Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

Generalized Anxiety Disorders

Disusun Oleh:

Jermansyah DD Khairari

2015730065

KEPANITERAAN JIWA

RUMAH SAKIT ISLAM KLENDER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah yang selalu melimpahkan rahmat dan karunianya kepada seluruh hamba-
Nya di seluruh Alam ini. Shalawat serta salam diberikan kepada rasulullah shalallahu alaihi wa
sallam yang telah menyampaikan wahyu dari Allah kepada kita semua. Dengan izin Allah kami
penulis yang sedang menjalani tugasnya pada stase Ilmu Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Klender
dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul Generalized Anxiety Disorders

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang
membaca, agar penulis dapat mengkoreksi dan dapat membuat laporan kasus yang lebih baik
kedepannya.
Jakarta, April 2020

1
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
BAB I...............................................................................................................................................3
STATUS PASIEN........................................................................................................................3
1.1 Identitas Pasien.................................................................................................................3
1.2 Riwayat Psikiatri...............................................................................................................3
1.3 Pemeriksaan Status Mental...............................................................................................4
1.4 Pemeriksaan fisik..............................................................................................................7
1.5 Daftar masalah..................................................................................................................8
1.6 Resume..............................................................................................................................8
1.7 Diagnosis kerja..................................................................................................................9
1.8 Tatalaksana........................................................................................................................9
Farmakologi.................................................................................................................................9
1.9 Prognosis...........................................................................................................................9
BAB II...........................................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................10
1.1 Definisi............................................................................................................................10
1.2 Prevalensi........................................................................................................................11
1.3 Manifestasi klinis............................................................................................................11
1.5 Etiologi............................................................................................................................13
1.6 Diagnosis.........................................................................................................................14
1.7 Diagnosis banding...........................................................................................................15
1.8 Penatalaksanaan GAD.....................................................................................................15
 Farmakoterapi.................................................................................................................15
 Psikoterapi.......................................................................................................................16
1.9 Prognosis.........................................................................................................................17
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................20

2
3
BAB I
STATUS PASIEN
1.1 Identitas Pasien
Nama : Nn. C
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 36 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status pernikahan : Menikah

1.2 Riwayat Psikiatri


Keluhan Utama
Sering terbangun di malam hari

Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 2 minggu yang lalu pasien sering terbangun malam hari. Pasien juga
mengatakan bahwa sejak setahun yang lalu mengalami rasa lemas, berkeringat dan was-
was, yang di rasakan hampir sepanjang hari. Keluhan dirasakan sudah hampir setahun
yang lalu, rasa cemas mendadak diikuti rasa pusing, berdebar-debar dan berkeringat, bila
cemas tersebut tiba, pasien tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah dan sulit
berkonsentrasi.  Sejak 2 minggu yang lalu pasien sering terbangun malam hari  dan tidak
bisa tidur kembali

Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat Psikiatri Sebelumnya : Tidak ada


 Riwayat Medis Umum : Tidak ada
 Riwayat Konsumsi Alkohol dan Penggunaan NAPZA : Menggunakan sabu
saat remaja

4
Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat penyakit jantung, DM, asma, alergi dan sebagainya disangkal

 Tidak ada keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama

Riwayat Pramorbid

Tidak ada keterangan

1.3 Pemeriksaan Status Mental


A. Deskripsi umum
1. Penampilan
perempuan, memakai pakaian  rapi, raut wajah terlihat cemas.Perilaku dan aktivitas
psikomotor
Pasien duduk diam saat diwawancara dan tampak tenang. Pasien langsung menjawab
pertanyaan saat diwawancara.
2. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif
B. Mood dan Afek
1. Mood : Cemas
2. Afek : Apopriate
3. Keserasian afek : Tidak serasi
C. Pembicaraan
1. Volume : Cukup
2. Irama : Teratur
3. Kelancaran : Lancar
4. Kualitas : Bicara jelas
5. Kuantitas : Cukup
6. Kecepatan : Sedang
D. Persepsi
1. Halusinasi : - Auditorik : Tidak ada
- Visual : Tidak ada
- Taktil : Tidak ada

5
- Gustatorik : Tidak ada
- Olfaktori : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Produktivitas : Koheren
2. Kontinuitas : - Blocking : Tidak ada
- Flight of Idea : Tidak ada
- Tangensial : Tidak ada
- Sirkumstansial : Tidak ada
- Perseverasi : Tidak ada
3. Hendaya bahasa :- Word salad : Tidak ada
- Neologisme : Tidak ada
F. Isi Pikir
1. Waham:
 Kebesaran : Tidak ada
 Bizzare : Tidak ada
 Nihilistik : Tidak ada
 Kejar : Tidak ada
 Rujukan : Tidak ada
 Cemburu : Tidak ada
 Thought of echo : Tidak ada
 Thought of withdrawal : Tidak ada
 Thought of insertion : Tidak ada
 Thought of broadcasting : Tidak ada
 Thought control : Tidak ada
2. Preokupasi : Tidak ada
3. Obsesi : Tidak ada
4. Ide referensi : Tidak ada

6
5. Fobia : Tidak ada
G. Fungsi Kognitif dana Kesadaran
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Orientasi
 Waktu : Baik (pasien bisa menyebutkan hari saat
diwawancara)
 Tempat : Baik (pasien bisa menyebutkan dimana tempat pasien
diwawancara saat itu
 Orang : Baik (pasien mengenal nama teman-temannya yang
ada dibangsal)
3. Daya ingat
 Segera : Baik (pasien hafal nama dokter muda yang
mewawancarainya)
 Jangka pendek: Baik (pasien mengingat kegiatan sebelum
Diwawancara, menu makan pagi)
 Jangka sedang : Baik (Pasien dapat mengingat hari masuk rumah sakit)
 Jangka panjang: Baik (Pasien dapat mengingat kejadian saat SD)
4. Konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi : Baik (pasien dapat melakukan pengurangan angka 20
dikurang 3 sampai di stop oleh pemeriksa)
Perhatian : Baik (pasien dapat mengeja kata D-U-N-I-A dari
belakang)
5. Kemampuan membaca dan menulis
Baik (pasien dapat membaca tulisan yang ditulis pemeriksa dan mampu menulis
“pejamkan mata” dan melakukannya
6. Kemampuan visuospasial
Baik (pasien dapat menggambar jam dengan baik)
7. Pikiran abstrak
Baik (pasien mengetahui persamaan apel dan jeruk)
8. Intelegensia
Baik (Pasien tau presiden RI saat ini dan gubernur Jakarta)

7
H. Pengendalian impuls
Baik (pasien saat diwawancara duduk diam)
I. Daya nilai
Daya nilai sosial : Baik (pasien tau nama temannya satu kamar)
Uji daya nilai : Baik (apabila pasien menemukan dompet berisi uang dijalan, pasien
akan mengembalikannya ke pemiliknya)
J. Tilikan
4
K. RTA
Tidak Terganggu
L. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
1.4 Pemeriksaan fisik
1. Status Internus
 Kesadaran : composmentis
 Keadaan umum : Tampak sakit ringan
 Tanda vital : TD : 120/80 Nadi: 80x/menit RR: 20x/menit Suhu: 36,5 ºC
 Kepala : Normocephal, rambut hitam distribusi merata
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 Hidung : Sekret (-/-), septum deviasi (-)
 Mulut : Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-)
 Leher : Pembesaran KGB (-)
 Thorax
 Pulmo : Pergerakan dada simtris, vesikuler (+/+), wh (-/-), rh (-/-)
 Cor : BJ I dan II murni regular mur-mur (-), gallop (-)
 Abdomen : supel, nyeri tekan (-), bising usus (+)
 Ekstremitas : hangat, edema (-), CRT < 2 detik
2. Status neurologis
 GCS : 15 (E4V5M6)
 Rangsang meningeal : Negatif

8
 Mata
 Gerakan bola mata : Baik kesegala arah
 Reflek pupil : +/+
 Motorik
 Tonus otot : Dalam batas normal
 Kekuatan : Dalam batas normal
5555 5555

5555 5555

 Koordinasi : Dalam batas normal


 Sensorik : Dalam batas normal

1.5 Daftar masalah

1. Keluhan utama:
Pasien sering terbangun dimalam hari
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
- Sering terbangun dimalam hari, dan susah untuk kembali tidur
- Mengalami rasa lemas, berkeringat dan was-was, yang di rasakan hampir
sepanjang hari.
- Rasa cemas mendadak diikuti rasa pusing, berdebar-debar dan berkeringat, bila
cemas tersebut tiba, pasien tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah dan sulit
berkonsentrasi.
3. Riwayat penyakit dahulu: Pernah menggunakan sabu-sabu saat remaja
4. Lingkungan dan faktor sosial
Tidak ada keterangan
5. Organobiologik : Tidak ada riwayat gangguan jiwa
dalam keluarga
6. Status Mental:
Kesadaran : Compos mentis
Mood : Cemas

9
Afek : Apopriate
Tilikan : Derajat 4
1.6 Resume
Sejak 2 minggu yang lalu pasien sering terbangun malam hari. Pasien juga mengatakan
bahwa sejak setahun yang lalu mengalami rasa lemas, berkeringat dan was-was, yang di
rasakan hampir sepanjang hari. Keluhan dirasakan sudah hampir setahun yang lalu, rasa
cemas mendadak diikuti rasa pusing, berdebar-debar dan berkeringat, bila cemas tersebut
tiba, pasien tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah dan sulit berkonsentrasi.  Sejak 2
minggu yang lalu pasien sering terbangun malam hari  dan tidak bisa tidur kembali.
Pada pemeriksaan status mental dan pemeriksaan fisik tidak ada kelainan.
1.7 Diagnosis kerja
Generalized Anxiety Disorders
1.8 Tatalaksana
Farmakologi
Benzodiazepine tab 1 mg 1x1
Non-farmakologi
Terapi psikososial
1.9 Prognosis
Dubia ad Bonam

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi
Semua orang mengalami kecemasan. Hal ini ditandai paling umum sebagai rasa
takut difusif, tidak menyenangkan, samar-samar, sering disertai dengan gejala otonom
seperti sakit kepala, keringat, jantung berdebar, dada terasa tidak nyaman, dan perut
tidak nyaman, dan gelisah, yang ditunjukkan oleh ketidakmampuan untuk duduk atau
berdiri diam. untuk jangka waktu yang lama. Konstelasi gejala tertentu yang muncul
selama kecemasan cenderung bervariasi di antara orang-orang.4
Gangguan cemas atau anxiety disorders yaitu gangguan rasa takut dan kecemasan
yang berlebihan dengan gangguan perilaku terkait. Ketakutan adalah respons
emosional terhadap yang nyata atau yang dirasakan ancaman yang akan segera
terjadi, sedangkan kecemasan adalah antisipasi ancaman di masa depan. Jelas ini
adalah dua hal yang tumpang tindih, tetapi juga berbeda. Ketakutan lebih sering
dikaitkan dengan lonjakan gairah otonom misalnya yang diperlukan untuk berkelahi
atau melarikan diri dan sebagainya dan kecemasan lebih sering dikaitkan dengan
ketegangan otot dan kewaspadaan dalam persiapan keadaan bahaya di masa depan.
Literatur lain menyebutkan bahwa cemas ialah suatu sinyal yang menyadarkan; yang
memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang
mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Rasa tersebut ditandai dengan gejala
otonom seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, rasa sesak di dada, tidak nyaman
pada perut, dan gelisah.
Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah kondisi kecemasan kronis yang
ditandai oleh kekhawatiran yang berlebihan dan tidak terkendali serta gejala somatik
yang terkait. Tidak seperti itu gangguan kecemasan lainnya, pada GAD menunjukan
kecemasan difus dengan tidak adanya objek spesifik yang ditakuti. Pada individu
yang menderita GAD menunjukan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan
tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan
sehari-hari. Akibatnya, individu-individu ini hidup dalam kondisi hypervigilance

11
yang konstan, karena ancaman yang diantisipasi biasanya sangat tidak mungkin atau
tidak jelas sifatnya. Kondisi ini dialami hampir sepanjang hari, berlangsung sekurang-
kurangnya selama 6 bulan.2 Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan
berhubungan dengan gejala-gejala somatik seperti ketegangan otot, iritabilitas,
keringat berlebih, berdebar-debar, kesulitan tidur dan kegelisahan. sehingga
menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi
sosial dan mengganggu pekerjaan.1,2,3 Rasa cemas dapat datang dari eksternal atau
internal. Masalah eksternal umumnya terkait dengan hubungan antara seseorang
dengan komunitas, teman, atau keluarga. Masalah internal umumnya terkait dengan
pikiran seseorang sendiri.1
Perbedaan antara kecemasan dan rasa takut
Kecemasan adalah sinyal yang memperingatkan bahaya yang akan datang dan
memungkinkan seseorang untuk mengambil tindakan untuk menghadapi ancaman.
Ketakutan merupakan sinyal peringatan serupa, namun harus dibedakan dari
kecemasan. Ketakutan adalah respons terhadap ancaman eksternal yang diketahui
pasti, atau nonkonflik; kecemasan adalah respons terhadap ancaman yang tidak
diketahui, internal, tidak jelas, atau konfliktual.4

1.2 Prevalensi
Prevalensi GAD Di Antara Orang Dewasa Berdasarkan data National
Comorbidity Survey Replication (NCS-R). Diperkirakan di AS yang berusia 18 tahun
ke atas sebanyak 2,7%. Prevalensi GAD berdasarkan usia lebih tinggi pada wanita
(3,4%) dibandingkan untuk pria (1,9%). Sedangkan pada remaja prevalensi GAD,
berdasarkan data dari National Comorbidity Survey Adolescent Supplement (NCS-
A), menunjukan bahwa remaja usia 13-18 tahun diperkirakan mengalami GAD
sebesar 2.2% di AS, dan diperkirakan 0,9% memiliki gangguan yang parah.
Berdasarkan DSM-V Prevalensi GAD di kalangan remaja lebih tinggi pada
perempuan (3,0%) daripada laki-laki (1,5%).5

12
1.3 Manifestasi klinis
Gejala-gejala cemas utama pada dasarnya terdiri dari dua sistem yaitu, kesadaran
terhadap sensasi fisiologik ( berkeringat/palpitasi ) dan kesadaran terhadap rasa gugup
atau takut. Selain dari gejala motorik dan viseral, rasa cemas juga mempengaruhi
kemampuan berpikir, persepsi, dan belajar. Gejala utama GAD adalah muncul rasa
kekhawatiran yang tidak sebanding dengan stressor yang sesungguhnya dalam
kehidupan. Gangguan cemas sendiri dibagi menjadi 2 yaitu gangguan anxietas
kontinyu dengan episodik. Gangguan cemas menyeluruh adalah bentuk dari
kecemasan kontinyu.1 Gejala yang terjadi harus menunjukkan kecemasan sebagai
gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari dalam beberapa minggu sampai
beberapa bulan, adapun keluhan lain meliputi kecemasan misalnya khawatir akan
nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi. 1 Selain itu semua,
terdapat juga ketegangan motorik, misalnya gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak
dapat santai. Overaktivitas otonomik juga ditemukan misalnya adanya kepala terasa
ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing,
mulut kering.1
Gejala gangguan cemas menyeluruh ada yang mengelompokan nya menjadi
sindroma anxietas, dimana adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik
terhadap 2 hal atau lebih yang dipersepsikan sebagai ancaman sehingga tidak mampu
istirahat. Selain itu, ada paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:1

o Ketegangan motorik yaitu: kedutan otot atau rasa gemetar, otot tegang/kaku/
pegal linu, tidak bisa diam, mudah lelah
o Hiperaktivitas otonomik yaitu : nafas pendek/ terasa berat, jantung berdebar-
debar, telapak tangan basah, mulut kering, kepala pusing/ melayang, mual,
mencret, perut tidak enak, muka panas/badan menggigil, buang air kecil lebih
sering, sukar menelan/ rasa tersumbat
o Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang, seperti: perasaan jadi
peka/ mudah ngilu, mudah kaget/terkejut, sulit konsentrasi, sukar tidur, mudah
tersinggung

13
o Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala
penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
o Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reassurance) serta keluhan somatic berulang yang menonjol.

1.5 Etiologi
Penyebab pasti generalized anxiety disorders sampai kini belum diketahui.
Seperti yang terdefinisikan saat ini. Diperkirakan etiologic dari generalized anxiety
disorders oleh faktor biologis dan psikologis:

Biologi

Agen terapi benzodiazepin dan azaspirones (mis., Buspirone) telah memfokuskan


upaya penelitian biologi pada sistem γaminobutyric acid dan serotin neurotransmitter.
Benzodiazepin (yang merupakan agonis reseptor benzodiazepin) diketahui mengurangi
kecemasan, sedangkan flumazenil (Romazicon) (antagonis reseptor benzodiazepin) dan
β-karbolin (benzodiazepine receptor reverse agonists) diketahui dapat menyebabkan
kecemasan. Meskipun tidak ada data yang meyakinkan menunjukkan bahwa reseptor
benzodiazepine abnormal pada pasien dengan generalized anxiety disorders, beberapa
peneliti telah fokus pada lobus oksipital, yang memiliki konsentrasi reseptor
benzodiazepine tertinggi di otak. Area otak lain yang diduga terlibat dalam generalized
anxiety disorders adalah ganglia basal, sistem limbik, dan korteks frontal. Karena
buspirone adalah agonis pada reseptor serotonin 5-HT1A. Ada hipotesis bahwa terjadi
abnormal regulasi sistem serotonergik pada generalized anxiety disorders. Sistem
neurotransmitter lain yang telah menjadi subjek penelitian dalam generalized anxiety
disorders meliputi sistem norepinefrin, glutamat, dan kolesistokinin. Beberapa bukti
menunjukkan bahwa pasien dengan generalized anxiety disorders mungkin memiliki
subsensitivitas reseptor α2-adrenergic, seperti yang ditunjukkan oleh pelepasan hormon
pertumbuhan setelah pemberian infus klonidin (Catapres).

Studi pencitraan otak pasien generalized anxiety disorders memperlihatkan


tingkat metabolisme yang lebih rendah pada basal ganglia dan white matter pada pasien
dengan generalized anxiety disorders daripada pada subyek kontrol normal (Gambar 1).

14
Beberapa studi genetik juga telah dilakukan. Satu studi menemukan bahwa
mungkin terdapat hubungan genetic diamtara pasien dengan generalized anxiety
disorders dan gangguan depresi mayor.

Gambar 1. Menunjukan metabolisme ganglia basal. Terjadi penurunan laju metabolisme


glukosa absolut di ganglia basal dari dua subjek khas dengan generalized anxiety disorders (atas)
dibandingkan dengan dua subjek kontrol normal (bawah).

Faktor psikososial

Pada teori kognitif-prilaku asien dengan generalized anxiety disorders berespon


secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman, disebabkan oleh perhatian yang selektif
terhadap hal-hal yang negative pada lingkungan, adanya distorsi pada pemrosesan
informasi dan pandangan yang sangat negative terhadap kemampuan diri untuk
menghadapi ancaman. Hipotesis lain menyebutkan bahwa kecemasan adalah gejala dari
konflik yang tidak terselesaikan dan tidak disadari.

1.6 Diagnosis

Generalized Anxiety Disorders, menurut DSM-IV-TR, ditandai dengan pola


kecemasan dan kecemasan yang sering dan menetap yang tidak sebanding dengan
dampak peristiwa atau keadaan yang menjadi fokus kekhawatiran.

15
Pada generalized anxiety disorders penderita harus menunjukkan ansietas sebagai
gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus
tertentu saja (sifatnya “free floating” atau “mengambang”). Gejala-gejala tersebut
biasanya mencakup beberapa unsur sebagai: (1) Kecemasan (khawatir akan nasip buruk,
merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb) (2) Ketegangan motorik (gelisah,
sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai), dan (3) Overaktivitas otonom (kepala terasa
ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing
kepala, mulut kering, dan sebagainya)

Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan


(reassurance) serta keluhan-keluhan somatic berulang yang menonjol. Adanya gejala-
gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari, khususnya depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-),
gangguan panik (F41.0), atau gangguan obsesi kompulsif (F42.-).

1.7 Diagnosis banding


Seperti halnya gangguan kecemasan lainnya, generalized anxiety disorders harus
dibedakan dari gangguan medis dan psikiatrik. GAD harus debedakan dengan kecemasan
akibat kondisi medis umum maupun gangguan yang berhubungan dengan penggunaan
zat.. Diperlukan pemeriksaan medis termasuk tes kimia darah, EKG dan fungsi tiroid.
Gangguan psikiatrik lain yang merupakan diagnosis banding adalah gangguan panik,
fobia, gangguan obsesfi kompulsif, hipokondriasis, gangguan somatisasi, gangguan
penyesuaian dengan kecemasan, dan gangguan kepribadian.

1.8 Penatalaksanaan GAD


 Farmakoterapi

Benzodiazepin

Benziodiazepine adalah agen terapi pilihan pertama. Pemberian benzodiazepin


dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon terapi,

16
Penggunaan sediaan dengan waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat
mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan. Lama pengobatan rata-rata adalah 2-
6 minggu.3

Buspiron

Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding dengan


gejala somatik. Tidak menyebabkan withdrawl. Kekurangannya adalah efek klinisnya
baru terasa setelah 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita yang sudah
menggunakan benzodiazepin tidak akan memberikan respon yang baik dengan
buspiron. Dapat dilakukan penggunaan bersama antara benzodiazepin dengan
buspiron kemudian dilakukan tapering benzodiazepin setelah 2-3 minggu, disaat efek
terapi buspiron sudah mencapai maksimal.3

SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)

Sertraline dan paroxetine merupakan pilihan yang lebih baik daripada


fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat. SSRI efektif
terutama pada pasien gangguan anxietas menyeluruh dengan riwayat depresi.3

 Psikoterapi

Terapi Kognitif Perilaku

Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi


kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik, secara langsung. Teknik
utama yang digunakan adalah pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan
biofeedback.3

Terapi Suportif

17
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang
ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam
fungsi sosial dan pekerjaannya.3

Psikoterapi Berorientasi Tilikan

Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah


sadar, menilik egostrength, relasi obyek, serta keutuhan diri pasien. Dari pemahaman
akan komponen-komponen tersebut, kita sebagai terapis dapat memperkirakan sejauh
mana pasien dapat diubah menjadi lebih matur; bila tidak tercapai, minimal kita
memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.3

1.9 Prognosis
Pada umumnya prognosis Generalized Anxiety Disorders adalah baik bila
mendapat penatalaksanaan yang sesuai.Sekitar 50% pasien mendapat perbaikan dalam
tiga minggu pertama pengobatan.Sekitar 77% membaik dalam sembilan bulan
pengobatan.

18
BAB III
ANALISA MASALAH

Teori Kasus
Prevalensi: Wanita dewasa usia lebih dari 18 tahun

Diperkirakan di AS yang berusia 18 tahun


ke atas sebanyak 2,7%. Prevalensi GAD
berdasarkan usia lebih tinggi pada wanita
(3,4%) dibandingkan untuk pria (1,9%).
Manifestasi klinis:  Sejak 2 minggu yang lalu pasien sering
terbangun malam hari dan tidak bisa
 Ketegangan motorik yaitu: kedutan tidur kembali
otot atau rasa gemetar, otot  Sejak setahun yang lalu mengalami
tegang/kaku/ pegal linu, tidak bisa rasa lemas, berkeringat dan was-was,
diam, mudah lelah Hiperaktivitas yang di rasakan hampir sepanjang hari.
otonomik yaitu : nafas pendek/ terasa  Rasa cemas mendadak diikuti rasa
berat, jantung berdebar-debar, telapak pusing, berdebar-debar dan
tangan basah, mulut kering, kepala berkeringat, bila cemas tersebut tiba,
pusing/ melayang, mual, mencret, pasien tidak dapat mengerjakan
perut tidak enak, muka panas/badan pekerjaan rumah dan sulit
menggigil, buang air kecil lebih sering, berkonsentrasi. Sejak 2 minggu yang
sukar menelan/ rasa tersumbat lalu pasien sering terbangun malam
 Kewaspadaan berlebihan dan hari
penangkapan berkurang, seperti:
perasaan jadi peka/ mudah ngilu,
mudah kaget/terkejut, sulit konsentrasi,
sukar tidur, mudah tersinggung
 Hendaya dalam fungsi kehidupan
sehari-hari, bermanifestasi dalam
gejala penurunan kemampuan bekerja,
hubungan sosial dan melakukan

19
kegiatan rutin.

20
TINJAUAN PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkasan PPDGJ-III


“Gangguan Depresi”. PT Nuh Jaya. Jakarta, 2001.
2. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi V. 2013. Amerika:
America psychiatric association 1844
3. Pedoman nasional pelayanan kedokteran ilmu kedokteran jiwa (psikiatri). 2015.
Kementrian kesehatan RI
4. I.Sadock, Benjamin James,et al. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition Lippincott Williams &
Wilkins.

21

Anda mungkin juga menyukai