Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

MAKALAH BENTUK OPERASIONAL PHC

KELOMPOK 1 :

1. DEVI JUNITA (P0318144010)


2. DWI APRILIZA (P0318144010)
3. NINDYA PUTRI NABILLA (P031814401064)
4. NOVI DESMITA (P031814401065)
5. ZELNI FADDIA EFFENDI (P031814401080)

PRODI : D III KEPERAWATAN/ III B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POTEKKES KEMENKES RIAU
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebelum deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan


Utama (PHC), Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk
Puskesmas di beberapa daerah. Berdasarkan penelitian pada tahun 1976
diketahui bahwa 200 masyarakat kegiatan kesehatan berbasis (CBHA)
telah di terapkan dan di laksanakan dalam masyarakat.
Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai
bentuk CBHA dan salah satu itu di catat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima program utama, yaitu keluarga
perencanaan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, imunisasi dan diare
pencegahan. Selain posyandu, ada rumah sakit bersalin desa (VMH) yang
dikelola oleh bidan desa sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan
anak dekat dengan masyarakat jasa.
CBHA dapat tumbuh secara progresif karena didukung oleh pusat
kesehatan. Namun, CBHA pergi ke penurunan ketika krisis moneter pada
tahun 2997 meledak yang mengakibatkan multi-dimensi krisis,
krisismenciptakan reformasi total dalam banyak aspek, termasuk di sektor
kesehatan. Meskipun penting, desentralisasi menguasasi aspek yang paling
pembangunan, termasuk sektor kesehatan. Ini telah benar-benar mengubah
model perencanaan, yang sebelumnya adalah sentralisasi menjadi
tergantung pada masing-masing kabupaten. Ini memiliki implikasi pada
prioritas pengaturan masing-masing kabupaten. Banyak perhatian lebih
pada pemerintah daerah aspek kuratif daripada promotf dan tindakan
pencegahan. Setelah euforia demokrasi berakhir, semua sektor termasuk
kesehatan mulai menghidupkan kembali dan merevisi prioritas mereka
untuk skala yang lebih baik. Pada tingkat visi misi pusat dan nilai-nilai
DepKes dirumuskan dan dijelaskan ke empat strategi utama, yaitu:

1. Untuk mengaktifkan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat


2. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan berkualitas
3. Untuk meningkatkan sistem informasi surveilans, monitoring dan
kesehatan
4. Untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan
Semua strategi di atas terkait dengan Primary Health Care, dua
yang pertama pada nomor 1 dan 2 erat terkait dengan perawatan kesehatan
primer. Hal itu menunjukkan peran pentingnya Primary Health Care dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia.
Pelayanan kesehatan primer atau PHC merupakan pelayanan
kesehatan essensial yang dibuat dan bisa teeerjangkau secara universal
oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Fokus dari pelayanan
kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum beerbagai aspek
masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian
pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi
mitra dengan profesi dan ikut serta mencapai tujuan umum kesehatan yang
lebih baik.
Akses ke pelayanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
negara bertanggung jawab untuk memenuhinya. Di beberapa negara di
dunia, termasuk Indonesia, pelayanan kesehatannya tumbuh menjadi
industri yang tak terkendali dan menjadi tidak manusiawi. Mengalami hal
yang oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai “the commercialization
of health care in unregulated health systems”. Kondisi ini ditandai dengan
maraknya komersialisasi pelayanan dan pendidikan, yang dipicu oleh
pembiayaan kesehatan yang belum baik. Setelah deklarasi Alma Ata
(1978), program kesehatan menjadi gerakan politik universal. Deklarasi ini
telah menjadi tonggak sejarah peradaban manusia. Kesehatan diakui
sebagai hak asasi manusia tanpa memandang status sosial ekonomi, ras
dan kewaranegaraan, agama serta gender.
Sebagai hak asasi manusia, kesehatan menjadi sektor yang harus di
perjuangkan, serta meningkatkan bahwa kesehatan berperan sebagai alat
pembangunan sosial dan bukan sekadar hasil dari kemajuan pembangunan
ekonomi semata. Kesadaran ini melahirkan konsep primary health care
(PHC) yang intinya: pertama, menggalang potensi pemerintah – swasta –
masyarakat lintas sektor, mengingat kesehatan adalah tanggung jawab
bersama. Kedua, menyeimbangkan layanan kuratif dan preventif serta
menolak dominasi elite dokter yang cenderungf mengutamakan pelayanan
rumah sakit, peralatan canggih dan mahal. Ketiga memanfaatkan
teknologi secara tepat guna pada setiap tingkat pelayanan. Berbagai negara
di belahan dunia, seperti Uni Eropa, Amerika Latin, serta di beberapa
negara Asia, berhasil menata kembali sistem kesehatannya dengan kembali
menerapkan primary health care (PHC) sebagai ujung tombak
pembangunan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)


1. Definisi
PKMD adalah bentuk operasional dari PHC di Indonesia. PKMD
mencakup serangkaian kegiatan swadaya masyarakat berazaskan gotong
royong, yang didukung oleh pemerintah melalui koordinasi lintas sektoral
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan atau yang terkait
dengan kesehatan, agarmasyarakat dapat hidup sehat guna mencapai
kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.
PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan
atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri
dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang
kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai
kehidupan sehat sejahtera.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri
dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup.
b. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya
untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu
hidup mereka
2) Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk
berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri
3) Menghasilkan lebih banyak tenaga – tenaga masyarakat setempat
yang mampu, terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan desa
4) Meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa
indikator :
a) Angka kesakitan menurun
b) Angka kematian menurun ; terutama Angka Kematian Ibu, Bayi
& Anak
c) Angka kelahiran menurun
d) Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.

3. Upaya Kesehatan Dasar


PKMD mempunyai 8 upaya kesehatan dasar yang mencakup:
a. Pendidikan masyarakat tentang masalah kesehatan dan upaya
penanggulangannya.
b. Pemberantasan dan pencegahan penyakit endemik setempat.
c. Program Imunisasi
d. Kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
e. Pengadaan obat esential
f. Pengadaan pangan dan gizi
g. Pengobatan penyakit umum dan cedera
h. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan

4. Program PKMD
Program PKMD mencakup kegiatan seperti:
a. Asuransi kesehatan
b. Pos obat desa (POD)
c. Tanaman obat keluarga (TOGA)
d. Pos kesehatan
e. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
f. Tenaga kesehatan sukarela
g. Kader kesehatan
h. Kegiatan peningkatan pendapatan (perkreditan, perikanan, industri
rumah tangga)
5. Ciri-ciri PKMD
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Kegiatan dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan
prakarsa masyarakat sendiri, dalam arti bahwa kegiatan dimulai
dengan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang
dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagai kebutuhan, dan
dilaksanakan melalui usaha-usaha swadaya masyarakat berdasarkan
gotong-royong yang menggali dan menggunkan sumber dan potensi
masyarakat setempat.
b. Perencanaan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan
mufakat.
c. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan pada peran serta aktif dan
swadaya masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal
kemampuan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat.
d. Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan
menunjang, tidak mengakibatkan ketergantungan.
e. Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat.
f. Memanfaatkan teknologi tepat guna.
g. Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu
dari unsur PHC.

6. Ruang Lingkup PKMD


Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) sebagai suatu bentuk
pendekatan pembangunan kesehatan ditandai dengan lima ciri sebagai
berikut:
a. Liputan yang menyeluruh terhadap penduduk sehinggap enduduk dapat
memperoleh pembinaan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan asas pemerataan yang adil (equity).
b. Pembinaan kesehatan tersebut mencakup upaya preventif (pencegahan),
promotif (kegiatan peningkatan), kuratif (upaya penyembuhan) dan
rehabilitative (upaya perbaikan kembali), dengan penekanan pada
pembinaan esensial kesehatan penduduk melalui:
1) Penyuluhan tentang masalah kesehatan dan cara
penanggulangannya.
2) Penyediaan makanan sehat dan peningkatan gizi.
3) Pengadaan kegiatan air bersih dan sanitasi dasar.
4) Peningkatan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
5) Imunisasi terhadap penyakit infeksi utama.
6) Pencegahan dan pemberantasan penyakit endemik.
7) Pengobatan tepat terhadap penyakit umum dan cedera.
8) Penyediaan obat esensial.
c. Teknologi yang digunakan dalam pembinaan kesehatan esensial
tersebut harus tepat guna, efektif, dapat diterima budaya setempat dan
terjangkau oleh masyarakat.
d. Masyarakat terlibat aktif dalam upaya pembinaan kesehatan esensial
tersebut sehingga dapat mengembangkan kemandirian dan mengurangi
ketergantungan.
e. Pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi dikaitkan dengan kegiatan
pembangunan di sektor lain dengan meningkatkan kerjasama lintas
sektoral.

Dalam keterpaduan Keluarga Berencana, Kesehatan, Pendekatan Pembangunan


Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) diwujudkan melalui Posyandu, Posyandu
memenuhi kelima ciri Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
tersebut di atas, Palang Merah Remaja Madya diharapkan dapat berperan serta
dalam kegiatan Posyandu membantu kader kesehatan atau petugas sebatas
kemampuannya.

Kegiatan Masyarakat di bidang kesehatan dilakukan di:


a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk kegiatan penyuluhan, pelayanan
kesehatan ibu dan anak, pelayanan keluarga berencana, imunisasi,
pengobatan penyakit diare, dan pelayanan gizi.
b. Di luar jadwal Posyandu untuk kegiatan penyuluhan, pencegahan penyakit
diare, penyediaan tempat pembuangan sampah, sarana air bersih,
penanggulangan pencemaran air minum, pengobatan sederhana, kegiatan
yang dikaitkan dengna kesehatan kerja, kesehatan sekolah (dokter kecil),
pramuka.

Kegiatan di Posyandu adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dari


masyarakat untuk masyarakat. Oleh karena itu masyarakat setempat benar
berperan serta dalam kegiatan tersebut. Peran serta Palang Merah Remaja Madya
dalam kegiatan Posyandu tidak saja dalam bentuk kehadiran sebagai pihak yang
meminta pelayanan tetapi juga memberi pelayanan. Empat kegiatan Posyandu
yang dapat dilakukan oleh Palang Merah Remaja Madya dengna bantuan petugas,
yaitu pendaftaran, penimbangan anak di bawah lima tahun (balita), pencatatan
hasil penimbangan, pembagian oralit, vitamin A, tablet daerah Fe, pemberian
makanan tambahan.

7. Prinsip Dasar PKMD


PKMD memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai berikut :
a. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, bukan hanya kegiatan
kesehatan secara langsung, ini berarti bahwa kegiatan tidak terbatas
pada aspek kesehatan saja melainkan juga mencakup aspek-aspek
kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang peningkatan
taraf kesehatan.
b. Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik :
c. Antar dinas-dinas, intansi-intansi, lembaga-lembaga lainnya yang
bersangkutan.
d. Antar dinas-dinas, intansi-intansi, lembaga-lembaga tersebut dengan
masyarakat.
e. Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau
kehidupan sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sector yang
bersangkutan.
8. Pokok-pokok Kegiatan PKMD
Adapun pokok-pokok kegiatan dalam PKMD adalah sebagai berikut :
a. Persiapan masyarakat, yaitu upaya yang bertujuan agar masyarakat
memahami PKMD, dan mampu berperan aktifdalam setiap kegiatan
PKMD.
1) Pengenalan terhadap masyarakat.
2) Pengenalam masalah melalui:
a) Pengumpulan data (SDM)
b) Penyajian yang dapat dimengerti masyarakat.
c) Menyelesaikan masalah yang ada dengan prioritas yang perlu
ditanggulangi.
3) Pembentukan kader dan  pengorganisasian kader.
4) Pelatihan kader kesehatan desa yang disebut “promoter kesehatan
desa”
b. Perencanaan Kegiatan PKMD
1) Memilih prioritas masalah
2) Menetapkan jenis kegiatan
3) Menyusun rencana kerja yang meliputi:
a) Tujuan yang ingin dicapai.
b) Strategi yang ingin ditempuh pengorganisasian.
c) Pengorganisasian.
d) Pembiayaan.
e) Waktu pelaksanaan.
f) Tindakan.
c. Pelaksanaan kegiatan.
1) Kader dan mahasiswa
melaksanakan masing-masing tugas sesuai yang telah disepakati.
2) Kader dan pengurus
desa serta petugas kesehatan memantau kegiatan.
3) Dalam proses kegiatan
selalu diadakan pertemuan-pertemuan (POKJA-POKJA).
4) Dimonitori  adalah
rencana kerja yang disepakati.

a) Ketepatan pelaksanaan
b) Ketepatan waktu.
c) Penerimaan dan penggunaan biaya.
d) Penyediaan dan penggunaan biaya.
e) Hasil-hasil yang ingin dicapai.
f) Jumlah dan kualitas partisipasi masyarakat.
d. Penilaian (Evaluasi) PKMD
1) Penilaian hasil kegiatan.
2) Penilaian hasil sementara
3) Penilaian hasil akhir.
e. Pembinaan PKMD
Pembinaan berarti upaya-upaya untuk memelihara dan meningkatkan
kegiatan yang telah dimulai dalam menjamin kelangsungan program.
f. Perluasan program PKMD.
Dilakukan secara bertahap.

9. Hal-hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Kegiatan PKMD


Adapun hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD
adalah sebagai berikut :
a. Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang
kesehatan dan tentang program-program yang dilaksanakan
pemerintah.
b. Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan
sumber daya yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina
kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan
mereka.
c. Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan
terlebih dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai
hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri dalam
meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka.
d. Harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi
yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan
tepat.
e. Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan
berkesinambungan baik antara para pembina maupun antara pembina
dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang
mendukung kegiatan PKMD.

10. Langkah-langkah Pemetaan PKMD


Berikut ini adalah langkah-langkah pemetaan PKMD :
a. Pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan masyarakat desa
(PKMD) yang dilakukan masyarakat minimal mencakup salah satu dari
8 unsur Primary Haelath Care sebagai berikut:
1) Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan
penyakit serta perlindungannya.
2) Peningkatan persediaan makanan dan peningkatan gizi.
3) Pengadaan air bersih dan sanitasi dasar yang memadai.
4) Kesehatan Ibu dan Anak termasuk keluarga berencana
5) Imunisasi untuk penyakit yang utama
6) Pencegahan dan pengendalian penyakit endemi setempat
7) Pengobatan penyakit umum dan luka-luka
8) Penyediaan obat esensial.
b. Pengembangan dan Pembinaan PKMD dilakukan sebagai berikut:
1) Berpedoman pada GBHN.
2) Dilakukan dengan kerja sama lintas program dan lintas sektor
melalui pendekatan edukatif.
3) Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada Gubernur,
Bupati, atau Camat.
4) Merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara
keseluruhan.
5) Kegiatan dilaksanakan dengan membentuk mekanisme kerja yang
efektif antara instansi yang berkepentingan dalam pembinaan
masyarakat desa.
6) Puskesmas sebagai pusat pembangunan dan pengembangan
kesehatan berfungsi sebagai dinamisator.

B. Gerakan Hidup Bersih dan Sehat (GHBS)


C. Pengembangan Dessa Siaga

Anda mungkin juga menyukai