Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN PUSKESMAS

MATA KULIAH ORGANISASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

OLEH KELOMPOK 8 KELAS C 2014:

AULIA ANNISA 250101141201

FARIZA AQMAR ADELINA 25010114120169

ATKA KURNIA SARI 25010114120182

NAFIAH YUSI 25010114130210

RINI INDAH SETYANINGSIH 25010114130211

PUTI ANDAM DEWI 25010114130225

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

1
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN PUSKESMAS

MATA KULIAH ORGANISASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

OLEH KELOMPOK 8 KELAS C 2014:

AULIA ANNISA 250101141201

FARIZA AQMAR ADELINA 25010114120169

ATKA KURNIA SARI 25010114120182

NAFIAH YUSI 25010114130210

RINI INDAH SETYANINGSIH 25010114130211

PUTI ANDAM DEWI 25010114130225

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR................................................................................... 1

HALAMAN JUDUL DALAM................................................................................ 2

DAFTAR ISI....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 4

A. Latar Belakang....................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
C. Tujuan..................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 6

A. Tugas dan Kewajiban Puskesmas.......................................................... 6


B. Peran dan Wewenang Puskesmas......................................................... 9
C. Alur, Mekanisme Anggaran dan Pembiayaan Puskesmas......................11
D. Aplikasi Fungsi-fungsi Manajemen Keuangan di Tingkat Puskesmas....20

BAB III PENUTUP..............................................................................................25

Ringkasan...............................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

LEMBAR FORM PENILAIAN.............................................................................

LAMPIRAN PRINT OUT AVA.............................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai unit teknis dinas yang merupakan unit
pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh
DKK, bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah
kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan
kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber
daya manusia dan provider, serta menetapkan kegiatan untuk
menyelesaikan masalah. Puskesmas memiliki tugas, kewajiban, peran
dan wewenang dalam eksistensinya melakukan upaya kesehatan
promotif dan preventif. Setiap butir dari penjabaran tugas, kewajiban,
peran dan wewenangnya, Puskesmas perlu ditunjang dengan adanya
manajemen puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan
luaran puskesmas yang efektif dan efisien.
Selain hal tersebut, untuk melakukan setiap kegiatannya,
Puskesmas harus didukung dengan keuangan yang memadai. Dalam
manajemen keuangan yang ada semua harus jelas pemasukan dan
pengeluarannya sehingga alur mekanisme anggaran dan pembiayaan di
tingkat Puskesmas. Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas
penyelenggaraan puskesmas, perlu ditunjang oleh manajemen
puskesmas yag baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan
yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas
yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada
tiga fungsi manajemen pusksesmas yang dikenal yakni Perencanaan,
Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengaw asan dan
Pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus
dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. juga harus jelas
untuk menghasilkan pelayanan yang saling menguntungkan dan
bermanfaat dengan mengaplikasikan setiap fungsi-fungsi manajemen

4
untuk merencanakan, mengelola, dan mengawasi keuangan Puskesmas.
Sehingga kemudian terciptalah tujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan pelayanan yang terorganisir dan memuaskan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tugas dan kewajiban Puskesmas?
2. Apa saja peran dan wewenang Puskesmas?
3. Bagaimana alur, mekanisme anggaran dan pembiayaan Puskesmas
4. Bagaimana aplikasi fungsi-fungsi manajemen keuangan di tingkat
Puskesmas?
C. Tujuan
1. Mengetahui tugas dan kewajiban Puskesmas
2. Mengetahui peran dan wewenang Puskesmas
3. Mengetahui alur, mekanisme anggaran dan pembiayaan Puskesmas
4. Mengetahui aplikasi fungsi-fungsi manajemen keuangan di tingkat
Puskesmas

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tugas dan Kewajiban Puskesmas


1. Tugas Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah satuan kerja pemerintahan
daerah kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
urusan pemerintahan dalam bidang kesehatan di kabupaten/kota.
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan, yang meliputi
upaya pelayanan kesehatan perorang (UPK) dan pelayanan
kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas melakukan kegiatan-
kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk
usaha pembangunan kesehatan.
Dalam Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat Pasal 4 dijelaskan bahwa Puskesmas
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Jenis pelayan
kesehatan disesuaikandengan kemampuan puskesmas, namun
terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang
disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan
puskesmas. Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan

6
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
2. Kewajiban Puskesmas
Kewajiban puskesmas belum diatur secara jelas dalam
undang-undang. Namun, dalam Peraturan Menteri Kesehatan no. 128
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, diatur tentang upaya kesehatan
wajib, fungsi dan tugas, dan azas penyelenggaraan puskesmas yang
konteksnya hampir mirip dengan kewajiban puskesmas, yakni:
a. Menggerakan Pembangunan Kesehatan Berwawasan
Kesehatan
b. Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di
wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang
berwawasan kesehatan,
c. Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya
d. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
e. Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat :
1) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk pembiayaan
2) Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan
3) Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat
f. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan mencakup:
1) Upaya Kesehatan Perorangan
2) Upaya Kesehatan Masyarakat
g. Melakukan koordinasi dengan sektor terkait dalam pemberian
pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit Umum, Posyandu,

7
Polindes dan jaringan pelayanan kesehatan lain dan dalam
fungsi pembinaan (Dinkes Kabupaten dan Kantor Kecamatan);
h. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya;
i. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pemerataan kesehatan yang diselenggarakan;
j. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya
k. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya;

Program kesehatan yang telah dilaksanakan oleh puskesmas


untuk masyarakat sekitar sudah banyak dilaksanakan. Dampak
positifnya pun sudah banyak terlihat, sehingga semakin dekat
langkah kita menuju masyarakat yang sehat. Akan tetapi, meskipun
banyak hal yang telah dapat dicapai, masih ada permasalahan yang
ada dalam penyelenggaraan puskesmas. Masalah tersebut
diantaranya adalah belum adanya undang-undang yang khusus
mengatur mengenai hak dan kewajiban puskesmas. Selama ini,
penyelenggaraan puskesmas belum bisa dioptimalkan sebagaimana
yang tercantum dalam tugas pokok dan fungsi puskesmas itu sendiri.
Tidak adanya undang- undang yang secara resmi mengatur hak dan
kewajiban puskesmas menjadi salah satu penyebabnya. Hal ini perlu
dipertanyakan kepada pemerintah mengenai alasan ketiadaan
undang- undang tersebut. Padahal, puskesmas sebagai ujung
tombak pembangunan kesehatan juga memiliki andil yang sama
dalam memajukan kesehatan masyarakat, di samping rumah sakit.

Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan strata pertama


seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah.
Mengingat puskesmas sebagai instansi kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif, dimana keduanya merupakan upaya

8
kesehatan wajib bagi masyarakat. Oleh karena itu, sudah semestinya
pemerintah membuat peraturan yang lebih terperinci termasuk 
mengenai hak dan kewajiban puskesmas dalam bentuk undang-
undang. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menguatkan dan
memperjelas posisi puskesmas dalam kedudukannyan sebagai
pusat layanan kesehatan.

B. Peran dan Wewenang Puskesmas


1. Peran Puskesmas
Dalam peranannya, puskesmas mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
a. Sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas berperan menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayahkerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
b. Puskesmas sebagai pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama
pemuka, masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk
dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat

9
ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
c. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi
pelayanan perorangan antara lain, rawat jalan dan rawat inap
serta, pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat publik
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Wewenang Puskesmas

Dalam pengadaan upaya kesehatan masyarakat, puskesmas


berwenang untuk:

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah


kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan;
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor
lain terkait;
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;

10
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

Sedangkan untuk pengadaan upaya kesehatan perorangan,


puskesmas berwenang untuk:

a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara


komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif;
c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas
dan pengunjung;
e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
f. Melaksanakan rekam medis;
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi
medis dan Sistem Rujukan.

C. Alur, Mekanisme Anggaran dan Pembiayaan Puskesmas


1. Sumber Anggaran
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi
tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya
pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber
pembiayaan puskesmas, yakni:

11
a. DAU (Dana Alokasi Umum)
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiyaan
pemerintah datang dari APBD kabupaten/kota. Selain itu
Puskesmas juga menerima pendanaan dari alokasi APBD provinsi
dan APBN (semisal, Biaya Operasional Kesehatan/BOK). Dana
yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam,
yaitu:
1) Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana
pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan
obat, dan;
2) Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan,
pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis
pakai serta biaya operasional.

Anggaran tersebut disusun oleh dinas kesehatan


kabupaten/kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan (DUK)
Kegiatan ke pemerintah kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas
bersama DPRD kabupaten/kota. Puskesmas diberikan
kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran
tersebut melalui dinas kesehatan kabupaten/Kota. Anggaran yang
telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan
secara bertahap ke Puskesmas melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota. Untuk beberapa mata anggaran tertentu,
misalkan pengadaan obat dan pembangunan gedung serta
pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota atau oleh Puskesmas jika anggaran
tersebut merupakan program dan kegiatan di masyarakat.

Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima


Puskesmas adalah kepala Puskesmas sedangkan administrasi
keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan Puskesmas yakni
staf yang ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atas
usulan kepala Puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan

12
usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang belaku.

b. Pendapatan Puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemeritah, masyarakat
dikenakan kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan
yang dimanfaatkannya, dan besar biaya (retribusi) ditentukan oleh
masing-masing pemerintah daerah. Pada saat ini ada beberapa
kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh
dari penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini, yakni:
1) Seluruhnya disetor ke Kas Daerah
Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor
langsung seluruh dana retribusi yang diterima ke kas
daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2) Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh
puskesmas
Beberapa daerah tertentu membenarkan
puskesmas menggunakan sebagian dari dana yang
diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan, yang lazimnya berkisar antara 25 – 50% dari
total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya
dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional
puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala
dipertanggungjawabkan oleh puskesmas ke pemerintah
daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
3) Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh
puskesmas
Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan
puskesmas menggunakan seluruh dana yang diperolehnya
dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk
membiayai kegiatan operasional puskesmas. Dahulu
puskesmas yang menerapkan model pemanfaatan dana
seperti ini disebut puskesmas swadana. Pada saat ini
sesuai dengan kebijakan dasar puskesmas yang juga

13
harus menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah
menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain
puskesmas tidak mungkin sepenuhnya menjadi swadana.
Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana yakni
untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang
memang menjadi tanggungjawab pemerintah.
a. Sumber Lain
1) BPJS Kesehatan
2) JPSBK (Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan) /
PKPS-BBM bidang kesehatan (Program Kompensasi
Pengurangan Subsidi BBM) Untuk membantu
masyarakat yang miskin, pemerintah mengeluarkan
dana secara lansung ke puskesmas. Pengelolaan dana
ini mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.
3) Dana Asuransi swasta lain (kerjasama)
4) Dana swasta (program)
5) Dana PNPM (program)

Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku,


akan terjadi perubahan pada system pembiayaan puskesmas. Sesuai
dengan konsep yang telah disusun, direncanakan pada masa yang
akan datang pemerintah hanya bertanggungjawab untuk membiayai
upaya kesehatan masyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan
perorangan dibiayai melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional,
kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh
pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti
ini, apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas
akan menerima pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk itu puskesmas
harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut sebaik-baiknya,
sehingga di satu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap memberikan keuntungan

14
bagi puskesmas. Tetapi apabila puskesmas hanya bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas
hanya akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari
pemerintah.

2. Mekanisme Pencairan dan Penyaluran Dana BOK

Kementrian Kesehatan melaui Direktorat Jenderal Bina


Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak menyalurkan dana Bantuan
Oprasional Kesehatan (BOK) melalui Tugas Pembantuan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan untuk pencapaian
Millenium Development Goals (MDGs) melalui peningkatan kinerja
Puskesmas dan jaringannya untuk kegiatan upaya kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif. Agar pelaksanaan BOK sesuai
dengan ketentuan dan aturan yang berlaku, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melakukan pembinaan ke Puskesmas mencakup
pelaksanaan sosialisasi, mekanisme permintaan dana, mekanisme
pembayaran, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban, pembukuan
dan pelaporan.

15
Kemudian atas dasar Surat perintah Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Puskesmas segera membuka rekening
giro/tabungan atas nama Puskesmas atau menggunakan rekening
tahun sebelumnya untuk menampung dana BOK yang disalurkan
oleh satker dan dilaporkan ke KPA untuk penerbitan SK Alokasi
Dana BOK per Puskesmas. Setelah menerima SK alokasi dana
BOK, Puskesmas segera menyelenggarakan rapat lokakarya mini
Puskesmas untuk memilih kegiatan di dalam POA (Plan of Action)
tahunan Puskesmas yang nantinya diusulkan ke Dinas
Kabupaten/Kota. Jika sudah disetujui, maka selanjutnya Puskesmas
menetapkan rencana kegiatan dan dana tahap pertama dengan
periode kegiatan satu bulan atau beberapa bulan ke depan dan
diusulkan kembali ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
proses pencairan. Untuk tahap selanjutnya penggajuan anggaran
yang sudah diverifikasi oleh dinas disampaikan ke pemerintah pusat
oleh Kabupaten / kota.

Setelah dana pengajuan diterima oleh pemerintah pusat, dana


anggaran kegiatan di cairkan oleh pemerintah pusat melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang selanjutnya akan disalurkan ke
rekening Puskesmas. Kemudian Pengelola Keuangan BOK
Puskesmas dapat mencairkan dana yang tersedia di rekening
Puskesmas sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan
kegiatan yang telah disusun berdasarkan POA tahunan dan periode
satu bulan hasil lokakarya mini Puskesmas. Pada daerah dengan
kondisi geografis sulit atau akses ke Puskesmas memerlukan biaya
tinggi, pencairan dana dapat untuk kegiatan periode beberapa
bulan.

3. Pembiayaan Kesehatan
a. Syarat-syarat pokok dalam pembiayaan kesehatan adalah:
1) Jumlah biaya yang cukup
Dalam arti membiayai semua kegiatan upaya pelayanan
kesehatan dan tidak menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya.

16
2) Penyebaran dana yang sesuai kebutuhan
Jika dana yang tersedia tidak dapat dialokasikan dengan
baik maka akan menyulitkan penyelanggaraan setiap upaya
kesehatan.
3) Pemanfaatan efisien dan efektif
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika
pemanfaatannya tidak mendapat pengaturan yang optimal
maka akan banyak menimbulkan masalah, yang jika
berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
b. Kegiatan yang dapat dibiayai BOK
1) Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
bayi, balita, kasus risiko tinggi, rumah tangga, siswa,
sekolah, pasangan usia subur, wanita usia subur,
tempat-tempat umum, dll)
2) Surveilans (gizi, KIA, imunisasi, penyakit menular,
penyakit tidak menular, vektor, dll)
3) Kunjungan rumah/lapangan (kasus drop out, kasus
risiko tinggi, perawatan kesehatan masyarakat,
pendampingan minum obat, pemasangan stiker P4K,
ANC, PNC, dll)
4) Pelayanan di Posyandu (penimbangan, penyuluhan,
pelayanan KIA, KB, imunisasi, gizi, dll)
5) Kegiatan sweeping, penjaringan, pelacakan, dan
penemuan kasus
6) Pengambilan spesimen
7) Pengendalian dan pemberantasan vektor (fogging,
spraying, abatisasi, pemeriksaan jentik, pembagian
kelambu, dll)
8) Kegiatan promosi kesehatan termasuk untuk
mendukung program prioritas (penyuluhan, konseling
luar gedung, pembinaan Poskesdes dan Posyandu, dll)
9) Kegiatan pemantauan (sanitasi air bersih, rumah,t
empat-tempat umum, pengelolaan sampah, dll)

17
10) Pengambilan vaksin
11) Transport Rujukan dari Poskesdes ke Puskesmas dan
atau dari Puskesmas ke Rumah Sakit terdekat untuk
kasus KIA risiko tinggi dan komplikasi kebidanan bagi
peserta BPJS
12) PMT penyuluhan dan PMT pemulihan untuk balita 6-59
bulan dengan gizi kurang
c. Kegiatan yang tidak dapat dibiayai BOK
1) Upaya kuratif dan rehabilitatif
2) Gaji, uang lembur, insentif
3) Pemeliharaan gedung (sedang dan berat)
4) Pemeliharaan kendaraan
5) Biaya listrik, telepon, dan air
6) Pengadaan obat, vaksin, dan alat kesehatan
7) Biaya konsumsi untuk penyuluhan
8) Pencetakan
9) ATK dan penggandaan untuk kegiatan rutin
Puskesmas
4. Pelaporan Keuangan BOK
a. Tingkat Puskesmas
1) Laporan pertanggungjawaban keuangan Puskesmas dalam
format SPTB (Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja).
2) Puskesmas mengirimkan laporan realisasi keuangan
bulanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya kecuali daerah sulit/terpencil
diatur oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dengan format seperti
table dibawah ini.

18
b. Tingkat Kabupaten/Kota
1) Laporan Manual
Merupakan rekapitulasi laporan keuangan bulanan dari
Puskesmas yang dikirimkan ke Dinas Kesehatan Propinsi paling
lambat tanggal 20 bulan berikutnya kecuali daerah sulit/terpencil
diatur oleh Dinas Kesehatan Propinsi dengan format pada tabel 2.

2) Laporan SAI
Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari Sistem
Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Mekanisme
penyaluran dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK)
menggunakan mekanisme Tugas Pembantuan oleh karena itu
pelaporan keuangan dalam pelaksanaan kegiatan BOK harus
sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku dalam
pelaksanaan APBN.

19
Satuan kerja sebagai penerima dana Tugas Pembantuan
wajib membuat laporan keuangan berupa laporan realisasi
anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
tersebut dikirimkan ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran Wilayah (UAPPA-W) dan Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) yaitu Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Penyampaian Laporan Keuangan diatur sebagai berikut :
 Laporan bulanan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
dan Neraca beserta ADK (Arsip Data Komputer) berupa file
kirim dan back up data setiap bulan, selambat-lambatnya
tanggal 7 bulan berikutnya, ke UAPPA-W dan UAPPA-E1.
 Laporan semester dan tahunan berupa LRA dan Neraca serta
Catatan atas Laporan Keuangan disertai dengan Pernyataan
Tanggung Jawab (Statement of Responsibility/SOR) oleh
Kepala Satker ke UAPPA-W dan UAPPA-E1.
 Laporan Sistem Akutansi Instansi (SAI) disampaikan secara
bulanan, semesteran/tahunan untuk UAPPA-E1 berupa soft
copy dikirim ke alamat email: tp_bok@yahoo.com, sedangkan
hard copy yang ditandatangani oleh Kepala Satker dikirim ke
Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA c.q Bagian Keuangan.

D. Aplikasi Fungsi-fungsi Manajemen Keuangan di Tingkat Puskesmas


1. P1 (Perencanaan) Puskesmas : Microplanning Puskesmas.

Microplanning adalah penyusunan rencana 5 (lima) tahunan


dengan tahapan tiap-tiap tahun di tingkat Puskesmas untuk
mengembangkan dan membina Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Keluarga Berencana, Kesehatan diwilayah kerjanya, berdasarkan
masalah yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki dalam rangka
meningkatkan fungsi Puskesmas (Departemen Kesehatan, 1989).

Perencanaan diwujudkan dalam bentuk pembentukan Plan of


Action (POA) / RPK yang dimulai dari pengumpulan data, mengolah data,
menganalisa data, kemudian menyusun rencana usulan kegiatan dan

20
rencana pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh semua pemegang
program bersama koordinatornya.

Tujuan umum microplanning adalah meningkatkan cakupan


pelayanan program prioritas yang mempunyai daya ungkit terbesar
terhadap penurunan angka kematian bayi, anak balita dan fertilitas dalam
wilayah kerjanya yang pada gilirannya dapat meningkatkan fungsi
Puskesmas. Sedangkan tujuan khususnya adalah :

a. Mengembangkan dan membina pos-pos pelayanan terpadu KB


Kesehatan di desa-desa wilayah kerja Puskesmas, sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki dan masalah yang dihadapi sehingga dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan
c. Meningkatkan kemampuan staf Puskesmas dalamberfikir secara
analitik dan mendorong untuk berinisiatif, kreatif, dan inovatif.

Contoh Rencana Usulan Kegiatan (R.U.K) :

a. RUK sama dengan plan of action (POA) atau rencana kerja yang
biasanya disusun menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan baru.
b. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA, merupakan pengembangan dari
RUK setelah ada perbaikan tata cara pembuatan anggaran kegiatan
dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) :

a. Setelah disusun rencana kegiatan itu kemudian dibuatkan strategi


pelaksanaan secara terpadu
b. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), DPA merupakan kelanjutan
dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman pelaksanaan
penggunaan anggaran kegiatan

Ruang Lingkup microplanning adalah kegiatan pokok Puskesmas,


meliputi 18 kegiatan pokok. Namun demikian, mengingat dalam Pelita IV
prioritas diberikan pada penurunan angka kematian bayi dan anak balita
serta angka fertilitas, maka perencanaan yang dimaksud baru diarahkan

21
pada 5 (lima) program terpadu KB-Kesehatan, yaitu program Kesehatan
Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan
Diare. Kelima program tersebut mempunyai daya ungkit terbesar terhadap
upaya penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka fertilitas.

2. P2 (Penggarakan dan Pelaksanaan) Puskesmas

Pergerakan Pelaksanaan diwujudkan dalam pelaksanaan


Lokakarya Mini Puskesmas yang dilaksanakan setiap tahun untuk
penggalangan kerja sama tim, pembagian tugas program, dan pembagian
wilayah binaan. Dilanjutkan dengan melaksanakan lokakarya bulanan
untuk membahas hasil kegiatan program dalam bulan yang berlangsung
apakah sudah sesuai dengan rencana program yang telah dibuat.

Tujuan Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) Puskesmas adalah


meningkatkan fungsi Puskesmas melalui peningkatan kemampuan tenaga
Puskesmas untuk bekerja sama dalam Tim dan membina kerja sama lintas
program dan lintas sektoral. Komponen Penggerakan Pelaksanaan (P2)
Puskesmas dilakukan melalui Lokakarya Mini Puskesmas yang terdiri dari
4 (empat) komponen meliputi:

a. Penggalangan kerjasama Tim yaitu lokakarya yang dilaksanakan


setahun sekali di Puskesmas, dalam rangka meningkatkan kerja
sama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi
Puskesmas, melalui suatu proses dinamika kelompok yang diikuti
dengan analisis beban kerja masing-masing tenaga yang dikaitkan
dengan berbagai kelemahan penampilan kerja Puskesmas menurut
hasil stratifikasi Puskesmas
b. Penggalangan Kerjasama Lintas Sektoral yaitu dalam rangka
meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor
terkait melalui suatu pertemuan lintas sektoral setahun sekali.
Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja sama
lintas sektoral dalam membina peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan termasuk keterpaduan KB-Kesehatan
c. Rapat kerja Tribulanan Lintas Sektoral,sebagai tindak lanjut
pertemuan penggalangan kerja sama lintas sektoral,dilakukan

22
pertemuan lintas sektoral setiap 3 (tiga) bulan sekali untukmengkaji
hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral selama 3 (tiga) bulan yang
lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi, kemudian disusun
rencana kerja sama lintas sektoral bulan selanjutnya,
d. Lokakarya Bulanan Puskesmas, yaitu pertemuan antar tenaga
Puskesmas pada setiap akhir bulan untuk mengevaluasi
pelaksanaan rencana kerja bulan yang lalu dan membuat rencana
bulan yang akan datang. Contoh Penggerakan : Mini Lokakarya
Lintas Program.

Mini Lokakarya (MinLok) ini dilaksanakan puskesmas setiap


sebulan sekali, untuk mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan. Contoh
Pelaksanaan yaitu Mini Lokakarya Linta Sektoral. Minlok ini dilaksanakan
puskesmas setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan instansi terkait
seperti dinkes, diknas, kecamatan, kelurahan, dan lainnya, sesuai porsi
kegiatan puskesmas.

3. P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian): Stratifikasi Puskesmas

Pengawasan Pengendalian dan Penilaian diwujudkan dalam


pembuatan Stratifikasi Puskesmas. Stratifikasi Puskesmas adalah upaya
untuk melakukan penilaian prestasi kerja Puskesmas dengan
mengelompokkan Puskesmas dalam 3 strata yaitu Strata Puskesmas
dengan prestasi kerja baik (Strata I), Strata Puskesmas dengan prestasi
kerja cukup (Strata II) dan Strata Puskesmas dengan prestasi kerja kurang
(Strata III).

Pengelompokkan ketiga strata tersebut digunakan dalam rangka


pemantauan terhadap tingkat perkembangan fungsi Puskesmas, sehingga
pembinaan dalam rangka peningkatan fungsi Puskesmas dapat
dilaksanakan lebih terarah. Hal ini diharapkan agar dapat menimbulkan
gairah kerja, rasa tanggung jawab dan kreatifitas kerja yang dinamis
melalui pengembangan falsafah mawas diri. Adapun tujuan umum
Stratifikasi Puskesmas adalah mendapatkan gambaran tentang tingkat
perkembangan fungsi Puskesmas secara berkala dalam rangka pembinaan
dan pengembangannya. Sedangkan tujuan khususnya adalah :

23
a. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh
b. Perkembangan Puskesmas dalam rangka mawas diri,
c. Mendapatkan masukan untuk perencanaan Puskesmas di masa
mendatang,
d. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan
pelaksanaan.

Puskesmas sebagai masukan untuk pembinaannya.Aspek yang


dinilai dalam Stratifikasi Puskesmas meliputi hasil kegiatan pokok
Puskesmas, proses manajemen, termasuk berbagai komponen
penunjang baik fisik maupun non fisik dan keadaan lingkungan wilayah
kerja Puskesmas yang dapat berpengaruh terhadap penampilan kerja
Puskesmas. Dengan Stratifikasi Puskesmas ada 3 area yang perlu dibina
yaitu :

a. Puskesmas sebagai wadah pemberi pelayanan kesehatan kepada


masyarakat. Pembinaan ini diarahkan terhadap fasilitas fisik,
pelaksanaan manajemen, dan kemampuan pegawai,
b. Pelaksanaan program-program sektor kesehatan maupun program
lintas sektoral yangs ecara langsung maupun tidak langsung menjadi
tanggung jawab Puskesmas dalam pelaksanaannya maupun sarana
penunjangnya,
c. Peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat dan produktif (Departemen Kesehatan, 1990).

Pengawasan : Monitoring, Kegiatan pelayanan harus terus diawasi


pelaksanaannya agar mencapai target yang telah ditetapkan.

Pengendalian :Controlling, Pelayanan yang sudah optimal tetap perlu


dikendalikan arahnya agar tidak menyimpang dari tujuan kegitan.

Penilaian: Evaluation, Setiap hasil kegiatan harus dievaluasi sebagai


bentuk pertanggungjawaban institusi terhadap publik dan pemerintah
daerah.

24
BAB III

PENUTUP

25
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Direktorat Jenderal Bina Upaya


Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Mekanisme
Perencanaan dan Pelaksanaan Penggunaan Dana Tugas Pembantuan
Program Upaya Kesehatan Dasar. Tahun Anggaran 2015.

Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan
Keuangan Bantuan Operasional Kesehatan (Tugas Pembantuan) Tahun
2011.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku Saku: Bantuan


Operasional Kesehatan (BOK). Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat.

Muninjaya, G.2004. Manajemen Kesehatan. Edisi Kedua. Jakarta: ECG.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2014 tentang


Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2015.

http://dinkes.pasuruankab.go.id/mod/download/dokumen/PTP.pdf

http://fit.uii.ac.id/files/snimed/2014/014.pdf

http://hpm.fk.ugm.ac.id/hpmlama/images/Manajemen_Puskesmas_2012/sesi_11
_mfk_manajemen%20puskesmas.pdf

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/ARTIKEL-BOK.pdf

http://repository.ugm.ac.id/downloadfile/76238/potongan/S2-2014-311116-
chapter1.pdf

26
http://repository.ugm.ac.id/downloadfile/76238/potongan/S2-2014-341352-
chapter1.pdf

http://rifkyanindika-fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-35260-Umum-HAK
%20DAN%20KEWAJIBAN%20PUSKESMAS,%20RUMAH%20SAKIT,
%20TENAGA%20KESEHATAN,%20DAN%20PASIEN.html

27
LEMBAR FORM PENILAIAN

Kelas : C 2014
Kelompok : 8 (delapan)
Bahasan : Manajemen Keuangan Puskesmas

Penilaian
N
NAMA NIM Makalah dan Penguasaan
O
AVA Materi
1 Aulia Annisa 25010114120
2 Fariza Aqmar Adelina 25010114120169
3 Atka Kurnia Sari 25010114120182
4 Nafiah Yusi 25010114130
5 Rini Indah Setyaningsih 25010114130
6 Puti Andam Dewi 25010114130

Semarang, 6 November 2015


Dosen Pengampu,

Dr. Dra. Chriswardani S, M.Kes

LAMPIRAN PRINT OUT AVA

28

Anda mungkin juga menyukai