Anda di halaman 1dari 12

TEORI DEPEDENSI BARU DALAM KONSEP PEMBANGUNAN

(makalah sosiologi pembangunan)

DOSEN PENGAMPU : Purjatian Azhar, M.Hum.

Oleh kelompok 5:

Annisa Rahmadani (0103181019)

Mhd. Khoirun Nafis Srg (0103182028)

Andini Roshamida (0103172033)

Bayu Firdaus Nasution (0103173045)

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang menjadi salah satu tugas dari mata
kuliah Sosiologi Pembangunan ini dengan baik dan lancar.

Merupakan suatu tambahan pengetahuan dan wawasan bagi kami para penyusun makalah ini
terutama materi-materi baru yang dapat memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih
bervariatif tentang TEORI DEPEDENSI BARU DALAM KONSEP PEMBANGUNAN

Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan penulis
makalah ini pada khususnya dan bagi para pembaca.

Medan, 1 Desember 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4

A. Latar Belakang ........................................................................................................4


B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan.......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................5

A. Sejarah Lahirnya Teori Depedensi.........................................................................5


B. Teori Depedensi........................................................................................................6
C. Teori Depedensi Baru..............................................................................................8
D. Persamaan dan Perbedaan Teori Klasik dan Baru..............................................9

BAB III PENUTUP............................................................................................................11

A. Kesimpulan............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara historis, teori depedensi lahir atas ketidakmampuan teori modernisasi
membangkitkan ekonomi negara negara terbelakang, terutama negara di bagian Amerika
latin. Secara teoritik, teori modernisasi melihat bahwa kemiskinan dan keterbelakangan
yang terjadi di negara Dunia ketiga terjadi karena faktor internal dinegara tersebut.
Karena faktor internal itulah kemudian negara Dunia ketiga tidak mampu mencapai
kemajuan dan tetap berada dalam keterbelakangan.
Paradigma inilah yang kemudian dibantah oleh teori depedensi. Teori ini
berpendapat bahwa kemiskinan dan keterbelakangan yang terjadi di negara negara Dunia
ketiga bukan disebabkan oleh faktor internal dinegara tersebut, namun lebih banyak
ditentukan oleh faktor eksternal dari luar negara Dunia ketiga itu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Lahirnya Teori Dependensi ?
2. Jelaskan pengertian teori depedensi ?
3. Apa saja perbedaan dan persamaan teori dependensi klasik dan baru ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah lahirnya teori depedensi
2. Untuk mengetahui apa itu teori depedensi
3. Untuk mengetahui apa saja perbedaaan teori depedensi klasik dan baru

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH LAHIRNYA TEORI DEPENDENSI

Lahir sebagai tanggapan atas gagalnya program KEPBBAL (Komisi ekonomi PBB
untuk Amerika Latin) atau ECLA (United nation Economic Commission for Latin America)
dan merupakan kritik terhadap Marxisme Ortodoks di negara-negara Amerika latin pada
awal tahun 1960- an. Berdasarkan hal itu Teori Dependensi merumuskan hubungan antar
negara-negara barat dengan negara dunia ketiga sebagai hubungan yang dipaksakan,
eksploitatif dan ketergantungan. Teori ini menitikberatkan pada persoalan keterbelakangan
dan pembangunan negara dunia ketiga. Teori dependensi merupakan “suara negara-negara
pinggiran untuk menentang hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara
maju.

Pada tahun 1950-an banyak pemerintahan di amerika latin (dikenal cukup “populis”)
mencoba menerapkan startegi pembangunan dari KEPBBAL yang menitikberatkan proses
industrialisasi melalui program Industrialisasi Substitusi impor (ISI). Dengan strategi tersebut
diharapkan dapat memberikan keberhasilan yang berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi
sekaligus pemerataan hasil pembangunan, peningkatan kesejahteraan rakyat, sekaligus
memberikan suasana yang mendorong pembnagunan politik yang demokratis. Akan tetapi
yang terjadi adalah sebaliknya, ekspansi ekonomi yang amat singkat berubah menjadi
stagnasi ekonomi. Pada awal 1960-an berbagai masalah ekonomi mendasar seperti;
pengangguran, inflasi, devaluasi, penurunan nilai tukar perdagangan, mulai tampak ke
permukaan.

Teori dependensi juga dipengaruhi dan merupakan jawaban atas krisis Teori Marxis
Ortodoks di Amerika Latin. Menurut pandangan Marxis Ortodoks, Amerika Ltin harus
melalui tahapan revolusi industri “Borjuis’ sebelum melalpaui revoluis sosialis proletar.
Namun demikian Revolusi RRC 1949 dan Revolusi Kuba 1950, mengajarkan bahwa negara
dunia ketiga tidak harus selalu mengikuti tahapan-tahapan perkembangan tersebut, bahkan

5
dapat langsung menuju dan berada pada tahapan revolusi sosialis. Teori dependensi ini
segera menyebar dengan cepat ke belahan Amerika Utara pada akhir tahun 1960-an.

Andre Gunder Frank adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap penyebaran
awal teori ini pada masyarakat intelektual internasional. Bahkan di luar Amrika Latin, teori
Dependensi ini diidentifikasikan dengan Frank pada majalah Amerika Monthly Review,
tempat Frank sering menulis

B. TEORI DEPENDENSI

Teori Dependensi atau Teori Ketergantungan lebih menitik beratkan pada persoalan
keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa
teori dependensi mewakili “suara negara-negara pinggiran” untuk menantang hegemoni
ekonomi, politik, budaya, dan intelektual dari negara maju. Munculnya teori dependensi lebih
merupakan kritik terhadap arus pemikiran utama persoalan pembangunan yang didominasi oleh
teori modernisasi. Teori dependensi lahir karena teori modernisasi ternyata mempunyai banyak
kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori
modernisasi. Kegagalan modernisasi membawa kemajuan bagi negara dunia ketiga telah
menumbuhkan sikap kritis beberapa ilmuwan sosial untuk memberikan suatu teori pembangunan
yang baru, yang tentu saja mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan teori yang telah
ada. Kritikan terhadap modernisasi yang dianggap sebagai “musang berbulu domba” dan
cenderung sebagai bentuk kolonialisme baru semakin mencuat dengan gagalnya negara-negara
Amerika Latin menjalankan modernisasinya.

Frank sebagai pelopor kemunculan teori dependensi, pada awalnya menyerang pendapat
Rostow. Frank menganggap Rostow telah mengabaikan sejarah. Sejarah mencatat bagaimana
perkembangan dunia ketiga yang tatanan ekonominya telah dihancurkan oleh negara dunia
pertama selama masa kolonial. Pemikiran Frank terus bergulir dan disambut oleh pemikir sosial
lainnya, seperti Santos, Roxborough, Cardoso, dan Galtung. Keterbelakangan yang dialami oleh
negara-negara berkembang yang telah secara intensif mendapat bantuan dari negara-negara maju
menyebabkan ketidakpuasan terhadap asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh teori modernisasi.
Keadaan ini menimbulkan reaksi keras dari para pemerhati masalah-masalah sosial yang

6
kemudian mendorong timbulnya teori dependensi. Teori ini menyatakan bahwa karena sentuhan
modernisasi itulah negara-negara dunia ketiga kemudian mengalami kemunduran
(keterbelakangan), secara ekstrem dikatakan bahwa kemajuan atau kemakmuran dari negara-
negara maju pada kenyataannya menyebabkan keterbelakangan dari negara-negara lainnya (the
development of underdevelopment); siapa sebenarnya yang menolong dan siapa yang ditolong ?
Andre Gunter Frank (1967) dianggap sebagai salah seorang tokoh pencetus teori Dependensi ini
mengatakan bahwa keterbelakangan justru 1.42 Pembangunan Masyarakat Desa dan Kota 
merupakan hasil dari kontak yang diadakan oleh negara-negara berkembang dengan negara-
negara maju .1

Asumsi dasar dari teori Dependensi mencakup:

(1) keadaan ketergantungan dilihat sebagai suatu gejala yang sangat umum, berlaku bagi seluruh
negara dunia ketiga;

(2) ketergantungan dilihat sebagai kondisi yang diakibatkan oleh ‘faktor luar’

(3) permasalahan ketergantungan lebih dilihat sebagai masalah ekonomi, yang terjadi akibat
mengalirnya surplus ekonomi dari negara dunia Ketiga ke negara maju

(4) situasi ketergantungan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses polarisasi
regional ekonomi global

(5) keadaan ketergantungan dilihatnya sebagai suatu hal yang mutlak bertolak belakang dengan
pembangunan.

Teori Dependensi ini bukannya tanpa kekurangan, bahkan kritik yang dilontarkan
mungkin lebih banyak dari sanggahan terhadap teori Modernisasi. Salah satu persoalan yang
luput dari perhatian teori dependensi adalah kurangnya pembahasan tentang kolonialisme yang
pernah tumbuh subur di kebanyakan negara-negara berkembang. Menurut perspektif dependensi,
pemerintahan kolonial didirikan dengan tujuan menjaga stabilitas pemerintahan jajahan, dan
pemerintahan ini tidak akan pernah dibentuk dengan tujuan untuk membangun negara pinggiran.

1
Budiman, Arif (terj.) Frank, Andre Gunder Sosiologi Pembangunan Dan Keterbelakangan Sosiologi, (Jakarta:
Pustaka Pulsar 1984).

7
Teori ketergantungan ini lahir dari dua induk. Induk yang pertama adalah seorang ahli
ekonomi liberal: Raul Prebisch. Induk yang kedua adalah teoriteori Marxis tentang imperialism
dan kolonialisme, serta seorang pemikir Marxis yang merevisi pandangan Marxis tentang cara
produksi Asia, yakni Paul Baran. Kedua induk ini adalah para pemikir pendahulu dari Teori
Ketergantungan.

Kritik Terhadap Teori dependensi Klasik Kritik-kritik terhadap teori ini terutama
terhadap metode kajian, konsep dan implikasi kebijaksanaan:

1. Teori ini terjebak dalam suatu kecenderungan untuk menganalisa dan menetapkan persoalan
ketergantungan suatu negara dunia ketiga dengan negara lainnya tidak berbeda, tidak ada sesuatu
yang unik yang dimiliki oleh masing-masing negara. Oleh karena itu tidak jarang dijumpai hasil
kajian teori ini lebih merupakan karya yang menggunakan pendekatan deduktif, dengan secara
mudah memilih data dan menganalisanya untuk sekedar disesuaikan dengan apa yang
semestinya secara logis akan terjadi menurut thesis-thesis yang diajukan teori Dependensi.

2. Teori ini secara berlebihan menekankan pentingnya pengaruh faktor eksternal dengan hampir
sama sekali dinamika internal seperti misalnya; peranan kelas sosial dan Negara

3. Ketergantungan dan pembangunan dapat saja mewujud bersamaan dan bahkan lebih dari itu,
situasi ketergantungan tidak selalu harus membawa keterbelakangan. Selain itu rumusan
kebijaksanaan yang diajukan teori ini tidak jelas, menghilangkan imperialisme bisa saja tidak
secara otomatis dan mendadak mendatangkan kesejahteraan nasional, demikian pula revolusi
sosial belum tentu memenuhi janji-janji yang dikibarkan.

C. Teori Dependensi Baru

Setelah munculnya kritik terhadap teori dependensi, muncullah teori dependensi baru
yang dipelopori oleh Cardoso.

1. Metode kajian yang digunakan teori dependensi baru disebut historis struktural, yang
mengembalikan peran analisis sejarah dalam ilmu-ilmu sosial. Istilah ketergantungan
bukan sebagai teori yang selalu dapat digunakan untuk menjelaskan pola keterbelakangan

8
tetapi sebagai metode untuk menganalisis situasi kongkret negara dunia ketiga. Dengan
metode ini diharapkan kajiannya mampu menjelaskan satu situasi historis yang khas
dalam rangka melihat perbedaan dan variasi yang muncul di masing-masing negara dunia
ketiga.

2. Fokus perhatiannya pada faktor eksterm sebagai penyebaba utama ketergantungan,


tetapi ada peratian yang cukup terhadap faktor intern. Selain itu teori ini lebih tertarik
melihat aspek sosial politik dari ketergantungan (daripada dimensi ekonomis pada teori
lama). Dalam pandangan teori dependensi baru persoalan pembangunan yang ada di
dunia sekarang ini tidak dibatasi hanya pada pembahasan industri substitusi impor, atau
hanya sekedar memperdebatkan strategi pertumbuhan, dalam bentuk pilihan antara
orientasi ekspor atau tidak, pasar domestik atau pasar dunia dan Perubahan Sosial: Teguh
Kismantoroadji, Daru Retnowati, & Eko Murdiyanto 18 sebagainya. Persoalan utama
justru terletak pada ada atau tidaknya gerakan kerakyatan dan kesadaran kepentingan
politik rakyat. Oleh karena itu yang diperhatikan justru usaha-usaha pembangkitan
gerakan kerakyatan, perjuangan kelas, perumusan kembali kepentingan politik dan
pembangunan aliansi politik yang diperlukan untuk menjaga kestabilan struktur
masyarakat, tetapi sekaligus juga membuka peluang untuk adanya transformasi sosial.

3. Situasi ketergantungan dalam teori ini dilihat sebagai proses yang memiliki berbagai
kemungkinan akhir yang terbuka. Jika struktur ketergantungan memberikan batas ruang
lingkup kemungkinan perubahan, amka perjuanga kelas dan campur tangan negara dapat
melonggarkan batas tersebut, bahkan dapat melakukan transformasi struktural atau
malahan menggantinya dengan yang baru yang tidak diprediksi sebelumnya.

D. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN TEORI KLASIK DAN BARU

Persamaan :

1. Pokok perhatian Negara dunia ketiga

2. Level analisis Nasional

9
3. Konsep pokok Sentral-pringgiran, ketergantungan

4. Implikasi kebijaksanaan Ketergantungan bertolak belakang dengan pembangunan


pedesaan.

Perbedaan :

Teori depedensi klasik :

1. Metode Abstrak: pola umum ketergantungan


2 Faktor pokok External: kolonoalisme dan ketidak seimbangan nilai tukar
3. Ciri ketergantungan Fenomena ekonomis
4. Pembangunan dan ketergantungan Bertolak belakang: hanya menuju pada
keterbelakangan

Teori depedensi baru

1. Metode Abstrak : Historis-Struktural, situasi kongkrit ketergantungan


2. Faktor pokok Internal; negara dan konflik kelas
3. Ciri ketergantungan Fenomena sosial politik
4. Pembangunan dan ketergantungan Bertolak belakang: Koeksistensi: pembangunan
yang bergantungan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
- Teori dependensi baru memberikan perhatian pada kemungkinan munculnya ciri
ketergantungan yang unik dan khas secara historis seperti yang terjadi di Korea, taiwan
dan Indonesia.
- Dengan perspektif dependensi baru negara dunia ketiga tidak lagi dipandang sebagai
negara yang bergantung pada asing, tetapi sebagai aktor yang aktif yang secara cerdik
berusaha untuk bekerjasana dengan modal domestik dan modal internasional
- Jika negara dunia ketiga mampu secara selektif, hati-hati dan terencana membangun
hubungan dengan tata ekonomi kapitalis dunia, maka akan bisa membebaskan dari
keterbelakangan dan ketergantungan.

11
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/197108171998021-
SARDIN/tiga_teori_perubahan_sosial__modernisasi%2C_ketergantungan%2C__a.pdf

http://learning.upnyk.ac.id/pluginfile.php/9048/mod_resource/content/1/minggu-11-12-
Dependensi.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai