Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TERAPAN

SECARA ON-LINE

JUDUL PERCOBAAN : (TITRASI ASAM – BASA) PENENTUAN ANGKA ASAM


LEMAK BEBAS (FFA)

Kelompok : II

Nama Mahasiswa :

1. Marceli Oktaviani (2007036862)


2. Valensia (2007036588)
3. Wisnu Wardhana (2007026792)

PROGRAM DIPLOMA-3 TEKNOLOGI PULP DAN KERTAS


UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, kemudahan, dan karunianya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Kimia Terapan Secara Online ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Praktikum Kimia Terapan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “(TITRASI ASAM – BASA) PENENTUAN ANGKA ASAM LEMAK BEBAS (FFA)” bagi para
pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yusnimar, Dra.,Msi.MPhill selaku dosen
Praktikum Kimia Terapan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini belumlah dikatakan
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca
sekalian. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk kita semua.

Pekanbaru, 7 Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………… 1

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaan ……………………………………………………... 3


B. Teori Dasar …………………………………………………………….. 3-4
C. Pelaksanaan Percobaan ……………………………………………….. 4
D. Prosedur Percobaan …………………………………………………… 5-6

BAB II HASIL DAN DISKUSI

A. Hasil Perhitungan ……………………………………………………... 7-11


B. Diskusi ………………………………………………………………… 11-13
C. Pertanyaan …………………………………………………………….. 13-16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………… 17
B. Saran ………………………………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ ………… 18


BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
a. Menentukan konsentrasi asam atau basa dari suatu larutan.
b. Menentukan angka asam lermak bebas pada minyak goreng

B. TEORI DASAR
Dengan titrasi secara Alkalimetri dapat menentukan konsentrasi larutan asam
dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui konsentrasinya. Atau sebaliknya
titrasi secara Asidimetri adalah menentukan konsentrasi larutan basa dengan
menggunakan larutan asam yang telah diketahui konsentrasinya. Basa dapat dititrasi
dengan larutan baku asam, proses ini disebut asidimetri. Sebaliknya asam dititrasi dengan
larutan baku basa, proses ini disebut alkalimetri.

Reaksi : H2O+ + OH- 2H2O

Titik akhir titrasi ditunjukan oleh adanya perubahan warna indikator, dimana pada
saat itu jumlah ekivalen asam sama dengan jumlah ekivalen basa, saat persamaan ini
tercapai disebut titik ekivalen. Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau
basa diperlukan suatu larutan baku, proses ini disebut standarisasi. Larutan baku ada dua
macam yaitu : larutan baku primer (contoh : Asam Oksalat) dan larutan baku sekunder
(contoh : NaOH).

Asam lemak bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun pertama


minyak. Asam lemak mudah di jumpai dalam minyak goreng maupun margarine dan
asam lemaktidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (
rantai C lebih tinggi dari rantai G ).
Asam lemak bebas disebut juga Free Fat Acid (FFA) yang dapat dijadikan
standar mutu dari suatu minyak. Penentuan asam lemak bebas dapat dilakukan
dengan melarutkan minyak sekitar ± 28 gram dengan alcohol murni yang panas.
Kemudian ditambahkan beberapa tetes indicator PP dan di titrasi dengan KOH/NaOH
0.1 N sehingga menunjukan perubahan warna merah jambu. Asam lemak bebas
dinyatakan sebagai FFA atau angka asam :

𝑭𝑭𝑨 = x 100%

Pembentukan asam lemak bebas dalam minyak gorengyang digunakan secara


berulang diakibatkan oleh proses hidrolisis yang terjadi selama prosess
penggorengan, ini biasanya disebabkan oleh pemanasan yang tinggi yaitu pada suhu
160-200°C (Kalapathy dan Proctor, 2000). Semakin banyak konsumsi asam lemak
bebas, akan meningkatkan kadar Low DensityLipoprotein (LDL) dalam darah yang
merupakan kolesterol jahat. Banyaknya asam lemak bebas dalam minyak
menunjukkan penurunan kualitas minyak (Hajar, 2016).

C. PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. Bahan-bahan kimia yang digunakan :
 Asam Oksalat 0,1 N
 Larutan NaOH 0,1 N dan HCl 0,1 N
 Indikator fenolftalein
 Minyak goreng ( baru atau jelanta)

2. Alat-alat yang dipakai :

 Erlemeyer 250 ml
 Gelas ukur
 Pipet ukur 10 ml
 Pipet tetes
 Burret
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan standar Asam Oksalat
(Standarisasi larutan standar sekunder dengan larutan standar primer)

Reaksi : 2NaOH + 2H2C2O4  2NaC2O4 + 2H2O

a. Buat larutan standar NaOH 0,1 N


b. Masukan larutan NaOH 0,1 N kedalam buret
c. Buat larutan standar primer Asam Oksalat 0,1 N
d. Pipet 10 ml larutan asam oksalat, masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml (buat
duplo)
e. Tambahkan 3 – 4 tetes indikator fenolftalein
f. Titrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH 0,1 N dengan hatihati dan
dikocok sampai terjadi perubahan dari tak berwarna sampai timbul warna merah
muda.
g. Catat pemakaian volume NaOH 0,1 N h.
h. Hitung Normalitas larutan NaOH

𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 =

2) Penentuan angka asam lemak bebas (FFA) pada minyak goreng


Saponifikasi berarti pembuatan sabun. Saponifikasi suatu trigliserida menghasilkan
suat
u garam dari asam lemak berantai panjang yang merupakan sabun. Reaksi
penyabunan berikut ini:

CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH

CHO2C(CH2)16CH3 + NaOH  CHOH + 3 CH3 (CH3)6CO2Na


Natrium Stearat (sabun)

CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH

Trigliserida gliserol

Angka penyabunan adalah angka yang menunjukan berapa mg NaOH yang


diperlukan untuk menyabunkan 1 gram minyak atau lemak. Angka asam adalah :
angka yang menunjukan berapa mg NaOH yang diperlukan untuk menetralkan 1
gram minyak atau lemak.

Penentuan angka asam lemak bebas (FFA) pada minyak goreng sbb;

a) Aduk sampel minyak goreng sampai rata, dan berada dalam keadaan cair
b) Timbang sampel minyak goreng 5 gr masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml
c) Tambahkan 25 ml alkohol dan panaskan hingga hangat 50 C
d) Tambahkan 3 tetes indikator pp
e) Titrasi dengan NaOH standar sampai muncul warna merah muda, catat
volume NaOH yang terpakai
f) Hitung asam lemak bebas sebagai % FFA.

𝑭𝑭𝑨 = x 100%

Mr asam lemak stearat = 284,48 g/mol


BAB II
HASIL DAN DISKUSI

A. HASIL PERHITUNGAN
Menghitung konsentrasi NaOH
Tabel Hasil Konsentrasi NaOH
Volume asam Konsentrasi asam Konsentrasi
No. Volume NaOH
oksalat oksalat NaOH
1. 10 ml 0,1 N 9,7 ml A = 0,103 N
2. 10 ml 0,1 N 9,85 ml B = 0,1015 N
3. 10 ml 0,1 N 9,80 ml C = 0,102 N
4. 10 ml 0,1 N 9,75 ml D = 0,1025 N
5. 10 ml 0,1 N 9,9 ml E = 0,101 N
6. 10 ml 0,1 N 9,85 ml F = 0,1015 N

Rumus N NaOH =

Perhitungan hasil data:


1) Data 1
Diketahui : V asam oksalat = 10 ml
N asam oksalat = 0,1 N
V NaOH = 9,7 ml
Ditanya : NA NaOH = …?

Jawab : NA NaOH =

NA NaOH = 0,103 N
2) Data 2
Diketahui : V asam oksalat = 10 ml
N asam oksalat = 0,1 N
V NaOH = 9,85 ml
Ditanya : NA NaOH = …?

Jawab : NB NaOH =

NB NaOH = 0,1015 N

3) Data 3
Diketahui : V asam oksalat = 10 ml
N asam oksalat = 0,1 N
V NaOH = 9,80 ml
Ditanya : NC NaOH = …?

Jawab : NC NaOH =

NC NaOH = 0,102 N

4) Data 4
Diketahui : V asam oksalat = 10 ml
N asam oksalat = 0,1 N
V NaOH = 9,75 ml
Ditanya : ND NaOH = …?

Jawab : ND NaOH =

ND NaOH = 0,1025 N

5) Data 5
Diketahui : V asam oksalat = 10 ml
N asam oksalat = 0,1 N
V NaOH = 9,9 ml
Ditanya : NE NaOH = …?

Jawab : NE NaOH =

NE NaOH = 0,101 N
6) Data 6
Diketahui : V asam oksalat = 10 ml
N asam oksalat = 0,1 N
V NaOH = 9,85 ml
Ditanya : NF NaOH = …?

Jawab : NF NaOH =

NF NaOH = 0,1015 N

Menghitung Konsentrasi FFA


Tabel Hasil Perhitungan FFA
No. Berat sampel Konsentrasi NaOH Volume NaOH Konsentrasi FFA
1. 5g 0,103 N 0,8 ml 0,00468 %
2. 5g 0,1015 N 0,6 ml 0,00346 %
3. 5g 0,102 N 0,4 ml 0,00232 %
4. 5g 0,1025 N 0,7 ml 0,00408 %
5. 5g 0,101 N 0,5 ml 0,00287 %
6. 5g 0,1015 N 0,4 ml 0,00231 %

Rumus konsentrasi FFA = x 100%

Perhitungan hasil data :


1) Data 1
Diketahui : berat sampel = 5 g
N NaOH = 0,103 N
V NaOH = 0,8 ml
Mr asam lemak stearate = 284,48 g/mol
Ditanya : FFA = … ?

Jawab : FFA = x 100%

= 0,00468 %
2) Data 2
Diketahui : berat sampel = 5 g
N NaOH = 0,1015 N
V NaOH = 0,6 ml
Mr asam lemak stearate = 284,48 g/mol
Ditanya : FFA = … ?

Jawab : FFA = x 100%

= 0,00346 %

3) Data 3
Diketahui : berat sampel = 5 g
N NaOH = 0,102 N
V NaOH = 0,4 ml
Mr asam lemak stearate = 284,48 g/mol
Ditanya : FFA = … ?

Jawab : FFA = x100%

= 0,00232 %

4) Data 4
Diketahui : berat sampel = 5 g
N NaOH = 0,1025 N
V NaOH = 0,7 ml
Mr asam lemak stearate = 284,48 g/mol
Ditanya : FFA = … ?

Jawab : FFA = x 100%

= 0,00408 %

5) Data 5
Diketahui : berat sampel = 5 g
N NaOH = 0,101 N
V NaOH = 0,5 ml
Mr asam lemak stearate = 284,48 g/mol
Ditanya : FFA = … ?

Jawab : FFA = x 100%

= 0,00287 %

6) Data 6
Diketahui : berat sampel = 5 g
N NaOH = 0,1015 N
V NaOH = 0,4 ml
Mr asam lemak stearate = 284,48 g/mol
Ditanya : FFA = … ?

Jawab : FFA = x 100%

= 0,00231 %

B. DISKUSI

Pada praktikum kali ini yaitu penentuan asam lemak bebas yang bertujuan untuk
mengetahui kualitas suatu minyak atau lemak. Besarnya kandungan asam lemak bebas
yang terkandung dalam sampel dapat diakibatkan dari proses hidrolisis ataupun karena
proses pengolahan yang kurang baik.

Pada praktikum ini terdapat 2 tahap yang dilakukan, diantaranya:

1. Standarisasi NaOH 0,1 N


Larutan NaOH 0,1 N distandarisasi secara alkalimetri menggunakan larutan
H2C2O4 0,1 N, dimana larutan NaOH 0,1 N ini nantinya akan digunakan sebagai
peniter atau titran dalam titrasi penentuan asam lemak bebas.
Larutan NaOH 0,1 N distandarisasi dengan larutan H2C2O4 dengan bantuan
indikator PP , dimana titik akhir titrasi menunjukkan perubahan warna larutan dari
merah muda hilang menjadi bening. Tujuan dari standarisasi ini sendiri adalah untuk
mengetahui bahwa konsentrasi NaOH yang sebenarnya dan membuktikan bahwa
konsentrasi NaOH sebesar 0.1 N atau tidak.

Pada percobaan ini dilakukan titrasi sebanyak 6 kali, dengan menggunakan


volume asam oksalat sebanyak 10 ml, konsentrasi asam oksalat 0,1 N. Untuk
percobaan pertama menggunakan volume NaOH sebanyak 9,7 ml, kedua 9,85 ml
NaOH, ketiga 9,80 ml NaOH, ke empat 9,75 ml NaOH, kelima 9,9 ml NaOH dan
keenam 9,85 ml NaOH. Sehingga diperoleh konsentrasi NaOH yaitu 0,103 N NaOH,
0,1015 N NaOH, 0,102 N NaOH, 0,1025 N NaOH, 0,101 N NaOH, dan 0,1015 N.
Maka konsentrasi standarisasi rata-rata NaOH yaitu 0,1 N. Berdasarkan hasil tersebut,
standarisasi yang dilakukan sesuai dengan konsentrasi awal NaOH yaitu 0,1 N.

2. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas


Dalam penentuan kadar asam lemak bebas (FFA) pada minyak goreng digunakan
metode titrasi asam-basa. Melalui perhitungannya yang telah dilakukan menggunakan
data yang telah disediakan, diperoleh bahwa kadar asam lemak bebas (FFA) pada
minyak goreng dari data 1 yaitu 0,00468% FFA, data 2 yaitu 0,00346% FFA, data 3
yaitu 0,00232% FFA, data 4 yaitu 0,00408% FFA, data 5 yaitu 0,00287% FFA, data
6 yaitu 0,00231% FFA.

Perbedaan FFA pada percobaan ini kemungkinan disebabkan oleh jumlah volume
NaOH yang digunakan memiliki perbedaan yang kecil, sehingga kadar asam lemak
bebas (FFA) dari setiappercobaan pun bervariasi namun dengan selisih persentase
yang sangat kecil. Menurut standar mutu SPB (Special Primer Bleach), kadar asam
lemak bebas (FFA) yang boleh terkandung dalam minyak goreng adalah 1-2%,

Dari praktikum penentuan asam lemak bebas dengan menggunakan sampel


minyak, dapat disimpulkan bahwa keenam percobaan tersebut masih layak untuk
dikonsumsi, karena mengandung kadar asam lemak bebas dibawah ambang batas.
Kualitas suatu minyak dapat dipengaruhi oleh besarnya FFA, semakin banyak asam
lemak bebas ( % FFA ) yang terdapat dalam minyak, maka kualitasnya kurang baik.

C. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan standar primer dan sekunder?
Jawab:
 Standar primer adalah lauratn yang disiapkan dengan cara menimbang
secara akurat suatu zat yang memiliki kemurniaan yang tinggi dan
melarutkannya dengan sejumlah pelarut dalam labu ukur.
 Standar sekunder adalah larutan dengan konsentrasi tertentu dan kemudian
menitrasikannya dengan larutan standar primer.
2. Sebutkan 3 macam zat masing-masing sebagai standar primer dan sekunder!
Jawab :
 Standar primer
Contoh: NaCl, KbrO3, H2C2O4, Na2CO3, Na2B4O7, AS2O3, asam benzoate
 Standar sekunder
Contoh : NaOH, HCl, AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2

3. Apa yang dimaksud dengan indicator, kesalahan titrasi, titik ekuivalen, dan titik
akhir titrasi?
Jawab :
Indikator adalah senyawa organic alami atau sintetis yang berwarna dan
bersifat asam atau basa dalam rentang tertentu akan berubah warna yang
digunakan sebagai petunjuk/standar dasar acuan dalam mengukur adanya
perubahan.
Kesalahan titrasi adalah kesalahan yang terjadi bila titik akhir titrasi tidak
tepat dengan titik ekuivalen.
Titik ekuivalen adalah titik ketika mencapai setara secara stokiometri.
Titik akhir tiitrasi adalah titik saat proses titrasi diakhiri ditandai dengan
indicator sehingga mudah dilihat secara manual.
4. Selain fenolftalein, jenis indicator apakah yang bisa dipergunakan untuk titrasi
asam basa, jelaskan apa sebabnya?
Jawab :
Indicator yang digunakan adalah metil jingga dengan trayek pH 3,1 -4,4
metil merah denga trayek pH 4,2-6,2 ; timol biru dengan trayek pH 8,0 – 9,6.
Indicator dapat digunakan jika memiliki perubahan warna yang terlihat jelas.

5. Dari percobaan asam basa diatas, buatlah kurva titrasi (pH vs ml NaOH) !
Jawab :

6. Tentukan titik ekivalen titrasi melalui perhitungan dan kurva titrasi.


Jawab :
V 𝐻2𝐶2𝑂4 = 10 ml

Vrata-rata NaOH =

= 9,8 ml
N 𝐻2𝐶2𝑂4 = 0,1 N

Nrata-rata NaOH =

= 0,102 N
Mol 𝐻2𝐶2𝑂4 = N 𝐻2𝐶2𝑂4 × V 𝐻2𝐶2𝑂4
= 1 N × 10 ml
= 1 𝑚𝑚𝑜𝑙

Mol NaOH = Nrata-rata NaOH × Vrata – rata NaOH

= 0,102 N x 9,8 ml

= 1 mmol

Reaksi yang terjadi antara asam oksalat (𝐻2𝐶2𝑂4) dan NaOH, sebagai berikut:

𝐻2𝐶2𝑂4 + 2 𝑁𝑎𝑂𝐻 → 𝑁𝑎2𝐶2𝑂4 + 2 𝐻2𝑂

Mula-mula 1 mmol 1mmol - -

Reaksi 1 mmol 1mmol 1mmol 1mmol

Sisa - - 1mmol 1mmol

Karena asam oksalat merupakan asam lemah, sedangkan NaOH merupakan basa
kuat maka, reaksi yang terjadi antara asam oksalat dan NaOH akan menghasilkan
garam yang basa yaitu Na2C2O4.

Titik ekuivalen dapat ditentukan dengan mencari pH. Mencari pH menggunakan


rumus hidrolisis garam yaitu:

Na2C2O4 =

= 0,05 N

[𝑂𝐻−] = √ Catatan : Ka Asam Oksalat = 5,6 × 10-2


=√ 𝑁

= 9,4 x 10-8

𝑝𝑂𝐻 = − log(9,4 × 10−8 )

= 8 − log 9,4

𝑝𝐻 = 14 − 𝑝𝑂𝐻

= 14 − (8 − log 9,4)

= 6 + log 9,4

= 6,97313

Titik ekuivalen titrasi melalui kurva titrasi

Konsentrasi H2C2O4 0,1 N

[𝐻2𝐶2𝑂4 ] = √ 𝑎 𝑁

=√ 𝑁

= 7,48 x 10-2

𝑝𝐻 = − log(7,48 × 10−2 )

= 2 − log 7,48

= 2 − 0,87

= 1,1261
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar asam lemak bebas dapat di analisis menggunakan metode titrasi asam basa
2. Semakin banyak volume titrasi NaOH yang digunakan, maka semakin besar pula
kadar asam lemak bebasnya ( % FFA ) begitu juga sebaliknya.
3. Kualitas suatu minyak dapat dipengaruhi oleh besarnya FFA, semakin banyak asam
lemak bebas ( % FFA ) yang terdapat dalam minyak, maka kualitasnya kurang baik.
4. Penentuankadar asam lemak bebas didasarkan pada perubahan warna yang terjadi
pada sampel dan sering disebut sebagai titik akhir titrasi

B. SARAN
Sebaiknya praktikan pada saat melakukan percobaan titrasi asam basa lebih teliti
lagi agar bisa mendapatkan hasil yang tepat dan focus dalam melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

1. R.A. Day Jr and A.L. Underwood. “Quantitative Analysis”. i.


2. I.M. Kolt Hoff and E.B. Sandel, “Text Book of Quantitative in Organic
Analysis”.
3. Hajar, E.W.I. & Mufidah, S. 2016, Penurunan asam lemak bebas pada
minyak goreng bekas menggunakan ampas tebu untuk pembuatan sabun,
Jurnal Integrasi Proses, 6(1): 22–27
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28881/3/Chapter%20II.pdf
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1320/1/tkimia-Netti.pdf

Anda mungkin juga menyukai