Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 17, No.

2, Juli 2014, hal 65-73


pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203

SELF EFFICACY PERAWAT DALAM PENGGUNAAN SISTEM


INFORMASI KEPERAWATAN DI RSIA BUNDA JAKARTA:
STUDI FENOMENOLOGI

Dewi Sartika1*, Rr. Tutik Sri Hariyati2, Enie Novieastasri2

1. Program Studi Magister, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
2. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
*
E-mail: tike_2710@yahoo.com

Abstrak

Self efficacy perawat penting dalam penggunaan sistem informasi keperawatan karena dapat menentukan keberhasilan
penggunaan, meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan dan kualitas pelayanan keperawatan. Penelitian
fenomenologi ini bertujuan untuk mengeksplorasi self efficacy perawat dalam penggunaan sistem informasi
keperawatan (SIMPRO) di RSIA Bunda Jakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada
sepuluh perawat dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Hasil penelitian ditemukan beberapa tema yaitu respon
menggunakan SIMPRO, keuntungan menggunakan SIMPRO, kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, upaya-upaya
untuk mampu menggunakan SIMPRO, kendala dalam menggunakan SIMPRO, faktor-faktor yang meningkatkan
kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, dan harapan dalam menggunakan SIMPRO. Hal baru yang ditemukan pada
penelitian ini yaitu waktu munculnya kepercayaan diri menggunakan SIMPRO, bentuk kendala dari rekan kerja, hal-hal
yang dilakukan dalam menghadapi kendala serta harapan tentang reward dapat meningkatkan self efficacy perawat
dalam menggunakan SIMPRO. Direkomendasikan kepada perawat untuk meningkatkan self efficacy melalui mempelajari
SIMPRO, dan mengikuti pelatihan tentang SIMPRO serta melanjutkan pendidikan agar dapat mengoptimalkan peran
dan fungsi-fungsi manajemen untuk meningkatkan self efficacy perawat dalam menggunakan SIMPRO.

Kata kunci: fungsi-fungsi manajemen, pengalaman perawat, perawat, self efficacy, sistem informasi keperawatan

Abstract

Nurse’s Self Efficacy in using Nursing Information Systems in RSIA Jakarta: A Phenomenological Study. Nurse’s
self efficacy was an important aspect for nursing information system as it can determine the success of its use, improve
the quality of nursing documentation and the quality of nursing services. A phenomenology study was carried out to
explore the nurse’s self efficacy in utilizing nursing information system (SIMPRO) in Bunda Mother and Child
Hospital Jakarta. The method of data collection was indepth interview in ten nurses and data was analyzed by
Colaizii’s method. The study found several themes that use SIMPRO responses, the advantages of using SIMPRO, self
efficacy in using SIMPRO, efforts to use SIMPRO, barriers in using SIMPRO, factors that increase self efficacy and
expectations in using SIMPRO. The newly found in this study were the emergence of self efficacy in using SIMPRO, the
shape constraints of co workers, things were done in the face of barriers and expectations about the rewards can
increase self efficacy in using SIMPRO. Recommended for nurses to enhance self efficacy by learning SIMPRO, often
using SIMPRO, training and continues the education, and the managers in order to optimize the role and management
functions to enhance self efficacy in using SIMPRO nurses.

Keywords: management functions, nurses, nurse’s experience, nursing information system, self efficacy

Pendahuluan informasi untuk mengatur dan


mengkomunikasikan data, informasi, dan
Sistem informasi keperawatan menurut pengetahuan dalam praktik keperawatan (Potter
American Nurses Association (2001) adalah & Perry, 2010). Penggunaan sistem informasi
area khusus yang mengintegrasikan ilmu keperawatan sebagai teknologi baru tentunya
keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu menuntut peran perawat aktif sebagai instrumen
66 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 17, No. 2, Juli 2014, hal 65-73

utama dari organisasi pelayanan kesehatan (Lee, menghadapi hambatan atau pengalaman yang
2006). Ragneskog dan Gerdnert (2006) tidak menyenangkan dalam menggunakan
menjelas-kan bahwa penting bagi perawat SIMPRO, dengan kata lain perawat penting
untuk percaya diri dalam menggunakan untuk memiliki self efficacy yang tinggi dalam
teknologi informasi. Beberapa perawat tidak menggunakan SIMPRO. Di Indonesia belum
memiliki pengalaman dalam menggunakan banyak informasi yang diperoleh tentang self
komputer karena komputer tidak termasuk efficacy perawat dalam menggunakan SIMPRO.
dalam kurikulum keperawatan. Hal ini Pendekatan fenomenologi dalam riset digunakan
didukung oleh hasil penelitian Zeigler (2011) untuk mendapatkan pengalaman self efficacy
yang menyatakan bahwa sebagian besar self perawat dalam dalam penggunaan SIMPRO di
efficacy perawat mendukung perawat meng- RSIA Bunda Jakarta.
gunakan komputer dalam melakukan praktik
keperawatan. Metode
Teori kognitif sosial (Social cognitive theory) Rancangan penelitian ini menggunakan metode
oleh Bandura menyatakan bahwa self efficacy kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
adalah keyakinan dan kepercayaan diri individu deskriptif. Sepuluh orang partisipan dalam
untuk mampu mengkoordinasi dan melakukan penelitian yang diseleksi dengan teknik
sesuatu yang dibutuhkan dalam suatu tindakan purposive sampling. Penelitian dilaksanakan di
atau pekerjaan terhadap peristiwa dan RSIA Bunda Jakarta. Wawancara mendalam
lingkungan mereka sendiri (Feist & Feist, dilaksana-kan untuk mengeksplorasi secara
2008; Pajares & Urdan, 2006). Self efficacy mendalam mengenai self efficacy dalam
menentukan seberapa besar usaha yang akan menggunakan SIMPRO. Alat bantu yang
dicurahkan dan seberapa lama individu akan digunakan selama pengumpulan data adalah
tetap bertahan dalam meng-hadapi hambatan voice recorder atau camcorder, dan field note.
atau pengalaman yang tidak menyenangkan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan
Individu dengan self efficacy yang rendah, akan analisis tematis dengan metoda Colaizzi.
diliputi oleh perasaan ke-ragu-raguan terhadap
kemampuannya. Jika individu tersebut Hasil
dihadapkan pada kesulitan, maka akan
memperlambat dan melonggarkan upayanya, Berdasarkan hasil deskripsi partisipan melalui
bahkan dapat menyerah (Pajares, 2002). wawancara mendalam, teridentifikasi tujuh tema
yang selanjutnya akan dijelaskan tentang tema
RSIA Bunda Jakarta baru adalah rumah sakit yang teridentifikasi berdasarkan tujuan khusus
yang baru mengembangkan sistem informasi yang diharapkan.
keperawatan yaitu sejak Februari 2011. Sistem
informasi keperawatan ini dinamakan dengan Respon pertama menggunakan SIMPRO.
SIMPRO. Hasil wawancara dilakukan kepada Respon pertama menggunakan SIMPRO yang
beberapa pengguna SIMPRO menyatakan diungkapkan partisipan terdiri atas kerepotan,
bahwa mereka sudah bisa dan percaya diri susah, dan malas. Sedangkan perasaan setelah
menggunakan SIMPRO, namun adanya menggunakan SIMPRO terdiri atas bangga,
gangguan-gangguan teknis pada sistem senang dan biasa saja. Tiga orang partisipan
menimbulkan rasa kecewa dan malas untuk mengungkapkan bahwa mereka merasa
menggunakan SIMPRO. Hal-hal yang dialami kerepotan ketika pertama kali menggunakan
perawat tersebut tentunya dapat berdampak pada SIMPRO. Kerepotan yang dirasakan, seperti
keberhasilan penggunaan, kepu-asan dan kinerja diungkapkan oleh salah satu partisipan sebagai
perawat, serta kualitas pelayanan keperawatan berikut:
yang diberikan. Perawat harus mempunyai
keyakinan dan kepercayaan diri dalam
Sartika, et al., Self Efficacy Perawat dalam Penggunaan Sistem Informasi 67

“… kok kayanya ribet banget, gitu…, “…ternyata banyak gunanya juga, karena
ribetnya karena di awal itu kita double ya, itu kan ga ngabisin waktu, trus kita bisa
nulis dan komputer..” (P1) tau perkembangan pasien dibanding nulis
itu...” (P7)
Perasaan setelah menggunakan SIMPRO terdiri
atas perasaan bangga, senang dan biasa saja. Kepercayaan diri dalam menggunakan
Perasaan bangga seperti diungkapkan oleh salah SIMPRO. Perilaku kepercayaan diri yang
satu partisipan sebagai berikut: ditampilkan oleh partisipan terdiri atas terbiasa
“…dengan adanya sistem computerized ini menggunakan SIMPRO, merasa yakin dan
merasa bangga… ternyata perawat bisa percaya diri menggunakan SIMPRO, merasa
maju, jadi ga tuli terhadap teknologi..” (P1) mampu menggunakan SIMPRO, dan mengusai
item SIMPRO. Enam orang partisipan
Keuntungan menggunakan SIMPRO. Keun- mengung-kapkan bahwa mereka terbiasa
tungan terkait dokumen yang diungkapkan oleh menggunakan SIMPRO. Ungkapan mereka
partisipan yaitu pendokumentasian lebih praktis. yaitu sebagai berikut:
Keuntungan SIMPRO lebih praktis diungkapkan “…udah yakin menggunakannya, karena
oleh enam orang partisipan sebagai berikut: terbiasa kali ya kak, udah terbiasa
“…makai SIMPRO itu praktis ya mbak, menggunakan SIMPRO..” (P3)
praktisnya ya kita tinggal buka komputer,
buka status pasiennya, jadi ga usah-usah Enam orang partisipan merasa yakin dan
nulis lagi, itu enak, praktis..” (P3) percaya diri dalam menggunakan SIMPRO.
Ungkapan partisipan tersebut adalah sebagai
Pendokumentasian menjadi lebih mudah diung- berikut:
kapkan oleh enam orang partisipan sebagai “…saya yakin bisa sih menggunakannya
berikut: SIMPRO itu...” (P3)
“…untuk mendiagnosa masalah jadi lebih
easy, jadi lebih gampang..” (P4) Selanjutnya tiga orang partisipan mengungkapkan
bahwa mereka merasa mampu dalam menggu-
Tiga orang partisipan mengungkapkan keun- nakan SIMPRO. Ungkapan partisipan tersebut
tungan SIMPRO yaitu isi dokumentasi lebih sebagai berikut:
lengkap. Ungkapan partisipan adalah sebagai “…saya merasa mampulah, ya masa
berikut: begini aja istilahnya ga mampu, ini kan
“…SIMPRO lebih detail, maksudnya lebih cuma memindahkan dari kita menulis
lengkap diagnosa-diagnosanya, lebih diganti dengan mengklik..” (P1)
rinci lagi rencana-rencana tindakannya..”
(P2) Lima orang partisipan juga menyatakan bahwa
mereka menguasai item-item yang ada dalam
Keuntungan SIMPRO dari segi waktu yaitu SIMPRO.
dalam penggunaan waktu lebih singkat
diungkapkan oleh lima orang partisipan yaitu Waktu munculnya kepercayaan diri
sebagai berikut: menggunakan SIMPRO yang diungkapkan
“…yaa… semakin seneng menggunakan oleh partisipan bervariasi yaitu seminggu
SIMPRO, karena lebih efisien, lebih… setelah simulasi, 4-5 bulan setelah
kerja kita jadi lebih cepat..” (P5) pendampingan, sehari setelah simulasi, 6 bulan
setelah simulasi, 2-3 bulan setelah
Lebih banyak waktu interaksi dengan pasien pendampingan, sebulan setelah bekerja, 3-4
diungkapkan oleh tiga orang partisipan. bulan setelah simulasi, sejak paperless, dan
Ungkapan partisipan adalah sebagai berikut: sebulan setelah simulasi.
68 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 17, No. 2, Juli 2014, hal 65-73

Upaya yang dilakukan untuk mampu meng-


gunakan SIMPRO. Upaya dalam menggunakan Hal-hal yang dilakukan dalam menghadapi
SIMPRO dalam bentuk mempelajari SIMPRO kendala gangguan sinyal yaitu berusaha mencari
terdiri atas bertanya kepada tim SIMPRO, sinyal, menghubungi pihak di rumah sakit yang
bertanya kepada penanggung jawab SIMPRO dianggap mengerti dengan sinyal, keluar (log
di ruangan, belajar sendiri dan belajar bersama out) dari aplikasi SIMPRO kemudian masuk
dengan teman. Bertanya kepada tim SIMPRO kembali ke aplikasi SIMPRO tersebut, mem-
diungkapkan oleh tiga orang partisipan. biarkan saja dan melakukan kegiatan lain, dan
Ungkapan partisipan tersebut salah satunya menunggu sampai loading bagus kembali. Lima
adalah sebagai berikut: orang partisipan mengungkapkan bahwa mereka
“…kadang aku juga suka nanya sama berusaha mencari sinyal jika sinyal ipad tiba-
mbak Y, tim dari FIK UI ya..” (P3) tiba hilang.
Kendala dalam Menggunakan SIMPRO.
Bentuk kendala dalam menggunakan SIMPRO Kendala yang dihadapi partisipan dalam meng-
yaitu terdiri atas kendala terkait perangkat gunakan SIMPRO memiliki dampak terhadap
SIMPRO dan kendala dari rekan kerja. pekerjaan partisipan tersebut. Dampak tersebut
Kendala terkait perangkat SIMPRO terdiri yaitu pekerjaan mereka menjadi tertunda dan
atas loading lama, loading error, dan tidak ditegur oleh atasan. Dampak kendala terhadap
ada sinyal. Kendala loading lama dikeluhkan pekerjaan menjadi tertunda diungkapkan oleh
oleh delapan orang partisipan. Ungkapan tiga orang partisipan sebagai berikut:
partisipan-partisipan tersebut adalah sebagai “…karena kendala itu ninggalin kerjaan
berikut: dulu jadinya..” (P9)
“kendalanya yaitu gangguan dari
komputer aja, kaya loadingnya yang Faktor-faktor dalam meningkatkan keper-
lama..” (P1) cayaan diri menggunakan SIMPRO. Faktor
dari dalam diri sendiri yang diungkapkan oleh
Kendala dari rekan kerja dalam menggunakan partisipan terdiri atas adanya keyakinan diri
SIMPRO yaitu rekan kerja malas menggunakan untuk bisa menggunakan SIMPRO, tertarik
SIMPRO. Hal ini diungkapkan oleh tiga orang terhadap teknologi SIMPRO, paham terhadap
partisipan sebagai berikut: SIMPRO, dan sering menggunakan SIMPRO.
“…kendalanya dari ruangan aja, dari Adanya keyakinan diri akan untuk bisa meng-
temen-temen aja…, mungkin kadang temen- gunakan SIMPRO diungkapkan oleh orang
temen ato kakak kakaknya yang malas partisipan sebagai berikut:
masukkin, larinya nanti ke kita, mengan- “…jadi semangat dari diri sendiri aja sih,
dalkan kita untuk masukin SIMPRO, itu selebihnya karena pengen, karena mungkin
NV beratnya di situ…” (P2) dari diri sendiri, yakin pasti bisa, makanya
harus bisa, harus mau, ga ada ragu-ragu..”
Respon dalam menghadapi kendala penggunaan (P8)
SIMPRO yang diungkapkan partisipan terdiri
atas respon menghadapi kendala dari perangkat Faktor dari rekan kerja yang dapat
SIMPRO dan kendala dari rekan kerja. Respon meningkatkan kepercayaan diri yaitu melihat
menghadapi kendala dari perangkat SIMPRO keberhasilan rekan kerja yang bisa
diungkapkan partisipan dalam bentuk kesal dan menggunakan SIMPRO dan dukungan dalam
malas. Respon emosional kesal diungkapkan mempelajari SIMPRO. Dua orang partisipan
oleh semua partisipan. Ungkapan partisipan- mengungkapkan bahwa dengan melihat rekan
partisipan tersebut adalah sebagai berikut: kerja bisa menggunakan SIMPRO dapat
“…kalo kita lagi banyak pasien mungkin meningkatkan kepercayaan diri untuk bisa
kita kessel juga ya kak ya, misalnya menggunakan SIMPRO. Ungkapan partisipan-
terjadi error… error gitu..” (P2) partisipan tersebut adalah sebagai berikut:
Sartika, et al., Self Efficacy Perawat dalam Penggunaan Sistem Informasi 69

“…yang dari luar diri pribadi nya “…harapan untuk atasan mungkin lebih
mungkin, orang bisa kenapa NV ga bisa? memotivasi kali kak ya dalam mengguna-
gitu…, jadi membuat yakin aja untuk bisa kan SIMPRO ini..” (P7)
menggunakan..” (P2)
Harapan terhadap RSIA Bunda Jakarta juga
Faktor dari atasan dalam meningkatkan keper- diungkapkan oleh partisipan. Harapan tersebut
cayaan diri menggunakan SIMPRO terdiri atas yaitu agar memperbaiki gangguan koneksi dan
dukungan dari atasan, instruksi dari atasan dan menambah fasilitas SIMPRO yaitu i pad.
penilaian dari atasan. Dukungan dari atasan Harapan agar pihak rumah sakit dapat
diungkapkan oleh dua orang partisipan. memperbaiki gangguan koneksi diungkapkan
Ungkapan partisipan-partisipan tersebut adalah oleh tiga orang partisipan, yang dapat dilihat
sebagai berikut: pada pernyataan berikut:
“…dukungan dari direktur keperawatan “…harapannnya semoga ga lemmot lagi,
dengan datang ke ruangan-ruangan tiap sinyalnya, agar bisa diperbaiki aja..” (P8)
bulan, mengajak kita, menanyakan bagai-
mana SIMPRO, menganjurkan untuk Harapan untuk meningkatkan kepercayaan diri
rapat, kalau rapat ngajak saya.., nah itu menggunakan SIMPRO yang diungkapkan
dapat membuat jadi lebih pede..” (P1) partisipan terdiri atas adanya pelatihan tentang
SIMPRO dan perlu adanya reward. Harapan
Harapan dalam Menggunakan SIMPRO. agar diadakannya pelatihan tentang SIMPRO
Harapan untuk keberhasilan penggunaan diungkapkan oleh tiga orang partisipan.
SIMPRO di RSIA Bunda Jakarta yang Ungkapan partisipan tersebut adalah sebagai
diungkapkan oleh partisipan terdiri atas berikut:
harapan terhadap rekan kerja, harapan terhadap “…kalo dapet kursus, maksudnya ada
atasan, harapan terhadap RSIA Bunda Jakarta, pelatihan tentang SIMPRO gitu lagi, jadi
dan harapan terhadap program SIMPRO. tambah pede...” (P1)
Harapan terhadap rekan kerja yang diungkapkan
oleh partisipan terdiri atas memiliki kesadaran Selain harapan perlu diadakannya lagi pelatihan
untuk menggunakan SIMPRO dan memahami SIMPRO, tiga orang partisipan juga mengung-
serta mampu menggunakan SIMPRO. Dua kapkan harapan untuk diadakannya reward
orang partisipan mengungkapkan harapan agar dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri
rekan kerjanya memiliki kesadaran untuk menggunakan SIMPRO. Ungkapan tiga orang
menggunakan SIMPRO. Ungkapan par-tisipan partisipan tersebut dapat dilihat pada pernyataan
tersebut adalah sebagai berikut: berikut:
“…,jangan hanya mengandalkan satu “…ato mungkin ada reward yang bisa
orang atau berapa orang yang mau membuat kita…lebih percaya diri,
memasukkan, Sadar diri deeeh…” (P2) diumum-kan gitu aja udah cukuplah yaa..,
diberi penghargaan, semuanya kan tidak
Harapan terhadap atasan untuk keberhasilan semua ujung-ujungnya duit, dengan
penggunaan SIMPRO yang diungkapkan par- disebarluas-kan aja kan kita udah bangga
tisipan yaitu agar lebih memotivasi perawat gitu, jadi merasa kepercayaan diri
untuk menggunakan SIMPRO dan lebih meningkat..” (P1)
memeriksa pendokumentasian yang dilakukan
perawat di SIMPRO. Harapan agar atasan lebih Pembahasan
memotivasi perawat untuk menggunakan
SIMPRO diung-kapkan oleh dua orang Respon kerepotan, susah dan malas yang di-
partisipan, yang dapat dilihat pada pernyataan ungkapkan oleh perawat pada penelitian ini
berikut ini: hampir sama dengan respon yang diungkapkan
oleh partisipan dalam hasil penelitian yang
70 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 17, No. 2, Juli 2014, hal 65-73

dilakukan oleh Morrison, Andreou, Joseph dan menyampaikan sistem elektronik dokumentasi
Little (2010) yang mengungkapkan kesusahan, meningkatkan efektif dan efisien pelayanan
kebosanan, dan stress dalam menggunakan tek- keperawatan (Jefferies et al. 2012;
nologi informasi tersebut karena terlalu banyak Ammenwerth et al. 2011).
dan kompleksnya tampilan pada program.
Perawat RSIA Bunda Jakarta telah memperoleh
Respon susah, kerepotan dan malas yang diung- berbagai keuntungan yang efektif dan efisien
kapkan oleh partisipan pada awal penggunaan dari penggunaan SIMPRO yaitu dapat membantu
SIMPRO menurut peneliti adalah wajar. Hal pekerjaan perawat dalam melakukan pendoku-
ini disebabkan karena perawat berada pada mentasian keperawatan sehingga waktu perawat
tahap awal perubahan dalam proses beradaptasi lebih banyak ke pasien. Keuntungan-
dengan teknologi baru. Proses adaptasi tersebut keuntungan yang diungkapkan oleh perawat
memerlukan waktu untuk bisa menerima dan pada penelitian ini berpengaruh terhadap
menggunakan SIMPRO. Selain itu, tidak semua penerimaan dan ke-inginan mereka untuk
perawat biasa menggunakan komputer, mengerti menggunakan SIMPRO, karena dengan
dengan diagnosa yang digunakan di SIMPRO, keuntungan yang diperoleh mem-buat perawat
dan harus melakukan pendokumentasian menjadi lebih senang untuk terus menggunakan
double pada tahap uji coba SIMPRO tersebut. SIMPRO meskipun di awal peng-gunaan
perawat mengungkapkan kesulitannya.
Perawat pada penelitian ini juga mengungkapkan
perasaan bangga, senang dan biasa saja setelah Perilaku kepercayaan diri berupa terbiasa meng-
menggunakan SIMPRO. Beberapa literatur gunakan SIMPRO sehari-hari yang
menyatakan bahwa perasaan pengguna terhadap diungkapkan oleh perawat dalam penelitian ini
manfaat yang diperoleh dari sistem adalah suatu hampir sama dengan pernyataan partisipan
hal yang positif. Hasil beberapa penelitian tentang dalam penelitian yang dilakukan oleh Zeigler
perasaan terhadap manfaat yang diperoleh dari (2011) tentang pengalaman perawat dalam
sistem informasi menyatakan ada hubungan penggunaan komputer dalam praktik
yang lebih bermakna terhadap keinginan untuk keperawatan. Pada penelitian ter-sebut
menggunakan, dibandingkan dengan variabel partisipan mengungkapkan bahwa mereka
lain (Pearson & Pearson, 2007; Koufaris, 2002; merasa terbiasa dan nyaman dengan komputer
Gong, Xu, & Yu, 2004). yang menggambarkan kepercayaan diri
partisipan tersebut dalam menggunakan
Perasaan setelah menggunaan SIMPRO yang komputer dalam praktik.
diungkapkan perawat ini menurut peneliti adalah
bentuk penerimaan yang positif terhadap peng- Marakas, Yi dan Johnson (1998) menyatakan
gunaan SIMPRO. Hal ini dapat disebabkan oleh bahwa self efficacy dapat dipengaruhi oleh
karena perawat telah merasakan manfaat atau karakteristik individu. Munculnya perilaku
keuntungan dari penggunaan SIMPRO tersebut, kepercayaan diri juga bisa dipengaruhi oleh
yaitu dapat membantu memudahkan pekerjaan karakteristik individu seperti jenis kelamin,
mereka. Adapun keuntungan-keuntungan yang status perkawinan, usia, pendidikan dan lama
diungkapkan perawat pada penelitian ini yaitu bekerja. Pada penelitian ini, waktu munculnya
keuntungan terkait dengan dokumen dan ke- kepercayaan diri yang diungkapkan perawat
untungan dari segi waktu. Keuntungan terkait bervariasi yaitu satu tahun yang lalu, tujuh bulan
dokumen terdiri atas pendokumentasian lebih yang lalu, enam bulan yang lalu dan empat
praktis, pendokumentasian lebih mudah dan isi bulan yang lalu.
dokumen lebih lengkap. Sedangkan keuntungan
dari segi waktu yaitu penggunaan waktu lebih Penelitian tentang efikasi pada penggunaan sis-
singkat dan lebih banyak waktu interaksi dengan tem dokumentasi keperawatan secara komputer
pasien. Hasil riset ini seuai dengan temuan yang di Indonesia masih minim. Riset menyampaikan
Sartika, et al., Self Efficacy Perawat dalam Penggunaan Sistem Informasi 71

ada perbedaan antara karakteristik individu beradaptasi jika manajer memberikan learning
perawat dalam penelitian ini dengan penelitian- support dalam bentuk motivasi penguatan-
penelitian sebelumnya. Bila dilihat dari hasil penguatan. Perawat yang mampu beradaptasi
penelitian ini, faktor usia dan pendidikan dengan program SIMPRO akan dapat membuat-
cenderung lebih berpengaruh terhadap waktu nya lebih memiliki keyakinan dan kepercayaan
munculnya rasa kepercayaan diri. diri yang tinggi untuk menggunakan SIMPRO.

Munculnya kepercayaan diri yang lebih cepat Selama menggunakan SIMPRO, ada beberapa
cenderung dialami oleh partisipan yang kendala yang dihadapi perawat. Bentuk kendala
memiliki usia muda. Hal ini dapat disebabkan yang dihadapi oleh perawat terdiri atas kendala
oleh perawat yang memiliki usia relatif muda terkait perangkat SIMPRO yang terdiri atas
diasumsikan lebih terpapar dengan teknologi loading lama, loading error, dan tidak ada
sehingga tidak sulit bagi mereka untuk meng- sinyal. dan kendala dari rekan kerja yaitu rekan
adopsi suatu teknologi baru di tempat mereka kerja malas menggunakan SIMPRO.
bekerja. Kemudian faktor pendidikan juga
dapat berpengaruh. Perawat pada penelitian ini Kendala loading lama, loading error, dan tidak
yang paling cepat merasa percaya diri adalah ada sinyal ketika menggunakan komputer dan
satu-satunya perawat yang memiliki pendidikan i pad yang dikeluhkan oleh semua perawat
S1 Keperawatan dari semua partisipan. Tingkat dalam penelitian ini hampir sama dengan yang
pendidikan dimiliki oleh perawat tersebut akan diungkapkan oleh partisipan dalam penelitian
mempengaruhi kemampuan kognitifnya, yang dilakukan oleh Carrington (2008) tentang
sehingga tidak sulit baginya untuk memahami efektifitas penggunaan EHR. Partisipan pada
program SIMPRO yang digunakan. penelitian tersebut menyatakan bahwa kendala
yang dihadapi dalam menggunakan EHR yaitu
Upaya-upaya yang diungkapkan perawat pada jaringan yang error, lama berespon dan gagal
penelitian ini terdiri atas mempelajari SIMPRO dalam menerima informasi dari pasien.
dan membiasakan diri menggunakan SIMPRO.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil pene- Gangguan koneksi menurut peneliti mungkin
litian yang dilakukan oleh Malato dan Kim saja sekali-kali terjadi dalam penerapan sistem
(2004), dimana semua partisipan informasi yang menggunakan sistem online.
mengungkapkan bahwa untuk dapat Namun jika kejadiannya cukup sering dan dira-
menggunakan komputer membutuh-kan proses sakan oleh semua pengguna, tentunya ini akan
belajar. Lebih lanjut Malato dan Kim menjadi kendala yang sangat berarti bagi
menyatakan bahwa perawat yang memiliki penggu-nanya. Kemudian kendala terkait rekan
pengalaman dengan komputer secara langsung kerja yang malas menggunakan SIMPRO
akan mempengaruhi kualitas pelayanan. seharusnya tidak terjadi jika semua perawat
memiliki kesadaran diri untuk melakukan
Mempelajari dan sering menggunakan SIMPRO pendokumentasian kepe-rawatan sebagai
menurut peneliti adalah bentuk upaya yang tanggung jawab profesi. Belum ada hasil
dilakukan perawat untuk mampu menggunakan penelitian yang menyatakan hal yang sama
SIMPRO dalam rangka beradaptasi dengan dengan ini, sehingga kendala terkait rekan kerja
sistem baru. Kedua upaya ini juga menjadi perlu menjadi sesuatu yang baru dan memerlukan
dilakukan dalam proses adaptasi karena simulasi penelitian lanjutan.
satu hari yang dilakukan terhadap semua perawat
tidaklah cukup untuk membuat perawat mampu Perawat dalam penelitian ini tetap melakukan
menggunakan SIMPRO. Apalagi tidak semua upaya-upaya ketika menghadapi kendala meng-
perawat memiliki pengalaman menggunakan gunakan SIMPRO yaitu berusaha mencari
komputer dan mendapatkan mata ajar ilmu kom- sinyal, menghubungi pihak di rumah sakit yang
puter di tahap pendidikan. Perawat akan mampu dianggap mengerti dengan sinyal, keluar (log
72 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 17, No. 2, Juli 2014, hal 65-73

out) dari aplikasi SIMPRO kemudian masuk menggunakan SIMPRO.


kembali ke aplikasi SIMPRO tersebut,
membiarkan saja dan melakukan kegiatan lain, Kesimpulan
dan menunggu sampai loading bagus kembali.
Belum ada hasil pe-nelitian sebelumnya yang Penelitian ini memberikan informasi tentang
menyatakan tentang hal-hal yang dilakukan self efficacy perawat dalam menggunakan
dalam menghadapi gangguan sinyal, sehingga SIMPRO. Self efficacy ini akan lebih mudah
hal ini menjadi sesuatu yang baru dan muncul jika perawat sudah sering terpapar
memerlukan penelitian lanjutan. dengan teknologi informasi.

Faktor-faktor yang diungkapkan oleh partisipan Disarankan kepada perawat untuk menyadari
pada penelitian ini terdiri atas faktor dari diri tentang pentingnya pendokumentasian kepera-
sendiri, faktor dari rekan kerja, dan faktor dari watan dan dapat meningkatkan self efficacy-nya
atasan. Hasil penelitian Moody, Slocumb, Berg dalam menggunakan SIMPRO, dengan cara
dan Jackson (2004) menyatakan bahwa pelaksa- mempelajari SIMPRO, sering menggunakan
naan dokumentasi keperawatan secara elektronik SIMPRO, mengikuti pelatihan-pelatihan tentang
akan dapat meningkatkan pelayanan SIMPRO serta dengan melanjutkan pendidikan.
keperawatan kepada pasien. Hal ini diperoleh Manajer diharapkan dapat lebih memotivasi
jika perawat yang menggunakannya dan mendukung perawat dalam menggunakan
mempunyai kepercayaan diri. Faktor dari rekan SIMPRO yang dapat dilakukan dengan memberi
kerja terdiri atas melihat keberhasilan rekan reward dan menyediakan pelatihan-pelatihan
kerja yang bisa menggunakan SIMPRO dan tentang SIMPRO sesuai kebutuhan perawat,
dukungan dalam mempelajari SIMPRO. Faktor mengatasi gangguan jaringan yang menjadi
dari rekan atasan yang diung-kapkan partisipan kendala utama serta menyediakan fasilitas
pada penelitian ini terdiri atas dukungan dari ruangan yang membutuhkannya (INR, RR,
atasan, instruksi dari atasan dan penilaian dari PN).
atasan. Bujukan verbal sering digunakan
sebagai sumber self efficacy. Hasil penelitian
McGrath (2008) menyatakan bahwa dalam Referensi
menggunakan teknologi, selain membu-tuhkan
pengetahuan dan keahlian, perawat juga
American Nurses Association. (2001). Scope and
membutuhkan dukungan baik dari teman sekerja, Standards of Nursing Informatics Practice.
maupun dari atasan. Washington, DC: American Nurses
Publishing.
Harapan dalam meningkatkan kepercayaan diri
menggunakan SIMPRO yang diungkapkan ter- Ammenwerth, E., Rauchegger, F., Ehlers, F.,
sebut terdiri atas harapan untuk keberhasilan Hirsch, B., & Schaubmayr, C. (2011)
penggunaan SIMPRO dan harapan untuk Effect of a nursing information system on
meningkatkan kepercayaan diri menggunakan the quality of information processing in
SIMPRO. Harapan untuk keberhasilan nursing: An evaluation study using the
HIS-monitor instrument. International
penggunaan SIMPRO di RSIA Bunda Jakarta
Journal of Medical Informatics, 80 (1):
yang diung-kapkan oleh partisipan terdiri atas 25-38. doi: 10.1016/j.ijmednf.2010.10.
harapan terhadap rekan kerja, harapan 010.
terhadap atasan, harapan terhadap RSIA
Bunda Jakarta, dan harapan terhadap program Carrington, J.M. (2008). The effectiveness of the
SIMPRO. Harapan terhadap rekan kerja yang electronic health record with standardized
diungkapkan oleh partisipan terdiri atas nursing languages for communicating
memiliki kesadaran untuk menggunakan patient status related to a clinical event.
SIMPRO dan memahami serta mampu
Sartika, et al., Self Efficacy Perawat dalam Penggunaan Sistem Informasi 73

Dissertation Abstracts International, 69(03),


AAT3297974. Moody, L. E., Slocumb, E., Berg, B., & Jackson,
D. (2004). Electronic health records
Feist, J. & Feist, J.G. (2008). Theories of documentation in nursing. Computers,
Personality (Edisi 6). Yogyakarta: Pustaka Informatics, Nursing, 22(6), 337-344.
Pelajar.
Morrison, L., Andreou, P., Joseph, J., & Little, P.
Gong, M., Xu, Y., & Yu, Y. (2004). An enhanced (2010). Understanding reactions to an
technology acceptance model for web- internetdelivered health-care intervention:
based learning. Journal of Information accommodating user preferences for
Systems Education, 15(4), 365-374. information provision. BMC Medical
Informatics and Decision Making, 10(52).
Lee, T. (2006). Nursing
administrators’ experiences in managing Pajares, F. (2002). Overview of social cognitive
PDA use for inpatient units. Computers, theory and of self-efficacy. Diperoleh dari
Informatics, Nursing, 24(5), 280-287. http://www.emory.edu/EDUCATION/mfp
/eff.html.
Jefferies, D., Johnson, M., Nicholls, D. & Lad, S.
(2012) A ward-based writing coach Pajares, F., & Urdan. (2006). Self efficacy beliefs
program to improve the quality of nursing of adolescent. USA: Information age
documentation. Journal Nurse Education publishing.
Today, 32(6), 647–651. doi: 10.1016/j.
nedt.2011.08.017. Pearson, A., & Pearson, R. (2007). Measuring
information system usage: Replication and
Koufaris, M. (2002). Applying the technology extensions. The Journal of Computer
acceptance model and flow theory to on- Information Systems, 47(2), 76-85.
line consumer behaviour. Information
System Research, 13, 205-223. Potter & Perry. (2010). Fundamental keperawatan.
Malato, L.A., & Kim, S. (2004). End-user Diterjemahkan oleh Ardina Ferderika.
perceptions of a computerized medication Jakarta: Salemba Medika.
system: Is there resistance to change?
Journal of Health and Human Services Ragneskog, H., & Gerdnert, L. (2006).
Administration, 27 (2), 34-55. Competence in nursing informatic among
nursing students and staff at a nursing
Marakas, G. M ., Yi, M. Y., and Johnson, R. D. institutes in Sweden. Health Information
(1998). The multilevel and mulitfaceted and Libraries Journal, 23, 126-132.
character of computer self-efficacy:
Toward clarification of the construct and Zeigler, C. (2011). Computerization in practice:
an integrative framework for research, The lived experience of experienced nurses.
Information Systems Research, 9(2), 126- Capella University). ProQuest
163. Dissertations and Theses. Retrieved from
http://search.
McGrath, M. (2008). The challenges of caring in a proquest.com/docview/908437918?
technological environment: Critical care accountid=17242.
nurses experiences. Journal of Clinical
Nursing, 17 (5), 1096-1104.

Anda mungkin juga menyukai