BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jalan yang berfungsi sebagai penghubung atara dua ujung jalan yang
terputus oleh sungai, saluran, lembah, selat atau laut, jalan raya dan jalan
kereta api.
lalu lintas yang dapat dilewati oleh suatu benda bergerak baik yang terputus
aktifitasnya.
6
7
Bangunan atas terdiri dari komponen utama yaitu lantai jembatan, rangka
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 44 440 280 17
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
terjadi pada setiap bagian jembatan jalan raya. Penggunaan pedoman ini
1. Beban Primer
FAKTOR BEBAN
JANGKA
K U;;MS;
WAKTU K S;;MS;
Biasa Terkurangi
jauh menyimpang dari nilai-nilai yang tercantum di atas, maka berat ini
harus ditentukan tersendiri dan nilai yang didapat, setelah disetujui oleh
b. Beban hidup
Beban hidup pada jembatan ditinjau dalam dua macam, yaitu beban
“T” yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan beban
FAKTOR BEBAN
JANGKA WAKTU
K S;;TT; K U;;TT;
dimana : a1 = a2 = 30,00 cm
b1 = 12,50 cm
b2 = 50,00 cm
50 175 50
400 500
KERB
0,25 Ms Ms Ms
b1 b2
a1 a2 2,75 m
a. Beban lajur “D” terdiri dari beban tersebar merata (BTR) yang
8,25 – 11,25 3
11,30 – 15,00 4
Banyak arah
15,10 – 18,75 5
18,80 – 22,50 6
berikut :
L ≤ 30 m : q = 9,0 kPa
dengan pengertian :
memanjang jembatan.
Intensitas q, kPa
BTR
Beban Tersebar Merata
o Apabila lebar jalur lebih besar dari 5,5 m, beban "D" harus
Panjang bentang (L) untuk muatan terbagi rata pada beban “D”
pengaruh maksimum.
pengaruh maksimum.
maksimum.
hidup (beban terbagi rata dan beban garis) pada gelagar dua
pada lantai kendaraan dan jalur lalu lintas serta untuk jumlah jalur
lalu lintas mulai 4 (empat) jalur atau lebih, beban “D” harus
berikut:
19
perletakan
n = 4 1
n = 5 1
n = 6 1
n = 7 1
n = 8 3
n = 9 3
n = 10 3
25 cm.
20
c. Beban Kejut
“P” harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil
maksimum. Sedangkan beban merata “q” dan beban “T” tidak dikalikan
dimana :
K : koefisien kejut
(keadaan statis) dan kedudukan muatan garis “P” sesuai gambar 2.2.
kesatuan. Dan bila bangunan bawah dan bangunan atas merupakan satu
2. Beban Sekunder
a. Beban Angin
angin menurut RSNI T-02-2005 sebesar 1,0 pada daya layan dan 1,2
dimana :
Jika kendaraan yang melewati jembatan maka akan bekerja garis merata
dimana :
Lokasi
Keadaan Batas
Sampai 5 km dari pantai > 5 km dari pantai
sandaran.
Catatan [2] : Untuk harga antara dari b/d bisa diinterpolasi linier.
RSNI T-02-2005 sebesar 1,0 pada daya layan dan 1,2 pada daya ultimit
bangunan atas yang digunakan (tabel 2.8) dan sifat bahanya (tabel 2.9).
beton.
rangka baja.
rangka baja.
Koefisien
Modulus Elastisitas
Bahan Bangunan Perpanjangan Akibat
[MPa]
Suhu [α]
Baja 12 x 10-6 /oC 200.000
Beton
Kuat tekan < 30 Mpa 10 x 10-6 /oC 25.000
Kuat tekan > 30 MPa 11 x 10-6 /oC 34.000
Aluminium 24 x 10-6 /oC 70.000
[Sumber : Peraturan Pembebanan untuk Jembatan, RSNI T-02-2005]
M T EI . .T
dan M
EI h h
c. Gaya Rem
lajur D yang dianggap ada pada semua jalur lalu lintas tanpa dikalikan
dengan faktor beban dinamis dan dalam satu jurusan. Gaya rem tersebut
akibat gaya rem menurut RSNI T-02-2005 sebesar 1,0 pada daya layan
melengkung dengan tebal jauh lebih kecil dari dimensi struktur lain
Jika kurang atau sama dengan 2, β= ly/lx > 2, maka direncanakan pelat
dua arah.
menggunakan pelat satu arah dengan pertimbangan bahwa pelat satu arah
1. Bidang rata yang tegak lurus sumbu tetap rata setelah mengalami
lentur.
tegangan beton.
penampang dan suatu garis yang sejajar dengan sumbu netral sejarak a
b
0,003 0,85 fc’
h d Z = d - a/2
As ec
T = As.fy
Regangan Tegangan
dari 0,65)
Dengan melihat gambar 2.8, gaya beton volume dari balok tegangan
ekuivalen beton.
C =0 ,85 fc’ab
T = As.fy
As f y
a =
0.85 f c 'b
Adalah jarak dari gaya tekan beton ke gaya tarik baja. Bila tinggi
oleh gaya tarik baja dan gaya tekan beton (gambar 2.8)
Lentur = 0,80
Aksial Tekan
kekuatan (Ø).
28
Kekuatan Minimum
diambil tidak lebih kecil dari 1,2 Mcr (momen retak), yang dipenuhi
oleh suatu persyaratan tulangan tarik minimum. Untuk pelat lantai satu
arah diatas dua perletakan atau menerus, lebar pelat yang menahan
RSNI T-02-2005 :
diperhitungkan.
b. Bila beban dekat dengan sisi yang tidak ditumpu, lebar pelat tidak
- Setengah dari harga diatas ditambah jarak dari titik pusat beban
ts ≥ 200 mm
ts ≥ (100+40.l) mm
tumpuan)
29
Tulangan Minimum
As 1,25
a. Pelat lantai yang ditumpu kolom,
b.d fy
As 1,0
b. Pelat lantai yang ditumpu balok atau dinding,
b.d fy
As 1,0
c. Pelat telapak,
b.d fy
Apabila pelat lantai ditumpu seperti hanya dua arah, maka luas
minimum tulangan dalam masing - masing arah harus diambil dua per
tiga dari harga - harga diatas. Jika tidak, tulangan yang disebarkan harus
c. Dengan adanya tulangan pokok yang tegak lurus arah lalu lintas,
Mn
Rn
bd3
fc' 600
b 1 0,85
fy 600 fy
maks 0,75 b
1 fy
Rmaks maks fy 1 2 maks
0,85 fc'
31
1,0
min
fy
1
4 dt 2 b
s
As
Diukur pada regangan leleh sebesar 0,35 dan dalam segala hal
Abg 50% As
32
Tiang sandaran dianggap balok konsol yang ditumpu pada plat trotoir.
trotoir.
kearah melintang jembatan sebesar 500 kg/m’, yang bekerja pada puncak
struktur lentur yang tersusun dari beberapa elemen pelat, yang pada
beban yang bekerja pada jembatan serta mempunya nilai keamanan yang
dengan sistim pelaksanaan pekerjaan secara Dead Load and Live Load
dengan momen yang timbul akibat beban yang bekerja pada penampang.
Besarnya SF tidak boleh kurang dari 1,5 agar diperoleh tingkat keamanan
yang memadai.
M comp
SF = 1,5
M ult
h/tb 75
L = Jarak antara dua titik dimana tepi tertekan dari balok itu
ts = tebal sayap, m
buku “Struktur Baja” oleh Charles G Salmon (hal 352), besarnya lebar
be L/4
be bo
be bf + 16 ts
Lebar efektif (be) yang diijinkan adalah harga terendah dari hasil
2. Untuk gelagar pinggir dengan plat hanya di salah satu sisi gelagar
(gelagar tepi) :
L
be + bf
12
1
be (bo + bf)
2
be bf + 6ts
Lebar efektif (be) yang diijinkan adalah harga terendah dari hasil
tfl
Z
T
tw h
tfl
bfl fy
T = As . fy
H = 0
C-T = 0
C =T
As. fy
a =
0,85. fc' (be)
h a
dimana : Z = + ts +
2 2
Sehingga :
h a
Mcomp = C atau T + ts +
2 2
Cc
ts
Cs e1 e2
tfl
Ts1 e3
Garis Netral Profil
tw e4
Ts2
Ts3
tfl
bfl fy
beton atau a > ts, hal ini berarti terdapat bagian profil yang ikut
menanhan gaya tekan yang sebenarnya ditahan oleh beton. Untuk itu
37
H =0
dimana :
c. Lendutan
1
sebesar L, dimana L adalah panjang bentang. Perhitungan lendutan
500
Mp .L2
p=
12 Es I comp
5 Mq L2
q=
48 Es I comp
Jumlah antara lendutan akibat beban mati dan beban hidup tidak boleh
1
p q L
500
Gaya geser horisontal yang timbul antara ‘slab’ beton dan balok baja
monolit, atau dengan kata lain agar terjadi interaksi antara ‘slab’ beton dan
balok baja. Untuk menjamin adanya lekatan antara beton dan balok baja
sedemikian pada bidang kontak antara baja dengan beton agar antara kedua
bahan tersebut dapat bekerja bersama-sama sebagai satu kesatuan. Jenis alat
dan sebagainya.
[Sumber : Struktur Baja desain dan perilaku edisi kedua, hal 364]
H
dengan syarat : 4
ds
ds = diameter stud, m
Konsep kekuatan batas menyatakan bahwa gaya tekan yang harus ditahan
Tmax = As.fy
ts = tebal plat, m
yang harus direncanakan dan kapasitas alat penyambung kearah beban kerja
dengan membagi dengan suatu faktor. Sehingga beban yang harus dipikul
C max
Vh =
2
T max
Vh =
2
41
Vh adalah gaya geser yang harus ditahan antara momen positif max
dan titik momen nol. Dari kedua harga Vh tersebut, untuk menentukan
Vh min
n=
Qult
pemasangan nya. Untuk itu perlu diselidiki gaya lintang yang terjadi
yang efektif. Namun apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka perlu
mendapat perhatian adalah pada daerah dekat tumpuan yang mana gaya
Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan
las. Baut yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah
42
baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu
: baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut
Walaupun baut ini kurang kaku bila dibandingkan dengan paku keling dan
las, tetapi masih banyak digunakan karena pemasangan baut relatif lebih
praktis. Pada umumnya baut yang digunakan untuk menyambung profil baja
Baut yang diulir penuh berarti mulai dari pangkal baut sampai ujung baut
diulir.
Diameter baut yang diulir penuh disebut diameter Kern (inti) yang ditulis
Diameter Nominal
Tinggi Mur Diameter Inti (dk)
( dn ) Ket.
(mm) (mm)
Inchi mm
Baut yang tidak diulir penuh ialah baut yang hanya bagian ujungnya
diulir.
Diameter nominal baut yang tidak diulir penuh ialah diameter terluar dari
batang baut. Diameter nominal ialah diameter yang tercantum pada nama
16 mm.
Mengenai kekuatan tarik baut, anda dapat melihat pada tabel konstruksi
dari baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Kalau baut hitam, ada
tertulis di kepala baut 4,6 ini berarti tegangan leleh minimum baut = 4 x
44
tertulis di kepala baut A325 atau A490. untuk baut A325 dengan
1 2
Abaut .d s
4
Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya,
Jarak antara sumbu buat paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang
disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan tidak boleh lebih besar
Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak dari sumbu ke
sumbu dari 2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5 d dan
Jika sambungan terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak berseling,
maka jarak antara kedua baris baut itu dan jarak sumbu ke sumbu dari
2 baut yang berurutan pada satu baris tidak boleh kurang dari 2,5 d
Jika sambungan terdiri dari lebih dari satu baris baut yang dipasang
berseling, jarak antara baris-baris buat (u) tidak boleh kurang dari 2,5d
dan tidak boleh lebih besar dari 7d atau 14t, sedangkan jarak antara
satu baut dengan baut terdekat pada baris lainnya (s2) tidak boleh lebih
Pengelasan adalah salah satu cara menyambung pelat atau profil baja, selain
tergantung kepada jenis baja yang akan dilas, di pasaran biasanya disebut
las listrik. Selain itu ada juga proses pengelasan dengan menggunakan gas
acetylin yang disebut las antogen, bahasa pasarannya disebut las karbit.
Pada konstruksi baja biasanya terdapat 2 macam las, yaitu las tumpul dan
las sudut.
Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan menggunakan las harus
Ln = Lbruto – 3a
Panjang netto las tidak boleh kurang dari 40 mm atau 8a 10 kali tebal las.
Panjang netto las tidak boleh lebih dari 40 kali tebal las. Kalau
diperlukan panjang netto las yang lebih dari 40 kali tebal las, sebaiknya
Untuk las terputus pada batang tekan, jarak bagian-bagian las itu tidak
boleh melebihi 16t atau 30 cm. Sedangkan pada batang tarik, jarak itu
tidak boleh melebihi 24t atau 30 cm, dimana t adalah tebal terkecil dari
Gaya P yang ditahan oleh las membentuk sudut α dengan bidang retak
1
sin 2 3. cos2
P
a dimana : P = Gaya yang ditahan oleh las
A
a 1
a
c sin 2 3. cos2
Tegangan yang
Keadaan Elastis
I. M + (H+K) + Ta + Tu 100 %
II. M + Ta + Ah + Gg + A + SR + Tm 125 %
V. M + Pl 130 %
dimana :
A : beban angin
M : beban mati
Rm : gaya rem
S : gaya sentrifugal
Tb : gaya tumbuk
Tu : gaya angkat
terdiri dari dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan
a/d).
(d) (e)
material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu
non komposit dimana bila friksi di antara slab dan balok diabaikan, balok
diabaikan, hanya gaya-gaya vertikal saja yang bekerja di antara slab dan
balok.
antara slab dan balok. Gaya-gaya horizontal (geser) terjadi dan bekerja pada
Aksi balok komposit terbentuk dengan adanya transfer geser antara pelat
adalah :
52
Pekerjaan Umum oleh Yayasan Badan Penerbit PU. (revisi RSNI T-02-
2005)
2005)