Anda di halaman 1dari 25

DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT

BUKU
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)
PENGELOLAAN ASET DAN KINERJA SISTEM IRIGASI
(PAKSI)
MODUL JARINGAN TERSIER FISIK - IKSI

2019
KATA PENGANTAR

Penyusunan Buku Petunjuk Teknis (Juknis) Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem
Irigasi (PAKSI) ini dilakukan guna melengkapi penggunaan Buku Utama Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak) PAKSI terkait upaya mendukung pelaksanaan pengelolaan aset
irigasi (PAI) dan pengukuran indeks kinerja sistem irigasi (IKSI) dalam waktu yang
sama dalam setiap DI yang ada.

Buku Juknis PAKSI ini menjelaskan panduan pelaksanaan PAI dan IKSI dalam suatu
DI tentang semua fasilitas yang terbangun terkait Jaringan Utama Fisik di setiap DI.

Diharapkan dengan tersusunnya Buku Juknis PAKSI Jaringan Tersier Fisik ini,
upaya peningkatan fungsi layanan air yang maksimal dan optimal dalam setiap DI
guna mendukung sasaran peningkatan ketahanan pangan dan pendapatan pertanian
masyarakat petani dapat terlaksana dengan baik.

Demikian disampaikan, semoga buku yang disiapkan ini dapat memberikan manfaat.
Semua masukan dan koreksi demi penyempurnaan penyusunan Juknis PAKSI
Jaringan Tersier Fisik di kemudian hari, sangat dihargai dan diucapkan terima kasih
sebelumnya.

Jakarta, Juli 2019


Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iv
1. LATAR BELAKANG...........................................................................................1
1.1. Gambaran Umum..........................................................................................1
1.1.1. Maksud dan Tujuan...................................................................................1
1.1.2. Ruang Lingkup...........................................................................................1
1.1.3. Istilah dan Defenisi...................................................................................1
2. PENERIMA MANFAAT......................................................................................4
3. METODOLOGI...................................................................................................5
3.1. Metode Pelaksanaan.....................................................................................5
3.1.1. Tahapan Pelaksanaan................................................................................5
3.1.2. Penelusuran Jaringan Tersier Fisik di Tingkat DI...................................6
3.1.3. Penentuan Kinerja dan Biaya Aset Irigasi (Jaringan Tersier Fisik).........9
3.2. Waktu Pelaksanaan.....................................................................................10
4. LOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN...............................................................10
5. PENUTUP........................................................................................................10
5.1. Kesimpulan.................................................................................................10
5.2. Saran...........................................................................................................10

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 01. Urutan Pelaksanaan Kegiatan Infrastruktur Infrastruktur Bidang


Keirigasian per Daerah Irigasi............................................................. 4

Gambar 02. Urutan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Baru/Peningkatan


Infratsruktur Bidang Keirigasian per Daerah Irigasi........................... 5

Gambar 03. Alur Inventarisasi Aset Irigasi.............................................................. 9

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja PAKSI Jaringan Tersier Fisik........... 11

iv
1. LATAR BELAKANG
1.1. Gambaran Umum
Buku Petunjuk Teknis (Juknis) Penelusuran dan Penentuan Biaya Aset Jaringan
Tersier Fisik ini disusun sebagai bagian dari Buku Utama PAKSI yang akan
digunakan sebagai acuan dan penuntun pelaksanaan penelusuran jaringan
irigasi dan penentuan biaya aset di tingkat Daerah Irigasi (DI) secara bersama-
sama baik untuk kegiatan Pengelolaan Aset Irigasi dan Pengukuran Kinerja
Sistem Irigasi yang sebelumnya dilakukan secara terpisah.

Sebagaimana telah disebutkan dalam Buku Utama PAKSI, pelaksanaan


penelusuran dan penentuan biaya aset Jaringan Utama Non-Fisik menggunakan
sistem aplikasi Android PAKSI yang menggabungkan komponen PAI dan
komponen IKSI. Sistem aplikasi yang disiapkan untuk kegiatan penelusuran,
penentuan biaya aset dan sistem informasi untuk Bangunan Utama mengacu
pada semua variabel dan paramater yang disebutkan secara detail dalam tabel-
tabel yang tertera dalam Juknis ini.

1.1.1. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dari penyiapan Buku Juknis Penelusuran dan Penentuan Biaya
Aset Jaringan Tersier Fisik ini adalah terlaksananya kegiatan penelusuran
jaringan irigasi dan penentuan biaya aset di tingkat DI guna mendukung
pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi dan penilaian kinerja sistem
irigasi yang efektif dan efisien dengan menggunakan Juklak dan Sistem Aplikasi
yang sama serta dilaksanakan dalam satu kegiatan yang sama pula.

Sedangkan tujuan dari penyiapan dokumen ini adalah:


a. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan penelusuran jaringan irigasi di
tingkat DI untuk kegiatan pengelolaan aset irigasi dan pengukuran kinerja
sistem irigasi Jaringan Tersier Fisik; dan
b. Menyiapkan variabel dan parameter Jaringan Tersier Fisik bagi penyiapan
sistem aplikasi dan sistem informasi PAKSI.

1.1.2. Ruang Lingkup


Buku Juknis ini memuat petunjuk penelusuran dan penentuan biaya aset
Jaringan Tersier Fisik baik untuk kegiatan pengelolaan aset irigasi dan
pengukuran kinerja sistem irigasi di tingkat DI.

Pada bagian metodologi memuat gambaran umum tahapan pelaksanaan


kegiatan, penelusuran jaringan irigasi di tingkat DI, penentuan kinerja dan biaya
aset, dan waktu pelaksanaan. Adapun penjelasan detail pelaksanaan
penelusuran dan penggunaan alat ukur pelaksanaan yang dijelaskan dalam
bentuk tabel disampaikan dalam bagian metodologi.

Pada bagian akhir dari Buku Juknis ini adalah penjelasan terkait lokasi
pelaksanaan kegiatan dan penutup.

1.1.3. Istilah dan Defenisi


1. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air
laut yang berada di darat.
2. Aset irigasi adalah jaringan irigasi dan pendukung pengelolaan irigasi.
1
3. Bangunan pengatur muka air, adalah bangunan yang dibuat di saluran, yang
berfungsi untuk mengatur elevasi muka air sesuai dengan yang dikehendaki.
4. Boks Kuarter adalah bangunan bagi di saluran tersier untuk membagi air ke petak
kuarter melalui saluran kuanter.
5. Boks Tersier adalah bangunan bagi di saluran tersier untuk membagi air ke seluruh
petak tersier dan kuarter melalui saluran tersier/kuarter.
6. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
7. Gorong-gorong, adalah bangunan yang mengalirkan air irigasi yang melintasi,
dibawah bangunan lain (jalan, saluran).
8. Got miring, adalah bangunan pematah energi merupakan saluran dengan
pasangan yang mempunyai kemiringan lebih besar dari kemiringan saluran,
digunakan bila pembuatan bangunan terjun tidak memungkinkan.
9. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
10.Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
11.Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran
kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan
pelengkapnya.
12.Masyarakat petani pemakai air adalah kelompok masyarakat yang bergerak dalam
bidang pertanian, baik yang telah tergabung dalam organisasi perkumpulan petani
pemakai air maupun petani lainnya yang belum tergabung dalam organisasi
perkumpulan petani pemakai air.
13.Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya,
termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi, menyusun
rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian
air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau,
dan mengevaluasi.
14.Pendukung pengelolaan irigasi, antara lain kelembagaan pengelolaan irigasi,
sumber daya manusia, dan fasilitas pendukung seperti bangunan kantor, telepon,
rumah jaga, gudang peralatan, lahan, dan kendaraan.
15.Pengelolaan Aset Irigasi adalah proses manajemen yang terstruktur untuk
perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi guna mencapai tingkat
pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air irigasi dan
pengguna jaringan irigasi dengan pembiayaan pengelolaan aset irigasi seefisien
mungkin.
16.Pengembangan dan pengelolaan sistim irigasi partisipatif (PPSIP) adalah
penyelenggaraan irigasi berbasis peran serta masyarakat petani mulai dari
pemikiran awal, pengambilan keputusan, sampai dengan pelaksanaan kegiatan
pada tahapan perencanaan, pembangunan, peningkatan, operasi, pengembangan,
dan rehabilitasi.
17.Perkumpulan petani pemakai air (P3A) adalah kelembagaan pengelolaan irigasi
yang menjadi wadah petani pemakai air dalam satu petak tersier atau desa yang
dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembaga
lokal pengelola irigasi.
18.Peta daerah irigasi adalah peta yang menggambarkan batas daerah irigasi dan tata
letak saluran induk & sekunder, bangunan air, pembagian areal layanan irigasi,
batas wilayah kerja antara lain : wilayah kerja UPTD/pengamat, wilayah kerja
2
mantri/juru pengairan, wilayah kabupaten/kota, wilayah provinsi, dalam skala 1 :
10.000 atau 1 : 5.000.
19.Peta Petak tersier, adalah peta yang menggambarkan / menunjukkan segala
informasi, lokasi dan arah saluran pembawa / pembuang, bangunan utama /
pelengkap, jalan batas petak tersier, saluran yang dapat diairi berdasarkan
keadaan topografi daerah tersebut, dalam skala 1 : 5.000 atau 1 : 2.000.
20.Petak Kuarter adalah bagian dari petak tersier yang mendapat air dari boks
tersier/kuater dan dilayani oleh satu saluran kuarter.
21.Petak Tersier adalah bagian dari daerah irigasi yang mendapat air irigasi dari satu
bangunan sadap tersier dan dilayani oleh satu jaringan tersier.
22.Ruas Saluran pada jaringan pembawa adalah bagian dari saluran yang dimulai
dari bangunan utama dan berakhir di bangunan utama berikutnya.
23.Saluran Drainase (Pembuang) adalah saluran yang berfungsi untuk membuang
kelebihan air di sawah baik akibat hujan atau kesalahan operasi ke saluran yang
lebih besar atau sungai atau langsung ke laut. Pada daerah pegunungan banyak
terjadi saluran pembawa berfungsi juga sebagai saluran drainasi dari daerah-
daerah yang elevasinya lebih tinggi dari saluran.
24.Saluran kuarter adalah saluran pembagi/bagi yang mendapat air dari boks
tersier/kuarter pada saluran tersier untuk mengairi satu petak kuarter.
25.Saluran Pembawa adalah saluran yang berfungsi untuk membawa air dari
bangunan pengambilan/sumber air, untuk keperluan irigasi, air minum, air
industri dan sebagainya.
26.Saluran pembawa tersier adalah saluran irigasi yang berfungsi membawa air dari
bangunan sadap tersier di jaringan utama sampai boks bagi kuarter yang terakhir
atau saluran tersier.
27.Saluran pembuang kuater adalah saluran buatan yang terletak di dalam petak
tersier berfungsi untuk menampung air kelebihan /buangan dari areal
persawahan dan membuang air ke saluran pembuang tersier.
28.Saluran pembuang tersier adalah saluran alam/buatan yang terletak di dan
antara petak-petak tersier untuk menampung air /buangan dari saluran
pembuang kuarter dan sering merupakan batas antara petak-petak tersier.
29.Saluran tersier adalah saluran pembawa yang mendapat air dari bangunan sadap
pada saluran sekunder/induk untuk mengairi satu petak tersier.
30.Siphon, adalah bangunan yang mengalirkan air, berada dibawah sungai /
saluran / jalan, digunakan manakala elevasi muka air banjir terlalu dekat dengan
dasar saluran.
31.Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.
32.Sistem irigasi tersier meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia dalam petak tersier.
33.Skema Bangunan, adalah sketsa yang menggambarkan letak dan nama nama
saluran induk dan sekunder, Bendung, bangunan bagi, bangunan bagi/sadap,
bangunan sadap dan bangunan pelengkap lainnya.
34.Skema Bangunan tersier, adalah sketsa yang menggambarkan letak dan nama
nama saluran tersier, boks tersier, boks kuarter, dan bangunan pelengkap
lainnya.
35.Skema Jaringan Irigasi adalah sketsa yang menggambarkan letak dan nama-nama
saluran induk & sekunder, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan
sadap, dan bangunan lainnya yang ada disetiap ruas dan panjang saluran, petak
tersier dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang masing-masing
dilengkapi dengan nomenklatur.
3
36.Skema Jaringan irigasi tersier adalah sketsa yang menggambarkan letak dan
nama-nama saluran tersier, bangunan sadap, boks tersier, boks kuarter dan
bangunan lainnya yang ada disetiap ruas dan panjang saluran, petak kuarter
dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang masing-masing
dilengkapi dengan nomenklatur.
37.Talang, adalah bangunan yang mengalirkan air irigasi, melintas lembah/ sungai/
saluran, bisa tertutup atau terbuka, digunakan manakala waking cukup aman.
38. Talang Siphon, adalah bangunan kombinasi dari kedua bangunan di atas.

2. PENERIMA MANFAAT
Adapun target penerima manfaat dari penyiapan Buku Juknis ini adalah:
a. BBWS/BWS;
b. Dinas PU SDA Provinsi;
c. Dinas PU SDA Kabupaten; dan
d. Surveyor dan pihak lain membutuhkannya.

Tahap 1. Tahap 2. Tahap 3.


PSETK SID/DED Konstruksi

Tahap 8.
Persiapan Update
Tahap 4.
PSETK ≤ 2 Tahun POP

Tahap 7. Tahap 6. Tahap 5.


IKSI PAI OP

Gambar 01) Urutan Pelaksanaan Ideal Kegiatan Infrastruktur Bidang Keirigasian per
Daerah Irigasi

Tahap Tahap
Tahap 4.
Tahap 1. 2. 3. Land
Bangun
PSETK SID/DE Acquisiti
Baru/Peningka
D on
tan

4
Tahap 9.
Persiapan
Update PSETK Tahap 5. POP
≤ 2 Tahun
Tahap 8. IKSI Tahap 7. PAI Tahap 6. OP

Gambar 02. Urutan Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Baru/Peningkatan


Infrastruktur Bidang Keirigasian per Daerah Irigasi

3. METODOLOGI
3.1. Metode Pelaksanaan
3.1.1. Tahapan Pelaksanaan
Pelaksanaan penelusuran jaringan irigasi dan penentuan biaya aset di tingkat DI
merupakan tahapan tindak lanjut dari kegiatan PSETK, SID/DED, rehabilitasi
dan bangun baru atau peningkatan yang telah dilakukan sebelumnya (lihat
gambar 01 dan 02), dan dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan sebagai
berikut:
a. Tahapan Persiapan:
Tahapan persiapan terdiri atas i) kegiatan penyiapan administrasi dan
keuangan yang dibutuhkan pada saat kegiatan penelusuran di lapangan, ii)
kegiatan penyiapan alat dan kebutuhan penelusuran di lapangan seperti
android survei, meter rol, blanko survei, peta jaringan dan bangunan irigasi,
dokumen perencanaan setiap DI apabila tersedia, iii) penyiapan tim
penelusuran lapangan seperti surveyor, juru pengamat irigasi, dan petani
(P3A dan Poktan), iv) penentuan waktu pelaksanaan penelusuran, dan v)
kegiatan pelatihan tim penelusuran sebelum pelaksanaan penelusuran
jaringan irigasi di lapangan.
b. Tahapan Pelatihan Tim:
Pelatihan tim penelusuran sangat dibutuhkan agar pelaksanaan
penelusuran dapat dilakukan secara benar dan tepat terlebih pada
penggunaan Android survey dan tabel-tabel penuntun yang ada dalam Buku
Juknis.

Karena dalam kegiatan penelusuran, pihak petani (P3A) juga terlibat maka
kegiatan pelatihan perlu dilakukan guna meningkatkan kapasitas petani
dalam kegiatan penelusuran maupun dalam kegiatan keseharian petani
sebagai sumber utama bagi pemerintah terkait kondisi bangunan dan
jaringan setiap hari di setiap DI yang ada.
c. Tahapan Pengambilan Data:
1) Pengumpulan Data Sekunder:
Sebelum ke lapangan, tim penelusuran harus mengumpulkan data-data
sekunder seperti:

5
 Data indentitas DI;
 Data ketersediaan air;
 Data skema jaringan dan bangunan irigasi serta peta DI kalau
tersedia;
 Data lahan;
 Data desain saluran dan bangunan; dan
 Data harga satuan untuk setiap bangunan dan jaringan karena ada
kaitan dengan perkiraan biaya rehabilitasi atau bangun baru dan
peningkatan.
2) Pembuatan Jalur dan Jadwal Penelusuran
Setelah memperoleh data skema jaringan dan bangunan irigasi, maka
tim penelusuran dapat membuat jalur penelusuran yang akan
mempermudah kegiatan pengukuran kinerja PAKSI dan dimensi aset
irigasi.
3) Pengumpulan Data Primer:
Tim penelusuran akan melakukan kegiatan penelusuran jaringan irigasi
menggunakan android survei, serta dibantu dengan meter rol guna
menentukan dimensi dari setiap bangunan dan saluran yang ditinjau.

Setiap data yang diambil disimpan dalam sistem aplikasi yang disiapkan
dalam android survei serta dicatat dalam blanko survei apabila
diperlukan seperti status tambahan yang tidak disiapkan dalam android
survei.

Dalam kegiatan penelusuran, tim penelusuran akan menggunakan


tabel-tabel yang disebutkan dalam Buku Juknis ini sebagai acuan
menilai semua bangunan dan jaringan yang ditinjau di lapangan.

3.1.2. Penelusuran Jaringan Tersier Fisik di Tingkat DI


Kegiatan penelusuran jaringan tersier fisik dalam Juknis ini terbagi dalam
beberapa bagian kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan penelusuran untuk inventarisasi aset jaringan tersier fisik; dan
b. Kegiatan penelusuran untuk penilaian kinerja sistem irigasi jaringan tersier
fisik.

Untuk kedua kegiatan dimaksud, masing-masing secara detail dapat dijelaskan


sebagai berikut:
Untuk kedua kegiatan dimaksud, masing-masing secara detail dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Inventarisasi aset jaringan tersier fisik:
Dalam kegiatan penentuan inventarisasi aset irigasi hal-hal yang diperlukan
diketahui adalah sebagai berikut:
1) Aset irigasi terdiri dari beberapa jenis yakni:
i. Aset jaringan irigasi yang secara fungsional yang terdiri dari a)
jaringan pembawa, dan b) jaringan pembuang; dan
ii. Aset pendukung pengelolaan aset irigasi yang terdiri dari a)
kelembagaan, b) sumber daya manusia (SDM), c) bangunan gedung,
d) peralatan OP, dan e) lahan.
2) Langkah-langkah kegiatan inventarisasi aset irigasi:

6
i. Pengumpulan data umum dikumpulkan seperti data DI dan data
ketersediaan air;
ii. Pengumpulan data aset jaringan seperti bangunan utama, bangunan
pelengkap pembawa, saluran, bangunan drainase, dan jaringan
irigasi air tanah (apabila ada);
iii. Pengumpulan data aset pendukung;
iv. Dalam proses pengumpulan data digunakan formulir isian yang
disiapkan sebagaimana dapat dilihat dalam Permen PUPR tentang
PAI, dan memperhatikan kode-kode yang diperlukan. Untuk
implementasi di tingkat lapangan Buku Juknis 7 tentang
penggunaan Aplikasi Android dapat digunakan; dan
v. Alur kegiatan inventarisasi aset irigasi yang dilakukan setiap tahun
dan 5 (lima) tahun sekali dapat dilihat dalam gambar 03.

Terkait kegiatan penentuan aset jaringan tersier fisik, maka hal-hal yang
diperlukan adalah: i) data umum, ii) dimensi bangunan, iii) foto
bangunan, iv) umur bangunan, v) nilai aset, vi) kondisi bangunan, vii)
fungsi bangunan, dan viii) usulan pekerjaan OP, perbaikan, bangun
baru atau peningkatan.
3) Kode Aset Irigasi:
Untuk kepentingan sistem informasi PAKSI khususnya untuk kegiatan
inventarisasi aset irigasi, maka diperlukan kode-kode seperti:
i. Kode kabupaten/kota;
ii. Kode wilayah sungai;
iii. Kode daerah irigasi; dan
iv. Kode aset irigasi.

Lebih lanjut terkait kode-kode dimaksud dapat dilihat dalam Lampiran I


bagian A, B, dan C Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015 tentang
Pengelolaan Aset Irigasi.
4) Pengisian Formulir Aset Irigasi:
Formulir dan petunjuk pengisian formulir aset irigasi dapat dilihat
dalam Lampiran I bagian D Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015 tentang
Pengelolaan Aset Irigasi.
5) Dimensi Aset Irigasi:
Terkait dengan dimensi aset irigasi, maka dalam kegiatan inventarisasi
irigasi dimensi-dimensi yang harus diketahui adalah sebagai berikut:
i. Debit (Q) = m3/dtk;
ii. Jarak = m;
iii. Panjang/lebar/tinggi = m;
iv. Kemiringan dasar saluran = m/m (tanpa dimensi); dan
v. Koordinat geografi = derajat desimal.
6) Kondisi & Fungsi Aset Irigasi:
Dalam kegiatan inventarisasi aset irigasi berdasarkan Permen PUPR No.
23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi, maka klafikasi kondisi
fisik aset irigasi dapat dilihat di bawah ini.

Kondisi aset jaringan irigasi sebagai berikut:


 Kondisi Baik (B)1 dengan tingkat kerusakan > 0% - 10%;
1
Setara dengan kondisi Baik Sekali (BS) dalam IKSI (Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015)
7
 Kondisi Rusak Ringan (RR)2 dengan tingkat kerusakan > 10% - 20%;
 Kondisi Rusak Sedang (RS)3 dengan tingkat kerusakan > 20% - 40%;
 Kondisi Rusak Berat (RB)4 dengan tingkat kerusakan > 40% - 80%;
dan
 Kondisi Rusak Total (RT) dengan tingkat kerusakan > 80%.

Fungsi aset jaringan irigasi sebagai berikut:


 Fungsi Baik (B) dengan tingkat penurunan fungsi > 0% - 10%;
 Fungsi Kurang (K) dengan tingkat penurunan fungsi > 10% - 20%;
 Fungsi Sedang (S) dengan tingkat penurunan fungsi > 20% - 40%;
 Fungsi Buruk (BR) dengan tingkat penurunan fungsi > 40% - 80%;
dan
 Tidak berfungsi (TB) dengan tingkat penurunan fungsi > 80%.
b. Penilaian kinerja PAKSI:
1) Tim penelusuran wajib memahami dan menggunakan semua tabel
penuntun yang disiapkan dalam Juknis ini; dan
2) Pada bagian lampiran menjelaskan kriteria dan bobot penilaian kinerja
sistem irigasi untuk Jaringan Tersier Fisik.

Persiapan

Pengisian Form di
Kantor

Survei Lapangan
2
Setara dengan kondisi Baik (B) dalam IKSI (Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015)
3
Setara dengan kondisi Sedang (S) dalam IKSI (Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015)
4
Setara dengan kondisi Jelek (J) dalam IKSI (Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015)
8
Perekaman Koordinat Pengisian Form
GPS & Foto Lapangan
Validasi
Data

Pemasukan ke Data
Storage

Stop

Gambar 02) Bagan Alur Inventarisasi Aset Irigasi


(Sumber: Modifikasi dari Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015)

3.1.3. Penentuan Kinerja dan Biaya Aset Irigasi (Jaringan Tersier Fisik)
Setelah semua data diambil di lapangan, kegiatan validasi atau pengecekan
kembali semua data yang ada di back office seperti: i) konsistensi nama-nama
bangunan dan saluran, ii) kebenaran informasi mengenai kondisi, fungsi, tahun
pelaksanaan rehabiltasi, dan lain sebagainya, iii) penyusunan atau
pengelompokan file serta keterangan harus benar dan tepat alokasinya, dan iv)
lain-lain.

Penentuan kinerja dan biaya aset dilakukan secara otomatis oleh sistem
informasi yang telah dibangun. Terkait keakuratan biaya aset irigasi, sifat
informasi yang dapat diberikan adalah masih dalam tingkatan perkiraan kasar
yang akan digunakan untuk kepentingan alokasi biaya OP maupun rehabilitasi,
bangun baru atau peningkatan.

3.2. Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan kegiatan PAKSI bagi kegiatan penelusuran jaringan irigasi
dan penentuan biaya aset irigasi setiap tahun, dimana dimulai dari kegiatan
pelaksanaan Baseline PAI dan IKSI dalam satu kegiatan yang sama yakni PAKSI
serta kegiatan updating PAI dan IKSI secara bersamaan setiap tahun setelah
pelaksanaan Baseline.

4. LOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN


9
Adapun lokasi pelaksanaan penelusuran jaringan irigasi dan penentuan biaya
aset irigasi adalah seluruh DI baik untuk kewenangan pusat, kewenangan
provinsi, maupun kewenangan kabupaten/kota.

5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. Pelaksanaan kegiatan penelusuran jaringan irigasi dan penentuan biaya aset
irigasi bagi bangunan jaringan tersier fisik adalah merupakan bagian dari
kegiatan PAKSI (Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi) yang dilakukan
dalam waktu yang sama dengan menggunakan sistem informasi dan aplikasi
Android Survey yang sama, dan disebutkan dengan e-PAKSI; dan
b. Sistem aplikasi Android Survey dipakai dalam kegiatan penelusuran jaringan
irigasi dan semua variabel yang dimasukkan ke dalam sistem.

5.2. Saran
Guna meningkatkan kemampuan pelaksanaan penelusuran jaringan irigasi dan
penentuan aset irigasi sebagaimana yang secara lengkap dijelaskan dalam Buku
Juknis ini, maka disarankan sebagai berikut:
a. Perlu dilaksanakan kegiatan TOT (Training of Trainer) kepada staf
pemerintah baik di tingkat BBWS/BWS, Dinas PU SDA Provinsi dan
Kabupaten/Kota; dan
b. Pelaksanaan training bagi pelaksanaan kegiatan di tingkat DI, konsultan,
petani (P3A dan Poktan).

10
Tabel Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Tersier Fisik
Nilai
Kondisi
Uraian (komponen/sub Bobot Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek Keteranga
No Baik Sekali
komponen/indikator) Standar(% (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)% n
(90 - 100)%
)
Total 100
Prasarana Fisik 25
1 Saluran Pembawa 14
1.1 Bentuk, Dimensi, 7,00 1 Profil setiap saluran Profil pada beberapa Profil pada beberapa Profil pada setiap
Elevasi, dan Kapasitas memenuhi kapasitas ruas mengalami saluran mengalami ruas mengalami
tiap Saluran cukup kebutuhan/rencana perubahan kecil perubahan dan penurunan perubahan dan
untuk membawa debit sehingga kapasitas kapasitas berkurang lebih kapasitas berkurang
kebutuhan/rencana berkurang 20% dari dari 40% dari kapasitas lebih dari 50% dari
maksimum kapasitas kebutuhan/ kebutuhan/ rencana kapasitas
rencana kebutuhan/rencana
2 Di sepanjang ruas Terdapat bobolan dan Terdapat beberapa bobolan Terdapat banyak
saluran tidak bocoran relative kecil dan bocoran yang bobolan dan bocoran
terdapat bobolan dan yang sedikit berpengaruh terhadap yang secara
tidak terdapat berpengaruh terhadap kapasitas saluran. kuantitas
bocoran, Effisiensi kapasitas saluran, Effisiensi antara 50% -60% mempengaruhi
memenuhi yg Effisiensi antara 70% kapasitas rencana.
disyaratkan >70% -60% Effisiesi dibawah
50%
3 Tidak terdapat Endapan dan atau Endapan erosi banyak Endapan atau erosi
endapan atau erosi erosi sedikit berpengaruh terhadap berpengaruh besar
yang berpengaruh berpengaruh terhadap kapasitas saluran20% - tehadap kapasitas
terhadap kapasitas kapasitas saluran 40% dari kapasitas saluran saluran (>50%)
saluran =<10% dari antara 10%- 20% dari rencana
kapasitas saluran kapasitas saluran
rencana rencana
1.2 Tinggi Tanggul cukup 2,80 1 Tanggul mempunyai Tanggul mempunyai Tinggi tanggul masih Tinggi tanggul tidak
untuk menghindari stabilitas yang baik, stabilitas yang baik memenuhi batas aman memenui syarat
limpahan setiap saat tinggi jagaan yg namun tinggi jagaan operasional namun telah untuk elevasi air
selama pengoperasian cukup untuk berkurang 10 cm. berkurang 20 cm (Tinggi maksimum selama
mencegah air (Tinggi Jagaan Jagaan Minimum 0.10m). operasi dan musim
melimpah (over Minimum 0.20m) hujan (Tidak ada
topping) selama masa Jagaan)
operasi dan musim
hujan (Tinggi Jagaan

11
Tabel Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Tersier Fisik
Nilai
Kondisi
Uraian (komponen/sub Bobot Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek Keteranga
No Baik Sekali
komponen/indikator) Standar(% (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)% n
(90 - 100)%
)
Minimum 0,30m)
2 Pada saluran Pada saluran Pada saluran pasangan Pada saluran
pasangan (lining) pasangan (lining) (lining) terdapat cukup pasangan (lining)
tidak terdapat terdapat banyak bagian yang terdapat banyak
retakan mengelupas/retakan/ mengelupas/ bagian yang
pecah kurang dari retakan/pecah kurang dari mengelupas/
20% 40% retakan/ pecah
kurang dari 50%
1.3 Semua perbaikan dan 2,80 1 Perbaikan telah Perbaikan telah Perbaikan baru mencapai Perbaikan masih
pemeliharaan saluran mencapai 90-100% mencapai 80% – 90% 60-70% mencapai kurang
telah selesai dari 40%
1.4 Tingkat Kerapatan 1,40 25m/ha 20m - 22,5m/ha 15m - <20m/ha <15m/ha
Saluran
(Total saluran : tersier,
kwarter, pembuang)
2 Bangunan pada Saluran 8,00
Pembawa
2.1 Bangunan pengatur 2,00 1 Semua bangunan Semua bangunan Semua bangunan pembagi Semua bangunan
(Box tersier/kuater) pembagi (box pembagi (box tersier/ (box tersier/kuarter) masih pembagi (box
lengkap dan berfungsi : tersier/kuarter) kuarter) berfungsi berfungsi dengan baik dan tersier/kuarter)
a. Pada setiap sadap 1,00 berfungsi dengan dengan baik dan tidak dilengkapi dengan tidak berfungsi
sub tersier dan baik dan dilengkapi dilengkapi dengan pintu kecil, dan bocoran dengan baik dan
kwarter, dengan pintu kecil. pintu kecil, dan ada pintu ada sekitar 21- tidak dilengkapi
setiap saat bangunan bocoran ada pintu ada 20% dengan pintu /balok
pengatur berfungsi sekitar 10-20% penebat dan
bocoran ada pintu
ada >20%
2 Terdapat bocoran Terdapat bocoran pada Bocoran pada Tingkat bocoran
pada bangunan <10% bangunan antara 10%- bangunan=antara 21%- melebihi 40% dan
20% 40% sudah mengubah
kapasitas rencana
3 Terdapat petunjuk Terdapat petunjuk Tidak tersedia petunjuk Tidak tersedia
(manual) dan Tabel (manual) dan Tabel (manual) dan Tabel operasi petunjuk (manual)
operasi pintu (box operasi pintu (box pintu box tersier/kuarter dan Tabel operasi

12
Tabel Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Tersier Fisik
Nilai
Kondisi
Uraian (komponen/sub Bobot Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek Keteranga
No Baik Sekali
komponen/indikator) Standar(% (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)% n
(90 - 100)%
)
tersier dan kuarter) tersier dan kuarter) pintu box
tersier/kuarter
4 Konstruksi sayap Konstruksi sayap dalam Konstruksi sayap terdapat Terdapat banyak
masih baik seperti keadaan utuh, tetapi retakan yang cukup lebar retakan/patahan
semula terdapat retakan sehingga air bisa merembes
sehingga air bisa
merembes
5 Lubang drainase Lubang drainase Lubang drainase (wheep Lubang drainase
(wheep holes) pada (wheep holes) pada holes) pada sayap muka (wheep holes) pada
sayap muka dan sayap muka dan dan belakang sebagian sayap muka dan
belakang berfungsi belakang ada yang kurang berfungsi (antara belakang tidak
baik kurang berfungsi 21%-40%) berfungsi
(<20%)
6 Tanggul mempunyai Tanggul mempunyai Tinggi tanggul masih Tinggi tanggul tidak
stabilitas yang baik, stabilitas yang baik memenuhi batas aman memenuhi syarat
tinggi jagaan yg tinggi jagaan yg cukup operasional namun telah untuk elevasi air
cukup untuk untuk mencegah air berkurang 10 cm maksimum selama
mencegah air melimpah (over Dan ada tanda-tanda operasi dan musim
melimpah (over topping) selama masa ketidakstabilan hujan dan stabilitas
topping) selama masa operasi dan musim (melengkung cembung) tanggul tidak
operasi dan musim hujan memnuhi syarat,
hujan sudah ada tanda
penurunan elevasi
7 Tidak ada tanda- Mulai ada tanda-tanda Mulai ada tanda-tanda Mulai ada retakan
tanda retak dan retak ringan namun retak dan longsor pada dan longsoran pada
longsor pada belum ada tanda bangunan bangunan
bangunan longsor pada
bangunan
b. Kerapatan Bangunan 1,00 1 Jumlah bangunan Jumlah bangunan Jumlah bangunan Jumlah bangunan
di Tersier (boks 0,1 buah/ha 0,08 - 0,09buah/ha 0,06 - <0,08buah/ha <0,06buah/ha
tersier, kwarter,
pelengkap)

2.2 Pengukuran debit 1,00 1 Bangunan pengatur Bangunan pengatur Bangunan pengatur Bangunan pengatur

13
Tabel Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Tersier Fisik
Nilai
Kondisi
Uraian (komponen/sub Bobot Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek Keteranga
No Baik Sekali
komponen/indikator) Standar(% (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)% n
(90 - 100)%
)
dapat dilakukan sesuai masih berfungsi masih berfungsi kurang berfungsi karena tidak berfungsi/tidak
dengan rencana dengan baik dengan baik tetapi pintu rusak dan adanya ada
pengoperasian jaringan kurang sempurna banyaknya endapan
tersier: karena pintu sulit lumpur.
pada tiap bangunan dioperasikan.
pengatur (Box tersier)
2 Terdapat papan duga Terdapat papan duga Terdapat papan duga Tidak terdapat papan
yang masih baik dalam kondisi kurang dalam kondisi tidak dapat duga
kondisinya dan tepat jelas pembacaannya dibaca atau sebagian
titik nolnya atau kurang tepat titik sudah rusak
nolnya.
3 Terdapat Tabel Terdapat Tabel Terdapat Tabel pembacaan Tidak terdapat Tabel
pembacaan debit pembacaan debit debit yang belum pembacaan debit
yang sudah sudah dikalibrasi dikalibrasi
dikalibrasi tetapi kurang tepat
4 Tidak terdapat Terdapat bocoran pada Bocoran pada bangunan Tingkat kebocoran
bocoran pada bangunan atau atau ambang ≤ 30% atau ambang sudah
bangunan atau ambang antara 10%- terpotong sehingga
ambang masih utuh 20% mengubah kapasitas
rencana
5 Konstruksi sayap Konstruksi sayap Konstruksi sayap dalam Terdapat banyak
masih baik seperti dalam keadaan utuh, keadaan utuh, tapi retakan / patahan
semula tapi terdapat retakan terdapat retakan yang
ringan sehingga air sedang sehingga air bisa
bisa merembes merembes
6 Lubang drainase Lubang drainase Lubang drainase (wheep Lubang drainase
(wheep holes) pada (wheep holes) pada holes) pada sayap muka (wheep holes) pada
sayap muka dan sayap muka dan dan belakang sebagian sayap muka dan
belakang berfungsi belakang ada yang kurang berfungsi (antara belakang tidak
baik kurang berfungsi 21%-40%) berfungsi
(<20%)
7 Tidak ada kerusakan Terdapat kerusakan Terdapat kerusakan sedang Terdapat kerusakan
yg membahayakan ringan yg belum yg mulai mermbahayakan berat dan
konstruksi membahayakan konstruksi membahayakan

14
Tabel Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Tersier Fisik
Nilai
Kondisi
Uraian (komponen/sub Bobot Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek Keteranga
No Baik Sekali
komponen/indikator) Standar(% (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)% n
(90 - 100)%
)
konstruksi konstruksi
8 Tanggul mempunyai Tanggul mempunyai Tanggul mengalami Tanggul tidak
stabilitas yang baik, stabilitas yang baik, penurunan sekitar 10cm, memenuhi syarat
tinggi jagaan yg tinggi jagaan dan ada tanda-tanda untuk elevasi air
cukup untuk berkurang tetapi ketidakstabilan maksimum selama
mencegah air mampu mencegah air (melengkung cembung) operasi dan musim
melimpah (over melimpah (over hujan dan stabilitas
topping) selama masa topping) selama masa tidak memenuhi
operasi dan musim operasi dan musim syarat
hujan hujan
9 Tidak ada tanda- Mulai ada tanda-tanda Mulai ada tanda-tanda Mulai ada retakan
tanda retak dan retak ringan namun retak dan longsor pada dan longsoran pada
longsor pada belum ada tanda bangunan bangunan
bangunan longsor pada
bangunan
Pengukuran debit 1,00 1 Terdapat papan duga Terdapat papan duga Terdapat papan duga Tidak terdapat papan
dapat dilakukan sesuai yang masih baik dalam kondisi kurang dalam kondisi tidak dapat duga
dengan rencana kondisinya dan tepat jelas pembacaannya dibaca atau sebagian
pengoperasian jaringan titik nolnya atau kurang tepat titik sudah rusak
tersier: nolnya.
pada tiap bangunan
pengatur (Box kwarter)
2 Terdapat Tabel Terdapat Tabel Terdapat Tabel pembacaan Tidak terdapat Tabel
pembacaan debit pembacaan debit debit yang belum pembacaan debit
yang sudah sudah dikalibrasi dikalibrasi
dikalibrasi tetapi kurang tepat
3 Tidak terdapat Terdapat bocoran pada Bocoran pada bangunan Tingkat kebocoran
bocoran pada bangunan atau atau ambang ≤ 30% atau ambang sudah
bangunan atau ambang antara 10%- terpotong sehingga
ambang masih utuh 20% mengubah kapasitas
rencana
4 Konstruksi sayap Konstruksi sayap Konstruksi sayap dalam Terdapat banyak
masih baik seperti dalam keadaan utuh, keadaan utuh, tapi retakan / patahan
semula tapi terdapat retakan terdapat retakan yang

15
Tabel Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Tersier Fisik
Nilai
Kondisi
Uraian (komponen/sub Bobot Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek Keteranga
No Baik Sekali
komponen/indikator) Standar(% (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)% n
(90 - 100)%
)
ringan sehingga air sedang sehingga air bisa
bisa merembes merembes
5 Lubang drainase Lubang drainase Lubang drainase (wheep Lubang drainase
(wheep holes) pada (wheep holes) pada holes) pada sayap muka (wheep holes) pada
sayap muka dan sayap muka dan dan belakang sebagian sayap muka dan
belakang berfungsi belakang ada yang kurang berfungsi (antara belakang tidak
baik kurang berfungsi 21%-40%) berfungsi
(<20%)
6 Tidak ada kerusakan Terdapat kerusakan Terdapat kerusakan sedang Terdapat kerusakan
yg membahayakan ringan yg belum yg mulai mermbahayakan berat dan
konstruksi membahayakan konstruksi membahayakan
konstruksi konstruksi
7 Tanggul mempunyai Tanggul mempunyai Tanggul mengalami Tanggul tidak
stabilitas yang baik, stabilitas yang baik, penurunan sekitar 10cm, memenuhi syarat
tinggi jagaan yg tinggi jagaan dan ada tanda-tanda untuk elevasi air
cukup untuk berkurang tetapi ketidakstabilan maksimum selama
mencegah air mampu mencegah air (melengkung cembung) operasi dan musim
melimpah (over melimpah (over hujan dan stabilitas
topping) selama masa topping) selama masa tidak memenuhi
operasi dan musim operasi dan musim syarat
hujan hujan
8 Tidak ada tanda- Mulai ada tanda-tanda Mulai ada tanda-tanda Mulai ada retakan
tanda retak dan retak ringan namun retak dan longsor pada dan longsoran pada
longsor pada belum ada tanda bangunan bangunan
bangunan longsor pada
bangunan

2.3 Bangunan Pelengkap 2,00


berfungsi dan lengkap

a Pada Saluran Tersier 1,00 1 Bangunan lengkap Bangunan lengkap Bangunan lengkap Bangunan tidak
dan Sub tersier dan berfungsi dengan sebagian kurang sebagian besar kurang lengkap dan tidak
baik; berfungsi dengan baik berfungsi dengan baik berfungsi dengan
(20%) (50%) baik

16
Tabel Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Tersier Fisik
Nilai
Kondisi
Uraian (komponen/sub Bobot Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek Keteranga
No Baik Sekali
komponen/indikator) Standar(% (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)% n
(90 - 100)%
)
b Pada bangunan siphon, 1,00 1 Beberapa bagian Beberapa bagian terdapat
gorong-gorong, Tidak terdapat terdapat sedikit kebocoran (pada lubang Banyak terdapat
Talang,cross Drain tidak kebocoran (pada kebocoran (pada syphon, lubang gorong- retakan, pecah,
terjadi sumbatan lubang syphon, lubang syphon, lubang gorong, kotak talang, pipa bocoran(pada lubang
lubang gorong- gorong-gorong, kotak drainase) atau ada bocoran syphon, lubang
gorong, kotak talang, talang, pipa drainase) pada bagian yang retak gorong-gorong, kotak
pipa drainase) atau atau ada bocoran pada atau pecah talang, pipa
tidak ada bocoran bagian yang retak atau drainase)
pada bagian yang pecah
retak atau pecah
2 Fasilitas pelimpah Fasilitas pelimpah Fasilitas pelimpah samping Fasilitas pelimpah
samping berfungsi samping berfungsi berfungsi dengan kurang samping tidak
dengan baik dengan cukup baik baik berfungsi
3 Terdapat kisi-kisi Terdapat kisi-kisi Terdapat kisi-kisi penyaring Tidak terdapat kisi-
penyaring sampah penyaring sampah sampah (trashtrack), kisi penyaring
(trashtrack) (trashtrack), kondisi kondisi 60%-80% sampah (trashtrack)
baik antara 80%-90%
4 Tidak ada sumbatan Ada sumbatan Ada sumbatan Sumbatan sampah
sampah sampah,namun tidak sampah,namun cukup sangat mengganggu
mengganggu aliran air mengganggu aliran air aliran air (aliran <
(aliran 80%-90%) (aliran 60%-80%) 50%)
5 Tidak terdapat Terdapat bocoran pada Bocoran pada bangunan < Tingkat kebocoran
bocoran pada bangunan antara 10%- 30% sudah mengubah
bangunan 20% kapasitas rencana
6 Konstruksi sayap Konstruksi sayap Konstruksi sayap dalam Terdapat banyak
masih baik seperti dalam keadaan utuh, keadaan utuh, tapi retakan / patahan
semula tapi terdapat retakan terdapat retakan yang
ringan sehingga air sedang sehingga air bisa
bisa merembes merembes
7 Lubang drainase Lubang drainase Lubang drainase (wheep Lubang drainase
(wheep holes) pada (wheep holes) pada holes) pada sayap muka (wheep holes) pada
sayap muka dan sayap muka dan dan belakang sebagian sayap muka dan
belakang berfungsi belakang ada yang kurang berfungsi (antara belakang tidak
baik kurang berfungsi 21%-40%) berfungsi

17
Tabel Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Tersier Fisik
Nilai
Kondisi
Uraian (komponen/sub Bobot Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek Keteranga
No Baik Sekali
komponen/indikator) Standar(% (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)% n
(90 - 100)%
)
(<20%)
8 Tidak ada bekas Terdapat kerusakan Terdapat kerusakan sedang Terdapat kerusakan
kerusakan di lantai ringan di lantai hilir yg di lantai hilir dan mulai berat di lantai hilir
hilir yg belum membahayakan membahayakan konstruksi dan membahayakan
membahayakan konstruksi konstruksi
konstruksi
9 Tidak ada tanda- Mulai ada tanda-tanda Mulai ada tanda-tanda Mulai ada retakan
tanda retak dan retak ringan namun retak dan longsor pada dan longsoran pada
longsor pada belum ada tanda bangunan. bangunan.
bangunan. longsor pada
bangunan.
c jalan Usaha Tani 0,20 1 Sudah ada jalan Sudah ada jalan usaha Sudah ada jalan usaha tani Sudah ada jalan
usaha tani dan tani dengan kondisi dengan kondisi rusak usaha tani dengan
kondisinya baik rusak ringan (10%- sedang (21%-40%) kerusakan lebih dari
20%) 41 atau tidak
tersedia
d - saung pertemuan 0,10 1 Sudah ada saung Sudah ada saung Sudah ada saung Sudah ada saung
pertemuan dan pertemuan dengan pertemuan dengan kondisi pertemuan dengan
kondisinya baik kondisi rusak ringan rusak sedang (21%-40%) kerusakan lebih dari
(10%-20%) 41 atau tidak
tersedia
e - Pengamanan sampah 0,10 1 Sudah ada tempat Sudah ada tempat Sudah ada tempat Sudah ada tempat
pengumpulan pengumpulan sampah pengumpulan sampah pengumpulan
sampah dan dengan kondisi rusak dengan kondisi rusak sampah dengan
kondisinya baik ringan (10%-20%) sedang (21%-40%) kerusakan lebih dari
41 atau tidak
tersedia
2.4 - Kondisi Bangunan 2,00

a Perbaikan bangunan 0,80 1 Perbaikan telah Perbaikan telah Perbaikan baru mencapai Perbaikan kurang
pengatur (Box mencapai 90-100% mencapai 80% – 89% 60-79% dari 59%
tersier/Kuarter)
b Mistar Ukur, skalaliter 0,30 1 Perbaikan telah Perbaikan telah Perbaikan baru mencapai Perbaikan kurang
dan tanda muka air mencapai 90-100% mencapai 80% – 89% 60-79% dari 59%
c Papan Operasi 0,30 1 Perbaikan telah Perbaikan telah Perbaikan baru mencapai Perbaikan kurang
18
Tabel Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Tersier Fisik
Nilai
Kondisi
Uraian (komponen/sub Bobot Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek Keteranga
No Baik Sekali
komponen/indikator) Standar(% (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)% n
(90 - 100)%
)
mencapai 90-100% mencapai 80% – 89% 60-79% dari 59%
d Bangunan Pelengkap 0,30 1 Perbaikan telah Perbaikan telah Perbaikan baru mencapai Perbaikan kurang
mencapai 90-100% mencapai 80% – 89% 60-79% dari 59%
e Perbaikan Jalan usaha 0,30 1 Perbaikan telah Perbaikan telah Perbaikan telah mencapai Perbaikan kurang
tani, saung pertemuan, mencapai 90-100% mencapai 80-89% 60-79% dari 59%%
pengamanan sampah
3 Saluran Pembuang dan 3,00
Bangunannya
3.1 Semua saluran 2,25 1 Profil setiap saluran Profil pada beberapa Profil pada beberapa Profil pada setiap
pembuang dan memenuhi kapasitas ruas mengalami saluran mengalami ruas mengalami
bangunannya telah di rencana perubahan kecil perubahan dan penurunan perubahan dan
bangun dan tercantum sehingga kapasitas kapasitasberkurang lebih kapasitas berkurang
dalam daftar berkurang 20% dari 40% dari kapasitas lebih dari 50% dari
pemeliharaan serta telah rencana kapasitas rencana
diperbaiki dan berfungsi
2 Tidak terdapat Endapan sedikit Endapan banyak Endapan
endapan yang berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap berpengaruh besar
berpengaruh kapasitas saluran kapasitas saluran21% - terhadap kapasitas
terhadap kapasitas antara 10%- 20% dari 40% dari kapasitas saluran saluran (>41%)
saluran <10% dari kapasitas saluran rencana
kapasitas saluran rencana
rencana
2 Tanggul mempunyai Tanggul mempunyai Tinggi tanggul masih Tinggi tanggul tidak
stabilitas yang baik, stabilitas yang baik memenuhi batas aman memenuhi syarat
tinggi jagaan yg tinggi jagaan yg cukup operasional namun telah untuk elevasi air
cukup untuk untuk mencegah air berkurang 10 cm maksimum selama
mencegah air melimpah (over operasi dan musim
melimpah (over topping) selama masa hujan
topping) selama masa operasi dan musim
operasi dan musim hujan
hujan
3.2 Tidak ada masalah 0,75 4 Tidak terjadi masalah Banjir menggenangi Banjir menggenangi <30% Banjir menggenangi
banjir yang banjir yang serius <20% areal sawah dan area sawah dan ketinggian >30% area sawah
menggenangi tinggi genangan <10 ketinggian genangan genangan 15 – 20 cm dan ketinggian

19
Tabel Kriteria dan Bobot Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Jaringan Tersier Fisik
Nilai
Kondisi
Uraian (komponen/sub Bobot Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Jelek Keteranga
No Baik Sekali
komponen/indikator) Standar(% (80 - <90)% 60 - <80)% (<60)% n
(90 - 100)%
)
cm 10 – 15 cm genangan >20 cm

20

Anda mungkin juga menyukai