaringan. Neoplasma
terjadi akibat dari kompresi dan infiltrasi jaringan. Akibat perubahan fisik bervariasi,
yang menyebabkan beberapa atau semua kejadian patofisiologis sebagao berikut :
 Peningkatan tekanan intracranial (TIK) dan edema serebral
 Aktivitas kejang dan tanda-tanda neurologist fokal
 Hidrosefalus
 Gangguanfungsihipofisis
Tumor-tumor otak primer menunjukkan kira-kira 20% dari semua penyebab kematian
karena kanker, dimana sekitar 20% sampai 40% dari semua kanker pasien mengalami
metastase ke otak dari tempat-tempat lain. Tumor-tumor otak jarang bermetastase keluar
system saraf pusat tetapi jejas metastase ke otak biasanya dari paru-paru, payudara,
saluran gastrointestinal bagian bawah, pancreas, ginjal dan kulit (melanoma).
Pada usia dewasa, tumor otak banyak dimulai dari sel glia (sel glia membuat struktur
dan mendukung system otak dan medulla spinalis) dan merupakan supratentorial (terletak
diatas penutup serebelum). Jejas neoplastik didalam otak akhirnya menyebabkan
kematian yang menganggu fungsi vital seperti pernafasan atau adanya peningkatan
tekanan intracranial.
B. TANDA DAN GEJALA
Tumor intra kranialmenyebabkangangguanfungsifokaldanpeningkatantekanan intra
kranial (TIK).Manifestasi tumor tergantungdarilokasi, displacement otak,
danherniasi.Gejalaumum yang timbulantara lain: sakitkepala, mualmuntah, perubahan
mental, papilledema, gangguan visual (diplopia), kerusakanfungsisensorikdanmotorik,
sertakejang.
1. Gejalapeningkatantekananintrkranial
Disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan
tumor. Gejala yang biasanya banyak terjadi adalah sakit kepala, muntah, papiledema
(“choken disc” atau edema saraf optic), perubahan kepribadian dan adanya variasi
penurunan fokal motorik, sensorik dan disfungsi saraf cranial.
2. Sakit kepala
3. Mual muntah
4. Papilledema
5. Kejang
6. Peningdan vertigo
7. Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak yang
terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan local,
sepertipadaketidaknormalansensoridanmotorik, perubahanpenglihatandankejang.
Karena fungsi-fungsi otak berbeda-beda di setiap bagiannya maka untuk
mengindentifikasi lokasi tumor dapat ditentukan dari perubahan yang terjadi, seperti :
1. Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan gerakan seperti
kejang yang terletak pada satu sisi tubuh, yang disebut kejang Jacksonian.
2. Tumor lobus oksipital menimbulkan manisfestasi visual, hemianopsia homonimus
kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang pandangan, pada sisi yang
berlawanan dari tumor) dan halusinasi penglihatan.
3. Tumor serebellum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan keseimbangan) atau
gaya berjalan sempoyongan dengan kecenderungan jatuh ke sisi yang lesi, otot-otot
tidak terkoordinasi dan nistagmus (gerakan mata berirama tidak disengaja) biasanya
menunjukkan gerakan horisontal.
4. Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian, perubahan status
emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku mental. Pasien sering menjadi
ekstrem yang tidak teratur dan kurang merawat diri dan menggunakan bahasa cabul.
5. Tumor sudut serebopontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan memberi
rangkaian gejal yang timbul dengan semua karakteristik gejala pada tumor otak.
 Pertama, tinnitus dan kelihatan vertigo, segera ikuti perkembangan saraf-saraf
yang mengarah terjadinya tuli (gangguan saraf cranial ke-8).
 Berikutnya, kesemutan dan rasa gatal-gatal pada wajah dan lidah (b.d saraf cranial
ke-5).
 Selanjutnya, terjadi kelemahan atau paralysis (keterlibatan saraf cranial ke-7).
 Akhirnya, karena pembesaran tumor menekan serebelum, mungkin ada
abnormalitas pada fungsi motorik.
6. Tumor intracranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian, konfusi, gangguan
fungsi bicara dan gangguan gaya berjalan, terutama pada pasien lansia. Tipe tumor
yang paling sering adalah meningioma, glioblastoma dan metastase serebral dari
bagian lain.
Beberapa tumor tidak selalu mudah ditemukan lokasinya, karena tumor-tumor
tersebut berada pada daerah tersembunyi (silent areas) dari otak (daerah yang di dalam
fungsinya tidak dapat ditentukan dengan pasti).
Perkembangan tanda dan gejala adalah menentukan apakah tumor berkembang atau
menyebar.
Berdasarkantipetumormakagejaladapatberupa:
a. Gliomas
 Terjadipadahemisfer cerebral
 Sakitkepala
 Muntah
 Perubahankepribadian ; pekarangsang, apatis
b. Neuroma Akustik
 Vertigo
 Ataksia
 Parestesiadankelemahanwajah ( saraf cranial V, VII)
 Kehilanganreflekskornea
 Penurunansensitivitasterhadapsentuhan ( Saraf cranial V, XI)
 Kehilanganpendengaran unilateral
c. Meningioma
 Kejang
 Eksoftalmus unilateral
 Palsiototekstraokuler
 Gangguanpandangan
 GangguanOlfaktorius
 Paresis
d. Adenoma Hipofisis
 Akromegali
 Hipopituitari
 Sindrom Cushing
 Wanita : Amenorea, sterilisasi
 Pria : kehilangan libido, impotensi
 Gangguanpenglihatan
 DM
 Hipotiroidisme
 Hipoadrenalisme
 Diabetes Insipidus
 IADH

C. PATOFISIOLOGI
Tumor otak primer dianggap berasal dari sel atau koloni stem sel tunggal dengan
DNA abnormal. DNA abnormal menyebabkan pembelahan mitosis sel yang tidak
terkontrol. Sistem imun tidak mampu membatasi dan menghentikan aberrant,
pertumbuhan sel baru. Pada saat tumor meluas, kompresi dan infiltrsi menyebabkan
kematian jaringan otak. Tumor otak tidak hanya menyebabkan lesi pada otak, tetapi juga
menyebabkan edema otak. Tengkorak bersifat rigid dan hanya memiliki sedikit tempat
untuk ekspansi isinya. Jika perawatan tidak berhasil, tumor otak akan menyebabkan
peningkatan tekanan intra kranial secara progresif yang akan menyebabkan displacement
struktur stem otak (herniasi). Tekanan pada stem otak menyebabkan kerusakan pusat vital
signs kritis yang mengontrol tekanan darah, nadi, dan respirasi, yang akan memicu
kematian.
Glioma merupakan tipe tumor yang paling banyak, menginfiltrasi beberapa bagian
otak. Glikoma malignan neoplasma otak yang paling banyak terjadi, kurang lebih 45 %
dari seluruh tumor otak. Glioma dibagi dalam beberapa derajad I hingga IV,
mengindikasikan derajad malignansi. Derajad tergantung pada densisitas seluler, mitosis
sel, dan penampakan. Biasanya tumor menyebar dengan menginfiltrasi sekitar jaringan
saraf sehingga sulit diangkat secara total tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur
vital. Astrositomasmerupakantipeglikoma yang paling banyak.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan neurologist
2. CT scan
3. MRI
4. Biopsy
5. Cerebral angiography
6. EEG
7. Pemeriksaansitologimenggunakan CSF

E. KOMPLIKASI
1. Herniasi
2. PeningkatanTekananDarah
3. Kejang
4. Defisitneurorogis
5. Peningkatan TIK
6. Perubahanfungsipernafasan
7. Perubahandalamkesadaran
8. Perubahankepribadian

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Operasi pengangkatan atau menghancurkan tumor tanpa menimbulkan defisit
neuroligis yang mungkin terjadi.
Operasi konvensional dengan craniotomy
2. Terapiradiasistereotaktik
TerapiradiasitermasukGamma Knifeatauterapisinar proton,
mungkindilakukanpadakasustumor yang
tidakmungkindioperasoatautidakmungkindireseksiataujikatumormenunjukantransform
asimaligna.Focus radiasi mungkin akan sangat membantu pada tumor kecil yang
terdapat dasar tengkorak.
3. Terapimodalitastermasukkemoterapikonvensionalterapiradiasieksternal beam
a. Kemoterapikonvensional
b. Brachyteraphy
c. Transplantasi sumsum tulang belakang autologous intra venus
d. Corticosteroid
e. Terapi transfer gen

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG LAZIM MUNCUL


Sebelum operasi
1. Nyeri akut
2. Self care deficit
3. Kerusakan perfusi jaringan serebral
4. Anxiety
5. Resiko injuri
6. Hopeless
7. Koping individu inefektif
8. Gangguan persepsi sensori
9. Pk : kejang
Setelah operasi
1. Kerusakan perfusi jaringan serebral
2. Kebersihan jalan nafas tidak efekti
3. Nyeri
4. Resiko defisit volume carian
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan
6. Anxiety dan fear
7. Kurang Pengetahuan
8. Kerusakan komunikasi verbal
9. Resiko kontraktur
10. Defisit perawatan diri
11. Resiko injuri
12. Kerusakan proses pikir
N DiagnosaKeperaw Tujuan Dan KriteriaHasil Intervensi
o atan

1 Perfusijaringanser NOC : NIC :


ebraltidakefektif Circulation status
Intrakranial Pressure (ICP)
b/d Tissue Prefusion : cerebral
Monitoring (Monitor
edemaserebral/pe
tekananintrakranial)
nyumbatanalirand KriteriaHasil :
arah 1. mendemonstrasikan status  Berikaninformasikepadake
sirkulasi yang luarga
ditandaidengan :  Set alarm
 Tekanan  Monitor
systole tekananperfusiserebral
dandiastoledalamrentan  Catatresponpasienterhadap
g yang diharapkan stimuli
 Tidakadaort  Monitor
ostatikhipertensi tekananintrakranialpasiendanr
 Tidkadatand espon neurology
atandapeningkatantekan terhadapaktivitas
anintrakranial  Monitor jumlah drainage
(tidaklebihdari 15 cairanserebrospinal
mmHg)  Monitor intake dan output
2. mendemonstrasikankemampu cairan
ankognitif yang  Restrain pasienjikaperlu
ditandaidengan:  Monitor suhudanangka
 berkomunikasidenganje WBC
lasdansesuaidengankem  Kolaborasipemberianantib
ampuan iotik
 menunjukkanperhatian,  Posisikanpasienpadaposisi
konsentrasidanorientasi semifowler
 memprosesinformasi  Minimalkan stimuli
 membuatkeputusandeng darilingkungan
anbenar
3. menunjukkanfungsisensorimo Peripheral Sensation
tori cranial yang utuh : Management
tingkatkesadaranmambaik, (Manajemensensasiperifer)
tidakadagerakangerakaninvolu
nter  Monitor adanyadaerahtertentu
yang
hanyapekaterhadappanas/ding
in/tajam/tumpul
 Monitor adanyaparetese
 Instruksikankeluargauntukme
ngobservasikulitjikaadalsiatau
laserasi
 Gunakansaruntanganuntukpro
teksi
 Batasigerakanpadakepala,
leherdanpunggung
 Monitor kemampuan BAB
 Kolaborasipemberiananalgeti
k
 Monitor
adanyatromboplebitis
 Diskusikanmengenaipenyeba
bperubahansensasi

Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan Self Care Assistence


diri b.d keperawatan selama 2x24 jam, klien 1. Bantu ADL klien selagi klien
kelemahan mampu melakukan perawatan diri belum mampu mandiri
mandiri. 2. Pahami semua kebutuhan
Definisi : Self Care : Activities Daily Living ADL klien
Gangguan (ADL) 3. Pahami bahasa-bahasa atau
kemampuan Kriteria : pengungkapan non verbal
melakukan 1. Makan : 5 klien akan kebutuhan ADL
aktivitas 2. Berpakaian : 5 4. Libatkan klien dalam
perawatan diri 3. Toileting : 5 pemenuhan ADLnya
sehari-hari 4. Mandi : 5 5. Libatkan orang yang berarti
5. Berhias : 5 dan layanan pendukung bila
6. Higiene : 5 dibutuhkan
7. Kebersihan mulut : 5 6. Gunakan sumber-sumber atau
8. Ambulasi : kursi roda : 5 fasilitas yang ada untuk
9. Ambulasi : berjalan : 5 mendukung self care
10. Berpindah : 5 7. Ajari klien untuk melakukan
self care secara bertahap
Keterangan : 8. Ajarkan penggunaan modalitas
1 : Tergentung, tidak ada partisipasi terapi dan bantuan mobilisasi
2 : Memerlukan bantuan orang dan secara aman (lakukan
alat supervisi agar keamnanannya
3 : Memerlukan bantuan orang terjamin)
4 : Tidak tergantung, dengan bantuan 9. Evaluasi kemampuan klien
alat untuk melakukan self care di
5 : Tidak tergantung RS
sempurna/mandiri 10. Beri reinforcement atas upaya
dan keberhasilan dalam
melakukan self care

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. 2010. Buku Ajar keperawtanmedikalbedah, edisi 8 vol.3.EGC. Jakarta


Bulechek, G. Butcher, H. K. Dochterman, J. M. 2008. Nursing Intervention Classification
(NIC) Fifth Edition. Mosby: Elsevier Inc.
Herdman, T. H. (Ed.). 2012. NANDA International Nursing Diagnoses: Definition &
Classification 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Kozier and Erb’s, 2008. Fundamental of Nursing Concepts, Process and Practice 8 thed.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Moorhead, S. Johnson, M. Maas. M. L. Swanson, E. 2008. Nursing Outcomes Classification
(NOC) Second Edition. Mosby: Elsevier Inc.

Anda mungkin juga menyukai