Anda di halaman 1dari 3

MATERI 3

PENDEKATAN KONFLIK

Pendahuluan
Pendekatan sistem sosial lainnya yaitu pendekatan konflik yang
dipelopori oleh David Lockwood bahwa tidak hanya pendekatan fungsional
struktural melainkan ada pendekatan lain yaitu pendekatan konflik.
Konflik yang dalam bahasa lndonesia seringkali disebut sebagai
pertentangan atau perselisihan dapat terjadi pada hubungan yang bersifat
individual yang terjadi sebagai akibat perilaku atau perebutan kepentingan
masing-masing individu yang bersangkutan. Kepentingan itu bisa berkenaan
dengan harta, kedudukan atau jabatan, kehormatan, dan lain sebagainya.
Konflik sosial berarti pertentangan antara kelompok-kelompok sosial
dalam masyarakat yang diikat atas dasar suku, ras, gender, kelompok, status
ekonomi, status sosial, bahasa, agama, dan keyakinan politik dalam suatu
interaksi sosial yang bersifat dinamis. Baik dalam masyarakat homogen
maupun dalam masyarakat majemuk konflik sosial merupakan hal yang biasa
terjadi, bahkan menjadi unsur dinamis yang melahirkan berbagai kreatifitas
masyarakat.
Konflik sosial mustahil dihilangkan sama sekali. Yang harus dicegah
adalah konflik yang menjurus pada pengrusakan dan penghilangan salah satu
pihak atau para pihak yang berkonflik. Oleh karena itu konflik harus
dikendalikan, dikelola, dan diselesaikan melalui hukum. Yang berarti melalui
jalan damai (konsensus).
Konflik adalah suatu kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan sering
bersifat kreatif. Jika konflik selalu ada, berarti konflik memang sebenarnya
dibutuhkan. Manfaat konflik antara lain membuat masyarakat menyadari
adanya banyak masalah, mendorong ke arah perubahan yang diperlukan,

1
memperbaiki solusi, menumbuhkan semangat mempercepat perkembangan
pribadi, menambah kepedulian diri, mendorong kedewasaan psikologis dan
menimbulkan kesenangan. (Tjosvold, 2000).
Konflik Suku Agama Ras dan Antar golongan (SARA) adalah
pertentangan yang terjadi dalam masyarakat yang menggunakan perbedaan
suku, agama, ras, atau golongan sebagai alat.

Definisi Konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.

Anggapan Dasar
Pendekatan konflik (conflic approach) berpangkal pada pendapat :
1. Setiap masyarakat senantiasa berada di dalam proses perubahan yang
tidak pemah berakhir, atau perubahan sosial merupakan gejala yang
melekat di dalam setiap masyarakat.
2. Setiap masyarakat mengandung konflik di dalam dirinya, konflik
merupakan gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.
3. Setiap unsur didalam masyarakat memberikan sumbangan bagi
terjadinya dis-integrasi dan perubahan sosial.
4. Setiap masyarakat terintegrasi diatas penguasaan atau dominasi oleh
sejumlah orang atas jumlah orang-orang lain.

Tahapan Konflik
Banyak definisi tentang konflik (Lewis Coser, Ralf Dahrendorf, Brown
dan lain-lain), tetapi yang sementara ini cukup komprehensif adalah yang
dirumuskan oleh Mark R Amstutz, yang melihat konflik sebagai suatu
"continuum", laitu di satu titik ekstrem terdapat kondisi atau situasi "tak ada

2
masalah/ perbedaan", sementara di titik ekstrem satunya terdapat kondisi
atau situasi yang diwarnai "perbedaan/ ketidakcocokan".
Diantara kedua titik itu terdapat tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. tension, atau ketegangan;
2. disagreement, atau ketidaksetujuan/ ketidaksepakatan;
3. rivalry, atau persaingan;
4. dispute, atau pertikaian;
5. hostility, atau permusuhan;
6. aggression, atant agresi;
7. violence, atau kekerasan;
8. warfare,atau peperangan.

Faktor-faktor Penyebab Konflik


1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
atau sikap yang tidak terkendali oleh akal;
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-
pribadi yang berbeda menyebabkan pertentangan antar kelompok;
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok misalnya
ekonomi, politik. dan sebagainya;
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat.

Jenis -jenis Konflik


Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
1. Konflik antara atau dalam peran social (intrapribadi), misalnya antara
peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan
massa).
4. Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
5. Konflik antar atau tidak antar agama
6. Konflik antar politik.

Anda mungkin juga menyukai