Anda di halaman 1dari 151

1 Bab 1.

Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua


Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif

Bab 1
Papua Dalam Dua Tahun Terakhir

A. Rasisme vs Separatisme....................................................................................... 7
Kilas Balik Rasisme di Indonesia dan Penyelesaiannya.......................................................... 7
Upaya Pemanfaatan Isu Rasisme di Papua Oleh Aktivis Separatisme................................... 13

B. Tragedi Berdarah Rusuh Wamena dan Jayapura.......................................... 16


Insiden Surabaya..................................................................................................................... 16
Kerusuhan di Wamena............................................................................................................ 19
Eksodus Mahasiswa................................................................................................................ 21
Kerusuhan di Jayapura............................................................................................................ 24

C. Sidang PBB......................................................................................................... 28
Sidang PBB 2019.................................................................................................................... 28
Vanuatu dan Barter Politik ULMWP...................................................................................... 30
Sidang PBB 2020.................................................................................................................... 34

D. Kesimpulan......................................................................................................... 38

Bab 2
Papua Merdeka dan Kepentingan Politik
A. Organisasi Pergerakan Free West Papua........................................................ 38
Organisasi Separatis Dalam Negeri........................................................................................ 40
Organisasi Separatis di Luar Negeri....................................................................................... 48
Perselisihan Antar Kelompok Pengusung Free West Papua................................................... 50
Self-Claim Deklarasi Presiden................................................................................................ 50

B. Internasionalisasi Isu Papua............................................................................. 53


Inggris..................................................................................................................................... 55
Amerika Serikat...................................................................................................................... 55
Australia.................................................................................................................................. 56
Belanda................................................................................................................................... 59
New Zealand........................................................................................................................... 59
Negara-Negara Pasifik............................................................................................................ 59
Kampanye Solidaritas International League of People’s Struggle (ILPS)............................. 61
Kenya, Afrika Selatan............................................................................................................. 62

C. Kesimpulan....................................................................................... 63

We Need To Talk About West Papua


Bab 3
Jejak Pembangunan Papua
A. Pasang Surut Hubungan Papua-Indonesia dalam Beberapa
Periode Kepresidenan..................................................................................... 65
Papua di era Presiden Soekarno.............................................................................................. 65
Papua di era Presiden Soeharto.............................................................................................. 68
Papua di era Presiden BJ Habibie........................................................................................... 69
Papua di era Presiden Abdurrahman Wahid........................................................................... 70
Papua di era Presiden Megawati............................................................................................. 71
Papua di era Presiden SBY..................................................................................................... 72
Papua di era Presiden Joko Widodo....................................................................................... 73

B. Pembangunan Dalam Beberapa Tahun Terakhir........................................... 81


Hak-Hak dan Kewenangan Orang Asli Papua Melalui Otonomi Khusus ............................. 82
Peningkatan Persepsi Positif terhadap Kinerja Pembangunan di Papua................................ 83
Pembangunan dalam Angka................................................................................................... 89
Pembangunan Berbasis Manusia.......................................................................................... 103

C. Kesimpulan......................................................................................113

Lampiran..................................................................................................115

We Need To Talk About West Papua


Ringkasan Eksekutif
Pada tanggal 16 dan 17 Agustus 2019, beberapa mahasiswa Papua yang sedang
menuntut ilmu di Surabaya mendapati tindakan tidak mengenakkan berupa ujaran
rasis dari beberapa oknum TNI yang meneriaki mereka dengan panggilan “monyet”.
Kasus ini kemudian memanas dan mengundang reaksi protes dari berbagai
solidaritas rakyat Papua. Tidak menunggu lama, Gubernur Jawa Timur, Khofifah
Indar Parawangsa, menyatakan permohonan maafnya secara langsung pada 19
Agustus 2019.

Satu bulan dari peristiwa tersebut, demo besar-besaranpun terjadi di Wamena dan
Jayapura dan berujung ricuh. Demo ini dicurigai diinisiasi olehkelompok aktivis
kemerdekaan Papua. Pasalnya, isu rasisme yang menimpa mahasiswa Papua
ini sulit ditangani dan berbeda dengan konflik rasisme lain yang pernah terjadi di
Indonesia. Hal ini semakin mengindikasikan bahwa demo kerusuhan Japaura
dan Wamena ini benar ditunggangi oleh kepetingan aktivis kemerdekaan. Melalui
berbagai kesempatan dan penggorengan berita, isu rasisme di eskalasi menjadi
isu separatisme. Terlebih lagi, tanggal terjadinya demo besar tersebut berdekatan
dengan tanggal sidang PBB 2019.

Satu tahun berselang, pada pertengahan 2020, issue Black lives matter yang sedang
memanas di dunia mencoba kembali dimanfaatkan oleh aktivis separatis dengan
mengusung tagar Papua Lives Matter. Hal ini juga dilakukan untuk mensupport sidang
PBB 2020, namun eskalasi massa gagal dilakukan dan tidak sebesar kerusuhan
Wamena-Jayapura pada tahun 2019. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini,
beberapa nama terbukti menginisiasi kerusuhan dan diputuskan menjadi tahanan
politik.

Pihak separatis Papua dan pemerintah Indonesia terus menerus saling tarik menarik
narasi. Kelompok separatis masih saja mengeksploitasi dualisme sejarah masa
lalu dan menggunakannya sebagai dasar perjuangan kemerdekaan Papua. Secara
organisasi, separatisme juga terus berkembang baik di dalam dan luar negeri.
Namun, ada indikasi yang menunjukkan bahwa sebenarnya organisasi-organisasi
ini juga tidak saling harmonis. Masing-masing dari mereka memiliki kepentingan dan
pendukung yang berbeda.

Sementara itu, dari tahun ke tahun, Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk
memperjuangkan kepentingan masyarakat Papua melalui berbagai kebijakan.
Setelah luka perih yang ditorehkan oleh Soeharto selama periode kepemimpinannya,
Presiden Habibie menginisiasi dialog, Gur Dur mengungkapkan permohonan maaf,
dan akhirnya program-program pro orang asli Papua terus digelontorkan oleh
beberapa presiden setelahnya. Hingga beberapa tahun terakhir, pembangunan di
Papua bisa dibilang sangat masif. Terutama pada pembangunan kebutuhan dasar
seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dll. Melalui langkah ini, Indonesia

We Need To Talk About West Papua


perlahan-lahan hadir menjawab kebutuhan orang asli Papua.

Disisi lain, gerakan separatis tidak pernah bisa berdiri sendiri, ada keterlibatan
dan dukungan berbagai pihak yang membuat gerakan papua merdeka bisa tetap
eksis. Berbagai kepentingan politik asing dan juga kepentingan ekonomi beberapa
negara mencoba memberikan dukungan pada gerakan ini. Sebut saja Ralph
Regenvanu yang menggunakan isu ini untuk kepentingan pemilu Vanuatu pada
tahun 2020 lalu. Pemanfaatan isu kemerdekaan Papua oleh beberapa kepentingan
politik dan ekonomi ini cukup lari dari cita-cita dasar mereka. Bahwa sebenarnya
kepentingan aktivis kemerdekaan ini sudah tidak murni bertumpu pada suara orang
asli Papua, namun mengakomodir beberapa kepentingan sponsor gerakan belaka.

Hingga saat ini, pemerintah Indonesia berusaha untuk terus menyelidiki dalang
dibalik kerusuhan dan huru hara dalam kurun dua waktu terakhir sembari terus
melakukan pembangunan yang mengacu pada kebutuhan-kebutuhan mendasar
orang asli Papua. Kami berharap, masyarakat umum tidak menjadi bias dalam
memandang bahwa gerakan separatis ini adalah upaya yang benar dan tepat untuk
Papua, mengingat;

1. Gerakan kemerdekaan papua bukan gerakan murni yang menyuarakan


kebutuhan orang asli Papua, melainkan sebuah gerakan yang sengaja dirawat
oleh beberapa entitas yang memiliki kepentingan.

2. Organisasi yang berjuang untuk kemerdekaan Papua tidak satu suara dan hal
ini menunjukkan adanya perbedaan back up kepentingan di masing-masing
organisasi.

3. Bahwa isu rasisme yang memicu kerusuhan besar dalam dua tahun terakhir
bukanlah reaksi murni dari orang asli Papua, melainkan sebuah pergerakan
yang terencana dan dimanfaatkan untuk melanggengkan kepentingan separatis
dan kroni-kroninya.

Buku ini mencoba untuk membuka sudut pandang lain dan meluruskan
propaganda yang selama ini beredar di masyarakat terkait dengan perkembangan
isu Papua dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Agar masyarakat tidak salah paham
terhadap propaganda yang dibangun dan mampu melihat akar masalah yang ada
dengan lebih jernih.

Papua, Desember 2020

Tim Kita Harus Bicara Tentang Papua

We Need To Talk About West Papua


Bab 1
Papua Dalam
Dua Tahun Terakhir
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, gonjang ganjing di bumi Papua
semakin memanas. Berawal dari ujaran rasis di Surabaya, konflik
merembet sampai ke berbagai wilayah di Papua, hingga puncaknya
terjadi tragedi berdarah di Jayapura dan Wamena yang sudah tidak
dapat dihindarkan. Korban berjatuhan, ribuan massa turun kejalan, dan
fasilitas umum mengalami kerusakan. Lalu, mengapa permasalahan bisa
menjadi sebesar ini ? Apakah karena pemerintah Indonesia menganggap
Papua sebagai anak tiri ? Apakah benar bahwa Papua adalah ras yang
terpinggirkan dan berbeda dari suku bangsa lain ? Apakah upaya
penanganan konflik rasisme yang ditempuh hanya sekedar basa-basi
? Atau ada kepentingan lain yang memanfaatkan situasi ini sehingga
eskalasinya tidak dapat terbendung lagi ?

6 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
A. Rasisme vs Separatisme

KILAS BALIK Pada era modern ini rasisme masih menjadi


permasalahan yang pelik di Indonesia. Isu rasisme

RASISME DI yang terus digaungkan oleh masyarakat Papua


menyadarkan bahwa masalah rasisme masih belum
INDONESIA DAN terselesaikan dengan baik. Rasisme yang dialami
oleh sebagian masyarakat Papua sebenarnya dapat
Penyelesaiannya diselesaikan melalui upaya damai dan pendekatan
ataupun sosialisasi terkait permasalahan rasisme
pada warga yang bertikai, seperti yang banyak terjadi dalam kasus perpecahan antar
etnis di Indonesia yang dapat diselesaikan dengan upaya damai. Namun karena stigma
negatif yang sudah ada dari awal terhadap konflik tersebut serta konflik yang ditunggangi
oleh kepentingan politis separatisme membuat adanya eskalasi konflik yang akhirnya sangat
sulit diselesaikan melalui dialog dan perjanjian damai.

Ironisnya, isu rasisme yang terjadi di Papua saat ini telah ditunggangi oleh kepentingan
beberapa pihak yang menginginkan terwujudnya Papua Merdeka, dengan cara
memantik konflik antara orang Papua dan orang non Papua dengan memanasi isu
rasisme. Terlebih lagi isu rasisme ini juga dijadikan sebagai alasan terhadap tuntutan
referendum dengan dasar perbedaan ras Melanesia, yang disebarkan oleh aktivis
pro kemerdekaan Papua. Padahal, ras Melanesia di Indonesia bisa mencapai 13
juta jiwa yang tersebar di tiga provinsi lainnya yakni Maluku, Maluku Utara, dan Nusa
Tenggara Timur (NTT)1.

Rasisme dan pelanggaran HAM yang terjadi di Papua terus dijadikan sebagai narasi
untuk mengibarkan bendera Bintang Kejora di seluruh penjuru kota. Aksi protes
yang awalnya hanya sebagai tuntutan terhadap isu diskriminasi rasial dan solidaritas
sesama masyarakat Papua, kini dinodai dengan tuntutan referendum dari beberapa
pihak. Rasisme yang terjadi dalam kasus Papua tidak bisa dijadikan sebagai dasar
penuntutan referendum. Karena penyelesaian konflik rassime sendiri berbeda
dengan penyelesaian konflik separatisme. Sesuai semboyan negara Indonesia yakni
Bhineka Tunggal Ika, maka rasisme tidak mendapatkan tempat sedikitpun di negeri
ini. Pemerintah terus berupaya untuk meminimalisir terjadinya rasisme di Indonesia
dengan menumbuhkan toleransi antar etnis dan umat beragama.

Nyatanya rasisme yang terjadi di Indonesia tidak hanya dialami oleh masyarakat

1 Antaranews. 2019. Ras Melanesia terbanyak ada di Indonesia. [online]

7 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Papua saja, rasisme juga dialami oleh masyarakat minoritas yang berada dalam
masyarakat mayoritas. Terdapat beberapa kasus perpecahan antar suku maupun
agama yang terjadi di Indonesia akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Hal
ini karena pendekatan yang pemerintah pakai dalam menangani kasus tersebut
merupakan pendekatan humanis dan persuasif, dengan penyelesaian konflik
yang berbasis pada budaya maupun agama untuk menumbuhkan rasa toleransi
antar etnis dan umat beragama demi tercapainya kedamaian. Sebaliknya ketika
kita membicarakan mengenai isu rasisme Papua, rasanya sangat sulit untuk
menyelesaikan konflik dengan pendekatan budaya, karena banyaknya hasutan-
hasutan dari kelompok separatisme untuk menggagalkan upaya pemerintah dalam
menangani konflik di Papua.

Rasisme di Indonesia merupakan manifestasi kolonialisme Belanda yang


membedakan perlakuan bagi warga Belanda dan warga pribumi. Rasisme terus
berlanjut meskipun Belanda sudah keluar dari Indonesia. Sejak berdirinya orde baru,
kelompok minoritas di Indonesia telah menghadapi berbagai macam bentuk rasisme
dan juga diskriminasi. Dengan adanya rasisme sistemik ini mengakibatkan banyak
terjadi kekerasan rasial di Indonesia. Kerusuhan rasial banyak terjadi di daerah
dengan gelombang besar transmigrasi pendatang, seperti halnya yang sering terjadi
di Kalimantan, Lampung, Aceh, atau Ambon. Konflik-konflik yang terjadi merupakan
konflik antar individu yang berbeda suku, namun karena adanya prasangka rasis
terhadap suku lain akhirnya konflik-konflik ini meningkat menjadi perpecahan antar
suku atau etnis2.

Konflik sering terjadi antara suku asli di Kalimantan yaitu suku Dayak dan suku
pendatang yaitu suku Madura. Pada 1996 sampai 1997, terjadi kerusuhan rasial
antara suku Dayak dan Madura di Kalimantan Barat. Kerusuhan ini terjadi karena
adanya perkelahian antar pemuda Dayak dan pemuda Madura pada saat acara
orkes dangdut. Konflik ini terus berlangsung selama kurang lebih satu tahun dan
menewaskan kira-kira 200 orang termasuk didalamnya seorang kepala desa Maribas
yang dibunuh oleh kelompok orang Madura3.

Lalu pada tahun 1999 terjadi kerusuhan antar warga Melayu, Dayak, dan Madura
di Kalimantan Barat yang dikenal dengan konflik sambas. Kerusuhan ini terjadi
karena adanya dugaan penganiayaan terhadap warga Melayu oleh warga Madura.
Sebanyak 265 orang tewas, 38 luka berat, dan 9 luka ringan. SSelain itu, lebih dari
2.330 rumah hangus terbakar dan 164 lainnya dirusak massa4.

Masih di Kalimantan, pada tahun 2001 terjadi kembali konflik antara warga Madura
dan Dayak. Konflik ini terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah, dan terus meluas sampai

2 National Geographic. 2020. Bagaimana Rasisme Bisa Terbentuk dan Bertahan di Masyarakat?
[online].
3 Liputan6. 2001. Dendam Laten di Bumi Borneo [online].
4 ibid.

8 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Sejumlah mobil dibakar massa saat kerusuhan yang terjadi di Kota Ambon (11/09/ 2011).
(sumber: beritasatu)

ke Palangkaraya, bahkan ke seantero Kalimantan Tengah. Konflik Sampit dipicu oleh


kematian seorang warga Dayak yang diduga dibunuh oleh warga Madura. Warga
Dayak yang tidak terima akan hal itu mulai mencari pelaku dan melampiaskan amarah
mereka dengan membakar beberapa rumah dan kendaraan milik warga Madura.
Pengusutan pembunuhan warga Dayak yang dianggap sangat lambat membuat
terjadinya eskalasi konflik. Warga Dayak yang marah akhirnya menyerang rumah
warga Madura, dengan alasan balas dendam, yang mengakibatkan empat orang
tewas. Hal ini yang akhirnya membuat konflik semakin memanas. Pembunuhan
terus terjadi dengan alasan motif balas dendam dan rasa tidak terima dari kedua
belah pihak. Sampai konflik benar-benar berakhir, diperkirakan jumlah korban yang
tewas sekitar 500-1.300 jiwa dan sebagian besar merupakan orang Madura5.

Konflik-konflik antar suku Dayak dan Madura di Kalimantan sudah sangat sering
terjadi. Sebagian besar alasan terjadinya konflik adalah karena pertikaian kecil
yang pada akhirnya mengorbankan nyawa. Selain itu, perbedaan karakter dari suku
Dayak dan suku Madura juga menjadi alasan mengapa konflik antar suku ini terus
terjadi. Masyarakat suku Dayak merasa terganggu dengan sikap dari masyarakat
Madura yang dianggap sebagai pendatang dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan suku Dayak6. Namun konflik-konflik ini akhirnya dapat diselesaikan
setelah berbagai upaya dan pendekatan damai dilakukan. Pemerintah terus berupaya
melakukan mediasi dan dialog atau musyawarah antar suku untuk meminimalisir
kesalahpahaman dan menumbuhkan rasa toleransi antar suku. Selain itu pemerintah
juga membantu memfasilitasi perjanjian damai antara kedua suku tersebut agar
kerusuhan tidak terulang kembali.

5 Tirtoid. 2001. Provokasi Elit Berujung Pembantaian Sampit. [online]


6 Sumaya, Faraz. Identitas dalam Konflik di Kalimantan Barat (Sebuah Pemetaan Konflik).
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik.

9 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Konflik
antar suku di Tahun Korban Penyebab konflik Penyelesaian
Indonesia
Konflik ini dapat diselesaikan
setelah beragam upaya
Pertikaian antara dialog, musyawarah dan
Konflik suku mufakat antar warga
pemuda Dayak dan
Dayak dan 200 diselenggarakan. Pemerintah
1996- Pemuda Madura
Madura di orang daerah juga berupaya untuk
1997 pada acara hiburan,
Kalimantan tewas yang berujung pada membangun toleransi antar
Barat kerusuhan antar suku masyarakat agar tidak terjadi
kembali kesalahpahaman
yang merugikan.

Penyelesaian konflik
Adanya dugaan
dilakukan dengan melakukan
265 penganiayaan yang
beberapa pertemuan
Konflik suku orang dilakukan warga Madura
musyawarah damai,
Melayu, tewas pada warga Melayu.
dan mufakat dengan
Dayak, dan Warga Dayak ikut
38 luka mengumpulkan beberapa
Madura di 1999 meramaikan kerusuhan
berat karena rasa tidak suka
pihak perwakilan dari tiap
Kalimantan dan 9 mereka terhadap warga
etnis masyarakat dan tokoh
Barat luka beragama lalu berdialog
Madura yang dianggap
ringan mengenai solusi menciptakan
sebagai pendatang yang
kedamaian dan keamanan di
tidak mempunyai etika.
Kalimantan.
Konflik ini terjadi karena Konflik ini dapat selesai
terdapat warga Dayak dengan upaya-upaya
yang diduga dibunuh mediasi dan musyawarah
Konflik suku oleh warga Madura. yang terus dilakukan
500 – Karena tidak terima untuk menumbuhkan
Dayak dan
1.300 akan hal tersebut warga sifat toleransi antar suku.
Madura di 2001
korban Dayak melancarkan Jalan tersebut berhasil
Kalimantan aksi serangan balasan meminimalisir perpecahan
jiwa
Tengah yang berujung pada konflik berkelanjutan karena
kerusuhan yang terjadi timbulnya kesadaran dari
di seluruh Kalimantan kedua suku tersebut untuk
tengah. hidup dalam kedamaian.
Pertikaian antara
pemuda Muslim Bugis Penyelesaian konflik antar
dengan pemuda Kristen umat beragama di Ambon
dari Desa Mardika. dilakukan pemerintah dengan
Warga muslim yang menurunkan bantuan militer
tidak terima akhirnya dalam mencegah kerusuhan
Konflik menyerang desa menjadi semakin besar.
antar umat Mardika dan menyulut Namun hal ini tidak berhasil
beragama konflik antar umat karena keterlibatan dari
1999
islam dan beragama yang kelompok separatis yang
Kristen di berkepanjangan. Konflik membuat kerusuhan semakin
Ambon semakin memanas tidak terkendali. Pada
karena munculnya Front akhirnya kerusuhan ini dapat
Kedaulatan Maluku diselesaikan dengan perjanjian
yang memanfaatkan damai dan penyerahan senjata
kerusuhan tersebut tajam serta bom rakitan pada
menjadi gerakan tahun 2016.
separatisme.

10 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Konflik ini merupakan puncak
Penyelesaian konflik
dari konflik-konflik yang
Konflik Balinuraga terjadi dengan
sebelumnya sering terjadi
antar etnis upaya pemetaan konflik,
antara masyarakat Lampung
Lampung sosialisasi kepada
dan Bali.akar permasalahan
masyarakat yang bertikai,
dan Bali dari konflik yang terjadi pada
mediasi, melakukan dengar
di desa 2012 tahun 2012 karena adanya
pendapat, dan membuat
Balinuraga pertikaian pemuda-pemudi
perjanjian perdamaian yang
dan desa desa Balinuraga dan Desa
dihadiri dan disusun oleh
Agom, Balinuraga dan Desa Agom
perwakilan dari masing-
Lampung yang akhirnya memicu
masing etnis dan pihak
kerusuhan antara warga
perantara.
lampung dan Bali.

Selain itu, pada tahun 1999 terjadi kerusuhan antara agama Islam dan Kristen di
Ambon. Konflik ini terjadi karena adanya pertikaian antara pemuda Muslim Bugis dan
pemuda Kristen dari Desa Mardika. Warga muslim yang tidak terima karena pertikaian
ini akhirnya menyerang Desa Mardika dengan membakar ratusan rumah warga
dan juga sebuah gereja. Tidak terima karena gereja mereka dibakar, warga kristen
pun melancarkan serangan balasan pada warga muslim. Konflik ini terus berlanjut
karena amarah dari kedua belah pihak yang akhirnya menyulut konflik SARA (Suku,
Agama, Ras, dan Antargolongan) dan memporak porandakan Ambon. Pemerintah
terus berupaya untuk meredakan kerusuhan yang terjadi di Ambon, namun karena
eskalasi konflik yang terus berlanjut tanpa adanya itikad baik dari kedua belah pihak
yang bertikai, pemerintah pun angkat tangan. Pada saat konflik memanas, muncul
organisasi yang bernama Front Kedaulatan Maluku yang merupakan warisan dari
RMS (Republik Maluku Selatan). Kemunculan organisasi ini membuat kerusuhan
yang terjadi semakin memburuk karena adanya provokasi separatisme. Selain itu,
banyak pihak yang menunggangi konflik ini untuk kepentingan mereka dan membuat
kerusuhan semakin sulit dikendalikan. Pada akhirnya konflik antar agama di Ambon
dapat diselesaikan dengan perjanjian damai dan penyerahan senjata tajam serta
bom rakitan pada tahun 20167.

Pada tahun 2012 terjadi kerusuhan di Lampung antar etnis Lampung dan Bali di Desa
Balinuraga dan Desa Agom. Konflik yang terjadi antar etnis ini sebenarnya sudah
berlangsung cukup lama, dengan adanya pertikaian-pertikaian antar etnis tersebut.
Namun kerusuhan yang terjadi pada 2012 merupakan puncak dari perselisihan
yang terus terjadi antara etnis Lampung dan etnis Bali. Kerusuhan ini berakar dari
pertikaian pemuda-pemudi Desa Balinuraga dan Desa Agom yang sebenarnya dapat
diselesaikan secara kekeluargaan. Namun karena adanya akumulasi dari konflik-
konflik sebelumnya, akhirnya terjadi kekerasan antar desa di Lampung Selatan
tersebut. Konflik antara etnis Lampung dan Bali ini akhirnya dapat diselesaikan
dengan berbagai upaya seperti pemetaan konflik, sosialisasi kepada masyarakat
yang bertikai, mediasi, melakukan dengar pendapat, dan membuat perjanjian

7 Ferranda, Ellen. Sejarah Perang Ambon 1999 Secara Singkat dan Lengkap. [online]

11 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Sejumlah mobil dibakar massa saat kerusuhan yang terjadi di Kota Ambon,11 September 2011.
(sumber : Antara)
perdamaian8.

Kerusuhan-kerusuhan yang terjadi dari berbagai macam suku, etnis, dan agama
merupakan akibat dari pelembagaan rasisme dan juga pembiaran atas isu-isu
rasisme yang semakin berkembang di Indonesia. Penyelesaian konflik yang
dilakukan oleh pemerintah lebih mengutamakan dialog terbuka, pertemuan antar
tokoh adat, ataupun musyawarah untuk menyelesaikan konflik antar suku maupun
agama. Meskipun pendekatan ini memang dapat meredam konflik yang terjadi
namun tidak bisa sepenuhnya menghilangkan isu rasisme yang sudah berakar di
dalam masyarakat.

Konflik-konflik antar suku yang terjadi di Indonesia merupakan bukti adanya


diskriminasi berdasarkan ras, suku, etnis, budaya maupun agama yang terjadi dalam
kelompok kecil minoritas yang berada dalam mayoritas. Namun meskipun konflik-
konflik ini berujung pada pembantaian dan pembunuhan banyak nyawa, konflik ini
dapat diselesaikan dengan jalan damai dan pendekatan resolusi konflik. Tidak ada
suku ataupun etnis yang mengaitkan isu tersebut pada separatisme atau menjadikan
hal tersebut sebagai alasan memisahkan diri dari Indonesia. Lain halnya dengan isu
rasisme yang dialami oleh orang Papua.

Isu rasisme Papua sudah banyak ditunggangi oleh pihak-pihak yang menginginkan
kemerdekaan Papua. Untuk itu rasisme yang diangkat oleh aktivis separatis memang tidak
murni untuk membela perjuangan masyarakat Papua, melainkan untuk melancarkan agenda
pemisahan diri Papua dari Indonesia. Rasisme Papua dapat diselesaikan dengan upaya-
upaya damai jika memang tidak ada agenda separatis yang menunggangi isu tersebut.
Rasisme tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk meminta kemerdekaan karena semboyan
Bhineka Tunggal Ika yang dianut oleh Indonesia yang menekankan pada keragaman dalam
kesatuan. Papua merupakan bagian dari Indonesia, dan hal itu mutlak tidak dapat dipungkiri
lagi.

8 Utami, Anisa.2014. Resolusi Konflik Antar etnis Kabupaten Lampung Selatan (Studi Kasus:
Konflik Suku Bali Desa Balinuraga dan Suku Lampung Desa Agom Kabupaten Lampung
Selatan. Universitas Diponegoro.

12 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Upaya Isu rasisme yang terjadi pada masyarakat Papua saat ini
dijadikan sebuah peluang bagi kelompok-kelompok tertentu

pemanfaatan di Papua sebagai salah satu cara untuk meneriakkan


referendum kepada pemerintah Indonesia. Aksi demo yang

isu rasisme terjadi di Papua, setelah kasus rasisme mahasiswa Papua


di Surabaya, pada Agustus sampai September 2019 diduga

di Papua didalangi oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan


juga United Liberation Movement for West Papua (ULMWP)

oleh aktivis yang memanfaatkan mahasiswa yang menuntut ilmu di


luar pulau Papua untuk kembali ke Papua dan melakukan

separatisme demo (mahasiswa eksodus) yang berakhir ricuh9. Demo-


demo yang melibatkan ribuan warga dan mahasiswa yang
menuntut diskriminasi rasial dinodai oleh beberapa pihak untuk melancarkan agenda
pribadi mereka. Para aktivis separatis membakar semangat warga dengan dalih sebagai
aksi solidaritas sesama masyarakat Papua yang mengalami tindakan diskriminasi.
Namun mirisnya, dibalik itu para aktivis separatisme menyelipkan agenda referendum
dalam setiap aksi demo yang terjadi di Papua. Organisasi-organisasi separatisme
juga terus memprovokasi masa agar melakukan berbagai aksi protes menuntut
kemerdekaan rakyat Papua dengan berkedok aksi menuntut rasisme. Aksi ini tentunya
memberikan banyak dampak negatif bagi masyarakat Papua. Banyak korban jiwa yang
berjatuhan akibat rentetan aksi rusuh yang terjadi di Papua, serta kerugian materiil
yang dialami karena pembakaran gedung-gedung yang dilakukan oleh provokator

Berbagai organisasi pembela kemerdekaan Papua seperti ULMWP menjadikan


isu rasisme Surabaya sebagai peluang untuk mengangkat isu tersebut ke kancah
Internasional dengan munculnya banyak gerakan untuk membebaskan papua dari
Indonesia. ULMWP pun meminta bantuan dari negara Melanesia lainnya seperti
Vanuatu, Solomon, dan Fiji untuk membantu dalam mendukung pemisahan diri
Papua Barat dari Indonesia. Mereka terus mendesak PBB untuk ikut mengambil

9 Detiknews. 2019. Polri: 733 Mahasiswa Eksodus Diperiksa, Dimanfaatkan KNPB untuk Rusuh
Jayapura. [online]

Sejumlah pendemo berdemonstrasi mengecam peristiwa pengepungan asrama mahasiswa Papua


di Surabaya (19/9/19) ( sumber: kompas )

13 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
andil dalam penyelesaian isu rasisme di Papua dan mendorong untuk pemberian
hak penentuan nasib sendiri bagi masyarakat Papua.

Kasus rasisme yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 Agustus


2019, menjadi pemicu dari munculnya rangkaian protes atas rasialisme yang terjadi
di Indonesia. Pada 19 Agustus sampai 30 September 2019 masyarakat Papua
di Jayapura, Sorong dan Manokwari turun ke jalan dan melakukan aksi protes
menuntut penghapusan segala bentuk diskriminasi yang dialami oleh mahasiswa
Papua. Peristiwa ini pula yang menjadi pemicu terjadinya aksi protes yang sebagian
didalangi oleh aktivis separatisme Papua. Protes yang lebih dikenal dengan gerakan
melawan, menjadi momentum bagi orang Papua dalam menuntut diskriminasi yang
sudah lama terjadi pada masyarakat Papua serta menuntut adanya referendum bagi
orang Papua. Hal ini didukung dengan adanya pengibaran bendera separatis yang
sering disebut Bendera separatis yang disebut Bendera Bintang Kejora di beberapa
tempat pada saat protes berlangsung, yang mengindikasikan adanya gerakan
menuntut Papua merdeka.

Berawal dari konsep “one people one soul” yang dipromosikan Regenvanu, pemimpin
partai oposisi Vanuatu, jika semua Melanesia tidak merdeka maka Vanuatu tak
merdeka, yang ikut dipolitisasi oleh separatis Papua, warga Papua Barat yang
mendukung pemisahan diri dengan Indonesia menganggap mereka merupakan
bagian dari bangsa Melanesia dan tidak menganggap diri mereka sebagai bagian
dari bangsa Indonesia. Mereka menggunakan klaim ini sebagai kunci utama identitas
politik mereka10. Padahal ada 13 juta penduduk Indonesia yang juga memiliki ras
Melanesia yang tersebar di dua pulau yakni Maluku dan Nusa Tenggara. Terlebih
lagi mereka terus menekankan pada wacana rasial sebagai isu utama dari keinginan
untuk referendum. Separatis Papua menganggap kontrol pemerintah Indonesia atas
teritori mereka tidak sah dan merupakan hasil dari aneksasi illegal, serta keputusan
yang diambil tidak melibatkan suara orang Papua sama sekali.

Selain itu, kasus pembunuhan orang kulit hitam Amerika, George Floyd, oleh Polisi di
Amerika juga dikaitkan pada rasisme yang terjadi di Papua dengan tagar Papuan Lives
Matter. Para aktivis separatis memanfaatkan momen tersebut untuk mengangkat isu
rasisme yang dialami orang Papua pada dunia. Mereka mengharapkan agar semakin
banyak orang sadar dan peduli atas banyaknya kejadian rasis yang dialami oleh
orang Papua, dan untuk mendapatkan dukungan banyak pihak. Padahal isu rasisme
yang terjadi pada orang kulit hitam di Amerika berbeda dengan isu rasisme yang
terjadi di Indonesia. Sejarah perjuangan orang kulit hitam Amerika sejak awal adalah
untuk menghapuskan perbudakan dan memperoleh kebebasan sebagai individu,
yang kemudian berganti menjadi perjuangan dalam menuntut kesamaan hak dan
penghapusan segregasi dan represi dari orang kulit putih karena adanya rasisme

10 Kirsch, Stuart. 2007. Representations of violence, conflict, and displacement in West Papua. dalam
Dynamics of Conflict and Displacement in Papua, Indonesia. Refugees Studies Center. Oxford
University.

14 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
sistemik oleh aparat kepada orang kulit hitam. Sementara perjuangan orang Papua
sejak awal adalah menuntut untuk adanya hak penentuan nasib sendiri, didukung
dengan adanya isu rasisme sebagai salah satu alasan untuk memisahkan diri.

Meskipun Indonesia dinilai kurang tanggap dalam menyelesaikan masalah rasisme


di dalam negeri khususnya di Papua, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya
dan pendekatan dalam meredam konflik rasisme. Seperti halnya yang dilakukan
pemerintah Jawa Timur yang diwakilkan oleh Gubernur Jawa Timur yakni, Khofifah
Indar Parawansa kepada mahasiswa Papua pada 19 Agustus 2019 dengan meminta
maaf atas tindakan rasisme yang terjadi, mengadakan dialog yang mengundang
para mahasiswa Papua, dan mendengar pendapat untuk menemukan solusi atas
permasalahan rasialisme yang terjadi11.

Namun karena konflik rasisme papua selalu disetir oleh kelompok tertentu menjadi
isu separatisme, upaya penyelesaian konflik yang diinginkan oleh aktivis separatis
Papua hanya terpaku pada referendum, sehingga pendekatan atau upaya-
upaya penyelesaian konflik rasisme yang dilakukan pemerintah tidak akan bisa
diimplementasikan secara baik. Padahal, isu rasisme dan separatisme merupakan dua
hal yang berbeda. Penyelesaian konflik rasisme membutuhkan pendekatan yang humanis
untuk memberikan dan menjamin perlindungan terhadap kelompok yang mengalami tindakan
rasialisme. Sementara penyelesaian konflik untuk isu separatisme menggunakan pendekatan
politis dimana berhubungan dengan kedaulatan negara.

Aksi protes karena rasisme di Surabaya yang berakhir rusuh terjadi karena ditunggangi oleh
separatisme. Permasalahan mengenai rasisme di Surabaya sebenarnya bisa diselesaikan
dengan baik jika memang tidak ada kepentingan lain yang menunggangi isu rasisme tersebut.
Namun, akibat adanya provokasi yang terus dilakukan oleh aktivis separatis yang berusaha
memanaskan isu rasisme di Surabaya akhirnya terjadilah kerusuhan-kerusuhan di Papua.

11 Kompas. 2019. Gubernur Jawa Timur Khofifah Minta Maaf, Situasi Manokwari dan Papua
Diharapkan Kondusif. [online]

15 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
B. Tragedi Berdarah Rusuh
Wamena dan Jayapura

Rentetan aksi protes yang terjadi di beberapa kota besar di Papua pada bulan Agustus sampai
September 2019 merupakan buah dari kejadian rasialisme yang dialami mahasiswa Papua
di Surabaya. Namun terdapat dua kerusuhan yang disinyalir sengaja dilakukan tepat sehari
sebelum dilaksanakannya Sidang Umum PBB yang dilaksanakan pada 24 September 2019,
untuk memanaskan kembali isu rasisme Papua agar dapat dibahas dalam Sidang PBB. Kedua
kerusuhan ini terjadi di Wamena dan Jayapura dimana ribuan mahasiswa dan masyarakat
Papua turun ke jalan menggelar aksi protes menuntut diskriminasi rasial yang berakhir ricuh.
Aksi yang mulanya bertujuan untuk menuntut rasisme berujung pada perusakan gedung-
gedung, fasilitas publik, dan beberapa kendaraan, serta menuntut pemberian penentuan nasib
sendiri bagi masyarakat Papua. Banyak korban jiwa yang berjatuhan akibat dari aksi protes
ini, sebanyak 33 korban jiwa yang terdiri dari warga sipil, aparat keamanan, dan dokter, 29
orang non-Papua tewas terbakar, setidaknya 66 orang luka-luka, dan 8000 orang mengungsi
ke kantor polisi, kantor pemerintahan, dan gereja lokal di Wamena12. Beberapa aksi anarkis
ini didalangi oleh kelompok separatis Papua yakni ULMWP dan KNPB yang menggunakan
aksi protes tersebut untuk memasukkan agenda pribadi mereka13.

Insiden yang memicu terjadinya gelombang protes di Papua


Insiden bahkan di beberapa kota di Indonesia berawal dari pengepungan

Surabaya asrama mahasiswa Papua di Surabaya yang terjadi pada tanggal


16 Agustus 2019. Menurut Juru bicara Front Rakyat Indonesia
untuk West Papua (FRI-WP), kejadian pengepungan terjadi pada tanggal 16 agustus
2019 pada pukul empat sore yang dilakukan oleh aparat keamanan dan beberapa
organisasi masyarakat. Pengepungan ini terjadi karena adanya dugaan perusakan
bendera Indonesia yang dilakukan oleh mahasiswa yang berada di dalam asrama.
Pada saat itu mahasiswa yang berada di dalam asrama di lempari dan dimaki-maki
dengan ujaran rasis. Lalu keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus polisi membawa
43 mahasiswa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait perusakan bendera
merah putih14.

Menurut penuturan dari pihak kepolisian, pengepungan dilakukan setelah ada laporan

12 Kompas. 2019. 7 Fakta Baru Kerusuhan Wamena, 30 Orang Tewas hingga Dalang Kerusuhan
Ditangkap. [online]
13 Kompas. 2019. Fakta Polda Papua Tetapkan 13 Tersangka Kerusuhan Wamena, 3 DPO hingga
Diduga Terkait KNPB dan ULMWP. [online]
14 CNN. 2019. Kronologi Pengepungan Asrama Papua Surabaya Versi Mahasiswa.

16 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
dari berbagai ormas (Organisasi Masyarakat) mengenai perusakan dan pembuangan
bendera Indonesia ke selokan. Berbagai ormas mengepung asrama mahasiswa
tersebut, lalu aparat polisi meminta mahasiswa untuk keluar asrama namun mereka
menolak. Setelah gagal melakukan berbagai upaya persuasif untuk mengeluarkan
mahasiswa tersebut, akhirnya polisi menerobos masuk dengan membawa senjata.
Pada dini hari sebanyak 43 mahasiswa dibawa ke Polrestabes Surabaya untuk
dimintai keterangan. Mahasiswa tersebut kembali dilepaskan karena tidak ada bukti
kuat mereka melakukan perusakan terhadap bendera merah putih15.

Pemerintah telah menindaklanjuti kasus ini dengan menangkap dan memenjarakan


dua orang pelaku dengan tuduhan ujaran kebencian dan penyebaran hoaks16.
Selain itu upaya permintaan maaf terhadap rakyat papua juga telah disampaikan
oleh gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa atas rasisme yang terjadi di
Surabaya. Pemerintah Jawa Timur juga berinisiatif untuk melakukan dialog bersama
mahasiswa-mahasiswa Surabaya dalam upaya menumbuhkan rasa saling percaya
antara warga Jawa Timur dan Papua17. Permintaan maaf juga disampaikan oleh Wali
Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang mengajak sesama masyarakat untuk saling
mengasihi dan mengajak semua masyarakat agar tidak terpancing emosi dengan
melakukan tindakan anarkis yang hanya akan merugikan diri sendiri18.

Beberapa hari setelah peristiwa ini terjadi, muncul aksi protes di 23 kota Provinsi Papua
dan Papua Barat, 17 kota di Indonesia, dan 3 kota di luar negeri selama 19 Agustus
- 30 September 2019 atas perlakuan rasis yang dialami oleh para mahasiswa Papua
di Surabaya. Protes yang dikenal dengan gerakan Papua melawan ini merupakan
serangkaian panjang protes yang dilakukan dalam rangka menuntut dihapuskannya
diskriminasi rasial terhadap orang papua. Salah satu kata yang menyinggung banyak
masyarakat Papua adalah sebutan monyet yang ditujukan kepada mereka, untuk itu
banyak masyarakat papua yang marah atas makian rasis terhadap mereka.

Kerusuhan yang awalnya merupakan aksi protes terhadap tindakan rasisme


kini berubah menjadi aksi protes menuntut separatisme. Seperti yang telah dibahas
sebelumnya bahwa rasisme dan separatisme merupakan dua hal yang berbeda, kita
tidak bisa mencampuradukkan rasisme dengan separatisme. Separatisme memiliki
muatan politis, sementara rasisme tidak, untuk itu penyelesaiannya tidak serta merta
akan selesai dengan diberikannya referendum. Hal ini menunjukkan bahwa ada
beberapa pihak yang mendalangi aksi protes yang terjadi di Papua dengan sengaja
mencampuradukkan isu rasisme dengan separatisme demi kepentingan kelompok
separatis.

15 Tempo. 2019. Kronologi Insiden Asrama Mahasiswa Papua Surabaya Menurut Polisi.
16 Merdeka. 2019. Kasus Rasisme Mahasiswa Papua di Surabaya, Berkas Dua Tersangka Sudah di
Kejaksaan. [online]
17 Liputan6. 2019. Upaya Pemda Jawa Timur Meredam Gejolak Insiden Asrama Mahasiswa Papua.
[online]
18 Liputan6. 2019. Risma Minta Maaf soal Insiden Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya. [online]

17 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Suasana saat ratusan massa melakukan pembakaran sejumlah bangunan dan fasilitas publik di Wamena,
Kabupaten Jayawijaya, Papua (23/9/2019) ( sumber : CNN Indonesia)

Isu rasisme Surabaya yang seharusnya dapat diselesaikan dengan baik, akhirnya
malah menyebabkan terjadinya kerusuhan besar di tanah Papua. Hal ini merupakan
akibat dari isu rasisme yang ditunggangi oleh separatisme yang akhirnya membuat
isu ini semakin besar dan menimbulkan kerusakan yang besar pula. Kerusuhan yang
menjatuhkan korban jiwa ini dapat dihindari jika tidak ditunggangi oleh kepentingan
separatisme dan jika tidak adanya provokasi dari pihak-pihak yang memiliki
agendanya sendiri.

Sebulan setelah peristiwa rasisme di Surabaya pada 17 Agustus


Eksodus 2019, ratusan mahasiswa Papua meninggalkan kota tempat belajar

Mahasiswa mereka dan kembali ke kampung halaman untuk meneruskan studi di


Papua.Mahasiswa Papua menganggap eksodus mereka ke kampung
halamannya sebagai bagian dari solidaritas atas sesama mahasiswa Papua yang merantau.
Namun, terdapat beberapa pernyataan bahwa mahasiswa Papua ini diintimidasi oleh KNPB
untuk melakukan eksodus dan demo di Papua. Mahasiswa senior yang menjadi anggota KNPB
menghasut mahasiswa Papua lainnya untuk kembali ke Papua dengan cara memprovokasi
mereka19. KNPB menjadi dalang dibalik pemulangan ratusan mahasiswa papua ke kampung
halamannya. Selain itu, mahasiswa-mahasiswa Papua yang berada di seluruh kota
di indonesia juga melakukan aksi demonstrasi untuk menuntut tindakan rasialisme
yang dialami oleh mahasiswa Papua di Surabaya. Sayangnya beberapa aksi protes
damai mengutuk rasialisme dijadikan aksi protes menuntut referendum oleh beberapa
pihak.

19 Antara. 2019. Papua Terkini - KNPB diduga berada dibalik pemulangan mahasiswa Papua.
[oline]

18 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
30 orang “wakil” mahasiswa eksodus datangi kantor MRP, Selasa (sumber : jubi.co.id)
Menurut laporan, sebanyak lebih dari 800 mahasiswa telah kembali ke kampung
halamannya20. Kepulangan para mahasiswa ini sejalan dengan isi maklumat Majelis
Rakyat Papua (MRP) yang dikeluarkan pada 23 Agustus 2019 yang berisi menyerukan
kepada mahasiswa Papua, bila tidak ada jaminan keamanan dan kenyamanan dari
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan aparat TNI/Polri di setiap
kota studi, maka diserukan, para mahasiswa untuk dapat kembali melanjutkan dan
menyelesaikan studinya di Tanah Papua21.

Eksodus yang dilakukan mahasiswa Papua ini sebenarnya hanya akan menyulitkan
pemerintah daerah dan para mahasiswa itu sendiri. Upaya untuk melanjutkan studi di
kampung halaman sendiri tidak akan semudah berbicara. Pemerintah akan kesulitan
untuk mendistribusikan mahasiswa ke universitas-universitas yang ada di Papua
karena semua universitas di Papua pun telah melebihi kapasitas yang seharusnya.
Tindakan eksodus ini hanya akan merugikan mahasiswa itu sendiri. Seharusnya
mahasiswa ini mempertimbangkan jerih payah dan kesulitan yang telah mereka lalui
dalam mencari ilmu di perantauan untuk memutuskan eksodus tersebut.

Mahasiswa Papua yang tergabung dalam solidaritas ikatan mahasiswa se tanah-


Papua (Imasepa) mengadakan aksi unjuk rasa damai di depan gedung sate
Bandung pada 18 Agustus 2019. Selain itu, aksi unjuk rasa juga terjadi di Medan

20 BBC. 2019. Eksodus mahasiswa Papua: ‘Kosongkan Pulau Jawa’ tapi ‘pusing mau ditaruh di mana’
[online]
21 Ibid.
Ratusan mahasiswa eksodus mendatangi kantor Majelis Rakyat Papua (MRP). (sumber : jernih.co)

19 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
pada 19 Agustus 2019 melibatkan puluhan mahasiswa asal Papua. Mahasiswa yang
melakukan aksi protes mengenakan pakaian dan atribut Bintang Kejora, bahkan
mereka juga menyanyikan lagu Papua bukan Merah Putih di depan gedung DPRD
Sumut22. Lalu pada 22 Agustus 2019 mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi
Mahasiswa Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme, dan Militerisme melakukan
unjuk rasa di depan Istana Merdeka23. Unjuk rasa ini dilakukan untuk mengecam
dan menyatakan sikap atas diskriminasi rasial yang menimpa mahasiswa Papua
di Surabaya dan Malang, dan menuntut permintaan maaf dari Kapolda Jawa Timur
kepada mahasiswa Papua yang menjadi korban.

Aksi yang ditujukan untuk mengakhiri diskriminasi mahasiswa Papua ini menjadi aksi
unjuk rasa menuntut referendum. Para mahasiswa menuntut adanya referendum
sebagai cara yang paling tepat untuk mengakhiri tindakan diskriminasi rasial dan
pelanggaran HAM terhadap masyarakat Papua. Mereka beranggapan bahwa
cara paling demokratis yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia adalah dengan
memberikan mereka kebebasan untuk menentukan nasib sendiri.

Aksi Demo Tolak Tindakan Rasisme yang diikuti sekitar 130 orang itu dimulai dengan berjalan kaki dari
Asrama Mahasiswa Papua Kemasan Jogja menuju Titik Nol Kilometer (20/8/2019). (sumber: tirto.id)

Aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat Papua yang terjadi di beberapa kota
di Indonesia merupakan respon terhadap peristiwa yang terjadi di Surabaya. Aksi
protes sangat wajar terjadi untuk menunjukkan bahwa ada yang salah dengan apa
yang terjadi saat itu di Indonesia khususnya terkait isu rasisme Papua. Namun
yang menjadi tidak wajar adalah tuntutan pemberian referendum bagi Papua yang
sebenarnya tidak akan menyelesaikan masalah rasisme. Sangat disayangkan

22 CNN. 2019. Gelombang Demo Mahasiswa Papua Menjalar ke Bandung dan Medan. [online]
23 BBC. 2019. Unjuk Rasa Papua di Jakarta : ‘Tangkap dan adili aktor intelektual pengepungan
asrama’. [online]

20 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
bahwa aksi-aksi protes ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk kepentingan
masing-masing. Aksi protes menuntut penghapusan diskriminasi rasial dijadikan
sebagai kesempatan untuk menuntut pemisahan diri, padahal kedua hal tersebut
membutuhkan penyelesaian yang berbeda.

Kerusuhan Terdapat dua peristiwa kerusuhan yang terjadi di Jayapura


pada Agustus dan September 2019. Kedua peristiwa kerusuhan

Jayapura 29 di Jayapura yang pertama didalangi oleh KNPB dan yang


kedua oleh mahasiswa eksodus yang kembali ke Papua

Agustus dan yang dimanfaatkan oleh KNPB24 untuk merencanakan aksi


demonstrasi. Peristiwa kerusuhan pertama terjadi pada 29

23 September Agustus 2019. Ribuan masyarakat Papua turun ke jalan sebagai


aksi protes atas kekerasan dan diskriminasi rasial yang terjadi

2019 pada mahasiswa di Surabaya. Kerusuhan ini berlangsung ricuh,


masyarakat mulai membakar beberapa gedung, kantor Majelis
Rakyat Papua di Abepura dibakar, selain itu warga juga ikut membakar tower telekomunikasi
nirkabel milik PT. Telkom di Jayapura25. Massa kerusuhan ini berhasil menduduki kantor
Gubernur dan mengganti bendera Merah Putih menjadi bendera Bintang Kejora di kantor
Gubernur pada saat kerusuhan terjadi26. Aktivis separatis KNPB, Steven Itlay, berperan
dalam memobilisasi massa dari Sentani dan memberikan instruksi yang disampaikan
oleh ketua KNPB, Agus Kossay, kepada seluruh anggota KNPB27. Lalu, Buchtar
Tabuni, wakil Ketua ULMWP berperan dalam penghasutan massa untuk melakukan
aksi rusuh di Jayapura pada 29 Agustus 201928.

Kerusuhan ini mengakibatkan aktivitas ekonomi lumpuh, serta aktivitas warga di


Jayapura ditutup selama kericuhan terjadi. Toko-toko milik warga, perkantoran,
bahkan mal ditutup semenjak kerusuhan dimulai29. Massa aksi demonstrasi ini terus
membakar gedung perkantoran, ruko, dan kendaraan yang mereka lewati. Selain itu
karena aksi protes berakhir ricuh hal ini menimbulkan ketakutan pada warga untuk
keluar rumah dan menjalankan aktivitas sehari-hari meskipun kerusuhan sudah
berakhir. Kerusuhan ini menyebabkan banyak kerugian materil dan psikis bagi warga
yang bermukim di Jayapura. Selain itu, kerusuhan ini juga mengakibatkan 4 warga
sipil tewas

Kerusuhan kedua terjadi di Expo Waena, kota Jayapura pada 23 September 2019.
Kerusuhan ini terjadi antara mahasiswa Papua dan aparat keamanan setempat. Awal

24 Detik news. 2019. Ketua KNPB Ditangkap Terkait Kerusuhan di Jayapura. [online]
25 Tribun. 2019. TERKINI Kerusuhan di Jayapura Papua: Kronologi Kerusuhan hingga Wiranto
Tanggapi Tuntutan Referendum. [online]
26 Koman, Veronika. 2019. (Twitter)
27 Kompas. 2019. Ditangkap, Ini Peran Ketua KNPB Mimika Steven Itlay dalam Kerusuhan [online]
Jayapura
28 Berita Satu. 2019. Polisi akan Bongkar Peran Buchtar Tabuni di Kerusuhan Papua. [online]
29 BBC. 2019. Jayapura rusuh, diwarnai aksi pembakaran dan penjarahan: ‘Ada yang mau
mengacaukan Papua’ kata Wiranto. [online]

21 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Kerusuhan dan pembakaran gedung di Waena Expo 23/09/19 (sumber: Antara)

mula kerusuhan ini karena ada mahasiswa eksodus yang menduduki Universitas
Cendrawasih (Uncen) kemudian mendirikan posko disana. Posko ini dicurigai sebagai
tempat aksi provokasi dan propaganda. Eksodus mahasiswa ini merupakan hasutan
dari KNPB untuk membuat kericuhan di tanah Papua30. Mahasiswa eksodus yang
sebagian diduga berkaitan erat dengan KNPB, dimanfaatkan untuk memanaskan
kembali isu rasisme Papua. Pihak kampus dan mahasiswa Uncen akhirnya melapor
pada kapolri setempat. Setelah dilakukan negosiasi antara mahasiswa Papua, pihak
kampus, dan aparat akhirnya mereka setuju untuk dipindahkan ke Expo dengan
kendaraan TNI dan Polri.

Tidak lama setelah itu, kerusuhan terjadi dan bentrokan antara mahasiswa dan aparat
tidak bisa dihindarkan. Menurut keterangan Polisi mengatakan petugasnya diserang
oleh sekelompok massa yang diduga adalah KNPB31. Kerusuhan di Expo Waena
mengakibatkan 3 orang, diduga mahasiswa, tewas, dan 20 orang luka-luka32. Selain
itu terdapat 1 orang TNI tewas, dan 6 anggota Brimob luka-luka karena bacokan. Polri
akhirnya mengamankan 318 mahasiswa yang diduga sebagai provokator kerusuhan
tersebut33.

Kerusuhan yang terjadi di Waena diduga didalangi oleh ULMWP dan KNPB yang
memanfaatkan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) eksodus untuk melakukan tindakan
anarkis, dan melakukan penyerangan terhadap aparat TNI dan Polri di Expo Waena34.
Polisi telah menangkap Ferry Kombo, mantan Ketua BEM Uncen dan menetapkannya
sebagai tersangka kerusuhan Waena. Ferry berperan untuk menggerakkan beberapa
tokoh yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua dan mengerahkan massa

30 Antara. 2019. Papua Terkini - KNPB diduga berada di balik pemulangan mahasiswa Papua. [onlie]
31 Tirtoid. 2019. Polri Klaim Kerusuhan di Wamena dan Waena Libatkan KNPB. [online]
32 CNBC. 2019. Jayapura Rusuh, 3 Mahasiswa Tewas. [online].
33 Suara. 2019. Rusuh di Waena Papua, 733 Mahasiswa Ditangkap Polisi. [online]
34 Santoso, Aubrey. 2019. Polri: 733 Mahasiswa Eksodus Diperiksa, Dimanfaatkan KNPB untuk
Rusuh Jayapura. Detiknews. [online]

22 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Aksi massa membakar gedung Bea Cukai Papua pada kerusuhan Jayapura 29/08/19
(sumber: pojok satu)
yang terlibat kerusuhan di Papua35. Ferry Kombo terhubung dengan jaringan dalam
dan luar negeri yakni KNPB dan ULMWP. Selain Ferry Kombo, Polisi juga menangkap
Alex Gobay yang menjadi dalang kerusuhan dan penggerak mahasiswa-mahasiswa
junior untuk turun dalam aksi protes36.

Setelah peristiwa eksodus mahasiswa di Papua, banyak mahasiswa eksodus yang


menyesal telah melakukan eksodus dan demo di Papua karena hanya merugikan diri
mereka sendiri. Para mahasiswa ini dijanjikan peluang belajar yang sama dengan yang
mereka dapat di perantauan oleh aktivis separatis, namun kenyataannya tidak seperti
itu37. Banyak mahasiswa yang akhirnya tidak bisa meneruskan kuliahnya setelah
kembali ke Papua. Beberapa perwakilan mahasiswa Papua yang berkuliah di Jawa
menyarankan teman-teman mahasiswa Papua lainnya yang telah kembali ke Papua
untuk kembali ke perantauan dan melanjutkan kuliahnya, mereka menyayangkan
jika teman-teman mahasiswa tidak dapat meneruskan kuliahnya hanya karena
eksodus38. Mereka juga menambahkan bahwa mereka, mewakili mahasiswa Papua
lainnya yang telah pulang ke Papua, mengatakan bahwa mereka merasa dibohongi
jika kembali nanti akan disediakan pendidikan dan sebagainya. Tapi ternyata semua
itu tidak tercapai sesuai janji yang disampaikan. Oleh karena itu mereka memotivasi
teman mahasiswa Papua untuk kembali melanjutkan pendidikannya di perantauan39.

35 Detiknews. 2019. Tangkap Ferry Kombo, Polisi Juga Kejar Aktor Intelektual Rusuh Papua Lainnya.
[online]
36 Detiknews. 2019. Polisi juga Tetapkan Alexander Gobay Tersangka Rusuh Papua. [online]
37 Saja, Hendo. Mahasiswa Papua Eksodus. [online]
38 Ibid.
39 Ibid.

23 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Selain itu terdapat kasus penyelewengan dana eksodus mahasiswa Papua yang
dilakukan oleh Direktur Perhimpunan Advokasi Kebijakan Hak Asasi Manusia (PAK-
HAM) Papua yakni Mathius Murib. Isu HAM terkait dengan eksodus mahasiswa ini
dijadikan sebagai peluang untuk mendapatkan uang oleh orang tidak bertanggung
jawab tersebut. Uang yang seharusnya membantu mahasiswa yang tidak bisa
melanjutkan kembali kuliahnya malah dipakai untuk kepentingan pribadi. Padahal
pemerintah telah menggelontorkan dana hibah untuk membantu kepulangan
mahasiswa ke Papua sebesar Rp. 1,6 miliar. Namun, dari anggaran yang diberikan
Pemerintah, Mathius hanya memberikan dana sekitar Rp. 369 juta kepada para
mahasiswa eksodus40. Tindakan korupsi ini tentunya sangat merugikan negara dan
juga para mahasiswa yang dijanjikan dana bantuan.

Kerusuhan yang terjadi pada 23 September 2019 di Kota


Kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya menimbulkan pertanyaan

Wamena 23 serta spekulasi mengenai dugaan kesengajaan di balik aksi


ini yang sengaja dilakukan oleh aktivis separatis.. Mengapa

September kerusuhan ini terjadi setelah kasus rasisme mahasiswa Papua


di Surabaya terjadi sebulan sebelumnya, tepatnya pada tanggal
2019 16 Agustus 2019? Dan mengapa kerusuhan ini terjadi sehari
sebelum digelar sidang PBB di New York yang diselenggarakan
pada 24 September 2019 seolah-olah hal ini memang sengaja dibuat agar konflik
rasisme Papua semakin memanas sehingga dapat diangkat dalam sidang PBB yang
akan terjadi?

Tragedi Wamena berdarah diduga terjadi karena adanya berita mengenai seorang
guru yang menyebutkan kata yang mengandung unsur rasis kepada muridnya pada
tanggal 18 September 2019. Kasus kesalahpahaman antara guru dan murid ini sudah
ditangani oleh sekolah dan keluarga murid secara damai dan kekeluargaan. Seluruh
tindakan yang akan menyebabkan kesalahpahaman sudah diluruskan pada saat itu
dengan mengundang guru dan keluarga murid tersebut41. Namun warga dan siswa
yang terlanjur termakan berita hoax menyerang sekolah dan akhirnya menyebar ke
penjuru kota42.

Persoalan ini sebenarnya sudah selesai dengan permintaan maaf dari sang guru,
namun karena ada pihak yang ingin memanfaatkan keadaan, isu rasisme yang
sebenarnya sudah diselesaikan dengan baik diangkat dan disebarluaskan. Akibatnya,
siswa dan masyarakat yang terlanjur murka karena adanya berita mengenai ujaran
rasis tersebut mendatangi sekolah. Sebanyak kurang lebih 200 orang turut serta

40 Nusantara. 2019. Mathius Murib Ditetapkan Tersangka Kasus Korupsi Dana Mahasiswa Eksodus.
[online]
41 Komnasham. 2019. Komnas HAM : Peristiwa Wamena adalah Tragedi Kemanusiaan. [online]
42 Tempo.2019. Salah Paham antara Kata Keras dan Kera di Kerusuhan Wamena.

24 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Pelajar menggelar aksi unjuk rasa di Wamena 23/09/19 Massa membakar ban saat kerusuhan di pintu masuk Jl.
(sumber: Papua inews) Trikora Wosi Manokwari (19/8/2019). (sumber: Antara Foto)

dalam aksi solidaritas tersebut, tetapi di sepanjang jalan menuju sekolah masa terus
berdatangan dan menimbulkan kericuhan di beberapa titik.

Aksi pelemparan batu, pembakaran rumah warga dan kantor-kantor pemerintahan


pun tidak bisa dihindarkan. Sebanyak 33 orang tewas, korban luka 53 orang,
sebanyak 530 bangunan milik masyarakat rusak dan terbakar, 238 unit kendaraan
rusak dan 17 unit gedung milik pemerintah dibakar termasuk didalamnya kantor
bupati, dan kantor PLN43. Selain itu kerusuhan ini juga membuat aktivitas bandara
Wamena dihentikan sementara44.

Kerusuhan ini juga mengakibatkan 5.000 warga mengungsi di 4 titik pengungsian.


Kebanyakan korban yang tewas merupakan masyarakat pendatang di Papua,
beberapa korban yang tewas karena terjebak dalam ruko-ruko yang dibakar oleh
pendemo45. Banyak warga sipil tidak bersalah yang meregang nyawa karena
kerusuhan ini, beberapa saksi mata mengatakan bahwa para perusuh melemparkan
panah dan juga parang kepada warga pendatang yang tinggal di Wamena. Saat
kerusuhan terjadi suasana sangat mencekam, banyak orang berlarian menyelamatkan
diri dari amukan massa.

Komnas HAM menilai bahwa kerusuhan yang terjadi di Wamena tidak terlepas
dari kasus rasisme yang dialami oleh mahasiswa Papua di Surabaya. Terlebih saat
itu kondisi di Papua masih sangat sensitif karena protes gerakan Papua melawan
pada Agustus 2019. Sehingga ujaran yang dikeluarkan oleh guru tersebut dianggap
sebagai penghinaan rasis terhadap siswa Papua. Kasus yang sudah diselesaikan
dengan cara kekeluargaan kini menjadi kasus yang merugikan banyak warga tidak
bersalah. KNPB menjadi dalang yang memprovokasi aksi ini menjadi semakin ricuh
dengan turun ke jalan menyamar menjadi anak SMA, dana melakukan aksi-aksi
anarkis.

43 Kompas. 2019. Ini Daftar Kerusakan Akibat Kerusuhan di Wamena Papua. [online]
44 BBC. 2019. Wamena: Dua bulan sejak kerusuhan, trauma dan rasa ‘was-was’ masih menghantui
warga. [online]
45 Detiknews . 2019. 23 Orang Tewas di Wamena, Sebagian Terjebak di Ruko yang Dibakar Pendemo

25 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
KNPB terbukti memprovokasi demo damai pada tanggal 19 dan 29 Agustus dan
merubah demo tersebut menjadi anarkis46. Sementara dalam kasus Wamena ini
KNPB diduga berusaha membuat kerusuhan semakin memanas untuk dibahas
dalam Sidang PBB yang akan diadakan pada tanggal 24 September 2019. Hal ini
didukung dengan upaya yang dilakukan Benny Wenda sebagai pemimpin ULMWP
untuk mendorong PBB membahas kerusuhan yang terjadi di Papua. Dalam Sidang
PBB yang ke-74 ini Benny Wenda berupaya untuk ikut masuk kedalam ruangan
acara bersama dengan delegasi dari Vanuatu. Namun hal ini tentu saja mendapat
larangan dari PBB sendiri karena peraturan ketat yang memang hanya mengizinkan
warga negara dan delegasi untuk masuk ke dalam Sidang Umum PBB47. Upaya
separatis dalam mempolitisasi isu rasisme untuk kepentingan mereka nyatanya
menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat. Rentetan kerusuhan yang terjadi di
Papua menyebabkan warga tidak bersalah menjadi korban jiwa. Seharusnya hal ini
dapat dihindari jika memang tidak ada provokasi-provokasi yang gencar disebarkan
oleh aktivis separatisme yang menggunakan isu rasisme sebagai peluang untuk
kembali menuntut kemerdekaan Papua.

Beberapa bangunan di Kota Wamena terbakar (23/9/2019) dalam aksi imbas dari dari kemarahan
mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
(sumber: Antara Foto)

46 Santoso, Audrey. 2019. Polri: Dalang Kerusuhan di Wamena Diduga Kelompok KNPB. Detiknews.
[online]
47 CNN. 2019. PBB Disebut Tolak Benny Wenda Masuk ke Sidang Majelis Umum. [online]

26 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
C. Sidang PBB

Sidang PBB Kerusuhan-kerusuhan yang didalangi oleh KNPB dan ULMWP


di Papua sebelum sidang PBB berlangsung dimaksudkan untuk

24 September menghangatkan isu rasisme di Papua agar dapat dibahas di


dalam Sidang PBB yang dilaksanakan pada 24 September

2019 2019 lalu48. Para aktivis separatis dengan sengaja membuat


kerusuhan di tanah Papua tepat sehari sebelum Sidang
PBB terjadi. Mereka menggunakan berita hoaks isu rasisme untuk memobilisasi massa
dan menciptakan kerusuhan yang tidak perlu. Dengan adanya kerusuhan yang terjadi
sehari sebelum sidang PBB dilaksanakan, akan mempermudah ULMWP dalam meminta
bantuan Vanuatu untuk membahas isu pelanggaran HAM yang terjadi di Papua saat itu.

Sidang PBB yang diadakan di New York, Amerika berlangsung dari tanggal 17
sampai dengan 30 September 2019. Para delegasi dari seluruh negara anggota
PBB akan mengadakan debat umum dari tanggal 24 sampai 27 September. Dalam
sidang ini beberapa negara yang bergabung dalam forum Pasifik menyampaikan
pidatonya tentang pelanggaran HAM yang terjadi di Papua, dan menekan PBB untuk
ikut menuntaskan persoalan tersebut.

Keterlibatan Vanuatu dan beberapa negara pasifik lainnya dalam membahas


isu pelanggaran HAM di Papua dinilai melanggar batas kedaulatan negara yang
tertanam dalam piagam PBB. Upaya Vanuatu dalam membahas isu Papua tentunya
tidak terlepas dari upaya mencari muka dihadapan dunia. Isu Papua yang memang
sangat menarik untuk diangkat menjadi ajang mendongkrak popularitas negara
Kepulauan Pasifik. Politisasi serta internasionalisasi isu Papua dapat memberikan
banyak keuntungan bagi Vanuatu baik di dalam maupun di luar negeri. Keberhasilan
Vanuatu dalam mengangkat isu Papua dalam Sidang PBB tentunya akan membawa
dampak positif bagi dukungan politik di dalam negeri, dan menaikkan popularitas
Vanuatu di kawasan Pasifik.

48 Surabaya Tribun. 2019. Cara Licik Benny Wenda Bawa Kerusuhan di Papua ke Rapat HAM PBB,
Kapolri: ULMWP & KNPB Dalang. [online]
Perdana menteri Vanuatu memberikan pidato pada sidang PBB 2019 (sumber: Reuters)

27 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Sebagian pidato PM Vanuatu terkait isu Papua, ia mengatakan bahwa “Pelanggaran
hak asasi manusia sedang terjadi di dunia saat ini. Vanuatu mengutuk keras
pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan terhadap penduduk asli Papua
Barat. Kami menyerukan agar sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa digunakan untuk
menemukan solusi atas pelanggaran hak asasi manusia ini. Oleh karena itu, resolusi
dari para pemimpin Forum Kepulauan Pasifik meminta Kantor Komisioner Tinggi
Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengunjungi provinsi Papua
Barat guna melakukan penilaian, didukung oleh bukti nyata, tentang situasi hak
asasi manusia. Vanuatu mendukung resolusi ini, dan menyerukan kepada Indonesia,
sebagai negara tetangga dan mitra di kawasan, untuk melakukan hal yang benar
dan bertindak secara bertanggung jawab dan mengesahkan misi semacam itu. Saya
ingin mengingat kembali prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
menegaskan kembali keyakinan kami pada hak asasi manusia yang fundamental,
martabat dan nilai pribadi manusia dan persamaan hak antara pria dan wanita serta
negara besar dan kecil49”

Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Eksternal Kepulauan Solomon juga


menyampaikan pesan terkait isu Pelanggaran HAM di Papua. Ia mengatakan
“Sehubungan dengan masalah Papua Barat, Kepulauan Solomon menyesuaikan diri
dengan posisi Pacific Islands Forum (PIF). Kepulauan Solomon menegaskan kembali
kedaulatan Indonesia atas Papua. Namun, tetap prihatin tentang eskalasi kekerasan
dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang terus dilaporkan di Papua Barat.
Kepulauan Solomon menyambut baik undangan Indonesia kepada Komisioner Tinggi
Hak Asasi Manusia PBB untuk mengunjungi dan melakukan penilaian independen
hak asasi manusia di Papua Barat. Kepulauan Solomon mendorong kedua belah
pihak untuk segera menyetujui tanggal kunjungan tersebut untuk memastikan bahwa
hasilnya dicapai secepat mungkin50”

Sidang Umum PBB (29/9/19) (sumber: papua.tribunnews.com )

49 UN. 2019. United Nation General Assembly 74th session: 10th Plenary Meeting. Un Docs.
United Nation.
50 Ibid.

28 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Selain Vanuatu dan Kepulauan Solomon, Perdana Menteri Tuvalu Minute Alapati
Taupo turut menyampaikan pidato singkat mengenai Papua sebagai berikut: “Demikian
pula, Perserikatan Bangsa-Bangsa harus terlibat dengan rakyat Papua Barat untuk
menemukan solusi abadi atas perjuangan mereka. Saya ingin mengucapkan terima
kasih dan menyambut undangan Indonesia untuk misi ke Papua Barat oleh Komisaris
Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia51”

Ketiga pidato yang disampaikan oleh delegasi dari perwakilan negara-negara forum
Pasifik menekankan pada penyelesaian pelanggaran HAM yang terjadi di Papua
Barat dan juga agar Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB untuk datang dan
melihat situasi terkini di Papua Barat. Hal ini mendapatkan respon yang berbeda-
beda dari beberapa pihak.

Delegasi Indonesia merespon terhadap pidato dari perdana Menteri Vanuatu


dengan menekankan pada dua poin. Pertama, piagam PBB mengajarkan untuk
selalu menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara lain. Ia menambahkan
bahwa ada salah satu negara yang terus menunjukkan dukungan terhadap kelompok
separatis yang telah memakan korban warga sipil yang tidak berdosa. Ia menyebut
hal itu dengan gerakan separatisme yang disponsori negara, yang tidak dibenarkan
oleh hukum Internasional dan piagam PBB.

Poin kedua, ia mengatakan bahwa indonesia perlu menginformasikan anggota-


anggota PBB untuk melihat motif di balik pernyataan dan tindakan dari negara
tersebut. Vanuatu ingin memberi kesan kepada dunia tentang kepeduliannya terhadap
masalah hak asasi manusia, sementara motif satu-satunya adalah mendukung
agenda separatisme. Vanuatu terus melakukan tindakan provokatif antara lain
dengan menganjurkan janji penentuan nasib sendiri yang tidak berdasar. Yang tidak
disadari Vanuatu adalah bahwa provokasinya telah menimbulkan harapan kosong
dan bahkan memicu konflik. Ini tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab.
Provokasi Vanuatu, telah mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang menjadi milik
sehari-hari masyarakat Indonesia. Ratusan rumah terbakar. Fasilitas umum hancur.
Yang terburuk dari semuanya - nyawa warga sipil tak berdosa juga tewas52.

Indonesia menganggap keterlibatan Vanuatu dalam isu Papua dan pembahasan di


sidang umum PBB sudah mengintervensi kedaulatan Indonesia. Selain itu Indonesia
menduga ada motif lain dibalik dukungan negara Kepulauan Pasifik terhadap isu
pelanggaran HAM di Papua. Melihat sejarah dukungan Vanuatu terhadap Papua
Barat semenjak lama adalah untuk mendukung kedaulatan Papua Barat. Oleh
karena itu dukungan dari negara Vanuatu terhadap masalah Papua terkesan
tidak murni untuk mendukung perjuangan rakyat Papua, namun dibalik itu semua
negara-negara Kepulauan Pasifik juga memanfaatkan isu Papua untuk kepentingan
negara mereka masing-masing. Pada akhirnya, kelompok separatis seperti ULMWP
bekerjasama dengan Vanuatu untuk internasionalisasi isu Papua demi uang dan

51 Ibid.
52 Human Rights Papua. 2019. International Debate on West Papua. [online]

29 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Delegasi Indonesia saat menggunakan hak jawabnya (Right of Reply) untuk menanggapi pernyataan
Vanuatu yang mengangkat isu Papua dalam perdebatan umum agenda Sidang Dewan HAM PBB ke-42
pada (17/09/19). (sumber: jpnn.com )

kekuasaan. Dengan gencarnya kampanye Papua merdeka yang mereka lakukan,


tidak memungkiri pasti akan mendapatkan dana bantuan dari pihak-pihak yang
mendukung kampanye mereka.

Upaya Vanuatu dalam mengangkat isu Papua ke kancah


Vanuatu dan internasional tentunya menimbulkan pertanyan tentang
mengapa negara kecil di Kepulauan Pasifik begitu menggebu-
Barter Politik gebu dalam memperjuangkan hak penentuan sendiri bagi
rakyat Papua. Apa yang sedang diperjuangkan oleh Vanuatu
ULMWP sehingga mencoba menyenggol isu kedaulatan negara lain
pada sidang PBB dan apa yang didapatkan oleh Vanuatu ketika berhasil membantu Papua
merdeka dari Indonesia?

Setelah Vanuatu mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1980, Perdana Menteri


pertamanya Walter Lini, mengatakan bahwa Vanuatu belum sepenuhnya merdeka
jika seluruh negara melanesia belum merdeka. Sentimen ini yang akhirnya menjadi
pencetus berdirinya Melanesian Spearhead Group (MSG). Kelompok ini didirikan
oleh para pemimpin Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Fiji, dan Front de
Liberation Nationale Kanak et Socialiste (FLNKS) . Fokus awal dari berdirinya MSG
adalah untuk memperjuangkan kedaulatan bagi orang Melanesia53.

Berdirinya MSG, semakin menguatkan keterlibatan dari negara melanesia dalam isu
Papua Barat. Terlebih lagi negara-negara Melanesia melihat orang Papua sebagai
bagian dari komunitas mereka. Vanuatu menjadikan dekolonisasi Papua Barat
sebagai alasan untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat Papua pendukung

53 Blade, Johnny. 2020. West Papua: The Issue That Won’t Go Away For Melanesia. Lowy Institute.
Australia.

30 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Benny Wenda bersama delegasi Vanuatu di salah satu ruangan kantor majelis umum PBB 2019
(sumber: Suara Papua)

kemerdekaan, dan untuk mempromosikan kedaulatan Papua Barat. Negara


kepulauan pasifik telah berhasil menaikkan isu Papua Barat dalam berbagai forum
Internasional seperti Pacific Island Forum (PIF), MSG, bahkan di PBB.

Sejalan dengan hal ini, United Liberation Movement for West Papua (ULMWP)
juga terus melakukan upaya-upaya pengangkatan isu Papua Barat ke kancah
Internasional. ULMWP berhasil membuat sebuah front yang lebih bersatu dan
menyerap organisasi utama pro-kemerdekaan termasuk Komite Nasional Papua
Barat (KNPB). Lalu pada tahun 2015 ULMWP dijadikan pengamat resmi MSG, dan
mengajukan tawaran untuk keanggotaan penuh54.

Pada tahun yang sama, Indonesia resmi menjadi anggota tetap dari MSG setelah 3
tahun menjadi pengamat resmi. Pemerintah Indonesia menganggap keanggotaan
Indonesia dalam MSG sangat penting karena mewakili ribuan orang melanesia
yang menjadi warga Indonesia. Hal ini tentunya mendapatkan penolakan keras dari
beberapa negara dan juga ULMWP. Setelah masuknya Indonesia menjadi anggota
tetap, keberpihakan dari negara kepulauan pasifik anggota tetap MSG terpecah
menjadi dua. Papua New Guinea dan Fiji berpihak pada Indonesia, sementara
vanuatu dan FLNKS tetap mendorong penyelesaian isu Papua Barat, dan Solomon
tidak menunjukkan keberpihakan.

Upaya ULMWP untuk dapat menjadi anggota tetap dari MSG terus mendapatkan
penolakan dari beberapa negara anggota. Namun vanuatu terus mendorong
penerimaan ULMWP agar bisa menjadi anggota tetap. Pada juni 2019 ULMWP
mengajukan kembali keanggotaan tetap kepada MSG, dengan dukungan penuh dari
Vanuatu. ULMWP berusaha untuk menjadi anggota tetap dari MSG agar mendapatkan
hak penuh seperti negara anggota lainnya.

54 Ibid.

31 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Dr. Jacob Rumbiak juru bicara ULMWP (paling kiri), Charlot Salwai PM. Vanuatu (ketiga dari kiri),
Benny Wenda ketua ULMWP (tengah), Lora Lini utusan khusus Vanuatu untuk West Papua (kedua dari
kanan) dan Ralph Regenvanu Menteri Luar Negeri Vanuatu (paling kanan). Mereka berpose bersama usai
pertemuan PIF di Tuvalu (16/08/2019) (sumber: tabloid-wani.com)

Dukungan Vanuatu terhadap ULMWP tidak terlepas dari partai politik yang
mendominasi pemerintahan Vanuatu yaitu Vanua’aku Pati (VP). Partai politik ini
memegang teguh prinsip Melanesian Brotherhood (persaudaraan Melanesia) pada
aspek kebijakan luar negerinya dan didukung oleh slogan “one people, one soul”
yang terus digaungkan oleh Ralph Regenvanu, Ketua partai oposisi Vanuatu, yang
menekankan pentingnya persatuan Melanesia. Sehingga fokus advokasi pada
dekolonisasi atas koloni Melanesia merupakan tujuan utama dari partai ini (Morgan:
2008 dalam Zahidi: 2020)55. Selain itu, politik dalam negeri Vanuatu juga mendukung
upaya-upaya terhadap kemerdekaan papua Barat. Hal ini mempertegas dukungan
vanuatu terhadap ULMWP dalam mengangkat isu-isu Papua Barat dalam lembaga
internasional.

Berdasarkan Zahidi (2020), upaya-upaya lobby juga terus dilakukan oleh Benny
Wenda selaku perwakilan ULMWP untuk membuat Vanuatu terus mendukung
kemerdekaan Papua. Benny menekankan pada Melanesian Brotherhood sebagai
alasan utama mengapa Vanuatu harus membantu Papua Barat. Pemerintah Vanuatu
juga beranggapan bahwa dukungan terhadap ULMWP dalam kemerdekaan Papua
merupakan hal penting dalam politik dalam negeri mereka. Dengan prinsip Vanuatu
yang mengedepankan persaudaraan Melanesia, partai VP membutuhkan suara
agar terus terpilih memimpin pemerintahan Vanuatu56.

Dukungan yang diberikan Vanuatu terhadap kemerdekaan Papua merupakan


kelanjutan dari politik dalam negerinya yang kemudian diimplementasikan pada
kebijakan luar negeri. Berpegang teguh pada prinsip Melanesian Brotherhood,
Vanuatu menjadikan isu Papua sebagai fokus utama kebijakan luar negerinya.
Selain itu, upaya Vanuatu terus mengangkat isu Papua menjadi keuntungan sendiri
bagi Vanuatu untuk menjadi pemimpin di kawasan regional. Dengan adanya

55 Morgan, M. G. 2008.The Origins And Effects Of Party Fragmentation In Vanuatu dalam Zahidi.
2020. Analisis Kebijakan Luar Negeri Vanuatu Dalam Mendukung ULMWP Untuk Memisahkan
Diri Dari Indonesia
56 Zahidi, M. Syaprin. 2020. Analisis Kebijakan Luar Negeri Vanuatu Dalam Mendukung ULMWP
Untuk Memisahkan Diri Dari Indonesia. Mandala: Jurnal Hubungan Internasional.

32 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Penyerahan laporan ULMWP dari Presiden ULMWP Benny wenda (kiri) kepada Presiden VFWPC Pastor
Alain Nafuki (4/3/202020). Tampak Ralph Regenvanu (belakang, baju hijau) menyaksikan penyerahan
laporan tersebut. (sumber: dailypost.vu)

pengakuan internasional atas usaha-usaha Vanuatu dalam isu pelanggaran HAM


dan kemerdekaan Papua akan mendongkrak kredibilitas Vanuatu di mata dunia.

Melihat upaya Vanuatu dalam menginternasionalisasi isu Papua menimbulkan


pertanyaan tambahan mengenai dana yang dipakai dalam kampanye Vanuatu dan
juga ULMWP. Karena melakukan perjalanan diplomatik dalam kampanye Papua
merdeka ke seluruh dunia membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Seperti yang
kita ketahui bahwa negara Kepulauan Pasifik bukan merupakan negara yang maju
sehingga Vanuatu pasti mendapatkan bantuan dana kampanye dari negara lain.
Berdasarkan Mesak dkk dalam artikelnya yang berjudul Chinese Involvement in
Vanuatu and Solomon Island Foreign Policy Against The Papua Issue mengatakan
bahwa terdapat hubungan antara China, Vanuatu dan Kepulauan Solomon dalam isu
Papua. Vanuatu mendapatkan dana bantuan dari pemerintah China dalam rangka
Inisiasi Sabuk Jalannya (Belt Road Initiative) dan Vanuatu menggunakan dana
tersebut untuk membiayai kampanye Papua merdeka57.

Keterangan tersebut memberikan asumsi jika pola pendanaannya adalah China


memberikan pinjaman dana kepada Vanuatu, lalu ketika Vanuatu tidak dapat
mengembalikan hutang tersebut China meminta hak atas pengaturan pelabuhan,
yang nantinya akan menjadi bagian dari Inisiasi Sabuk Jalan58.Lalu China memberikan
bantuan dana pada Vanuatu agar dapat menguasai pelabuhan tersebut. Bantuan
dana yang diberikan China ini lalu dipakai oleh Vanuatu untuk membantu kampanye

57 Mesak, Marinus. Yanyan M.Yani, dan Windy Dermawan. 2020. Chinese Involvement in Vanuatu
and Solomon Island Foreign Policy Against The Papua Issue. Socie Polites.
58 Ibid.

33 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Papua merdeka bersama dengan ULMWP. Dengan terus mengangkat isu Papua,
dapat mendongkrak popularitas Vanuatu di domestik maupun global. Pengelolaan
konflik Papua ini memberikan keuntungan materil bagi Vanuatu dengan dana bantuan
yang dikucurkan pemerintah Cina. Terlebih lagi, Vanuatu juga dapat menjadi negara
pemimpin di kawasan Pasifik. Sementara itu China juga mendapatkan keuntungan
jika Vanuatu dan negara Pasifik lainnya terus mendesak pemisahan diri Papua.
Diasumsikan bahwa ketika negara Pasifik semakin bergantung pada China, maka
jika Papua merdeka nantinya China dapat dengan mudah menguasai kawasan
Kepulauan Pasifik.

Sidang Pada sidang PBB ke-75 yang diadakan di New York dari tanggal
22-29 September 2020, Vanuatu kembali berulah dengan

PBB 2020 menyinggung masalah pelanggaran HAM di Papua. Pada


Sidang PBB tahun ini Vanuatu menjadi satu-satunya negara
yang masih menunjukkan dukungannya terhadap pemisahan diri Papua. Hal
ini dikarenakan negara Pasifik lainnya menyadari bahwa ada kepentingan
lain yang dicapai oleh Vanuatu dari isu Papua ini membuat mereka
mengurangi keterlibatannya dalam mendukung usaha pemisahan diri Papua
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Vanuatu, Bob Loughman menyatakan:

‘Ada banyak pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di sekitar kita, namun
tampaknya dunia mengambil pendekatan selektif untuk menangani hal ini. Di wilayah
kami, masyarakat adat Papua Barat terus mengalami pelanggaran hak asasi manusia.
Tahun lalu, Forum Kepulauan Pasifik dengan hormat meminta pemerintah Indonesia
untuk mengizinkan Kantor Komisioner Hak Asasi Manusia PBB mengunjungi provinsi
Papua Barat. Sampai saat ini, hanya ada sedikit kemajuan di sisi ini. Oleh karena itu,
saya meminta pemerintah Indonesia untuk menjawab permintaan sebelumnya dari para
Pemimpin Pasifik "59.

Menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh Perdana Menteri vanuatu, Diplomat


Indonesia Indonesia yakni Rayyanul Sangadji menggunakan hak jawabnya yang
menyatakan bahwa Vanuatu memiliki obsesi berlebihan dan tidak sehat terhadap
bagaimana Indonesia seharusnya memerintah negaranya sendiri. Seharusnya
Vanuatu menghormati prinsip-prinsip non-intervensi dalam urusan domestik negara
lain.Sebaliknya, hal yang dilakukan oleh Vanuatu tidak menghormati kedaulatan dan
keutuhan wilayah negara lain, serta melanggar prinsip dari Piagam PBB.

Rayyanul juga mengatakan bahwa, sebelumnya telah disampaikan oleh Presiden


Indonesia bahwa kita harus melakukan pendekatan yang menguntungkan dalam
hubungan politik antar negara. Namun vanuatu lebih memilih untuk mencari musuh

59 Statement on West Papua presented by Mr Bob Loughman, Prime Minister of the Republic of
Vanuatu at General debate of the 75th Session of the General Assembly of the UN (New York,
22 – 29 September 2020) [online]

34 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Perdana Menteri Vanuatu kembali menyinggung masalah Papua pada sidang PBB 2020
(sumber: Suara Papua)
dan menebar perpecahan di tengah krisis ekonomi dan kesehatan yang sedang
terjadi dengan menyamarkan advokasi separatis mereka menjadi isu pelanggaran
ham yang dilebih-lebihkan. Indonesia, yang terdiri dari lebih dari 633 kelompok
etnis - bangsa yang beragam dan multikultural dengan ribuan suku dan ratusan
bahasa lokal yang tersebar di lebih dari 17.400 pulau - berkomitmen pada hak asasi
manusia. Indonesia menghargai keragaman, menghormati toleransi dan setiap orang
memiliki hak yang sama di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini. Indonesia
mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia di mana setiap individu memiliki
hak yang sama di bawah hukum. Lebih jauh, Indonesia telah meratifikasi konvensi
internasional tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial, yang mana
vanuatu bahkan belum menandatanganinya.

Diplomat indonesia juga menambahkan, bagaimana bisa seseorang berbicara


tentang hak-hak masyarakat adat padahal ia bahkan tidak menandatangani Konvensi
Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya sebagai instrumen inti hak
asasi manusia. Hal ini justru menimbulkan pertanyaan, apakah mereka benar-
benar peduli dengan masalah masyarakat adat. Lebih penting lagi, Vanuatu belum
menandatangani dan meratifikasi konvensi melawan penyiksaan dan perlakuan atau
hukuman kejam yang tidak manusiawi atau merendahkan martabat. Vanuatu lebih
baik memenuhi tanggung jawabnya terlebih dahulu pada pemenuhan hak asasi
masyarakatnya daripada mengurusi masalah negara lain.

Tuduhan pelanggaran HAM adalah dongeng yang terus Vanuatu jual dan pertontonkan
dalam Sidang PBB selama bertahun-tahun. Selain itu, para aktivis separatis terus
meromantisasi kasus-kasus HAM lampau yang sudah tidak merefleksikan situasi
saat ini. Pada kenyataannya kasus pelanggaran HAM yang sekarang terjadi banyak
dilakukan oleh separatis. Berdasarkan penelitian di lapangan yang dilakukan tim
UGM menemukan dari 201Berdasarkan penelitian di lapangan yang dilakukan tim
UGM menemukan dari 2010 sampai 2020 terdapat 204 tindak kekerasan yang terjadi
di Provinsi Papua Barat, sebanyak 118 kasus tersebut dilakukan oleh Kelompok
Kriminal Bersenjata (KKB). korban dari kekerasan tersebut mencapai 1.869 termasuk

35 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
34 Macam Suku dan Etnis yang ada di Indonesia (sumber: satujam.com)

didalamnya terdapat 356 orang meninggal dunia yang sebagian besar merupakan
warga sipil60.

Indonesia juga menambahkan bahwa Vanuatu bukan merupakan representasi


Papua dan tidak akan pernah menjadi bagian dari Papua. Orang Papua adalah
orang Indonesia, dan kita berperan penting dalam pembangunan Indonesia dan juga
Papua. Vanuatu tampaknya tidak memahami dengan jelas mengenai prinsip piagam
PBB yang menyatakan untuk menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara
lain. Indonesia akan terus membela diri dari advokasi separatisme yang berkedok isu
pelanggaran HAM. Provinsi Papua dan Papua Barat adalah bagian Indonesia yang
tidak dapat dibatalkan sejak tahun 1945. Hal ini juga telah didukung dengan tegas
oleh PBB dan komunitas internasional beberapa dekade yang lalu dengan adanya
Resolusi 2504 (XXIV) Majelis Umum PBB.

Vanuatu juga menyampaikan pidato mengenai pelanggaran ham di Papua pada


sidang reguler ke 45 Dewan HAM PBB pada tanggal 26 September 2020. Perwakilan
dari Vanuatu menyampaikan pidatonya yang menyatakan:

‘Vanuatu menyambut baik pekerjaan pelapor khusus untuk diskusi tersebut dan upaya
terkini menuju promosi, perlindungan dan pemenuhan hak masyarakat adat. Vanuatu
tahu bahwa laporan komisaris tinggi untuk hak asasi manusia tidak membahas
kekerasan dan diskriminasi masyarakat adat di Papua Barat, Provinsi Indonesia.
Masyarakat adat Papua Barat memiliki hak untuk hidup bebas dari diskriminasi rasial
secara bermartabat dan sesuai dengan budaya mereka.

Sayangnya, hak-hak ini dilanggar oleh gelombang baru kekerasan terhadap orang
Papua Barat selama beberapa minggu terakhir. Dilaporkan beberapa hari yang lalu
bahwa seorang pendeta dari sebuah gereja lokal dibunuh di provinsi Intan Jaya oleh
satuan militer Indonesia. Sayangnya, ini bukan kasus yang terisolasi. Dunia harus
mengakui situasi yang tidak dapat diterima ini dan eskalasi insiden kekerasan harus

60 Republika. 2020. Penelitian: Setengah Kasus Kekerasan di Papua Dilakukan KKB. [online]

36 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
dikutuk.
Sehubungan dengan hal tersebut, Komite HAM di bawah Kovenan Internasional Hak
Sipil dan Politik pada tanggal 2 September tahun ini meminta kepada Pemerintah
Indonesia untuk memberikan informasi mengenai masalah sipil, politik dan hak asasi
manusia terkait lainnya. Selain itu, seperti yang dibaca di Forum Pemimpin Pasifik
pada tahun 2019, Vanuatu meminta Indonesia untuk memenuhi kewajiban hak asasi
manusia internasionalnya dan segera memfasilitasi kunjungan Komisaris Tinggi untuk
Hak Asasi Manusia, sehingga dia dapat menyelesaikan laporannya kepada dewan
tentang situasi di Papua Barat’61

Hubungan erat antara gerakan separatis Papua dan Vanuatu selama bertahun-tahun
tentu meninggalkan banyak tanda tanya, sebesar apa keuntungan yang diperoleh
Vanuatu atas dukungan mereka ke aktivis separatis? Apa yang terjadi di dalam politik
dalam negeri Vanuatu ketika mereka menghentikan dukungannya? Apakah ini murni
dukungan sesama ras Melanesia? atau ada kepentingan lain? Apa keterlibatan Cina
dalam memberikan bantuan dana kepada Vanuatu berpengaruh pada kampanye
Papua Merdeka? Dan jika melihat betapa besarnya dukungan yang diberikan Vanuatu
terhadap gerakan Papua Merdeka, terdapat indikasi bahwa isu Papua yang mereka
angkat memberikan manfaat geopolitik yang membuat Vanuatu menjadi pemimpin di
wilayah Kepulauan Pasifik sehingga akan memberikan kekuasaan kepada Vanuatu
untuk dapat mengatur negara-negara Kepulauan disekitarnya.

61 Statement on the human rights situation in West Papua by the Republic of Vanuatu delivered on 26
September 2020 during the 45th regular session of the UN human Rights Council. [online]

37 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Kesimpulan

Isu rasisme yang terjadi di Papua saat ini terus dimanfaatkan oleh kelompok separatis
untuk menuntut referendum dan kemerdekaan Papua. Isu rasisme Surabaya
yang seharusnya dapat diselesaikan dengan baik, akhirnya malah menyebabkan
terjadinya kerusuhan besar di tanah Papua. Hal ini merupakan akibat dari isu
rasisme yang ditunggangi oleh separatisme yang membuat isu ini semakin besar
dan menimbulkan kerusakan yang besar pula. Kerusuhan yang menjatuhkan korban
jiwa ini dapat dihindari jika tidak ditunggangi oleh kepentingan separatisme dan
jika tidak adanya provokasi dari pihak-pihak yang memiliki agendanya sendiri.Isu
rasisme juga digunakan oleh kelompok tertentu untuk membuat konflik antara warga
Indonesia dan masyarakat Papua sehari sebelum Sidang Umum PBB yang ke-74
dilaksanakan, sehingga mereka bisa mendapatkan perhatian dunia Internasional
atas apa yang terjadi di Papua. Singkatnya, isu rasisme terus dipakai untuk membuat
kerusuhan-kerusuhan di tanah Papua demi kepentingan separatisme oleh beberapa
kelompok separatis.

Kelompok separatis juga menggunakan isu rasisme dan isu pelanggaran HAM untuk
mencari perhatian dunia internasional dan untuk mencari dukungan dari negara-
negara Melanesia terhadap upaya pemisahan diri Papua.Tuduhan pelanggaran HAM
adalah dongeng yang terus Vanuatu jual dan pertontonkan dalam Sidang PBB selama
bertahun-tahun. Selain itu, para aktivis separatis terus meromantisasi kasus-kasus
HAM lampau yang sudah tidak merefleksikan situasi saat ini. Pada kenyataannya
kasus pelanggaran HAM yang sekarang terjadi banyak dilakukan oleh separatis.
Berdasarkan penelitian di lapangan yang dilakukan tim UGM menemukan dari 2010
sampai 2020 terdapat 204 tindak kekerasan yang terjadi di Provinsi Papua Barat,
sebanyak 118 kasus tersebut dilakukan oleh Kelompok kriminal Bersenjata (KKB).
korban dari kekerasan tersebut mencapai 1.869 termasuk didalamnya terdapat 356
orang meninggal dunia yang sebagian besar merupakan warga sipil

Dukungan yang diberikan negara Vanuatu terhadap upaya pemisahan diri Papua
terkesan tidak murni untuk mendukung perjuangan masyarakat Papua, justru ada
beberapa kepentingan politik yang mereka capai dengan memanfaatkan isu Papua
tersebut. Internasionalisasi isu Papua oleh negara Kepulauan Pasifik semata-mata
dilakukan untuk mendongkrak popularitas mereka baik di dalam negerinya maupun
di mata dunia internasional. Terlebih lagi, Vanuatu mendapatkan dana bantuan dalam
kampanye isu Papuanya. Dengan terus mendukung kemerdekaan Papua Vanuatu
akan mendapatkan pengakuan dari negara Melanesia lainnya dan akhirnya dapat
menjadi negara pemimpin di kawasan Pasifik. Isu Papua dijadikan sebagai usaha
untuk mendapatkan keuntungan materiil dan juga kekuasaan bagi Vanuatu.

38 Bab 1. Papua Dua Tahun Terakhir We Need To Talk About West Papua
Bab 2
Papua Merdeka dan
Kepentingan Politik
Gerakan Free West Papua mengklaim bahwa perjuangan mereka selama
ini adalah perjuangan hak kehidupan Orang Asli Papua. Namun di beberapa
negara, gerakan separatis tidak pernah menjadi perjuangan murni yang
terlepas dari agenda besar yang bersembunyi di belakangnya. Lalu
bagaimana dengan gerakan Free West Papua? Apakah agenda tersembunyi
di balik kampanye gerakan tersebut? Apakah Free West Papua benar-
benar lahir dari suara rakyat Papua atau ada kepentingan lain yang sedang
mendompleng?

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 39
A. Organisasi Pergerakan
Free West Papua

Ada beberapa organisasi yang mendukung dan memperjuangkan kemerdekaan


Papua. Organisasi-organisasi ini memiliki jargon yang sama, yakni ‘Free West
Papua’, namun mereka menempuh jalan perjuangan yang berbeda dan kerap
berselisih pendapat antara yang satu dan yang lainnya. Ada organisasi yang bermarkas
di dalam negeri seperti KNPB, AMP, dan OPM-TPNPB. Namun juga ada yang bermarkas di
luar negeri seperti ULMWP, WPNCL, NRFPB dan NPWP. Kedua kubu tersebut bisa dibilang
tidak akur, saling berebut kekuasaan, menganggap kelompoknya lebih baik dari yang lain,
dan memiliki sumber dana yang berbeda. Masing-masing kubu separatis ini juga pernah
memiliki tokoh yang mendeklarasikan diri sebagai presiden Papua versi kelompok masing-
masing.

Ego sektoral kelompok ini yang menjadikan tujuan awal gerakan Free West Papua
menjadi bias. Apakah mereka benar-benar memperjuangkan kebutuhan orang asli
Papua seperti yang digembor-gemborkan atau hanya sekedar menggoreng isu
kemerdekaan demi kepentingan kelompok masing-masing.

Terdapat tiga organisasi pendukung separatis yang sangat


Organisasi aktif di dalam negeri, yakni KNPB (Komite Nasional Papua

Separatis Barat), AMP (Aliansi Mahasiswa Papua), dan OPM-TPNPB


(Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi
Dalam Negeri Papua Merdeka). Ketiganya memiliki karakteristik
perjuangan yang berbeda, sejarah berdiri yang berbeda,
dan tokoh yang berbeda, namun sama-sama memberikan kontribusi besar bagi
perjuangan kemerdekaan rakyat Papua.

1. KNPB (Komite Nasional Papua Barat)

Untuk melakukan upaya kampanye Free West Papua, beberapa aktivis kemerdekaan Papua
di dalam negeri membentuk KNPB (Komite Nasional Papua Barat). Dalam praktiknya,
KNPB sering menyuarakan referendum, seruan aksi, dan bahkan memobilisasi massa
untuk berdemo.

KNPB juga terbukti telah melakukan provokasi untuk melakukan aksi anarkis pada
demonstrasi damai anti-rasisme di Jayapura pada 19 dan 29 Agustus 2019 lalu.

40 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
Bahkan, terdapat jelas video rekaman bagaimana
KNPB menduduki kantor gubernur Papua, serta
menggantikan bendera Merah Putih dengan
bendera Bintang Kejora pada 29 Agustus 2019.

Tak hanya itu, KNPB juga sering mendukung aksi


pembunuhan dan penembakan yang selama ini
dilakukan oleh Kelompok Separatis Bersenjata
KNPB menduduki kantor gubernur Papua dan mengganti (KSB) seperti saat mereka mendukung
bendera Merah Putih dengan bendera Bintang Kejora pembunuhan yang dilakukan KSB terhadap aparat
pada 29 Agustus 2019. (Sumber: Veronica Koman )
keamanan, mendukung narasi KSB yang hendak
menutup Freeport meski dengan cara kekerasan dan mengorbankan warga sipil,
dan saat KNPB merayakan keberhasilan KSB menembak pesawat milik aparat
keamanan yang membawa bantuan makanan untuk warga Pegunungan Bintang.

Tak hanya itu, KNPB juga sering mendukung aksi pembunuhan dan penembakan
yang selama ini dilakukan oleh Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) seperti
saat mereka mendukung pembunuhan yang dilakukan KSB terhadap aparat
keamanan, mendukung narasi KSB yang hendak menutup Freeport meski
dengan cara kekerasan dan mengorbankan warga sipil, dan saat KNPB
merayakan keberhasilan KSB menembak pesawat milik aparat keamanan
yang membawa bantuan makanan untuk warga Pegunungan Bintang.

Kondisi Bandara Wamena pasca kerusuhan Senin (23/09/2019)


Foto KNPB menembak pesawat milik aparat yang membawa bantuan.
(Sumber: Jurnal News)

Pada rusuh Wamena 23 September 2019, KNPB memiliki kepentingan khusus


untuk untuk memanaskan isu Papua dengan memobilisasi massa dan melakukan
kerusuhan sehingga pemimpin separatis Benny Wenda dapat mendorong PBB
untuk membahas kerusuhan di Sidang Majelis Umum PBB tepat sehari setelah

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 41
kerusuhan pada tanggal 24 September 2019. Hal ini diperkuat dengan bukti bahwa
Buchtar Tabuni memiliki 2 jabatan tinggi di KNPB dan United Liberation Movement
for West Papua (ULMWP).

Setidaknya, sampai hari ini sudah ada 3 orang anggota KNPB yang ditetapkan
sebagai tahanan politik oleh pemerintah Indonesia, yaitu :

1. Buchtar Tabuni (Pemimpin sentral KNPB)


Buchtar Tabuni merupakan pemimpin separatis KNPB yang bertanggung
jawab atas kerusuhan. Buchtar Tabuni memiliki posisi yang sangat kuat
di KNPB sehingga dapat dengan mudah mengumpulkan massa. Buchtar
mengkoordinir sejumlah kerusuhan terjadi di Wamena dan Jayapura yang
menyebabkan 37 orang kehilangan nyawa, 600 fasilitas umum rusak, dan
17.000 orang mengungsi.

2. Steven Itlay (Ketua KNPB Mimika)


Steven Itlay merupakan ketua KNPB yang terlibat kasus provokasi
menggerakkan massa kerusuhan di Jayapura, Papua pada 29 Agustus
2019. Steven diduga terkoneksi dengan Benny Wenda, kelompok separatis
asing dan menggiring insiden rasisme di Surabaya pada tanggal 16 Agustus
2019 menjadi isu referendum yang berujung pada kerusuhan di Papua pada
tanggal 19 - 21 Agustus 2019. Akibat provokasi tersebut, massa demo anarkis
membakar gedung MRP hingga kantor Telkom Indonesia. Sebanyak 4 orang
tewas, 31 kantor rusak dibakar, dan kerugian mencapai Rp. 100 miliar.

3. Agus Kossay (Ketua Umum KNPB)


Agus Kossay merupakan ketua umum KNPB yang menjadi dalang demo
anarkis Jayapura pada 19 dan 29 Agustus 2019 lalu. Dampak dari kerusuhan
4 orang tewas, kerugian mencapai Rp. 100 miliar. Terdapat bukti video KNPB
menduduki kantor gubernur Papua, serta menggantikan bendera Merah Putih
dengan bendera Bintang Kejora pada tanggal 29 Agustus 2019.

Foto hasil pembakaran gedung MRP oleh masa aksi demo rasisme saat aksi di Jayapura 19 September 2020
(Sumber: Radar Sorong)

42 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
KNPB akan menjadi organisasi yang sulit dibubarkan karena berada pada satu
lingkaran setan yang sulit diputus. Dilansir dari papuakini.co, Majelis Rakyat
Papua Barat (MRPB) mengundang KNPB dan ULMWP dalam Rapat Dengar
Pendapat (RDP) perpanjangan otonomi khusus pada 1 Oktober 20201. Hal ini
mengindikasikan bahwa KNPB haus akan kekuasaan dan uang. Hal ini diperkuat
lagi oleh pemberitaan CNNIndonesia.com dimana Polres Merauke menangkap
lebih dari 50 orang dari Majelis Rakyat Papua (MRP) terkait kegiatan rapat dengar
pendapat (RDP), pada 16 November lalu2.

KNPB begitu ingin ikut campur dalam kebijakan perpanjangan dana otonomi
khusus. Tentu saja hal ini mencurigakan, karena dana otonomi khusus ini berasal
dari pemerintah Indonesia. Secara nalar, seharusnya KNPB fokus saja dengan
agenda kemerdekaan Papua yang mereka gadang-gadang dan tidak usah ikut
campur dengan kebijakan pemerintah Indonesia. Kecuali, jika benar selama
ini mereka ada hubungan dengan pejabat pemerintah daerah yang korup dan
menerima aliran dana otsus untuk mendanai aktivitas-aktivitas KNPB.

Jika akhirnya dugaan tersebut terbukti adanya, maka permasalahan Papua


merdeka yang diusung KNPB ini seperti sebuah lingkaran setan yang sulit untuk
diputus. Dimana KNPB bekerjasama dengan pejabat yang korup, lalu pejabat
tersebut memanfaatkan dana otsus, pemerintah nasional menjadi dilema dalam
melakukan tindak lanjut kebijakan otsus karena diancam oleh gerakan protes yang
diinisiasi oleh KNPB, dan disisi lain, jika kebijakan otsus tidak berubah, maka orang
asli Papua tidak akan merasakan dampak pembangunan yang signifikan. KNPB
bermain ganda, memanfaatkan isu kemerdekaan Papua dan melawan pemerintah
Indonesia, namun disisi lain terus merongrong dan mengumpulkan pundi-pundi
rupiah dari anggaran pemerintah dengan berbagai tak-tik yang ditempuh.

2. AMP (Aliansi Mahasiswa Papua)

Selain KNPB, ada juga organisasi sayap mahasiswa yang bernama AMP (Aliansi
Mahasiswa Papua). AMP memiliki orientasi perjuangan serupa KNPB, yakni
memperjuangkan kemerdekaan Papua melalui referendum guna membentuk
tatanan masyarakat Papua yang demokratis, adil, sejahtera, dan partisipatif.
Kegiatan AMP yang paling mencolok di muka publik ialah unjuk rasa. Sejak
2013, AMP makin aktif berdemonstrasi di berbagai kota. Tugas utama AMP adalah
membangun basis aktivis di kalangan mahasiswa dengan memperkuat ideologi perjuangan
kemerdekaan Papua. Bisa dibilang, AMP adalah boneka separatis yang ditugaskan untuk
mengkader dan menggerakkan mahasiswa dalam memperluas dampak narasi Papua
merdeka.

1 MRPB Undang KNPB dan ULMWP di RDP Bahas Perpanjangan Otsus (papuakini.co
2 Lebih dari 50 Orang Jadi Tersangka Makar Terkait Rapat MRP (cnnindonesia.com)

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 43
Foto massa aksi yang digerakkan oleh KNPB dan AMP pada aksi demo Rasisme di Jayapura 19/8/2019.
(Sumber: Akurat.co)

Selain itu, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) juga merupakan aktor di balik aksi
eksodus mahasiswa Papua dari berbagai daerah untuk menciptakan kerusuhan
di Jayapura yang menyebabkan 4 orang tewas, 31 kantor dibakar dan kerugian
mencapai Rp. 100 miliar. AMP membentuk posko-posko mahasiswa dan
mengkoordinasi aksi sebelum rusuh dalam rusuh Wamena, mereka menggerakkan
dan mengkoordinasi mahasiswa di Jayapura, dibuktikan dengan pengakuan
pengacara mereka. Setidaknya, semenjak kejadian tersebut dua orang dari aktivis
AMP sudah masuk kedalam daftar tapol, berikut peran keduanya dalam kerusuhan
Jayapura dan Wamena;

1. Ferry Kombo (Mantan Ketua BEM Universitas Cendrawasih)


Ferry berperan menggerakkan sejumlah tokoh di Papua. Ferry juga diduga
mengerahkan aktor lapangan yang terlibat kerusuhan di Papua. Selain itu
Ferry juga menggerakan massa untuk berdemo melalui media sosial. Ferry
juga masuk dalam jaringan luar dan dalam negeri. Ferry ditangkap di Papua,
ketika akan berangkat ke Wamena.

2. Alex Gobay (Presiden Mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi


Jayapura)
Alex Gobay memiliki peran yang sama dengan Ferry Kombo yaitu sebagai
otak kerusuhan sekaligus penggerak massa.

3. TPNPB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi


Papua Merdeka)

TPNPB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi


Papua Merdeka) lebih banyak melakukan upaya-upaya militer dalam upaya
perjuangannya. Salah satunya, pada 27 Januari 2020, ada sebuah laporan dari

44 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
KOMNAS Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka
yang mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas perang yang terjadi di
Intan Jaya dan enam Komando Daerah Pertahanan lain yang ada di Pegunungan
Tengah Papua. Sementara Jendral Goliath Tabuni mengaku bertanggung jawab
penuh atas perang yang telah dan sedang dilakukan semua pasukan TPNPB di
seluruh teritori Papua Barat.

Berperan sebagai sayap militer dalam upaya perjuangan kemerdekaan Papua, TPNPB-
OPM kerap menimbulkan kekerasan kepada masyarakat sipil, setidaknya, sepanjang tahun
2018 - 2019, mereka sudah membunuh 49 warga sipil di Papua. Diluar aktivitas menjadi
Tentara Pembebasan Nasional, para anggota TPNPB-OPM adalah para pengangguran
yang tidak memiliki profesi tertentu.

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 45
Karena separatis hanya beranggotakan freeman alias pengangguran, maka
separatis tak segan angkat senjata dan bantai siapapun tanpa pandang bulu untuk
terus langgengkan konflik demi uang dan kekuasaan. Dikutip dari papuatribunnews.
com pada 7 Maret 2020, sebanyak 790 warga Tembagapura memilih mengungsi
karena Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sudah mulai menduduki rumah-rumah
mereka, menodongkan senjata, dan merampas makanan. KKB juga menebar teror
dengan menembaki pos penjagaan TNI-Polri3.

Tidak hanya itu, sayap militer ini juga melatih tentara anak dan melakukan kekerasan
seksual terhadap perempuan. Karena berbagai tindak kekerasan tersebut itulah
kemudian pemerintah mengubah sebutan OPM menjadi KKB (Kelompok Kriminal
Bersenjata).

Ada satu riset dari Universitas Gajah Mada bahwa 64 persen tindak kekerasan di
Papua terkait dengan kelompok separatis bersenjata dan banyak terjadi di daerah
operasi mereka seperti Puncak Jaya, Mimika, dan Nduga. Setidaknya, sepanjang
tahun 2020 ada lima kali kejadian penembakan dan pembunuhan warga sipil,
melatih tentara anak, dan memperkosa perempuan. Ada indikasi bahwa konflik ini
sengaja diciptakan untuk menarik perhatian dunia internasional.

3 Takut KKB Sudah Todongkan Senjata dan Merampas Makanan, 790 Warga Tembagapura Pilih
Mengungsi (papua.tribunnews.com)

46 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
Organisasi Selain organisasi yang ada di luar negeri, sebagian pejuang
kemerdekaan Papua juga membentuk organisasi di luar

Separatis di negeri dan menggalang dukungan dari berbagai pihak.


Mulai dari negara-negara MSG (Melanesian Spearhead
Luar Negeri Group), Australia, Inggris, dan Selandia Baru. Namun pada
akhirnya, upaya internasionalisasi isu Papua ini hanya
menjadi komoditi empuk bagi negara-negara tersebut dan dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan, khususnya ekonomi dan politik. Diantara beberapa organisasi
separatis Papua di luar negeri, ada satu organisasi yang paling vokal dalam
menggalang dukungan, yakni ULMWP (United Liberation Movement for West Papua).

ULMWP ( United Liberation Movement for West Papua )

Organisasi ini aktif mengkampanyekan Free West Papua di luar negeri dan banyak
melancarkan lobi politik guna menggalang dukungan ke sidang PBB. Seperti yang
sudah kita paparkan di bab 1, ULMWP banyak melakukan barter politik dengan
Vanuatu agar isu kemerdekaan Papua ini bisa terus melenggang di sidang PBB
dan dunia internasional.
Charlot Salwai (PM Vanuatu 2016-2020) saat
Bob Loughman (PM Vanuatu) saat berpidato online di
berpidato di pertemuan PBB September 2019
pertemuan PBB September 2020. (Sumber: CNBC)
(Sumber: Detik)

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 47
ULMWP berdiri pada tahun 2014 dan berfungsi sebagai organisasi payung dari
beberapa organisasi pejuang kemerdekaan Papua lain yang ada di luar negeri
seperti Federal Republic of West Papua (NRFPB), the West Papua National
Coalition for Liberation (WPNCL) and the National Parliament of West Papua
(NPWP).

Tokoh sentral ULMWP adalah Benny Wenda, seorang buron interpol yang kemudian
mendapatkan suaka dari pemerintah Inggris dan menetap disana sampai dengan
hari ini. Selain itu, beberapa tokoh ULMWP juga tinggal di luar negeri, seperti
Jacob Rumbiak (Australia), Octovianus Mote dan Herman Wainggai (Amerika
Serikat), dan Oridek Ap dan Raki Ap (Eropa).

Keaktifan mereka di luar negeri ini menghasilkan banyak dukungan dari beberapa
pihak seperti Inggris (Labor Party), Australia (Green Party dan beberapa
Akademisi), Selandia Baru (Green Party), Fiji, Solomon, dan Vanuatu. Namun
dukungan luar negeri terhadap satu masalah di dalam negeri tidak pernah netral,
selalu ada kepentingan yang mendompleng. Dukungan luar negeri ini diawal dapat
membantu, namun pada akhirnya merongrong khitah perjuangan kemerdekaan
itu sendiri. Ada titipan kepentingan dari setiap negara pendukung yang dititipkan
pada gerakan ini.

Beberapa saat yang lalu berhasil ditemukan bukti


transfer dari sebuah organisasi mencurigakan
bernama Walking Friends ke rekening ULMWP
sebesar 500 EUR. Jumlah yang ditransfer memang
tidak terlalu besar, namun hal tersebut bisa menjadi
temuan awal dalam proses investigasi bahwa ULMWP
bisa jadi ditunggangi banyak kepentingan baik negara
lain maupun korporasi. Benjamin Burton, salah satu
anggota TPNPB membagikan pernyataan di laman
Facebook-nya bahwa ia mengecam ULMWP karena
Foto bukti transfer uang kepada ULMWP dari
banyak ditunggangi oleh kepentingan asing.
Walking Friends (Sumber: ULMWP EU Mission)
Screenshot laman facebook salah satu anggota
TPNPB yang mengecam tindakan ULMWP
Selain itu, beberapa aktivis ULMWP juga kerap
diisukan mampu hidup dengan nyaman di
luar negeri dengan mendompleng isu Papua
merdeka. Mereka secara pribadi kecipratan dan
mendapatkan banyak keuntungan dari dukungan-
dukungan yang diberikan oleh partai-partai dan
perusahaan-perusahaan di luar negeri.

48 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
Perselisihan Antar Upaya perjuangan kemerdekaan Papua kerap
disuarakan sebagai keinginan murni orang

Kelompok Pengusung asli Papua, namun hal tersebut terbantahkan


seketika ketika ditemukan adanya indikasi

Free West Papua perpecahan antar kelompok. Tidak semua


kelompok yang mendukung kemerdekaan Papua
kompak dengan cara yang mereka tempuh bahkan saling tuduh bahwa ada kepentingan lain
yang menunggangi. Seharusnya, ketika kelompok-kelompok ini benar-benar mengusung
keinginan murni rakyat Papua, mereka akan berjuang dengan komando yang sama. Namun
yang terjadi justru sebaliknya, kelompok ini saling tuduh satu sama lain, lalu ada apa dengan
kelompok-kelompok ini ? Perlahan-lahan masing-masing kelompok semakin menunjukkan
ego dan menggunakan narasi kemerdekaan Papua hanya sebatas “kedok”.

TPNPB-OPM melalui tokoh mereka, Neles


Tebay menyatakan bahwa TPNPB-OPM
tidak pernah bergabung dengan ULMWP.
Kelompok ini mengklaim bahwa TPNPB-
OPM adalah pejuang free west papua
yang sesungguhnya dan ULMWP hanya
melakukan perjuangan-perjuangan semu
yang munafik. TPNPB-OPM menegaskan
kepada ULMWP untuk tidak mengubah atau
meng-copy paste isi dan makna konstitusi
1 Juli 1971. Dan semua rakyat Papua serta
faksi-faksi perjuangan bangsa Papua harus
mengakui eksistensi militer bangsa Papua
selama 58 tahun adalah hanya satu militer
bangsa Papua yaitu Tentara Pembebasan
Ketua TPNPB-OPM Jeffrey Bomanak menolak deklarasi
Nasional Papua Barat (TPNPB) . Pemerintahan Sementara Benny Wenda (ULMWP)
(Sumber: Facebook Luis Balingga)

Perseteruan TPNPB-OPM dengan ULMWP di Facebook


Dengan pasukan saingan TPNPB, ULMWP
telah membuat skenario paling mengerikan
dalam sejarah Papua merdeka: Benny
Wenda membentuk pasukan untuk
melawan pasukan lain membuat orang
Papua membunuh orang Papua lainnya.
Dari awal ULMWP sudah menipu rakyat
dan merendahkan perjuangan TPNPB-
OPM dengan mengklaim 1 Juli sebagai
perjuangannya. Benny Wenda hanya
bersenang-senang diatas cucuran darah
perjuangan TPNPB OPM padahal dia hanya
diplomat dasi palsu yang cari uang di luar
negeri menjual air mata rakyat Papua.

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 49
Oleh karena itu TPNPB-OPM mengancam akan menembak mati aktivis TPNPB-OPM yang
bergabung ke ULMWP.

Sebaliknya, Benny Wenda sebagai pimpinan ULMWP, meminta OPM-TPNPB untuk


mengingat jasa Benny Wenda dalam perjuangan Papua Merdeka. Berkat ULMWP,
perjuangan Papua Barat semakin bersatu dan kuat. ULMWP adalah pemersatu
perjuangan gerakan papua merdeka, semua faksi termasuk TPNPB OPM dan KNPB
sudah bersatu dibawah ULMWP dengan satu komando dan satu tujuan. Benny
Wenda juga menegaskan bahwa perjuangan ULMWP sudah diakui Internasional
Karena usaha diplomasi ULMWP, Papua bisa mendapat legitimasi dan pengakuan
dari African, Caribbean, and Pacific Islands (ACP), PIF, dan dewan gereja-gereja
dunia. Tidak Ada lagi faksi mIliter, semuanya bergabung dalam West Papua Army.
Semua faksi militer harus dipersatukan atau harus bergabung menjadi satu sebagai
militer pagar negara.

Pada satu kesempatan ULMWP memberikan


tuduhan balik kepada TPNPB-OPM bahwa ULMWP
adalah perjuangan OPM sesungguhnya karena
sudah banyak OPM binaan oknum pemerintah
Indonesia, kelompok jadi-jadian binaan TNI Polri
yang mendapat uang dari para bupati. Semua
pertahanan dari Sorong sampai dengan Merauke,
baik itu dari faksi TPN/OPM, TPN-PB, TRWP juga
TNPB, kami ULMWP akan menyebutnya sebagai
“West Papua Army”.

Itu baru contoh satu perselisihan dari sekian


banyak perselisihan yang terjadi diantara
kelompok Papua merdeka. Pertanyaannya,
jika mereka tidak akur? Apa yang akan terjadi
dengan Papua jika suatu hari nanti dipimpin
Perseteruan TPNPB-OPM dengan ULMWP di Facebook
oleh kelompok ini? Orang asli Papua tidak akan
pernah mendapatkan perlindungan dan tetap akan menjadi objek rebutan dan isu
gorengan untuk kepentingan kelompok saja.

Tanggal 1 Desember kerap diwarnai dengan demo di


Self-Claim berbagai negara dan diklaim sebagai hari kemerdekaan
Papua. Hal ini terus dilakukan dari tahun ke tahun guna
Deklarasi menarik perhatian dunia internasional. Seperti tahun 2020
ini, demo dilakukan serentak di berbagai negara mulai dari
Presiden Australia, New Zealand, hingga Amerika Serikat. Tidak
ketinggalan, beberapa kota di Indonesia juga diwarnai
dengan demonstrasi. Namun tahun ini sedikit berbeda, karena Benny Wenda,
dengan sepihak mendeklarasikan kemerdekaan Papua dan menunjuk dirinya

50 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
sebagai presiden sementara West Papua. Tentu saja hal ini mengejutkan banyak
pihak, termasuk dari kubu TPNPB-OPM. Mereka jelas menolak mentah-mentah
deklarasi yang dilakukan oleh Benny Wenda, karena sudah selayaknya pemimpin
Papua dipilih oleh rakyat Papua secara demokratis, bukan klaim sepihak.

Self-Claim deklarasi presiden ini tidak hanya terjadi saat ini saja, beberapa tahun
yang lalu juga pernah terjadi namun beritanya tidak begitu besar. Namun bedanya,
jika periode kali ini deklarasi dilakukan oleh kubu ULMWP, deklarasi beberapa tahun
yang lalu dilakukan oleh kubu TPNPB-OPM. Latahnya deklarasi-deklarasi sejenis
ini, secara tidak langsung membuktikan bahwa aktivitas ini bukanlah sebuah aksi
yang serius dan penuh pertimbangan, namun hanya sekedar spontanitas yang asal-
asalan.

Peta perayaan peringatan 1 Desember di berbagai negara.

Peta perayaan peringatan 1 Desember di Indonesia.

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 51
Perebutan kekuasaan antar kelompok kemerdekaan Papua ini sudah tidak asing lagi,
pasalnya beberapa kelompok juga mendeklarasikan calon presiden dan berusaha
menggalang dukungan masing-masing, diantaranya Forkorus Yaboisembut, Michael
Karet dan Jeffrey Bomanak. Ketidakkompakan ini menimbulkan keraguan yang besar.
Bahwa masing-masing dari mereka sebenarnya tidak berjuang untuk kepentingan
orang asli Papua, melainkan mengusung kepentingan kelompok masing-masing.
Lalu siapa sebenarnya yang ada dibalik mereka? Peta dukungan gerakan Free
West Papua ini akan semakin gamblang ketika kita mencoba mengurai upaya
internasionalisasi isu yang mereka lakukan ke beberapa negara pendukung.

Foto pernyataan deklarasi Benny Wenda sebagai presiden sementara Papua 1 Desember 2020.
(Sumber: Benny Wenda)

52 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
B. Internasionalisasi Isu
Papua

Untuk menarik perhatian Perserikatan Bangsa Bangsa agar mendorong dilakukannya


referendum kemerdekaan Papua, maka para aktivis Free West Papua melakukan
internasionalisasi isu ke beberapa negara dan mendapatkan timbal balik yang cukup
besar. Pada umumnya, tokoh-tokoh yang mengangkat isu Papua ke dunia adalah
mereka yang sudah lama meninggalkan Indonesia dan membawa luka lama sebelum
Indonesia mengalami Reformasi 1998. Tokoh-tokoh ini hingga saat ini masih hidup
di masa lalu, tidak bisa dan tidak mau melihat Papua masa kini yang telah banyak
berubah dari Papua di masa rezim militer dulu.

Peta Penggerak Free West Papua di Luar Negeri

Saat ini, mereka hidup dalam suaka beberapa negara di luar negeri dan bekerja
sebagai aktivis Free West Papua. Lantas siapa yang menjadi sponsor bagi mereka
sehingga gerakan ini bisa tumbuh di luar negeri? Negara mana saja yang memberikan
dukungan kepada mereka? Lalu apa sajakah keuntungan yang didapat oleh para
sponsor ini?

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 53
1. Inggris Dukungan pertama di Inggris datang dari politisi Alex Sobel,
anggota Partai Buruh Inggris dan All-Party Parliamentary Group
(APPG), membuat sesi pertemuan dengan Benny Wenda dari ULMWP pada 23
Maret 2019 dengan tema “Pemberontakan Papua Barat: Di Mana Selanjutnya?”.
Pertemuan ini dilakukan tak lama setelah popularitas Partai Labour jatuh karena
banyaknya skandal hingga kehilangan 31 kursi di pemilihan umum terakhir. Ini
merupakan salah satu upaya Alex Sobel untuk merebut hati rakyat dan menaikkan
kembali popularitasnya di dunia politik. APPG sendiri terbukti mendapat uang dari
pemerintah asing, badan amal, bank, dan perusahaan tambang yang melobi para
anggota parlemen lewat APPG untuk menyetir kebijakan pemerintah. Apakah ini
alasan mengapa isu Papua tak kunjung usai dan terus diperdagangkan ?

Kita semua pasti penasaran, berapa banyak dana yang didapat APPG on West
Papua? Ada banyak aktivitas tambang minyak asing di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Diduga persahaan yang beroperasi di Teluk Bintuni ini adalah perusahaan tambang
yang melobi para anggota parlemen lewat APPG yang memiliki kepentingan untuk
mengeksploitasi gas alam dan minya di Papua. Selain kepentingan tambang,
kemungkinan APPG on West Papua juga menargetkan perusahaan senjata. Pasalnya,
Indonesia merupakan negara kedua terbesar pembeli senjata dari Inggris. Karena,
semakin kacau konflik Papua, maka perusahaan senjata Inggris dapat menjual lebih
banyak senjata ke Indonesia.

Selanjutnya, Dewan Kota Oxford memberikan Oxford Freedom of the City Award
kepada Benny Wenda, pada 17 Juli 2019 lalu. Walikota Oxford, Craig Simmons,
mengatakan penghargaan itu “layak diberikan” dan Benny Wenda “begitu banyak
berkontribusi baik lokal maupun di panggung internasional”. Penghargaan ini
mendapat kecaman dari warga Inggris yang mengetahui bahwa kelompok separatis
Papua Merdeka telah melanggar Hukum Internasional dengan penggunaan tentara
anak seperti yang telah diberitakan oleh Associated Press.

Foto dewan kota Oxford memberikan penghargaan kepada Benny Wenda 17 juli 2019
(Sumber: Koreri)

54 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
Sedangkan, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) bernama TAPOL yang
berbasis di London, Inggris, banyak mengangkat konflik-konflik separatisme di
Indonesia, terutama Papua Merdeka. TAPOL didanai oleh the Sigrid Rausing
Trust, CAFOD, The Bertha Foundation, Ford Foundation dan sejumlah pendukung
individual. Pendonor utama TAPOL, Sigrid Rausing tak hanya kaya, melainkan
juga sangat kuat dalam politik. Wanita Swedia ini dikenal karena skandal pajaknya,
yang melibatkan bank-bank Swiss dan HSBC, dan merupakan pendonor besar bagi
Partai Hijau Inggris. Apa yang menjadi tujuan TAPOL dan pendonor-pendonornya
mengangkat konflik separatisme di Indonesia? dan keuntungan apa yang didapat
oleh LSM ini? Setelah dikulik lebih jauh, ternyata Sigrid Rausing Trust ini tidak hanya
menjadi pendonor bagi Partai Hijau Inggris dan TAPOL, namun juga mendanai satu
media Inggris bernama Bellingcat yang secara masif mengoperasikan akun-akun
yang menyuarakan isu Free West Papua sampai 8.244 postingan per bulan. Sigrid
Rausing sendiri adalah anak dari konglomerat pemilik British Tetra Park.

Amerika Serikat melakukan pembiaran atas berdirinya West


2. Amerika Papua Human Right Center (WPHRC) yang dibentuk oleh

Serikat aktivis kemerdekaan, Herman Wainggai, pada 9 Maret 2019.


Kemudian, publik juga mempertanyakan dari mana Herman
Wainggai mendapatkan sponsor dana untuk membentuk lembaga ini ? Tidak lama
setelah itu, WPHRC memanfaatkan isu Black Lives Matter yang sedang mengguncang
Amerika Serikat dan dunia dengan membuat petisi di Petitions Whitehouse untuk
mendesak PBB melakukan investigasi ke Papua pada tanggal 21 Mei 2020. Namun
akhirnya petisi tersebut ditutup karena hanya berhasil mengumpulkan dukungan
dibawah 10% dari target yang diharapkan.

Screenshot laman petisi WPHRC (West Papua Human Rights Center)

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 55
3. Australia Sudah bukan rahasia lagi bahwa banyak lembaga dan
individu di Australia yang diuntungkan dengan adanya
isu separatisme Papua ini. Sebelumnya, Australia juga aktif mendukung kemerdekaan
Timor Leste dan memetik keuntungan dari proses pemisahan diri tersebut. Selain
minyak, Australia juga mengambil sumber daya minyak dan helium dari perairan
Timor4. Jadi sudah tidak heran, jika Australia juga menjadi salah satu negara yang
aktif memberikan dukungan. Pemerintah Australia berdalih bahwa dukungan ini
untuk melindungi indigenous people (orang asli Papua), namun disisi lain, Australia
juga bermasalah dengan suku asli mereka sendiri, suku Aborigin. Alasan dukungan
ini jelas kontradiktif dengan sikap dan kebijakan dalam negeri Australia. Dukungan
yang di berikan oleh Australia, juga tidak hanya datang dari beberapa kelompok
politik, namun juga dari swasta dan individu. Berikut kita kulik satu per satu.

a. Partai Politik

Dukungan politik Free West Papua datang dari kelompok Green Party Australia,
namun kelompok ini juga menggunakan isu Papua untuk meningkatkan elektabilitas
politiknya seperti Adam Bandt, Richard Di Natale, Jordon Steele. Pada 10 Februari
2020, saat Presiden Joko Widodo berpidato di Parlemen Australia, Canberra,
ketua Green Party yang baru saja dilantik, Adam Bandt, sengaja menemui dan
menyalami Presiden dengan pin bendera Papua Merdeka yang tersemat di jasnya.

Foto Adam Bandt (kanan), ketua Green Party yang baru saja dilantik saat menemui dan menyalami Presiden Joko Widodo (Kiri)
dengan pin bendera Papua Merdeka yang tersemat di jasnya. (Sumber: Tribunnews)

Adapun motifnya adalah ingin menaikkan kembali elektabilitas politik setelah


kegagalan Green Party mengatasi bushfire di Australia. Dukungan ini juga
bertujuan untuk mengalihkan perhatian publik dari berbagai masalah Green
Party diantaranya pelecehan seksual, permasalahan bullying dan permasalahan
antisemitism. Kepedulian terhadap Papua bukanlah kepedulian murni, melainkan
barang dagangan baru yang mendongkrak elektabilitas partai di dalam negeri.

4 Timor Leste Dibohongi Australia, Warga Australia Ungkap Borok Australia Mencuri Kekayaan
Bumi Lorosae (kupang.tribunnews.com)

56 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
b. Perusahaan

Tidak hanya partai politik, perusahaan juga memiliki kepentingan dalam bisnis
isu separatisme. Seperti perusahaan Rio Tinto (sebelumnya terdiri dari CRA,
perusahaan pertambangan Australia) yang juga tertarik untuk mengangkat isu
separatis untuk mengalihkan perhatian publik dari kerusakan lingkungan.

c. Individu

Selain partai politik dan perusahaan, ada pula pendukung yang datang dari kalangan
individu dan memiliki tujuan pribadi yang terbungkus oleh isu separatisme, mari
kita bahas satu per satu :

1. Anthony Craig, mendirikan sebuah partai bernama Free West Papua Party of
Australia dan menggunakan separatisme sebagai slogan di media sosial.
2. Izzy Brown dari Sail for Justice yang sebelumnya bekerja mengurus keadilan
dan hak tanah untuk masyarakat aborigin asli, namun tiba-tiba beralih mengurus
isu Papua.
3. Pengacara Jennifer Robinson (asal Australia) dan Veronica Koman (asal
Indonesia) yang sedang berkuliah di Australia. Mereka berdua adalah pengacara
yang menggunakan isu Papua untuk meningkatkan kepopulerannya. Sejak
menangani isu Papua, Jennifer berhasil menjadi pengacara ternama di London,
sementara Veronica mendapatkan penghargaan dari fakultas Hukum Universitas
Nasional Australia (ANU).
4. Australia juga menjadi rumah bagi beberapa aktivis kemerdekaan Papua seperti
Lewis Prai (OPM-TPNPB), Rex Ramukiek ULMWP, dan Jubir ULMWP, Jacob
Rumbiak. Lewis Prai Wellip merupakan anak dari ketua pimpinan OPM, Jacob
Hendrik Prai. Sementara, Rex Rumakiek, merupakan salah seorang anggota
Komite Eksekutif ULMWP (badan kedua tertinggi dalam pengambilan keputusan
di ULMWP setelah Board Committee).

Foto beberapa aksi Free West Papua di Australia (Sumber:West Papua Melbourne)

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 57
Foto beberapa aksi Free West Papua di Australia (Sumber:West Papua Melbourne)

Selain itu, Australia juga melakukan pembiaran kepada beberapa demonstrasi,


seperti pada 28 November 2019, demonstrasi bertajuk Vigil for West Papua
(Greenleft digelar di depan Konsulat Indonesia di Sydney, Australia, dimana salah
satu peserta demonstrasi mengaku dibayar AUD 50 setiap kali melakukan protes
dan akan dibayar dua kali lipat jika bersedia melakukan aksi pembakaran bendera.

4. Belanda Belanda juga termasuk kedalam salah satu negara yang


memfasilitasi demo Free West Papua. Disana, aktivis
kemerdekaan Raki Ap pernah membajak demonstrasi aktivis lingkungan
#ClimateMarch di Amsterdam pada 10 Maret 2019 dan menyusupkan agenda politik
Papua merdeka. Peristiwa pembajakan ini kemudian meraih lebih banyak simpati
dan exposure dari publik internasional.
Separatis Free West Papua menyusupi aksi #ClimateMarch di Belanda Amsterdam (10/03/2019)
(Sumber: Free West Papua Campaign Netherland)

58 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
5. New Zealand Di New Zealand, dukungan politik datang dari politisi
Partai Hijau Selandia Baru yakni Keith Locke, Barry
Coates, Marama Davidson, Catherine Delahunty, Steffan Browning, dan Jan Logie
sering terlihat vokal menyuarakan isu Papua.

Pendukung gerakan kemerdekaan Papua Barat di Selandia Baru termasuk Catherine


Delahunty dan Marama Davidson terlihat melakukan aksi unjuk rasa dalam kegiatan
pameran dagang yang diadakan oleh pemerintah Indonesia di Kota Auckland.

Pada Mei 2017, ketua ULMWP Benny Wenda bersama sedikitnya sembilan anggota
parlemen Selandia Baru menandatangani Deklarasi Westminster untuk menyerukan
dan memberi dukungan bagi penentuan nasib sendiri rakyat Papua. Anggota
parlemen tersebut terdiri dari politisi Partai Hijau, Partai Buruh, dan 1 dari Partai
Nasional.

Dukungan New Zealand terhadap kemerdekaan Papua bisa dinilai kontradiktif dengan
kebijakan internal mereka. Pasalnya, dukungan mereka terhadap orang asli Papua
tidak sejalan dengan kebijakan mereka terhadap suku asli, Maori. Dari kondisi ini,
dicurigai bahwa motif dukungan ini tidak semata karena dukungan persamaan nasib,
namun ada motif ekonomi dibaliknya.

6. Negara-negara Didiplomasi
negara-negara Pasifik, ULMWP melakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan uang,
sebagai gantinya ULMWP akan mendukung partai
Pasifik politik tertentu untuk menaikkan elektabilitasnya.

A. Vanuatu

Di Vanuatu, anggota ULMWP mendukung Ralph Regenvanu pada saat pemilu


Vanuatu 2020 lalu. Pada masa kampanye Ralph Regenvanu dari Land and
Justice Party mengadakan pertemuan khusus dengan pemimpin ULMWP Benny
Wenda di Owen Hall, Port-Vila, Vanuatu. Ralph Regenvanu melakukan manuver
politik dengan mendorong masalah Papua Barat yang menarik bagi masyarakat
sehingga dapat menaikkan kepopulerannya. Padahal selama Pemilu Vanuatu
2016, partai politik Regenvanu menang dengan selisih sangat kecil, 6 kursi dari
52 kursi. Dukungan ULMWP untuk Ralph Regenvanu selama kampanye bahkan
membuat Regenvanu populer dengan 1.589 suara yang memenangkan 8 kursi
dalam pemilihan . Sebagai bentuk barter dari kepopulerannya, anggota ULMWP
meminta uang untuk mendanai kantor ULMWP di Vanuatu selama 2-3 tahun.

Pada awalnya Ralph Regenvanu bukanlah siapa-siapa, namun setelah membuat


Wantok Blong Yumi Bill, rancangan undang-undang yang disahkan secara bulat

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 59
Pertemuan antara Menlu Vanuatu, Ketua Oposisi Inggris Jeremy Corbyn dan Benny Wenda di Inggris
(Sumber: Tabloid WANI)

oleh Parlemen Vanuatu pada Juni 2010, Ralph berhasil menjadi salah satu calon
perdana menteri dan berhasil membuat partai Land and Justice Party.

B. Solomon Islands

Setelah berhasil di Vanuatu, ULMWP diwakili Jubirnya Jacob Rumbiak merapat


ke Solomon Islands dan mendekatkan diri ke partai oposisi Kepulauan Solomon,
Hon. Matthew Wale pada 19 Maret 2020. Motif pendanaan dan dukungan di MSG
adalah hal utama dari semua tindakan ULMWP dan alasan mengapa mereka
begitu dekat dengan Kepulauan Solomon. Sementara bagi pihak oposisi berupaya
untuk menaikkan elektabilitas politik semata.

C. Fiji

ULMWP mendekatkan diri dengan Oposisi


Fiji Partai Social Democratic Liberal
(SODELPA) dengan tujuan mendapat
dukungan menjadi anggota penuh
Melanesian Spearhead Group (MSG)
agar setara dengan perwakilan negara.
Dengan posisi setara negara, ULMWP
akan menjadi subjek yang bisa menerima
pendanaan dan bantuan yang tidak sedikit
dari negara lain, perusahaan, maupun
Foto pertemuan antara SODELPA dengan jubir
konglomerasi. ULMWP (Sumber: Suara Papua)

60 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
Sementara bagi SODELPA, dukungan terhadap separatisme Papua telah
memberikan popularitas tambahan bagi oposisi Fiji di antara para konstituen Fiji.
Ro Teimumu Kepa sendiri sebagai pemimpin oposisi di tahun 2017, juga memiliki
posisi sebagai pemimpin salah satu dari 3 suku besar di Fiji (yang tergabung
dalam konfederasi), memantapkan identitasnya sebagai pembela bangsa
Melanesia Di Kepulauan Solomon, Jubir ULMWP Jacob Rumbiak bertemu dengan
pemimpin partai politik oposisi Kepulauan Solomon Hon. Matthew Wale untuk
mengkampanyekan isu Papua pada 19 Maret 2020.

D. Papua New Guinea (PNG)

Banyak politisi PNG sudah menggunakan masalah Papua Barat untuk


meningkatkan posisi pribadi mereka seperti Powes Parkop (PNG National Capital
District Governor) dan Gary Juffa (PNG Oro’s Governor). Mengingat pemilihan
umum berikutnya di Papua Nugini akan terjadi pada Juli 2022. Banyak pejabat,
termasuk Powes Parkop dan Gary Juffa, telah mulai membangun kembali citra
mereka untuk mendapatkan dukungan publik. Kecenderungan kedua politisi dekat
dengan OPM-TPNPB, terbukti dengan kehadiran Powes Parkop selaku gubernur
Port Moresby pada konferensi pers OPM di Port Moresby pada 9 Oktober 2019.
Sebagai gantinya diduga kuat OPM juga mendapatkan uang dari PNG untuk
operasional mereka.

International League of Peoples’


7. Kampanye Solidaritas Struggle (ILPS) adalah formasi anti-
imperialis dan demokratis. ILPS
International League mempromosikan, mendukung, dan

of People's Struggle mengembangkan perjuangan anti-


imperialis dan demokratis dari rakyat

(ILPS) dunia melawan imperialisme dan semua


reaksi. ILPS didirikan pada tanggal 25
Mei 2001 di Zutphen, Belanda di Majelis Internasional Pertama (FIA).

Pada 1 Juli 2020, berbarengan dengan


selebrasi HUT OPM, Sekretaris Umum
KNPB Victor Yeimo mempostingkan
video yang menampilkan dirinya beserta
Ketua ILPS Len Cooper, Wakil Ketua
ILPS Regional Asia-Pasifik Sarojeni
Rengam, dan Jubir ULMWP Jacob
Rumbiak. Para perwakilan dari ILPS
menyerukan dukungannya kepada hak
penentuan nasib sendiri bagi Papua.

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 61
8. Kenya, Dibukanya kantor separatis ULMWP di Kenya tak lepas dari
usaha ketua ULMWP, Benny Wenda, yang menyusup dalam
delegasi Vanuatu saat menghadiri African, Caribbean and
Afrika Pacific (ACP) Summit ke-9 pada 9-10 Desember 2019. Dalam
acara tersebut, Benny Wenda bertemu Daniel Mwambonu,
Selatan ketua Global Pan Africanism Network (GPAN).

Daniel Mwambonu kemudian membantu Benny Wenda membuka kantor ULMWP di


Kenya. Tujuan utamanya adalah agar ULMWP bisa menjual isu Papua Merdeka dan
kemudian meminta donasi dari tokoh-tokoh politik di Kenya. Setelah itu, kelompok
ini bisa merambah lebih jauh untuk meminta dana ke negara-negara Afrika lainnya.
Setelah mempelajari lebih dalam terkait organisasi-organisasi pengusung narasi

Foto kantor ULMWP di Kenya (Sumber: Akun Facebook Bazoka Logo, anggota ULMWP.)

62 Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik We Need To Talk About West Papua
C. Kesimpulan

Papua merdeka, kita akhirnya memahami bahwa kemerdekaan Papua bukanlah


masa depan bagi orang asli Papua. Melainkan hanya sebatas perebutan kekuasaan
dari beberapa kelompok yang mengaku sebagai pejuang kemerdekaan. Narasi ini
memiliki banyak kerapuhan di berbagai sisi. Mulai dari kelompok pendukung yang
tidak solid dan penuh dengan kepentingan masing-masing, sampai dengan campur
tangan pihak luar yang terlalu banyak. Narasi Papua merdeka tidak pernah benar-
benar peduli dengan nasib orang asli Papua, namun hanya sekedar ego kelompok
yang sedang berebut kekuasaan dengan cara yang berbeda. KNPB, ULMWP,
TPNPB-OPM memiliki agenda masing-masing dan tidak satu tujuan.

Dukungan dari luar, baik dari beberapa partai politik di beberapa negara hingga
beberapa perusahaan justru membuat narasi kemerdekaan Papua semakin bias
lagi. Alih-alih memberikan dukungan, isu Papua justru dieksploitasi sesuai dengan
kepentingan dan motif masing-masing, baik secara politik maupun ekonomi. Pada
akhirnya tidak ada lagi kepentingan orang asli Papua yang tersisa, isu ini memang
sengaja dipertahankan dan dirawat untuk kepentingan banyak kelompok. Lambat
laun, kepentingan-kepentingan yang bermain disini semakin banyak dan kuat, tapi
lupa dengan tujuan aslinya, yakni “mensejahterakan rakyat Papua”. Lalu, jika tidak
berasal dari gerakan rakyat, mengapa gerakan ini tidak bisa diredam ? Tentu saja,
narasi Free West Papua ini membutuhkan waktu yang panjang untuk diselesaikan,
mengingat aktor yang merawatnya juga tidak sedikit dan memiliki pengaruh yang
besar baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Konfliknya juga semakin
rumit dari hari ke hari. Namun, ini bukan alasan bagi pemerintah Indonesia untuk
terus mempertahankan kedaulatannya dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang
semakin berpihak pada rakyat Papua.

We Need To Talk About West Papua Bab 2. Papua Merdeka dan Kepentingan Politik 63
Bab 3
Jejak
Pembangunan Papua

64 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


A. Pasang Surut Hubungan
Papua-Indonesia dalam Beberapa
Periode Kepresidenan

Luka historis yang ditorehkan semasa pemerintahan Presiden Soeharto (1967-1998) selalu
dijadikan alasan oleh gerakan separatis Papua untuk terus melawan dan melakukan upaya-
upaya memerdekakan diri dari Indonesia. Namun ada satu hal yang perlu diingat bahwa
kasus-kasus HAM pada masa rezim militeristik Soeharto dan ketertinggalan masyarakat
Papua sudah tidak lagi relevan untuk digunakan sebagai alasan untuk merdeka. Papua, serta
masyarakat di dalamnya saat ini lebih maju dan bahkan lebih merdeka dalam menjalani
kehidupan dibandingkan pada masa lampau. Beberapa presiden bahkan memiliki hubungan
manis yang sulit dilupakan oleh rakyat Papua sendiri. Hal ini tidak lain karena ketulusan
pemimpin-pemimpin Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan rakyat Papua. Sebut
saja Presiden BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Joko Widodo. Ketiga Presiden tersebut
memiliki catatan sejarah pro-kepentingan rakyat Papua yang sangat menonjol.

Kesalahan kebijakan satu orang presiden tidak bisa diklaim sebagai kesalahan negara
secara mutlak dan terus menerus diungkit untuk melanggengkan kepentingan separatis. Tidak
dapat dipungkiri bahwa dinamika politik di dalam negeri kerap mempengaruhi kebijakan
di beberapa daerah termasuk Papua. Berbeda presiden, berbeda kebijakan, berbeda pula
prestasi yang dihasilkan. Sudah saatnya pandangan subjektif tersebut kita ubah menjadi
lebih objektif dengan menelisik ulang, apa saja upaya yang pernah dilakukan oleh presiden-
presiden Indonesia dalam rangka melindungi dan mencintai Papua sebagai bagian dari
Indonesia. Terutama sejak kehadiran Otsus, Indonesia telah memberikan kewenangan dan
kekuasaan lebih luas kepada rakyat asli Papua untuk mengelola daerahnya sendiri sehingga
nantinya diharapkan dapat menghadirkan keadilan sosial dan meningkatkan kesejahteraan.

Papua di era Kontribusi terbesar Soekarno


terhadap Papua adalah melepaskan

Presiden Papua dari skenario negara boneka


Belanda. Sebagaimana yang tertulis

Soekarno dalam berbagai literatur, Belanda


mengetahui kandungan emas yang
ada dibawah bumi Papua dan berusaha keras
mempertahankan Papua agar tidak menjadi bagian dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menyelisihi
hasil perundingan Konferensi Meja Bundar pada 1949, dan
menjadikan Papua sebagai negara boneka buatan Belanda
dengan memberikan kemerdekaan pada tahun 1961.

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 65


Soekarno lekas menyadari situasi ini, karena politik serupa pernah digunakan
oleh Belanda ketika membentuk negara boneka Madura, Pasundan, Jawa Timur,
Sumatera Timur dan Sumatera Selatan.

Motivasi besar Soekarno untuk mengusir Belanda dari tanah Papua dilatarbelakangi
oleh pandangannya yang anti kolonialisme. Di satu sisi, Belanda telah berjanji untuk
menyerahkan Papua saat Konferensi Meja Bundar diadakan. Namun disisi lain,
Belanda menunjukkan tindakan yang tidak kooperatif dan justru merasa keberatan
untuk melepaskan Papua. Belanda juga bahkan membentuk Dewan Nasional Papua
serta mendeklarasikan kemerdekaan di tahun 1 Desember 1961 dengan memberi
bendera Bintang Kejora dan lagu kebangsaan “Hai Tanahku Papua”.

Seorang wanita Belanda sedang menjahit bendera Bintang Kejora pada bulan Oktober
1961, sebelum digunakan pertama kali pada 1 Desember. (Sumber: gelora.co)

Menanggapi sikap sewenang-wenang Belanda, pada 19 Desember 1961 Soekarno


mendeklarasikan Trikora (Tri Komando Rakyat) yang berisi 1) Gagalkan pembentukan
negara boneka Papua buatan Belanda, 2) Kibarkan sang merah-putih di Irian Barat
(saat ini Papua) dan 3) Bersiap untuk mobilisasi umum. Pada tahun-tahun sebelumnya,
Soekarno juga melakukan upaya nasionalisasi perusahaan Belanda yang ada di
Indonesia dengan mengeluarkan UU nomor 86 tahun 1958 tentang nasionalisasi
perusahaan Belanda. Perusahaan-perusahaan yang dimaksud diantaranya adalah
Perusahaan Perkebunan, Nederlandsche Handel-Maatschappij, Perusahaan Listrik,
Perusahaan Perminyakan dan Rumah Sakit (CBZ) menjadi RSCM.

66 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Kumpulan masa di alun-alun Yogyakarta ketika Soekarno mendeklarasikan Trikora 11 Juni 1964.
(Sumber: goodnewsfromindonesia.id)

Soekarno menganggap bahwa Belanda adalah


penjajah di tanah Papua, sama halnya Belanda
menjajah Indonesia. Maka jelas bahwa upaya
Soekarno untuk merebut Papua tidak bertujuan
untuk mengambil kekayaan alam di tanah Papua
melainkan dimotivasi oleh kepentingan politik.
Dalam hal ini, ia tidak ingin kolonialisme terjadi di
Papua.

Perjuangan dan kegigihan Soekarno mengusir


koloni juga sampai ke tingkat internasional.
Bahkan perjuangannya itu didukung oleh J.F
Kennedy, Presiden Amerika Serikat yang saat
Pidato Soekarno saat Pembebasan Irian
itu memimpin1. Meskipun pada akhirnya ia
Barat (Papua) pada 19 Desember 1961 terbunuh karena perbedaan kepentingan antara
(Sumber: Lintas Parlemen)
Perusahaan AS Rockefeller dan Kennedy di
Indonesia, namun pada akhirnya perjuangan Soekarno membuahkan hasil. Ia terus
menerus mendesak klaim Indonesia atas wilayah Papua dan memobilisasi dukungan
dari negara-negara berkembang yang saat itu sedang mendukung dekolonisasi
internasional. Belanda kemudian menyerahkan Papua kepada United Nations
Temporary Executive Authority (UNTEA) melalui Perjanjian New York2. Perjanjian ini
juga mengatur ketentuan bahwa masyarakat Irian Barat akan menggunakan hak
kebebasan memilih (Act of Free Choice) untuk bergabung dengan Indonesia atau
tidak yang dilakukan sebelum Desember 1969.

1 Greg Puolgrain (2020) JFK vs. Allen Dulles: Battleground Indonesia. USA: Skyhorse. Hal, 9
2 Sejarah Kemerdekaan Papua Barat dari Belanda & Gabung NKRI. Artikel Online Tirto edisi
19 Agustus 2019. Diakses dalam: tirto.id

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 67


Papua di bawah kepemimpinan Soekarno hanya berfokus pada perebutan kedaulatan
dari tangan Belanda baik melalui diplomasi maupun konfrontasi sehingga program
terkait pembangunan di Papua masih belum menjadi agenda prioritas Indonesia.
Pada perkembangannya, sejarah kembali diputar oleh Belanda. Upaya Soekarno
untuk mencegah pembentukan negara boneka Papua dipelintir sebagai bentuk
penjajahan Indonesia dan perebutan kemerdekaan Papua yang sudah diberikan
oleh Belanda.

Dualisme sejarah masih menjadi batu ganjalan bagi sebagian masyarakat Papua
hingga saat ini, hal ini menjadi salah satu alasan mereka sulit menerima Indonesia.

Hubungan Papua dan Soeharto sama sekali tidak baik, periode ini
Papua di era juga yang menjadi cikal bakal membesarnya embrio separatisme

Presiden di Papua. Pejuang separatisme merasa gerah dengan beberapa


operasi militer Soeharto dan bergerilya melawan pemerintah

Soeharto Indonesia. Berikut beberapa catatan kelam yang pernah terjadi


di masa pemerintahan presiden Soeharto:

1. Menandatangani kontrak karya Freeport tepat tiga bulan setelah dilantiknya


Soeharto sebagai presiden RI;
2. Menetapkan status Papua sebagai Daerah Operasi Militer (DOM);
3. Melakukan beberapa kali operasi militer diantaranya seperti Operasi
Bharatayuda dan Operasi Pamungkas;
4. Melakukan tekanan kepada orang Papua ketika Penentuan Pendapat
Rakyat (Pepera) dilaksanakan;
5. Membatasi pergerakan media massa.

Penandatangan Kontrak Karya pertama kali antara Freeport dan Indonesia pada
tahun 1967 yang diwakili oleh Menteri Pertambangan RI, Ir. Slamet Bratanata dan
Robert C. Hills, Presiden dari Freeport Sulphur (Sumber: Berdikari Online)

68 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Anggota Dewan Musyawarah Pepera (DMP) di Jayapura
Pelaksanaan Pepera oleh Perwakilan rakyat
melakukan Pepera pada 2 Agustus 1969 di Gedung Negara
Irian Barat (Sumber: Papua News)
Dok V Atas Jayapura (Sumber: Batas Negeri)

Papua di era Presiden Habibie menanggung masa-masa sulit, membenahi


hubungan yang tidak baik dari periode presiden sebelumnya dan

Presiden BJ menanggung banyak pekerjaan rumah. Habibie lebih demokratis,


beberapa kebijakan Habibie sangat berbanding terbalik dengan

Habibie Soeharto, tentu saja hal ini menjadi lompatan yang signifikan bagi
kemajuan konflik Papua-Indonesia. Berikut beberapa kebijakan
demokratis Habibie yang berhasil membuka kran dialog Papua-Indonesia:

1. Penghapusan status Daerah Operasi Militer (DOM) menjadi


daerah rawan;
2. Membuka dialog informal dengan 100 perwakilan orang Papua
atau perwakilan Foreri;
3. Menerbitkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers. UU ini memberi kebebasan dan hak-hak
Pers yang sebelumnya dibatasi pada masa Soeharto.

Dialog Nasional Tim 100 Papua Barat dengan Presiden Habibie pada tahun
26 Februari 1999 di Istana Negara (Sumber: twitter.com/jayapuraupdate)

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 69


Papua di era Melanjutkan upaya dialogis yang sudah dirintis oleh Presiden
Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid berhasil mengukir
Presiden hubungan yang sangat baik dengan Papua. Gus Dur berhasil
menjadi sosok presiden yang dicintai masyarakat Papua.
Abdurrahman Gus Dur mengubah nama Irian Jaya menjadi Papua,

Wahid bahkan memperbolehkan bendera Bintang Kejora untuk


dikibarkan dengan syarat tidak boleh lebih tinggi dari
bendera merah putih. Ia menganggap bahwa Bintang Kejora merupakan simbol kultural
masyarakat Papua bukan sebagai simbol nasionalisme.

Kunjungan pertama kali Gus Dur ke Papua yang disambut antusias oleh masyarakat Papua
(Sumber: CNN Indonesia)

Beberapa langkah kebijakan Gus Dur yang berhasil meredakan konflik


rakyat Papua diantaranya:

1. Melakukan kunjungan ke Papua dua bulan setelah


diangkat menjadi presiden;
2. Memperbolehkan bendera Bintang Kejora untuk berkibar
asalkan tidak lebih tinggi dari bendera Merah Putih;
3. Mengizinkan dan memberi bantuan sekitar 1 miliar rupiah
untuk pelaksanaan kongres rakyat papua (KRP);
4. Munculnya inisiasi Otonomi Khusus saat KRP II untuk
menanggapi keinginan orang Papua untuk menggelar
referendum. Inisiasi Otsus ini justru berasal dari
perwakilan berpengaruh seperti kalangan akademisi.

70 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Presiden Abdurrahman wahid atau Gus Dur berfoto bersama masyarakat Papua
(Sumber: CNN Indonesia)

Papua di era Pada tanggal 21 November 2001, Presiden Megawati


mengesahkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang

Presiden Otonomi Khusus (Otsus) bagi Provinsi Papua. Selain itu, Presiden
Megawati juga mengeluarkan beberapa kebijakan lain untuk
Megawati Papua, diantaranya:

1. Pemekaran wilayah Papua menjadi tiga provinsi baru. Meskipun UU


tentang pemekaran wilayah ditunda, namun menjadi pijakan utama bagi
kepemimpinan selanjutnya;
2. Meskipun tidak lama memimpin, namun Megawati mengesahkan Undang-
undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) bagi
Provinsi Papua pada 21 November 2001;

Tidak dapat dielakkan bahwa kebijakan yang dikeluarkan


pada masa presiden Megawati UU menjadi tonggak
pertama pembangunan di Papua yang hasilnya dapat
dirasakan hingga saat ini. Namun, sayangnya di era
Megawati terjadi juga tindakan represif yang menimbulkan
kontroversi. Masyarakat Papua kembali merasakan adanya
pembatasan terhadap kebebasan berekspresi. Tindakan
represif untuk menekan gerakan kemerdekaan kembali
dilakukan, salah satunya ditandai dengan terbunuhnya
Theys Eluay, ketua PDP, yang dilakukan oleh Anggota
Pasukan Khusus (Kopassus) pada 11 November 2001.
Kejadian itu meninggalkan bekas mendalam bagi
rakyat Papua.

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 71


Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan cagub/cawagub untuk Pilgub Papua 2018.
(Sumber: news.detik.com)

Papua di era Salah satu kontribusi SBY di Papua adalah pembentukan MRP
(Majelis Rakyat Papua) tahun 2004 sebagaimana amanat
dari UU Otonomi khusus yang pada tahun-tahun sebelumnya
Presiden SBY sempat tertunda. Papua menjadi satu-satunya provinsi di
Indonesia yang memiliki lembaga MRP sebagai representasi
(2 Periode) kultural rakyat asli Papua. Selain itu, SBY juga mengeluarkan
beberapa kebijakan lain:

1. Pembentukan Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi


Barat (UP4B). UP4B berisi program afirmasi yang memberikan kesempatan
lebih besar bagi masyarakat Papua untuk terlibat dalam berbagai pelaksana
pemerintah dan pendidikan di Papua;
2. Melakukan dialog dengan pemuka agama di Papua.

Keterangan gambar: Kantor Majelis Rakyat Papua di Kotaraja, Jayapura


(Sumber: lintaspapua.com)

72 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Warisan penting peninggalan SBY lainnya yaitu membentuk Unit Percepatan
Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Barat (UP4B) sebagaimana tertuang
dalam Perpres Nomor 66 Tahun 2011. Beberapa capaian UP4B diantaranya
adalah pembangunan jalan, transportasi dan fasilitas publik lainnya seperti fasilitas
kesehatan, bidang ekonomi kerakyatan, dan pendidikan serta pemihakan bagi OAP.
Beberapa prestasi pembangunan infrastruktur hingga akhir masa jabatan SBY adalah
sebagai berikut3:

1. Pengembangan bandara Sentani di Jayapura dengan status 80%;


2. Pembangunan jaringan backbone serat optik Jayapura yang sudah berjalan
sekitar 60%;
3. Pembangunan jalan Trans-Papua dan Papua Barat dengan memakan
biaya sebesar Rp 11,3 triliun dengan status dilaporkan dari 12 ruas jalan
yang masuk MP3EI sudah terbangun 9 ruas.

Papua di era Presiden Joko Widodo, atau panggilan akrabnya Presiden


Jokowi, telah dan sedang menorehkan kemajuan drastis

Presiden untuk pembangunan di Papua. Keberpihakannya di Papua


yang paling dikenal adalah pembangunan infrastruktur,
Joko Widodo namun tidak hanya itu, Presiden Jokowi menyadari bahwa
setelah beberapa tahun program otsus berjalan, hasilnya
kurang signifikan, sehingga beliau melakukan percepatan
pembangunan di Papua melalui wakil presiden beserta menteri-
menterinya secara langsung. Jokowi paham jika luka HAM yang
pernah ada tidak akan bisa terhapus dengan cepat. Untuk mengobati
luka lama itu, Jokowi menunjukkan keseriusannya dengan tidak
tebang pilih untuk menindak tegas oknum aparat yang membuat
masalah di Papua.

Kunjungan pertama kerja pasca-pelantikannya menjadi


presiden dan disusul dengan belasan kunjungan lainnya
ke Papua menyiratkan bahwa masyarakat Papua adalah
prioritasnya. Tidak sekedar janji, Jokowi membuktikan
keseriusannya memajukan Papua dengan kerja nyata.

Saat ini masyarakat Papua sudah bisa merasakan


manfaat pembangunan secara langsung. Beberapa
langkah strategis yang dilakukan Jokowi di Papua
adalah sebagai berikut:

3 Prestasi Pembangunan Infrastruktur di Era SBY.


Diakses dalam: demokrat.or.id

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 73


1. Pembangunan infrastruktur secara masif dan merata baik skala nasional,
provinsi, daerah, hingga pedalaman;
2. Pembangunan manusia melalui pendidikan dan pemberdayaan;
3. Program pemerataan energi melalui BBM satu harga dan pembagian
Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE);
4. Program Bangga Papua atau Bangun Generasi dan Keluarga Sejahtera
untuk menciptakan SDM berkualitas melalui peningkatan gizi dan kesehatan
anak;
5. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan
Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Presiden Jokowi berhasil melanjutkan estafet


pembangunan yang sudah menjadi perhatian utama sejak era kepresidenan
terdahulu. Jokowi banyak menorehkan keberhasilan pembangunan Papua. Jokowi
tidak hanya berhasil menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya, namun ia
juga berhasil membuka daerah-daerah yang selama ini terisolir dan susah dijangkau.
Salah satu prestasinya adalah menghubungkan dan menyatukan jalan antar wilayah
yang berpuluh tahun lamanya telah menjadi kebijakan pembangunan di Papua.
Meskipun belum sempurna, namun hasilnya dapat kita rasakan secara nyata.

Presiden Jokowi juga merupakan satu-satunya presiden yang paling banyak


melakukan kunjungan kerja ke Tanah Papua. Sejak awal menjabat pada tahun 2014
hingga tahun 2019, Presiden Jokowi terhitung telah mengunjungi Papua sebanyak
12 kali. Banyaknya kunjungan kerja tersebut tidak pernah dilakukan Jokowi di
daerah-daerah lain di Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa ada perhatian khusus
yang ingin diberikan pemerintah untuk kemajuan Papua baik melalui pembangunan
infrastrukturnya, juga manusianya.

74 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 75
Presiden Joko Widodo menggendong seorang balita saat melakukan kunjungan kerja pada 12
April 2018 di Kampung Kayeh, Kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua (Sumber: Kompas)

1. Pembangunan Berbasis infrastruktur

Intensitas kunjungan yang dilakukan Presiden Jokowi sejalan dengan masifnya


program pembangunan infrastruktur di Papua. Di bawah kepemimpinannya,
beberapa proyek besar yang ditangani (dilanjutkan) Jokowi berhasil dirampungkan.
Beberapa capaian besar yang dicapai selama kepemimpinannya yang dirangkum
dalam berbagai sumber diantaranya adalah infrastruktur jembatan salah satunya
adalah jembatan Youtefa yang menjadi ikon terbaru Provinsi Papua. Selanjutnya,
pembangunan jalan Trans-Papua dengan total panjang 4.330 km sebagian besar
hampir dirampungkan oleh periode ini.

Presiden Jokowi juga membangun tol laut dan tol udara untuk menekan
kesenjangan harga antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia. Sejauh
ini terdapat sebanyak lima pelabuhan yang sudah dibangun seperti Pelabuhan
Nabire, Pelabuhan Pomako, Pelabuhan Depapre, Pelabuhan Moor, Pelabuhan
Kaimana dan Pelabuhan Serui. Untuk menjangkau daerah-daerah pedalaman,
Presiden Jokowi membangun tol udara. Secara keseluruhan terdapat 40 bandara
dan 15 pelabuhan yang sedang dikembangkan di Papua dan Papua Barat yang
saling terkoneksi antara daerah kota dan pedalaman.

Presiden Joko Widodo bersama Panglima TNI saat meninjau lokasi pembangunan Jalan
Trans-Papua di ruas Wamena-Mamugu pada Mei 2017 (Sumber: Republika)

76 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Salah satu bandara atau lapangan udara perintis di Pelabuhan di Nabire yang saat itu akan diperbaiki pada
daerah pedalaman Papua (Sumber: Fakta News) tahun 2017. (Sumber: Kompas)

2. Pembangunan Berbasis Manusia

Tidak hanya terhenti di infrastruktur, Jokowi juga menaruh perhatian lebih pada
pembangunan berbasis manusia. Sebagaimana diungkapkan oleh mantan Wakil
Presiden Jusuf Kalla bahwa kunci utama pembangunan di Papua terletak pada
Sumber Daya Manusianya4.

Besarnya pengalokasian dana Otsus untuk pendidikan memberikan anak-anak


Papua kesempatan untuk menuntut ilmu di berbagai bidang pendidikan. Di
dalam negeri, sebanyak 400 lebih anak Papua mendapatkan beasiswa untuk
mengenyam pendidikan dari S1 hingga S3. Sedangkan di luar negeri, sebanyak
662 anak Papua telah mengenyam pendidikan di 17 perguruan tinggi ternama5.
Pemerintah memberikan perhatian pada bidang pendidikan lebih khususnya di
daerah terpencil. Salah satu upaya tersebut tercerminkan pada pembangunan
1.191 Unit Sekolah Baru (USB) dan rehabilitasi 67.253 ruang belajar di Kabupaten
Pegunungan Bintang6. Perhatian lebih yang diberikan Jokowi pada pembangunan
SDM di Papua menunjukkan hasil nyata dan tepat sasaran. Banyak anak-anak
Papua yang sudah memiliki gelar sarjana dan terlibat dalam berbagai bidang
pekerjaan, bahkan entrepreneur, pebisnis mulai menjamur di kalangan masyarakat
asli Papua.

Tidak berhenti di situ, untuk meningkatkan pendidikan dan SDM di Papua,


pemerintah bekerja sama dengan PT Papua Muda Inspiratif, yang didirikan oleh
21 pemuda asli Papua. Kolaborasi ini bertujuan untuk pembangunan Papua Youth
Innovation & Creativity Hub di 7 wilayah adat yakni Sorong, Jayapura, Fak-fak,
Timika, Merauke, Biak, dan Wamena dengan mengadopsi konsep Silicon Valley
dan Malaysian Global Innovation & Creativity Center. Tujuannya tidak hanya untuk
mencetak pebisnis yang berasal dari anak Papua, namun juga social entrepreneur7.

4 Jusuf Kalla: Pembangunan SDM Jadi Kunci Kemajuan Papua Kompas.com - 14/11/2020,
(nasional.kompas.com)
5 Biro Otsus Terus Benahi Program Beasiswa Pengiriman Anak Papua
6 Membangun Sekolah Baru di Pegunungan BIntang Papua. Sumber: Akun Youtube Kemdikbud RI
7 Mengenal ‘Papua Youth Creative Hub’ yang Diresmikan Jokowi 29 Okt 2019

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 77


Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Prof. Bambang Brodjonegoro, sesuai Inpres Nomor 9 Tahun 2017,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membentuk Tim Percepatan Pembangunan Papua.
(Sumber: Youtefa Post)

Pembangunan berbasis manusia khususnya untuk orang asli Papua


memperlihatkan hasil yang nyata. Peningkatan kualitas SDM selaras dengan
hadirnya daerah-daerah pariwisata yang mulai berkembang. Beberapa destinasi
bahkan telah dikenal hingga di kancah internasional seperti kawasan-kawasan
terpadu di Sorong, Teluk Bintuni, dan Raja Ampat8.

Provinsi Papua dan Papua Barat layaknya seperti anak bungsu yang terus
diperhatikan di pemerintahan Jokowi. Tingginya kepedulian Jokowi terhadap
Papua juga diwujudkan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Melalui Inpres ini, pemerintah melakukan pendekatan pembangunan dengan
memfokuskan pada kesejahteraan orang asli Papua. Maka dari itu, pembangunan
yang dilakukan nantinya harus sesuai dengan kondisi sosial budaya, adat dan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Keistimewaan lainnya adalah wakil
presiden Ma’ruf Amin dan jajaran menteri lainnya juga ditunjuk untuk menangani
percepatan pembangunan ini.

Program pembangunan yang dijanjikan Jokowi saat kampanye pemilihan presiden


dibuktikan dengan capaian-capaian yang nyata. Pembangunan di mata Jokowi
tidak hanya pembangunan berbentuk pembangunan fisik seperti infrastruktur.

8 Pemerintah Mengintensifkan Pembangunan di Papua Oleh: Timotius Gobay*17 November 2020


(baliexpress.jawapos.com)

78 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Pembangunan di Papua dalam kacamatanya adalah pembangunan secara
keseluruhan yang menekankan pada infrastruktur dan juga manusia, orang-orang
Papua. Perhatian penuh tersebut mendapat respon balik dari masyarakat Papua.
Hal ini dibuktikan dengan adanya dukungan terhadap Jokowi dalam pemilihan
umum presiden tahun 2014. Pasangan Jokowi-Ma’ruf mendapatkan suara
mayoritas hampir di seluruh daerah di Papua.

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 79


B. Pembangunan Dalam Beberapa
Tahun Terakhir

Beberapa tahun terakhir fokus perhatian pemerintahan Joko Widodo tertuju pada
pembangunan di daerah-daerah luar Jawa khususnya Papua. Presiden Jokowi membuktikan
keseriusannya dengan melakukan banyak kunjungan kerja ke Papua yang dibarengi dengan
masifnya pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia.

Sayangnya, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah demi memajukan Papua tidak berjalan
dengan mulus. Hambatan utama tidak lain berasal dari kelompok separatis yang secara tidak
langsung telah menghambat pembangunan di sana. Beberapa kasus yang dilakukan kelompok
kriminal bersenjata (KKB) yang telah menghambat pembangunan diantaranya adalah:

a. Bidang infrastruktur: Penyerangan terhadap Tim Survei Papua Terang di Distrik


Wagemuga, Paniai yang beranggotakan 33 orang yang terdiri dari Tenaga Ahli PLN,
Mahasiswa Uncen dan UI, serta Aparat pada tahun 2018; dan penyerangan yang dan
pembunuhan oleh kelompok terhadap 19 para pekerja Trans-Papua pada 2 Desember
2018,

Korban pekerja proyek jembatan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak, Kabupaten Nduga

Pasukan TNI mengevakuasi para guru dari lembah Arwanop setelah disandera oleh kelompok kriminal
separatisme bersenjata (KKSB) di Papua (19/04/2018) (Sumber: suara.com)

80 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


b. Bidang pendidikan: Penyanderaan 15 guru dan paramedis di Nduga yang dilakukan
selama beberapa hari dari 3-17 Oktober 2018. Bahkan seorang guru wanita diperkosa
secara bergiliran oleh anggota Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB)

c. Bidang Kesehatan: Penembakan 2 tenaga medis yang mengantarkan obat Covid 19 di


Intan Jaya, 1 tewas dan 1 kritis

Anggota Gugus Tugas COVID-19 di Papua yang ditembak KKB dievakuasi tim
(Sumber: nasional.tempo.co)
KKB juga menyatakan akan membunuh siapapun yang melakukan pembangunan. Upaya
separatis yang selalu berusaha mengganggu pembangunan mengindikasikan adanya salah
satu dugaan bahwa pembangunan yang menjadikan rakyat Papua lebih maju dan sejahtera
nantinya menimbulkan sikap abai mereka terhadap isu Papua merdeka. Selain itu, isu Papua
merdeka masih dijadikan tameng oleh separatis sebagai alat untuk melegalkan kepentingan
mereka seperti korupsi dengan mengambil dana desa untuk digunakan membeli senjata.

Gerakan separatis terus melancarkan tuntutannya baik di dalam maupun luar negeri.
Sayangnya, tuntutan-tuntutan yang dilancarkan kepada Indonesia tidak diiringi dengan
rencana yang jelas untuk membangun Papua kedepannya. Sebagai contoh Benny Wenda,
pemimpin ULMWP, saat ditanya dalam wawancara BBC Talk terkait rencana pembangunan
Papua kedepan, ia menyampaikan bahwa rakyat Papua tidak membutuhkan pembangunan,
Papua sudah memiliki segalanya dan berpotensi menjadi “negara hijau”.

Tuntutan gerakan separatis terhadap pemerintah pusat dengan menghadirkan desas-desus


bahwa Indonesia tidak berpihak terhadap masyarakat Papua tentu sudah tidak lagi relevan.
Pembangunan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir meninggalkan kesan positif di
benak rakyat Papua. Saat ini rakyat Papua tengah menikmati manfaat pembangunan di
berbagai kota hingga wilayah pedalaman.

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 81


Postingan Facebook TPNPB-OPM yang mengancam akan membunuh siapapun yang
melakukan pembangunan

Hak-hak dan Sebagaimana telah ditetapkan dalam UU


nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus9,

Kewenangan Orang orang asli Papua telah diberikan kewenangan


seluas-luasnya pada pemerintah daerah

Asli Papua Melalui dalam berbagai pelaksanaan pembangunan


dan penyelenggaraan pemerintah kecuali
Otonomi Khusus kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan keamanan, moneter dan fiskal,
agama, dan peradilan. Dengan adanya undang-undang tersebut, maka rakyat Papua
memiliki kebebasan dalam memilih jalan untuk memajukan daerahnya sendiri.

Agar kewenangan dipergunakan dengan semestinya, dikeluarkan UU otsus ini


juga dibarengi dengan pembentukan Majelis Rakyat Papua (MRP). Dalam hal
ini MRP memiliki peran penting untuk melindungi hak-hak asli orang Papua yang
berdasarkan penghormatan terhadap adat dan budaya, pemberdayaan perempuan,
dan keberlangsungan kerukunan beragama di atas tanah Papua. MRP sendiri
beranggotakan orang-orang asli Papua yang terdiri atas wakil masyarakat adat,
masyarakat agama, dan perwakilan perwakilan perempuan Papua. MRP memiliki

9 Sumber diakses dalam: ngada.org/

82 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


hak dan wewenang untuk memberikan pertimbangan, persetujuan terhadap segala
pelaksanaan pembangunan di Papua yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

Dari sini jelas bahwa keterlibatan rakyat Papua dalam proses pembangunan memiliki
peran yang sangat penting untuk kemajuan daerahnya. Untuk itu dengan adanya UU
otsus ini mereka diharapkan dapat memanfaatkan secara maksimal berbagai hak
dan wewenang dalam mengelola pembangunan di sana.

Papua dan Papua Barat dapat


Peningkatan Persepsi dikatakan sebagai provinsi istimewa

Positif terhadap Kinerja dibandingkan dengan daerah lainya


di Indonesia. Dalam hal ini kedua

Pembangunan di Papua provinsi tersebut diberikan wewenang


dan kekuasaan yang lebih luas
melalui otonomi khusus (otsus) untuk mengelola daerahnya sendiri dalam kerangka
NKRI. Pembangunan dalam rangka memajukan provinsi Papua dan Papua Barat
sejatinya berasal dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat Papua.

Masyarakat Papua sudah merasakan manfaat dari pembangunan baik yang dilakukan
oleh pemerintah pusat dan daerah. Dampak pembangunan memudahkan hidup
masyarakat khususnya mereka yang hidup di pelosok pedalaman. Tingginya biaya
kebutuhan hidup masyarakat berangsur-angsur mulai berkurang seiring dengan
terbukanya jalur transportasi baru baik di darat maupun di udara. Indeks Pembangunan
Manusia atau IPM di kedua Provinsi juga terus menunjukkan adanya peningkatan.
Respon positif dari masyarakat telah menunjukkan bahwa pembangunan tepat pada
sasaran.

Bertahun-tahun lamanya, pembangunan di Indonesia masih berpusat pada pulau


Jawa atau Jawa sentris. Hal ini menimbulkan kesenjangan yang sangat jauh antara
kehidupan masyarakat yang berada di kawasan barat dan timur Indonesia. Akan
tetapi, Jokowi menaruh perhatian lebih untuk melakukan pemerataan pembangunan
di seluruh pelosok tanah air khususnya Papua. Hal ini dibuktikan dengan adanya
tingginya intensitas kunjungan yang dilakukan Jokowi ke Papua yang selaras dengan
masifnya pembangunan disana.

Pendekatan pembangunan di Papua cukup unik dibanding dengan daerah lainnya.


Dalam hal ini pemerintah harus memperhatikan dan mengedepankan penghormatan
terhadap kelestarian lingkungan, hak-hak ulayat serta kondisi sosial budaya
masyarakat. Selain itu pembangunan juga perlu diselaraskan dengan tujuan dari
Otonomi Khusus yakni dengan memperhatikan penghormatan terhadap HAM,
perwujudan keadilan dan ekonomi, serta peningkatan kesejahteraan khusus bagi
masyarakat Papua.

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 83


Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama rombongan disambut para pedagang di Pasar
Pharaa, Sentani, Jayapura, Papua, 27 Desember 2014 (Sumber: Nasional Tempo)

Guna mempercepat peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat


Papua dan Papua Barat, pemerintah telah menyalurkan dana Otsus yang mulai berlaku
sejak tahun 2002. Selain itu pada tahun 2006, pemerintah juga mulai mengucurkan
dana tambahan infrastruktur yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan
infrastruktur. Dana otsus yang diberikan kepada dua provinsi tersebut besarnya
setara 2%10 dari dana alokasi umum nasional dan terus mengalami kenaikan dari
tahun ketahun11 serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan
di Papua. Sejak diberlakukannya Otsus, pemerintah telah menyalurkan dana Otsus
untuk kedua provinsi tersebut sebesar Rp 94,24 triliun12.

Perwujudan nyata dari dana tersebut dapat dilihat dari pembangunan infrastruktur
dan konektivitas antar daerah yang saat ini mulai terlihat di beberapa kota dan
kabupaten baik di Provinsi Papua dan Papua Barat. Dalam pandangan tokoh
Papua, Izak Randi Hikoyabi, pembangunan infrastruktur memudahkan akses bagi
masyarakat dan berbagai sektor juga mendapatkan manfaat dari pembangunan itu.
“Pembangunan infrastruktur saat ini dinikmati anak-anak kita. Mereka pun merasa
mendapat banyak kemudahan akses,”13 Pada periode Jokowi, beberapa mega
proyek sudah memperlihatkan hasilnya sebagaimana terangkum dalam gambar di
bawah ini.

Salah satu mega proyek yang dicanangkan sejak era reformasi adalah pembangunan
jalan Trans-Papua. Meskipun pengerjaan proyek ini sudah dimulai sejak tahun 1980
pada masa Presiden Soeharto, namun pembangunan itu tidak kunjung selesai.

10 Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Badan Keahlian DPR RI. Diakses dalam: berkas.dpr.go.id
11 Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Provinsi Papua. Diakses dalam: bpkad.papua.go.id
12 Salurkan dana otsus Papua Rp 94,24 triliun, Jokowi minta evaluasi. Artikel Berita ONline Kontan
edisi 11 Maret 2020. Diakses dalam: nasional.kontan.co.id
13 Tokoh Papua Sebut Pembangunan Infrastruktur Berdampak ke Ekonomi. Berita Online Jawa Pos
edisi 24 Oktober 2020, 22:18:27 WIB. Diakses dalam: jawapos.com

84 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Berkat keagresifan dan keseriusan pemerintahan Jokowi, akhirnya proyek ini dapat
dirampungkan tahun 2018. Jalan Trans-Papua merupakan capaian yang penting
yang pernah ada di Papua. Sejak periode 2015-2018, proyek ini menelan biaya
yang amat besar yakni sekitar Rp 12 triliun14. Jalan ini membentang sepanjang 4.330
km yang menghubungkan kota dan kabupaten yang berada di provinsi Papua dan
Papua Barat

Sebelum pembangunan Trans-Papua rampung, mobilitas penduduk dan barang


harus ditempuh dengan waktu yang cukup lama karena harus menaiki lembah
maupun bukit. Hal ini tentunya berdampak pada tingginya harga kebutuhan pokok
serta biaya transportasi. Dengan adanya jalan Trans-Papua, masyarakat dapat
menempuh perjalanan dengan waktu yang relatif singkat. Benjamin Akemi, Guru
di Kabupaten Tamra memberikan penilaiannya akan keberadaan jalan ini “(Dulu)
kami jalan kaki naik gunung yang tinggi, turun lembah, naik puncak, turun, sampai (bisa ke
tempat) mengajar. Jadi kami tidak pakai pesawat, jalan kaki. Pembangunan itu luar biasa.
Masyarakat, mereka senang”15.

Pada kenyataannya, tidak semua hambatan mobilitas barang dan penduduk


selesai ketika jalan Trans-Papua sudah dibangun. Kontur geografi tanah Papua
yang bergunung-gunung dan dikelilingi oleh hutan yang lebat terkadang membuat
transportasi udara menjadi satu-satunya cara untuk menghapus hambatan itu.

14 Jalan Trans-Papua Hampir Tersambung. Artikel Online edisi 6 September 2019. Diakses
dalam: indonesia.go.id
15 Trans-Papua dibangun, Warga Papua menuai Hasil. Laman Youtube Batas Negeri. Diakses dalam:
Youtube: Batas Negeri

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 85


Pemerintahan Jokowi telah mengupayakan
pembangunan melalui program Jembatan
Udara. Untuk mengurangi disparitas
harga di pedalaman dan di wilayah kota,
pemerintahan Jokowi bahkan memberikan
subsidi untuk mengurangi biaya logistik
dan kargo pesawat yang sangat tinggi.
Program jembatan udara sangat membantu
masyarakat pedalaman khususnya untuk
Sejumlah pesawat perintis yang melayani rute penerbangan memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
ke wilayah pedalaman Papua parkir di apron sisi selatan
Bandara Timika (Sumber:jogja.antaranews.com)
Sebagaimana diungkapkan oleh Yosua
Busup, Kepala Suku Distrik Korupun,
Yahukimo mengatakan “Sekarang ada Jembatan Udara, harga barang semua turun, tu
masyarakat sangat senang sekali. Mereka punya hati sekarang sudah merasakan (senang)”16

Pembangunan di Papua dan Papua


Barat merupakan realisasi dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019. Keberadaan
infrastruktur yang lebih menunjang saat ini
secara tidak langsung dapat memudahkan
masyarakat menuju kesejahteraan ekonomi
dan sosial.

Tidak berhenti di infrastruktur, pemerintah


juga memberikan perhatian lebih kepada
kesehatan masyarakat di tanah Papua
melalui kehadiran Kartu Indonesia Sehat
(KIS). KIS mendapatkan respon positif
oleh masyarakat disana (Jamkesnews,
2019). Hingga 1 November 2019, Pembagian kartu Indonesia Sehat (KIS) di Kabupaten
Wamena, Papua. Kini masyarakat disana telah terlindungi
masyarakat di tanah Papua yang telah oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia
memegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) Sehat (JKN-KIS).(Sumber:twitter.com/BPJSKesehatanRI )
sudah meningkat menjadi 5.112.762 jiwa,
padahal pada 7 Juli 2017 jumlahnya hanya mencapai 3.337.269 jiwa17. Beberapa
penerima khususnya orang asli Papua tidak perlu membayar iuran lagi karena
sudah ditanggung oleh pemerintah daerah dengan menggunakan dana Otsus.

16 Jembatan Udara, Indonesia Hebat. Dalam Komunitas Penerbangan Indonesia. Diakses dalam:
Youtube: Komunitas Penerbangan Indonesia
17 5 Juta Lebih Penduduk Papua dan Papua Barat Terdaftar BPJS Kesehatan. Artikel ONline Kabar
Papua Edisi 26 November 2019.

86 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Kemajuan pembangunan di Papua dan Papua Barat selaras dengan peningkatan
indeks pembangunan manusia. Indikator IPM meliputi kesehatan, pendidikan, dan
pendapatan.

Grafik Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Papua dan Papua Barat


Papua Barat Papua
64.07
63.74
62.99
62.21
60.84
60.06
59.09
58.05

2016 2017 2018 2019


Sumber: BPS

Provinsi Papua dan Papua Barat merupakan provinsi dengan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) terendah di Indonesia, namun perhatian penuh pemerintah melalui
pembangunan, peningkatan kesehatan serta pendidikan secara tidak langsung telah
berdampak pada peningkatan IPM. Meskipun pergerakan angka di atas tidak begitu
signifikan, namun selalu menunjukkan adanya kenaikan secara bertahap. Pada tahun
2018 saja, IPM Papua 60,1 dan Papua Barat 63,7 mengungguli negara tetangga di
Pasifik seperti Kepulauan Solomon dengan 55,7 dan Papua Nugini 54,318.

Keberanian dan keseriusan pemerintahan Jokowi untuk memajukan Papua agar


dapat mengejar ketertinggalan dari daerah-daerah lain dibuktikan dengan berbagai
pendekatan pembangunan baik dari fisiknya berupa infrastruktur maupun manusianya.
Masyarakat Papua merasa senang akan hadirnya pembangunan infrastruktur yang
menunjang mobilitas barang dan manusia. Mereka merasakan manfaatnya secara
nyata.

Pada tahun 2018 peneliti melakukan wawancara mendalam dan survei di beberapa
kota di Papua untuk meneliti respon masyarakat terhadap kinerja pembangunan.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kinerja pembangunan mendapat tanggapan
yang positif khususnya dalam bidang kesehatan. Adapun bidang pendidikan
dirasakan sama seperti tahun-tahun lalu kecuali untuk Kota Sorong, sedangkan
bidang infrastruktur dirasakan ada peningkatan kecuali Kota Wamena dimana tidak
ada perubahan dari tahun-tahun sebelumnya. Temuan diatas menggambarkan

18 Is It True the Highest Human Development Index Across Melanesian Countries is in East
Indonesia?. Diakses dalam: Youtube: Berita Please

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 87


Tabel Peningkatan Persepsi Positif Terhadap Kinerja Pembangunan
Pemerintah 2016-2018
Kabupaten
Pengambilan Kesehatan Pendidikan Infrastruktur
Sampel
Dirasakan ada Dirasakan ada Dirasakan ada
Sorong
peningkatan peningkatan peningkatan
Sama dengan Sama dengan
Dirasakan ada
Wamena tahun-tahun tahun-tahun
peningkatan
sebelumnya sebelumnya

Sama dengan Sama dengan


Dirasakan ada
Yahukimo tahun-tahun tahun-tahun
peningkatan
sebelumnya sebelumnya
Sama dengan Sama dengan
Dirasakan ada
Yalimo tahun-tahun tahun-tahun
peningkatan
sebelumnya sebelumnya
Sama dengan Sama dengan
Dirasakan ada
Merauke tahun-tahun tahun-tahun
peningkatan
sebelumnya sebelumnya
Sama dengan Sama dengan
Dirasakan ada
Jayapura tahun-tahun tahun-tahun
peningkatan
sebelumnya sebelumnya
(Sumber: wawancara)

bahwa perlunya perhatian lebih pemerintah terhadap bidang pendidikan di Papua.


Kinerja positif pemerintah harus ditingkatkan dari waktu ke waktu, sedangkan bidang-
bidang yang dinilai kurang berdampak pada masyarakat perlu dievaluasi sehingga
pembangunan yang bersifat fisik maupun non fisik dapat berjalan secara bersamaan.

Pokok pembangunan harus menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti


ekonomi, politik, sosial budaya, lingkungan, serta keamanan. Maka dari itu, tujuan
pembangunan tidak hanya dilihat dari pembangunan fisik seperti infrastruktur
namun juga peningkatan kualitas sumber daya manusia. Percepatan pembangunan
di Papua yang terjadi akhir-akhir ini memberikan dampak positif bagi masyarakat
meskipun hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan sumber daya dan hak-hak
dasar manusia masih perlu mendapatkan perhatian lebih. Terkhusus pembangunan
infrastruktur, hasilnya dapat dilihat secara kasat mata dan dirasakan langsung oleh
banyak pihak. Kemajuan infrastruktur yang dirasakan telah meninggalkan kesan
positif bagi masyarakat terhadap kinerja pembangunan yang dilakukan pemerintahan
Jokowi.

88 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Pembangunan Konflik berkepanjangan di Papua menjadi salah satu
penyebab lambatnya pembangunan di sana. Untuk itu

dalam Angka pemerintahan Jokowi melakukan pendekatan yang bersifat


multidimensi seperti pendekatan ekonomi, infrastruktur,
sosial dan budaya, serta keamanan. Pemerintah tidak mendahulukan satu pendekatan
dan mengabaikan pendekatan yang lainnya karena semua dimensi tersebut saling
berkaitan satu sama lain. Walaupun pendekatan ekonomi melalui dana Otsus tampak
dominan, namun pemerintahan Jokowi tidak mengabaikan faktor-faktor penting
lainnya.

Dana Otsus memberikan kontribusi nyata pada pembangunan Papua secara umum.
Beberapa pembangunan dalam angka yang terbagi dalam beberapa dimensi
menunjukkan hasil sebagai berikut:

1. Identitas Budaya: Identitas budaya orang Papua terus dilestarikan dan


diakui, hal ini dibuktikan dengan adanya upaya pemerintah yang mendorong
terciptanya festival-festival budaya dan memperkenalkan budaya Papua di
luar negeri.
2. Ekonomi: PDRB Provinsi Papua dan Papua Barat yang meningkat dari
tahun ke tahunnya berpengaruh pada berkurangnya tingkat pengangguran
dan kemiskinan.
3. Infrastruktur: Infrastruktur jalan menunjukkan adanya perbaikan,
sedangkan infrastruktur jembatan terus bertambah.
4. Akses Teknologi: Tingkat akses teknologi provinsi Papua adalah yang
terendah, namun pemerintah juga telah membangun Palapa Ring Timur
agar akses informasi dan komunikasi dapat terintegrasi.
5. Pendidikan: Angka partisipasi sekolah dan angka melek huruf di Provinsi
Papua dan Papua Barat terus meningkat
6. Kesehatan: Angka harapan hidup di Provinsi Papua dan Papua Barat
menunjukkan adanya peningkatan.

Secara keseluruhan, pembangunan yang berdasarkan identitas budaya, ekonomi,


infrastruktur, akses teknologi, pendidikan dan kesehatan menunjukkan adanya
perbaikan yang sangat positif. Hal ini membuktikan bahwa kepedulian dan keseriusan
pemerintahan Jokowi dalam melakukan pemerataan pembangunan hingga ke Papua
tidak hanya sekedar janji, namun disertai dengan bukti dan hasil kerja yang nyata.

1. Identitas Budaya

Penting bagi masyarakat Papua untuk mendapatkan pengakuan atas identitas


budayanya karena masyarakat Papua selama ini merasakan perlakuan
diskriminatif. Hal ini ditambah dengan perbedaan ras yang begitu mencolok
antara ras melanesia dengan kebanyakan masyarakat Indonesia yang memiliki

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 89


Festival “Bunga Rampai Papua Culture Under The Moonlight”(21/11/2019) di Halaman Kanisius Kolese
Menteng Raya Jakarta Pusat (Sumber:kebudayaan.kemdikbud.go.id )

ras melayu. Terintegrasinya Papua menjadi bagian integral Indonesia tidak diiringi
dengan adanya proses asimilasi identitas budaya Papua ke dalam identitas
Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa identitas Papua memang berbeda dengan
identitas Indonesia yang didominasi oleh melayu.

Menghadapi kenyataan tersebut, pemerintahan Jokowi terus berusaha


membangun kembali pengakuan atas budaya ke-Papua-an agar tetap terproteksi
dan tidak tergerus seiring masuknya pengaruh globalisasi ke wilayah tersebut.
Pendekatan yang dibangun pemerintahan Jokowi salah satunya dengan mengakui
hak-hak minoritas yang pada akhirnya memberikan masyarakat Papua untuk
mengekspresikan hak-hak budaya dan jati diri mereka.

Tidak hanya sampai di situ, pemerintahan Jokowi juga turut memperkenalkan


identitas atau budaya Papua baik dalam lingkup nasional maupun internasional.
Dalam lingkup nasional, baru-baru ini diadakan pengembangan dan pemanfaatan
budaya Papua melalui kegiatan Festival Seni Kreasi “Bunga Rampai Papua Culture
Under The Moonlight” yang bekerja sama dengan Indonesian American Friendship
Association (PPIA) dan The Indonesian Jesuit Alumni Association. Acara tersebut
menampilkan budaya asli Papua tari tradisional, kuliner tradisional, seni kriya, seni
rupa, tari yosim pancar dan musik daerah papua.

Dalam lingkup internasional, melalui Kementerian pendidikan dan Kebudayaan


mengusulkan agar Noken (tas anyaman yang berasal dari serat pohon) diakui
secara internasional sebagai warisan budaya orang Papua. Upaya tersebut
membuahkan hasil dengan ditetapkannya Noken sebagai warisan budaya dunia
oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
pada 4 Desember 2012 di Paris Prancis. Selain itu, pada 9 November 2018,
kesenian musik dari Indonesia Timur khususnya Papua ditampilkan dalam Konser
Persahabatan di gedung Opera House, Wellington, Australia. Agenda yang digagas
oleh oleh KBRI Wellington bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada dunia
bahwa Indonesia, Papua, termasuk bagian dari masyarakat Pasifik.

90 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Konser Persahabatan (16/11/2018) di gedung Opera House, Wellington, Australia.
(Sumber:tribunnews.com )

Selanjutnya, selain dikenal dengan keindahan alamnya, mendengar kata “Papua”


ingatan kita juga tertuju pada “mutiara hitam”, sebutan bagi para pemain sepak
bola asli Papua. Banyak bintang sepakbola Indonesia yang lahir di tanah Papua.
Beberapa diantaranya adalah Rully Nere, Elie Aiboy, Eduard Ivakdalam, Christian
Warobay, Titus Bonai, Oktavianus Maniani hingga Boaz Solossa. Boaz Solossa
merupakan sosok paling masyhur dan sering menyandang kapten timnas
Indonesia. Keberadaan mereka sangat berarti dalam mewarnai perjuangan
sepakbola Indonesia untuk meraih berbagai prestasi.

Pada 15 Juni 2019, Indonesia bersama dengan Vanuatu, mengadakan


pertandingan persahabatan. Secara tidak langsung Indonesia ingin menunjukkan
kepada Vanuatu bahwa selama ini para “mutiara hitam” memiliki peran signifikan
di dunia olahraga Indonesia. Tidak seperti yang dituduhkan oleh Vanuatu yang
beranggapan bahwa saudara mereka, masyarakat Papua yang ber-ras Melanesia,
tidak diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri.

Beberapa tahun terakhir, festival-festival yang mengangkat budaya Papua digelar


di beberapa kota dan ditetapkan menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Festival
budaya di Papua bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan kepada
dunia warisan budaya masyarakat Papua.

Identitas budaya adalah bagian terpenting bagi masyarakat Papua yang tidak boleh
diabaikan karena hal ini bersangkutan dengan hak dan nilai-nilai dasar kehidupan.
Upaya pemerintahan Jokowi dalam membangun Papua dengan mengangkat
identitas budaya setempat menunjukkan adanya perkembangan dari tahun-
ketahun. Dalam berbagai kesempatan, identitas budaya Papua diperkenalkan
kepada khalayak baik di tingkat daerah, nasional hingga internasional.

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 91


Pertandingan bola Persipura vs Vanuatu (15/7/2019)
(Sumber:bolasport.com )

Tabel Festival di Provinsi Papua dan Papua Barat


No Nama Festival Tahun dimulai Kabupaten/ Kota
1. Festival Budaya Asmat 1981 Kabupaten Asmat, Papua

Festival Budaya Lembah Kabupaten Jayawijaya,


2. 1989
Baliem Papua
3. Festival Danau Sentani 2007 Kabupaten Asmat, Papua
4. Festival Teluk Humboldt 2008 Kabupaten Asmat, Papua

5. Festival Bahari Raja Ampat Kabupaten Raja Ampat,


2009
Papua Barat
Kabupaten Raja Ampat,
6. Festival budaya Wondama 2017
Papua Barat
Festival seni budaya Papua Manokwari Papua Barat
7. 2019
Barat

Beberapa gambar tentang Festival di Papua (23/7/2020) Festival danau sentani:


(Sumber:lintaspapua.com )

92 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Festival Bahari Raja Ampat: Tarian kolosal pembukaan Festival
Festival Lembah Baliem: Festival Lembah Baliem di Kabupaten
Bahari Raja Ampat dari sanggar Mbilin Kayam yang bercerita
Wamena, Papua, berlangsung 6-8 Agustus 2015
kehidupan masyarakat bahari Raja Ampat (18/10/2017)
(Sumber:travel.kompas.com)
(Sumber: travel.kompas.com)

2. Ekonomi

Salah satu komponen dalam mengukur pertumbuhan ekonomi daerah adalah


dengan merujuk pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Setiap tahunnya,
PDRB provinsi Papua dan Papua Barat menunjukkan peningkatan. Hal ini secara
tidak langsung berdampak pada kondisi perekonomian Papua yang secara umum
menunjukkan adanya perubahan kearah yang lebih baik.
Kontribusi Provinsi Papua dan Papua Barat terhadap pendapatan nasional di
tahun 2019 menempati posisi ke 17 dan 28 dengan nilai Rp 189 triliun dan Rp
84 triliun rupiah dari 34 Provinsi di Indonesia. Selanjutnya, PDRB kedua provinsi
tersebut setiap tahunnya menunjukkan adanya peningkatan secara bertahap,
kecuali pada tahun 2019, PDRB Provinsi Papua menunjukkan penurunan
meskipun tidak signifikan. Sebagian besar pemasukan daerah tersebut berasal
dari sektor pertambangan, industri pengolahan khususnya batu bara, konstruksi
serta perhutanan, perikanan, dan pertanian.

Grafik PDRB atas Dasar Harga Berlaku per Provinsi (miliar rupiah), 2019

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 93


Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Papua
dan Papua Barat 2015-2019 (triliun rupiah)
Tahun
Provinsi 2015 2016 2017 2018 2019
Papua 150 173 188 210 189
Papua Barat 62 66 71 79 84
(Sumber:Badan Pusat Statistik)
Dalam periode 2015-2019, rata-rata persentase pengangguran di Indonesia
sebesar 5%. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikasi
tentang penduduk dengan kategori usia kerja yang termasuk dalam kelompok
pengangguran. Kelompok yang termasuk dalam kategori TPT adalah penduduk
yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan, penduduk yang tidak bekerja dan
mempersiapkan usaha, penduduk yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan
karena merasa tidak bisa mendapat kerja dan terakhir adalah penduduk yang
tidak bekerja, tidak mencari pekerjaan, sudah diterima dalam tempat kerja namun
belum bekerja (Survei Angkatan Kerja Nasional).

Tingkat pengangguran di Provinsi Papua Barat menunjukkan adanya penurunan


dan termasuk dalam provinsi dengan persentase pengangguran yang cukup kecil,
berada di bawah rata-rata TPT nasional. Sedangkan tingkat pengangguran di
Provinsi Papua cukup besar karena berada diatas tingkat rata-rata TPT nasional.
Secara keseluruhan, TPT di kedua provinsi terus mengalami penurunan.

Lain halnya dengan persentase penduduk miskin, tingkat kemiskinan di kedua


provinsi terbilang cukup tinggi. Namun kabar baiknya adalah persentase penduduk
miskin terus menurun meskipun tidak terlalu signifikan.

Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi (%)

(Sumber:Badan Pusat Statistik)

94 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


Grafik Persentase Penduduk Miskin Prov.Papua dan Papua Barat
2015-2019 (%)

(Sumber:Badan Pusat Statistik)

Besarnya penduduk miskin di tanah Papua menjadi pekerjaan bersama bagi


pemerintah terutama pemerintah daerah yang memiliki wewenang penuh
dalam pengaturan kesejahteraan masyarakat Papua. Kebijakan daerah disusun
sedemikian rupa agar kesejahteraan orang asli Papua meningkat dan dapat terlibat
dalam pembangunan ekonomi. Kebijakan tersebut diantaranya adalah affirmative
action dan juga Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 14 Tahun 2019 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa di Papua dan Papua Barat. Kedua kebijakan tersebut
bertujuan untuk mempercepat pembangunan kesejahteraan bagi masyarakat asli
Papua dengan memberikan kesempatan dan mendahulukan orang asli Papua
dalam berbagai kesempatan.

Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua dan Papua Barat secara umum


menunjukkan angka yang positif. Kenaikan PDRB secara tidak langsung
berdampak pada penurunan tingkat pengangguran terbuka dan juga penduduk
miskin di kedua provinsi tersebut.
Jembatan Holtekamp Salah Satu Bukti Komitmen Jokowi kepada Papua
(Sumber:jabar.tribunnews.com)

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 95


Tabel Panjang Jembatan Nasional berdasarkan Kondisi 2016 dan 2018

(Sumber:Kementerian PUPR)

3. Infrastruktur

Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan infrastruktur di Papua menarik biaya


paling besar dibandingkan dengan yang lainnya. Salah satu proyek yang memakan
dana paling besar adalah Pembangunan jalan Trans-Papua. Jalan Trans-Papua
merupakan jalan nasional yang menghubungkan provinsi Papua dan Papua Barat.
Kondisi jalan nasional di kedua provinsi dalam periode 2017-2018 terus mengalami
perbaikan. Data diatas menunjukkan perbaikan jalan nasional yang rusak atau
“tidak mantap” di Papua lebih cepat dibandingkan dengan Papua Barat.

Dalam periode 2016-2018, panjang jembatan nasional di kedua provinsi terus


bertambah menjadi 180 km di Papua Barat dan 4.713 km di Provinsi Papua. Kondisi
jembatan nasional juga menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan meskipun
kondisi jembatan yang “runtuh” di Provinsi Papua bertambah lebih banyak.

Tabel Panjang Jembatan Nasional berdasarkan Kondisi 2016 dan 2018

(Sumber:Kementerian PUPR)

96 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


(Sumber:Kementerian PUPR)
Pada bulan Oktober 2016 Presiden Jokowi meresmikan enam infrastruktur
listrik baru, diantaranya ;

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Orya Genyem 2x10 MW


2. Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro Prafi 2x1 25 MW
3. Saluran Udara Tegangan Tinggi 70 kilovolt Genyem-Waena-Jayapura
sepanjang 174,6 kilo meter sirkit
4. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kilo Volt Holtekamp-Jayapura
sepanjang 43,4 kilo meter sirkit
5. Gardu Induk Waena-Sentani 20 Megavolt Ampere
6. Gardu Induk Jayapura 20 Megavolt Ampere

Banyak desa di Papua yang dulunya belum tersentuh oleh listrik dan masih gelap
gulita pada akhirnya dapat menikmati pembangunan

Pembangunan infrastruktur yang berskala nasional di Papua dan Papua Barat


terus mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintahan
jokowi yang ingin melakukan pemerataan pembangunan hingga ke pelosok negeri.

Proyek Jembatan Kali Yigi di Nduga: Kantor PLN Gardu Induk Skyline, Kota Jayapura Provinsi Papua
(Sumber:properti.kompas.com) (Sumber: Youtube Rama Sutarto)

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 97


4. Akses Teknologi

Akses terhadap teknologi informasi di


Indonesia dapat dikatakan cukup lambat
karena masih banyak wilayah di luar
pulau Jawa yang belum mendapat akses
jaringan yang memadai. Padahal jangkauan
telepon seluler sudah mencakupi hampir
seluruh wilayah di Indonesia. Pentingnya
Pemerataan jaringan tidak lain bertujuan
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,
pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Hal
ini dikarenakan segala aspek kehidupan di
era globalisasi tidak terlepas dari bantuan Dr Naomi Netty Howay, Perempuan Inspiratif
teknologi khususnya jaringan internet. Datang dari Timur (Sumber:porosjakarta.com)

Grafik Nilai IP-TIK menurut Untuk mengukur pembangunan teknologi


Provinsi tahun 2018 informasi dan komunikasi dan mengetahui
gap digital antarwilayah digunakan ukuran
standar seperti Indeks Pembangunan
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Di
Indonesia sendiri, wilayah dengan Indeks
Pembangunan Teknologi, Informasi, dan
Komunikasi (IP-TIK) terendah berada
di kawasan timur khususnya Provinsi
Papua. Adapun Provinsi Papua Barat telah
mengalami pergeseran kategori dari IP-TIK
rendah ke sedang dari 4,84 di tahun 2017
meningkat menjadi 5,07 di tahun 2018.

Operator jaringan yang tersedia di tanah


Papua juga masih sangat terbatas jumlahnya.
Hingga saat ini terdapat tiga provider seperti
Telkomsel, XL dan Indosat. Telkomsel
menjadi satu-satunya provider yang paling
banyak digunakan oleh masyarakat di sana
karena memiliki jangkauan hingga ke daerah
pelosok. Terbatasnya jumlah operator
jaringan menjadikan tarif operator yang cukup
tinggi jika dibandingkan dengan wilayah
lainnya di Indonesia. Terbatasnya operator
(Sumber:Badan Pusat Statistik)
jaringan yang beroperasi di sana disebabkan
oleh beberapa faktor seperti kondisi geografi
yang sebagian besar masih diselimuti hutan, jumlah penduduk yang hanya terpusat
di kota-kota besar, serta tingginya biaya pemeliharaan menjadi alasan operator

98 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua


jaringan untuk tidak memasuki Papua. Sebagai akibatnya, TIK di Papua memiliki
gap yang cukup jauh dengan daerah lain.

Tatkala daerah-daerah lain sudah bisa mengakses jaringan 4G, di beberapa


kota dan kabupaten di tanah Papua khususnya yang berada di pelosok masih
menggunakan 3G bahkan 2G. Gap teknologi yang timpang ini secara tidak
langsung berdampak pada pembangunan secara umum.

Jaringan Internet XL-Indosat-3 di Papua Barat. Ilustrasi Satelit Palapa


(Sumber:www.zonapapua.com) (Sumber: republika.co.id)

Pada tahun 2016, pemerintahan Jokowi menetapkan pembangunan Palapa Ring


atau jaringan serat optik nasional sebagai proyek strategis nasional berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016. Pembangunan Palapa Ring bertujuan
untuk mengintegrasikan jaringan yang sudah ada dengan jaringan baru di wilayah
timur Indonesia atau Palapa Ring Timur dan sebagai tulang punggung bagi sistem
telekomunikasi nasional. Palapa Ring Timur dibangun dengan panjang 4.450 km.
Melalui jaringan ini, akses informasi dan komunikasi diharapkan dapat dirasakan
secara merata di seluruh Indonesia khususnya wilayah timur Indonesia. Hingga
September 2020, pembangunan Palapa Ring Timur sudah berjalan 78,5%19.

5. Pendidikan

Selain pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia melalui


pendidikan juga tidak kalah penting. Ada keterkaitan erat antara pembangunan
dan pendidikan, di mana pembangunan di sektor pendidikan akan menunjang
keberhasilan pembangunan di sektor lainnya. Meskipun fokus pembangunan di
Papua lebih didominasi oleh pemberitaan pembangunan infrastruktur, nyatanya
pemerintahan Jokowi tidak mengabaikan pentingnya pembangunan sumber daya
manusia khususnya di sektor pendidikan. Sebagai daerah dengan Angka Melek

19 Palapa Ring Paket Timur. Diakses dalam: kpbu.djppr.kemenkeu.go.id

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 99


Huruf dan angka partisipasi sekolah yang paling rendah di Indonesia, Provinsi
Papua dan Papua Barat terus berbenah untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusianya.

Infografis IPM Papua dan Papua Barat (Sumber: merdeka.com)

Tidak seperti Papua Barat, angka melek huruf dan angka partisipasi sekolah
di Provinsi Papua dapat dikatakan yang paling rendah di Indonesia. Upaya
pemerintahan Jokowi dalam membangun sektor pendidikan di sana menghasilkan
angka partisipasi sekolah yang terus meningkat khususnya pada periode
2015-2019. Begitu pula dengan angka melek huruf juga menunjukkan adanya
peningkatan dalam periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi
antara partisipasi sekolah dan angka melek huruf. Di mana meningkatnya
partisipasi sekolah secara tidak langsung berdampak pada peningkatan angka
melek huruf di provinsi Papua.
Anak-anak Papua yang sedang menempuh pendidikan sekolah dasar (Sumber: tribunnews.com)

100 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
Tabel Angka Partisipasi Sekolah (APS) Prov. Papua dan Papua Barat
2015-2019 (%)

(Sumber:BPS)

6. Kesehatan

Di sektor sektor kesehatan, pemerintahan Jokowi telah berkomitmen untuk terus


meningkatkan akses kesehatan di Papua dan Papua Barat. Salah satu indikator
yang digunakan untuk menilai kualitas kesehatan di suatu wilayah yakni dengan
melihat angka harapan hidup. Meskipun angka harapan hidup masyarakat di
tanah Papua tergolong rendah, namun angka tersebut menunjukkan adanya
peningkatan dari tahun ke tahun.
Grafik Angka Melek Huruf Penduduk Umur 15-59 Tahun Provinsi Papua
dan Papua Barat 2015-2019

(Sumber:BPS)

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 101
Komitmen pemerintah dalam membangun Papua tidak hanya difokuskan pada
pembangunan infrastruktur semata. Pemerintah juga memberikan perhatian
kepada pembangunan sumber daya manusia khususnya melalui bidang kesehatan,
pendidikan dan sosial budaya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan yang
tidak ditunjang dengan sumber daya manusia yang mumpuni dan mengabaikan
penghormatan terhadap budaya lokal menjadi faktor utama kegagalan
pembangunan itu sendiri.

Tidak dapat elakkan bahwa data-data diatas menunjukkan kehidupan masyarakat


Papua telah mengalami kemajuan. Pembangunan yang diupayakan selama
ini makin memudahkan masyarakat Papua untuk memenuhi kebutuhan dasar
dan aksesibilitas. Meningkatnya pembangunan dalam beberapa tahun terakhir
menunjukkan betapa besar perhatian Jokowi terhadap masyarakat Papua.

Maka dari itu, penting juga bagi masyarakat Papua untuk terlibat dan memanfaatkan
berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah pusat dan daerah guna meningkatkan
kualitas hidup. Sumber daya yang mumpuni sangat dibutuhkan di Papua tidak
lain bertujuan agar masyarakat Papua dapat mengelola daerahnya sendiri demi
kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup.

Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Papua dan Papua Barat


berdasarkan Jenis Kelamin periode 2015-2019

(Sumber:Kementerian Kesehatan)

102 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
Satgas Yonif Raider 300/Bjw rutin memberikan layanan kesehatan secara door to door.
(Sumber: altadurinusantara.com)

Pembangunan Dapat dikatakan bahwa pemerintah Jokowi telah


menorehkan keberhasilan pembangunan. Hasilnya

Berbasis Manusia pun sudah mulai nampak dan dapat dirasakan


manfaatnya langsung oleh masyarakat Papua.
Berkurangnya pengangguran, meningkatnya perekonomian, serta identitas Papua
sudah banyak dikenal dan diperkenalkan adalah sebagian kecil dari keberhasilan
pembangunan. Akan tetapi, ada beberapa hal penting yang harus menjadi perhatian
utama pemerintah agar pembangunan di Papua dapat berjalan sebagaimana yang
diharapkan.

1. Kebutuhan Asli Orang Papua

Upaya pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua masih


menjadi persoalan utama hingga saat ini. Pengalokasian dana otsus yang
bertujuan untuk memberdayakan ekonomi rakyat tidak kunjung berhasil, bahkan
menimbulkan masalah baru. Ketidakjelasan dan ketidakmampuan pengelola dalam
mengalokasikan dana otsus menjadi penyebab utama gagalnya pembangunan di
sana. Hal ini ditambah dengan kondisi masyarakat Papua yang memiliki beragam
budaya yang berbeda memerlukan pendekatan yang berbeda pula. Dengan kata
lain, pembangunan di sana memerlukan pendekatan khusus karena tidak dapat
disamaratakan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Otsus yang tadinya
ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup khususnya dalam memenuhi hak-hak
dasar masyarakat Papua masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, bagaimana
pembangunan yang dapat menyesuaikan kondisi alam serta karakteristik
masyarakat Papua dan bagaimana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan hidup
memang harus diklasifikasikan oleh pihak-pihak terkait.

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 103
RSUD Jayapura terus digenjot perkembangannya, mulai dari pembangunan fisik, penataan lingkungan,
hingga peningkatan mutu pelayanan kesehatan demi terwujudnya medical tourism hospital di RSUD
Jayapura. Tampak kondisi Instalasi rawat Jalan RSUD Jayapura (Sumber: bogopapua.com)

Di satu sisi, pemberitaan di Papua sebagian besar lebih menyoroti persoalan yang
terkait dengan politik dan keamanan. Hal ini secara tidak langsung menanamkan
pemikiran di benak masyarakat dan juga pemerintah pusat bahwa persoalan utama
di sana hanya berkutat pada dua persoalan tersebut. Nyatanya, ada dimensi lain
seperti sosial budaya dan pemenuhan hak-hak dasar yang belum mendapatkan
sorotan berarti. Di sisi lain, pemerintah justru melakukan pembangunan berskala
besar seperti pembangunan jalan, jembatan nasional, gedung olahraga dan
lain sebagainya. Pembangunan berskala besar memang ditujukan untuk jangka
panjang sehingga dampak dan manfaatnya belum bisa dirasakan sedini mungkin.
Kondisi ini secara tidak langsung membuat masyarakat Papua merasa bahwa
pembangunan yang dilakukan sering kali tidak memperdulikan kebutuhan hidup
mereka.

Pada dasarnya masyarakat Papua tidak menuntut secara berlebihan. Keberadaan


pemerintah seharusnya dapat membuat kehidupan mereka lebih damai dengan
kata lain hak-hak dasar mereka dilindungi, sandang dan pangan tercukupi, serta
manusia yang hidup di atas tanah Papua dapat saling menghormati dan menghargai
satu sama lain. Namun lagi-lagi pemerintah harus melakukan pendekatan yang
berbeda karena setiap daerah di tanah Papua memiliki problematikanya sendiri
untuk diselesaikan.
Konservasi Tambrauw (Sumber:Travellink Indonesia)

104 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
Potensi destinasi wisata “birdwatching” di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, selama ini banyak
diminati wisatawan mancanegara (wisman) (Sumber: jakpusnews.pikiran-rakyat.com)

Untuk mengetahui kebutuhan utama masyarakat Papua, perlu dilihat kebutuhan


tiap-tiap daerah. Untuk itu penulis mengklasifikasikannya menjadi 3 zona utama,
1) Daerah yang belum berkembang, 2) Daerah yang baru dan sedang berkembang
dan 3) Kabupaten/ Kota yang sudah berkembang.

Daerah yang belum berkembang

Sebagian besar daerah yang belum berkembang terletak di pegunungan tengah


atau jantung pulau Papua meliputi Kabupaten Yalimo, Yahukimo, Nduga, Lanny
Jaya, Tolikara, Mamberamo Tengah, dan Puncak Jaya. Dapat dikatakan bahwa
daerah tersebut merupakan daerah yang terisolir dalam artian bahwa kontur
geografinya dikelilingi oleh pegunungan dan jauh dari aktivitas perekonomian.
Daerah-daerah tersebut jauh dari kata berkembang karena akses transportasi di
sana cukup sulit. Kebutuhan barang sebagian besar didatangkan dari kota-kota
besar di Papua seperti Jayapura. Aktivitas ekonomi masih sangat bergantung
pada perdagangan ritel kecil, dan pertanian yang mana sebagian besar justru
dikonsumsi untuk kebutuhan sendiri.

Kebutuhan dasar masyarakat yang berada di wilayah ini meliputi kebutuhan dasar
manusia seperti sandang, pangan dan papan. Kebutuhan di bidang kesehatan
juga tidak kalah penting mengingat masalah HIV/AIDS dan tingkat kematian yang
disebabkan oleh malaria begitu tinggi di Papua. Selain itu, di bidang pendidikan
perlu mendapatkan perhatian khusus terutama bagi pengajar atau guru yang
ditugaskan di sana. Kondisi budaya, geografi dan cuaca memberi tantangan
tersendiri bagi para pengajar khususnya yang berasal dari luar wilayah tersebut.
Ketidakmampuan beradaptasi terhadap suasana baru bisa saja menghambat
proses belajar mengajar.

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 105
Bandara Wamena merupakan salah satu Infrastruktur Modern di Wamena
(Sumber: twitter.com/kemenhub)

Daerah yang baru dan sedang berkembang

Salah satu daerah yang sedang berkembang adalah Kabupaten Wamena


atau daerah-daerah lain dimana pembangunan infrastruktur baru saja dimulai.
Kabupaten/ Kota yang masuk dalam kategori baru atau sedang berkembang
perlu mendapatkan perhatian dan pengelolaan khusus karena daerah ini sedang
mengalami transisi. Di satu sisi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan
serta pendidikan dan kesehatan masih tetap menjadi fokus utama pembangunan.
Di sisi lainnya, pemerintah perlu memberikan bimbingan melalui sosialisasi dan
pemberdayaan yang berbasis kerakyatan agar masyarakat Papua tidak tertinggal
dan dapat mengikuti perkembangan daerahnya. Program pemberdayaan yang
diperkenalkan nantinya harus menyesuaikan dengan kondisi geografi dan sosial
budaya termasuk adat istiadat masyarakat setempat.

Daerah yang sudah berkembang

Kabupaten/ Kota yang termasuk dalam kategori sudah berkembang memiliki


fasilitas infrastruktur yang memadai, daerah tersebut seperti Sorong, Jayapura
dan Merauke. Pemerintah dapat melakukan pembangunan yang berkelanjutan,
tentu dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal seperti
pertanian, pariwisata dan juga industri rumahan.

Salah satu contoh program yang berasaskan kemasyarakatan adalah pariwisata


berbasis masyarakat yang sudah diterapkan di Kabupaten Raja Ampat. Sebagai
daerah yang terkenal akan wisata baharinya, penting bagi pemerintah setempat untuk
melibatkan masyarakat dalam pengelolaan daerah wisata mereka sendiri. Pemerintah
perlu melakukan sosialisasi dan bimbingan agar masyarakat lebih mengedepankan

106 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
bidang usaha yang lebih menampilkan budaya setempat. Keterlibatan masyarakat ini
sangat penting, selain dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan, mereka
juga berperan sebagai pengawas dalam mempertahankan budaya dan kelestarian alam
sehingga pembangunan yang berkelanjutan dapat tercipta hingga generasi mendatang.
Di wilayah ini, pemberdayaan masyarakat tidak lain bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan daya saing agar masyarakat Papua dapat bersaing dalam berbagai
bidang pekerjaan.
Penting bagi pemerintah mengevaluasi dan memetakan kembali program pembangunan
yang berlandaskan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Selama ini Pembangunan
yang diupayakan oleh pemerintah dirasa tidak tepat sasaran karena mengabaikan
kebutuhan utama orang Papua. Sebagai akibatnya, timbul perasaan bahwa pemerintah
pusat tidak berpihak kepada mereka dan kehadiran dana Otsus yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat asli Papua pun menjadi sia-sia. Bukan lagi
persoalan pemerataan pembangunan, namun pembangunan yang berasaskan kebutuhan
prioritas lokal lah yang justru dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana.

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 107
Infrastruktur Modern Kompleks Olahraga PON Papua di Jayapura
(Sumber: properti.kompas.com)

2. Integrasi Pembangunan orang asli Papua dan Pendatang


Program warisan Kolonial Belanda berupa transmigrasi yang dilanjutkan di era
Soekarno dan juga Soeharto telah merubah wajah Papua. Karena program
transmigran, masyarakat dari luar Papua atau pendatang berduyun-duyun
berdatangan dan mencari peluang bisnis dengan kemampuan yang mereka miliki.
Kehadiran pendatang secara tidak langsung telah mendorong laju perekonomian di
Papua. Sayangnya pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat tidak selaras
dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat asli Papua. Pertumbuhan
ekonomi belum menyentuh masyarakat hingga ke tingkat bawah. Bahkan sampai
saat ini, Papua menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan paling tinggi di Indonesia
dengan rata-rata 20% dalam lima tahun
terakhir20. Akibatnya kesenjangan
ekonomi sangat nampak antara
kehidupan pendatang dan masyarakat
asli Papua.

Nyatanya, masalah utama ini terletak


pada persaingan yang tidak seimbang
antara pendatang dan juga masyarakat
lokal. Berbekal skil dan pengetahuan
yang dimiliki, pendatang dapat
menjangkau peluang bisnis dengan
mendirikan toko-toko dan bangunan
Yane Nari pengrajin Tempurung kelapa yang bergelut
yang lebih layak, serta terlibat dalam dengan limbah sampah yang membuahkan keuntungan
berbagai aktivitas perekonomian, (Sumber: liputan6.com)

20 Lihat Grafik Persentase Penduduk Miskin Prov.Papua dan Papua Barat 2015-2019 (%)

108 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
sedangkan masyarakat aslinya hanya berdagang di emperan atau lorong-lorong
pasar. Pemandangan seperti ini dapat ditemui di pasar-pasar tradisional di
berbagai wilayah di Papua. Selain itu, kehadiran perusahaan-perusahaan besar
juga menghadirkan problematika baru. Penduduk asli tidak lagi dihadapkan
dengan perseorangan layaknya pendatang, namun perusahaan besar yang
sering kali menggunakan aparat keamanan untuk berhadapan dengan penduduk
secara langsung. Ketidakterlibatan masyarakat lokal dalam urusan bisnis dan
pengelolaan sumber daya alam memunculkan protes di kalangan masyarakat lokal.

Pada dasarnya, kehadiran pendatang termasuk perusahaan di Papua memberikan


dampak positif dan negatif secara bersamaan. Dampak negatif yang ditimbulkan
antara lain adanya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan SDA
yang semena-mena yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, keegoisan para
pendatang yang hanya memikirkan kesejahteraannya sendiri tanpa memperdulikan
kesejahteraan masyarakat asli membuat kesenjangan hidup makin timpang. Akan
tetapi, kehadiran pendatang juga membawa dampak positif seperti terbukanya
lapangan kerja dan tumbuhnya kegiatan ekonomi di berbagai daerah.

Hadirnya pendatang banyak menginspirasi masyarakat lokal untuk turut mengikuti


jejak mereka, misalnya dengan memasuki bidang perdagangan dan jasa. Banyak
masyarakat asli Papua kemudian menggeluti dua bidang tersebut, dan tidak
sedikit dari mereka telah meraih kesuksesan dan juga memberdayakan sesama
orang Papua. Sebagai contohnya Markus Kabes, merupakan pengusaha di
bidang jasa otomotif atau bengkel21 dan Paulinus Yarok yang menggeluti peternak
ayam petelur yang juga belajar dari peternak lainnya non Papua22. Bidang jasa
khususnya otomotif dan peternak ayam petelur merupakan bidang usaha yang
masih sangat minim digeluti oleh masyarakat lokal

21 Usaha bengkel otomotif milik orang asli Papua. Artikel Berita Online Jubi edisi 12 Agustus 2019.
Diakses dalam: jubi.co.id
22 Paulinus Yarok, Peternak Asli Papua Beromzet Miliaran. Artikel Berita Online Papua 60 Detik
edisi 18 Juni 2019. Diakses dalam: papua60detik.com

Ransiki 72% merupakan kolaborasi kemitraan Pemprov Papua


Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani (bawah, ketiga
Barat, Pemda Kabupaten Manokwari Selatan, Pipiltin Cocoa,
dari kiri) ketika menghadiri peluncuran Pipiltin Cocoa Ransiki 72
Koperasi Petani Cokran “Eiber Suth”, dan Yayasan Inisiatif
% di Jakarta Pusat. (Sumber: lifestyle.kompas.com)
Dagang Hijau (YIDH). (Sumber: lifestyle.kompas.com)

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 109
Salah satu pengolahan coklat modern yang ada di Papua
(Sumber: travelmaker.id)

Bertumbuhnya komunitas bisnis dan pengusaha asli Papua juga menjadi salah
satu bukti bahwa banyak masyarakat lokal yang sudah terjun ke dalam dunia
bisnis. Salah satu organisasi yang menaungi pengusaha Papua adalah Kamar
Adat Pengusaha Papua (KAPP) atau KADIN nya orang asli Papua. Keberadaan
KAPP bertujuan untuk mengakomodir, melindungi dan memproteksi pengusaha
anak adat Papua di bawah UU Otsus (Lipi, tt). Hanya saja kebanyakan masyarakat
Papua menganggap bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat menjamin hidup
mereka daripada bergelut di bidang lain seperti bisnis. Pemikiran seperti ini
juga menjadi salah satu penyebab minimnya orang asli Papua untuk terjun dan
menggeluti bidang-bidang lain khususnya bisnis, sementara Papua adalah tempat
yang sangat menjanjikan untuk memulai usaha. Kondisi ini diperparah dengan
rendahnya kualitas SDM dan skil membuat masyarakat asli Papua sulit diterima
untuk bekerja.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan kehadiran pemerintah


untuk menciptakan lebih banyak program-program pemberdayaan yang melibatkan
masyarakat lokal. Selain itu, pemerintah juga perlu merangkul masyarakat Papua
yang bergelut di bidang bisnis atau jasa dengan memberikan pendanaan ataupun
melakukan pendekatan berbasis kemitraan dalam berbagai proyek pemerintah.

Selanjutnya, pendatang yang memiliki usaha di sana juga didorong untuk lebih
memperhatikan kehidupan asli orang Papua, dan tidak hanya mengejar keuntungan
ekonomi semata. Peran pendatang sangat berarti dalam memajukan masyarakat
lokal, begitu pula sebaliknya.

110 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
Kembangkan Potensi Daerah Lewat Papua Muda Inspiratif
(Sumber: beritabaik.id)
3. Human Centered Design

Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah seperti pendekatan pembangunan,


namun upaya tersebut masih dirasa belum mampu mengambil hati orang Papua.
Hal ini juga dikarenakan adanya perbedaan makna pembangunan yang belum
terintegrasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat Papua.
Pemerintah pusat memandang pembangunan menggunakan kaca mata politik
dan pendekatan keamanan. Upaya tersebut seakan-akan mengabaikan unsur
kemanusiaan yang pada akhirnya tidak menyelesaikan akar masalah. Besarnya
dana pembangunan di Papua juga tidak kunjung menyelesaikan konflik yang
berkepanjangan. Kemiskinan dan rendahnya kualitas SDM masih menjadi masalah
utama hingga saat ini.

Pada akhirnya, yang dibutuhkan oleh masyarakat Papua bertumpu pada


pembangunan manusianya. Pembangunan yang memberikan kemerdekaan,
bukan merdeka dalam makna politis, namun sebagai manusia yang merdeka
untuk menjalani hak-hak dasar berdasarkan budaya, merdeka dari kebodohan,
penindasan, diskriminasi, keterbelakangan dan lain sebagainya. Pola pembangunan
seperti ini menempatkan peningkatan kualitas SDM sebagai tolak ukur keberhasilan
pembangunan. Hal ini tidak berarti mengesampingkan pembangunan fisik seperti
ekonomi dan infrastruktur, namun bagaimana keduanya dapat meningkatkan SDM
Papua menjadi faktor penentu berhasil atau tidaknya pembangunan di sana.

Selanjutnya, tanggung jawab pemerintah di


sini adalah memfasilitasi, mendorong dan
menyediakan sarana dan prasarana pendukung
program pemberdayaan yang bersifat
multidimensi seperti pendidikan, kesehatan,
pengelolaan sumber daya alam, pelestarian
identitas dan budaya, pelatihan di berbagai
bidang dll. Karena manusia sebagai objek
dan subjeknya, maka pembangunan haruslah
Presiden Joko Widodo melihat maket gedung Papua
Youth Creative (Sumber: m.medcom.id)

We Need To Talk About West Papua Bab 3. Jejak Pembangunan Papua 111
menekankan pada transfer ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan secara
berkala dan berkelanjutan agar apa yang telah dipelajari dapat dilanjutkan demi
mewujudkan masyarakat yang mandiri, sejahtera dan berdaya saing.

Pembangunan yang memusatkan pada manusia bertujuan untuk menyadarkan


pentingnya peran mereka bagi lingkungan atau komunitas sekitar. Semakin banyak
masyarakat Papua yang berilmu pengetahuan, maka semakin besar peran mereka
untuk mengambil tanggung jawab terhadap daerahnya. Secara tidak langsung hal
ini akan mendukung program pembangunan lainnya.

4. Rekomendasi Tahapan Pembangunan di Papua

Berdasarkan berbagai pemaparan dan data-data yang telah dibahas sebelumnya,


maka penulis merekomendasikan beberapa tahapan pembangunan untuk Papua.

1.) Penting bagi pemerintah untuk memetakan kembali kebutuhan utama


masyarakat Papua berdasarkan kondisi budaya dan juga geografis setiap
daerah. Secara umum, untuk melihat kebutuhan utama masyarakat Papua
dapat dilihat dari tiga zonasi wilayah yakni daerah belum berkembang, daerah
baru dan sedang berkembang dan daerah yang sudah berkembang. Setiap
daerah memiliki kebutuhan yang berbeda dan tidak dapat disamaratakan.
Selain itu, perlu untuk melihat pembangunan dari kacamata orang Papua
itu sendiri dan tidak didominasi oleh kacamata pemerintah pusat.

2.) Perlu bagi pemerintah untuk meningkatkan program pemberdayaan


ekonomi kemasyarakatan dan memberi pendanaan bagi masyarakat
Papua yang terjun ke dalam dunia bisnis. Selain itu pendekatan berbasis
kemitraan lebih banyak melibatkan masyarakat Papua dalam berbagai
proyek pemerintah.

3.) Pentingnya menempatkan peningkatan kualitas SDM sebagai tolak ukur


keberhasilan pembangunan, namun disisi lain, pembangunan berbasis
infrastruktur harus berjalan secara bersamaan .

112 Bab 3. Jejak Pembangunan Papua We Need To Talk About West Papua
C. Kesimpulan

Propaganda opini dan disinformasi mengenai Papua yang beredar di media massa
terus digaungkan oleh kelompok separatis Papua. Hal ini bertujuan menarik perhatian
dunia agar tujuan-tujuan mereka untuk memisahkan diri diri dari Papua mendapatkan
dukungan dari simpatisan tertentu. Meski saat ini hubungan Indonesia dan Papua
sudah membaik, tetapi hubungan yang buruk di masa lalu masih saja digunakan
kelompok separatis untuk menekan pemerintah demi memenuhi kepentingan politik
kelompok tertentu.

Jika kita menelisik lebih dalam, apa yang menjadi tuntutan bagi separatis ini justru
tidak merepresentasikan rakyat Papua yang mengharapkan kehidupan damai dan
sejahtera. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh KKB saat proses pembangunan
tengah berlangsung nyatanya telah menghambat pembangunan bagi Papua. Lantas
apakah tepat dikatakan bahwa mereka memperjuangkan kehidupan rakyat Papua?

Satu hal yang tidak pernah disorot oleh kelompok separatis adalah upaya dan
pendekatan pemerintah terhadap Papua terus mengarah pada hubungan yang
lebih positif. Dimulai dari masa kepemimpinan Habibie hingga Jokowi, kebijakan
pembangunan di Papua tidak pernah luput dari perhatian pemerintah. Hal ini
mengindikasikan bahwa Papua masih memiliki harapan untuk menjadi wilayah yang
memiliki kemajuan bersama-sama dengan provinsi lain di Indonesia. Terutama pada
masa kepemimpinan Jokowi, puncak kepedulian Indonesia kepada masyarakat
Papua ditunjukkan dengan adanya program pembangunan yang masif dan merata,
dari kota hingga pedalaman.

Selanjutnya, kehadiran Otsus merupakan bukti bahwa pemerintah menjamin hak


dan kebebasan rakyat Papua untuk mengelola dan memajukan daerahnya. Hal
ini berarti bahwa, kemajuan pembangunan Papua terletak di tangan putra daerah
Papua sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan Otsus masih
terdapat banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Keterlibatan separatis yang
telah menggunakan dana pembangunan, ketidak transparansi penggunaan dana,
serta korupsi di kalangan elit daerah masih terjadi hingga hari ini merupakan salah
satu dari sekian banyak masalah yang menghambat pembangunan di sana. Akan
tetapi, pembangunan tidak boleh terhenti karena kemajuan infrastruktur dan SDM di
Papua yang terjadi saat ini menjadi bukti nyata bahwa putra/putri daerah juga bisa
membangun daerahnya sendiri.

We Need To Talk About West Papua Lampiran 113


Kondisi masa lalu sudah tidak relevan lagi untuk diungkit-ungkit jika kita menelisik
perubahan Papua yang terjadi saat ini. Kini rakyat Papua lebih maju baik dari sisi
infrastrukturnya maupun sumber daya manusianya. Manfaat pembangunan pun
tidak hanya dibuktikan dengan angka-angka statistik saja, melainkan saat ini tengah
dinikmati oleh rakyat Papua. Apa yang dialami rakyat Papua saat ini tidak lain adalah
bentuk kemerdekaan lain bagi mereka. Merdeka dari kebodohan, merdeka dari
ketidaksejahteraan, dan merdeka dalam menjalani kehidupan berbudaya masyarakat
Papua.

114 Lampiran We Need To Talk About West Papua


Lampiran

We Need To Talk About West Papua Lampiran 115


Lampiran 1 - Daftar Kejahatan OPM
dalam Beberapa Tahun Terakhir

Organisasi Papua Merdeka yang ada di dalam negeri kerap melakukan tindak
kekerasan baik ke warga sipil maupun aparat keamanan. Tindakan ini sangat
tidak dibenarkan oleh pemerintah Indonesia. Tindakan yang mengancam dan
menghilangkan nyawa tersebut sudah termasuk kedalam tindak pidana kejahatan.
Oleh karena itu, akhirnya pemerintah menamai kelompok separatis yang melakukan
tindak pidana kekerasan ini dengan sebutan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata).
Berikut adalah beberapa daftar kejahatan yang mereka lakukan dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir :

2018 Dikutip dari CNN.com, ada 26 kasus penembakan pada tahun 2018. Dari
kejadian tersebut, 29 orang terbunuh, 22 orang adalah warga sipil dan 7
sisanya adalah aparat keamanan. Berikut daftar linimasa kejadian tersebut;

12 Februari 2018
Korban Pratu SN ditembak saat belanja kebutuhan logistik di Pasar Sinak, Puncak
Jaya.

(Sumber: bbc.com) (Sumber: radartasikmalaya.com)

Satu personel TNI tewas ditembak KSB di di sekitar Pasar Sinak, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak,
Papua, 12/2/2018

116 Lampiran We Need To Talk About West Papua


6 April 2018
Korban warga Kampung Arwanop, Tembagapura, Mimika disandera.

(Sumber: merdeka.com)

19 April 2018
Korban 13 guru di Kampung Arwanop,
Tembagapura, Mimika berhasil
dievakuasi dari penyanderaan.

12 Juni 2018
Serangkaian peristiwa penembakan
terjadi saat proses pemilihan gubernur
(pilgub) di Nduga. Pasukan TNI mengevakuasi para guru dari lembah Arwanop
setelah disandera oleh kelompok kriminal separatisme bersenjata
(KKSB) di Papua (19/04/2018) (Sumber: news detik)
16 Juni 2018
Korban anggota TNI dari Kodim 1417/Puncak Jaya terkena tembakan saat patroli
pengamanan lebaran di distrik Yambi, Puncak Jaya, Papua.

Anggota TNI tertembak saat patroi di Yambi, Puncak Jaya, Papua (16/6/2018)
(Sumber: thejakartapost.com)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 117


22 Juni 2018
Korban pesawat Dimonim Air asal Timika yang membawa 15 personel perbantuan
Brimob untuk pengamanan pilgub Papua.

Pesawat Dimonim Air yang ditembaki Kelompok Bersenjata di Bandara Nduga


(Sumber: news.okezone)

25 Juni 2018
Korban pesawat Twin Otter Trigana Air PK-YRU yang membawa 15 orang anggota
perbantuan Brimob di Bandara Kenyam.

Pesawat carteran milik maskapai Trigana Air yang membawa rombongan pasukan bawah kendali operasi (BKO)
Brimob Polda Papua diberondong peluru saat landing di Landasan Bandara Keneyam, Kabupaten Nduga Papua,
Senin (25/6/2018) (Sumber: Inews)

26 Juni 2018
Korban seorang polisi dan tiga orang tewas akibat tembakan. Mereka hilang saat
hari pemilihan kepala daerah (pilkada).

Aparat melakukan penjagaan selama pemilu legislatif, Foto: Evakuasi salah satu korban penyerangan KKB di
10 April 2009 (Sumber: bbc) Kenyam, Kabupaten Nduga. (Sumber: pilkada.tempo.co)

118 Lampiran We Need To Talk About West Papua


3 Warga Kenyam tewas ditembak KSB di Nduga setelah adanya tembakan pada pesawat milik
Trigana pada 25 Juni 2018.

6 Juli 2018
Korban personel Brimob yang
mengamankan bandara Kenyam.

11 Juli 2018
Penembakan terhadap helikopter Polri
yang sedang mengirimkan bahan
makanan yang berujung pada baku
tembak antara TNI/Polri dan KKB di
Kampung Alguru, Distrik Kenyam,
Nduga mulai pukul 11.17 WIT - 17.00 Bharada Rafindo Refli Sagala, Anggota Brimob Korban Penembakan
WIT. KKB di Nduga Papua Dievakuasi ke Mimika (Sumber: okezone)

Tiga korban tewas penembakan dan pembacokan yang dilakukan KKBdi sekitar Bandara Kenyam, Kabupaten
Nduga, Provinsi Papua, tiba di Bandara Mozes Kilangin, Timika, Senin (25/6) (Sumber: beritasatu)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 119


16 guru dan tenaga medis diselamatkan dari penyanderaan KKB (Sumber: CNN Indonesia)

17 Oktober 2018
Korban 16 guru dan tenaga medis diselamatkan dari penyanderaan KKB. Mereka
disandera sejak tanggal 3 Oktober 2018.

Tukang ojek di Kabupaten Lanny Jaya, Papua tewas ditembak KKB (2/11/2018)
(Sumber: proking internasional)

2 November 2018
Korban sopir bernama Yanmar yang mengantar penumpang di kampung Popone,
distrik Mokoni, kabupaten Lanny Jaya.

12 November 2018
Korban tukang ojek usai mengantar
penumpang di Distrik Waringambur,
Kabupaten Lanny Jaya.
Satu pengojek ditembak KKB di Lanny Jaya, 12 november 2018
(Sumber: merdeka.com)

Detik-detik pembantaian 19 pekerja jalan di Ndunga oleh Kelompok Separatis


(Sumber: westpapua.blog)

120 Lampiran We Need To Talk About West Papua


2 Desember 2018
Korban pekerja proyek jembatan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak,
Kabupaten Nduga.

Anggota TNI dibantu warga mempersiapkan peti jenazah untuk korban penembakan kelompok kriminal di
Kabupaten Nduga, Papua pada 2 Desember 2018 (Sumber: suara.com)

3 Desember 2018
Korban anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, 1 terluka
dan 1 tewas.

5 Desember 2018
Sasaran helikopter TNI yang akan mengevakuasi prajurit korban penembakan KKB
di Distrik Mbua.

Helikopter TNI Ditembak saat melakukan pengisian BBM karena bahan bakar minyaknya habis sekaligus
mengevakuasi jenazah Serda Handoko (Sumber: tribunnews.com)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 121


2019 Korban kasus penembakan di tahun 2019 berkurang dua orang dari
tahun sebelumnya. Dikutip dari BBC.com, ada 23 kasus penembakan
pada tahun 2019. Dari kejadian tersebut, 20 orang terbunuh, 10 orang adalah warga
sipil dan 10 sisanya adalah aparat keamanan. Berikut beberapa daftar kejahatan
besar yang dilakukan oleh KKB di tahun 2019;

18 Januari 2019
Anggota TNI Pratu Makamu tewas ditembak KKB pimpinan Lekagak Talenggen di
kawasan Longsran Baganbaga, Distrik Yambi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Pratu Makamu, anggota TNI yang bertugas saat pengantaran logistik


Tentara Anak yang digunakan kelompok separatis di Papua.
gugur dalam kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata
(Sumber: apnews)
(KKB) di Distrik Yambi, Puncak Jaya, Papua, Jumat (18/1/2019).
(Sumber: papua.inews.id)

12 Agustus 2019
Anggota Polri Briptu Heidar ditemukan tewas usai disandera KKB di Kampung Usir,
Kabupaten Puncak.

Briptu Heidar, Anggota Direskrim Polda Papua yang gugur setelah disandera KKB di Kabupaten Puncak,
Papua pada Senin (12/08/2019) (Sumber: kompas.com)

122 Lampiran We Need To Talk About West Papua


16 September 2019
Anggota TNI Pratu Sirwandi tewas ditembak KKB di sekitar Danau Habema,
Kabupaten Jayawijaya, Papua. Pelaku penembakan diduga KKB pimpinan Egianus
Kogoya.

Baharudin dan Ramlah menunjukkan foto anaknya, Pratu Sirwandi M Sahidillah yang meninggal dunia akibat
ditembak KKB OPM Papua (Sumber: radarlombok.co.id)

17 September 2019
Tiga warga sipil tewas dan empat lainnya
mengalami luka tembak di Kampung Olenki,
Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua

Pasukan TNI Disergap KKB Papua, 3 Warga Sipil Tewas


dan 4 Orang Terluka (Sumber: aceh.tribunnews.com)

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab saat mengunjungi salah satu korban warga sipil yang
sedang dirawat di RSUD Mimika dan foto korban selamat dari kontak tembak antara TNI-Polri dan KSB di Ilaga,
Kabupaten Puncak. (Sumber: salampapua.com)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 123


23 September 2019
Kerusuhan terjadi pada 23 september 2019 di
Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Demonstran
yang dimobilisasi oleh KSB bersikap anarkistis
hingga membakar rumah warga, kantor
pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada
aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar
hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan
kata-kata rasis di sekolah. Kerusuhan di Wamena papua yang diduga
dilakukan oleh KSB terjadi pada 23 september 2019
(Sumber: regional kompas)
26 September 2019
Dua orang warga sipil ditembak KKB di sekitar jembatan gantung Muara, Kampung Amunggi,
Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua

Jenazah 2 Warga Korban Penembakan di Puncak Papua Dipulangkan ke Kampung Halaman


(Sumber: papua.inews.id)

25 Oktober 2019
KSB pimpinan Lekagak Telenggen melakukan teror kepada masyarakat sipil di Distrik
Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. Sebanyak tiga orang tukang ojek bernama Rizal
(31), Herianto (31), dan La Soni (25) tewas ditembak. Ketiganya selama ini bekerja melayani
transportasi masyarakat di wilayah Distrik Sugapa. Ketiga korban mengalami luka tembak di
kepala dan luka sayat akibat senjata tajam di sekujur tubuh.

Rizal (31), Herianto (31), dan La Soni (25), Pengemudi Ojek yang tewas ditembak KSB di Intan Jaya.

124 Lampiran We Need To Talk About West Papua


29 Oktober 2019
KSB memicu konflik horizontal dengan membuat kerusuhan di 2 (dua) lokasi. Di
Wamena terdapat 224 mobil roda 6 dan 4 hangus, 150 motor, 465 ruko hangus,
165 rumah dibakar dan 5 perkantoran hangus terbakar serta 15 lainnya rusak berat,
korban meninggal dunia di Wamena sebanyak 33 orang sementara di Jayapura
berjumlah 4 korban jiwa.

Situasi mencekam di Wamena setelah kerusuhan. (Sumber: Tribun )

Desember 2019
Pengungsi Nduga terpaksa mengungsi ke hutan karena gangguan keamanan oleh
KSB. Beberapa menjadi Korban karena kurangnya pasokan bantuan.

Anak-anak pengungsi Nduga di Wamena pada bulan desember 2019 di Kabupaten Jayawijaya
(Sumber: liputan 6)
18 Desember 2019
Dua prajurit TNI gugur dalam baku tembak
dengan KKB di Intan Jaya. Mereka adalah
Kapten TNI Anumerta Erizal Zuhri Sidabutar
dan Sertu Anumerta TNI Rizky.

Anumerta Erizal Zuhri Sidabutar ugur dalam baku tembak


antara Satgas Penegakan Hukum (Gakum) TNI dengan KKB
di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Selasa
(17/12/2019) (Sumber: sumut.pojoksatu.id)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 125


2020 Di tahun 2020 setidaknya ada lebih dari lima kali tindakan penyerangan
oleh kelompok kriminal bersenjata, berikut rincian kasusnya;

26 Februari 2020
KSB menembaki pos keamanan dan mengenai Yosman Wasiangge dan Waslina
Tabuni yang sedang berkumpul membakar batu. Diketahui Yosman Wasiangge warga
Nduga terluka parah karena tembakan KSB di punggung dan Waslina Tabuni warga
Nduga meninggal ditembak KSB menembus leher. Kedua korban adalah OAP.

Yosman Wasiangge (20) dan Waslina Tabuni (25), Masyarakat Kenyam yang menjadi korban kebrutalan KSB.

Tangkapan layar aparat melindungi ibu dan anak-anak yang berlindung dari tembakan KKB di
Tembagapura (Sumber: kompas.com)

126 Lampiran We Need To Talk About West Papua


2 Maret 2020
OPM menembaki warga Tembagapura yang berlindung dibalik aparat.

30 Maret 2020
OPM menembak pekerja Freeport, 1 warga New Zealand tewas, dan 7 pekerja
terluka.

Rentetan Tembakan di PT Freeport, WNA New Zealand (Sumber: Suara.com)

22 Mei 2020
OPM menembak 2 tenaga medis yang mengantarkan obat Covid 19 di Intan Jaya, 1
tewas dan 1 kritis.

Dua tenaga medis Satgas Covid-19 Intan Jaya, Papua ditembak oleh KKB. Satu tewas dan satu alami luka parah
(22/5/2020) (Sumber: tempo.co)

29 Mei 2020
OPM memutilasi Yunus Sani (warga asli Papua), karena dituduh menjadi mata-mata
Indonesia.

We Need To Talk About West Papua Lampiran 127


Petani di Papua Ditembaki dan Dimutilasi, Mayatnya Dibungkus Pakai Karung
(Sumber: suara.com)

17 Agustus 2020
OPM melakukan penembakan yang melukai pipi salah satu warga Nduga.

31 Agustus 2020
TPNPB-OPM Kodap XVI, Yahukimo menyatakan, bertanggung jawab atas
pembunuhan dua orang tukang bangunan dan tukang sensor kayu di Dekai Yahukimo.

TPNPB-OPM Nyatakan Bertanggungjawab Atas Pembunuhan Dua Tukang di


Dekai Yahukimo (Sumber: suarapapua.com)

KKB Bunuh Pengemudi Ojek, Berselang 3 Jam Habisi Prajurit TNI di Intan Jaya,
Papua (Sumber: regional.kompas.com)

17 September 2020
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membunuh
satu tukang ojek di Intan Jaya setelah dua hari
sebelumnya juga menyerang dua tukang ojek
lainnya.

19 September
Badawi meninggal setelah tangannya ditebas oleh
KSB di Sugapa, Intan Jaya selang setelah 3 jam Tukang ojek yang tewas dibunuh KSB
di intan jaya, 17 september 2020
meninggalnya Serka Sahlan. (Sumber: kumparan.com)

128 Lampiran We Need To Talk About West Papua


Badawi, pengemudi ojek yang tewas ditebas oleh KSB di Sugapa. (Sumber: republika.co.id)

19 September 2020
Pratu Dwi Akbar Utomo gugur setelah terjadi kontak tembak dengan KSB di pos
Koramil Hitadipa Kabupaten Intan Jaya. Saat melakukan pembunuhan terhadap
Pratu Dwi Akbar Utomo KSB secara terang-terangan melakukan selebrasi

(Sumber: aceh tribunnews) (Sumber: bogopapua)


Pratu Dwi Akbar Utomo, Anggota TNI yang ditembak oleh KSB pada 19 september 2019 di Kabupaten Intan Jaya.

Atanius murib (16 tahun) (kiri) dan Amanus murib (16 tahun) (kanan) ditembak oleh
KKB pada 20 november 2020, Kabupaten Puncak, Papua.

We Need To Talk About West Papua Lampiran 129


20 November 2020
Atanius Murib dan Amanus Murib, diduga telah ditembak oleh anggota KSB di
Kabupaten Puncak, Papua. Kedua Korban hendak melakukan perjalanan dari Distrik
Gome menuju kampung halamannya saat kejadian berlangsung. Sebelumnya,
Korban sempat dilarikan ke puskesmas Ilaga oleh masyarakat sekitar tempat
kejadian. Namun, sayangnya Atanius Murib dikabarkan telah meninggal dunia,
sedangkan Amanus Murib terluka parah.

11 Desember 2020
Seorang penginjil di Kabupaten Maybrat, Papua, tewas usai dianiaya KKB. Insiden
ini terjadi saat terjadi penyerangan di Kampung Sory, Distrik Aifat.

130 Lampiran We Need To Talk About West Papua


Lampiran 2 - Kronologi Rusuh
Wamena Jayapura

Kerusuhan Wamena dan Jayapura sekilas terlihat seperti reaksi atas ujaran rasis
yang organik. Namun, ketika kita amati timeline waktunya, dua kejadian ini seperti
direncanakan dan disesuaikan dengan waktu sidang PBB 2019. Berikut rincian
kronologinya;

Insiden Surabaya
16 Agustus 2019
Terjadi pengepungan asrama mahasiswa di
Surabaya, kejadian ini berawal dari salah paham
karena adanya dugaan perusakan bendera merah
putih. Pengepungan yang dilakukan oleh aparat ini
bermula dari laporan beberapa ormas (organisasi
masyarakat). Namun, dalam pengepungan
tersebut terdapat ujaran kebencian yang memicu
reaksi besar beberapa hari kemudian.
Pengepungan asrama mahasiswa di Surabaya
oleh Polri dan Masyarakat (16/08/19)
17 Agustus 2019 (Sumber: jogja.idntimes.com)
Polisi membawa 43 mahasiswa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait
perusakan bendera merah putih

Polisi Tangkap 43 Mahasiswa dari Asrama Papua di Surabaya


(Sumber: cnnindonesia.com)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 131


Aksi depan Istana Presiden (21/08/19) Warga Timika melakukan aksi anti rasialisme di bawah pengawalan
(Sumber: megapolitan.kompas.com) petugas kepolisian (21/08/19) (Sumber: cnnindonesia.com)

19 Agustus 2019
Walikota Surabaya dan Gubernur Jawa Timur meminta maaf atas kejadian tersebut.
Demo anti rasisme mulai berkembang hingga ke 17 kota di Indonesia dan 3 kota di
luar negeri.

Eksodus Mahasiswa
23 Agustus 2019
Majelis Rakyat Papua (MRP) menyerukan maklumat kepada seluruh mahasiswa
Papua diluar Papua untuk pulang ke kampung halaman. Posko induk mahasiswa di
Jayapura menyatakan jumlah mahasiswa eksodus di Papua mencapai 6000 orang.

Mahasiswa eksodus asal Kabupaten Mimika usai memberikan keterangan kepada wartawan
di Bandara Mozes Kilangin Timika, Jumat (13/3/2020) (Sumber: seputarpapua.com)

132 Lampiran We Need To Talk About West Papua


Kerusuhan Jayapura 1
29 Agustus 2019
Ribuan masyarakat Papua turun ke jalan sebagai aksi protes atas kekerasan
dan diskriminasi rasial yang terjadi pada mahasiswa di Surabaya. Kerusuhan ini
berlangsung ricuh, masyarakat mulai membakar beberapa gedung, kantor Majelis
Rakyat Papua di Abepura dibakar, selain itu warga juga ikut membakar tower
telekomunikasi nirkabel milik PT. Telkom di Jayapura.

Kerusuhan kembali terjadi di Jayapura, Papua. Diketahui, massa melempar batu ke aparat
hingga merusak mobil Dandim (23/9/19) (Sumber: tribunnews.com)

2 September 2019
Massa pendemo menduduki kantor gubernur Papua, menurunkan bendera merah
putih dan menggantinya dengan bendera bintang kejora.

Menggantikan bendera Merah Putih dengan bendera


Mengambil alih kantor Gubernur Papua di jayapura
Bintang Kejora (29/8/2019). (23/9/19) (Sumber:
(Sumber: Facebook Knpb Konsulat News)
Twitter Veronica Koman)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 133


Kerusuhan Jayapura 2
23 September 2019
Terjadi kerusuhan di Jayapura yang kedua. Kerusuhan ini berjarak satu bulan dari
kerusuhan yang pertama, sehingga ada waktu satu bulan untuk merencanakan
kerusuhan kedua ini. Terlebih lagi, kerusuhan ini terjadi bersamaan dengan kerusuhan
di Wamena yang memang terkesan mencari-cari konflik untuk membuat suasana
kembali memanas.

Kerusuhan yang terjadi di kawasan Expo Waena, Jayapura (23/9/2019).


(Sumber: cnbcindonesia.com)

Kerusuhan Wamena
23 September 2019
Selain terjadi kerusuhan di Jayapura, pada tanggal yang sama juga terjadi kerusuhan
di Wamena. Tragedi Wamena berdarah diduga terjadi karena adanya berita mengenai
seorang guru yang menyebutkan kata yang mengandung unsur rasis kepada
muridnya pada tanggal 18 September 2019. Kasus kesalahpahaman antara guru
dan murid ini sudah ditangani oleh sekolah dan keluarga murid secara damai dan
kekeluargaan. Seluruh tindakan yang akan menyebabkan kesalahpahaman sudah
diluruskan pada saat itu dengan mengundang guru dan keluarga murid tersebut .
Namun warga dan siswa yang terlanjur termakan berita hoax menyerang sekolah
dan akhirnya menyebar ke penjuru kota.

Persoalan ini sebenarnya sudah selesai dengan permintaan maaf dari sang guru,
namun karena ada pihak yang ingin memanfaatkan keadaan, isu rasisme yang
sebenarnya sudah diselesaikan dengan baik diangkat dan disebarluaskan. Akibatnya,
siswa dan masyarakat yang terlanjur murka karena adanya berita mengenai ujaran
rasis tersebut mendatangi sekolah. Sebanyak kurang lebih 200 orang turut serta
dalam aksi solidaritas tersebut, tetapi di sepanjang jalan menuju sekolah masa terus
berdatangan dan menimbulkan kericuhan di beberapa titik.

134 Lampiran We Need To Talk About West Papua


Orang-orang berkumpul ketika asap mengepul dari gedung-gedung yang terbakar selama aksi
unjuk rasa di Wamena, Provinsi Papua, Indonesia (23/9/2019). (Sumber: beritagar.id)

Sidang PBB 2019


24 September 2019
Sidang PBB yang diadakan di New York, Amerika berlangsung dari tanggal 17-30
September 2019. Para delegasi dari seluruh negara anggota PBB akan mengadakan
debat umum dari tanggal 24-27 September. Dalam sidang ini beberapa negara yang
bergabung dalam forum Pasifik menyampaikan pidatonya tentang pelanggaran HAM
yang terjadi di Papua, dan menekan PBB untuk ikut menuntaskan persoalan tersebut.

Kerusuhan-kerusuhan yang didalangi oleh KNPB dan ULMWP di Papua sebelum


sidang PBB berlangsung dimaksudkan untuk menghangatkan isu rasisme di Papua
agar dapat dibahas di dalam Sidang PBB yang dilaksanakan pada 24 September
2019 lalu. Dengan adanya kerusuhan yang terjadi sehari sebelum sidang PBB
dilaksanakan, akan mempermudah ULMWP dalam meminta bantuan Vanuatu untuk
membahas isu pelanggaran HAM yang terjadi di Papua saat itu.

Delegasi Indonesia saat menggunakan hak jawabnya (Right of Reply) untuk menanggapi pernyataan Vanuatu
yang mengangkat isu Papua dalam perdebatan umum agenda Sidang Dewan HAM PBB ke-42 pada (17/09/2019).
(Sumber: jpnn.com)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 135


Lampiran 3 - Tahanan Politik Rusuh
Wamena Jayapura

Pasca kerusuhan Wamena dan Jayapura pada tahun 2019 silam, pemerintah
menetapkan tujuh nama sebagai tahanan politik. Istilah tahanan politik dipakai untuk
membedakan antara aktivis separatisme Papua lain dengan dalang kerusuhan di
Wamena dan Jayapura. Ketujuh orang tersebut adalah :

Buchtar Tabuni merupakan


1. Pemimpin Sentral KNPB pemimpin separatis KNPB yang

(Buchtar Tabuni) bertanggung jawab atas kerusuhan


di Wamena dan Jayapura. Buchtar
Tabuni memiliki posisi yang sangat kuat di KNPB sehingga dapat dengan mudah
mengumpulkan massa. Buchtar mengkoordinir sejumlah kerusuhan di Wamena dan
Jayapura yang menyebabkan 37 orang kehilangan nyawa, 600 fasilitas umum rusak,
dan 17.000 orang mengungsi.

Buchtar Tabuni, Pemimpin Sentral KNPB (Sumber:tirto.id)

2. Ketua KNPB Mimika Steven Itlay merupakan ketua KNPB yang


terlibat kasus provokasi menggerakkan

(Steven Itlay) massa kerusuhan di Jayapura, Papua


pada 29 Agustus 2019. Steven diduga
terkoneksi dengan Benny Wenda, kelompok ekstrimis asing dan menggiring insiden
rasisme di Surabaya pada 16 Agustus 2019 menjadi isu referendum yang berujung
pada kerusuhan di Papua pada 19-21 Agustus 2019. Akibat provokasi tersebut, massa
demo anarkis membakar gedung MRP hingga kantor Telkom Indonesia. Sebanyak
empat orang tewas, 31 kantor rusak dibakar, dan kerugian mencapai Rp. 100 miliar.

136 Lampiran We Need To Talk About West Papua


Ketua KNPB, Steven Itlay (Sumber: kastra.co)

3. Ketua Umum Komite Agus Kossay merupakan ketua


umum KNPB yang menjadi dalang

Nasional Papua Barat - demo anarkis Jayapura pada 19 dan


29 Agustus 2019 lalu. Dampak dari

KNPB (Agus Kossay) kerusuhan tersebut empat orang


tewas, kerugian mencapai Rp. 100
miliar. Terdapat bukti video KNPB menduduki kantor gubernur Papua, serta
menggantikan bendera Merah Putih dengan bendera Bintang Kejora pada 29 Agustus
2019.

Agus Kossay, Ketua Umum KNPB (Sumber: merdeka.com)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 137


Buchtar Tabuni, Wakil Ketua II Badan Legislatif United
Liberation Movement for West Papua - ULMWP.
(Sumber: pantau.com)

4. Wakil Ketua II Badan Tidak hanya memobilisasi massa


untuk kerusuhan, Buchtar Tabuni

Legislatif United juga memiliki jabatan di kelompok


separatis United Liberation

Liberation Movement Movement for West Papua


(ULMWP) yang dipimpin oleh
for West Papua - Benny Wenda, yang menghadiri
Sidang Umum PBB ke-74 pada
ULMWP (Buchtar Tabuni) 24 September 2019, tepat satu
hari setelah kerusuhan terjadi
di 23 September 2019. Di luar negeri, Buchtar Tabuni memiliki agenda untuk
memanaskan isu Papua sehingga Benny Wenda dapat dengan leluasa mendorong
PBB untuk membahas kerusuhan. Buchtar mengkoordinir sejumlah kerusuhan
terjadi di Wamena dan Jayapura yang menyebabkan 37 orang kehilangan nyawa,
600 fasilitas umum rusak, dan 17.000 orang mengungsi. Kerusuhan sengaja dibuat
separatis untuk memanaskan isu Papua tepat sehari jelang Sidang Umum PBB yang
dihadiri pemimpin separatis Benny Wenda.

Ferry berperan menggerakkan sejumlah tokoh


5. Mantan Ketua di Papua. Ferry juga diduga mengerahkan aktor

BEM Universitas lapangan yang terlibat kerusuhan di Papua.


Selain itu Ferry juga menggerakan massa untuk
Cendrawasih berdemo melalui media sosial. Ferry juga masuk
dalam jaringan luar dan dalam negeri. Ferry
(Ferry Kombo) ditangkap di Papua, ketika akan berangkat ke
Wamena. Kerusuhan Jayapura menyebabkan 4
warga meninggal dan kerugian setidaknya Rp. 100 miliar.

138 Lampiran We Need To Talk About West Papua


Mantan Ketua BEM Universitas Cendrawasih, Ferry
Kombo. (Sumber: benarnews.org)

6. Presiden Mahasiswa
Universitas Sains dan
Teknologi Jayapura-USTJ
(Alex Gobay)
Alex Gobay memiliki peran yang sama dengan
Ferry Kombo yaitu sebagai otak kerusuhan
Presiden Mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi
sekaligus penggerak massa. Jayapura-USTJ, Alex Gobay. (Sumber: indozone.id)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 139


7. Irwanus Urobmabin Salah satu anggota dari organisasi AMP
merupakan tersangka kerusuhan di
Jayapura yang mengakibatkan 4 orang tewas, 31 kantor rusak dibakar, dan kerugian
mencapai Rp. 100 miliar. AMP menjadi bagian daripada tim penggerak rusuh di
Jayapura, yang digerakkan dari aktor intelektual yang di KNPB.

Irwanus Urobmabin, Salah satu anggota dari


organisasi AMP (Sumber: papuansbehindbars.org)

140 Lampiran We Need To Talk About West Papua


Lampiran 4 - Bukti Keterlibatan
TAPOL Sebagai Pelaku Rusuh
Tragedi Berdarah Wamena Jayapura

Aktivitas demo Jayapura dan Wamena yang berujung rusuh bukanlah suatu
gelombang protes yang organik, melainkan sudah dikondisikan oleh beberapa
pihak yang berkepentingan, hal tersebut teridentifikasi dari beberapa fenomena dan
kejanggalan yang ditemukan di lapangan, diantaranya;

Target yang Di kerusuhan Wamena, perusuh yang memakai


seragam sekolah menargetkan pendatang

Diburu Adalah untuk diserang. Warga non-Papua dikejar,


diburu bahkan dibakar oleh perusuh. Rumah

Warga Non-Papua dan ruko yang dimiliki para pendatang ikut


ditargetkan untuk dibakar, bahkan warga asli

(Sengaja Dibakar Papua yang berusaha menghalangi para


perusuh untuk melakukan pembakaran turut

Dibacok) dikejar perusuh. Pendatang dan warga asli


Wamena bersama memberi kesaksian bahwa
perusuh berasal dari luar Wamena. Seorang pendatang lain ikut memberi kesaksian
bahwa kelompok perusuh yang menyerang bukanlah warga asli Wamena yang
selama ini dia kenal. Pada awalnya mereka juga menyebarkan hoax bahwa ada guru
yang melakukan ujaran kebencian dan memaksa warga untuk ikut berdemo.

Seorang Siswa SMP Negeri I Wamena, Frans Tabuni


Foto pembakaran oleh perusuh di Wamena dibakar oleh anggota KNPB, karena tidak bersedia ikut
(Sumber: viva.co.id) aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Wamena
(23/9/2019). (Sumber: kawattimur.com)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 141


Warga Saat kerusuhan Wamena 23 September 2019 lalu,
banyak warga asli Papua yang justru menolong dan

Lokal Justru menyelamatkan pendatang dengan menyembunyikan


pendatang dari perusuh di rumah mereka masing-
Menyelamatkan masing. Seorang pendatang asal Sumatera juga
memberikan kesaksian bagaimana warga asli Wamena
Pendatang melindungi keluarganya dan sekitar 250 pendatang
lain dari serbuan perusuh. Pendeta asli Papua Yason Yikwa juga turut membantu
mengevakuasi sekitar 300 warga ke gereja lokal dan seorang PNS Titus Kogoya bahkan
menjadikan rumah keluarganya sebagai tempat 80 warga pendatang mengungsi.
Hal ini memperlihatkan bahwa pelaku kerusuhan bukan warga lokal Wamena.

Para pengungsi asal Wamena saat memasuki pesawat Hercules di Lapangan Udara TNI AU Manuhua, Wamena,
Papua, Rabu (2/10/19). Mereka pendatang memilih Lebih meninggalkan daerah tersebut setelah terjadinya
kerusuhan di Papua. (Sumber: jawapos.com)

Pelaku Rusuh Demo anti-rasisme di Wamena yang seharusnya


berjalan damai berubah menjadi kerusuhan
Menyamar Sebagai mencekam karena disusupi oleh separatis yang
menyamar menjadi siswa SMA. Kesaksian tersebut
Siswa SMA Adalah disampaikan oleh warga Wamena asal Jawa Timur

Anggota KNPB yang mengatakan perusuh anak sekolah terlihat


berjanggut dan mengenakan seragam kekecilan.
Bahkan, anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB) juga memaksa warga
dan pelajar ikut berdemo. Satu siswa SMP yang menolak untuk ikut demo bahkan
dibakar oleh anggota KNPB yang menyamar. Artinya, memang ada pihak-pihak
yang sengaja menyebabkan kerusuhan itu terjadi, yaitu kelompok separatis Papua.

142 Lampiran We Need To Talk About West Papua


Seorang Siswa SMP Negeri I Wamena, Frans Tabuni dibakar oleh anggota KNPB, karena tidak bersedia
ikut aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Wamena (23/9/2019). (Sumber: kawattimur.com)

Demo anti-rasisme yang berujung


Rusuh Wamena Terjadi kerusuhan besar di Wamena terjadi

Sehari Sebelum Sidang pada H-1 debat politik tingkat tinggi


Sidang Umum PBB di New York, Amerika

PBB yang Dihadiri Serikat (24/09/19) berbarengan dengan


kehadiran pemimpin separatis dari

Pemimpin Separatis kelompok United Liberation Movement of


West Papua (ULMWP), Benny Wenda.
Untuk menarik perhatian internasional, massa anarkis membakar kantor bupati,
polsek Papua, toko, dan rumah warga.

Kerusuhan berujung aksi pembakaran massa di Papua (23/9/19)


(Sumber: nasional.okezone.com)

We Need To Talk About West Papua Lampiran 143


Pemimpin Lokal Papua Setelah kerusuhan, pemimpin, warga
Papua, bahkan mahasiswa Papua

Meminta Maaf Dan pun turut menyampaikan permohonan


maaf dan ungkapan duka atas insiden

Meminta Pendatang kerusuhan yang mengakibatkan banyak


korban jiwa dari masyarakat non-Papua.
Kembali Pasca-rusuh

Buchtar Tabuni memiliki posisi yang


Buchtar Tabuni Punya sangat kuat di KNPB sehingga dapat

2 Jabatan Tinggi sebagai dengan mudah mengumpulkan massa


di dalam negeri. Sementara di luar

Ketua KNPB & ULMWP negeri, Buchtar Tabuni juga memiliki


jabatan di kelompok separatis ULMWP
yang dipimpin oleh Benny Wenda, yang menghadiri Sidang Umum PBB ke-74
(24/9/2019) tepat satu hari setelah kerusuhan (23/9/2019). Kedua posisinya ini
menjadikan Buchtar Tabuni sebagai mata rantai terjadinya kerusuhan dengan
kedatangan Benny Wenda ke Sidang Umum PBB tersebut.

Delegasi ULMWP setelah menghadiri Sidang Mejelis Umum PBB di News York, 24-30 September 2019.
Keterangan Foto: Benny Wenda ketua ULMWP (kiri), Ny. Jennifer Robinson (tengah) anggota
Pengacara Internasional untuk West Papua (ILWP) dan Oridek Ap (kanan), pemimpin ULMWP untuk
misi Uni-Eropa. (Sumber: tabloid-wani.com)

144 Lampiran We Need To Talk About West Papua


AMP Bertanggung Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menjadi
aktor di balik eksodus mahasiswa dari luar
Papua dan memprovokasi mahasiswa
Jawab Atas Eksodus untuk terlibat dalam kerusuhan di Jayapura
(29/8/2019). Bahkan pengacara HAM Papua
MahasiswaSekaligus Gustaf Kawer memberi pengakuan bahwa
aksi demo tanggal 19 dan 29 Agustus 2019
Koordinator Utama di Jayapura adalah aksi yang direncanakan
Ferry Kombo dari AMP. Sebelumnya AMP
Dari Aksi Mahasiswa menjadi provokator dalam aksi bentrok
warga dan aparat di Malang, Semarang, dan

Di Jayapura Surabaya yang berujung pada kerusuhan


di Manokwari (19/08/2019) dan Jayapura.

We Need To Talk About West Papua Lampiran 145


Lampiran 5 - Daftar Partai Politik
dan NGO yang Fokus Terhadap Isu
Free West Papua

Daftar Partai Pendukung Isu Free West Papua tidaklah


murni keinginan orang asli Papua.

gerakan Free West Papua Namun juga ada dorongan politik


dari beberapa partai politik di luar
negeri. Beberapa partai politik yang mendukung gerakan Free West Papua. Berikut
beberapa diantaranya;

1. Labor Party ( Inggris)

Dukungan pertama di Inggris datang dari politisi


Alex Sobel, anggota Partai Buruh Inggris dan All-
Party Parliamentary Group (APPG), membuat sesi
pertemuan dengan Benny Wenda dari ULMWP
pada 23 Maret 2019 dengan tema “Pemberontakan
Papua Barat: Di Mana Selanjutnya?”. Pertemuan
ini dilakukan tak lama setelah popularitas Partai
Labour jatuh karena banyaknya skandal hingga
kehilangan 31 kursi di pemilihan umum terakhir.
Ini merupakan salah satu upaya Alex Sobel untuk
merebut hati rakyat dan menaikkan kembali
popularitasnya di dunia politik.

2. Green Party (Australia)

Dukungan politik Free West Papua juga datang dari kelompok Green Party
Australia. Adapun motifnya adalah ingin menaikkan kembali elektabilitas politik
setelah kegagalan Green Party mengatasi bushfire di Australia.

Foto Adam Bandt (kanan), ketua Green Party


yang baru saja dilantik saat menemui dan
menyalami Presiden Joko Widodo (Kiri)
dengan pin bendera Papua Merdeka yang
tersemat di jasnya.
(Sumber: tribunnews.com)

146 Lampiran We Need To Talk About West Papua


3. Green Party (New Zealand)

Di New Zealand, dukungan politik datang dari politisi Partai Hijau Selandia Baru
yakni Maire Leadbeater, Keith Locke, Barry Coates, Marama Davidson, Catherine
Delahunty, Steffan Browning, dan Jan Logie sering terlihat vokal menyuarakan isu
Papua.

4. Vanuatu Land and Justice Party (Vanuatu)

Di Vanuatu, anggota ULMWP mendukung Ralph Regenvanu pada saat pemilu


Vanuatu 2020 lalu. Pada masa kampanye Ralph Regenvanu dari Land and Justice
Party mengadakan pertemuan khusus dengan pemimpin ULMWP Benny Wenda
di Owen Hall, Port-Vila, Vanuatu. Ralph Regenvanu melakukan manuver politik
dengan mendorong masalah Papua Barat yang menarik bagi masyarakat sehingga
dapat menaikkan kepopulerannya.

Padahal selama Pemilu Vanuatu 2016, partai politik Regenvanu menang dengan
selisih sangat kecil, 6 kursi dari 52 kursi. Dukungan ULMWP untuk Ralph Regenvanu
selama kampanye bahkan membuat Regenvanu populer dengan 1.589 suara
yang memenangkan 8 kursi dalam pemilihan . Pada awalnya Ralph Regenvanu

We Need To Talk About West Papua Lampiran 147


bukanlah siapa-siapa, namun setelah membuat Wantok Blong Yumi Bill, rancangan
undang-undang yang disahkan secara bulat oleh Parlemen Vanuatu pada Juni
2010, Ralph berhasil menjadi salah satu calon perdana menteri dan berhasil
membuat partai Land and Justice Party. Karena dengan disahkannya Wantok
Blong Yumi Bill, pemerintah Vanuatu berkomitmen untuk mengupayakan agar
Papua Barat mendapatkan status pengamat di organisasi Melanesian Spearhead
Group dan Pacific Islands Forum. Wantok Blong Yumi Bill juga menyatakan bahwa
Vanuatu akan meminta kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk
mendapatkan opini nasihat dari Mahkamah Internasional terkait dengan proses
penyerahan Nugini Belanda kepada Indonesia pada dasawarsa 1960-an. Tentu
saja hal ini sangat mendongkrak popularitas Ralph Regenvanu.

5. Fiji Social Democratic Liberal Party (Fiji)

ULMWP mendekatkan diri dengan Oposisi Fiji Partai Social Democratic Liberal
(SODELPA) dengan tujuan mendapat dukungan menjadi anggota penuh
Melanesian Spearhead Group (MSG) agar setara dengan perwakilan negara.
Dengan posisi setara negara, ULMWP akan menjadi subjek yang bisa menerima
pendanaan dan bantuan yang tidak sedikit dari negara lain, perusahaan, maupun
konglomerasi.

148 Lampiran We Need To Talk About West Papua


6. Solomon Democratic Party (Solomon)

ULMWP diwakili Jubirnya Jacob


Rumbiak merapat ke Solomon Islands
dan mendekatkan diri ke partai oposisi
Kepulauan Solomon, Hon. Matthew Wale
pada 19 Maret 2020. Motif pendanaan
dan dukungan di MSG adalah hal utama
dari semua tindakan ULMWP dan alasan
mengapa mereka begitu dekat dengan
Kepulauan Solomon. Sementara bagi
pihak oposisi berupaya untuk menaikkan
Leader of Opposition (Pemimpin Oposisi) Kepulauan
elektabilitas politik semata. Solomon, Hon. Matthew Wale (kiri) bertemu juru bicara
United Liberation Movement for West Papua (ULMWP),
Jacob Rumbiak (kanan) (19/3/2020) (Sumber: jubi.co.id)

Daftar NGO Pendukung Selain mendapatkan dukungan


politik dari beberapa partai di negara

gerakan Free West Papua lain. Gerakan separatis Free West


Papua juga mendapatkan dukungan
dari beberapa NGO yang secara aktif terus menyuarakan gerakan yang penuh
dengan motif dan kepentingan asing ini. Apa saja NGO tersebut? Berikut ulasannya;

We Need To Talk About West Papua Lampiran 149


1. Sigrid Rausing Trust

Sigrid Rausing Trust adalah sebuah organisasi yang dimiliki oleh Sigrid Rausing,
pendonor utama Green Party dan organisasi TAPOL UK yang sama-sama
memberikan ketertarikan yang besar terhadap isu Papua Merdeka. Selain itu
Sigrid Rausing juga memiliki perusahaan raksasa British Tetra Park. Uniknya,
Sigrid Rausing Trust juga mendanai satu media Inggris bernama Bellingcat yang
secara masif mengoperasikan akun-akun yang menyuarakan isu Free West Papua
sampai 8.244 postingan per bulan. Tentu saja hal ini tidak kebetulan begitu saja
dan perlu dipertanyakan lebih lanjut. Mengapa mereka begitu tertarik dengan isu
Papua Merdeka?

2. Sinchi Foundation
Partai Buruh Inggris telah memainkan isu Papua Merdeka setidaknya selama 17
tahun dengan memberikan Benny Wenda status kependudukan di Kota Oxford
yang saat itu dipimpin walikota dari Partai Buruh Inggris. Bukan hanya itu, Partai
Buruh Inggris bahkan membentuk 2 organisasi yang hanya fokus di isu Papua
Merdeka yakni IPWP dan APPG on West Papua untuk cari dukungan dan uang
dari politisi dan perusahaan. International Parliamentarians for West Papua (IPWP)
yang dipimpin politisi Partai Buruh, Andrew Smith dan beranggotakan pendukung

150 Lampiran We Need To Talk About West Papua


teroris internasional dan penganut aliran kiri yang mendukung berbagai gerakan
separatisme.

Sementara APPG on West Papua yang mencari dukungan dari politisi Inggris dan
uang dari korporasi ini dipimpin politisi Partai Buruh Alex Sobel dan beranggotakan
anggota parlemen Inggris, mayoritas dari Partai Buruh. Namun bukan hanya
partai politik yang terlihat mengeksploitasi isu Papua. Perusahaan konsultan yang
berbasis di Inggris, IR Global, membuat badan CSR Sinchi Foundation untuk ikut
campur di isu Papua. Sinchi Foundation buatan IR Global punya proyek khusus
Papua dan mengundang separatis Raki Ap yang berbasis di Belanda serta bekerja
sama dengan Benny Wenda dalam menjual isu Papua Merdeka di Eropa.

Bukankah mencurigakan, perusahaan internasional sebesar IR Global membuat


NGO untuk mengurusi isu Papua Merdeka? Meski aliran dana dari perusahaan
tidak setransparan Bellingcat dan TAPOL UK, mungkinkah perusahaan konsultan
internasional seperti IR Global menjadi pihak kedua yang bekerja sesuai permintaan
klien alias sumber uang?

We Need To Talk About West Papua Lampiran 151

Anda mungkin juga menyukai