SKRIPSI
Oleh
TRI NOVITA
NIM PO7120316039
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh Pembimbing Poltekkes
Mengetahui,
Ketua Prodi DIV Keperawatan
Iwan, S.Kep.Ns.M.Kes
NIP.197703262003121004
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Poltekkes Kemenkes Palu
Menyetujui, Mengetahui,
Direktur Poltekkes Kemekes Palu Ketua Jurusan Keperawatan
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-IV KEPERAWATAN PALU
Tri novita. 2020. Hubungan Pengtahuan Dengan Sikap Remaja Tentang Penyakit
Infeksi Menular Seksual (IMS)Pembimbing: (1) I Wayan Supetran (2)
Helena Pangaribuan.
ABSTRAK
xi + 48 lembar + 4 tabel + 2 gambar
iv
PALU CHEMISTRY HEALTH POLITECHNIC,
DEPARTMENT DIV NURSING PALU
ABSTRACT
xi + 48 sheet + 4 tables + 2 pictures
v
KATA PENGANTAR
Dengan Sikap Remaja Tentang Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)” untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program studi D-IV
motivasi dan doa yang tulus kepada peneliti dalam menyelesaikan pendidikan,
walaupun terdapat rintangan dan hambatan yang kadang kala membuat peneliti
ingin menyerah namun, tetap bangkit dan berusaha lagi. Dalam penulisan skripsi
tidak lepas pula bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga pada
3. Iwan Hamzah, S.Kep., SH., Ns., M.Kes, Ketua Program Studi D-IV
Keperawatan Palu.
penguji 2 dan Hj. Azizah Saleh, SKM.,MM penguji 3 yang telah memberikan
menempuh pendidikan.
7. Terima kasih buat Nenek tercinta Hj.Badria Toara, Om tercinta Abd Hamid
8. Orang-orang terkasih dan terdekat peneliti Asih Dwi Shafira Doho, Puspawati
Isma Darwis, Ramly, Nur Atikah Rahmah, Iftit’tach Rezky dan teman kecil
ini.
Peneliti
Tri Novita
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI............................................................ iii
ABSTRAK........................................................................................................ iv
ABSTRACT..................................................................................................... v
DAFTAR ISI....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan...................................................................... 5
1. Pengertian pengetahuan.......................................................... 5
2. Tingkat Pengetahuan.............................................................. 6
3. Cara Memperoleh Pengetahuan.............................................. 8
4. Proses Perilaku Tahu.............................................................. 8
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ................. 9
B. Konsep Sikap................................................................................. 10
1. Pengerian Sikap...................................................................... 10
2. Ciri-Ciri Sikap........................................................................ 11
3. Fungsi Sikap........................................................................... 12
4. Komponen Sikap.................................................................... 12
5. Tingkat Sikap.......................................................................... 12
6. Sifat Sikap............................................................................. 14
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi sikap............................ 14
8. Pengukuran Sikap................................................................. 14
C. Konsep IMS.................................................................................. 15
1. Pengertian IMS....................................................................... 15
2. Etiologi IMS........................................................................... 16
3. Gejala-Gejela IMS ................................................................. 24
viii
D. Kerangka Konsep......................................................................... 25
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang paling luas dan berbahaya. Diperkirakan baru setengah miliar kasus
IMS yang dapat disembuhkan di seluruh dunia setiap tahun. Sifilis, gonore
melalui hubungan seksual, namu penularan dapat juga terjadi dari ibu
kepada janin dalam kandungan atau saat kelahiran, melalui produk darah
atau transfer jaringan yang telah tercemar, kadang kadang dapat ditularkan
salah satu penyebab ada akibat pergaulan bebas sekarang ini dikalangan
1
dan dilakukan sebelumnya mendapatkan bahwa tingkat pengetahuan dan
remaja umur 15-19 tahun menunjukkan bahwa umur pertama kali pacaran
untuk 12-14 tahun pada wanita 23,7% dan pada pria 17,5%. Ternyata
pada wanita dan 28,8% pada laki-laki. Meraba atau merangsang yaitu
sekitar 5,6% pada wanita dan 20,1% pada pria, dan 2,4% wanita dan 5,3%
Tenggara yaitu sebanyak 151 juta, diikuti Afrika sekitar 70 juta, dan yang
dunia sebesar ± 250 juta orang setiap tahunnya. Peningkatan insidensi IMS
ini terkait juga dengan perilaku berisiko tinggi yang ada di masyarakat
negara dengan prevalensi IMS tertinggi di dunia yaitu Papua New Guenia,
2
gonoroe sebanyak 34%, sifilis 26% dan bakterial vaginosis 57% 4.
terdapat 404 pasien IMS dan ISR di Poliklinik Kulit dan Kelamin selama
50% dari kasus infeksi Menular Seksual (IMS) akibat hubungan seks
Kesehatan Kota Palu dalam rilisnya menyebutkan dari 25 kasus IMS pada
B. Rumusan Masalah
penyakit IMS ?
C. Tujuan Penelitan
3
D. Manfaat Penelitian
dan hasil penelitian nantinya diharap kan dapat bermanfaaat sebagai bahan
2. Bagi Penulis
penyakit ims.
penelitin ini.
Sebagai salah satu bahan bacaan dan perbandingan bagi peneliti lain
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2012)
5
ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukkan
sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (application)
6
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
d. Analisis (analysis)
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
7
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
2) Secara kebetulan
9) Induksi
10) Deduksi
ilmiah.
8
mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
stimulus.
a. Faktor internal
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
3) Umur
b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan
9
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang disekitar manusia
2) Sosial budaya
B. Konsep Sikap
1. Pengertian Sikap
untuk bertindak sesuai dengan sikap obyek. Jadi sikap senantiasa terarah
terhadap suatu hal, suatu obyek, tidak ada sikap tanpa obyek. Manusia
2012)
Sikap yang terdapat pada diri individu akan memberi warna atau corak
tingkah laku
bertindak.
10
d. Sikap mengandung aspek penilaian atau evaluasi terhadap obyek,
2. Ciri-ciri Sikap
obyeknya.
karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat
d. Obyek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga
Sikap ini dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif.
11
menyenangi, mengharapkan obyek tertentu, sedangkan dalam sikap
3. Komponen Sikap
sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini,
4. Fungsi Sikap
fungsi, yaitu:
d. Fungsi pengetahuan.
5. Tingkatan Sikap
tingkatan yaitu:
12
a. Menerima (receiving)
b. Menanggapi/Merespon (responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu
diberikan terlepas dari apakah pekerjaan itu benar atau salah, itu
c. Menghargai (valuing)
13
6. Sifat Sikap
a. Pengalaman pribadi.
e. Faktor emosional.
8. Pengukuran Sikap
antara lain :
14
Metode ini mencoba menempatkan sikap seseorang pada
c. Unobstrusive Measures
dengan pertanyaan.
d. Multidimensional Scaling
unidimensional.
C. Konsep IMS
melalui
hubungan seksual baik secara vaginal, anal dan oral. IMS disebabkan oleh
lebih dari 30 Bakteri, virus, parasit, jamur, yang berbeda dimana dapat
15
disebarkan melalui kontak seksual dan kebanyakan infeksi ini bersifat
2017).
2019)
2. Etiologi
2011.
a. Infeksi bakteri
1. Gonore
16
penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum, fiagositosis,
gejala nonspesifik
Pada pria : rasa panas selama buang aur kemih ada keluarnya
menampilkan gejala-gejala
pada 95% pria dan perwarnaan secret uretra positif pada 60%
17
e. Terapi : terapi dosis tunggal dengan siprofloksasin oral atau
2. Klamidia
18
Gejala pada pria: nyeri atau rasa terbakar saat kencing, cairan
rasa sakit.
3. Limfogranuloma Venerium
melalui abrasi atau laserasi minor. Lesi primer ada ulkus atau
19
c. Menifestasi klinis : lesi primer di dinding vagina posterior,
4. Sifilis
20
c. Menifestasi klinis : Chancre primer pada 95% kasus bersifat
selama 15 hari.
21
untuk menimbulkan infeksi tidak diketahui pada lesi,
dengan ulkus sifilis, ulkus mole ini sangat nyeri dan lunak serta
22
6. Granuloma Inguinale ( Donovanosis)
terjadi sikatriks.
23
serta tidak menyebabkan limfadenopati. Nyeri, eksudat dan
selama 14 hari.
3. Gejala-gejala IMS
dan berlendir.
b. Rasa perih, nyeri atau panas saat kencing, atau menjadi sering
kencing.
24
d. Tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di sekitar alat kelamin
paha.
D. Kerangka Pikir
penyakit IMS
Pengetahuan
Penyakit IMS
Sikap
Keterangan gambar
25
: Variabel bebas
: Variable terikat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pembaca apa yang sudah diketahui tentang topik tersebut dan apa
26
2016a) . Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber baik jurnal,
adalah studi literatur review yang berfokus pada hasil penulisan yang
B. Database Pencarian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
(Nursalam,2020)
C. Kata Kunci
27
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword yang digunakan
dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci yang
(Bahaya IMS).
sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok kontrol dalam
4. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu yang
5. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang akan di
review.
28
Tabel 3.2 Format PICOS dalam Literatur review
peneliti mendapatkan 1.780 artikel yang berkaitan dengan kata kunci tersebut.
terdapat 1.750 artikel yang sama dan tidak sesuai dengan judul sehingga
berdasarkan judul (n = 30), abstrak (n = 25) dan full text (n =3) yang disesuaikan
29
terhadap kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak 3 artikel yang
(n= 3) (n = 22)
H. Pengumpulan Data
buku, artikel, jurnal, website, dan literatur-literatur lain yang berhubungan dengan
permasalah penelitian untuk memperoleh wawasan dan dasar teori sehingga bisa
30
digunakan sebagai informasi untuk menganilisis serta menunjang pembahasan
Data yang digunakan dalam penelitian ini ad.alah data sekunder yaitu
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) dengan berupa bukti, catatan,
atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
I. Penyajian Data
Bentuk penyajian data dalam bentuk tabel dan teks tentang segala sesuatu
Jurnal penelitian yang sesuai akan dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal
meliputi nama peneliti, judul, tahun terbit jurnal, tujuan penelitian, rancangan
studi, , sampel, instrument (alat ukur) dan ringkasan hasil atau temuan. Ringkasan
jurnal penelitian tersebut dimasukan ke dalam tabel diurutkan sesuai alfabel dan
Untuk lebih memperjelas analisis abstrak dan full text jurnal dibaca dan
31
Tabel 3.3
Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Tentang Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)
No Nama Judul Peneliti Tahun Tujuan Peneliti Rancangan Sampel Alat Ukur Hasil Atau Temuan
Peneliti Terbit Studi
Jurnal Cara Jumlah
1. Marini C. Hubungan 2017 Untuk mengetahui Penelitian ini validitas dan 100 Quesioner Berdasarkan Hasil
Pandjaitan pengetahuan Hubungan menggunakan reliabilitas Responde penelitian memperlihatkan
Nurdjanna dengan sikap pengetahuan desain studi n bahwa sikap responden
h J. Niode tentang penyakit dengan sikap Deskriptif terhadap IMS berada
Pieter L. IMS pada remaja tentang penyakit dengan dalam kategori baik
Suling di SMA Frater IMS pada remaja pendekatan (71%), di ikuti dengan
Don Bosco di SMA Frater Don cross sectional kategori cukup (25%),
manado Bosco manado kategori kurang (4%);
tidak ada sikap responden
yang berada dalam
kategori buruk. Pada
penelitian ini, masing-
masing nilai r hitung
(Pearson correlation) dan
nilai r Alpha >0,3061
maka disimpulkan ada
hubungan signitif antara
pengetahuan dengan sikap
remaja dalam pencegahan
penyakit menular seksual.
2. Lia susanti Hubungan 2015 Untuk mengetahui Penelitian ini Random 82 Quesioner Berdasarkan Hasil
Ismayanti pengetahuan Hubungan menggunakan sampling Responde penelitian di dapatkan
32
dengan sikap pengetahuan Deskriptif dengan n bahwa dari 82 responden
tentang penyait dengan sikap analitik dengan pendekatan yang mempunyai
IMS pada remaja tentang penyait pendekatan simple pengetahuan baik dengan
kelas XI di SMK IMS pada remaja Cross Sectional. random sikap sangat setuju (32%)
puja bangsa kelas XI di SMK mempunyai pengetahuan
cikarang utara puja bangsa cukup (10%) pengetuan
cikarang utara kurang
(40%).Berdasarkan hasil
uji statistic didapat kan ρ .
value sebesar 0,029 maka
ρ velue < ᵅ 00,5
Maka disimpulkan ada
hubungan signitif antara
pengetahuan dengan sikap
remaja dalam pencegahan
penyakit menular seksual.
3. Indah Hubungan 2020 Untuk mengetahui kuantitatif yang probability 91 Quesioner Berdasarkan hasil
Mastikana pengetuan dengan Hubungan bersifat analitik sampling Responde penelitian bahwa dari 91
Intan sikap tentang pengetuan dengan dengan menggunakan n responden (7%) memiliki
Purnama penyakit IMS sikap tentang rancangan teknik pengetahuan kurang,
Sari pada remaja di penyakit IMS pada penelitian cross random (19%) memiliki
SMA N 8 batam remaja di SMA N sectional. sampling pengetahuan cukup, dan
8 batam (65%) memiliki
pengetahuan baik.
33
Berdasarkan hasil uji chi-
square nilai p-value yang
diperoleh yaitu 0,022 dan
0,035 maka disimpulkan
ada hubungan signitif
antara pengetahuan
dengan sikap remaja
dalam pencegahan
penyakit menular seksual.
34
BAB IV
A. Hasil
syarat inklusi (Tabel 3.3) yang terbagi menjadi dua sub pembahasan
tentang penyakit infeksi menular seksula (IMS). Studi yang sesuai dengan
Berdasarkan hasil uji statistic didapat kan ρ value sebesar 0,029 maka ρ
35
rancangan Deskriptif dengan pendekatan Cross Secctional. Jumlah rata-rata
responden dalam tiga artikel ini 273 individu (Pandjaitan et al., 2017, Lia
36
siswa-siswi tentang ρ velue < ᵅ 00,5
penyakit infeksi
Maka disimpulkan ada
menular seksual
hubungan signitif antara
pengetahuan dengan
sikap remaja dalam
pencegahan penyakit
menular seksual
(Indah Desain : cross- Ada hubungan terjadi peningkatan
mastikana, sectional tentang terhadap siswa tentang
2020) Sampel : 91 Responden Pengetahuan,sikap pengetahuan dan sikap
Variabel : dan penyakit IMS responden, hal ini
pengetahuan,sikap,peny disebabkan karena pada
akit IMS eksperimen sangat
Instrumen : Quesioner antusias saat diberikan
Analisis : probability intervensi dan pada saat
sampling menggunakan diskusi tentang penyakit
teknik random IMS. Berdasarkan hasil
sampling uji chi-square nilai p-
Tujuan Peneliti : value yang diperoleh
Untuk menentukan yaitu 0,022 dan 0,035
tingkat maka disimpulkan ada
pengetahuan,sikap dan hubungan signitif antara
penyakit IMS pengetahuan dengan
dikalangan siswa siswi sikap remaja dalam
pencegahan penyakit
menular seksual
37
Responden dalam penelitian ini rata-rata berusia antara 14 - 17 tahun dan
a. pengetahuan
remaja tentang IMS berada dalam kategori baik, yaitu sebanyak 50%
siswi SMA Frater Don Bosco Manado telah mendapat-kan materi tentang
responden tentang IMS berada dalam kategori baik (50%), diikuti dengan
kategori cukup (42%), kategori kurang (7%), dan kategori buruk (1%).
susanti, 2015)
38
memiliki pengetahuan kurang,(19%) memiliki pengetahuan cukup, dan
b. Sikap
kategori baik, yaitu sebanyak 71%. Sikap remaja yang baik ini sejalan
baik (71%), diikuti dengan kategori cukup (25%), kategori kurang (4%).
mendapat kan bahwa sikap ramaja tentang IMS berada dalam kategori
sebanyak (48,9%) dalam kategori baik dan (42,1%) dalam kategori cukup.
B. Pembahasan
39
Berdasarkan hasil rata-rata tingkat pengetahuan responden adalah cukup.
50% siswa memiliki tingkat pengetahuan baik dan terdapat 7% siswa yang
didukung oleh penelitian lain yang sebagai besar memiliki pengetahuan yakni
dilakukan intervensi, selain itu responden sangat antusias pada saat diskusi.
tingkat pengetahuan pada siswa. Ini disebabkan karena responden antusias saat
dilakukan intervensi, selain itu responden antusias pada saat diskusi. Pada
topik tertentu salah satunya faktor yang dapat menyebabkan penyait infeksi
65% siswa memiliki tingkat pengetahuan baik dan terdapat 6,1% siswa yang
40
Kebanyakan responden sudah mengetahui apa itu penyakit menular
seksual sudah bisa dengan mudah di dapatkan melalui media elektronik (Lia
susanti, 2015).
Hal ini sesuai dengan teori bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah orang melaukan penginderaan terhadap suatu objek
dasarnya terdiri dari jumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang
teori yang ada, dan dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki pengetahuan yg
baik dapat mebuat seseorang bersikap baik pula. Oleh karena itu pengetahuan
karena sumber informasi membuat seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi
tahu.
41
2. Sikap Remaja Tentang Penyakit Infeksi Menular Seksual
Hasil uji menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
sikap positif. Namun ada beberapa siswa yang kurang fokus pada saat
peningkatan sikap yang tidak signifikan. Namun pada hasil tes setelah
Hal ini didukung oleh penelitian lain berdasarkan hasil penelelitian yang
42
selain itu responden antusias pada saat diskusi. Pada topik tertentu salah
kesempatan menjawab sesuai yang diberikan dan hasil yang diperoleh. (Indah
mastikana, 2020)
Hal ini sesuai dengan teori bahwa Sikap adalah pandangan atau perasaan
yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap obyek. Jadi
sikap senantiasa terarah terhadap suatu hal, suatu obyek, tidak ada sikap tanpa
(Purwanto, 2012)
Sikap merupakan hal yang penting bukan hanya karena sikap itu sulit
individu meskipun sikat tidak selalu direfleksikan dalam tingkah laku yang
tampak dan juga karena sikap seringkali mempengaruhi tingkah laku individu
nilai r hitung (Pearson correlation) dan nilai r Alpha >0,3061 ada hubungan
43
signitif antara pengetahuan dengan sikap remaja dalam pencegahan penyakit
(32%). Hasil analisis dengan menggunakan uji chi square dengan ᵅ 0,05
diperoleh ρ value sebesar 0,029 maka ρ value < ᵅ 0,05,dengan sikap remaja
(50%). Dari hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-value sebesar 0,022.
Hal ini menunjukkan p-value < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan
44
BAB VI
A. Kesimpulan
penyakit infeksi menular seksual pada anak remaja dan ada hubungan signitif
seksual
B. Saran
1. Bagi Peneliti
45
Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang hubungan
seksual (IMS)
46
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, puspa winda, & umu hani. (2016). Hubungan Pengetahuan Dengan
Sikap Remaja Tentang Penyakit Infeksi Menuar Seksual Di SMA 17
Yogyakarta.
Astuti, D. W. I. Y., Santoso, S., & Estiwidani, D. (2016). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dengan Kejadian Infeksi Menular Seksual Pada Wanita Usia
Subur Di Puskesmas Sleman.
Handayani, R., Tuntun, M., & Huda, M. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian IMS di Pantai Harapan Panjang Bandar Lampung. Jurnal
Analis Kesehatan, 2(1), 243–249. http://poltekkes-
tjk.ac.id/ejurnal/index.php/JANALISKES/article/view/430
Indah mastikana, I. purnama sari. (2020). Hubungan Pengethuan Dengan Sikap
Tentang Penyakit Infeksi Menural Seksual Pada Remaja Di SMA N Batam.
4.
Lia susanti, I. (2015). Hubungan Pengethahuan Dengan Sikap Tentang Penyakit
Infeksi Menular Seksual Pada Remaja Kelas XI Di SMK Puja Bangsa
Cikarang.
Merapi, J., No, R., Tebeng, K., & Bengkulu, K. (2019). analisa data Univariat
dan Bivariat dengan jenis desain. 7(1), 52–58.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Nursalam. (2016a). Literatur Review. 38–42.
47
Nursalam. (2016b). Literatur Riview.
Nursalam. (2016c). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : pendekatan
Praktis (E4). 38–42.
Nursalam. (2020). Penulisan Literatur Review dan Systematic Review Pada
Pendidikan Kesehatan (Contoh). Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
Nursalam, P. H., & Hons, M. N. (2020). PENULISAN LITERATURE REVIEW
DAN SYSTEMATIC REVIEW PADA PENDIDIKAN KESEHATAN
( CONTOH ) Penulis :
Pandjaitan, M. C., Niode, N. J., & Suling, P. L. (2017). Hubungan Pengetahuan
dan Sikap terhadap Infeksi Menular Seksual pada Remaja di SMA Frater
Don Bosco Manado. E-CliniC, 5(2).
https://doi.org/10.35790/ecl.5.2.2017.18281
Purwanto, H. (2012). Pengantar Perilaku Manusia Untuk keperawatan. EGC.
Puspita, L. (2017). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi
Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seksual. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu
Kesehatan, 2(1), 31–44. https://doi.org/10.30604/jika.v2i1.30
S Notoatmodjo. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Rineka
Cipta.
Siregar, I. A. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan
Pencegahan Penyakit Menular Seksual Pada Anak Buah Kapal Di Pelabuhan
Belawan 2019. Jurnal Kebidanan Kestra (Jkk), 2(1), 1–8.
https://doi.org/10.35451/jkk.v2i1.231
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan:(pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R & D). Alfabeta.
Suwandani, R. (2015). Knowledge and Attitude Risky Transvestite with the
Scene Sexually Transmitted Infection (STI) on Transvestite in Sidoarjo.
Jurnal Berkala Epidemiologi, 3(1), 35.
https://doi.org/10.20473/jbe.v3i12015.35-44
Tempo.co. (2011). 50% Penderita Infeksi Menular Seksual di Palu Dialami
Remaja. Tempo.Co. https://nasional.tempo.co/read/326107/50-persen-
penderita-infeksi-menular-seksual-di-palu-dialami-remaja/full&view=ok
Tuti Amalia. (2017). FAKTOR-FAKTOR RESIKO PENYEBAB IMS.
Wawan, A. dan Dewi, M. (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika.
WHO. (2013). Sexually Transmitted Infections (STIs). WHO.
48