PENDAHULUAN
1
2
1 2 3 4
32 SMRA Summarecon Agung Tbk. Baru
33 CTRA Ciputra Development Tbk. Baru
34 SILO Siloam International Hospitals Tbk Baru
Sumber: www.jii-analisa.com, 2019
terhadap dana yang diinvestasikan. Investor membeli sejumlah saham saat ini
dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun
sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan
risiko yang terikat dengan investasi.Investor tidak menginvestasikan seluruh dana
pada satu jenis saham tetapi melakukan diversifikasi yang bertujuan untuk
mengurangi risiko yang ditanggung akibat dana yang diinvestasikan.
Pilihan untuk melakukan diversifikasi dilakukan dengan mengukur tingkat
return dan risiko yang akan diperoleh berdasarkan pemilihan portofolio, sehingga
lebih selektif dan mampu memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal.
Hasil dari berbagai pilihan diversifikasi ini dipilih satu portofolio terbaik yang
disebut dengan portofolio optimal. Portofolio optimal adalah portofolio yang
memberikan hasil kombinasi return tertinggi dengan risiko terendah.
Analisis portofolio akan membantu investor dalam mengambil keputusan
untuk memilih portofolio mana yang optimal yang memiliki tingkat return yang
diharapkan terbesar dengan risiko tertentu atau yang mempunyai risiko terkecil
dengan tingkat keuntungan yang diharapkan tertentu dari portofolio yang telah
dibentuk. Investor dalam pengambilan portofolio banyak yang mengalami
kesulitan untuk memilih saham mana saja yang akan dimasukkan dalam
portofolio dan berapa dana yang akan dialokasikan dalam masing-masing saham
yang dipilih. Oleh karena itu, analisis portofolio diperlukan untuk membantu
membuat suatu keputusan dalam rangka memilih saham yang optimal. Pemilihan
aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio oleh investor memerlukan
kemampuan strategi dalam hal penanaman modal dengan membaca keadaan dan
situasi pasar yang tidak menentu.
Investor dituntut untuk melakukan analisis portofolio karena investor harus
mampu membentuk sendiri portofolio. Analisis portofolio optimal memerlukan
sejumlah data yang kemudian dianalisis dengan menggunakan model
Markowitzdan Indeks Tunggal. Kontribusi penting ajaran Markowitz adalah
bahwa risiko portofolio tidak boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset
yang ada dalam portofolio, tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko aset
tersebut terhadap risiko portofolio (kovarians).
5
adalah indeks saham yang dibuat berdasarkan prinsip syariah islam yang terdiri
dari 30 saham.
Saham-saham yang tidak masuk ke dalam Jakarta Islamic Index adalah
usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi, usaha lembaga keuangan
konvensional (mengandung riba), usaha yang memproduksi dan mendistribusikan
serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram dan usaha
yang memproduksidan mendistribusikan dan atau menyediakan barang atau jasa
yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Hasil penelitian dari Sutarti (2007) dengan judul Analisis Saham Jakarta
Islamic Index Membentuk Portofolio Optimal dengan Menggunakan Single Index
Model Studi Kasus pada Bursa Efek Jakarta periode Januari 2004-Januari 2005,
dari 19 saham terdapat 6 saham yang memenuhi kriteria pembentukan portofolio
optimal. Saham yang memenuhi kriteria portofolio optimal beserta proporsi dana
masing-masing yaitu 6,825 % BPRT; 48,507 % SMGR; 30,106 % UNTR; 11,306
% AALI; 3,0388 % PTBA dan 0.02145 % BUMI.
Penelitian selanjutnya dari Fitriaty (2014) yang berjudul Analisis Kinerja
Portofolio Optimal pada Saham-saham JakartaIslamic Index periode 2010-2012,
dari 14 saham terdapat 2 saham yang memenuhi kriteria pembentukan portofolio
optimal yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk dan PT. PP London
Sumatra Indonesia Tbk, untuk tahun 2011 dan 3 saham yang masuk portofolio
optimal yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk; PT. Astra International Tbk dan PT.
Kalbe Farma Tbk untuk tahun 2012.
Hasil penelitian dari Wisambudi (2014) dengan judul Analisis Pembentukan
Portofolio Optimal dengan Menggunakan Indeks Tunggal (Studi pada Saham
Jakarta Islamic Index Periode 2011-2013) dari 16 saham yang diteliti hanya
terdapat 4 saham yang memenuhi kriteria pembentukan portofolio optimal yaitu
UNVR, KLBF, ASRI dan CPIN dengan proporsi dana 33,30 % UNVR; 55,77 %
KLBF; 6,12 % ASRI dan 4,82 % CPIN.
Penelitian ini menggunakan Jakarta Islamic Index karena perusahaan yang
sudah masuk dalam indeks tersebut merupakan perusahaan yang sudah go-public
dan memenuhi kriteria syariah. Sekian banyak saham syariah yang listing di Bursa
7
Efek Indonesia, maka saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index merupakan
saham liquid, dalam artian mudah diperjualbelikan sehingga portofolio optimal
dihasilkan dapat menunjukkan hasil yang optimal antara risiko dan hasil yang
diharapkan. Periode yang akan diambil dalam penelitian ini adalah Desember
2015-November 2018 karena merupakan data baru sehingga akan bermanfaat
untuk investor mengambil keputusan dalam berinvestasi pada periode berikutnya.
Daftar saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index ini diperbaharui setiap
enam bulan sekali. Penelitian dilatarbelakangi oleh fenomena kecenderungan
investor menginvestasikan saham di indeks lain yang bukan di Jakarta Islamic
Index padahal perkembangan untuk tahun mendatang sangat menjanjikan.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian yang hasilnya dituangkan dalam bentuk Skripsi berjudul
Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham dengan Menggunakan Model
Indeks Tunggal (Studi Empiris pada Saham yang Masuk dalam Jakarta Islamic
Index di Bursa Efek Indonesia periode Desember 2015-November 2018).
2. Bagi perusahaan;
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk perusahaan-perusahaan yang
tergabung ke dalam Jakarta Islamic Index untuk meningkatkan kinerjanya,
sehingga akan selalu menjadi incaran investor dan calon investor.