Bab 1
Papua Dalam Dua Tahun Terakhir
A. Rasisme vs Separatisme....................................................................................... 7
Kilas Balik Rasisme di Indonesia dan Penyelesaiannya.......................................................... 7
Upaya Pemanfaatan Isu Rasisme di Papua Oleh Aktivis Separatisme................................... 13
C. Sidang PBB......................................................................................................... 28
Sidang PBB 2019.................................................................................................................... 28
Vanuatu dan Barter Politik ULMWP...................................................................................... 30
Sidang PBB 2020.................................................................................................................... 34
D. Kesimpulan......................................................................................................... 38
Bab 2
Papua Merdeka dan Kepentingan Politik
A. Organisasi Pergerakan Free West Papua........................................................ 38
Organisasi Separatis Dalam Negeri........................................................................................ 40
Organisasi Separatis di Luar Negeri....................................................................................... 48
Perselisihan Antar Kelompok Pengusung Free West Papua................................................... 50
Self-Claim Deklarasi Presiden................................................................................................ 50
C. Kesimpulan....................................................................................... 63
C. Kesimpulan......................................................................................113
Lampiran..................................................................................................115
Satu bulan dari peristiwa tersebut, demo besar-besaranpun terjadi di Wamena dan
Jayapura dan berujung ricuh. Demo ini dicurigai diinisiasi olehkelompok aktivis
kemerdekaan Papua. Pasalnya, isu rasisme yang menimpa mahasiswa Papua
ini sulit ditangani dan berbeda dengan konflik rasisme lain yang pernah terjadi di
Indonesia. Hal ini semakin mengindikasikan bahwa demo kerusuhan Japaura
dan Wamena ini benar ditunggangi oleh kepetingan aktivis kemerdekaan. Melalui
berbagai kesempatan dan penggorengan berita, isu rasisme di eskalasi menjadi
isu separatisme. Terlebih lagi, tanggal terjadinya demo besar tersebut berdekatan
dengan tanggal sidang PBB 2019.
Satu tahun berselang, pada pertengahan 2020, issue Black lives matter yang sedang
memanas di dunia mencoba kembali dimanfaatkan oleh aktivis separatis dengan
mengusung tagar Papua Lives Matter. Hal ini juga dilakukan untuk mensupport sidang
PBB 2020, namun eskalasi massa gagal dilakukan dan tidak sebesar kerusuhan
Wamena-Jayapura pada tahun 2019. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini,
beberapa nama terbukti menginisiasi kerusuhan dan diputuskan menjadi tahanan
politik.
Pihak separatis Papua dan pemerintah Indonesia terus menerus saling tarik menarik
narasi. Kelompok separatis masih saja mengeksploitasi dualisme sejarah masa
lalu dan menggunakannya sebagai dasar perjuangan kemerdekaan Papua. Secara
organisasi, separatisme juga terus berkembang baik di dalam dan luar negeri.
Namun, ada indikasi yang menunjukkan bahwa sebenarnya organisasi-organisasi
ini juga tidak saling harmonis. Masing-masing dari mereka memiliki kepentingan dan
pendukung yang berbeda.
Sementara itu, dari tahun ke tahun, Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk
memperjuangkan kepentingan masyarakat Papua melalui berbagai kebijakan.
Setelah luka perih yang ditorehkan oleh Soeharto selama periode kepemimpinannya,
Presiden Habibie menginisiasi dialog, Gur Dur mengungkapkan permohonan maaf,
dan akhirnya program-program pro orang asli Papua terus digelontorkan oleh
beberapa presiden setelahnya. Hingga beberapa tahun terakhir, pembangunan di
Papua bisa dibilang sangat masif. Terutama pada pembangunan kebutuhan dasar
seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dll. Melalui langkah ini, Indonesia
Disisi lain, gerakan separatis tidak pernah bisa berdiri sendiri, ada keterlibatan
dan dukungan berbagai pihak yang membuat gerakan papua merdeka bisa tetap
eksis. Berbagai kepentingan politik asing dan juga kepentingan ekonomi beberapa
negara mencoba memberikan dukungan pada gerakan ini. Sebut saja Ralph
Regenvanu yang menggunakan isu ini untuk kepentingan pemilu Vanuatu pada
tahun 2020 lalu. Pemanfaatan isu kemerdekaan Papua oleh beberapa kepentingan
politik dan ekonomi ini cukup lari dari cita-cita dasar mereka. Bahwa sebenarnya
kepentingan aktivis kemerdekaan ini sudah tidak murni bertumpu pada suara orang
asli Papua, namun mengakomodir beberapa kepentingan sponsor gerakan belaka.
Hingga saat ini, pemerintah Indonesia berusaha untuk terus menyelidiki dalang
dibalik kerusuhan dan huru hara dalam kurun dua waktu terakhir sembari terus
melakukan pembangunan yang mengacu pada kebutuhan-kebutuhan mendasar
orang asli Papua. Kami berharap, masyarakat umum tidak menjadi bias dalam
memandang bahwa gerakan separatis ini adalah upaya yang benar dan tepat untuk
Papua, mengingat;
2. Organisasi yang berjuang untuk kemerdekaan Papua tidak satu suara dan hal
ini menunjukkan adanya perbedaan back up kepentingan di masing-masing
organisasi.
3. Bahwa isu rasisme yang memicu kerusuhan besar dalam dua tahun terakhir
bukanlah reaksi murni dari orang asli Papua, melainkan sebuah pergerakan
yang terencana dan dimanfaatkan untuk melanggengkan kepentingan separatis
dan kroni-kroninya.
Buku ini mencoba untuk membuka sudut pandang lain dan meluruskan
propaganda yang selama ini beredar di masyarakat terkait dengan perkembangan
isu Papua dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Agar masyarakat tidak salah paham
terhadap propaganda yang dibangun dan mampu melihat akar masalah yang ada
dengan lebih jernih.
6 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
A. Rasisme vs Separatisme
Ironisnya, isu rasisme yang terjadi di Papua saat ini telah ditunggangi oleh kepentingan
beberapa pihak yang menginginkan terwujudnya Papua Merdeka, dengan cara
memantik konflik antara orang Papua dan orang non Papua dengan memanasi isu
rasisme. Terlebih lagi isu rasisme ini juga dijadikan sebagai alasan terhadap tuntutan
referendum dengan dasar perbedaan ras Melanesia, yang disebarkan oleh aktivis
pro kemerdekaan Papua. Padahal, ras Melanesia di Indonesia bisa mencapai 13
juta jiwa yang tersebar di tiga provinsi lainnya yakni Maluku, Maluku Utara, dan Nusa
Tenggara Timur (NTT)1.
Rasisme dan pelanggaran HAM yang terjadi di Papua terus dijadikan sebagai narasi
untuk mengibarkan bendera Bintang Kejora di seluruh penjuru kota. Aksi protes
yang awalnya hanya sebagai tuntutan terhadap isu diskriminasi rasial dan solidaritas
sesama masyarakat Papua, kini dinodai dengan tuntutan referendum dari beberapa
pihak. Rasisme yang terjadi dalam kasus Papua tidak bisa dijadikan sebagai dasar
penuntutan referendum. Karena penyelesaian konflik rassime sendiri berbeda
dengan penyelesaian konflik separatisme. Sesuai semboyan negara Indonesia yakni
Bhineka Tunggal Ika, maka rasisme tidak mendapatkan tempat sedikitpun di negeri
ini. Pemerintah terus berupaya untuk meminimalisir terjadinya rasisme di Indonesia
dengan menumbuhkan toleransi antar etnis dan umat beragama.
Nyatanya rasisme yang terjadi di Indonesia tidak hanya dialami oleh masyarakat
7 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Papua saja, rasisme juga dialami oleh masyarakat minoritas yang berada dalam
masyarakat mayoritas. Terdapat beberapa kasus perpecahan antar suku maupun
agama yang terjadi di Indonesia akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Hal
ini karena pendekatan yang pemerintah pakai dalam menangani kasus tersebut
merupakan pendekatan humanis dan persuasif, dengan penyelesaian konflik
yang berbasis pada budaya maupun agama untuk menumbuhkan rasa toleransi
antar etnis dan umat beragama demi tercapainya kedamaian. Sebaliknya ketika
kita membicarakan mengenai isu rasisme Papua, rasanya sangat sulit untuk
menyelesaikan konflik dengan pendekatan budaya, karena banyaknya hasutan-
hasutan dari kelompok separatisme untuk menggagalkan upaya pemerintah dalam
menangani konflik di Papua.
Konflik sering terjadi antara suku asli di Kalimantan yaitu suku Dayak dan suku
pendatang yaitu suku Madura. Pada 1996 sampai 1997, terjadi kerusuhan rasial
antara suku Dayak dan Madura di Kalimantan Barat. Kerusuhan ini terjadi karena
adanya perkelahian antar pemuda Dayak dan pemuda Madura pada saat acara
orkes dangdut. Konflik ini terus berlangsung selama kurang lebih satu tahun dan
menewaskan kira-kira 200 orang termasuk didalamnya seorang kepala desa Maribas
yang dibunuh oleh kelompok orang Madura3.
Lalu pada tahun 1999 terjadi kerusuhan antar warga Melayu, Dayak, dan Madura
di Kalimantan Barat yang dikenal dengan konflik sambas. Kerusuhan ini terjadi
karena adanya dugaan penganiayaan terhadap warga Melayu oleh warga Madura.
Sebanyak 265 orang tewas, 38 luka berat, dan 9 luka ringan. SSelain itu, lebih dari
2.330 rumah hangus terbakar dan 164 lainnya dirusak massa4.
Masih di Kalimantan, pada tahun 2001 terjadi kembali konflik antara warga Madura
dan Dayak. Konflik ini terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah, dan terus meluas sampai
2 National Geographic. 2020. Bagaimana Rasisme Bisa Terbentuk dan Bertahan di Masyarakat?
[online].
3 Liputan6. 2001. Dendam Laten di Bumi Borneo [online].
4 ibid.
8 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Sejumlah mobil dibakar massa saat kerusuhan yang terjadi di Kota Ambon (11/09/ 2011).
(sumber: beritasatu)
Konflik-konflik antar suku Dayak dan Madura di Kalimantan sudah sangat sering
terjadi. Sebagian besar alasan terjadinya konflik adalah karena pertikaian kecil
yang pada akhirnya mengorbankan nyawa. Selain itu, perbedaan karakter dari suku
Dayak dan suku Madura juga menjadi alasan mengapa konflik antar suku ini terus
terjadi. Masyarakat suku Dayak merasa terganggu dengan sikap dari masyarakat
Madura yang dianggap sebagai pendatang dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan suku Dayak6. Namun konflik-konflik ini akhirnya dapat diselesaikan
setelah berbagai upaya dan pendekatan damai dilakukan. Pemerintah terus berupaya
melakukan mediasi dan dialog atau musyawarah antar suku untuk meminimalisir
kesalahpahaman dan menumbuhkan rasa toleransi antar suku. Selain itu pemerintah
juga membantu memfasilitasi perjanjian damai antara kedua suku tersebut agar
kerusuhan tidak terulang kembali.
9 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Konflik
antar suku di Tahun Korban Penyebab konflik Penyelesaian
Indonesia
Konflik ini dapat diselesaikan
setelah beragam upaya
Pertikaian antara dialog, musyawarah dan
Konflik suku mufakat antar warga
pemuda Dayak dan
Dayak dan 200 diselenggarakan. Pemerintah
1996- Pemuda Madura
Madura di orang daerah juga berupaya untuk
1997 pada acara hiburan,
Kalimantan tewas yang berujung pada membangun toleransi antar
Barat kerusuhan antar suku masyarakat agar tidak terjadi
kembali kesalahpahaman
yang merugikan.
Penyelesaian konflik
Adanya dugaan
dilakukan dengan melakukan
265 penganiayaan yang
beberapa pertemuan
Konflik suku orang dilakukan warga Madura
musyawarah damai,
Melayu, tewas pada warga Melayu.
dan mufakat dengan
Dayak, dan Warga Dayak ikut
38 luka mengumpulkan beberapa
Madura di 1999 meramaikan kerusuhan
berat karena rasa tidak suka
pihak perwakilan dari tiap
Kalimantan dan 9 mereka terhadap warga
etnis masyarakat dan tokoh
Barat luka beragama lalu berdialog
Madura yang dianggap
ringan mengenai solusi menciptakan
sebagai pendatang yang
kedamaian dan keamanan di
tidak mempunyai etika.
Kalimantan.
Konflik ini terjadi karena Konflik ini dapat selesai
terdapat warga Dayak dengan upaya-upaya
yang diduga dibunuh mediasi dan musyawarah
Konflik suku oleh warga Madura. yang terus dilakukan
500 – Karena tidak terima untuk menumbuhkan
Dayak dan
1.300 akan hal tersebut warga sifat toleransi antar suku.
Madura di 2001
korban Dayak melancarkan Jalan tersebut berhasil
Kalimantan aksi serangan balasan meminimalisir perpecahan
jiwa
Tengah yang berujung pada konflik berkelanjutan karena
kerusuhan yang terjadi timbulnya kesadaran dari
di seluruh Kalimantan kedua suku tersebut untuk
tengah. hidup dalam kedamaian.
Pertikaian antara
pemuda Muslim Bugis Penyelesaian konflik antar
dengan pemuda Kristen umat beragama di Ambon
dari Desa Mardika. dilakukan pemerintah dengan
Warga muslim yang menurunkan bantuan militer
tidak terima akhirnya dalam mencegah kerusuhan
Konflik menyerang desa menjadi semakin besar.
antar umat Mardika dan menyulut Namun hal ini tidak berhasil
beragama konflik antar umat karena keterlibatan dari
1999
islam dan beragama yang kelompok separatis yang
Kristen di berkepanjangan. Konflik membuat kerusuhan semakin
Ambon semakin memanas tidak terkendali. Pada
karena munculnya Front akhirnya kerusuhan ini dapat
Kedaulatan Maluku diselesaikan dengan perjanjian
yang memanfaatkan damai dan penyerahan senjata
kerusuhan tersebut tajam serta bom rakitan pada
menjadi gerakan tahun 2016.
separatisme.
10 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Konflik ini merupakan puncak
Penyelesaian konflik
dari konflik-konflik yang
Konflik Balinuraga terjadi dengan
sebelumnya sering terjadi
antar etnis upaya pemetaan konflik,
antara masyarakat Lampung
Lampung sosialisasi kepada
dan Bali.akar permasalahan
masyarakat yang bertikai,
dan Bali dari konflik yang terjadi pada
mediasi, melakukan dengar
di desa 2012 tahun 2012 karena adanya
pendapat, dan membuat
Balinuraga pertikaian pemuda-pemudi
perjanjian perdamaian yang
dan desa desa Balinuraga dan Desa
dihadiri dan disusun oleh
Agom, Balinuraga dan Desa Agom
perwakilan dari masing-
Lampung yang akhirnya memicu
masing etnis dan pihak
kerusuhan antara warga
perantara.
lampung dan Bali.
Selain itu, pada tahun 1999 terjadi kerusuhan antara agama Islam dan Kristen di
Ambon. Konflik ini terjadi karena adanya pertikaian antara pemuda Muslim Bugis dan
pemuda Kristen dari Desa Mardika. Warga muslim yang tidak terima karena pertikaian
ini akhirnya menyerang Desa Mardika dengan membakar ratusan rumah warga
dan juga sebuah gereja. Tidak terima karena gereja mereka dibakar, warga kristen
pun melancarkan serangan balasan pada warga muslim. Konflik ini terus berlanjut
karena amarah dari kedua belah pihak yang akhirnya menyulut konflik SARA (Suku,
Agama, Ras, dan Antargolongan) dan memporak porandakan Ambon. Pemerintah
terus berupaya untuk meredakan kerusuhan yang terjadi di Ambon, namun karena
eskalasi konflik yang terus berlanjut tanpa adanya itikad baik dari kedua belah pihak
yang bertikai, pemerintah pun angkat tangan. Pada saat konflik memanas, muncul
organisasi yang bernama Front Kedaulatan Maluku yang merupakan warisan dari
RMS (Republik Maluku Selatan). Kemunculan organisasi ini membuat kerusuhan
yang terjadi semakin memburuk karena adanya provokasi separatisme. Selain itu,
banyak pihak yang menunggangi konflik ini untuk kepentingan mereka dan membuat
kerusuhan semakin sulit dikendalikan. Pada akhirnya konflik antar agama di Ambon
dapat diselesaikan dengan perjanjian damai dan penyerahan senjata tajam serta
bom rakitan pada tahun 20167.
Pada tahun 2012 terjadi kerusuhan di Lampung antar etnis Lampung dan Bali di Desa
Balinuraga dan Desa Agom. Konflik yang terjadi antar etnis ini sebenarnya sudah
berlangsung cukup lama, dengan adanya pertikaian-pertikaian antar etnis tersebut.
Namun kerusuhan yang terjadi pada 2012 merupakan puncak dari perselisihan
yang terus terjadi antara etnis Lampung dan etnis Bali. Kerusuhan ini berakar dari
pertikaian pemuda-pemudi Desa Balinuraga dan Desa Agom yang sebenarnya dapat
diselesaikan secara kekeluargaan. Namun karena adanya akumulasi dari konflik-
konflik sebelumnya, akhirnya terjadi kekerasan antar desa di Lampung Selatan
tersebut. Konflik antara etnis Lampung dan Bali ini akhirnya dapat diselesaikan
dengan berbagai upaya seperti pemetaan konflik, sosialisasi kepada masyarakat
yang bertikai, mediasi, melakukan dengar pendapat, dan membuat perjanjian
7 Ferranda, Ellen. Sejarah Perang Ambon 1999 Secara Singkat dan Lengkap. [online]
11 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Sejumlah mobil dibakar massa saat kerusuhan yang terjadi di Kota Ambon,11 September 2011.
(sumber : Antara)
perdamaian8.
Kerusuhan-kerusuhan yang terjadi dari berbagai macam suku, etnis, dan agama
merupakan akibat dari pelembagaan rasisme dan juga pembiaran atas isu-isu
rasisme yang semakin berkembang di Indonesia. Penyelesaian konflik yang
dilakukan oleh pemerintah lebih mengutamakan dialog terbuka, pertemuan antar
tokoh adat, ataupun musyawarah untuk menyelesaikan konflik antar suku maupun
agama. Meskipun pendekatan ini memang dapat meredam konflik yang terjadi
namun tidak bisa sepenuhnya menghilangkan isu rasisme yang sudah berakar di
dalam masyarakat.
Isu rasisme Papua sudah banyak ditunggangi oleh pihak-pihak yang menginginkan
kemerdekaan Papua. Untuk itu rasisme yang diangkat oleh aktivis separatis memang tidak
murni untuk membela perjuangan masyarakat Papua, melainkan untuk melancarkan agenda
pemisahan diri Papua dari Indonesia. Rasisme Papua dapat diselesaikan dengan upaya-
upaya damai jika memang tidak ada agenda separatis yang menunggangi isu tersebut.
Rasisme tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk meminta kemerdekaan karena semboyan
Bhineka Tunggal Ika yang dianut oleh Indonesia yang menekankan pada keragaman dalam
kesatuan. Papua merupakan bagian dari Indonesia, dan hal itu mutlak tidak dapat dipungkiri
lagi.
8 Utami, Anisa.2014. Resolusi Konflik Antar etnis Kabupaten Lampung Selatan (Studi Kasus:
Konflik Suku Bali Desa Balinuraga dan Suku Lampung Desa Agom Kabupaten Lampung
Selatan. Universitas Diponegoro.
12 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Upaya Isu rasisme yang terjadi pada masyarakat Papua saat ini
dijadikan sebuah peluang bagi kelompok-kelompok tertentu
9 Detiknews. 2019. Polri: 733 Mahasiswa Eksodus Diperiksa, Dimanfaatkan KNPB untuk Rusuh
Jayapura. [online]
13 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
andil dalam penyelesaian isu rasisme di Papua dan mendorong untuk pemberian
hak penentuan nasib sendiri bagi masyarakat Papua.
Berawal dari konsep “one people one soul” yang dipromosikan Regenvanu, pemimpin
partai oposisi Vanuatu, jika semua Melanesia tidak merdeka maka Vanuatu tak
merdeka, yang ikut dipolitisasi oleh separatis Papua, warga Papua Barat yang
mendukung pemisahan diri dengan Indonesia menganggap mereka merupakan
bagian dari bangsa Melanesia dan tidak menganggap diri mereka sebagai bagian
dari bangsa Indonesia. Mereka menggunakan klaim ini sebagai kunci utama identitas
politik mereka10. Padahal ada 13 juta penduduk Indonesia yang juga memiliki ras
Melanesia yang tersebar di dua pulau yakni Maluku dan Nusa Tenggara. Terlebih
lagi mereka terus menekankan pada wacana rasial sebagai isu utama dari keinginan
untuk referendum. Separatis Papua menganggap kontrol pemerintah Indonesia atas
teritori mereka tidak sah dan merupakan hasil dari aneksasi illegal, serta keputusan
yang diambil tidak melibatkan suara orang Papua sama sekali.
Selain itu, kasus pembunuhan orang kulit hitam Amerika, George Floyd, oleh Polisi di
Amerika juga dikaitkan pada rasisme yang terjadi di Papua dengan tagar Papuan Lives
Matter. Para aktivis separatis memanfaatkan momen tersebut untuk mengangkat isu
rasisme yang dialami orang Papua pada dunia. Mereka mengharapkan agar semakin
banyak orang sadar dan peduli atas banyaknya kejadian rasis yang dialami oleh
orang Papua, dan untuk mendapatkan dukungan banyak pihak. Padahal isu rasisme
yang terjadi pada orang kulit hitam di Amerika berbeda dengan isu rasisme yang
terjadi di Indonesia. Sejarah perjuangan orang kulit hitam Amerika sejak awal adalah
untuk menghapuskan perbudakan dan memperoleh kebebasan sebagai individu,
yang kemudian berganti menjadi perjuangan dalam menuntut kesamaan hak dan
penghapusan segregasi dan represi dari orang kulit putih karena adanya rasisme
10 Kirsch, Stuart. 2007. Representations of violence, conflict, and displacement in West Papua. dalam
Dynamics of Conflict and Displacement in Papua, Indonesia. Refugees Studies Center. Oxford
University.
14 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
sistemik oleh aparat kepada orang kulit hitam. Sementara perjuangan orang Papua
sejak awal adalah menuntut untuk adanya hak penentuan nasib sendiri, didukung
dengan adanya isu rasisme sebagai salah satu alasan untuk memisahkan diri.
Namun karena konflik rasisme papua selalu disetir oleh kelompok tertentu menjadi
isu separatisme, upaya penyelesaian konflik yang diinginkan oleh aktivis separatis
Papua hanya terpaku pada referendum, sehingga pendekatan atau upaya-
upaya penyelesaian konflik rasisme yang dilakukan pemerintah tidak akan bisa
diimplementasikan secara baik. Padahal, isu rasisme dan separatisme merupakan dua
hal yang berbeda. Penyelesaian konflik rasisme membutuhkan pendekatan yang humanis
untuk memberikan dan menjamin perlindungan terhadap kelompok yang mengalami tindakan
rasialisme. Sementara penyelesaian konflik untuk isu separatisme menggunakan pendekatan
politis dimana berhubungan dengan kedaulatan negara.
Aksi protes karena rasisme di Surabaya yang berakhir rusuh terjadi karena ditunggangi oleh
separatisme. Permasalahan mengenai rasisme di Surabaya sebenarnya bisa diselesaikan
dengan baik jika memang tidak ada kepentingan lain yang menunggangi isu rasisme tersebut.
Namun, akibat adanya provokasi yang terus dilakukan oleh aktivis separatis yang berusaha
memanaskan isu rasisme di Surabaya akhirnya terjadilah kerusuhan-kerusuhan di Papua.
11 Kompas. 2019. Gubernur Jawa Timur Khofifah Minta Maaf, Situasi Manokwari dan Papua
Diharapkan Kondusif. [online]
15 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
B. Tragedi Berdarah Rusuh
Wamena dan Jayapura
Rentetan aksi protes yang terjadi di beberapa kota besar di Papua pada bulan Agustus sampai
September 2019 merupakan buah dari kejadian rasialisme yang dialami mahasiswa Papua
di Surabaya. Namun terdapat dua kerusuhan yang disinyalir sengaja dilakukan tepat sehari
sebelum dilaksanakannya Sidang Umum PBB yang dilaksanakan pada 24 September 2019,
untuk memanaskan kembali isu rasisme Papua agar dapat dibahas dalam Sidang PBB. Kedua
kerusuhan ini terjadi di Wamena dan Jayapura dimana ribuan mahasiswa dan masyarakat
Papua turun ke jalan menggelar aksi protes menuntut diskriminasi rasial yang berakhir ricuh.
Aksi yang mulanya bertujuan untuk menuntut rasisme berujung pada perusakan gedung-
gedung, fasilitas publik, dan beberapa kendaraan, serta menuntut pemberian penentuan nasib
sendiri bagi masyarakat Papua. Banyak korban jiwa yang berjatuhan akibat dari aksi protes
ini, sebanyak 33 korban jiwa yang terdiri dari warga sipil, aparat keamanan, dan dokter, 29
orang non-Papua tewas terbakar, setidaknya 66 orang luka-luka, dan 8000 orang mengungsi
ke kantor polisi, kantor pemerintahan, dan gereja lokal di Wamena12. Beberapa aksi anarkis
ini didalangi oleh kelompok separatis Papua yakni ULMWP dan KNPB yang menggunakan
aksi protes tersebut untuk memasukkan agenda pribadi mereka13.
Menurut penuturan dari pihak kepolisian, pengepungan dilakukan setelah ada laporan
12 Kompas. 2019. 7 Fakta Baru Kerusuhan Wamena, 30 Orang Tewas hingga Dalang Kerusuhan
Ditangkap. [online]
13 Kompas. 2019. Fakta Polda Papua Tetapkan 13 Tersangka Kerusuhan Wamena, 3 DPO hingga
Diduga Terkait KNPB dan ULMWP. [online]
14 CNN. 2019. Kronologi Pengepungan Asrama Papua Surabaya Versi Mahasiswa.
16 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
dari berbagai ormas (Organisasi Masyarakat) mengenai perusakan dan pembuangan
bendera Indonesia ke selokan. Berbagai ormas mengepung asrama mahasiswa
tersebut, lalu aparat polisi meminta mahasiswa untuk keluar asrama namun mereka
menolak. Setelah gagal melakukan berbagai upaya persuasif untuk mengeluarkan
mahasiswa tersebut, akhirnya polisi menerobos masuk dengan membawa senjata.
Pada dini hari sebanyak 43 mahasiswa dibawa ke Polrestabes Surabaya untuk
dimintai keterangan. Mahasiswa tersebut kembali dilepaskan karena tidak ada bukti
kuat mereka melakukan perusakan terhadap bendera merah putih15.
Beberapa hari setelah peristiwa ini terjadi, muncul aksi protes di 23 kota Provinsi Papua
dan Papua Barat, 17 kota di Indonesia, dan 3 kota di luar negeri selama 19 Agustus
- 30 September 2019 atas perlakuan rasis yang dialami oleh para mahasiswa Papua
di Surabaya. Protes yang dikenal dengan gerakan Papua melawan ini merupakan
serangkaian panjang protes yang dilakukan dalam rangka menuntut dihapuskannya
diskriminasi rasial terhadap orang papua. Salah satu kata yang menyinggung banyak
masyarakat Papua adalah sebutan monyet yang ditujukan kepada mereka, untuk itu
banyak masyarakat papua yang marah atas makian rasis terhadap mereka.
15 Tempo. 2019. Kronologi Insiden Asrama Mahasiswa Papua Surabaya Menurut Polisi.
16 Merdeka. 2019. Kasus Rasisme Mahasiswa Papua di Surabaya, Berkas Dua Tersangka Sudah di
Kejaksaan. [online]
17 Liputan6. 2019. Upaya Pemda Jawa Timur Meredam Gejolak Insiden Asrama Mahasiswa Papua.
[online]
18 Liputan6. 2019. Risma Minta Maaf soal Insiden Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya. [online]
17 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Suasana saat ratusan massa melakukan pembakaran sejumlah bangunan dan fasilitas publik di Wamena,
Kabupaten Jayawijaya, Papua (23/9/2019) ( sumber : CNN Indonesia)
Isu rasisme Surabaya yang seharusnya dapat diselesaikan dengan baik, akhirnya
malah menyebabkan terjadinya kerusuhan besar di tanah Papua. Hal ini merupakan
akibat dari isu rasisme yang ditunggangi oleh separatisme yang akhirnya membuat
isu ini semakin besar dan menimbulkan kerusakan yang besar pula. Kerusuhan yang
menjatuhkan korban jiwa ini dapat dihindari jika tidak ditunggangi oleh kepentingan
separatisme dan jika tidak adanya provokasi dari pihak-pihak yang memiliki
agendanya sendiri.
19 Antara. 2019. Papua Terkini - KNPB diduga berada dibalik pemulangan mahasiswa Papua.
[oline]
18 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
30 orang “wakil” mahasiswa eksodus datangi kantor MRP, Selasa (sumber : jubi.co.id)
Menurut laporan, sebanyak lebih dari 800 mahasiswa telah kembali ke kampung
halamannya20. Kepulangan para mahasiswa ini sejalan dengan isi maklumat Majelis
Rakyat Papua (MRP) yang dikeluarkan pada 23 Agustus 2019 yang berisi menyerukan
kepada mahasiswa Papua, bila tidak ada jaminan keamanan dan kenyamanan dari
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan aparat TNI/Polri di setiap
kota studi, maka diserukan, para mahasiswa untuk dapat kembali melanjutkan dan
menyelesaikan studinya di Tanah Papua21.
Eksodus yang dilakukan mahasiswa Papua ini sebenarnya hanya akan menyulitkan
pemerintah daerah dan para mahasiswa itu sendiri. Upaya untuk melanjutkan studi di
kampung halaman sendiri tidak akan semudah berbicara. Pemerintah akan kesulitan
untuk mendistribusikan mahasiswa ke universitas-universitas yang ada di Papua
karena semua universitas di Papua pun telah melebihi kapasitas yang seharusnya.
Tindakan eksodus ini hanya akan merugikan mahasiswa itu sendiri. Seharusnya
mahasiswa ini mempertimbangkan jerih payah dan kesulitan yang telah mereka lalui
dalam mencari ilmu di perantauan untuk memutuskan eksodus tersebut.
20 BBC. 2019. Eksodus mahasiswa Papua: ‘Kosongkan Pulau Jawa’ tapi ‘pusing mau ditaruh di mana’
[online]
21 Ibid.
Ratusan mahasiswa eksodus mendatangi kantor Majelis Rakyat Papua (MRP). (sumber : jernih.co)
19 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
pada 19 Agustus 2019 melibatkan puluhan mahasiswa asal Papua. Mahasiswa yang
melakukan aksi protes mengenakan pakaian dan atribut Bintang Kejora, bahkan
mereka juga menyanyikan lagu Papua bukan Merah Putih di depan gedung DPRD
Sumut22. Lalu pada 22 Agustus 2019 mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi
Mahasiswa Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme, dan Militerisme melakukan
unjuk rasa di depan Istana Merdeka23. Unjuk rasa ini dilakukan untuk mengecam
dan menyatakan sikap atas diskriminasi rasial yang menimpa mahasiswa Papua
di Surabaya dan Malang, dan menuntut permintaan maaf dari Kapolda Jawa Timur
kepada mahasiswa Papua yang menjadi korban.
Aksi yang ditujukan untuk mengakhiri diskriminasi mahasiswa Papua ini menjadi aksi
unjuk rasa menuntut referendum. Para mahasiswa menuntut adanya referendum
sebagai cara yang paling tepat untuk mengakhiri tindakan diskriminasi rasial dan
pelanggaran HAM terhadap masyarakat Papua. Mereka beranggapan bahwa
cara paling demokratis yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia adalah dengan
memberikan mereka kebebasan untuk menentukan nasib sendiri.
Aksi Demo Tolak Tindakan Rasisme yang diikuti sekitar 130 orang itu dimulai dengan berjalan kaki dari
Asrama Mahasiswa Papua Kemasan Jogja menuju Titik Nol Kilometer (20/8/2019). (sumber: tirto.id)
Aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat Papua yang terjadi di beberapa kota
di Indonesia merupakan respon terhadap peristiwa yang terjadi di Surabaya. Aksi
protes sangat wajar terjadi untuk menunjukkan bahwa ada yang salah dengan apa
yang terjadi saat itu di Indonesia khususnya terkait isu rasisme Papua. Namun
yang menjadi tidak wajar adalah tuntutan pemberian referendum bagi Papua yang
sebenarnya tidak akan menyelesaikan masalah rasisme. Sangat disayangkan
22 CNN. 2019. Gelombang Demo Mahasiswa Papua Menjalar ke Bandung dan Medan. [online]
23 BBC. 2019. Unjuk Rasa Papua di Jakarta : ‘Tangkap dan adili aktor intelektual pengepungan
asrama’. [online]
20 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
bahwa aksi-aksi protes ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk kepentingan
masing-masing. Aksi protes menuntut penghapusan diskriminasi rasial dijadikan
sebagai kesempatan untuk menuntut pemisahan diri, padahal kedua hal tersebut
membutuhkan penyelesaian yang berbeda.
Kerusuhan kedua terjadi di Expo Waena, kota Jayapura pada 23 September 2019.
Kerusuhan ini terjadi antara mahasiswa Papua dan aparat keamanan setempat. Awal
24 Detik news. 2019. Ketua KNPB Ditangkap Terkait Kerusuhan di Jayapura. [online]
25 Tribun. 2019. TERKINI Kerusuhan di Jayapura Papua: Kronologi Kerusuhan hingga Wiranto
Tanggapi Tuntutan Referendum. [online]
26 Koman, Veronika. 2019. (Twitter)
27 Kompas. 2019. Ditangkap, Ini Peran Ketua KNPB Mimika Steven Itlay dalam Kerusuhan [online]
Jayapura
28 Berita Satu. 2019. Polisi akan Bongkar Peran Buchtar Tabuni di Kerusuhan Papua. [online]
29 BBC. 2019. Jayapura rusuh, diwarnai aksi pembakaran dan penjarahan: ‘Ada yang mau
mengacaukan Papua’ kata Wiranto. [online]
21 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Kerusuhan dan pembakaran gedung di Waena Expo 23/09/19 (sumber: Antara)
mula kerusuhan ini karena ada mahasiswa eksodus yang menduduki Universitas
Cendrawasih (Uncen) kemudian mendirikan posko disana. Posko ini dicurigai sebagai
tempat aksi provokasi dan propaganda. Eksodus mahasiswa ini merupakan hasutan
dari KNPB untuk membuat kericuhan di tanah Papua30. Mahasiswa eksodus yang
sebagian diduga berkaitan erat dengan KNPB, dimanfaatkan untuk memanaskan
kembali isu rasisme Papua. Pihak kampus dan mahasiswa Uncen akhirnya melapor
pada kapolri setempat. Setelah dilakukan negosiasi antara mahasiswa Papua, pihak
kampus, dan aparat akhirnya mereka setuju untuk dipindahkan ke Expo dengan
kendaraan TNI dan Polri.
Tidak lama setelah itu, kerusuhan terjadi dan bentrokan antara mahasiswa dan aparat
tidak bisa dihindarkan. Menurut keterangan Polisi mengatakan petugasnya diserang
oleh sekelompok massa yang diduga adalah KNPB31. Kerusuhan di Expo Waena
mengakibatkan 3 orang, diduga mahasiswa, tewas, dan 20 orang luka-luka32. Selain
itu terdapat 1 orang TNI tewas, dan 6 anggota Brimob luka-luka karena bacokan. Polri
akhirnya mengamankan 318 mahasiswa yang diduga sebagai provokator kerusuhan
tersebut33.
Kerusuhan yang terjadi di Waena diduga didalangi oleh ULMWP dan KNPB yang
memanfaatkan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) eksodus untuk melakukan tindakan
anarkis, dan melakukan penyerangan terhadap aparat TNI dan Polri di Expo Waena34.
Polisi telah menangkap Ferry Kombo, mantan Ketua BEM Uncen dan menetapkannya
sebagai tersangka kerusuhan Waena. Ferry berperan untuk menggerakkan beberapa
tokoh yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua dan mengerahkan massa
30 Antara. 2019. Papua Terkini - KNPB diduga berada di balik pemulangan mahasiswa Papua. [onlie]
31 Tirtoid. 2019. Polri Klaim Kerusuhan di Wamena dan Waena Libatkan KNPB. [online]
32 CNBC. 2019. Jayapura Rusuh, 3 Mahasiswa Tewas. [online].
33 Suara. 2019. Rusuh di Waena Papua, 733 Mahasiswa Ditangkap Polisi. [online]
34 Santoso, Aubrey. 2019. Polri: 733 Mahasiswa Eksodus Diperiksa, Dimanfaatkan KNPB untuk
Rusuh Jayapura. Detiknews. [online]
22 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Aksi massa membakar gedung Bea Cukai Papua pada kerusuhan Jayapura 29/08/19
(sumber: pojok satu)
yang terlibat kerusuhan di Papua35. Ferry Kombo terhubung dengan jaringan dalam
dan luar negeri yakni KNPB dan ULMWP. Selain Ferry Kombo, Polisi juga menangkap
Alex Gobay yang menjadi dalang kerusuhan dan penggerak mahasiswa-mahasiswa
junior untuk turun dalam aksi protes36.
35 Detiknews. 2019. Tangkap Ferry Kombo, Polisi Juga Kejar Aktor Intelektual Rusuh Papua Lainnya.
[online]
36 Detiknews. 2019. Polisi juga Tetapkan Alexander Gobay Tersangka Rusuh Papua. [online]
37 Saja, Hendo. Mahasiswa Papua Eksodus. [online]
38 Ibid.
39 Ibid.
23 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Selain itu terdapat kasus penyelewengan dana eksodus mahasiswa Papua yang
dilakukan oleh Direktur Perhimpunan Advokasi Kebijakan Hak Asasi Manusia (PAK-
HAM) Papua yakni Mathius Murib. Isu HAM terkait dengan eksodus mahasiswa ini
dijadikan sebagai peluang untuk mendapatkan uang oleh orang tidak bertanggung
jawab tersebut. Uang yang seharusnya membantu mahasiswa yang tidak bisa
melanjutkan kembali kuliahnya malah dipakai untuk kepentingan pribadi. Padahal
pemerintah telah menggelontorkan dana hibah untuk membantu kepulangan
mahasiswa ke Papua sebesar Rp. 1,6 miliar. Namun, dari anggaran yang diberikan
Pemerintah, Mathius hanya memberikan dana sekitar Rp. 369 juta kepada para
mahasiswa eksodus40. Tindakan korupsi ini tentunya sangat merugikan negara dan
juga para mahasiswa yang dijanjikan dana bantuan.
Tragedi Wamena berdarah diduga terjadi karena adanya berita mengenai seorang
guru yang menyebutkan kata yang mengandung unsur rasis kepada muridnya pada
tanggal 18 September 2019. Kasus kesalahpahaman antara guru dan murid ini sudah
ditangani oleh sekolah dan keluarga murid secara damai dan kekeluargaan. Seluruh
tindakan yang akan menyebabkan kesalahpahaman sudah diluruskan pada saat itu
dengan mengundang guru dan keluarga murid tersebut41. Namun warga dan siswa
yang terlanjur termakan berita hoax menyerang sekolah dan akhirnya menyebar ke
penjuru kota42.
Persoalan ini sebenarnya sudah selesai dengan permintaan maaf dari sang guru,
namun karena ada pihak yang ingin memanfaatkan keadaan, isu rasisme yang
sebenarnya sudah diselesaikan dengan baik diangkat dan disebarluaskan. Akibatnya,
siswa dan masyarakat yang terlanjur murka karena adanya berita mengenai ujaran
rasis tersebut mendatangi sekolah. Sebanyak kurang lebih 200 orang turut serta
40 Nusantara. 2019. Mathius Murib Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Dana Mahasiswa Eksodus.
[online]
41 Komnasham. 2019. Komnas HAM : Peristiwa Wamena adalah Tragedi Kemanusiaan. [online]
42 Tempo.2019. Salah Paham antara Kata Keras dan Kera di Kerusuhan Wamena.
24 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Pelajar menggelar aksi unjuk rasa di Wamena 23/09/19 Massa membakar ban saat kerusuhan di pintu masuk Jl.
(sumber: Papua inews) Trikora Wosi Manokwari (19/8/2019). (sumber: Antara Foto)
dalam aksi solidaritas tersebut, tetapi di sepanjang jalan menuju sekolah masa terus
berdatangan dan menimbulkan kericuhan di beberapa titik.
Komnas HAM menilai bahwa kerusuhan yang terjadi di Wamena tidak terlepas
dari kasus rasisme yang dialami oleh mahasiswa Papua di Surabaya. Terlebih saat
itu kondisi di Papua masih sangat sensitif karena protes gerakan Papua melawan
pada Agustus 2019. Sehingga ujaran yang dikeluarkan oleh guru tersebut dianggap
sebagai penghinaan rasis terhadap siswa Papua. Kasus yang sudah diselesaikan
dengan cara kekeluargaan kini menjadi kasus yang merugikan banyak warga tidak
bersalah. KNPB menjadi dalang yang memprovokasi aksi ini menjadi semakin ricuh
dengan turun ke jalan menyamar menjadi anak SMA, dana melakukan aksi-aksi
anarkis.
43 Kompas. 2019. Ini Daftar Kerusakan Akibat Kerusuhan di Wamena Papua. [online]
44 BBC. 2019. Wamena: Dua bulan sejak kerusuhan, trauma dan rasa ‘was-was’ masih menghantui
warga. [online]
45 Detiknews . 2019. 23 Orang Tewas di Wamena, Sebagian Terjebak di Ruko yang Dibakar Pendemo
25 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
KNPB terbukti memprovokasi demo damai pada tanggal 19 dan 29 Agustus dan
merubah demo tersebut menjadi anarkis46. Sementara dalam kasus Wamena ini
KNPB diduga berusaha membuat kerusuhan semakin memanas untuk dibahas
dalam Sidang PBB yang akan diadakan pada tanggal 24 September 2019. Hal ini
didukung dengan upaya yang dilakukan Benny Wenda sebagai pemimpin ULMWP
untuk mendorong PBB membahas kerusuhan yang terjadi di Papua. Dalam Sidang
PBB yang ke-74 ini Benny Wenda berupaya untuk ikut masuk kedalam ruangan
acara bersama dengan delegasi dari Vanuatu. Namun hal ini tentu saja mendapat
larangan dari PBB sendiri karena peraturan ketat yang memang hanya mengizinkan
warga negara dan delegasi untuk masuk ke dalam Sidang Umum PBB47. Upaya
separatis dalam mempolitisasi isu rasisme untuk kepentingan mereka nyatanya
menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat. Rentetan kerusuhan yang terjadi di
Papua menyebabkan warga tidak bersalah menjadi korban jiwa. Seharusnya hal ini
dapat dihindari jika memang tidak ada provokasi-provokasi yang gencar disebarkan
oleh aktivis separatisme yang menggunakan isu rasisme sebagai peluang untuk
kembali menuntut kemerdekaan Papua.
Beberapa bangunan di Kota Wamena terbakar (23/9/2019) dalam aksi imbas dari dari kemarahan
mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
(sumber: Antara Foto)
46 Santoso, Audrey. 2019. Polri: Dalang Kerusuhan di Wamena Diduga Kelompok KNPB. Detiknews.
[online]
47 CNN. 2019. PBB Disebut Tolak Benny Wenda Masuk ke Sidang Majelis Umum. [online]
26 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
C. Sidang PBB
Sidang PBB yang diadakan di New York, Amerika berlangsung dari tanggal 17
sampai dengan 30 September 2019. Para delegasi dari seluruh negara anggota
PBB akan mengadakan debat umum dari tanggal 24 sampai 27 September. Dalam
sidang ini beberapa negara yang bergabung dalam forum Pasifik menyampaikan
pidatonya tentang pelanggaran HAM yang terjadi di Papua, dan menekan PBB untuk
ikut menuntaskan persoalan tersebut.
48 Surabaya Tribun. 2019. Cara Licik Benny Wenda Bawa Kerusuhan di Papua ke Rapat HAM PBB,
Kapolri: ULMWP & KNPB Dalang. [online]
Perdana menteri Vanuatu memberikan pidato pada sidang PBB 2019 (sumber: Reuters)
27 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Sebagian pidato PM Vanuatu terkait isu Papua, ia mengatakan bahwa “Pelanggaran
hak asasi manusia sedang terjadi di dunia saat ini. Vanuatu mengutuk keras
pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan terhadap penduduk asli Papua
Barat. Kami menyerukan agar sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa digunakan untuk
menemukan solusi atas pelanggaran hak asasi manusia ini. Oleh karena itu, resolusi
dari para pemimpin Forum Kepulauan Pasifik meminta Kantor Komisioner Tinggi
Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengunjungi provinsi Papua
Barat guna melakukan penilaian, didukung oleh bukti nyata, tentang situasi hak
asasi manusia. Vanuatu mendukung resolusi ini, dan menyerukan kepada Indonesia,
sebagai negara tetangga dan mitra di kawasan, untuk melakukan hal yang benar
dan bertindak secara bertanggung jawab dan mengesahkan misi semacam itu. Saya
ingin mengingat kembali prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
menegaskan kembali keyakinan kami pada hak asasi manusia yang fundamental,
martabat dan nilai pribadi manusia dan persamaan hak antara pria dan wanita serta
negara besar dan kecil49”
49 UN. 2019. United Nation General Assembly 74th session: 10th Plenary Meeting. Un Docs.
United Nation.
50 Ibid.
28 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Selain Vanuatu dan Kepulauan Solomon, Perdana Menteri Tuvalu Minute Alapati
Taupo turut menyampaikan pidato singkat mengenai Papua sebagai berikut: “Demikian
pula, Perserikatan Bangsa-Bangsa harus terlibat dengan rakyat Papua Barat untuk
menemukan solusi abadi atas perjuangan mereka. Saya ingin mengucapkan terima
kasih dan menyambut undangan Indonesia untuk misi ke Papua Barat oleh Komisaris
Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia51”
Ketiga pidato yang disampaikan oleh delegasi dari perwakilan negara-negara forum
Pasifik menekankan pada penyelesaian pelanggaran HAM yang terjadi di Papua
Barat dan juga agar Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB untuk datang dan
melihat situasi terkini di Papua Barat. Hal ini mendapatkan respon yang berbeda-
beda dari beberapa pihak.
51 Ibid.
52 Human Rights Papua. 2019. International Debate on West Papua. [online]
29 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Delegasi Indonesia saat menggunakan hak jawabnya (Right of Reply) untuk menanggapi pernyataan
Vanuatu yang mengangkat isu Papua dalam perdebatan umum agenda Sidang Dewan HAM PBB ke-42
pada (17/09/19). (sumber: jpnn.com )
Berdirinya MSG, semakin menguatkan keterlibatan dari negara melanesia dalam isu
Papua Barat. Terlebih lagi negara-negara Melanesia melihat orang Papua sebagai
bagian dari komunitas mereka. Vanuatu menjadikan dekolonisasi Papua Barat
sebagai alasan untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat Papua pendukung
53 Blade, Johnny. 2020. West Papua: The Issue That Won’t Go Away For Melanesia. Lowy Institute.
Australia.
30 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Benny Wenda bersama delegasi Vanuatu di salah satu ruangan kantor majelis umum PBB 2019
(sumber: Suara Papua)
Sejalan dengan hal ini, United Liberation Movement for West Papua (ULMWP)
juga terus melakukan upaya-upaya pengangkatan isu Papua Barat ke kancah
Internasional. ULMWP berhasil membuat sebuah front yang lebih bersatu dan
menyerap organisasi utama pro-kemerdekaan termasuk Komite Nasional Papua
Barat (KNPB). Lalu pada tahun 2015 ULMWP dijadikan pengamat resmi MSG, dan
mengajukan tawaran untuk keanggotaan penuh54.
Pada tahun yang sama, Indonesia resmi menjadi anggota tetap dari MSG setelah 3
tahun menjadi pengamat resmi. Pemerintah Indonesia menganggap keanggotaan
Indonesia dalam MSG sangat penting karena mewakili ribuan orang melanesia
yang menjadi warga Indonesia. Hal ini tentunya mendapatkan penolakan keras dari
beberapa negara dan juga ULMWP. Setelah masuknya Indonesia menjadi anggota
tetap, keberpihakan dari negara kepulauan pasifik anggota tetap MSG terpecah
menjadi dua. Papua New Guinea dan Fiji berpihak pada Indonesia, sementara
vanuatu dan FLNKS tetap mendorong penyelesaian isu Papua Barat, dan Solomon
tidak menunjukkan keberpihakan.
Upaya ULMWP untuk dapat menjadi anggota tetap dari MSG terus mendapatkan
penolakan dari beberapa negara anggota. Namun vanuatu terus mendorong
penerimaan ULMWP agar bisa menjadi anggota tetap. Pada juni 2019 ULMWP
mengajukan kembali keanggotaan tetap kepada MSG, dengan dukungan penuh dari
Vanuatu. ULMWP berusaha untuk menjadi anggota tetap dari MSG agar mendapatkan
hak penuh seperti negara anggota lainnya.
54 Ibid.
31 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Dr. Jacob Rumbiak juru bicara ULMWP (paling kiri), Charlot Salwai PM. Vanuatu (ketiga dari kiri),
Benny Wenda ketua ULMWP (tengah), Lora Lini utusan khusus Vanuatu untuk West Papua (kedua dari
kanan) dan Ralph Regenvanu Menteri Luar Negeri Vanuatu (paling kanan). Mereka berpose bersama usai
pertemuan PIF di Tuvalu (16/08/2019) (sumber: tabloid-wani.com)
Dukungan Vanuatu terhadap ULMWP tidak terlepas dari partai politik yang
mendominasi pemerintahan Vanuatu yaitu Vanua’aku Pati (VP). Partai politik ini
memegang teguh prinsip Melanesian Brotherhood (persaudaraan Melanesia) pada
aspek kebijakan luar negerinya dan didukung oleh slogan “one people, one soul”
yang terus digaungkan oleh Ralph Regenvanu, Ketua partai oposisi Vanuatu, yang
menekankan pentingnya persatuan Melanesia. Sehingga fokus advokasi pada
dekolonisasi atas koloni Melanesia merupakan tujuan utama dari partai ini (Morgan:
2008 dalam Zahidi: 2020)55. Selain itu, politik dalam negeri Vanuatu juga mendukung
upaya-upaya terhadap kemerdekaan papua Barat. Hal ini mempertegas dukungan
vanuatu terhadap ULMWP dalam mengangkat isu-isu Papua Barat dalam lembaga
internasional.
Berdasarkan Zahidi (2020), upaya-upaya lobby juga terus dilakukan oleh Benny
Wenda selaku perwakilan ULMWP untuk membuat Vanuatu terus mendukung
kemerdekaan Papua. Benny menekankan pada Melanesian Brotherhood sebagai
alasan utama mengapa Vanuatu harus membantu Papua Barat. Pemerintah Vanuatu
juga beranggapan bahwa dukungan terhadap ULMWP dalam kemerdekaan Papua
merupakan hal penting dalam politik dalam negeri mereka. Dengan prinsip Vanuatu
yang mengedepankan persaudaraan Melanesia, partai VP membutuhkan suara
agar terus terpilih memimpin pemerintahan Vanuatu56.
55 Morgan, M. G. 2008.The Origins And Effects Of Party Fragmentation In Vanuatu dalam Zahidi.
2020. Analisis Kebijakan Luar Negeri Vanuatu Dalam Mendukung ULMWP Untuk Memisahkan
Diri Dari Indonesia
56 Zahidi, M. Syaprin. 2020. Analisis Kebijakan Luar Negeri Vanuatu Dalam Mendukung ULMWP
Untuk Memisahkan Diri Dari Indonesia. Mandala: Jurnal Hubungan Internasional.
32 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Penyerahan laporan ULMWP dari Presiden ULMWP Benny wenda (kiri) kepada Presiden VFWPC Pastor
Alain Nafuki (4/3/202020). Tampak Ralph Regenvanu (belakang, baju hijau) menyaksikan penyerahan
laporan tersebut. (sumber: dailypost.vu)
57 Mesak, Marinus. Yanyan M.Yani, dan Windy Dermawan. 2020. Chinese Involvement in Vanuatu
and Solomon Island Foreign Policy Against The Papua Issue. Socie Polites.
58 Ibid.
33 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Papua merdeka bersama dengan ULMWP. Dengan terus mengangkat isu Papua,
dapat mendongkrak popularitas Vanuatu di domestik maupun global. Pengelolaan
konflik Papua ini memberikan keuntungan materil bagi Vanuatu dengan dana bantuan
yang dikucurkan pemerintah Cina. Terlebih lagi, Vanuatu juga dapat menjadi negara
pemimpin di kawasan Pasifik. Sementara itu China juga mendapatkan keuntungan
jika Vanuatu dan negara Pasifik lainnya terus mendesak pemisahan diri Papua.
Diasumsikan bahwa ketika negara Pasifik semakin bergantung pada China, maka
jika Papua merdeka nantinya China dapat dengan mudah menguasai kawasan
Kepulauan Pasifik.
Sidang Pada sidang PBB ke-75 yang diadakan di New York dari tanggal
22-29 September 2020, Vanuatu kembali berulah dengan
‘Ada banyak pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di sekitar kita, namun
tampaknya dunia mengambil pendekatan selektif untuk menangani hal ini. Di wilayah
kami, masyarakat adat Papua Barat terus mengalami pelanggaran hak asasi manusia.
Tahun lalu, Forum Kepulauan Pasifik dengan hormat meminta pemerintah Indonesia
untuk mengizinkan Kantor Komisioner Hak Asasi Manusia PBB mengunjungi provinsi
Papua Barat. Sampai saat ini, hanya ada sedikit kemajuan di sisi ini. Oleh karena itu,
saya meminta pemerintah Indonesia untuk menjawab permintaan sebelumnya dari para
Pemimpin Pasifik "59.
59 Statement on West Papua presented by Mr Bob Loughman, Prime Minister of the Republic of
Vanuatu at General debate of the 75th Session of the General Assembly of the UN (New York,
22 – 29 September 2020) [online]
34 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Perdana Menteri Vanuatu kembali menyinggung masalah Papua pada sidang PBB 2020
(sumber: Suara Papua)
dan menebar perpecahan di tengah krisis ekonomi dan kesehatan yang sedang
terjadi dengan menyamarkan advokasi separatis mereka menjadi isu pelanggaran
ham yang dilebih-lebihkan. Indonesia, yang terdiri dari lebih dari 633 kelompok
etnis - bangsa yang beragam dan multikultural dengan ribuan suku dan ratusan
bahasa lokal yang tersebar di lebih dari 17.400 pulau - berkomitmen pada hak asasi
manusia. Indonesia menghargai keragaman, menghormati toleransi dan setiap orang
memiliki hak yang sama di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini. Indonesia
mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia di mana setiap individu memiliki
hak yang sama di bawah hukum. Lebih jauh, Indonesia telah meratifikasi konvensi
internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial, yang mana
vanuatu bahkan belum menandatanganinya.
Tuduhan pelanggaran HAM adalah dongeng yang terus Vanuatu jual dan pertontonkan
dalam Sidang PBB selama bertahun-tahun. Selain itu, para aktivis separatis terus
meromantisasi kasus-kasus HAM lampau yang sudah tidak merefleksikan situasi
saat ini. Pada kenyataannya kasus pelanggaran HAM yang sekarang terjadi banyak
dilakukan oleh separatis. Berdasarkan penelitian di lapangan yang dilakukan tim
UGM menemukan dari 201Berdasarkan penelitian di lapangan yang dilakukan tim
UGM menemukan dari 2010 sampai 2020 terdapat 204 tindak kekerasan yang terjadi
di Provinsi Papua Barat, sebanyak 118 kasus tersebut dilakukan oleh Kelompok
Kriminal Bersenjata (KKB). korban dari kekerasan tersebut mencapai 1.869 termasuk
35 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
34 Macam Suku dan Etnis yang ada di Indonesia (sumber: satujam.com)
didalamnya terdapat 356 orang meninggal dunia yang sebagian besar merupakan
warga sipil60.
‘Vanuatu menyambut baik pekerjaan pelapor khusus untuk diskusi tersebut dan upaya
terkini menuju promosi, perlindungan dan pemenuhan hak masyarakat adat. Vanuatu
tahu bahwa laporan komisaris tinggi untuk hak asasi manusia tidak membahas
kekerasan dan diskriminasi masyarakat adat di Papua Barat, Provinsi Indonesia.
Masyarakat adat Papua Barat memiliki hak untuk hidup bebas dari diskriminasi rasial
secara bermartabat dan sesuai dengan budaya mereka.
Sayangnya, hak-hak ini dilanggar oleh gelombang baru kekerasan terhadap orang
Papua Barat selama beberapa minggu terakhir. Dilaporkan beberapa hari yang lalu
bahwa seorang pendeta dari sebuah gereja lokal dibunuh di provinsi Intan Jaya oleh
satuan militer Indonesia. Sayangnya, ini bukan kasus yang terisolasi. Dunia harus
mengakui situasi yang tidak dapat diterima ini dan eskalasi insiden kekerasan harus
60 Republika. 2020. Penelitian: Setengah Kasus Kekerasan di Papua Dilakukan KKB. [online]
36 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
dikutuk.
Sehubungan dengan hal tersebut, Komite HAM di bawah Kovenan Internasional Hak
Sipil dan Politik pada tanggal 2 September tahun ini meminta kepada Pemerintah
Indonesia untuk memberikan informasi mengenai masalah sipil, politik dan hak asasi
manusia terkait lainnya. Selain itu, seperti yang dibaca di Forum Pemimpin Pasifik
pada tahun 2019, Vanuatu meminta Indonesia untuk memenuhi kewajiban hak asasi
manusia internasionalnya dan segera memfasilitasi kunjungan Komisaris Tinggi untuk
Hak Asasi Manusia, sehingga dia dapat menyelesaikan laporannya kepada dewan
tentang situasi di Papua Barat’61
Hubungan erat antara gerakan separatis Papua dan Vanuatu selama bertahun-tahun
tentu meninggalkan banyak tanda tanya, sebesar apa keuntungan yang diperoleh
Vanuatu atas dukungan mereka ke aktivis separatis? Apa yang terjadi di dalam politik
dalam negeri Vanuatu ketika mereka menghentikan dukungannya? Apakah ini murni
dukungan sesama ras Melanesia? atau ada kepentingan lain? Apa keterlibatan Cina
dalam memberikan bantuan dana kepada Vanuatu berpengaruh pada kampanye
Papua Merdeka? Dan jika melihat betapa besarnya dukungan yang diberikan Vanuatu
terhadap gerakan Papua Merdeka, terdapat indikasi bahwa isu Papua yang mereka
angkat memberikan manfaat geopolitik yang membuat Vanuatu menjadi pemimpin di
wilayah Kepulauan Pasifik sehingga akan memberikan kekuasaan kepada Vanuatu
untuk dapat mengatur negara-negara Kepulauan disekitarnya.
61 Statement on the human rights situation in West Papua by the Republic of Vanuatu delivered on 26
September 2020 during the 45th regular session of the UN human Rights Council. [online]
37 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Kesimpulan
Isu rasisme yang terjadi di Papua saat ini terus dimanfaatkan oleh kelompok separatis
untuk menuntut referendum dan kemerdekaan Papua. Isu rasisme Surabaya
yang seharusnya dapat diselesaikan dengan baik, akhirnya malah menyebabkan
terjadinya kerusuhan besar di tanah Papua. Hal ini merupakan akibat dari isu
rasisme yang ditunggangi oleh separatisme yang membuat isu ini semakin besar
dan menimbulkan kerusakan yang besar pula. Kerusuhan yang menjatuhkan korban
jiwa ini dapat dihindari jika tidak ditunggangi oleh kepentingan separatisme dan
jika tidak adanya provokasi dari pihak-pihak yang memiliki agendanya sendiri.Isu
rasisme juga digunakan oleh kelompok tertentu untuk membuat konflik antara warga
Indonesia dan masyarakat Papua sehari sebelum Sidang Umum PBB yang ke-74
dilaksanakan, sehingga mereka bisa mendapatkan perhatian dunia Internasional
atas apa yang terjadi di Papua. Singkatnya, isu rasisme terus dipakai untuk membuat
kerusuhan-kerusuhan di tanah Papua demi kepentingan separatisme oleh beberapa
kelompok separatis.
Kelompok separatis juga menggunakan isu rasisme dan isu pelanggaran HAM untuk
mencari perhatian dunia internasional dan untuk mencari dukungan dari negara-
negara Melanesia terhadap upaya pemisahan diri Papua.Tuduhan pelanggaran HAM
adalah dongeng yang terus Vanuatu jual dan pertontonkan dalam Sidang PBB selama
bertahun-tahun. Selain itu, para aktivis separatis terus meromantisasi kasus-kasus
HAM lampau yang sudah tidak merefleksikan situasi saat ini. Pada kenyataannya
kasus pelanggaran HAM yang sekarang terjadi banyak dilakukan oleh separatis.
Berdasarkan penelitian di lapangan yang dilakukan tim UGM menemukan dari 2010
sampai 2020 terdapat 204 tindak kekerasan yang terjadi di Provinsi Papua Barat,
sebanyak 118 kasus tersebut dilakukan oleh Kelompok kriminal Bersenjata (KKB).
korban dari kekerasan tersebut mencapai 1.869 termasuk didalamnya terdapat 356
orang meninggal dunia yang sebagian besar merupakan warga sipil
Dukungan yang diberikan negara Vanuatu terhadap upaya pemisahan diri Papua
terkesan tidak murni untuk mendukung perjuangan masyarakat Papua, justru ada
beberapa kepentingan politik yang mereka capai dengan memanfaatkan isu Papua
tersebut. Internasionalisasi isu Papua oleh negara Kepulauan Pasifik semata-mata
dilakukan untuk mendongkrak popularitas mereka baik di dalam negerinya maupun
di mata dunia internasional. Terlebih lagi, Vanuatu mendapatkan dana bantuan dalam
kampanye isu Papuanya. Dengan terus mendukung kemerdekaan Papua Vanuatu
akan mendapatkan pengakuan dari negara Melanesia lainnya dan akhirnya dapat
menjadi negara pemimpin di kawasan Pasifik. Isu Papua dijadikan sebagai usaha
untuk mendapatkan keuntungan materiil dan juga kekuasaan bagi Vanuatu.
38 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Bab 2
Papua Merdeka dan
Kepentingan Politik
Gerakan Free West Papua mengklaim bahwa perjuangan mereka selama
ini adalah perjuangan hak kehidupan Orang Asli Papua. Namun di beberapa
negara, gerakan separatis tidak pernah menjadi perjuangan murni yang
terlepas dari agenda besar yang bersembunyi di belakangnya. Lalu
bagaimana dengan gerakan Free West Papua? Apakah agenda tersembunyi
di balik kampanye gerakan tersebut? Apakah Free West Papua benar-
benar lahir dari suara rakyat Papua atau ada kepentingan lain yang sedang
mendompleng?
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 39
A. Organisasi Pergerakan
Free West Papua
Ego sektoral kelompok ini yang menjadikan tujuan awal gerakan Free West Papua
menjadi bias. Apakah mereka benar-benar memperjuangkan kebutuhan orang asli
Papua seperti yang digembor-gemborkan atau hanya sekedar menggoreng isu
kemerdekaan demi kepentingan kelompok masing-masing.
Untuk melakukan upaya kampanye Free West Papua, beberapa aktivis kemerdekaan Papua
di dalam negeri membentuk KNPB (Komite Nasional Papua Barat). Dalam praktiknya,
KNPB sering menyuarakan referendum, seruan aksi, dan bahkan memobilisasi massa
untuk berdemo.
KNPB juga terbukti telah melakukan provokasi untuk melakukan aksi anarkis pada
demonstrasi damai anti-rasisme di Jayapura pada 19 dan 29 Agustus 2019 lalu.
40 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
Bahkan, terdapat jelas video rekaman bagaimana
KNPB menduduki kantor gubernur Papua, serta
menggantikan bendera Merah Putih dengan
bendera Bintang Kejora pada 29 Agustus 2019.
Tak hanya itu, KNPB juga sering mendukung aksi pembunuhan dan penembakan
yang selama ini dilakukan oleh Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) seperti
saat mereka mendukung pembunuhan yang dilakukan KSB terhadap aparat
keamanan, mendukung narasi KSB yang hendak menutup Freeport meski
dengan cara kekerasan dan mengorbankan warga sipil, dan saat KNPB
merayakan keberhasilan KSB menembak pesawat milik aparat keamanan
yang membawa bantuan makanan untuk warga Pegunungan Bintang.
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 41
kerusuhan pada tanggal 24 September 2019. Hal ini diperkuat dengan bukti bahwa
Buchtar Tabuni memiliki 2 jabatan tinggi di KNPB dan United Liberation Movement
for West Papua (ULMWP).
Setidaknya, sampai hari ini sudah ada 3 orang anggota KNPB yang ditetapkan
sebagai tahanan politik oleh pemerintah Indonesia, yaitu :
Foto hasil pembakaran gedung MRP oleh masa aksi demo rasisme saat aksi di Jayapura 19 September 2020
(Sumber: Radar Sorong)
42 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
KNPB akan menjadi organisasi yang sulit dibubarkan karena berada pada satu
lingkaran setan yang sulit diputus. Dilansir dari papuakini.co, Majelis Rakyat
Papua Barat (MRPB) mengundang KNPB dan ULMWP dalam Rapat Dengar
Pendapat (RDP) perpanjangan otonomi khusus pada 1 Oktober 20201. Hal ini
mengindikasikan bahwa KNPB haus akan kekuasaan dan uang. Hal ini diperkuat
lagi oleh pemberitaan CNNIndonesia.com dimana Polres Merauke menangkap
lebih dari 50 orang dari Majelis Rakyat Papua (MRP) terkait kegiatan rapat dengar
pendapat (RDP), pada 16 November lalu2.
KNPB begitu ingin ikut campur dalam kebijakan perpanjangan dana otonomi
khusus. Tentu saja hal ini mencurigakan, karena dana otonomi khusus ini berasal
dari pemerintah Indonesia. Secara nalar, seharusnya KNPB fokus saja dengan
agenda kemerdekaan Papua yang mereka gadang-gadang dan tidak usah ikut
campur dengan kebijakan pemerintah Indonesia. Kecuali, jika benar selama
ini mereka ada hubungan dengan pejabat pemerintah daerah yang korup dan
menerima aliran dana otsus untuk mendanai aktivitas-aktivitas KNPB.
Selain KNPB, ada juga organisasi sayap mahasiswa yang bernama AMP (Aliansi
Mahasiswa Papua). AMP memiliki orientasi perjuangan serupa KNPB, yakni
memperjuangkan kemerdekaan Papua melalui referendum guna membentuk
tatanan masyarakat Papua yang demokratis, adil, sejahtera, dan partisipatif.
Kegiatan AMP yang paling mencolok di muka publik ialah unjuk rasa. Sejak
2013, AMP makin aktif berdemonstrasi di berbagai kota. Tugas utama AMP adalah
membangun basis aktivis di kalangan mahasiswa dengan memperkuat ideologi perjuangan
kemerdekaan Papua. Bisa dibilang, AMP adalah boneka separatis yang ditugaskan untuk
mengkader dan menggerakkan mahasiswa dalam memperluas dampak narasi Papua
merdeka.
1 MRPB Undang KNPB dan ULMWP di RDP Bahas Perpanjangan Otsus (papuakini.co
2 Lebih dari 50 Orang Jadi Tersangka Makar Terkait Rapat MRP (cnnindonesia.com)
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 43
Foto massa aksi yang digerakkan oleh KNPB dan AMP pada aksi demo Rasisme di Jayapura 19/8/2019.
(Sumber: Akurat.co)
Selain itu, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) juga merupakan aktor di balik aksi
eksodus mahasiswa Papua dari berbagai daerah untuk menciptakan kerusuhan
di Jayapura yang menyebabkan 4 orang tewas, 31 kantor dibakar dan kerugian
mencapai Rp. 100 miliar. AMP membentuk posko-posko mahasiswa dan
mengkoordinasi aksi sebelum rusuh dalam rusuh Wamena, mereka menggerakkan
dan mengkoordinasi mahasiswa di Jayapura, dibuktikan dengan pengakuan
pengacara mereka. Setidaknya, semenjak kejadian tersebut dua orang dari aktivis
AMP sudah masuk kedalam daftar tapol, berikut peran keduanya dalam kerusuhan
Jayapura dan Wamena;
44 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
KOMNAS Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka
yang mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas perang yang terjadi di
Intan Jaya dan enam Komando Daerah Pertahanan lain yang ada di Pegunungan
Tengah Papua. Sementara Jendral Goliath Tabuni mengaku bertanggung jawab
penuh atas perang yang telah dan sedang dilakukan semua pasukan TPNPB di
seluruh teritori Papua Barat.
Berperan sebagai sayap militer dalam upaya perjuangan kemerdekaan Papua, TPNPB-
OPM kerap menimbulkan kekerasan kepada masyarakat sipil, setidaknya, sepanjang tahun
2018 - 2019, mereka sudah membunuh 49 warga sipil di Papua. Diluar aktivitas menjadi
Tentara Pembebasan Nasional, para anggota TPNPB-OPM adalah para pengangguran
yang tidak memiliki profesi tertentu.
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 45
Karena separatis hanya beranggotakan freeman alias pengangguran, maka
separatis tak segan angkat senjata dan bantai siapapun tanpa pandang bulu untuk
terus langgengkan konflik demi uang dan kekuasaan. Dikutip dari papuatribunnews.
com pada 7 Maret 2020, sebanyak 790 warga Tembagapura memilih mengungsi
karena Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sudah mulai menduduki rumah-rumah
mereka, menodongkan senjata, dan merampas makanan. KKB juga menebar teror
dengan menembaki pos penjagaan TNI-Polri3.
Tidak hanya itu, sayap militer ini juga melatih tentara anak dan melakukan kekerasan
seksual terhadap perempuan. Karena berbagai tindak kekerasan tersebut itulah
kemudian pemerintah mengubah sebutan OPM menjadi KKB (Kelompok Kriminal
Bersenjata).
Ada satu riset dari Universitas Gajah Mada bahwa 64 persen tindak kekerasan di
Papua terkait dengan kelompok separatis bersenjata dan banyak terjadi di daerah
operasi mereka seperti Puncak Jaya, Mimika, dan Nduga. Setidaknya, sepanjang
tahun 2020 ada lima kali kejadian penembakan dan pembunuhan warga sipil,
melatih tentara anak, dan memperkosa perempuan. Ada indikasi bahwa konflik ini
sengaja diciptakan untuk menarik perhatian dunia internasional.
3 Takut KKB Sudah Todongkan Senjata dan Merampas Makanan, 790 Warga Tembagapura Pilih
Mengungsi (papua.tribunnews.com)
46 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
Organisasi Selain organisasi yang ada di luar negeri, sebagian pejuang
kemerdekaan Papua juga membentuk organisasi di luar
Organisasi ini aktif mengkampanyekan Free West Papua di luar negeri dan banyak
melancarkan lobi politik guna menggalang dukungan ke sidang PBB. Seperti yang
sudah kita paparkan di bab 1, ULMWP banyak melakukan barter politik dengan
Vanuatu agar isu kemerdekaan Papua ini bisa terus melenggang di sidang PBB
dan dunia internasional.
Charlot Salwai (PM Vanuatu 2016-2020) saat
Bob Loughman (PM Vanuatu) saat berpidato online di
berpidato di pertemuan PBB September 2019
pertemuan PBB September 2020. (Sumber: CNBC)
(Sumber: Detik)
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 47
ULMWP berdiri pada tahun 2014 dan berfungsi sebagai organisasi payung dari
beberapa organisasi pejuang kemerdekaan Papua lain yang ada di luar negeri
seperti Federal Republic of West Papua (NRFPB), the West Papua National
Coalition for Liberation (WPNCL) and the National Parliament of West Papua
(NPWP).
Tokoh sentral ULMWP adalah Benny Wenda, seorang buron interpol yang kemudian
mendapatkan suaka dari pemerintah Inggris dan menetap disana sampai dengan
hari ini. Selain itu, beberapa tokoh ULMWP juga tinggal di luar negeri, seperti
Jacob Rumbiak (Australia), Octovianus Mote dan Herman Wainggai (Amerika
Serikat), dan Oridek Ap dan Raki Ap (Eropa).
Keaktifan mereka di luar negeri ini menghasilkan banyak dukungan dari beberapa
pihak seperti Inggris (Labor Party), Australia (Green Party dan beberapa
Akademisi), Selandia Baru (Green Party), Fiji, Solomon, dan Vanuatu. Namun
dukungan luar negeri terhadap satu masalah di dalam negeri tidak pernah netral,
selalu ada kepentingan yang mendompleng. Dukungan luar negeri ini diawal dapat
membantu, namun pada akhirnya merongrong khitah perjuangan kemerdekaan
itu sendiri. Ada titipan kepentingan dari setiap negara pendukung yang dititipkan
pada gerakan ini.
48 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
Perselisihan Antar Upaya perjuangan kemerdekaan Papua kerap
disuarakan sebagai keinginan murni orang
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 49
Oleh karena itu TPNPB-OPM mengancam akan menembak mati aktivis TPNPB-OPM yang
bergabung ke ULMWP.
50 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
sebagai presiden sementara West Papua. Tentu saja hal ini mengejutkan banyak
pihak, termasuk dari kubu TPNPB-OPM. Mereka jelas menolak mentah-mentah
deklarasi yang dilakukan oleh Benny Wenda, karena sudah selayaknya pemimpin
Papua dipilih oleh rakyat Papua secara demokratis, bukan klaim sepihak.
Self-Claim deklarasi presiden ini tidak hanya terjadi saat ini saja, beberapa tahun
yang lalu juga pernah terjadi namun beritanya tidak begitu besar. Namun bedanya,
jika periode kali ini deklarasi dilakukan oleh kubu ULMWP, deklarasi beberapa tahun
yang lalu dilakukan oleh kubu TPNPB-OPM. Latahnya deklarasi-deklarasi sejenis
ini, secara tidak langsung membuktikan bahwa aktivitas ini bukanlah sebuah aksi
yang serius dan penuh pertimbangan, namun hanya sekedar spontanitas yang asal-
asalan.
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 51
Perebutan kekuasaan antar kelompok kemerdekaan Papua ini sudah tidak asing lagi,
pasalnya beberapa kelompok juga mendeklarasikan calon presiden dan berusaha
menggalang dukungan masing-masing, diantaranya Forkorus Yaboisembut, Michael
Karet dan Jeffrey Bomanak. Ketidakkompakan ini menimbulkan keraguan yang besar.
Bahwa masing-masing dari mereka sebenarnya tidak berjuang untuk kepentingan
orang asli Papua, melainkan mengusung kepentingan kelompok masing-masing.
Lalu siapa sebenarnya yang ada dibalik mereka? Peta dukungan gerakan Free
West Papua ini akan semakin gamblang ketika kita mencoba mengurai upaya
internasionalisasi isu yang mereka lakukan ke beberapa negara pendukung.
Foto pernyataan deklarasi Benny Wenda sebagai presiden sementara Papua 1 Desember 2020.
(Sumber: Benny Wenda)
52 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
B. Internasionalisasi Isu
Papua
Saat ini, mereka hidup dalam suaka beberapa negara di luar negeri dan bekerja
sebagai aktivis Free West Papua. Lantas siapa yang menjadi sponsor bagi mereka
sehingga gerakan ini bisa tumbuh di luar negeri? Negara mana saja yang memberikan
dukungan kepada mereka? Lalu apa sajakah keuntungan yang didapat oleh para
sponsor ini?
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 53
1. Inggris Dukungan pertama di Inggris datang dari politisi Alex Sobel,
anggota Partai Buruh Inggris dan All-Party Parliamentary Group
(APPG), membuat sesi pertemuan dengan Benny Wenda dari ULMWP pada 23
Maret 2019 dengan tema “Pemberontakan Papua Barat: Di Mana Selanjutnya?”.
Pertemuan ini dilakukan tak lama setelah popularitas Partai Labour jatuh karena
banyaknya skandal hingga kehilangan 31 kursi di pemilihan umum terakhir. Ini
merupakan salah satu upaya Alex Sobel untuk merebut hati rakyat dan menaikkan
kembali popularitasnya di dunia politik. APPG sendiri terbukti mendapat uang dari
pemerintah asing, badan amal, bank, dan perusahaan tambang yang melobi para
anggota parlemen lewat APPG untuk menyetir kebijakan pemerintah. Apakah ini
alasan mengapa isu Papua tak kunjung usai dan terus diperdagangkan ?
Kita semua pasti penasaran, berapa banyak dana yang didapat APPG on West
Papua? Ada banyak aktivitas tambang minyak asing di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Diduga persahaan yang beroperasi di Teluk Bintuni ini adalah perusahaan tambang
yang melobi para anggota parlemen lewat APPG yang memiliki kepentingan untuk
mengeksploitasi gas alam dan minya di Papua. Selain kepentingan tambang,
kemungkinan APPG on West Papua juga menargetkan perusahaan senjata. Pasalnya,
Indonesia merupakan negara kedua terbesar pembeli senjata dari Inggris. Karena,
semakin kacau konflik Papua, maka perusahaan senjata Inggris dapat menjual lebih
banyak senjata ke Indonesia.
Selanjutnya, Dewan Kota Oxford memberikan Oxford Freedom of the City Award
kepada Benny Wenda, pada 17 Juli 2019 lalu. Walikota Oxford, Craig Simmons,
mengatakan penghargaan itu “layak diberikan” dan Benny Wenda “begitu banyak
berkontribusi baik lokal maupun di panggung internasional”. Penghargaan ini
mendapat kecaman dari warga Inggris yang mengetahui bahwa kelompok separatis
Papua Merdeka telah melanggar Hukum Internasional dengan penggunaan tentara
anak seperti yang telah diberitakan oleh Associated Press.
Foto dewan kota Oxford memberikan penghargaan kepada Benny Wenda 17 juli 2019
(Sumber: Koreri)
54 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
Sedangkan, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) bernama TAPOL yang
berbasis di London, Inggris, banyak mengangkat konflik-konflik separatisme di
Indonesia, terutama Papua Merdeka. TAPOL didanai oleh the Sigrid Rausing
Trust, CAFOD, The Bertha Foundation, Ford Foundation dan sejumlah pendukung
individual. Pendonor utama TAPOL, Sigrid Rausing tak hanya kaya, melainkan
juga sangat kuat dalam politik. Wanita Swedia ini dikenal karena skandal pajaknya,
yang melibatkan bank-bank Swiss dan HSBC, dan merupakan pendonor besar bagi
Partai Hijau Inggris. Apa yang menjadi tujuan TAPOL dan pendonor-pendonornya
mengangkat konflik separatisme di Indonesia? dan keuntungan apa yang didapat
oleh LSM ini? Setelah dikulik lebih jauh, ternyata Sigrid Rausing Trust ini tidak hanya
menjadi pendonor bagi Partai Hijau Inggris dan TAPOL, namun juga mendanai satu
media Inggris bernama Bellingcat yang secara masif mengoperasikan akun-akun
yang menyuarakan isu Free West Papua sampai 8.244 postingan per bulan. Sigrid
Rausing sendiri adalah anak dari konglomerat pemilik British Tetra Park.
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 55
3. Australia Sudah bukan rahasia lagi bahwa banyak lembaga dan
individu di Australia yang diuntungkan dengan adanya
isu separatisme Papua ini. Sebelumnya, Australia juga aktif mendukung kemerdekaan
Timor Leste dan memetik keuntungan dari proses pemisahan diri tersebut. Selain
minyak, Australia juga mengambil sumber daya minyak dan helium dari perairan
Timor4. Jadi sudah tidak heran, jika Australia juga menjadi salah satu negara yang
aktif memberikan dukungan. Pemerintah Australia berdalih bahwa dukungan ini
untuk melindungi indigenous people (orang asli Papua), namun disisi lain, Australia
juga bermasalah dengan suku asli mereka sendiri, suku Aborigin. Alasan dukungan
ini jelas kontradiktif dengan sikap dan kebijakan dalam negeri Australia. Dukungan
yang di berikan oleh Australia, juga tidak hanya datang dari beberapa kelompok
politik, namun juga dari swasta dan individu. Berikut kita kulik satu per satu.
a. Partai Politik
Dukungan politik Free West Papua datang dari kelompok Green Party Australia,
namun kelompok ini juga menggunakan isu Papua untuk meningkatkan elektabilitas
politiknya seperti Adam Bandt, Richard Di Natale, Jordon Steele. Pada 10 Februari
2020, saat Presiden Joko Widodo berpidato di Parlemen Australia, Canberra,
ketua Green Party yang baru saja dilantik, Adam Bandt, sengaja menemui dan
menyalami Presiden dengan pin bendera Papua Merdeka yang tersemat di jasnya.
Foto Adam Bandt (kanan), ketua Green Party yang baru saja dilantik saat menemui dan menyalami Presiden Joko Widodo (Kiri)
dengan pin bendera Papua Merdeka yang tersemat di jasnya. (Sumber: Tribunnews)
4 Timor Leste Dibohongi Australia, Warga Australia Ungkap Borok Australia Mencuri Kekayaan
Bumi Lorosae (kupang.tribunnews.com)
56 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
b. Perusahaan
Tidak hanya partai politik, perusahaan juga memiliki kepentingan dalam bisnis
isu separatisme. Seperti perusahaan Rio Tinto (sebelumnya terdiri dari CRA,
perusahaan pertambangan Australia) yang juga tertarik untuk mengangkat isu
separatis untuk mengalihkan perhatian publik dari kerusakan lingkungan.
c. Individu
Selain partai politik dan perusahaan, ada pula pendukung yang datang dari kalangan
individu dan memiliki tujuan pribadi yang terbungkus oleh isu separatisme, mari
kita bahas satu per satu :
1. Anthony Craig, mendirikan sebuah partai bernama Free West Papua Party of
Australia dan menggunakan separatisme sebagai slogan di media sosial.
2. Izzy Brown dari Sail for Justice yang sebelumnya bekerja mengurus keadilan
dan hak tanah untuk masyarakat aborigin asli, namun tiba-tiba beralih mengurus
isu Papua.
3. Pengacara Jennifer Robinson (asal Australia) dan Veronica Koman (asal
Indonesia) yang sedang berkuliah di Australia. Mereka berdua adalah pengacara
yang menggunakan isu Papua untuk meningkatkan kepopulerannya. Sejak
menangani isu Papua, Jennifer berhasil menjadi pengacara ternama di London,
sementara Veronica mendapatkan penghargaan dari fakultas Hukum Universitas
Nasional Australia (ANU).
4. Australia juga menjadi rumah bagi beberapa aktivis kemerdekaan Papua seperti
Lewis Prai (OPM-TPNPB), Rex Ramukiek ULMWP, dan Jubir ULMWP, Jacob
Rumbiak. Lewis Prai Wellip merupakan anak dari ketua pimpinan OPM, Jacob
Hendrik Prai. Sementara, Rex Rumakiek, merupakan salah seorang anggota
Komite Eksekutif ULMWP (badan kedua tertinggi dalam pengambilan keputusan
di ULMWP setelah Board Committee).
Foto beberapa aksi Free West Papua di Australia (Sumber:West Papua Melbourne)
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 57
Foto beberapa aksi Free West Papua di Australia (Sumber:West Papua Melbourne)
58 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
5. New Zealand Di New Zealand, dukungan politik datang dari politisi
Partai Hijau Selandia Baru yakni Keith Locke, Barry
Coates, Marama Davidson, Catherine Delahunty, Steffan Browning, dan Jan Logie
sering terlihat vokal menyuarakan isu Papua.
Pada Mei 2017, ketua ULMWP Benny Wenda bersama sedikitnya sembilan anggota
parlemen Selandia Baru menandatangani Deklarasi Westminster untuk menyerukan
dan memberi dukungan bagi penentuan nasib sendiri rakyat Papua. Anggota
parlemen tersebut terdiri dari politisi Partai Hijau, Partai Buruh, dan 1 dari Partai
Nasional.
Dukungan New Zealand terhadap kemerdekaan Papua bisa dinilai kontradiktif dengan
kebijakan internal mereka. Pasalnya, dukungan mereka terhadap orang asli Papua
tidak sejalan dengan kebijakan mereka terhadap suku asli, Maori. Dari kondisi ini,
dicurigai bahwa motif dukungan ini tidak semata karena dukungan persamaan nasib,
namun ada motif ekonomi dibaliknya.
6. Negara-negara Didiplomasi
negara-negara Pasifik, ULMWP melakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan uang,
sebagai gantinya ULMWP akan mendukung partai
Pasifik politik tertentu untuk menaikkan elektabilitasnya.
A. Vanuatu
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 59
Pertemuan antara Menlu Vanuatu, Ketua Oposisi Inggris Jeremy Corbyn dan Benny Wenda di Inggris
(Sumber: Tabloid WANI)
oleh Parlemen Vanuatu pada Juni 2010, Ralph berhasil menjadi salah satu calon
perdana menteri dan berhasil membuat partai Land and Justice Party.
B. Solomon Islands
C. Fiji
60 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
Sementara bagi SODELPA, dukungan terhadap separatisme Papua telah
memberikan popularitas tambahan bagi oposisi Fiji di antara para konstituen Fiji.
Ro Teimumu Kepa sendiri sebagai pemimpin oposisi di tahun 2017, juga memiliki
posisi sebagai pemimpin salah satu dari 3 suku besar di Fiji (yang tergabung
dalam konfederasi), memantapkan identitasnya sebagai pembela bangsa
Melanesia Di Kepulauan Solomon, Jubir ULMWP Jacob Rumbiak bertemu dengan
pemimpin partai politik oposisi Kepulauan Solomon Hon. Matthew Wale untuk
mengkampanyekan isu Papua pada 19 Maret 2020.
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 61
8. Kenya, Dibukanya kantor separatis ULMWP di Kenya tak lepas dari
usaha ketua ULMWP, Benny Wenda, yang menyusup dalam
delegasi Vanuatu saat menghadiri African, Caribbean and
Afrika Pacific (ACP) Summit ke-9 pada 9-10 Desember 2019. Dalam
acara tersebut, Benny Wenda bertemu Daniel Mwambonu,
Selatan ketua Global Pan Africanism Network (GPAN).
Foto kantor ULMWP di Kenya (Sumber: Akun Facebook Bazoka Logo, anggota ULMWP.)
62 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
C. Kesimpulan
Dukungan dari luar, baik dari beberapa partai politik di beberapa negara hingga
beberapa perusahaan justru membuat narasi kemerdekaan Papua semakin bias
lagi. Alih-alih memberikan dukungan, isu Papua justru dieksploitasi sesuai dengan
kepentingan dan motif masing-masing, baik secara politik maupun ekonomi. Pada
akhirnya tidak ada lagi kepentingan orang asli Papua yang tersisa, isu ini memang
sengaja dipertahankan dan dirawat untuk kepentingan banyak kelompok. Lambat
laun, kepentingan-kepentingan yang bermain disini semakin banyak dan kuat, tapi
lupa dengan tujuan aslinya, yakni “mensejahterakan rakyat Papua”. Lalu, jika tidak
berasal dari gerakan rakyat, mengapa gerakan ini tidak bisa diredam ? Tentu saja,
narasi Free West Papua ini membutuhkan waktu yang panjang untuk diselesaikan,
mengingat aktor yang merawatnya juga tidak sedikit dan memiliki pengaruh yang
besar baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Konfliknya juga semakin
rumit dari hari ke hari. Namun, ini bukan alasan bagi pemerintah Indonesia untuk
terus mempertahankan kedaulatannya dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang
semakin berpihak pada rakyat Papua.
We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 63
Bab 3
Jejak
Pembangunan Papua
Luka historis yang ditorehkan semasa pemerintahan Presiden Soeharto (1967-1998) selalu
dijadikan alasan oleh gerakan separatis Papua untuk terus melawan dan melakukan upaya-
upaya memerdekakan diri dari Indonesia. Namun ada satu hal yang perlu diingat bahwa
kasus-kasus HAM pada masa rezim militeristik Soeharto dan ketertinggalan masyarakat
Papua sudah tidak lagi relevan untuk digunakan sebagai alasan untuk merdeka. Papua, serta
masyarakat di dalamnya saat ini lebih maju dan bahkan lebih merdeka dalam menjalani
kehidupan dibandingkan pada masa lampau. Beberapa presiden bahkan memiliki hubungan
manis yang sulit dilupakan oleh rakyat Papua sendiri. Hal ini tidak lain karena ketulusan
pemimpin-pemimpin Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan rakyat Papua. Sebut
saja Presiden BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Joko Widodo. Ketiga Presiden tersebut
memiliki catatan sejarah pro-kepentingan rakyat Papua yang sangat menonjol.
Kesalahan kebijakan satu orang presiden tidak bisa diklaim sebagai kesalahan negara
secara mutlak dan terus menerus diungkit untuk melanggengkan kepentingan separatis. Tidak
dapat dipungkiri bahwa dinamika politik di dalam negeri kerap mempengaruhi kebijakan
di beberapa daerah termasuk Papua. Berbeda presiden, berbeda kebijakan, berbeda pula
prestasi yang dihasilkan. Sudah saatnya pandangan subjektif tersebut kita ubah menjadi
lebih objektif dengan menelisik ulang, apa saja upaya yang pernah dilakukan oleh presiden-
presiden Indonesia dalam rangka melindungi dan mencintai Papua sebagai bagian dari
Indonesia. Terutama sejak kehadiran Otsus, Indonesia telah memberikan kewenangan dan
kekuasaan lebih luas kepada rakyat asli Papua untuk mengelola daerahnya sendiri sehingga
nantinya diharapkan dapat menghadirkan keadilan sosial dan meningkatkan kesejahteraan.
Motivasi besar Soekarno untuk mengusir Belanda dari tanah Papua dilatarbelakangi
oleh pandangannya yang anti kolonialisme. Di satu sisi, Belanda telah berjanji untuk
menyerahkan Papua saat Konferensi Meja Bundar diadakan. Namun disisi lain,
Belanda menunjukkan tindakan yang tidak kooperatif dan justru merasa keberatan
untuk melepaskan Papua. Belanda juga bahkan membentuk Dewan Nasional Papua
serta mendeklarasikan kemerdekaan di tahun 1 Desember 1961 dengan memberi
bendera Bintang Kejora dan lagu kebangsaan “Hai Tanahku Papua”.
Seorang wanita Belanda sedang menjahit bendera Bintang Kejora pada bulan Oktober
1961, sebelum digunakan pertama kali pada 1 Desember. (Sumber: gelora.co)
1 Greg Puolgrain (2020) JFK vs. Allen Dulles: Battleground Indonesia. USA: Skyhorse. Hal, 9
2 Sejarah Kemerdekaan Papua Barat dari Belanda & Gabung NKRI. Artikel Online Tirto edisi
19 Agustus 2019. Diakses dalam: tirto.id
Dualisme sejarah masih menjadi batu ganjalan bagi sebagian masyarakat Papua
hingga saat ini, hal ini menjadi salah satu alasan mereka sulit menerima Indonesia.
Hubungan Papua dan Soeharto sama sekali tidak baik, periode ini
Papua di era juga yang menjadi cikal bakal membesarnya embrio separatisme
Penandatangan Kontrak Karya pertama kali antara Freeport dan Indonesia pada
tahun 1967 yang diwakili oleh Menteri Pertambangan RI, Ir. Slamet Bratanata dan
Robert C. Hills, Presiden dari Freeport Sulphur (Sumber: Berdikari Online)
Habibie Soeharto, tentu saja hal ini menjadi lompatan yang signifikan bagi
kemajuan konflik Papua-Indonesia. Berikut beberapa kebijakan
demokratis Habibie yang berhasil membuka kran dialog Papua-Indonesia:
Dialog Nasional Tim 100 Papua Barat dengan Presiden Habibie pada tahun
26 Februari 1999 di Istana Negara (Sumber: twitter.com/jayapuraupdate)
Kunjungan pertama kali Gus Dur ke Papua yang disambut antusias oleh masyarakat Papua
(Sumber: CNN Indonesia)
Presiden Otonomi Khusus (Otsus) bagi Provinsi Papua. Selain itu, Presiden
Megawati juga mengeluarkan beberapa kebijakan lain untuk
Megawati Papua, diantaranya:
Papua di era Salah satu kontribusi SBY di Papua adalah pembentukan MRP
(Majelis Rakyat Papua) tahun 2004 sebagaimana amanat
dari UU Otonomi khusus yang pada tahun-tahun sebelumnya
Presiden SBY sempat tertunda. Papua menjadi satu-satunya provinsi di
Indonesia yang memiliki lembaga MRP sebagai representasi
(2 Periode) kultural rakyat asli Papua. Selain itu, SBY juga mengeluarkan
beberapa kebijakan lain:
Presiden Jokowi juga membangun tol laut dan tol udara untuk menekan
kesenjangan harga antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia. Sejauh
ini terdapat sebanyak lima pelabuhan yang sudah dibangun seperti Pelabuhan
Nabire, Pelabuhan Pomako, Pelabuhan Depapre, Pelabuhan Moor, Pelabuhan
Kaimana dan Pelabuhan Serui. Untuk menjangkau daerah-daerah pedalaman,
Presiden Jokowi membangun tol udara. Secara keseluruhan terdapat 40 bandara
dan 15 pelabuhan yang sedang dikembangkan di Papua dan Papua Barat yang
saling terkoneksi antara daerah kota dan pedalaman.
Presiden Joko Widodo bersama Panglima TNI saat meninjau lokasi pembangunan Jalan
Trans-Papua di ruas Wamena-Mamugu pada Mei 2017 (Sumber: Republika)
Tidak hanya terhenti di infrastruktur, Jokowi juga menaruh perhatian lebih pada
pembangunan berbasis manusia. Sebagaimana diungkapkan oleh mantan Wakil
Presiden Jusuf Kalla bahwa kunci utama pembangunan di Papua terletak pada
Sumber Daya Manusianya4.
4 Jusuf Kalla: Pembangunan SDM Jadi Kunci Kemajuan Papua Kompas.com - 14/11/2020,
(nasional.kompas.com)
5 Biro Otsus Terus Benahi Program Beasiswa Pengiriman Anak Papua
6 Membangun Sekolah Baru di Pegunungan BIntang Papua. Sumber: Akun Youtube Kemdikbud RI
7 Mengenal ‘Papua Youth Creative Hub’ yang Diresmikan Jokowi 29 Okt 2019
Provinsi Papua dan Papua Barat layaknya seperti anak bungsu yang terus
diperhatikan di pemerintahan Jokowi. Tingginya kepedulian Jokowi terhadap
Papua juga diwujudkan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Melalui Inpres ini, pemerintah melakukan pendekatan pembangunan dengan
memfokuskan pada kesejahteraan orang asli Papua. Maka dari itu, pembangunan
yang dilakukan nantinya harus sesuai dengan kondisi sosial budaya, adat dan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Keistimewaan lainnya adalah wakil
presiden Ma’ruf Amin dan jajaran menteri lainnya juga ditunjuk untuk menangani
percepatan pembangunan ini.
Beberapa tahun terakhir fokus perhatian pemerintahan Joko Widodo tertuju pada
pembangunan di daerah-daerah luar Jawa khususnya Papua. Presiden Jokowi membuktikan
keseriusannya dengan melakukan banyak kunjungan kerja ke Papua yang dibarengi dengan
masifnya pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia.
Sayangnya, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah demi memajukan Papua tidak berjalan
dengan mulus. Hambatan utama tidak lain berasal dari kelompok separatis yang secara tidak
langsung telah menghambat pembangunan di sana. Beberapa kasus yang dilakukan kelompok
kriminal bersenjata (KKB) yang telah menghambat pembangunan diantaranya adalah:
Korban pekerja proyek jembatan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak, Kabupaten Nduga
Pasukan TNI mengevakuasi para guru dari lembah Arwanop setelah disandera oleh kelompok kriminal
separatisme bersenjata (KKSB) di Papua (19/04/2018) (Sumber: suara.com)
Anggota Gugus Tugas COVID-19 di Papua yang ditembak KKB dievakuasi tim
(Sumber: nasional.tempo.co)
KKB juga menyatakan akan membunuh siapapun yang melakukan pembangunan. Upaya
separatis yang selalu berusaha mengganggu pembangunan mengindikasikan adanya salah
satu dugaan bahwa pembangunan yang menjadikan rakyat Papua lebih maju dan sejahtera
nantinya menimbulkan sikap abai mereka terhadap isu Papua merdeka. Selain itu, isu Papua
merdeka masih dijadikan tameng oleh separatis sebagai alat untuk melegalkan kepentingan
mereka seperti korupsi dengan mengambil dana desa untuk digunakan membeli senjata.
Gerakan separatis terus melancarkan tuntutannya baik di dalam maupun luar negeri.
Sayangnya, tuntutan-tuntutan yang dilancarkan kepada Indonesia tidak diiringi dengan
rencana yang jelas untuk membangun Papua kedepannya. Sebagai contoh Benny Wenda,
pemimpin ULMWP, saat ditanya dalam wawancara BBC Talk terkait rencana pembangunan
Papua kedepan, ia menyampaikan bahwa rakyat Papua tidak membutuhkan pembangunan,
Papua sudah memiliki segalanya dan berpotensi menjadi “negara hijau”.
Dari sini jelas bahwa keterlibatan rakyat Papua dalam proses pembangunan memiliki
peran yang sangat penting untuk kemajuan daerahnya. Untuk itu dengan adanya UU
otsus ini mereka diharapkan dapat memanfaatkan secara maksimal berbagai hak
dan wewenang dalam mengelola pembangunan di sana.
Masyarakat Papua sudah merasakan manfaat dari pembangunan baik yang dilakukan
oleh pemerintah pusat dan daerah. Dampak pembangunan memudahkan hidup
masyarakat khususnya mereka yang hidup di pelosok pedalaman. Tingginya biaya
kebutuhan hidup masyarakat berangsur-angsur mulai berkurang seiring dengan
terbukanya jalur transportasi baru baik di darat maupun di udara. Indeks Pembangunan
Manusia atau IPM di kedua Provinsi juga terus menunjukkan adanya peningkatan.
Respon positif dari masyarakat telah menunjukkan bahwa pembangunan tepat pada
sasaran.
Perwujudan nyata dari dana tersebut dapat dilihat dari pembangunan infrastruktur
dan konektivitas antar daerah yang saat ini mulai terlihat di beberapa kota dan
kabupaten baik di Provinsi Papua dan Papua Barat. Dalam pandangan tokoh
Papua, Izak Randi Hikoyabi, pembangunan infrastruktur memudahkan akses bagi
masyarakat dan berbagai sektor juga mendapatkan manfaat dari pembangunan itu.
“Pembangunan infrastruktur saat ini dinikmati anak-anak kita. Mereka pun merasa
mendapat banyak kemudahan akses,”13 Pada periode Jokowi, beberapa mega
proyek sudah memperlihatkan hasilnya sebagaimana terangkum dalam gambar di
bawah ini.
Salah satu mega proyek yang dicanangkan sejak era reformasi adalah pembangunan
jalan Trans-Papua. Meskipun pengerjaan proyek ini sudah dimulai sejak tahun 1980
pada masa Presiden Soeharto, namun pembangunan itu tidak kunjung selesai.
10 Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Badan Keahlian DPR RI. Diakses dalam: berkas.dpr.go.id
11 Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Provinsi Papua. Diakses dalam: bpkad.papua.go.id
12 Salurkan dana otsus Papua Rp 94,24 triliun, Jokowi minta evaluasi. Artikel Berita ONline Kontan
edisi 11 Maret 2020. Diakses dalam: nasional.kontan.co.id
13 Tokoh Papua Sebut Pembangunan Infrastruktur Berdampak ke Ekonomi. Berita Online Jawa Pos
edisi 24 Oktober 2020, 22:18:27 WIB. Diakses dalam: jawapos.com
14 Jalan Trans-Papua Hampir Tersambung. Artikel Online edisi 6 September 2019. Diakses
dalam: indonesia.go.id
15 Trans-Papua dibangun, Warga Papua menuai Hasil. Laman Youtube Batas Negeri. Diakses dalam:
Youtube: Batas Negeri
16 Jembatan Udara, Indonesia Hebat. Dalam Komunitas Penerbangan Indonesia. Diakses dalam:
Youtube: Komunitas Penerbangan Indonesia
17 5 Juta Lebih Penduduk Papua dan Papua Barat Terdaftar BPJS Kesehatan. Artikel ONline Kabar
Papua Edisi 26 November 2019.
Provinsi Papua dan Papua Barat merupakan provinsi dengan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) terendah di Indonesia, namun perhatian penuh pemerintah melalui
pembangunan, peningkatan kesehatan serta pendidikan secara tidak langsung telah
berdampak pada peningkatan IPM. Meskipun pergerakan angka di atas tidak begitu
signifikan, namun selalu menunjukkan adanya kenaikan secara bertahap. Pada tahun
2018 saja, IPM Papua 60,1 dan Papua Barat 63,7 mengungguli negara tetangga di
Pasifik seperti Kepulauan Solomon dengan 55,7 dan Papua Nugini 54,318.
Pada tahun 2018 peneliti melakukan wawancara mendalam dan survei di beberapa
kota di Papua untuk meneliti respon masyarakat terhadap kinerja pembangunan.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kinerja pembangunan mendapat tanggapan
yang positif khususnya dalam bidang kesehatan. Adapun bidang pendidikan
dirasakan sama seperti tahun-tahun lalu kecuali untuk Kota Sorong, sedangkan
bidang infrastruktur dirasakan ada peningkatan kecuali Kota Wamena dimana tidak
ada perubahan dari tahun-tahun sebelumnya. Temuan diatas menggambarkan
18 Is It True the Highest Human Development Index Across Melanesian Countries is in East
Indonesia?. Diakses dalam: Youtube: Berita Please
Dana Otsus memberikan kontribusi nyata pada pembangunan Papua secara umum.
Beberapa pembangunan dalam angka yang terbagi dalam beberapa dimensi
menunjukkan hasil sebagai berikut:
1. Identitas Budaya
ras melayu. Terintegrasinya Papua menjadi bagian integral Indonesia tidak diiringi
dengan adanya proses asimilasi identitas budaya Papua ke dalam identitas
Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa identitas Papua memang berbeda dengan
identitas Indonesia yang didominasi oleh melayu.
Identitas budaya adalah bagian terpenting bagi masyarakat Papua yang tidak boleh
diabaikan karena hal ini bersangkutan dengan hak dan nilai-nilai dasar kehidupan.
Upaya pemerintahan Jokowi dalam membangun Papua dengan mengangkat
identitas budaya setempat menunjukkan adanya perkembangan dari tahun-
ketahun. Dalam berbagai kesempatan, identitas budaya Papua diperkenalkan
kepada khalayak baik di tingkat daerah, nasional hingga internasional.
2. Ekonomi
Grafik PDRB atas Dasar Harga Berlaku per Provinsi (miliar rupiah), 2019
(Sumber:Kementerian PUPR)
3. Infrastruktur
(Sumber:Kementerian PUPR)
Banyak desa di Papua yang dulunya belum tersentuh oleh listrik dan masih gelap
gulita pada akhirnya dapat menikmati pembangunan
Proyek Jembatan Kali Yigi di Nduga: Kantor PLN Gardu Induk Skyline, Kota Jayapura Provinsi Papua
(Sumber:properti.kompas.com) (Sumber: Youtube Rama Sutarto)
5. Pendidikan
Tidak seperti Papua Barat, angka melek huruf dan angka partisipasi sekolah
di Provinsi Papua dapat dikatakan yang paling rendah di Indonesia. Upaya
pemerintahan Jokowi dalam membangun sektor pendidikan di sana menghasilkan
angka partisipasi sekolah yang terus meningkat khususnya pada periode
2015-2019. Begitu pula dengan angka melek huruf juga menunjukkan adanya
peningkatan dalam periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi
antara partisipasi sekolah dan angka melek huruf. Di mana meningkatnya
partisipasi sekolah secara tidak langsung berdampak pada peningkatan angka
melek huruf di provinsi Papua.
Anak-anak Papua yang sedang menempuh pendidikan sekolah dasar (Sumber: tribunnews.com)
100 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
Tabel Angka Partisipasi Sekolah (APS) Prov. Papua dan Papua Barat
2015-2019 (%)
(Sumber:BPS)
6. Kesehatan
(Sumber:BPS)
We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 101
Komitmen pemerintah dalam membangun Papua tidak hanya difokuskan pada
pembangunan infrastruktur semata. Pemerintah juga memberikan perhatian
kepada pembangunan sumber daya manusia khususnya melalui bidang kesehatan,
pendidikan dan sosial budaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan yang
tidak ditunjang dengan sumber daya manusia yang mumpuni dan mengabaikan
penghormatan terhadap budaya lokal menjadi faktor utama kegagalan
pembangunan itu sendiri.
Maka dari itu, penting juga bagi masyarakat Papua untuk terlibat dan memanfaatkan
berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah pusat dan daerah guna meningkatkan
kualitas hidup. Sumber daya yang mumpuni sangat dibutuhkan di Papua tidak
lain bertujuan agar masyarakat Papua dapat mengelola daerahnya sendiri demi
kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup.
(Sumber:Kementerian Kesehatan)
102 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
Satgas Yonif Raider 300/Bjw rutin memberikan layanan kesehatan secara door to door.
(Sumber: altadurinusantara.com)
We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 103
RSUD Jayapura terus digenjot perkembangannya, mulai dari pembangunan fisik, penataan lingkungan,
hingga peningkatan mutu pelayanan kesehatan demi terwujudnya medical tourism hospital di RSUD
Jayapura. Tampak kondisi Instalasi rawat Jalan RSUD Jayapura (Sumber: bogopapua.com)
Di satu sisi, pemberitaan di Papua sebagian besar lebih menyoroti persoalan yang
terkait dengan politik dan keamanan. Hal ini secara tidak langsung menanamkan
pemikiran di benak masyarakat dan juga pemerintah pusat bahwa persoalan utama
di sana hanya berkutat pada dua persoalan tersebut. Nyatanya, ada dimensi lain
seperti sosial budaya dan pemenuhan hak-hak dasar yang belum mendapatkan
sorotan berarti. Di sisi lain, pemerintah justru melakukan pembangunan berskala
besar seperti pembangunan jalan, jembatan nasional, gedung olahraga dan
lain sebagainya. Pembangunan berskala besar memang ditujukan untuk jangka
panjang sehingga dampak dan manfaatnya belum bisa dirasakan sedini mungkin.
Kondisi ini secara tidak langsung membuat masyarakat Papua merasa bahwa
pembangunan yang dilakukan sering kali tidak memperdulikan kebutuhan hidup
mereka.
104 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
Potensi destinasi wisata “birdwatching” di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, selama ini banyak
diminati wisatawan mancanegara (wisman) (Sumber: jakpusnews.pikiran-rakyat.com)
Kebutuhan dasar masyarakat yang berada di wilayah ini meliputi kebutuhan dasar
manusia seperti sandang, pangan dan papan. Kebutuhan di bidang kesehatan
juga tidak kalah penting mengingat masalah HIV/AIDS dan tingkat kematian yang
disebabkan oleh malaria begitu tinggi di Papua. Selain itu, di bidang pendidikan
perlu mendapatkan perhatian khusus terutama bagi pengajar atau guru yang
ditugaskan di sana. Kondisi budaya, geografi dan cuaca memberi tantangan
tersendiri bagi para pengajar khususnya yang berasal dari luar wilayah tersebut.
Ketidakmampuan beradaptasi terhadap suasana baru bisa saja menghambat
proses belajar mengajar.
We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 105
Bandara Wamena merupakan salah satu Infrastruktur Modern di Wamena
(Sumber: twitter.com/kemenhub)
106 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
bidang usaha yang lebih menampilkan budaya setempat. Keterlibatan masyarakat ini
sangat penting, selain dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan, mereka
juga berperan sebagai pengawas dalam mempertahankan budaya dan kelestarian alam
sehingga pembangunan yang berkelanjutan dapat tercipta hingga generasi mendatang.
Di wilayah ini, pemberdayaan masyarakat tidak lain bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan daya saing agar masyarakat Papua dapat bersaing dalam berbagai
bidang pekerjaan.
Penting bagi pemerintah mengevaluasi dan memetakan kembali program pembangunan
yang berlandaskan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Selama ini Pembangunan
yang diupayakan oleh pemerintah dirasa tidak tepat sasaran karena mengabaikan
kebutuhan utama orang Papua. Sebagai akibatnya, timbul perasaan bahwa pemerintah
pusat tidak berpihak kepada mereka dan kehadiran dana Otsus yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat asli Papua pun menjadi sia-sia. Bukan lagi
persoalan pemerataan pembangunan, namun pembangunan yang berasaskan kebutuhan
prioritas lokal lah yang justru dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana.
We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 107
Infrastruktur Modern Kompleks Olahraga PON Papua di Jayapura
(Sumber: properti.kompas.com)
20 Lihat Grafik Persentase Penduduk Miskin Prov.Papua dan Papua Barat 2015-2019 (%)
108 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
sedangkan masyarakat aslinya hanya berdagang di emperan atau lorong-lorong
pasar. Pemandangan seperti ini dapat ditemui di pasar-pasar tradisional di
berbagai wilayah di Papua. Selain itu, kehadiran perusahaan-perusahaan besar
juga menghadirkan problematika baru. Penduduk asli tidak lagi dihadapkan
dengan perseorangan layaknya pendatang, namun perusahaan besar yang
sering kali menggunakan aparat keamanan untuk berhadapan dengan penduduk
secara langsung. Ketidakterlibatan masyarakat lokal dalam urusan bisnis dan
pengelolaan sumber daya alam memunculkan protes di kalangan masyarakat lokal.
21 Usaha bengkel otomotif milik orang asli Papua. Artikel Berita Online Jubi edisi 12 Agustus 2019.
Diakses dalam: jubi.co.id
22 Paulinus Yarok, Peternak Asli Papua Beromzet Miliaran. Artikel Berita Online Papua 60 Detik
edisi 18 Juni 2019. Diakses dalam: papua60detik.com
We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 109
Salah satu pengolahan coklat modern yang ada di Papua
(Sumber: travelmaker.id)
Bertumbuhnya komunitas bisnis dan pengusaha asli Papua juga menjadi salah
satu bukti bahwa banyak masyarakat lokal yang sudah terjun ke dalam dunia
bisnis. Salah satu organisasi yang menaungi pengusaha Papua adalah Kamar
Adat Pengusaha Papua (KAPP) atau KADIN nya orang asli Papua. Keberadaan
KAPP bertujuan untuk mengakomodir, melindungi dan memproteksi pengusaha
anak adat Papua di bawah UU Otsus (Lipi, tt). Hanya saja kebanyakan masyarakat
Papua menganggap bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat menjamin hidup
mereka daripada bergelut di bidang lain seperti bisnis. Pemikiran seperti ini
juga menjadi salah satu penyebab minimnya orang asli Papua untuk terjun dan
menggeluti bidang-bidang lain khususnya bisnis, sementara Papua adalah tempat
yang sangat menjanjikan untuk memulai usaha. Kondisi ini diperparah dengan
rendahnya kualitas SDM dan skil membuat masyarakat asli Papua sulit diterima
untuk bekerja.
Selanjutnya, pendatang yang memiliki usaha di sana juga didorong untuk lebih
memperhatikan kehidupan asli orang Papua, dan tidak hanya mengejar keuntungan
ekonomi semata. Peran pendatang sangat berarti dalam memajukan masyarakat
lokal, begitu pula sebaliknya.
110 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
Kembangkan Potensi Daerah Lewat Papua Muda Inspiratif
(Sumber: beritabaik.id)
3. Human Centered Design
We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 111
menekankan pada transfer ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan secara
berkala dan berkelanjutan agar apa yang telah dipelajari dapat dilanjutkan demi
mewujudkan masyarakat yang mandiri, sejahtera dan berdaya saing.
112 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
C. Kesimpulan
Propaganda opini dan disinformasi mengenai Papua yang beredar di media massa
terus digaungkan oleh kelompok separatis Papua. Hal ini bertujuan menarik perhatian
dunia agar tujuan-tujuan mereka untuk memisahkan diri diri dari Papua mendapatkan
dukungan dari simpatisan tertentu. Meski saat ini hubungan Indonesia dan Papua
sudah membaik, tetapi hubungan yang buruk di masa lalu masih saja digunakan
kelompok separatis untuk menekan pemerintah demi memenuhi kepentingan politik
kelompok tertentu.
Jika kita menelisik lebih dalam, apa yang menjadi tuntutan bagi separatis ini justru
tidak merepresentasikan rakyat Papua yang mengharapkan kehidupan damai dan
sejahtera. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh KKB saat proses pembangunan
tengah berlangsung nyatanya telah menghambat pembangunan bagi Papua. Lantas
apakah tepat dikatakan bahwa mereka memperjuangkan kehidupan rakyat Papua?
Satu hal yang tidak pernah disorot oleh kelompok separatis adalah upaya dan
pendekatan pemerintah terhadap Papua terus mengarah pada hubungan yang
lebih positif. Dimulai dari masa kepemimpinan Habibie hingga Jokowi, kebijakan
pembangunan di Papua tidak pernah luput dari perhatian pemerintah. Hal ini
mengindikasikan bahwa Papua masih memiliki harapan untuk menjadi wilayah yang
memiliki kemajuan bersama-sama dengan provinsi lain di Indonesia. Terutama pada
masa kepemimpinan Jokowi, puncak kepedulian Indonesia kepada masyarakat
Papua ditunjukkan dengan adanya program pembangunan yang masif dan merata,
dari kota hingga pedalaman.
Organisasi Papua Merdeka yang ada di dalam negeri kerap melakukan tindak
kekerasan baik ke warga sipil maupun aparat keamanan. Tindakan ini sangat
tidak dibenarkan oleh pemerintah Indonesia. Tindakan yang mengancam dan
menghilangkan nyawa tersebut sudah termasuk kedalam tindak pidana kejahatan.
Oleh karena itu, akhirnya pemerintah menamai kelompok separatis yang melakukan
tindak pidana kekerasan ini dengan sebutan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata).
Berikut adalah beberapa daftar kejahatan yang mereka lakukan dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir :
2018 Dikutip dari CNN.com, ada 26 kasus penembakan pada tahun 2018. Dari
kejadian tersebut, 29 orang terbunuh, 22 orang adalah warga sipil dan 7
sisanya adalah aparat keamanan. Berikut daftar linimasa kejadian tersebut;
12 Februari 2018
Korban Pratu SN ditembak saat belanja kebutuhan logistik di Pasar Sinak, Puncak
Jaya.
Satu personel TNI tewas ditembak KSB di di sekitar Pasar Sinak, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak,
Papua, 12/2/2018
(Sumber: merdeka.com)
19 April 2018
Korban 13 guru di Kampung Arwanop,
Tembagapura, Mimika berhasil
dievakuasi dari penyanderaan.
12 Juni 2018
Serangkaian peristiwa penembakan
terjadi saat proses pemilihan gubernur
(pilgub) di Nduga. Pasukan TNI mengevakuasi para guru dari lembah Arwanop
setelah disandera oleh kelompok kriminal separatisme bersenjata
(KKSB) di Papua (19/04/2018) (Sumber: news detik)
16 Juni 2018
Korban anggota TNI dari Kodim 1417/Puncak Jaya terkena tembakan saat patroli
pengamanan lebaran di distrik Yambi, Puncak Jaya, Papua.
Anggota TNI tertembak saat patroi di Yambi, Puncak Jaya, Papua (16/6/2018)
(Sumber: thejakartapost.com)
25 Juni 2018
Korban pesawat Twin Otter Trigana Air PK-YRU yang membawa 15 orang anggota
perbantuan Brimob di Bandara Kenyam.
Pesawat carteran milik maskapai Trigana Air yang membawa rombongan pasukan bawah kendali operasi (BKO)
Brimob Polda Papua diberondong peluru saat landing di Landasan Bandara Keneyam, Kabupaten Nduga Papua,
Senin (25/6/2018) (Sumber: Inews)
26 Juni 2018
Korban seorang polisi dan tiga orang tewas akibat tembakan. Mereka hilang saat
hari pemilihan kepala daerah (pilkada).
Aparat melakukan penjagaan selama pemilu legislatif, Foto: Evakuasi salah satu korban penyerangan KKB di
10 April 2009 (Sumber: bbc) Kenyam, Kabupaten Nduga. (Sumber: pilkada.tempo.co)
6 Juli 2018
Korban personel Brimob yang
mengamankan bandara Kenyam.
11 Juli 2018
Penembakan terhadap helikopter Polri
yang sedang mengirimkan bahan
makanan yang berujung pada baku
tembak antara TNI/Polri dan KKB di
Kampung Alguru, Distrik Kenyam,
Nduga mulai pukul 11.17 WIT - 17.00 Bharada Rafindo Refli Sagala, Anggota Brimob Korban Penembakan
WIT. KKB di Nduga Papua Dievakuasi ke Mimika (Sumber: okezone)
Tiga korban tewas penembakan dan pembacokan yang dilakukan KKBdi sekitar Bandara Kenyam, Kabupaten
Nduga, Provinsi Papua, tiba di Bandara Mozes Kilangin, Timika, Senin (25/6) (Sumber: beritasatu)
17 Oktober 2018
Korban 16 guru dan tenaga medis diselamatkan dari penyanderaan KKB. Mereka
disandera sejak tanggal 3 Oktober 2018.
Tukang ojek di Kabupaten Lanny Jaya, Papua tewas ditembak KKB (2/11/2018)
(Sumber: proking internasional)
2 November 2018
Korban sopir bernama Yanmar yang mengantar penumpang di kampung Popone,
distrik Mokoni, kabupaten Lanny Jaya.
12 November 2018
Korban tukang ojek usai mengantar
penumpang di Distrik Waringambur,
Kabupaten Lanny Jaya.
Satu pengojek ditembak KKB di Lanny Jaya, 12 november 2018
(Sumber: merdeka.com)
Anggota TNI dibantu warga mempersiapkan peti jenazah untuk korban penembakan kelompok kriminal di
Kabupaten Nduga, Papua pada 2 Desember 2018 (Sumber: suara.com)
3 Desember 2018
Korban anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, 1 terluka
dan 1 tewas.
5 Desember 2018
Sasaran helikopter TNI yang akan mengevakuasi prajurit korban penembakan KKB
di Distrik Mbua.
Helikopter TNI Ditembak saat melakukan pengisian BBM karena bahan bakar minyaknya habis sekaligus
mengevakuasi jenazah Serda Handoko (Sumber: tribunnews.com)
18 Januari 2019
Anggota TNI Pratu Makamu tewas ditembak KKB pimpinan Lekagak Talenggen di
kawasan Longsran Baganbaga, Distrik Yambi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
12 Agustus 2019
Anggota Polri Briptu Heidar ditemukan tewas usai disandera KKB di Kampung Usir,
Kabupaten Puncak.
Briptu Heidar, Anggota Direskrim Polda Papua yang gugur setelah disandera KKB di Kabupaten Puncak,
Papua pada Senin (12/08/2019) (Sumber: kompas.com)
Baharudin dan Ramlah menunjukkan foto anaknya, Pratu Sirwandi M Sahidillah yang meninggal dunia akibat
ditembak KKB OPM Papua (Sumber: radarlombok.co.id)
17 September 2019
Tiga warga sipil tewas dan empat lainnya
mengalami luka tembak di Kampung Olenki,
Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab saat mengunjungi salah satu korban warga sipil yang
sedang dirawat di RSUD Mimika dan foto korban selamat dari kontak tembak antara TNI-Polri dan KSB di Ilaga,
Kabupaten Puncak. (Sumber: salampapua.com)
25 Oktober 2019
KSB pimpinan Lekagak Telenggen melakukan teror kepada masyarakat sipil di Distrik
Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Sebanyak tiga orang tukang ojek bernama Rizal
(31), Herianto (31), dan La Soni (25) tewas ditembak. Ketiganya selama ini bekerja melayani
transportasi masyarakat di wilayah Distrik Sugapa. Ketiga korban mengalami luka tembak di
kepala dan luka sayat akibat senjata tajam di sekujur tubuh.
Rizal (31), Herianto (31), dan La Soni (25), Pengemudi Ojek yang tewas ditembak KSB di Intan Jaya.
Desember 2019
Pengungsi Nduga terpaksa mengungsi ke hutan karena gangguan keamanan oleh
KSB. Beberapa menjadi Korban karena kurangnya pasokan bantuan.
Anak-anak pengungsi Nduga di Wamena pada bulan desember 2019 di Kabupaten Jayawijaya
(Sumber: liputan 6)
18 Desember 2019
Dua prajurit TNI gugur dalam baku tembak
dengan KKB di Intan Jaya. Mereka adalah
Kapten TNI Anumerta Erizal Zuhri Sidabutar
dan Sertu Anumerta TNI Rizky.
26 Februari 2020
KSB menembaki pos keamanan dan mengenai Yosman Wasiangge dan Waslina
Tabuni yang sedang berkumpul membakar batu. Diketahui Yosman Wasiangge warga
Nduga terluka parah karena tembakan KSB di punggung dan Waslina Tabuni warga
Nduga meninggal ditembak KSB menembus leher. Kedua korban adalah OAP.
Yosman Wasiangge (20) dan Waslina Tabuni (25), Masyarakat Kenyam yang menjadi korban kebrutalan KSB.
Tangkapan layar aparat melindungi ibu dan anak-anak yang berlindung dari tembakan KKB di
Tembagapura (Sumber: kompas.com)
30 Maret 2020
OPM menembak pekerja Freeport, 1 warga New Zealand tewas, dan 7 pekerja
terluka.
22 Mei 2020
OPM menembak 2 tenaga medis yang mengantarkan obat Covid 19 di Intan Jaya, 1
tewas dan 1 kritis.
Dua tenaga medis Satgas Covid-19 Intan Jaya, Papua ditembak oleh KKB. Satu tewas dan satu alami luka parah
(22/5/2020) (Sumber: tempo.co)
29 Mei 2020
OPM memutilasi Yunus Sani (warga asli Papua), karena dituduh menjadi mata-mata
Indonesia.
17 Agustus 2020
OPM melakukan penembakan yang melukai pipi salah satu warga Nduga.
31 Agustus 2020
TPNPB-OPM Kodap XVI, Yahukimo menyatakan, bertanggung jawab atas
pembunuhan dua orang tukang bangunan dan tukang sensor kayu di Dekai Yahukimo.
KKB Bunuh Pengemudi Ojek, Berselang 3 Jam Habisi Prajurit TNI di Intan Jaya,
Papua (Sumber: regional.kompas.com)
17 September 2020
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membunuh
satu tukang ojek di Intan Jaya setelah dua hari
sebelumnya juga menyerang dua tukang ojek
lainnya.
19 September
Badawi meninggal setelah tangannya ditebas oleh
KSB di Sugapa, Intan Jaya selang setelah 3 jam Tukang ojek yang tewas dibunuh KSB
di intan jaya, 17 september 2020
meninggalnya Serka Sahlan. (Sumber: kumparan.com)
19 September 2020
Pratu Dwi Akbar Utomo gugur setelah terjadi kontak tembak dengan KSB di pos
Koramil Hitadipa Kabupaten Intan Jaya. Saat melakukan pembunuhan terhadap
Pratu Dwi Akbar Utomo KSB secara terang-terangan melakukan selebrasi
Atanius murib (16 tahun) (kiri) dan Amanus murib (16 tahun) (kanan) ditembak oleh
KKB pada 20 november 2020, Kabupaten Puncak, Papua.
11 Desember 2020
Seorang penginjil di Kabupaten Maybrat, Papua, tewas usai dianiaya KKB. Insiden
ini terjadi saat terjadi penyerangan di Kampung Sory, Distrik Aifat.
Kerusuhan Wamena dan Jayapura sekilas terlihat seperti reaksi atas ujaran rasis
yang organik. Namun, ketika kita amati timeline waktunya, dua kejadian ini seperti
direncanakan dan disesuaikan dengan waktu sidang PBB 2019. Berikut rincian
kronologinya;
Insiden Surabaya
16 Agustus 2019
Terjadi pengepungan asrama mahasiswa di
Surabaya, kejadian ini berawal dari salah paham
karena adanya dugaan perusakan bendera merah
putih. Pengepungan yang dilakukan oleh aparat ini
bermula dari laporan beberapa ormas (organisasi
masyarakat). Namun, dalam pengepungan
tersebut terdapat ujaran kebencian yang memicu
reaksi besar beberapa hari kemudian.
Pengepungan asrama mahasiswa di Surabaya
oleh Polri dan Masyarakat (16/08/19)
17 Agustus 2019 (Sumber: jogja.idntimes.com)
Polisi membawa 43 mahasiswa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait
perusakan bendera merah putih
19 Agustus 2019
Walikota Surabaya dan Gubernur Jawa Timur meminta maaf atas kejadian tersebut.
Demo anti rasisme mulai berkembang hingga ke 17 kota di Indonesia dan 3 kota di
luar negeri.
Eksodus Mahasiswa
23 Agustus 2019
Majelis Rakyat Papua (MRP) menyerukan maklumat kepada seluruh mahasiswa
Papua diluar Papua untuk pulang ke kampung halaman. Posko induk mahasiswa di
Jayapura menyatakan jumlah mahasiswa eksodus di Papua mencapai 6000 orang.
Mahasiswa eksodus asal Kabupaten Mimika usai memberikan keterangan kepada wartawan
di Bandara Mozes Kilangin Timika, Jumat (13/3/2020) (Sumber: seputarpapua.com)
Kerusuhan kembali terjadi di Jayapura, Papua. Diketahui, massa melempar batu ke aparat
hingga merusak mobil Dandim (23/9/19) (Sumber: tribunnews.com)
2 September 2019
Massa pendemo menduduki kantor gubernur Papua, menurunkan bendera merah
putih dan menggantinya dengan bendera bintang kejora.
Kerusuhan Wamena
23 September 2019
Selain terjadi kerusuhan di Jayapura, pada tanggal yang sama juga terjadi kerusuhan
di Wamena. Tragedi Wamena berdarah diduga terjadi karena adanya berita mengenai
seorang guru yang menyebutkan kata yang mengandung unsur rasis kepada
muridnya pada tanggal 18 September 2019. Kasus kesalahpahaman antara guru
dan murid ini sudah ditangani oleh sekolah dan keluarga murid secara damai dan
kekeluargaan. Seluruh tindakan yang akan menyebabkan kesalahpahaman sudah
diluruskan pada saat itu dengan mengundang guru dan keluarga murid tersebut .
Namun warga dan siswa yang terlanjur termakan berita hoax menyerang sekolah
dan akhirnya menyebar ke penjuru kota.
Persoalan ini sebenarnya sudah selesai dengan permintaan maaf dari sang guru,
namun karena ada pihak yang ingin memanfaatkan keadaan, isu rasisme yang
sebenarnya sudah diselesaikan dengan baik diangkat dan disebarluaskan. Akibatnya,
siswa dan masyarakat yang terlanjur murka karena adanya berita mengenai ujaran
rasis tersebut mendatangi sekolah. Sebanyak kurang lebih 200 orang turut serta
dalam aksi solidaritas tersebut, tetapi di sepanjang jalan menuju sekolah masa terus
berdatangan dan menimbulkan kericuhan di beberapa titik.
Delegasi Indonesia saat menggunakan hak jawabnya (Right of Reply) untuk menanggapi pernyataan Vanuatu
yang mengangkat isu Papua dalam perdebatan umum agenda Sidang Dewan HAM PBB ke-42 pada (17/09/2019).
(Sumber: jpnn.com)
Pasca kerusuhan Wamena dan Jayapura pada tahun 2019 silam, pemerintah
menetapkan tujuh nama sebagai tahanan politik. Istilah tahanan politik dipakai untuk
membedakan antara aktivis separatisme Papua lain dengan dalang kerusuhan di
Wamena dan Jayapura. Ketujuh orang tersebut adalah :
6. Presiden Mahasiswa
Universitas Sains dan
Teknologi Jayapura-USTJ
(Alex Gobay)
Alex Gobay memiliki peran yang sama dengan
Ferry Kombo yaitu sebagai otak kerusuhan
Presiden Mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi
sekaligus penggerak massa. Jayapura-USTJ, Alex Gobay. (Sumber: indozone.id)
Aktivitas demo Jayapura dan Wamena yang berujung rusuh bukanlah suatu
gelombang protes yang organik, melainkan sudah dikondisikan oleh beberapa
pihak yang berkepentingan, hal tersebut teridentifikasi dari beberapa fenomena dan
kejanggalan yang ditemukan di lapangan, diantaranya;
Para pengungsi asal Wamena saat memasuki pesawat Hercules di Lapangan Udara TNI AU Manuhua, Wamena,
Papua, Rabu (2/10/19). Mereka pendatang memilih Lebih meninggalkan daerah tersebut setelah terjadinya
kerusuhan di Papua. (Sumber: jawapos.com)
Delegasi ULMWP setelah menghadiri Sidang Mejelis Umum PBB di News York, 24-30 September 2019.
Keterangan Foto: Benny Wenda ketua ULMWP (kiri), Ny. Jennifer Robinson (tengah) anggota
Pengacara Internasional untuk West Papua (ILWP) dan Oridek Ap (kanan), pemimpin ULMWP untuk
misi Uni-Eropa. (Sumber: tabloid-wani.com)
Dukungan politik Free West Papua juga datang dari kelompok Green Party
Australia. Adapun motifnya adalah ingin menaikkan kembali elektabilitas politik
setelah kegagalan Green Party mengatasi bushfire di Australia.
Di New Zealand, dukungan politik datang dari politisi Partai Hijau Selandia Baru
yakni Maire Leadbeater, Keith Locke, Barry Coates, Marama Davidson, Catherine
Delahunty, Steffan Browning, dan Jan Logie sering terlihat vokal menyuarakan isu
Papua.
Padahal selama Pemilu Vanuatu 2016, partai politik Regenvanu menang dengan
selisih sangat kecil, 6 kursi dari 52 kursi. Dukungan ULMWP untuk Ralph Regenvanu
selama kampanye bahkan membuat Regenvanu populer dengan 1.589 suara
yang memenangkan 8 kursi dalam pemilihan . Pada awalnya Ralph Regenvanu
ULMWP mendekatkan diri dengan Oposisi Fiji Partai Social Democratic Liberal
(SODELPA) dengan tujuan mendapat dukungan menjadi anggota penuh
Melanesian Spearhead Group (MSG) agar setara dengan perwakilan negara.
Dengan posisi setara negara, ULMWP akan menjadi subjek yang bisa menerima
pendanaan dan bantuan yang tidak sedikit dari negara lain, perusahaan, maupun
konglomerasi.
Sigrid Rausing Trust adalah sebuah organisasi yang dimiliki oleh Sigrid Rausing,
pendonor utama Green Party dan organisasi TAPOL UK yang sama-sama
memberikan ketertarikan yang besar terhadap isu Papua Merdeka. Selain itu
Sigrid Rausing juga memiliki perusahaan raksasa British Tetra Park. Uniknya,
Sigrid Rausing Trust juga mendanai satu media Inggris bernama Bellingcat yang
secara masif mengoperasikan akun-akun yang menyuarakan isu Free West Papua
sampai 8.244 postingan per bulan. Tentu saja hal ini tidak kebetulan begitu saja
dan perlu dipertanyakan lebih lanjut. Mengapa mereka begitu tertarik dengan isu
Papua Merdeka?
2. Sinchi Foundation
Partai Buruh Inggris telah memainkan isu Papua Merdeka setidaknya selama 17
tahun dengan memberikan Benny Wenda status kependudukan di Kota Oxford
yang saat itu dipimpin walikota dari Partai Buruh Inggris. Bukan hanya itu, Partai
Buruh Inggris bahkan membentuk 2 organisasi yang hanya fokus di isu Papua
Merdeka yakni IPWP dan APPG on West Papua untuk cari dukungan dan uang
dari politisi dan perusahaan. International Parliamentarians for West Papua (IPWP)
yang dipimpin politisi Partai Buruh, Andrew Smith dan beranggotakan pendukung
Sementara APPG on West Papua yang mencari dukungan dari politisi Inggris dan
uang dari korporasi ini dipimpin politisi Partai Buruh Alex Sobel dan beranggotakan
anggota parlemen Inggris, mayoritas dari Partai Buruh. Namun bukan hanya
partai politik yang terlihat mengeksploitasi isu Papua. Perusahaan konsultan yang
berbasis di Inggris, IR Global, membuat badan CSR Sinchi Foundation untuk ikut
campur di isu Papua. Sinchi Foundation buatan IR Global punya proyek khusus
Papua dan mengundang separatis Raki Ap yang berbasis di Belanda serta bekerja
sama dengan Benny Wenda dalam menjual isu Papua Merdeka di Eropa.