Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

RESUME

OLEH:

NAMA : ZELNI FADDIA EFFENDI


NIM : P031814401080
PRODI : D III KEPERAWATAN/ III B
DOSEN PENGAJAR : Ns. TESHA HESTYANA, M. Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES RIAU
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D III KEPERAWATAN
TA. 2O20/2021
RESUME

Topik pembahasan:
1. Apa itu gangguan cemas dan serangan panik
2. Cara mengatasinya
3. Relaksasi
Serangan panik adalah ketakutan yang hebat misalnya dihadapkan pada situasi
yang tidak terduga.
Macam-macam gangguan cemas:
1. Video pertama (GAD)
GAD (Generealized Anxiety Disorder) atau gangguan kecemasan umum
adalah kecemasan parah dan terus menerus yang mengganggu aktivitas
sehari-hari. Tanda dan gejalanya:
a. Kaget
b. Gemetaran
c. Jantung berdebar
d. Agresif
e. Aitasi
f. Tidak bisa fokus
Ciri-ciri GAD hampir muncul setiap hari, tapi tidak terlalu berat.
2. Video kedua (OCD)
OCD (Obsessive Compulsive Disorder) atau gangguan obsesif kompulsif
adalah pikiran berlebihan (obsesi) yang menyebabkan perilaku reptitif
(kompulsi). Contohnya seperti kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
kali. Kegiatan yang berulang tersebut tidak dapat dihentikan oleh si
penderita karena jika dilawan atau dihentikan maka akan timbul
ketegangan dan kecemasan pada diri si penderita OCD tersebut.
3. Video ketiga (PTSD)
PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) atau ganggun stres pascatrauma
adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau
menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. Gangguan ini ditandai
dengan kegagalan untuk pulih setelah mengalami atau menyaksikan
peristiwa yang mengerikan. Jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama
maka pasien harus segera menjalani terapi medis.
4. Social Phobia
Social Phobia atau gangguan kecemasan sosial adalah salah satu jenis
fobia yang ditandai dengan rasa cemas atau takut berlebihan saat
berinteraksi dengan orang-orang disekitar. Pasien Social Phobia ini akan
merasakan perasaan seperti takut keramaian, cemas, berkeringat, berbicara
cepat dan sering salah dalam berbicara. Salah satu penyebab Social Phobia
ini yaitu ketika semasa kecil, si penderita tidak diizinkan berbicara banyak
oleh keluarga dan orang disekitarnya dan menertawakannya jika berbicara.

Berikut beberapa perbedaannya:


1. Social Phobia : Rasa panik saat berada dalam keadaan keramaian.
2. PTSD : Panik jika teringat peristiwa masa lalu yang mengerikan.
3. Serangan panik : Munculnya rasa takut atau panik yang berlebihan secara
tiba-tiba.

Panik adalah suatu kecemasan yang dapat melumpuhkan mekanisme


pertahanan dalam diri seseorang. Mekanisme pertahanan somatisasi panik muncul
karena adanya rasa kehilangan dan amarah. Jika masa kecil seorang anak itu
pemalu, penakut maka bisa saja dapat terkena serangan panik ketika sudah besar.
Orang yang terkena serangan panik biasanya memiliki orang tua yang suka
memarahi dan mengkritik anaknya.

Gejala panik :
1. Kaki bergetar
2. Jantung berdebar
3. Sakit perut
4. Keringat dingin
5. Sulit berkonsentrasi, dsb.
Mengapa seseorang mengalami panik?
1. Genetik
2. Peristiwa traumatis
3. Pola asuh
4. Bimbang dalam mengambil keputusan

Pencegahan panik ada 3 macam:


1. Pencegahan primer : menghindar, menunda terjadinya gangguan cemas
atau panik.
a. Mencegah aktivasi saraf berlebihan
1) Mengenali gejala mulai cemas
2) Segera mengembalikan keseimbangan
b. Peristiwa traumatis : penerimaan
c. Pola asuh : merubah pola pikir, bersikap dan berperilaku.
2. Pencegahan sekunder : deteksi dini dan tatalaksana sedini mungkin
a. Pengenalan gangguan fungsi
1) Perawatan diri
2) Pekerjaan
3) Sosial
b. Mencari bantuan
c. Menerapkan berbagai alternatif solusi
3. Pencegahan tersier : pengelolaan gangguan agar tidak bertambah parah
a. Bersahabat dengan gangguan panik
1) Memahami serangan panik
2) Tidak membenci serangan panik
b. Terapi dan minum obat teratur
c. Terapi virtual reality

Beberapa cara lain untuk mengatasi serangan panik sebagai berikut:


1. Pengalihan indra
2. Melakukan aktivitas
3. Ikut berkontribusi dalam kegiatan
4. Meditasi/dzikir/berdoa
5. Terapi seni

Penatalaksanaan panik :
1. Jangan meninggalkan pasien seorang diri
2. Ketika terkena serangan panik, jantung berdebar, sesak nafas, pusing dan
mual akan memperparah panik. Jadi, usahakan pasien jangan fokus pada
kondisi fisik tetapi pasien harus fokus kepada serangan panik itu sendiri.
3. Anjurkan atau ajarkan pasien untuk mengatur nafas secara normal ketika
serangan panik itu muncul.

Anda mungkin juga menyukai