Anda di halaman 1dari 4

SISTEM PENCERNAAN TERNAK RUMINANSIA

Proses pencernaan pada ternak ruminansia dapat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Terjadi secara mekanis di mulut, seperti mastikasi atau kontraksi otot dari saluran
pencernaan
2. Pencernaan fermentatif oleh mikroba rumen, dan
3. Secara hidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan.

A. Organ Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia


1. Mulut dan Esofagus
Di dalam rongga mulut ternak ruminansia terdapat tiga alat pelengkap pencernaan,
yaitu gigi, lidah, dan saliva. Gigi berguna untuk memecah atau memotong bahan pakan
secara mekanis menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga dengan mudah dapat
ditelan oleh ternak bersangkutan. Lidah membantu dalam mengambil makanan dan
memindah-mindahkan makanan dalam rongga mulut untuk dicampur dengan saliva dan
atau untuk dikunyah, kemudian ditelan.
Organ esofagus ini menghubungkan faring dengan reticulum Bolus bahan makanan
yang dibentuk dalam rongga mulut dapat berjalan melalui esofagus disebabkan karena
adanya gerakan peristaltik dari otot esofagus, serta adanya tekanan gaya gravitasi bumi.
Gerakan peristaltik tersebut terjadi setelah proses penelanan bolus bahan makanan
(peristaltik primer) serta akibat rangsangan bolus-bolus itu sendiri terhadap otot esofagus
dalam perjalanannya menuju retikulum-rumen (peristaltik sekunder). Gerakan peristaltik ini
dapat berjalan kedua arah, yaitu arah retikulum dan arah rongga mulut.

2. Retikulum (Perut Jala)

Retikulum Ternak ruminansia mempunyai lambung majemuk yang terdiri atas


retikulum, rumen, omasum, dan abomasum. Proses fermentasi yang intensif dan dalam
kapasitas besar terjadi di retikulum dengan bantuan mikroba rumen (Satter dan Roffler,
1981). Retikulum yang menyerupai bentuk sarang tawon, berfungsi mendorong pakan padat
ke dalam rumen atau mengalirkan ke dalam omasum. Makanan yang dimakan, setelah
melewati esofagus selanjutnya masuk ke dalam retikulum, kemudian rumen, dan omasum.

Gambar 1. Retikulum
3. Rumen

Rumen adalah tempat untuk proses fermentasi makanan yang masuk serta
menyediakan energi dan protein mikroba untuk kebutuhan proses metabolisme. Peran
mikroba rumen dalam membantu pemecahan pakan serat dan mengubahnya menjadi
senyawa lain yang dapat dimanfaatkan ternak merupakan keunggulan yang dimiliki ternak
ruminansia.

Gambar 2. Rumen

4. Omasum

Omasum merupakan lambung ketiga dari ternak ruminansia yang permukaannya terdiri
atas lipatan-lipatan, sehingga nampak berlapis-lapis, tersusun seperti halaman buku,
sehingga sering dinamakan juga ”perut buku. Lipatan-lipatan pada permukaan omasum
tersebut dapat menambah luas permukaan omasum. Dalam proses pencernaan, omasum
berfungsi dalam membantu memperkecil ukuran partikel pakan dan berpengaruh pada
pengendalian aliran ingesta ke dalam perut bagian belakang, serta beberapa absorpsi
(penyerapan) nutrien terjadi dalam omasum.

Gambar 3. Omasum
5. Abomasum

Abomasum merupakan tempat pertama terjadinya pencernaan pakan secara


kimiawi, karena adanya sekresi getah lambung. Jadi, abomasum dipercaya mempunyai
fungsi sebagai tempat pencernaan pakan oleh enzim dan penyerapan nutrient. Abomasum
ternak ruminansia sebenarnya sama dengan lambung ternak non ruminansia, disinilah
disekresikan cairan lambung oleh sel-sel abomasum. Oleh karena itu disebut dengan perut
sejati atau perut kelenjar.
6. Usus halus Dan Usus Besar (Caecum dan Colon)

Usus halus berfungsi mengatur laju aliran ke dalam usus besar dengan gerakan
peristaltik. Usus besar adalah organ terakhir dari saluran pencernaan ternak ruminansia.
Colon berfungsi sebagai tempat penyerapan air, elektrolit, dan VFA yang berasal dari ileum
dan caecum.

Anda mungkin juga menyukai