UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
1
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN PUSKESMAS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 4
A. Latar Belakang....................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
C. Tujuan..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 6
Ringkasan...............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai unit teknis dinas yang merupakan unit
pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh
DKK, bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah
kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan
kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber
daya manusia dan provider, serta menetapkan kegiatan untuk
menyelesaikan masalah. Puskesmas memiliki tugas, kewajiban, peran
dan wewenang dalam eksistensinya melakukan upaya kesehatan
promotif dan preventif. Setiap butir dari penjabaran tugas, kewajiban,
peran dan wewenangnya, Puskesmas perlu ditunjang dengan adanya
manajemen puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan
luaran puskesmas yang efektif dan efisien.
Selain hal tersebut, untuk melakukan setiap kegiatannya,
Puskesmas harus didukung dengan keuangan yang memadai. Dalam
manajemen keuangan yang ada semua harus jelas pemasukan dan
pengeluarannya sehingga alur mekanisme anggaran dan pembiayaan di
tingkat Puskesmas. Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas
penyelenggaraan puskesmas, perlu ditunjang oleh manajemen
puskesmas yag baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan
yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas
yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada
tiga fungsi manajemen pusksesmas yang dikenal yakni Perencanaan,
Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengaw asan dan
Pertanggungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus
dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. juga harus jelas
untuk menghasilkan pelayanan yang saling menguntungkan dan
bermanfaat dengan mengaplikasikan setiap fungsi-fungsi manajemen
4
untuk merencanakan, mengelola, dan mengawasi keuangan Puskesmas.
Sehingga kemudian terciptalah tujuan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan pelayanan yang terorganisir dan memuaskan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tugas dan kewajiban Puskesmas?
2. Apa saja peran dan wewenang Puskesmas?
3. Bagaimana alur, mekanisme anggaran dan pembiayaan Puskesmas
4. Bagaimana aplikasi fungsi-fungsi manajemen keuangan di tingkat
Puskesmas?
C. Tujuan
1. Mengetahui tugas dan kewajiban Puskesmas
2. Mengetahui peran dan wewenang Puskesmas
3. Mengetahui alur, mekanisme anggaran dan pembiayaan Puskesmas
4. Mengetahui aplikasi fungsi-fungsi manajemen keuangan di tingkat
Puskesmas
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
2. Kewajiban Puskesmas
Kewajiban puskesmas belum diatur secara jelas dalam
undang-undang. Namun, dalam Peraturan Menteri Kesehatan no. 128
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, diatur tentang upaya kesehatan
wajib, fungsi dan tugas, dan azas penyelenggaraan puskesmas yang
konteksnya hampir mirip dengan kewajiban puskesmas, yakni:
a. Menggerakan Pembangunan Kesehatan Berwawasan
Kesehatan
b. Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di
wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang
berwawasan kesehatan,
c. Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya
d. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
e. Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat :
1) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk pembiayaan
2) Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan
3) Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat
f. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan mencakup:
1) Upaya Kesehatan Perorangan
2) Upaya Kesehatan Masyarakat
g. Melakukan koordinasi dengan sektor terkait dalam pemberian
pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit Umum, Posyandu,
7
Polindes dan jaringan pelayanan kesehatan lain dan dalam
fungsi pembinaan (Dinkes Kabupaten dan Kantor Kecamatan);
h. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya;
i. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pemerataan kesehatan yang diselenggarakan;
j. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya
k. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya;
8
kesehatan wajib bagi masyarakat. Oleh karena itu, sudah semestinya
pemerintah membuat peraturan yang lebih terperinci termasuk
mengenai hak dan kewajiban puskesmas dalam bentuk undang-
undang. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menguatkan dan
memperjelas posisi puskesmas dalam kedudukannyan sebagai
pusat layanan kesehatan.
9
ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
c. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi
pelayanan perorangan antara lain, rawat jalan dan rawat inap
serta, pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat publik
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Wewenang Puskesmas
10
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
11
a. DAU (Dana Alokasi Umum)
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiyaan
pemerintah datang dari APBD kabupaten/kota. Selain itu
Puskesmas juga menerima pendanaan dari alokasi APBD provinsi
dan APBN (semisal, Biaya Operasional Kesehatan/BOK). Dana
yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam,
yaitu:
1) Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana
pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan
obat, dan;
2) Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan,
pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis
pakai serta biaya operasional.
12
usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang belaku.
b. Pendapatan Puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemeritah, masyarakat
dikenakan kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan
yang dimanfaatkannya, dan besar biaya (retribusi) ditentukan oleh
masing-masing pemerintah daerah. Pada saat ini ada beberapa
kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh
dari penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini, yakni:
1) Seluruhnya disetor ke Kas Daerah
Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor
langsung seluruh dana retribusi yang diterima ke kas
daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2) Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh
puskesmas
Beberapa daerah tertentu membenarkan
puskesmas menggunakan sebagian dari dana yang
diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan, yang lazimnya berkisar antara 25 – 50% dari
total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya
dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional
puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala
dipertanggungjawabkan oleh puskesmas ke pemerintah
daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
3) Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh
puskesmas
Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan
puskesmas menggunakan seluruh dana yang diperolehnya
dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk
membiayai kegiatan operasional puskesmas. Dahulu
puskesmas yang menerapkan model pemanfaatan dana
seperti ini disebut puskesmas swadana. Pada saat ini
sesuai dengan kebijakan dasar puskesmas yang juga
13
harus menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah
menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain
puskesmas tidak mungkin sepenuhnya menjadi swadana.
Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana yakni
untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang
memang menjadi tanggungjawab pemerintah.
a. Sumber Lain
1) BPJS Kesehatan
2) JPSBK (Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan) /
PKPS-BBM bidang kesehatan (Program Kompensasi
Pengurangan Subsidi BBM) Untuk membantu
masyarakat yang miskin, pemerintah mengeluarkan
dana secara lansung ke puskesmas. Pengelolaan dana
ini mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.
3) Dana Asuransi swasta lain (kerjasama)
4) Dana swasta (program)
5) Dana PNPM (program)
14
bagi puskesmas. Tetapi apabila puskesmas hanya bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas
hanya akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari
pemerintah.
15
Kemudian atas dasar Surat perintah Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Puskesmas segera membuka rekening
giro/tabungan atas nama Puskesmas atau menggunakan rekening
tahun sebelumnya untuk menampung dana BOK yang disalurkan
oleh satker dan dilaporkan ke KPA untuk penerbitan SK Alokasi
Dana BOK per Puskesmas. Setelah menerima SK alokasi dana
BOK, Puskesmas segera menyelenggarakan rapat lokakarya mini
Puskesmas untuk memilih kegiatan di dalam POA (Plan of Action)
tahunan Puskesmas yang nantinya diusulkan ke Dinas
Kabupaten/Kota. Jika sudah disetujui, maka selanjutnya Puskesmas
menetapkan rencana kegiatan dan dana tahap pertama dengan
periode kegiatan satu bulan atau beberapa bulan ke depan dan
diusulkan kembali ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
proses pencairan. Untuk tahap selanjutnya penggajuan anggaran
yang sudah diverifikasi oleh dinas disampaikan ke pemerintah pusat
oleh Kabupaten / kota.
3. Pembiayaan Kesehatan
a. Syarat-syarat pokok dalam pembiayaan kesehatan adalah:
1) Jumlah biaya yang cukup
Dalam arti membiayai semua kegiatan upaya pelayanan
kesehatan dan tidak menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya.
16
2) Penyebaran dana yang sesuai kebutuhan
Jika dana yang tersedia tidak dapat dialokasikan dengan
baik maka akan menyulitkan penyelanggaraan setiap upaya
kesehatan.
3) Pemanfaatan efisien dan efektif
Sekalipun jumlah dan penyebaran dana baik, tetapi jika
pemanfaatannya tidak mendapat pengaturan yang optimal
maka akan banyak menimbulkan masalah, yang jika
berkelanjutan akan menyulitkan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
b. Kegiatan yang dapat dibiayai BOK
1) Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
bayi, balita, kasus risiko tinggi, rumah tangga, siswa,
sekolah, pasangan usia subur, wanita usia subur,
tempat-tempat umum, dll)
2) Surveilans (gizi, KIA, imunisasi, penyakit menular,
penyakit tidak menular, vektor, dll)
3) Kunjungan rumah/lapangan (kasus drop out, kasus
risiko tinggi, perawatan kesehatan masyarakat,
pendampingan minum obat, pemasangan stiker P4K,
ANC, PNC, dll)
4) Pelayanan di Posyandu (penimbangan, penyuluhan,
pelayanan KIA, KB, imunisasi, gizi, dll)
5) Kegiatan sweeping, penjaringan, pelacakan, dan
penemuan kasus
6) Pengambilan spesimen
7) Pengendalian dan pemberantasan vektor (fogging,
spraying, abatisasi, pemeriksaan jentik, pembagian
kelambu, dll)
8) Kegiatan promosi kesehatan termasuk untuk
mendukung program prioritas (penyuluhan, konseling
luar gedung, pembinaan Poskesdes dan Posyandu, dll)
9) Kegiatan pemantauan (sanitasi air bersih, rumah,t
empat-tempat umum, pengelolaan sampah, dll)
17
10) Pengambilan vaksin
11) Transport Rujukan dari Poskesdes ke Puskesmas dan
atau dari Puskesmas ke Rumah Sakit terdekat untuk
kasus KIA risiko tinggi dan komplikasi kebidanan bagi
peserta BPJS
12) PMT penyuluhan dan PMT pemulihan untuk balita 6-59
bulan dengan gizi kurang
c. Kegiatan yang tidak dapat dibiayai BOK
1) Upaya kuratif dan rehabilitatif
2) Gaji, uang lembur, insentif
3) Pemeliharaan gedung (sedang dan berat)
4) Pemeliharaan kendaraan
5) Biaya listrik, telepon, dan air
6) Pengadaan obat, vaksin, dan alat kesehatan
7) Biaya konsumsi untuk penyuluhan
8) Pencetakan
9) ATK dan penggandaan untuk kegiatan rutin
Puskesmas
4. Pelaporan Keuangan BOK
a. Tingkat Puskesmas
1) Laporan pertanggungjawaban keuangan Puskesmas dalam
format SPTB (Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja).
2) Puskesmas mengirimkan laporan realisasi keuangan
bulanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya kecuali daerah sulit/terpencil
diatur oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dengan format seperti
table dibawah ini.
18
b. Tingkat Kabupaten/Kota
1) Laporan Manual
Merupakan rekapitulasi laporan keuangan bulanan dari
Puskesmas yang dikirimkan ke Dinas Kesehatan Propinsi paling
lambat tanggal 20 bulan berikutnya kecuali daerah sulit/terpencil
diatur oleh Dinas Kesehatan Propinsi dengan format pada tabel 2.
2) Laporan SAI
Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) terdiri dari Sistem
Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Mekanisme
penyaluran dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK)
menggunakan mekanisme Tugas Pembantuan oleh karena itu
pelaporan keuangan dalam pelaksanaan kegiatan BOK harus
sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku dalam
pelaksanaan APBN.
19
Satuan kerja sebagai penerima dana Tugas Pembantuan
wajib membuat laporan keuangan berupa laporan realisasi
anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
tersebut dikirimkan ke Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran Wilayah (UAPPA-W) dan Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) yaitu Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Penyampaian Laporan Keuangan diatur sebagai berikut :
Laporan bulanan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
dan Neraca beserta ADK (Arsip Data Komputer) berupa file
kirim dan back up data setiap bulan, selambat-lambatnya
tanggal 7 bulan berikutnya, ke UAPPA-W dan UAPPA-E1.
Laporan semester dan tahunan berupa LRA dan Neraca serta
Catatan atas Laporan Keuangan disertai dengan Pernyataan
Tanggung Jawab (Statement of Responsibility/SOR) oleh
Kepala Satker ke UAPPA-W dan UAPPA-E1.
Laporan Sistem Akutansi Instansi (SAI) disampaikan secara
bulanan, semesteran/tahunan untuk UAPPA-E1 berupa soft
copy dikirim ke alamat email: tp_bok@yahoo.com, sedangkan
hard copy yang ditandatangani oleh Kepala Satker dikirim ke
Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA c.q Bagian Keuangan.
20
rencana pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh semua pemegang
program bersama koordinatornya.
a. RUK sama dengan plan of action (POA) atau rencana kerja yang
biasanya disusun menjelang pergantian tahun anggaran kegiatan baru.
b. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA, merupakan pengembangan dari
RUK setelah ada perbaikan tata cara pembuatan anggaran kegiatan
dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
21
pada 5 (lima) program terpadu KB-Kesehatan, yaitu program Kesehatan
Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan
Diare. Kelima program tersebut mempunyai daya ungkit terbesar terhadap
upaya penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka fertilitas.
22
pertemuan lintas sektoral setiap 3 (tiga) bulan sekali untukmengkaji
hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral selama 3 (tiga) bulan yang
lalu dan memecahkan masalah yang dihadapi, kemudian disusun
rencana kerja sama lintas sektoral bulan selanjutnya,
d. Lokakarya Bulanan Puskesmas, yaitu pertemuan antar tenaga
Puskesmas pada setiap akhir bulan untuk mengevaluasi
pelaksanaan rencana kerja bulan yang lalu dan membuat rencana
bulan yang akan datang. Contoh Penggerakan : Mini Lokakarya
Lintas Program.
23
a. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh
b. Perkembangan Puskesmas dalam rangka mawas diri,
c. Mendapatkan masukan untuk perencanaan Puskesmas di masa
mendatang,
d. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan
pelaksanaan.
24
BAB III
PENUTUP
25
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan
Keuangan Bantuan Operasional Kesehatan (Tugas Pembantuan) Tahun
2011.
http://dinkes.pasuruankab.go.id/mod/download/dokumen/PTP.pdf
http://fit.uii.ac.id/files/snimed/2014/014.pdf
http://hpm.fk.ugm.ac.id/hpmlama/images/Manajemen_Puskesmas_2012/sesi_11
_mfk_manajemen%20puskesmas.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/ARTIKEL-BOK.pdf
http://repository.ugm.ac.id/downloadfile/76238/potongan/S2-2014-311116-
chapter1.pdf
26
http://repository.ugm.ac.id/downloadfile/76238/potongan/S2-2014-341352-
chapter1.pdf
http://rifkyanindika-fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-35260-Umum-HAK
%20DAN%20KEWAJIBAN%20PUSKESMAS,%20RUMAH%20SAKIT,
%20TENAGA%20KESEHATAN,%20DAN%20PASIEN.html
27
LEMBAR FORM PENILAIAN
Kelas : C 2014
Kelompok : 8 (delapan)
Bahasan : Manajemen Keuangan Puskesmas
Penilaian
N
NAMA NIM Makalah dan Penguasaan
O
AVA Materi
1 Aulia Annisa 25010114120
2 Fariza Aqmar Adelina 25010114120169
3 Atka Kurnia Sari 25010114120182
4 Nafiah Yusi 25010114130
5 Rini Indah Setyaningsih 25010114130
6 Puti Andam Dewi 25010114130
28