OLEH :
Konsepsi
fertilitas
Kurangnya informasi
Embryogenesis
menegai kehamilan
Maturasi janin
Defisit
pengetahuan
Perubahan pd
Ibu
Perubahan Perubahan
psikologis fisiologis
Ansietas
Asam lambung
meningkat
Perubahan Perubahan
Fisiologis Psikologis
Krisis
S. Endokrin S. S. S. respirasi Situasional
cardiovasku Muskuloske
ler letal
Inotropik Desakan Uterus Proses adaptasi
Sering
Resiko Cidera Sakit kepala Terbangun
janin &
Maternal
Nyeri Gangguan Pola
Tidur
Trimester III
TRIMESTER III
Perubahan Perubahan
Fisiologis Psikologi
Persiapan
Pembesaran Sistem Endokrin melahirkan
Uterus
Primi : Kurang
Retensi H₂O pengetahuan
Perub. Skelet Menekan paru dan Na⁺
dan Persendian
Ansietas
Vasokontriks
Perub. Pusat Ekspansi Paru i pembuluh
gravitasi tubuh menurun darah
Pelepasan
Hipertfentrik
mediator nyeri
el
(prostagladin
dan histamine)
Penurunan
Cardiac
Nyeri Output
Resiko cidera
janin dan
maternal
4. Tanda dan Gejala
a. Presumtif (Bukti Subjektif)
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan
tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang
setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit
terutama pada kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.
9) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
10) Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
a) Pipi : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
b) Perut : - Striae livide
Striae albican, Linea alba makin menghitam
c) Payudara : - hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena. Karena pengaruh estrogen
dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Terutama
bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu
terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
b. Probabilitas (Bukti Objektif)
1) Pertumbuhan dan perubahan uterus
2) Tanda hegar’s (melunaknya segmen bawah uterus)
3) Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)
4) Braxton hick’s (kontraksi selama kehamilan)
5) Perubahan abdomen
6) Pembesaran abdomen
c. Absolut (Bukti Positif)
1) Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin
2) Terdengar denyut jantung janin
a. Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
c. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
d. Dilihat pada ultrasonografi
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
Sumber : Mocthar, 1998
5. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
a. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, Pemeriksaan rontgen
dilakukan pada kondisi-kondisi diperlukan tanda pasti hamil, letak anak
tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi,mencari sebab dari
hidraamnion dan untuk menentukan kelainan anak.
b. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
3) Mengetahui posisi plasenta
4) Mengetahui adanya IUFD
5) Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk,
2010)
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Normal Diagnosis Masalah Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negative
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, orange,Diabetes
urin coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan Darah A B O AB - Ketidakcocokan ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin jika ibu
terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat cacing
ova/telur cacing
dan parasite
i. Akhir bulan III (12 mg) : tinggi fundus uteri 1 – 2 jari di atas
symphisis
ii. Akhir bulan IV(16 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan symphisis
iii. Akhir bulan V (20 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat
iv. Akhir bulan VI (24 mg): tinggi fundus uteri setinggi pusat
v. Akhir bulan VII (28 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di atas pusat
vi. Akhir bulan VIII (32 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan prosesus
xipoideus dan pusat
vii. Akhir bulan IX (36 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
prosesus xipoideus
viii. Akhir bulan X (40 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat
Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36 mg), setelah bulan
ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi karena kepala mulai turun ke
dalam rongga panggul. Pada seorang multigravida yang berbaring, fundus
uteri tetap setinggi arcus costarium dan menonjol ke depan.
b. LEOPOLD II
Tujuan : Untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan di
mana letaknya bagian-bagian kecil
c. LEOPOLD III
Tujuan : Untuk menentukan apakah bagian bawah sudah masuk PAP
(Pintu Atas Panggul) atau belum.
d. LEOPOLD IV
Tujuan: Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah masuk PAP
3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan
ultrasound (doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-
macam bunyi yang berasal :
a) Dari anak
(1) Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per menit)
dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima. Dengan stetoskop
ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga. Kalau bunyi jantung
<120 kali permenit atau >160 kali permenit atau tidak teratur, maka
anak dalam asphyxia (kekurangan oksigen). Cara menghitung bunyi
jantung adalah dengan mendengarkan bunyi jantung selama 3 x 5
detik kemudian dikalikan 4.
Misalnya :
Waktu (5 detik) Dikalikan Hasil
Dijumlahkan Interpretasi
I III V 4 Perhitungan
11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur, bayi normal
9. Komplikasi
Yang sering ditemukan pada antenatal care :
a. Anemia
b. Penyakit
c. Hiperemis gravidarum
d. Perdarahan dalam kehamilan
e. Kelainan letak
f. Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)
g. Kegelisahan menjelang persalinan
Pemerian Makanan
Parenteral
Observasi
Identifikasi terapi yang
diberikan sesuai usia,
kondisi, dosis, kecepatan,
dan rute
Monitor tanda flebitis,
inflamasi dan thrombosis
Monitor nilai
laboratorium (mis. BUN,
kreatinin, gula darah,
elektrolit, faal hati)
Monitor berat badan
Monitor produksi urin
Monitor jumlah cairan
masuk dan keluar
Terapeutik
Gunakan teknik aseptic
dalam perawatan selang
Berikan label pada wadah
makanan parenteral
dengan tanggal, waktu,
dan inisial perawat
Atur laju infuse,
konsentrasi, dan volume
yang akan dimasukkan
Pastikan alarm infuse
dihidupkan dan berbunyi,
jika tersedia
Ganti set infuse maksimal
2 x 24 jam
Hindari pengambilan
sampel darah pada selang
nutrisi parenteral
Edukasi
Jelaskan tujuan dan
langkah-langkah prosedur
Perdarahan Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
Luka bakar
diuretik, jika perlu
Pemantauan Cairan
Observasi :
Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
Monitor frekensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian
kapiler
Monitor elastisitas atau
turgor kulit
Monitor jumlah, warna dan
berat jenis urine
Monitor kadar albumin
dan protein total
Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis. osmolalitas
serum, hematokrit,
natrium, kalium, BUN)
Monitor intake dan output
cairan
Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis.
frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tekanan
darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor
kulit menurun, membran
mukosa kering, volume
urin menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine
meningkat, berat badan
menurun dalam waktu
singkat)
Identifikasi tanda-tandai
hipervolemia (mis.
dispnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP
meningkat, CVP
meningkat, refleks
hepatojugular positif, berat
badan menurun dalam
waktu singkat)
Identifikasi faktor
ketidakseimbangan cairan
(mis. prosedur
pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka
bakar, aferesis, obstruksi
intestinal, peradangan
pankreas, penyakit ginjal
dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
Terapeutik :
Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
ondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
Kolaborasi :
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Edukasi Dehidrasi
Observasi
Identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga
menerima informasi
Terapeutik
Persiapkan materi, media,
dan alat serta formulir
balance cairan
Tentukan waktu yang
tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan dengan
pasien dan keluarga
Berikan kesempatan
pasien dan keluarga
bertanya
Edukasi
Jelaskan tanda gejala
dehidrasi
Anjurkan tidak hanya
minum air saat haus, jika
sedang berolahraga atau
beraktivitas berat
Anjurkan memperbanyak
minum
Anjurkan memperbanyak
konsumsi buah yang
mengandung banyak air
(mis. Semangka, papaya)
Ajarkan cara pemberian
oralit, jika perlu
Ajarkan menilai status
hidrasi berdasarkan warna
urine
Hiperparatiroidisme serat
Gangguan neurologis (mis. Pemanjangan fase ekspirasi napas dengan head-tilt dan
Stroke pasien
Pemberian Analgesik
Observasi
Identifikasi
karakteristik nyeri (mis.
Pencetus, pereda,
kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi,
durasi)
Identifikasi riwayat
alergi obat
Identifikasi kesesuaian
jenis analgesic (mis.
Narkotika, non
narkotika, atau NSAID)
dengan tingkat
keparahan nyeri
Monitor tanda tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik
Monitor efektifitas
analgesik
Terapeutik
Diskusikan jenis
analgesic yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu
Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk mengoptimalkan
respon pasien
Dokumentasikan
respons terhadap efek
analgesik dan efek yang
tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapu
dan efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis
analgesik, sesuai
indikasi
9 Risiko Cedera pada Janin Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Denyut Jantung
Definisi : beresiko keperawatan selama ... x ... jam Janin
mengalamibahaya atau diharapkan dapat mengatasi
Identifikasi status
kerusakan fisikpada janin risiko cedera pada janin dengan
obstetrik
selama proses kehamilan dan kriteria hasil :
persalinan. Periksa denyut jantung
Tingkat Cedera
Faktor risiko : selama 1 menit
o Tidak mengalami
o Besarnya ukuran janin Monitor denyut jantung
perdarahan (5)
janin
o Malposisi janin
o Denyut jantung janin dalam
Monitir tanda vital ibu
o Induksi persalinan batas normal (120-
160x/menit) (5) Jelaskan tujuan dan
o Persalinan lamakala I, II
prosedur Pemantauan
dan III o Frekuensi pernafasan cukup
baik (5) Memberikan oksigen 4-
o Disfungsi Uterus
6L/menit melalui nasal
o Tali pusat janin berdenyut
o Kecemasan yang kanul jika tali pusat masih
(5)
berlebihan tentang proses berdenyut.
persalinan
Posisikan ibu
o Riwayat persalinan trendelenburg atau knee
sebelumnya chest.
o Konsumsi alkohol
o Infeksi
o Masalah kontraksi
limpa prosedur)
keganasan kalori
intraabdomen)
Peningkatan tekanan Terapeutik
Terapeutik
Kontrol faktor lingkungan
penyebab muntah (mis. bau
tak sedap, suara, dan
stimulasi visual yang tidak
menyenangkan)
Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab muntah
(mis. kecemasan,
ketakutan )
Atur posisi untuk mencegah
aspirasi
Pertahankan kepatenan
jalan napas
Bersihkan mulut dan
hidung
Berikan dukungan fisik saat
muntah (mis. membantu
membungkuk atau
menundukkan kepala)
Berikan kenyamanan
selama muntah (mis.
kompres dingin di dahi,
atau sediakan pakaian
kering dan bersih)
Berikan cairan yang tidak
mengandung karbonasi
minimal 30 menit setelah
muntah
Edukasi
Anjurkan membawa
kantung plalstik untuk
muntah
Anjurkan untuk
memperbanyak istirahat
Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk
mengelola muntah (mis.
biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapi music,
akupresur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiemetic, jika perlu
11 Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan asuhan Dukungan Tidur
(D.0055) keperawatan selama
Observasi
…… x …….… maka
Definisi:
Gangguan kualitas dan Pola Tidur Membaik dengan Identifikasi pola aktivitas
kuantitas waktu tidur akibat kriteria hasil: dan tidur
faktor eksternal Identifikasi faktor
1. Keluhan sulit tidur menurun
pengganggu tidur (fisik
(5)
Penyebab: dan atau psikologis)
2. Keluhan sering terjaga
Hambatan lingkungan Identifikasi makanan dan
menurun (5)
(mis. Kelembapan minuman yang
3. Keluhan tidak pulas tidur
lingkungan sekitar, suhu mengganggu tidur (mis.
menurun (5)
lingkungan, pencahayaan, Kopi, teh, alcohol, makan
4. Keluhan pola tidur berubah
kebisingan, bau tidak mendekati waktu tidur,
menurun (5)
sedap, jadwal minum banyak air sebelum
5. Keluhan istirahat tidak
pemantauan/ tidur)
cukup (5)
pemeriksaan/ tindakan Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi
Gejala dan Tanda Mayor: Penampilan Peran Membaik
Terapeutik
Subjektif: dengan kriteria hasil:
Mengeluh sulit tidur Modifikasi lingkungan
1. Verbalisasi harapan
Mengeluh sering terjaga (mis. Pencahayaan,
terpenuhi meningkat (5)
Mengeluh tidak puas tidur kebisingan, suhu, matras,
2. Verbalisasi kepuasan peran
Mengeluh pola tidur dan tempat tidur)
meningkat (5)
berubah Batasi waktu tidur siang,
3. Verbalisasi harapan
Mengeluh istirahat tidak jika perlu
terpenuhi meningkat (5)
cukup Fasilitasi menghilangkan
4. Adaptasi peran meningkat
Objektif: stress sebelum tidur
(5)
Tidak tersedia Tetapkan jadwal tidur
5. Strategi koping yang efektif
rutin
meningkat (5)
Gejala dan Tanda Minor: Lakukan prosedur untuk
Subjektif: meningkatkan
Mengeluh kemampuan Tingkat Keletihan Membaik kenyamanan (mis. Pijat,
beraktivitas menurun dengan kriteria hasil: pengaturan posisi, terapi
Objektif: akupresur)
1. Verbalisasi kepulihan
Tidak tersedia Sesuaikan jadwal
energy meningkat (5)
pemberian obat dan/atau
Kondisi Klinis Terkait: 2. Tenaga meningkat (5) tindakan untuk menunjang
Nyeri/kolik 3. Kemampuan melakukan siklus tidur terjaga
Hipertiroidisme aktivitas rutin meningkat (5)
Edukasi
Kecemasan 4. Verbalisasi lelah menurun
(5) Jelaskan pentingnya tidur
Penyakit paru obstruktif
5. Lesu menurun (5) cukup selama sakit
kronis
Anjurkan menepati
Kehamilan
kebiasaan waktu tidur
Periode pasca partum
Anjurkan menghindari
Kondisi pasca operasi
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis.
Psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift kerja)
Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
Edukasi Aktivitas/Istirahat
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas fisik /
olahraga secara rutin
Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok,
aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
Anjurkan menyusun
jadwal aktivitas dan
istirahat
Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (mis.
Kelelahan, sesak nafas
akibat aktivitas)
Ajarkan cara
mengidentifikasi target
dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
5. EVALUASI
C. DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Bari Saiffudin, ed. 2002. Buku Panduan Praktek Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustak
Sarwono Prawirohardjo
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) dan Laporan Nasional 2013.Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
Doenges, Marilynn E., 2001. Rencana Perawatan Maternal Atau Bayi. Edisi
2. Jakarta : EGC
Mitayani. 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika
Mochtar, R. 1998.Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rusman. 2008. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Obstetri Patologi.
Jakarta: EGC
Saifuddin,dkk.2012.Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatus. Jakarta : EGC
PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Denpasar, September 2020
Pembimbing Akademin/ CT Mahasiswa