Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gout Arthritis (GA) atau asam urat adalah satu diantara jenis penyakit

sendi yang paling sering ditemui. Gout arthritis merupakan suatu penyakit

sistemik dimana terjadi penumpukan kristal monosodium urat (MSU)

dipersendian dan jaringan lainnya sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi

yang di tandai dengan penumpukan Kristal monosodium urat di dalam

ataupun di sekitar persendian, monosodium urat ini berasal dari metabolisme

purin (Modesta,2018) Penyakit gout adalah penyakit akibat gangguan

metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis

akut berulang-ulang. Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat

monohidrat monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi

tulang rawan sendi (Muttaqin, 2008 dalam Setyo Tri Wardhani, 2014). asam

urat atau biasa disebut dengan penyakit degeneratif karena angka kejadiannya

bersangkutan dengan proses degenerasi pada usia lanjut yang berlangsung

sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014).

Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2016

memperkirakan penderita penyakit sendi mencapai 335 juta orang. Prevalensi

penyakit Gout Arthritis di dunia menurut WHO mencapai 20% dari jumlah
2

penduduk dunia. Pada orang dewasa di Amerika Serikat penyakit gout

mengalami peningkatan dan mempengaruhi 8.3 juta (4%) orang Amerika.

Sedangkan prevalensi hiperurisemia juga meningkat dan mempengaruhi

43.300.000 (21%) orang dewasa di Amerika Serikat (Zhu dkk, 2011 dalam

Sun, 2014). Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan

bahwa penyakit sendi di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan

(nakes) sebesar 11.9% dan berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 24.7%,

sedangkan berdasarkan daerah diagnosis nakes tertinggi di Provinsi Bali

sebesar 19.3% dan berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi yaitu di Nusa

Tenggara Timur sebesar 31.1%. Prevalensi penyakit sendi di Jawa Tengah

tahun 2013 berdasarkan diagnosis nakes sebesar 11.2% ataupun berdasarkan

diagnosis dan gejala sebesar 25.5% (Riskesdas, 2013). di Maluku Tengah

ditemukan 132 kasus, dan terbanyak ada di Kota Masohi berjumlah 54 kasus

(Talarima et al, 2012).

Tabel 1.1 Prevalensi Penderita Gout Arthritis Di Puskesmas

Latuhalat (2019)

No Tahun Jumlah Presentase (%)

.
1. 2017 42 Orang 29.17%

2. 2018 84 Orang 58.33%

3. Maret 2019 18 Orang 12.50%


Total 144 Orang 100%
3

Dari data di atas menunjukan bahwa yang terjadi di wilayah kerja

puskesmas latuhalat selama 3 tahun terakhir mengalami fluktuasi.

Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan

metabolisme (pembentukan dan ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi:

Penurunan ekskresi  asam urat secara idiopatik, Penurunan eksreksi asam urat

sekunder, misalnya karena gagal ginjal, Peningkatan produksi asam urat,

misalnya disebabkan oleh tumor (yang meningkatkan cellular turnover) atau

peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-enzim atau mekanisme umpan

balik inhibisi yang berperan) Peningkatan asupan makanan yang mengandung

purin Peningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadar

asam urat dalam tubuh. Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya

sangat rendah sehingga cenderung membentuk kristal. Penimbunan asam urat

paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal mononatrium urat.

Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui (Deni Utami, 2014 )

Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan

menyebabkan terbentuknya endapan seperti kapur putih yang disebut

tofi/tofus (tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat tersebut

endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai

dengan massa urat amorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit,


4

fibroblas, dan sel raksasa benda asing. Peradangan kronis yang persisten dapat

menyebabkan fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan dapat diikuti oleh

fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di tempat lain (misalnya tendon,

bursa, jaringan lunak). Pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal

dapat mengakibatkan penyumbatan dan nefropati gout. gejala yang dapat

muncul akibat dari gout arthritis adalah nyeri yang tiba-tiba dan parah pada

sendi, biasanya di tengah malam atau dini hari. nyeri di sendi itu juga bisa

hangat pada saat di sentuh dan terlihat merah atau ungu. sendi yang paling

sering terkena ialah sendi jempol kaki, lutut, siku, pergelangan tangan dan

jari-jari tangan (Deni Utami, 2014 )

Nyeri merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan akibat

adanya kerusakan jaringan dan menjadi alasan seseorang untuk mencari

pengobatan atau perawatan kesehatan . Penanganan nyeri sendi yang dapat di

lakukan di antarnya dengan memberikan intervensi kolaboratif berupa terapi

nonfarmakologis. Terapi nonfarmakologis yang dapat membantu dalam

meredakan nyeri seperti masasse, kompres hangat, distraksi, imajinasi

terbimbing, hypnosis, dan relaksasi akrupresur, sentuhan terapeutik, dan

relaksasi genggam jari (Ferawati, dkk 2018)

Relaksasi genggam jari merupakan suatu cara untuk mengelola dan

mengembangkan emosi. Teknik ini membantu tubuh, pikiran, dan jiwa untuk

merasa relaksasi. Teknik relaksasi ini akan memudahkan klien untuk

mengontrol dirinya ketika muncul rasa nyeri dan ketidaknyamanan. Relaksasi


5

genggam jari ini akan menghasilkan gelombang listrik atau impuls yang di

teruskan meuju otak impuls yang di terima otak akan di proses dengan cepat

dan akan di salurkan melalui serabut saraf aferen nonnosiseptor. Serabut saraf

ini akan merangsang pintu gerbang substansi gelatinosa untuk tertutup

sehingga stimulus nyeri pada korteks serebri terhambat dan berkurang.

Saat di lakukan intervensi terhadap penurunan intensitas nyeri menggunakan

relaksasi genggam jari sebanyak 13 responden (65%) mengalami nyeri sedang

(4-5) 5 responden (25%) mengeluh mengalami nyeri berat (7-10). Setelah di

lakukan intervensi relaksasi genggam jari, di dapatkan hasil karakteristik

penurunan skala nyeri pada responden sebanyak 18 responden (90%)

mengalami nyeri ringan (1-3) dan sebanyak 2 responden (10%) mengalami

nyeri sedang (Ferawati, dkk 2018)

Relaksasi genggam jari dan kompres hangat merupakan salah satu

intervensi dalam manajemen untuk menurunkan intensitas nyeri pada

penderita gout arthritis menurut penelitian yang di lakukan oleh Rizka yang

menyatakan bahwa kompres hangat menurunkan intensitas nyeri dengan

mengurangi spasme otot, merangsang nyeri menyebabkan vasodilatasi dan

peningkatan aliran darah. pembuluh darah akan melebar sehingga

memperbaiki peredaran darah dalam jaringan tersebut. manfaatnya dapat

memfokuskan perhatian pada sesuatu selain nyeri, atau dapat tindakan

pengalihan seseorang tidak terfokus pada nyeri lagi, dan dapat relaksasi.
6

Dengan pemberian kompres hangat, pembuluh-pembuluh darah akan melebar

sehingga memperbaiki peredaran darah di dalam jaringan tersebut. Dengan

cara penyaluran zat asam dan bahan makanan ke sel-sel di perbesar dan

pembuangan dari zat-zat yang di buang akan di perbaiki. aktivitas sel

meningkat akan mengurangi rasa nyeri dan akan menunjang proses

penyembuhan (Rizka, 2014).

Sebelum di beri intervensi kompres hangat, sebanyak 15 responden

(75%) mengalami nyeri sedang (4-6). sebanyak 3 responden (15%)

mengalami nyeri berat (7-10) dan sebanyak 2 responden (10%) mengalami

nyeri ringan (1-3). setelah di berikan intervensi kompres hangat di dapatkan

hasil penurunan skala nyeri sebanyak 18 responden (90%) mengalami nyeri

ringan (1-3) dan sebanyak 2 responden (10%) mengalami nyeri sedang

(Ferawati, dkk 2018).

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik mengangkat

masalah ini sebagai penelitian karya tulis ilmiah dengan judul : Asuhan

keperawatan keluarga Tn.M.T pada Ny.C.T dengan gout arthritis dalam upaya

menurunkan intensitas nyeri dengan kombinasi relaksasi genggam jari dan

kompres hangat di puskesmas Latuhalat

B. Rumusan Masalah
7

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Asuhan

Keperawatan Keluarga Pada Ny.C.T dengan gout athritis dalam upaya

menurunkan intensitas nyeri dengan kombinasi relaksasi genggam jari dan

kompres hangat di puskesmas Latuhalat.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat menerapkan asuhan

keperawatan keluarga dengan gout arthritis dalam upaya menuurunkan

intensitas nyeri dengan kombinasi relaksasi genggam jari dan kompres

hangat

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian pada Ny.C.T melalui proses pendekatan

klien.

b. Dapat merumuskan diagnose keperawatan pada Ny.C.T dengan

masalah gout arthritis dalam upaya menurunkan intensitas nyeri

dengan kombinasi relaksasi genggam jari dan kompres hangat.

c. Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny.C.T dengan

gout arthritis dalam upaya menurunkan intensitas nyeri dengan

kombinasi relaksasi genggam jari dan kompres hangat .

d. Dapat melakukan pelaksanaan tindakan keperawatan pada Ny.C.T

dengan gout arthritis yang telah dalam upaya menurunkan intensitas

nyeri dengan kombinasi relaksasi genggam jari dan kompres hangat .


8

e. Dapat melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Ny.C.T dengan

gout arthritis yang telah di lakukan dalam upaya menurunkan

intensitas nyeri dengan kombinasi relaksasi genggam jari dan kompres

hangat.

f. Dapat mendokumentasikan semua tindakan keperawatan yang telah di

lakukan pada Ny.C.T dalam upaya menurunkan intensitas nyeri

dengan kombinasi relaksasi genggam jari dan kompres hangat.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Di harapkan hasil penelitian dapat di jadikan referensi dalam

meningkatkan mutu praktek keperawatan, melalui penerapan asuhan

keperawatan pasien dengan gout arthritis dalam upaya menurunkan

intensitas nyeri dengan kombinasi relaksasi genggam jari dan kompres

hangat.

b. Manfaat praktis

1). Bagi puskesmas

Di harapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam pelayanan

mutu kesehatan khususnya pada pasien yang mengalami gout

arthritis dalam upaya menurunkan intensitas nyeri dengan

kombinasi relaksasi genggam jari dan kompres hangat.

2). Bagi institusi pendidikan


9

Di harapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam

pengembangan ilmu yang berkembang dengan kemampuan skill

dan ketrampilan dalam upaya menunrunkan nyeri dengan

kombinasi relaksasi genggam jari dan kompres hangat.

3). Bagi keluarga

Di harapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi keluarga

dalam upaya memelihara kesehatan agar dapat terhindar dari

penyakit gout arthritis.

4). Bagi perawat

Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi perawat

dalam meningkatkan pengetahuan tentang penerapan asuhan

keperawatn dengan gout arthritis dalam upayamenurunkan

intensitas nyeri dengan kombinasi relaksasi genggam jari dan gout

arthritis.

5). Bagi penulis

Hasil penelitian ini mempunyai manfaat bagi penulis. karena

melalui penelitian ini, penulis dapat memperoleh pengetahuan dan


10

pengalaman tentang penerapan asuhan keperawatan dengan gout

arthritis dalam upaya menurunkan intensitas nyeri dengan

kombinasi relaksasi genggam jari dan kompres hangat

D. Keaslian Penelitian

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

Tabel 1. 2 Keaslian Penulisan

No Nama peneliti Tahun Judul Hasil


1. Aprilya Sehania 2017 Asuhan keperawatan Dengan

Wattimena keluarga Tn J dengan mengkonsumsi

GOUT ATHRITIS dalam rebusan daun

upaya mengurangi nyeri sirsak di

dengan mengkonsumsi dapatkan

daun rebusan daun sirsak upaya untuk

di RT 003 / RW 002 menurunkan

galunggung pada wilayah nyeri jadi

kerja puskesmas Rijali berkurang

ambon
2. Modesta 2018 Relaksasi genggam jari Relaksasi

ferawati dan kompres hangat genggam jari

terhadap intensitas nyeri pada

pada penderita GOUT penelitian ini


11

ATHRITIS di wilayah lebih efektif

kerja puskesmas daripada

Alianyang kompres

hangat

terhadap

penurunan

intensitas

nyeri penderita

gout arthritis

E. Sistematika Penulisan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal,

bagian utama dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman judul,

halaman persetujuan, kata pengantar dan daftar isi. Bagian utama dari bab 1

yaitu, pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, sistematika penelitian dan keaslian penelitian.

Bab II yaitu, tinjauan pustaka berisikan konsep medis, konsep asuhan

keperawatan, dan kerangka konsep. Bab III yaitu, metode penelitian populasi

dan sampel, defenisi operasional, teknik pengumpulan data, pengolahan data

dan analisa data serta sistematika penulisan Bab IV yaitu, hasil dan

pembahasan yang berisi hasil pnelitian Bab V penutup yang berisi

Kesimpulan dan saran.


12

Anda mungkin juga menyukai