Anda di halaman 1dari 12

1.

Pancasila Sebagai Budaya Bangsa

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia bukan tebentuk secara

mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi –

ideologi lain di dunia, namun Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa

Indonesia. Dalam proses terjadinya Pancasila dirumuskan oleh para pediri Negara Indonesia

(The Founding Fathers) dengan menggali nilai – nlai yang dimiliki bangsa Indonesia, dan di

sintetiskan dengan pemikiran – pemikiran besar dunia. Nilai – nilai terdapat dalam budaya

Bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara. Untuk lebih memperjelas pengertian nilai – nilai

Pancasila sebagai budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia, maka dipandang sangat penting untuk

dijelaskan pengertian kebudayaan.

Para pakar antropologi budaya Indonsia lazimnya sepakat bahwa kata ‘kebudayaan’ berasal dari

bahasa Sansekerta buddhayah. Kata buddhayah adalah bentuk jamak dari kata buddi yang berarti

‘budi daya’ yang berarti ‘daya dan budi’ sehingga dibedakan antara ‘budaya’ yang berarti ‘daya

dari budi’ yang berupa cipta, rasa dan karsa, dengan ‘kebudayaan’ yang berarti hasil dari cipta,

rasa dan karsa manusia (Koentjaraningrat, 1980; Sulaiman, 1995:12), sehingga secara luas dapat

diambil pengertian bahwa ‘kebudayaan’ adalah segala hal yang dihasilkan oleh manusia sebagai

makhluk Tuhan yang berakal.

Jikalau kita pahami secara sistematik wujud sistem sosial-kebudayaan dapat dikelompokkan

menjadi tiga yaitu (1) sistem nilai, (2) sistem sosial dan (3) wujud fisik baik dalam kebudayaan

maupun kehidupan masyarakat. Dalam hubungan ini Pancasila merupaka core values atau nilai

pokok sistem sosial-kebudayaan masyarakat Indonesia, yaitu merupakan suatu esensi nilai

kehidupan sosial-kebudayaan yang multikultural. Secara kausalitas Pancasila sebelum disahkan


menjadi dasar filsafat negara nilai – nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri

yang berupa nilai – nilai adat istiadat, kebudayaan dan religius. Kemudian para pendiri negara

Indonesia mengangkat nilai – nilai tersebut dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan

moral yang luhr, antara lain dalam sidang – sidang BPUPK pertama, sidang panitia Sembilan

yang kemudian menghasilkan piagam Jakarta yang memuat Pancasila yang pertama kali,

kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPK kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum

sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan

kembali dan akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat

negara Republlik Indonesia.

Asal mula pancasila

Oleh karena itu agar memiliki pengetahuan yang lengkap tentang proses terjadinya Pancasila,

maka secara ilmiah harus ditinjau berdasarkan proses kausalitas. Maka secara kausalitas asal

mula Pancasila dibedakan atas dua macam yaitu: asal mula yang langsung dan asal mula yang

tidak langsung. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Asal mula langsung

Pengertian asal mula secara ilmiah filsafat dibedakan atas empat macam yaitu: Kausa Materialis,

Kausa Formalis, Kausa Efisien dan Kausa Finalis (Notonegoro, 1975; Bagus, 1996:158) teori

kausalitas ini deikembangkan oleh Aristoteles, adapun berkaitan dengan asal mula langsung

tentang Pancasila adalah asal mula langsung terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara

yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan yaitu sejak dirumuskan

oleh para pendiri negara sejak sidang BPUPK pertama, Panitia Sembilan, sidang BPUPK kedua
serta sidang PPKI sampai pengesahannya. Adapun rincian asal mula langsung Pancasila tersebut

adalah sebagai berikut:

Asal mula bahan (Kausa Materialis). Bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari nilai – nilai

Pancasila, sehingga Pancasila itu pada hakikatnya nilai – nilai yang merupakan unsur unsur

Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang berupa nilai – nilai adat-istiadat kebudayaan serta

nilai – nilai religius yang terdapat dalm kehidupan sehari – hari bangsa Indonesia. Dengan

demikian asal bahan Pancasila merupakan kepribadian dari bangsa Indonesia sendiri.

Asal mula bentuk (Kausa Formalis). Hal ini dimaksudkan bagaimana asal mula bentuk Pancasila

itu dirumuskan sebagaimana termuat dal pembukaan UUD 1945. Maka asal mula bentuk

Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama – sama Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPK lainnya

sebagai pembentuk Negara merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk,

rumusan serta nama Pancasila.

Asal mula karya (kausa efisien). Kausa efisien atau asal mula karya yaitu asal mula yang

menjadikan pencasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah. Adapun asal mula

karya adalah PPKI sebagai pembentuk negara atas kuasa pembentuk negara yang mengesahkan

Pancasila sebagai dasar negara yang sah.

Asal mula tujuan (Kausa Finalis). Pancasila dirumuskan dan dibahas dalam sidang – sidang para

pendiri negara, tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai dasar negara, oleh karena itu, asal mula

tujuan tersebut adalah para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Soekarno dan Hatta

yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar

negara yang sah.

2. Asal mula tidak langsung


Secara kausalitas asal mula yang tidak langsung Pancasila adalah asal mula sebelum proklamasi

kemerdekaan. Berarti bahwa asal mula nilai – nilai Pancasila yang terdapat dalam adat-istiadat,

dalam kebudayaan serta dalam nilai – nilai agama bangsa Indonesia, sehingga dengan demikian

asalm mula tidak langsung Pancasila adalah terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan

hidup sehari – hari bangsa Indonesia. Maka asal mula tidak langsung Pancasila adalah sebagai

berikut:

1) Unsur – unsur Pancasila tersebut secara lansung dirumuskan menjadi dasar filsafat negara,

nilai – nilainya yaitu nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan

nilai keadilan telah ada dan tecermin dalam kehidupan sehari – hari bangsa Indonesia sebelum

membentuk negara.

2) Nilai – nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum

membentuk negara, yang berupan nilai – nilai adat-istiadat, nilai kebudayaan serta nilai – nilai

religius. Nilai – nilai tersebut menjadi pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari

– hari bangsa Indonesia.

3) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asal mula tidak langsung Pancasila pada

hakikatnya bangsa Indonesia sendiri, atau dengan lain perkataan bangsa Indonesia sebagai

‘Kausa Materialis’ atau sebagai asal mula tidak langsung nilai – nilai Pancasila.

Demikianlah tinjauan Pancasila dari segi kausalitas, sehingga memberikan dasar – dasar ilmiah

bahwa Pancasila itu pada hakikatnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, yang

jauh sebelum bangsa Indonesia membentuk negara nilaii – nilai tersebut telah tercermin dan

teramalkan dalam kehidupan sehari – hari. Selain itu tinjauan kausalitas ersebut memberikan

bukti secara ilmiah bahwa Pancasila bukan merupakan hasil perenungan atau pemikiran
seseorang, atau sekelompok orang bahkan Pancasila juga bukan merupakan hasil sintesis paham

– paham besar dunia saja, melainkan nilai – nilai Pancasila secara tidak langsung telah

terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia

Bangsa indonesia ber-pancasila dalam Tiga Asas

Pancasila sebelum disahkan oleh PPKI sebagai Dasar Filsafa Negara Indonesia secara yuridis,

dalam kenyataannya unsur – unsur Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia dan melekat pada

bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari – hari berupan nilai adat-istiadat, nilai kebudayaan

serta nilai – nilai religius.

Berdasarkan pengertian tersebut maka pada hakikatnya bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam

tiga asas atau ‘Tri Prakara’ (menurut istilah Notonagoro) yang rinciannya adalah sebagai berikut:

Pertama : Bahwa unsur – unsur Pancasila sebelum disahkansecara yuridis menjadi filsafat

Negara, sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai asas – asas dalam adat-istiadat dan

kebudayaan dalam arti luas (Pancasila Asas Kebudayaan)

Kedua : Unsur – unsur Pancasila telah terdapat pada bangsa Indonesia sebagai asas – asas

dalam agama – agama (nilai – nilai religius) (Pancasila Asas Religius)

Ketiga : unsur – unsur tadi kemudian diolah, dibahas dan dirumuskan secara seksama oleh

para pendiri negara dalam sidang – sidang BPUPK, Panitia Sembilan. Setelah Indonesia merdeka

rumusan Pancasila calon dasar negara tersebut kemudian disahkan oleh PPKI sebagai Dasar

Filsafat Negara Indonesia dan terwujudlah Pancasila sebagai asas kenegaraan (Pancasila Asas

Kenegaraan)
Oleh karena itu pancasila yang terwujud dalam tiga asas tersebut atau ‘Tri Prakara’ yaitu

pancasila asas kebudayaan, pancasila asas religius, serta pancasila sebagai asas kenegaraan

dalam kenyataannya tidak dapat dipertentangkan karena ketiganya terjalin dalam suatu proses

kausalitas, sehingga ketiga hal tersebut pada hakikatnya merupakan unsur – unsur yang

membentuk pancasila (Notonegoro; 1975: 16,17). Berdasarkan pengertian tersebut maka asas

yang terkandung dalam pancasila yaitu asas kultural, asas religius danasas kenegaraan, bukan

merupakan suatu entitas nilai yang berdiri sendiri – sendiri, melainkan dalam satu hubungan

yang bersifay koheren, yaitu hubungan kausalitas.

2. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara

Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Negara adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam

pancasila menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara. Secara luas Pengertian

Pancasila Sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah dari penyelenggaraan

kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung

tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung

tinggi nilai keadilan.

Ketetapan bangsa Indonesia mengenai pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam

ketetapan MPR No. 18 Tahun 1998 tentang pencabutan dari ketetapan MPR No. 2 tahun 1978

mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan

Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada pasal 1 ketetapan MPR tersebut menyatakan bahwa

pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 45 ialah dasar negara dari negara

NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dari ketetapan
MPR tersebut dapat kita ketahui bahwa di Indonesia kedudukan pancasila sebagai ideologi

nasional, selain kedudukannya sebagai dasar negara.

Pancasila sebagai ideologi negara yang berarti sebagai cita-cita bernegara dan sarana yang

mempersatukan masyarakat perlu perwujudan yang konkret dan operasional aplikatif, sehingga

tidak hanya dijadikan slogan belaka. Dalam ketetapan MPR No.18 dinyatakan bahwa pancasila

perlu diamalkan dalam bentuk pelaksanaan yang konsistem dalam kehidupan bernegara.

| Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Negara |

Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah sebagai sarana pemersatu

masyarakat, sehingga dapat dijadikan prosedur penyelesaian konflik, dapat kita telusuri dari

gagasan para pendiri negara Indonesia tentang pentingnya mencari nilai-nilai bersama yang

dapat mempersatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.

Pada awal mulanya, konsep pancasila dapat dipahami sebagai common platform atau platform

bersama bagi berbagai ideologi politik yang berkembang saat itu di Indonesia. Pancasila

merupakan tawaran yang dapat menjembatani perbedaan ideologis di kalangan anggota

BPUPKI. Pancasila dimaksudkan oleh Ir. Soekarno pada waktu itu yaitu sebagai asas bersama

agar dengan asas itu seluruh kelompok yang terdapat di negara Indonesia dapat bersatu dan

menerima asas tersebut.

Menurut Adnan Buyung Nasution, telah terjadi perubahan fungsi pancasila sebagai ideologi

negara. Pancasila yang sebenarnya dimaksudkan sebagai platform demokratis bagi semua

golongan Indonesia. Perkembangan doktrinal pancasila telah mengubahnya dari fungsi awal

pancasila sebagai platform bersama bagi ideologi politik dan aliran pemikiran sesuai dengan
rumusan pertama yang disampaikan oleh Soekarno menjadi ideologi yang komprehensif integral.

Ideologi Pancasila menjadi ideologi yang khas, berbeda dengan ideologi lain.

Pernyataan Soekarno ini menjadi jauh berkembang dan berbeda dengan pernyataan yang

disampaikan oleh Prof. Notonagoro. Beliau melalui interprestasi filosofis memberi status ilmiah

dan resmi tentang ideologi bagi masyarakat Indonesia. Yang pada mulanya pancasila sebagai

ideologi terbuka sebuah konsensus politik, pancasila menjadi ideologi yang benar-benar

komprehensif. Interprestasi ini berkembang luas, masif bahkan monolitik pada masa

pemerintahan orde baru.

Pancasila dilihat dari sudut politik merupakan sebuah konsensus politik, yaitu suatu persetujuan

politik yang disepakati bersama oleh berbagai golongan masyarakat di negara Indonesia. Dengan

diterimanya pancasila oleh berbagai golongan dan aliran pemikiran bersedia bersatu dalam

negara kebangsaan Indonesia. Dalam istilah politiknya, Pancasila merupakan common platform,

atau common denominator masyarakat Indonesia yang plural. Sudut pandang politik ini teramat

penting untuk bangsa Indonesia sekarang ini. Jadi, sebenarnya perkembangan Pancasila sebagai

doktrin dan pandangan dunia yang khas tidak menguntungkan kalau dinilai dari tujuan

mempersatukan bangsa.

Banyak para pihak sepakat bahwa pancasila sebagai ideologi negara atau bangsa merupakan

kesepakatan bersama, common platform dan nilai integratif bagi bangsa Indonesia. Kesepakatan

bersama bahwa pancasila sebagai ideologi negara inilah yang harus kita pertahankan dan tumbuh

kembangkan dalam kehidupan bangsa yang plural ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka makna pancasila sebagai ideologi negara Indonesia sebagai

berikut :
(1) Nilai-nilai dalam pancasila dijadikan sebagai cita-cita normatif dari penyelenggaraan

bernegara di Indonesia.

(2) Nilai-nilai dalam pancasila merupakan nilai yang telah disepakati bersama dan oleh

karenanya menjadi salah satu sarana untuk menyatukan masyarakat Indonesia.

Implementasi pancasila sebagai ideologi negara atau nasional, sebagai berikut :

1. Perwujudan Pancasila Sebagai Cita-cita Bernegara

Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang berarti menjadi cita-cita penyelenggaraan

bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No.7 tahun 2001 mengenai Visi Indonesia Masa

Depan. Dalam ketetapan tersebut menyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri atas 3

visi, yaitu :

– Visi ideal ialah cita-cita luhur bangsa Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam UUD 45

yaitu pada alinea kedua dan keempat.

– Visi antara, yaitu visi bangsa Indonesia pada tahun 2020 yang berlaku samapai dengan tahun

2020.

– Visi lima tahunan, yaitu sebagaimana dimaksudkan dalam GBHN (Garis-Garis Besar Haluan

Negara).

Menurut Hamdan Mansoer, mewujudkan bangsa yang religius, manusiawi, demokratis, bersatu,

adil dan sejahtera pada dasarnya merupakan upaya menjadikan nilai-nilai pancasila sebagai cita-

cita bersama. Bangsa yang demikian merupakan ciri dari masyarakat madani Indonesia. Sebagai

suatu cita-cita, nilai-nilai pancasila diambil dimensi idealismenya. Sebagai nilai-nilai ideal,
penyelenggaraan negara hendaknya berupaya bagaimana menjadikan kehodupan bernegara

Indonesia ini semakin dekat dengan nilai-nilai ideal tersebut.

2. Perwujudan Pancasila Sebagai Kesepakatan atau Nilai Integratif Bangsa

Nilai Integratif Perwujudan pancasila sebagai ideologi negara yang berarti bahwa pancasila

sebagai sarana pemersatu dan prosedur penyelesaian konflik perlu pula dijabarkan dalam praktik

kehidupan bernegara. Nilai integratif pancasila mengandung makna bahwa pancasila dijadikan

sebagai sarana pemersatu dalam masyarakat dan prosedur penyelesaian konflik. Masyarakat

Indonesia telah menerima pancasila sebagai sarana pemersatu, yang artinya sebagai suatu

kesepakatan bersama bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya disetujui sebagai milik

bersama. Pancasila dijadikan semacam social ethics dalam masyarakat yang heterogen.

Pancasila sebagai kesepakatan diartikan sebagai konsensus bahwa dalam hal konflik maka

lembaga politik yang diwujudkan bersama akan memainkan peran sebagai penengah.

Apakah pancasila dapat digunakan secara langsung mempersatukan masyarakat dan mencegah

konflik ?. Jawabannya tidak, tetapi prosedur penyelesaian konflik yang dibuat bersama, baik

yang meliputi lembaga maupun aturan itulah yang diharapkan mampu menyelesaikan konflik

yang terjadi di masyarakat. Fungsi pancasila sebagai ideologi negara dalam hal ini yaitu sebagai

pembuatan prosedur penyelesaian konflik, nilai-nilai pancasila menjadi landasan normatif

bersama.

Nilai-nilai pancasila hendaknya mewarnai setiap prosedur penyelesaian konflik yang ada di

dalam masyarakat. Secara normatif dapat dinyatakan bahwa penyelesaian suatu konflik

hendaknya dilandasi oleh nilai-nilai religius, nilai kemanusiaan, mengedepankan persatuan,

menjunjung tinggi prosedur demokratis dan berujung pada terciptanya keadilan.


DAFTAR PUSTAKA

1. http://nisaelchoyr.blogspot.com/2016/10/pancasila-sebagai-budaya-bangsa.html

2. https://bunganurani.wordpress.com/bahan-kuliah/aaaa/pancasila-sebagai-ideologi-bangsa/

( TUGAS DIKERJAkAN PADA TANGGAL 24 FEBUARI 2020 JAM 15.35 WIB )


UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

TUGAS 2 PENDIDIKAN PANCASILA

NAMA : ANDREAS REYNANDRA SATYA DAMARA

NPM : 190425102

KELAS / PRESENSI : O / 24

FAKULTAS : FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMI

Anda mungkin juga menyukai