Anda di halaman 1dari 5

A.

Hakekat ilmu pengehatuan dan penelitian


Ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman dan pengetahuan sejumlah
orang yang kemudian dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur.
Orang dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari ilmu pengetahuan justru oleh
karena ilmu pengetahuan disusun dari pengalamanpengalaman dan pengetahuan yang
sudah diuji kebenarannya (Sutrisno, 2000). Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan baik
sebagai suatu hasanah pengetahuan yang terorganisasikan maupun sebagai suatu metode
dan sistem untuk menurunkan kebenaran. Tujuan pokok ilmu pengetahuan adalah
pengumpulan dan klasifikasi pengalaman dan pensistemikan pengalaman tersebut ke
dalam sejumlah kecil sistem pengetahuan yang luas, yaitu melalui suatu kerangka kerja
terstruktur. Berdasarkan kerangka kerja inilah arti fenomena dapat dipahami (Ardhana,
1987). Syarat Ilmu Pengetahuan sebagaimana pendapat Vardiansyah (2008) dalam
bukunya Filsafat Ilmu Komunikasi, bahwa ilmu pengetahuan ilmiah harus memenuhi tiga
syarat, yaitu:
1. sistematik, yaitu merupakan kesatuan teori-teori yang tersusun sebagai suatu
sistem.
2. objektif atau intersubjektif, yaitu teori tersebut terbuka untuk diteliti oleh orang
lain/ahli lain, sehingga hasil penelitian bersifat universal.
3. dapat dipertanggung jawabkan, yaitu mengandung kebenaran yang bersifat
universal, dengan kata lain dapat diterima oleh orang-orang lain atau ahli-ahli
lain.
Van Meslen (1985), mengemukakan beberapa ciri yang menandai ilmu pengetahuan
yaitu:
1. ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara
logis koheren, berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus
(susunan logis),
2. ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung
jawab ilmuwan,
3. universalitas ilmu pengetahuan,
4. objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi oleh
prasangka-prasangka subjektif,
5. ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang
bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan,
6. progresivitas artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh,
bila mengandung pertanyaan-pertanyaan baru dan menimbulkan problem-problem
baru lagi,
7. kritis, artinya tidak ada teori ilmiah yang definitif, setiap teori terbuka bagi suatu
peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru,
8. ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara
teori dengan praktis.
Hakikat penelitian adalah kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang
benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh berupa fakta konsep
generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dsapat memahami fenomena dan
memecahkan masalah yang dihadapi (Sangadji dan Sopiah, 2010).
Menurut kamus Webster’s new International, penelitian adalah penyelidikan yang
hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip, yaitu suatu penyelidikan
yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Menurut ilmuwan Hillway (1956) dalam Hamid (2011) penelitian tidak lain dari
suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati
sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap
masalah tersebut.
Whitney (1960) dalam Hamid (2011) menyatakan bahwa disamping untuk
memperoleh kebenaran, kerja menyelidik harus pula dilakukan secara sungguh-sungguh
dalam waktu yang lama. Dengan demikian penelitian merupakan suatu metode untuk
menemukan kebenaran, sehingga penelitian juga merupakan metode berpikir secara
kritis. Berdasarkan definisi penelitian, maka nyata bahwa penelitian adalah suatu
penyelidikan yang terorganisasi. Penelitian dapat diartikan sebagai pencarian
pengetahuan dan pemberi artian yang terus menerus terhadap sesuatu. Penelitian juga
merupakan percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru.
Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific method) disebut penelitian
ilmiah (scientific research).
Unsur pengamatan merupakan kerja dengan mana pengetahuan mengenai fakta-fakta
tertentu diperoleh melalui kerja mata (pengamatan) dengan menggunakan persepsi (sense
of perception) (Hamid, 2011). Masalah yang akan dijawab melalui penelitian disebut
masalah penelitian. masalah peneltiian bisa disebebkan banyak hal. Masalah muncul
karena manusia mengalami kesulitan dalam hidup yaitu adanya ketidaksesuaian atau
kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang aktual. Sebagai contoh,
seorang mahasiswa yang tinggal ditempat kos setiap bulan harus mengelola keuangannya
serta menghadapi banyak kebutuhan sementara jumlah dana yang dimilikki jumlahnya
terbatas. Permasalahannya adalah cara mengelola keuangan dengan baik agar semua
kebutuhan dapat terpenuhi dengan dana terbatas (Sangadji dan Sopiah, 2010).
Menurut Ardhana (1987), penelitian memiliki tiga ciri pokok, yaitu:
1. penelitian bersifat sistematik dan terkontrol, yang mendasarkan cara kerjanya
pada metode induktif dan deduktif.
2. penelitian bersifat empirik, artinya dalam usaha menguji kesahihan, penelitian
berpaling pada pengalaman.
3. penelitian bersifat mengoreksi diri sendiri, artinya metode ilmiah bukan saja telah
membangun mekanisme untuk melindungi peneliti dari kemungkinan membuat
kesalahan, sejauh ang bisa dilakukan manusia, akan tetapi prosedur dan hasil-
hasilnya selalu terbuka untuk diperiksa orang lain.
Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut Almack (1930)
dalam Hamid (2011), hubungan antara ilmu dan penelitian adalah seperti hasil dan proses.
Penelitian adalah proses, sedangkan hasilnya adalah ilmu. Penelitian merupakan suatu kegiatan
yang salah satu tujuannya adalah mengembangkan pengetahuan sedangkan ilmu merupakan
bagian pengetahuan yang mememnuhi kriteria tertentu yaitu rasional dan teruji

B. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ada 2 macam pendekatan:

1. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif adalah pendekatan secara teoritik untuk mendapatkan konfirmasi
berdasarkan hipotesis dan observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Suatu hipotesis lahir dari
sebuah teori, lalu hipotesis ini diuji dengan dengan melakukan beberapa observasi. Hasil dari
observasi ini akan dapat memberikan konfirmasi tentang sebuah teori yang semula dipakai untuk
menghasilkan hipotesis. Langkah penelitian seperti ini biasa juga disebut pendekatan ‘dari atas
ke bawah’. Pendekatan deduktif dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini.

Teori

Hipotesis

Observasi

konfirmasi

Bagan 1. Pendekatan ‘dari atas ke bawah’

Pendekatan deduktif ini umumnya dilakukan secara matematik lalu dibuktikan dan
dikonfirmasi kembali terhadap rumusan matematik tersebut.

2. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif adalah pendekatan yang dilakukan untuk membangun sebuah teori
berdasarkan hasil pengamatan atau observasi. Suatu observasi yang dilakukan berkali-kali akan
membentuk sebuah pola tertentu. Dari pola tersebut akan lahir hipotesis sementara atau hipotesis
tentatif. Hipotesis yang terbentuk berasal dari pola pengamatan yang dilakukan. Setelah
dilakukan berulang-ulang, barulah diperoleh sebuah teori. Langkah penelitian seperti ini disebut
sebagai pendekatan ’dari bawah ke atas’. Pendekatan induktif dapat digambarkan seperti bagan
berikut ini.

Teori

Hipotesis
sementara

Pola

Observasi

Bagan 2. Pendekatan ‘dari bawah ke atas’

Di negara berkembang seperti Indonesia, penelitian dengan pendekatan induktif ini lebih
sering dilakukan daripada pendekatan deduktif.

Penelitian dengan metode ilmiah merupakan gabungan dari pendekatan deduktif dan
pendekatan induktif. Penentuan hipotesis merupakan proses deduktif, mengumpulkan data
adalah proses induktif sedangkan menentukan data yang diambil dan diteliti merupakan proses
deduktif.

Berikutnya adalah langkah tahapan riset. Ada sebuah istilah yang disebut “Jam Gelas“.
Istilah ini memberikan gambaran gagasan atau langkah dalam riset. Langkahnya adalah sebagai
berikut:

a. Sebuah penelitian diawali dengan pertanyaan yang umum/luas. Cakupannya


secara global.
b. Dari pertanyaan yang umum tadi, pertanyaan selanjutnya dipersempit untuk
mendapatkan sesuatu yang lebih spesifik.
c. Fokus dalam mengoperasionalkan penelitian.
d. Melakukan observasi.
e. Dari hasil observasi dialakukan analisa data.
f. Hasil analisa data dapat memberikan suatu kesimpulan.
g. Setelah diperoleh kesimpulan dari penelitian, kita kembalikan ke pertanyaan
penelitian di awal. Apakah kesimpulan yang diperoleh telah menjawab pertanyaan
penelitian. Jika kesimpulan belum dapat menjawab pertanyaan penelitian, maka
langkah riset yang dilakukan dianggap gagal. Dan begitu juga sebaliknya, hendaknya
suatu kesimpulan adalah solusi dari pertanyaan penelitian.

Daftar Pustaka

Ardhana, Wayan. 1987. Bacaan Pilihan dalam Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Basuki, Heru. 2006. Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan dan Budaya.Jakarta:
Tanpa Penerbit.

Dani,Vardiansyah. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: Indeks.

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hamid, Sudihati. 2011. Modul Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Ilmu. (Online,
http://gz316pdg.blogspot.com/2011/05/ilmu-pengetahuan-dan-penelitianilmiah.html).

Jujun S, Suriasumantri. 1998. Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.

Malamassam, Daud. 2009. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Makassar:
Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.

Sangadji, Etta Mamang & Sopiah. 2010. Metode Penelitian. Pendekatan Praktis dalam
Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Suharto, Buana Girisuta, & Arry Miryanti. 2003. Perekayasaan Metodologi


Penelitian.Yogyakarta: Penerbit Andi.

Van Meslen. 1985. Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita. Jakarta: Gramedia.

Abidin, Hasanuddin Z., Penelitian: Karakteristik dan Metodologi. Kelompok Keilmuan Geodesi
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. ITB.

Ellitan, Lena,. Konsep Dasar Riset.

Anda mungkin juga menyukai